• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN

DI DUSUN NGENEP DESA KARANGPLOSO

Oleh :

Kelompok 4 (Kelas J2)

1.

Sonia Tambunan

105040201111171

2.

Rizki Eka Fitriani F

105040201111173

3.

Nike Rahma D

105040201111174

4.

Anggi Widowati

105040207111005

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

DAFTAR ISI

Hal.

BAB I ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan ...1

BAB II ...2

2.1 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Kasianto ...2

2.2 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Haji Dulasim ...7

2.3 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Sutrisno ...11

2.4 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Dasir ...14

BAB III ...17

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pratikum sosiologi pertanaian kami melakukan fildtrip di desa ngenep kabupaten karangploso dalam rangka memenuhi tugas akhir pratikum. Kami medatangi kerumah warga-warga yang telah diberi kepada kita untuk melakukan wawancari dengan pekerjaan utama mereka sebagai petani, untuk mengetahui kepemilikan sawah, berapa jumlah ternak dengan cara bercocok tanam juga cara mengelolah tanah persawahan, persemaian benih,dan penggunaan benih. kelembagan yamg terdapat di desa ngenep yaitu HIPPA dan GAKPOKTA sering juga didatangi oleh PKL untuk melakukan pengarah terhadap petani. Dalam wawancara tersebut kami juga harus mengetahui kepemilikan rumah dan benda elektronik yang terdapat dirumah warga dan keadaan rumahnya.dan yang terahir kami harus mengetahui perkembangan pertanian dari masa reformasi sampai masa orde baru apakah mengalami kemajuan atau kemunduran dan cara penanggulangan bila tanah sawah warga mengalami kemunduran.

1.2 Tujuan

(4)

BAB II

ASPEK SOSIOLOGIS PETANI

2.1 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Kasianto

IDENTIFIKASI PETANI

Petani yang diwawancarai oleh Sonia Tambunan adalah Bapak Kasianto yang berusia 56 tahun. Dengan pendidikan formal terakhir SMA dan pekerjaan utamanya di PT KAI walaupun sudah pensiunan. Beliau menjadi petani hanya sebagai sampingan saja, beliau telah menjadi petani sejak lahir. Anggota keluarga yang dinafkahi hingga sekarang 2 anak dan 1 istri. Pak Kasianto memiliki sawah atas namanya dengan luas 4.449 meter persegi sejak tahun 1978 dari membeli dan diwariskan dari orang tuanya. Dan memiliki tegal atas namanya seluas 3.594 meter persegidari membeli dan diwariskan dari orangtuanya sejak tahun 1978. Ternak yang dimilikinya hanya 16 ekor ayam.

KEBUDAYAAN PETANI

(5)
(6)

sudah akan panen, beliau tidak memanen sendiri namun beliau menjual padinya langsung dilahan masih dalam berupa tanaman.

Bapak Kasianto memperoleh pengetahuan cara bercocok tanaman padi seperti yang diuraikan di atas dari orang tua dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL). Cara bercocok tanam beliau tidak pernah berubah karena sudah merasa cocok. Namun ada beberapa hal yang berubah yaitu cara membuat jarak tanamnnya jadi menggunakan mesin dan bertambahnya penggunaan pupuk menjadi organik dan NPK. Beliau merubah cara bercocok tanamnnya karena lebih praktis dan hasilnya pun lebih lumayan dibandingkan dulu.

STRATIFIKASI SOSIAL

Luas lahan pertanian Bapak Kasianto ada perubahan sejak awal berkeluarga sampai saat ini. Pertambahan luas didapat beliau dari membeli. Saat awal berkeluarga luas lahan sawah beliau hanya 222 meter persegi, namun sekarang sudah 4.449 meter persegi. Begitupula dengan tegalnya, awalnya hanya 351 meter persegi sekarang menjadi 3.594 meter persegi. Kondisi rumahnya saat ini milik sendiri dengan luas 625 meter persegi, dengan jenis lantai keramik, dinding berupa tembok, dan atap genteng biasa. Bapak Kasianto memiliki mobil, sepeda motor, dan

sepeda. Beliau juga memiliki tv dengan ukura 21” dan memiliki HP dan

(7)

