• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

NOMOR 22 2003 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 13 TAHUN 2003

TENTANG

PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA’ALLA

BUPATI GARUT,

Menimbang : a. bahwa dinamika penyelenggaraan pemerintahan desa yang terus berkembang menuntut adanya perubahan pranata sosial yang dapat mendorong peningkatan prakarsa, kreativitas dan peran serta aktif masyarakat desa dan sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, maka Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 20 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa perlu ditinjau kembali;

(2)

b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4106);

(3)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4155);

9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 2) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 6 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 14); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 5 Tahun

2002 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 13).

Memperhatikan : Rapat-rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut dalam rangka Pembahasan 13 Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Garut tentang Pemerintahan Desa.

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GARUT

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT

TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

a.

Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para Menteri;

b.

Pemerintah Propinsi adalah Pemerintah Propinsi Jawa Barat;

c.

Daerah adalah Kabupaten Garut;

d.

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Garut;

e.

Bupati adalah Bupati Garut;

f.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah;

g.

Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa;

h.

Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa;

i.

Kepala Desa adalah pemimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

j.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan Adat Istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten;

k.

Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya di sebut BPD adalah sebagai lembaga legislasi dan pengawasan dalam hal pelaksanaan peraturan desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan Keputusan Kepala Desa;

l.

Peraturan Desa adalah semua peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa bersama-sama dengan Badan Perwakilan Desa;

m.

Dusun/Kapunduhan adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintah Desa;

(5)

n.

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa dari Daerah kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan;

o.

Pembentukan Desa adalah tindakan mengadakan Desa baru di luar wilayah Desa-desa yang telah ada;

p.

Penghapusan Desa adalah tindakan meniadakan Desa yang ada;

q.

Penggabungan Desa adalah tindakan penyatuan dua Desa atau lebih menjadi Desa baru;

r.

Pemecahan Desa adalah tindakan mengadakan Desa baru di dalam dan di luar wilayah Desa yang telah ada;

s.

Penataan Desa adalah tindakan pembenahan suatu atau beberapa Desa yang dapat berdampak pada pembentukan, penggabungan ataupun penghapusan desa.

BAB II PEMBENTUKAN

Bagian Pertama

Tujuan dan Cara Pembentukan Pasal 2

(1) Tujuan Pembentukan Desa adalah untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan desa secara berdaya guna, berhasil guna dan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan pembangunan;

(2) Pembentukan Desa dapat dilakukan dengan cara : a. Pembentukan Desa baru;

b. Pemecahan Desa; c. Penggabungan Desa.

(6)

Bagian Kedua

Syarat-syarat Pembentukan Pasal 3

Dalam pembentukan Desa harus memenuhi syarat-syarat atau faktor-faktor sebagai berikut :

a. jumlah penduduk sekurang-kurangnya 2500 jiwa atau 500 Kepala Keluarga;

b. luas wilayah yaitu daerah disekitarnya yang luas wilayahnya dapat terjangkau secara berdayaguna dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembinaan masyarakat, kecuali wilayah Taman Hutan Nasional atau wilayah tertentu lainnya yang diatur oleh peraturan perundang-undangan;

c. sosial budaya, yaitu terciptanya suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup beragama dan bermasyarakat dalam hubungannya dengan adat istiadat;

d. potensi desa, yaitu terdapatnya sumber daya alam, sumber daya manusia dan memiliki sumber pembiayaan yang dapat menunjang kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan perekonomian Desa;

e. sarana dan prasarana, yaitu tersedianya atau kemungkinan tersedianya sarana dan prasarana perhubungan, pemasaran, sosial, produksi serta sarana dan prasarana pemerintahan.

Bagian Ketiga

Nama, Batas, Pembagian Wilayah dan Kekayaan Desa

Pasal 4

(1) Dalam pembentukan Desa harus disebutkan nama, batas wilayah yang melingkupi desa tersebut dengan ditunjukan batas alam dan atau batas buatan yang jelas luas wilayah dan jumlah penduduk dari desa yang dibentuk;

(7)

(2) Pembentukan Desa dengan berdasarkan pada adat istiadat dan asal usulnya dilaksanakan dengan menentukan pula pembagian wilayahnya yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa dengan nama Dusun/Kapunduhan;

(3) Dalam pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), harus disertai pula dengan pembagian kekayaan bagi masing-masing desa tersebut.

BAB III

HAK, WEWENANG DAN KEWAJIBAN DESA Bagian Pertama

Hak dan Wewenang Pasal 5

Desa yang dibentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Daerah ini, memiliki hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut : a. Desa mempunyai hak :

1. menyelenggarakan rumah tangganya sendiri;

2. melaksanakan peraturan-peraturan dan ketentuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten dan Desa;

3. memperoleh bantuan dana pembangunan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten.

b. Desa mempunyai wewenang : 1. berdasarkan hak asal usul desa;

2. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah kabupaten; 3. tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah propinsi dan atau

pemerintah kabupaten.

c. Tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada huruf b point 3 pasal ini disertai dengan pembiayaan, sarana prasarana serta sumber daya manusia;

(8)

d. Pemerintah Desa berhak menolak pelaksanaan tugas pembantuan yang tidak disertai pembiayaan, sarana prasarana serta sumber daya manusia.

