• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Seseorang dapat berkembang sejalan dengan cita- citanya untuk lebih baik melalui pendidikan. Pentingnya pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia telah diamanatkan dalam UU No. 23 Tahun 2003 tentang Fungsi Pendidikan Nasional. Pada jenjang sekolah dasar, salah satu matapelajaran yang dipelajari siswa adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu Pengetahuan Sosial adalah matapelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah (Depdikbud, 2007). Menurut Sardjio (2009:132) ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa secara mendasar pembelajaran ilmu pengetahuan sosial berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kehidupannya.

Pembelajaran di SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang pada kelas I dan

kelas IV sejak januari 2014 lalu sudah melaksanakan pembelajaran dengan

kurikulum terbaru K13 (Kurikulum 2013). Tetapi untuk kelas II, III, V, dan VI

masih menerapkan kurikulum lama KTSP karena sosialisasi dan pelatihan kepada

guru-guru tentang kurikulum baru K13 (Kurikulum 2013) untuk kelas II dan kelas

V baru dilaksanakan pada oktober 2014. Selain itu setelah pelaksanaan pelatihan

(2)

tersebut, bahan ajar berupa buku pegangan guru dan buku untuk siswa belum di distribusikan ke sekolah.

Pelaksanaan pembelajaran IPS pada kelas V SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang masih belum optimal. Guru lebih sering memberikan materi pelajaran secara konvensional dengan cara ceramah di depan kelas tanpa ada keterlibatan siswa secara langsung sehingga siswa pasif dan merasa jenuh.

Kondisi ini menunjukkan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas hanya mentransformasi ilmu pengetahuan dan siswa tinggal menerima.

Padahal dalam pembelajaran guru bisa melibatkan siswa secara maksimal sehingga siswa tidak hanya dijadikan objek belajar, tetapi bisa dijadikan sebagai subjek belajar yaitu dengan cara menggali pengetahuan siswa. Aktivitas siswa yang kurang dalam pembelajaran dikarenakan penggunaan metode yang kurang bervariasi sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Sumantri dan Permana (2001:114) metode merupakan suatu cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran atau prestasi belajar yang memuaskan.

Hasil wawancara dengan guru kelas V SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang tentang arsip hasil belajar IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya, diperoleh sebanyak 18 siswa (64%) dari 28 siswa pada tahun ajaran 2013/2014 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang mengalami ketuntasan hanya sebanyak 10 siswa (36%) dan nilai rata-rata kelas adalah 62 sedangkan nilai KKM yang ditetapkan sekolah untuk matapelajaran IPS yaitu 70.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, penulis ber-anggapan perlu suatu

(3)

alternatif metode pembelajaran yang dapat menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan tersebut diharapkan mampu menyelesaikan keanekaragaman kondisi peserta didik di dalam kelas, serta dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dengan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.

Metode pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif penyelesaian masalah ini adalah metode pembelajaran guided note taking. Supriono (2011:105) menyatakan bahwa pembelajaran aktif dengan metode guided note taking merupakan metode belajar berupa catatan terbimbing yang dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa. Media pembelajaran yang digunakan pada metode pembelajaran ini berupa lembar handout yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh guru, sehingga dalam proses pembelajaran siswa tinggal mengisi bagian-bagian yang dikosongkan pada handout guided note taking. Salah satu keunggulan metode ini ialah meningkatan daya ingat siswa pada materi pembelajaran, sehingga dari evaluasi setelah pembelajaran hasil belajar siswa akan meningkat. Selain itu agar siswa lebih memperhatiakan pembelajaran dengan mengisi handout GNT, dari aktivitasnya mengisi bagian-bagian kosong dari catatan akan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak merasa jenuh lagi.

Penulis tertarik melakukan penelitian untuk menemukan jawaban

berdasarkan permasalahan diatas melalui Penelitian Tindakan. Sebagai langkah

konseptualisasi, penulis tetapkan judul “Penerapan Metode Guided Note Taking

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Keragaman Suku Bangsa dan

Budaya Siswa Kelas V SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang”.

(4)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan metode guided note taking pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi keragaman suku bangsa dan budaya siswa kelas V SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang tahun ajaran 2014/2015?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya melalui penerapan metode guided note taking pada siswa kelas V SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang tahun ajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk.

1. Mendeskripsikan proses penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi keragaman suku bangsa dan budaya melalui metode guided note taking pada siswa kelas V SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang pada tahun ajaran 2014/2015

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi

keragaman suku bangsa dan budaya melalui penerapan metode guided note

taking pada siswa kelas V SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang pada

tahun ajaran 2014/2015.

(5)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoritis: Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh penerapan metode guided note taking terhadap hasil belajar siswa.

2. Secara praktis bermanfaat bagi.

a. Bagi siswa: Sarana untuk memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi pembelajaran.

b. Bagi guru: Masukan bagi guru dalam mengenal metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi peneliti: Menambah wawasan dan pengalaman langsung dalam menerapkan proses pembelajaran IPS melalui metode guided note taking.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah hasil belajar dari evaluasi matapelajaran

IPS pada siswa kelas V SDN Ampeldento 02 Kabupaten Malang yang berjumlah

18 siswa. Terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan. Kompetensi

Dasar Penelitian ini adalah “1.4 Menghargai Keragaman Suku Bangsa dan

Budaya di Indonesia”

(6)

F. Definisi Istilah

Supaya tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut.

1. Metode Guided Note Taking

Menurut Zaini (2010:32) guided note taking adalah suatu metode pembelajaran dengan cara menyiapkan handout berupa bagan atau skema yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran. Catatan-catatan dalam metode guided note taking harus merupakan outline atau rangkuman yang memberi gambaran tentang garis-garis besar dari pelajaran, gunanya ialah membantu siswa mengingat materi pelajaran.

2. Hasil Belajar

Menurut Snelber (dalam Rusmono, 2012:8) mengatakan bahwa perubahan dan kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:31) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Hasil belajar dipandang dari sisi siswa merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar, dan hasil belajar dipandang dari sisi guru merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

3. IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebuah matapelajaran yang diberikan di

tingkat sekolah dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas dengan jumlah

jam pelajaran yang bervariasi serta dengan disiplin ilmu yang disesuaikan dengan

kondisi perkembangan siswa. Ilmu Pengetahuan Sosial mempelajari kehidupan

(7)

sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah (Depdikbud, 2007).

4. Sekolah Dasar (SD)

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2001 Pasal 17 tentang pendidikan dasar

menyebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah

dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) atau bentuk

lain yang sederajat.

Referensi

Dokumen terkait

• Virtual , because there is no real direct network connection between the two (or more) communication partners, but only a virtual connection provided by VPN Software ,

Implementasi model cooperative learning time token Arends dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama siswa dalam pembelajaran Kewirausahaan kelas XII

UMUR SIMPAN SIMPLISIA KUNYIT (Curcuma domestica Val.) KEMASAN VAKUM DAN NON VAKUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TEST ” ini tidak terdapat karya

 HP adalah alat komunikasi yang dapat digunakan.. untuk berkomunikasi dengan banyak orang. Manfaat HP adalah untuk berkomunikasi kepada lebih dari satu orang dan untuk

Oleh karena itu dibutuhkan bangunan Pusat Perbelanjaan Souvenir di Makassar yang berfungsi untuk memudahkan wisatawan dan sebagai wadah yang tidak hanya menyajikan

[r]

(2) Pemecahan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, didasarkan atas prakarsa masyarakat yang diusulkan melalui Kepala Dusun/Punduh, selanjutnya

merumuskan rencana dan program kerja Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;.. mempersiapkan