KELEMBAGAAN

Di desa ngenep terdapat gakpoktan ketua gakpoktana beranama Pak Akrim dan Pak Kasianto menjadi anggota juga kegiatan yang ada pada gakpoktan kegiatannya, yaitu 1) kerja bakti saluran air 2) bersih-bersih parit-parit 3) membrantas tikus. Pak Kasianto termasuk orang yang aktif dalam gakpoktan dan manfaat menjadi anggota gakpoktan adalah penghasilan bisa menjadi meningkat tidak seperti dulu. Di desa Ngenep juga ada HIPPA ketua dari HIPPA yaitu Pak Sanusi dan Pak Kasianto juga sebagai anggota dalam HIPPA kegiatanya mengatur jalannya air dari sumber-sumber ke sawah –sawah warga dan Pak Kasianto juga aktif dalam HIPPA manfaat yang di dapat, petani lebih ringan untuk mengairi sawahnya .

Selama menjalankan usaha tani Bapak Kasianto tidak pernah meminjam uang sebagai modal usaha tani selanjutnya.

Lembaga Lain / Pranata Sosial dama Usaha Pertanian

(8)

JARINGAN SOSIAL

Setiap ada PPL Bapak Kasianto selalu berkonsultasi, namun jarang PPL datang ke desanya. Beliau tidak pernah berkonsultasi dengan BPTP karena memang lembaga tersebut tidak pernah datang ke desanya. Kerjasama Bapak Kasianto dengan Kios Sarana Produksi Pertanian hanya sebatas membeli keperluan pertanian saja, seperti benih dan pupuk kimia. Bapak Kasianto tidak bekerja sama dengan kelompok tani dalam pemasaran hasil pertanian, karena beliau sudah punya langganan sendiri. Bapak Kasianto menabung di BRI, BNI, dan BTPN.

PERUBAHAN SOSIAL DAN GLOBALISASI

Menurut pengamatan dn pengalaman Bapak Kasianto, kondisi pertanian

Bapak Kasianto di desa Baba’an ini sekarang dibandingkan dengan kondisi

pernatian sebelum reformasi atau masa orde baru (masa presiden P. Soeharto) mengalami kemajuan dalam hal penghasilan yang lebih meningkat. Fakor

yang mempengaruhi kemanjuan dalam bidang pertanian di desa Baba’an ini

(9)

NPK tanahnya menjadi sangat liat sehingga sulit untuk diolah. Upaya beliau dalam menjaga kesuburan tanahnya dengan memberi pupuk organik pada tanahnya.

2. 2 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Haji Dulasim

I. IDENTIFIKASI PETANI

Pada praktikum sosiologi pertanian, diadakan filtrip yang dilaksanakan di desa ngenep kecamatan karang ploso. Pada praktikum ini akan menanyakan tentang pertanian yang yang ada di desa ngenep tersebut. Di desa ngenep saya mewawancarai seorang petani yang bernama H. Dulasim yang bertempat tinggal di desa ngenep RW 7. Bapak H. Dulasim tersebut sekarang berusia 68 tahun. Bapak menamatkan pendidikan terakhirnya di kursi duduk SMP. Pekerjaan bapak sehari-hari sebagai petani, dan bapak sudah menghabiskan waktunya dengan bertani. Bapak mulai jadi petani sejak tahun 1950, bapak juga tinggal bersama seorang istri. Bapak memiliki luas lahan pertanian sawah milik sendiri seluas 1/2 ha, dan memiliki lahan tegal milik sendiri seluas 1 ha,

bapak juga memiliki hewan ternak yang dipelihara yaitu 10 ekir ayam milik sendiri.