Bagian Kedua Kewajiban Desa

Pasal 6 Desa mempunyai kewajiban :

a. menjalankan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat;

b. menjalankan administrasi Desa;

c. melakukan tugas-tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan atau Pemerintah Kabupaten;

d. menjamin dan mengusahakan keamanan, ketertiban, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat desa;

e. memelihara kekayaan desa, usaha desa dan kekayaan lainnya yang menjadi milik Desa.

BAB IV PEMECAHAN DESA

Pasal 7

(1) Desa yang oleh karena perkembangan keadaan serta perkembangan teknis Pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat desa dimungkinkan untuk dipecah;

(2) Pemecahan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, didasarkan atas prakarsa masyarakat yang diusulkan melalui Kepala Dusun/Punduh, selanjutnya disampaikan kepada Kepala Desa untuk mendapatkan persetujuan BPD dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(9)

BAB V

PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN DESA Pasal 8

(1) Desa yang oleh karena kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Daerah ini, dimungkinkan untuk digabungkan atau dihapus; (2) Mekanisme pelaksanaan penggabungan atau penghapusan desa

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), didasarkan atas prakarsa masyarakat yang diusulkan melalui Kepala Desa setelah terlebih dahulu melalui persetujuan BPD yang selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB VI PENATAAN DESA

Pasal 9

(1) Desa yang karena pertimbangan teknis pemerintahan, pembangunan atau disebabkan oleh situasi dan kondisi tertentu dimungkinkan untuk dilakukan penataan;

(2) Penataan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB VII PEMBIAYAAN

Pasal 10

Biaya pelaksanaan pembentukan, penggabungan, penghapusan dan penataan Desa dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

(10)

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11

(1) Desa-desa yang telah terbentuk sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini masih tetap sebagai Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf j Peraturan Daerah ini;

(2) Selama belum ditetapkan Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini, seluruh Instruksi, Petunjuk atau pedoman yang ada atau yang diadakan oleh Pemerintah Daerah jika tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tetap berlaku.

BAB IX

KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP Pasal 12

(1) Desa-desa yang mengalami pemecahan, untuk mekanisme pengisian keanggotaan BPD, didasarkan pada keanggotaan BPD yang diusulkan oleh masing-masing Dusun/Kapunduhan;

(2) Apabila keanggotaan BPD pada Desa yang mengalami pemecahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, maka mekanisme penambahan keanggotaan didasarkan pada pemilihan di masing-masing Dusun/Kapunduhan;

(3) Masa jabatan keanggotaan BPD yang mengalami pemecahan, berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa sisa jabatan BPD yang lama.

(11)

Pasal 13

Pelaksanaan Peraturan Daerah ini, berlaku efektif pada bulan Januari 2004

Pasal 14

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 20 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

(12)

Pasal 16

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Garut.

Ditetapkan di Garut pada tanggal 2 Juli 2003 B U P A T I G A R U T,

t t d

D E D E S A T I B I

Diundangkan di Garut pada tanggal 9 Juli 2003

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,

t t d

R A H M A T S U D J A N A

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2003 NOMOR 22 SERI D

Referensi

Dokumen terkait

Upaya tokoh dalam hal memenuhi berbagai kebutuhan merupakan keinginan dan dorongan yang termotivasi oleh kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh manusia

Wirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengukuran hasil dari variabel komitmen

Sebagai Lembaga Penyiaran Publik RRI Jember mencoba memberikan acara siaran bahasa Inggris, yaitu Eddy’s English Chatty yang mana dilakukan atas kerjasama antara

FORKI mengusulkan atlet dan pelatih melalui Surat Keputusan Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia nomor 55/KPTS/PB.FORKI/KU/VIII/10 tanggal 13 Agustus 2010

Menerapkan pembelajaran dengan komputer melalui model CAI (Computer Aided instruction) untuk meningkatkan self regulation learning siswa.. Objek penelitian ini adalah mahasiswa

Pemeriksaan deteksi antigen NS1 dapat mendeteksi virus dengue lebih awal dibandingkan dengan pemeriksaan antibodi dengue (WHO, 2011) dan juga dapat dijadikan

Lebih lanjut, pendapatan konsolidasi, EBITDA, dan laba pada 2021 diperkirakan meningkat kedepannya, seiring dengan operasi normal di Tambang Emas Tujuh Bukit pasca

Dari berbagai pengertian di atas dapat diketahui bahwa pengertian dari analisis laporan keuangan merupakan suatu proses dalam rangka membantu mengevaluasi posisi