II. KEBUDAYAAN PETANI

(10)

benih 6 kg bapak membuat persemaian dengan cara menaburkan benih di polibeg dan umur persemaiannya 15 – 20 hari. Bapak menanam padi disawahnya dengan cara, jarak tanamnya 50 cm, jumlah bibit perlubangnya 1 bibit, kondisi airnya basa, karena sawah selalu dialiri air dari sawah. Bapak untuk memupuk sawahnya menggunakan jenis pupuk organic, kimia-urea phonska, ZA, dan pupuk cantik pada tanaman padi. Pupuk diberikan 1 minggu sekali dan pupuk digunakan sebanyak 5 kg. Bapak melakukan penyiangan dilakukan menggunakan tangan, dan dilakukan setiap 10 hari dengan kondisi air yang cukup. Bapak mengairi lahan sawahnya yang ditanami padi dengan cara sawah diairi dari air sungai. Tanaman padi bapak selama ini dijumpai oleh beberapa jenis hama dan penyakit yaitu pada hama ulat dan cabuk, bapak melakukan pengendalian hama penyakit tersebut dengan menggunakan cara memberikan pestisida yang berjenis premik dan dosisnya 16 liter air diberi 1 – 2 sendok prenik. Bapak menentukan padinya sudah waktu panen menunggu sampai padinya kering dan biasanya bapak melihat dari hitungan hari dari hari ke 90 – 100 hari, bapak melakukan panen menggunakan sabit, dirontokkan menggunakan gebyok, setelah dirontokkan kemudian dibersihkan dan dijemur. Hasil panen biasanya separuh disimpan dan separuh langsung dijual. Bapak memperoleh pengetahuan cara bercocok tanam dari pengalaman diri sendiri. Lahan bapak pernah mengalami perubahan, dari sruktur tanahnya karena pengolahan tanah selalu dibolak balik, dan penggunaan pupuk yang sama sehingga kandungan unsur hara yang terkandung tetap. Bapak melakukan perubahan cara budidayanya karena pengolahan tanahnya berubah, sehingga tanaman yang akan ditanam juga berubah sesuai dengan kondisi tanahnya.

III. STRATIFIKASI SOSIAL

(11)

yang ditmpai itu milik sendiri , ukuran rumah 20 m x 25 m, jenis lantai tegel/keramik, jenis dinding tembok, jenis atap genteng biasa. Bapak memiliki alat transportasi mobil, sepeda motor, dan sepeda, bapak jjuga memiliki TV 21 inc dan HP. Bapak kedudukannya dalam masyarakat menjadi tokoh agama seperti ustat.

IV. KELEMBAGAAN

Kelompok tani/gabungan kelompok tani

Didesa bapak ada kelompok tani/gapoktan, Di desa ngenep terdapat gakpoktan ketua gakpoktana beranama pak Akrim dan pak sutrisno menjadi anggota juga kegiatan yang ada pada gakpoktan kegiatannya, yaitu 1. kerja bakti saluran air 2. bersih-bersih parit-parit 3. membrantas tikus . Bapak termasuk orang yang aktif dalam gakpoktan dan manfaat menjadi anggota gakpoktan adalah penghasilan bisa menjadi meningkat tidak seperti dulu.di desa ngenep juga ada HIPPA ketua dari HIPPA yaitu pak sanusi dan bapak juga sebagai anggota dalam HIPPA kegiatanya mengatur jalannya air dari sumber-sumber ke sawah –sawah warga dan pak sutrisno juga aktif dalam HIPPA manfaat yang di dapat, petani lebih ringan untuk mengairi sawahnya .

Lembaga keuangan/perkreditan

Bapak selama menjalankan usaha taninya, bapak tidak pernah membutuhkan modal dari luar keluarga bapak.

Lembaga lain/Pranata Sosial dalam Usaha Pertanian

(12)

15.000. Bapak mendapatkan sarana produksi usahatani benih membeli, pupuk kimia membeli, pupuk organic membeli, pestisida membeli. Hasil panen padi atau sayuran pada setiap musim panen milik bapak 50% dijual dan 50% dikonsumsi sendiri. Bapak menjual hasil panennya ditengkulak.

V. JARINGAN SOSIAL

Hubungan bapak dengan PPL didesa sering komsultasi dan diskusi masalah pertanian. Hubungan bapak dengan Balai Penkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan petugasnya yang kekantornya di Karang Ploso sering konsultasi dan diskusi masalah pertanian. Bapak tidak pernah bekerjasama dengan Kios Sarana Produksi Pertanian, karena bapak tidak mengenal atau mengetahui kios tersebut. Bapak juga tidak pernah bekerjasama dalam kelompok tani bapak dalam pemasaran hasil pertanian, karena bapak selalu menjual hasil panennya di tengkolak. Bapak tidak pernah berhubungan dengan bank, karena menurut bapak memakai modal sendiri itu sudah cukup.

VI. PERUBAHAN SOSIAL DAN GLOBALISASI

(13)

tanaman yang membutuhkan pupuk-pupuk tersebut. Menurut bapak sawah/tegal selama beberapa tahun terakhir ini tidak mengalami kemunduran tingkat kesuburnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kemunduran tingkat kesuburan tanah bapak dengan member pupuk kandang pada lahan persawahan.

2. 3 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Sutrisno

Dalam pratikum ini saya mewawancari nama petani bapak sutrisno RW 9,umur bapak sutrisno sudah mencapai 58 tahun, tingkat pendidikan terakhir yang beliu capai sampai dengan SD saja dengan pekerjaan Utama bapak sutrisno sebagai petani sudah dijalankan pada 1987 tahun lalu, dan pakerjaan sampingan beliu sebagai pekerja swasta di pabrik tahu karangploso , jumlah anggota keluarga yang beliu nafkahi sekarang hanya 2 yaitu bakap Sutrisno sendiri dan juga istrinya. Pak Sutrisno memilik sawah 400 meter yang beliu dapatkan dari hasil warisan orang tuannya pada tahun 1981 dan juga memiliki jumlah kambing 2 ekor yang beliu beli sendiri.

(14)

,NPK dan ZA.pupuk di berika pada saat umur tanama 15 hari menggunakan ZA selanjutnya 15 hari lagi menggunakan NPKdan pada saat tanaman berumur 45-50 hari terserah penggunaan pupuknya sesuai dengan yang di butuhkan tanaman tersebut,pengguan pupuk NPK per hektar 50 kg dan ZA terserah penyiangan yang dilakukan hanya 1 minggu sekali dengan air terus menggenang selama tanaman berumur 45 hari bila pada saat kemarau 1 minggu sekali di airi dengan menggunakan sember air yang ada, jenis hama yang di temui untuk tanaman berupa belalang dan ulat penyakit tanamannya bercak kuning pada tanaman penggunaan penggendali hama penyakit tanaman dengan cara di semprot pestisi da yang di berika yaitu pepsin dan husban dosisnya 1 tengki 17 liter atau 3 tutup botol. pak sutisno bisa mengetahi padi yang telah ditanam sudah waktunya di tanam bila sudah kelihatan kering atau padi mengkuning,cheirang dipanen bila sudah mencpai umur 110 hari,bramo 125 hari dan ss 105 hari.pak sutrisno merontokkan gabah menggunakan sabit setelah perontokan di jemur selama 3 hari bila panas berlebih jika mendung 1 minggu setelah di jemur di simpan dengan cara padi yang sudah di masukan di sak di masukan lumbung padi,alasnya meggunakan bambu atau kayu agar tidak terjadi pengguapan atau lembab.pak sutrisno mengetahui cara bercocok tanam dari lembaga penyuluhan pertanian lapang (PKL) belajarnya di sawah pondokan dan cara bercocok tanam pak sutrisno dari 5,10,15,20 tahun yang lalu tidak pernah berubah karena bila tejadi kemaru doleh pak sutrisno tanamai sayuran atau jagung bila tidak kemaru menggunakan padi terus.

(15)

sutris pernah menjadi penggurus kelompok tani beliu menjabat sebagai sekertaris.

Di desa Ngenep terdapat gakpoktan ketua gakpoktana beranama pak Akrim dan pak sutrisno menjadi anggota juga kegiatan yang ada pada gakpoktan kegiatannya, yaitu 1. kerja bakti saluran air 2. bersih-bersih parit-parit 3. membrantas tikus . pak sutrisno termasuk orang yang aktif dalam gakpoktan dan manfaat menjadi anggota gakpoktan adalah penghasilan bisa menjadi meningkat tidak seperti dulu.di desa ngenep juga ada HIPPA ketua dari HIPPA yaitu pak sanusi dan pak sutrisno juga sebagai anggota dalam HIPPA kegiatanya mengatur jalannya air dari sumber-sumber ke sawah – sawah warga dan pak sutrisno juga aktif dalam HIPPA manfaat yang di dapat, petani lebih ringan untuk mengairi sawahnya .

Pak sutrisno dalam mengelohan sawahnya tidak pernah menggunakan modal dari orang lain,pak sutrisno selalu membutuhkan tenaga kerja pada saat waktunya panen dengan biaya harian Rp 30.000 dengan pekerjaan geblok,pak sutrisno membeli benih,pupuk kimia,pupuk organik dan pestisida dengan beli kontan dari hasil panennya yang sebelumnya pak sutrino tidak pernahmenjual hasil panennya untuk keluarganya.

Pak sutrino sering konsultan bila didesa ada PPL dan juga BPTP,pak sutrisno tidak pernah ada kerjasama dengan saran produksi pertanian alasannay karana disana tida terdapat kiosnya, pak sutrisno juga tidak pernah berhubungan dengan pihak bank manapun alasanya karena uang yang dimiiki disimpan sendiri.

(16)

memilih pupuk organik dan juga pupuk kimia lebih memilih pupuk organik karena pupuk organik lebih tanah lama terhadap tanah,sawah pak sutrisno juga tidak mengalami kemunduran dan juga pak sutrisno mencegah tingkat kemuduran tanah adalah apabila tanah sudah kelihatan keputihan maka waktunya pengapuran karena tanah mengalamipengasaman ,menceganya dalam satu tahun melakukan pangapuran tanah pada PH 4,5.

2. 4 Deskripsi Keluarga dan Usahatani Pak Dasir

I. INDENTIFIKASI PETANI

Dalam fieldtrip sosiologi pertanian kali ini, kami sekelompok menginterview gabungan kelompok tani (Gapoktan) di desa Ngenep Dusun Babaan kecamatan Karangploso. Saya Anggi, mendapat kesempatan untuk menginterview bapak Dasir, tetapi saat saya berkunjung ke rumahnya ternyata pak dasir sedang tidak ada dirumah, sehingga saya menginterview isteri pak Dasir, yaitu Ibu Suwati. Ibu Suwati berumur 40 tahun. Tingkat pendidikan terakhir Ibu Suwati ini adalah SD. Pekerjaan Utama Ibu Suwati dan suaminya yaitu Tani dan tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya. Ibu Suwati ini betani sejak usianya 16 tahun pada waktu itu tahun 1986. Ibu Suwati hanya memiliki satu orang anak saja yanng kini telah bekerja dan sudah menikah. Ibu Suwati memilliki lahan sawah sendiri pada tahun 1986 yang beliau dapat dari membeli yaitu seluar 1/6 ha, dan memiliki lahan tegal saat usia 25 tahun yaitu pada tahun 1995 seluas 1/3 ha. Disamping memiliki lahan sawah dan tegal Ibu Suwati ini juga memiliki ternak yaitu seekor sapi, 25 ekor ayam dan 23 ekor bebek.

II. KEBUDAYAAN PETANI

(17)

lahannya dengan jagung dan kanang, namun paling sering menanam padi. Varietas tanaman padi yang Ibu Suwati tanam yaitu IR 64, karena menurut Ibu Suwati varietas padi IR 64 ini yang paling cocok di tanam di lahan sawahnya, hal ini juga sudah mengalami beberapa kali penanaman dengan varietas padi yang lainnya namun hanya varietas padi IR 64 saja yang cocok dan tumbuh baik di lahan sawah Ibu Suwati ini.

Dalam pengolahan lahannya Ibu Suwati ini menggunakan cangkul dan sering kali menggunakan bajak dengan tenaga sapi. Dalam hal persemaian Ibu Suwati ini membuat sendiri persemaiana tersebut langsung di tanah dekat lahan yang nantinya akan ditanami padi. Umur persemaian berkisar antara 22-25 hari. Jarak tanam padi yang digunakan oleh Ibu Suwati ini adalah 25 cm dengan jumlah bibit perlubang dan dengan kondisi tanah yang tergenang air yanng setara dengan permukaan tanah. Dalam pemupukan padi ibu Suwati menggunakan pupuk Organik, Urea, ZA, dan NPK. Selama penanaman hingga panen Ibu Suwati hanya melakuakan dua kali pemupukan yaitu pada waktu penyiangan pertama, dalam penyiangan ini umur tanaman kira-kira 20 hari, penyiangan dilakukan menggunakan tangan yang sebelumnya lahan digenangi air agar mudah dalam penyiangan. Jadi setelah dilakukan penyiangan yang pertama selanjutnya dilakukan pemupukan dengan pupuk ZA dan Urea. Pemupukan yanng kedua dilakukan disaat malai mulai tumbuh yaitu menggunakan pupuk NPK, ZA dan sedikit pupuk Urea. Dalam hal pengairan atau mengairi sawah lahan Ibu Suwati ini menggunakan air dari Sumber mata air.

(18)

Dalam menentukan bahwa padi sudah siap panen Ibu Suwati berpedoman pada warna padi yang telah menguning. Beliau menggunakan sabit untuk memanen padi dan menggunakan geblok untuk memisahkan bulir padi sari malainya. Setelah bulir padi sudah terpisah langkah selanjutnya yaitu penjemuran. Setelah dilakukan penjemuran beberapa kali dan dirasa bahwa padi sudah kering, maka bulir padi tersebut diselep (memisahkan kulit bulir padi dari bulirnya menggunakan tenaga motor). Hasil panen padi ini tidak semua diselep, namun sebagian disimpan dalam bentuk bulir padi dan dimasukkan dikemas dalam karung. Dan berasnya disimpan di genthong yang selanjutnya beras tersebut dikonsumsi keluarga Ibu Suwati ini. Ibu Suwati ini memperoleh pengetahuan bercocok tanam dari orang tua beliau yang sejak kecil telah mengajarkan beliau tentang bagaimana bercocok tanam.

III. STRATIFIKASI SOSIAL

Luas lahan Ibu Suwati ini mengalami perubahan luas dari awal menikah hingga sekarang. Lahan Ibu Suwati ini bertambah sempit karena sebagian lahan beliau dijual. Lahan sawah yang pada awal berkeluarga tahun 1986 seluar ¼ ha, kini pada tahun 2011 menjadi 1/6 ha, karena sebagian lahan sawahnya dijual.

Ibu Suwati memiliki sebuah rumah yang berukuran 6 x 12 m, dengan jenis lantai tegel, dinding tembok dan atap dari genteng. Ibu Suwati juga

memiliki kepemilikan komunikasi yaitu televisi 29 “inc. Dalam kehidupan

bermasyarakat suami Ibu Suwati ini pernah menjabat sebagai ketua RT di desanya.

(19)

Di desa Ngenep terdapat gakpoktan ketua gakpoktan beranama pak Akrim dan suami Ibu Suwati yaitu pak Dasir menjadi anggota juga kegiatan yang ada pada gakpoktan kegiatannya, yaitu 1. kerja bakti saluran air 2. bersih-bersih parit-parit 3. membrantas tikus . pak sutrisno termasuk orang yang aktif dalam gakpoktan dan manfaat menjadi anggota gakpoktan adalah penghasilan bisa menjadi meningkat tidak seperti dulu. Di desa Ngenep juga ada HIPPA ketua dari HIPPA yaitu pak Sanusi dan pak Dasir, suami Ibu Suwati juga sebagai anggota dalam HIPPA kegiatanya mengatur jalannya air dari sumber-sumber ke sawah –sawah warga dan pak sutrisno juga aktif dalam HIPPA manfaat yang di dapat, petani lebih ringan untuk mengairi sawahnya.

Selama bertani Ibu Suwati tidak pernah membutuhkan modal dari luar keluarga. Beliau juga tidak menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Semua pekerjaan bertaninya dilakukan oleh Ibu Suwati dan suaminya saja. Dalam mendapatkan sarara produksi Ibu Suwati membeli kontan dari Toko yang menjual bibit lalu disemaikan sendiri atau terkadang Ibu Suwati juga menggunakan bibit hasil panen sebelumnya. Begitu juga dengan pupuk kimia, pupuk organik dan pestisida, beliau membeli kontan di Toko pertanian. Hasil panen padi Ibu Suwati ini tidak pernah dijual, karena seluruh hasil panen hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk dikonsumsi sendiri.

V. JARINGAN SOSIAL

(20)

memasarkan hasil pertaniannya. Beliau juga tidak pernah berhubungan dengan Bank.

VI. PERUBAHAN SOSIAL DAN GLOBALISASI

Menurut pengamatan dan pengalaman Ibu Suwati kondisi pertanian sekarang di desanya dibandingakan dengan kondisi pertanian sebelum reformasi atau masa orde baru (masa presidennya P.Soeharto) di masa sekarang mengalami kemunduran, di masa sekarang ini pupuk mahal, harga jual hasil pertanian murah, dulu Ibu Suwati masih sering menjual hasil perrtaniannya karena menurut beliau pada saat presidennya P.Soeharto harga jual hasil pertanian tinggi, walaupun hanya dijual sebagian tetapi hasil penjualan hasil pertanian cukup untuk memenuhi kebutuhan Ibu Suwati sekeluarga.

(21)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum fieldtrip sosiologi pertanian kali ini adalah sebagai berikut:

a. Semua petani yang diwawancarai memiliki lahan pertanian atas nama mereka sendiri.

b. Semua petani memiliki ternak ayam milik sendiri.

c. Hampir semua petani menanam padi di lahannya.

d. Cara pengolahan tanam sudah menggunakan mekanisasi pertanian

e. Petani sudah menggunakan pupuk organik

f. Mayoritas petani menggunakan padi varietas cierang dan IR 64

g. Hama yang menyerang petani kebanyakan tikus.

h. Semua petani mengetahui cara bercocok tanam dari orang tua dan PPL

i. Semua petani rumahnya milik sendiri dan sudah bertembok serta atap dari genteng dan lantai kramik, memiliki televisi, telfon, dan kendaraan pribadi.

j. Semua petani aktif dalam Gapoktan dan HIPPA

k. Semua petani membeli sarana produksi usaha tani (benih, pupuk, pestisida) secara kontan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 6.3 grafik pengujian terhadap kombinasi crossover rate dan mutation rate dapat dilihat bahwa nilai kombinasi cr = 0,7 dan mr = 0,3 merupakan

Tujuan penelitian untuk mengetahui validitas (sensitifitas, spesifisitas, likelihood ratio) pemeriksaan barium enema sebagai alat diagnostik Hirschsprung’s disease

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2012:6). Penelitian yang telah dilakukan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan etnomatematika pada proses

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diazinon (pestisida) terhadap tingkat keberhasilan larva yang terbentuk dan waktu dari setiap tahap perkembangan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan.. Lembaran Negara Republik Indonesia

Data kuantitatif yang diperoleh meliputi kecepatan waktu induksi kalus, persentase induksi kalus, indeks pertumbuhan kalus dan kandungan steviosida, sedangkan data kualitatif

Madura karena technoware merupakan fasilitas transformasi yang digunakan dalam proses produksi batik tulis tersebut. Sedangkan yang dapat membangun, menyiapakan dan

Pengelompokan Berdasarkan Nilai Investasi (NI) Pengelompokan berdasarkan nilai investasi dengan menghitung jumlah pemakaian dikalikan harga rata-rata obat selama periode