• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepribadian dan kemampuanterhadap kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Kepribadian dan kemampuanterhadap kinerja "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Berprestasi Tinggi: Nilai, Motif dan Sikap

1

Oleh: Ayi Karyana2

Pay attention to the effects of your plans concerning to the values, motives and attitudes of people, because in the long time, these factors will determine whether the plans are successful in economic development (Perhatikanlah pengaruh dari rencana Anda terhadap nilai, motif dan sikap dari orang-orang karena dalam waktu yang cukup lama faktor ini akan menentukan apakah rencana tersebut berhasil dalam pertumbuhan ekonomi (kesejahteraan). McClelland, The Achieving Society, 1961: 393).

Pendahuluan

Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan suatu aktivitas, antara lain nilai. Unsur nilai yang ada dalam suatu masyarakat atau bangsa perlu dijadikan pedoman perilaku dalam melakukan pemikiran, berpikir dan bertindak dari setiap aktor manajemen dalam mencapai suatu tujuan atau mewujudkan harapan dan cita-cita kehidupan yang mengarah pada kesejahteraan, bukan menimbulkan kemiskinan.

Motif atau motive merupakan proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Dengan demikian para perencana manajemen pembangunan perlu memahami proses psikologis ini, jika mereka ingin berhasil memandu orang-orang menuju mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Sikap adalah kecenderungan merespons sesuatu secara konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung dengan memperhatikan suatu objek tertentu.3

Sikap mempengaruhi perilaku pada suatu tingkat yang berbeda dengan nilai. Sementara nilai mewakili keyakinan yang mempengaruhi perilaku pada seluruh situasi, sikap hanya berkaitan dengan perilaku yang diarahkan pada objek, orang-orang, atau situasi tertentu.4 Sikap biasanya dinyatakan dengan cara-cara kegiatan

yang sama dan berulang-ulang terhadap suatu objek sosial. Sikap ini dinyatakan tidak hanya oleh individu tetapi dapat juga dilakukan oleh sekelompok orang atau masyarakat. Terjadinya sikap biasanya didasarkan pada keyakinan yang menonjol atau penting yang dapat berubah bersamaan dengan diterimanya informasi yang relevan.

Seperti dikemukakan McClelland bahwa nilai, motif dan sikap akan menimbulkan kepercayaan dari keberhasilan manajemen pembangunan suatu daerah atau negara.

Kebutuhan Manajemen Pembangunan: Untuk Prestasi

Teori Murray yang diadopsi oleh McClelland, mengambil bentuk-bentuk kebutuhan yang sangat berbeda. Argumennya sangat sederhana dan jelas. Sebagai

1Pencerahan matakuliah Perilaku Administrasi

2Staf Akademik pada Jurusan Ilmu Administrasi FISIP Universitas Terbuka

3M Fishbein dan I Ajzen, Belief, Attitude, Intention and Behavior.- An Introduction to Theory and Research (Reading, MA: Addison-Wesley Publishing, 1975), p. 6.

4Untuk pembahasan mengenai nilai dan sikap, lihat BW Becker dan PE Connor, “Changing

American Values-Debunking the Myth;” Business, Januari-Maret 1985, hal. 56-59 atau Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, Bab 5 Perbedaan Individu: Kepribadian, Sikap, Kemampuan, dan Emosi, dalam Perilaku Organisasi. Penerbit Salemba Empat 2003. hal. 182-184.

(2)

Individu, kita masing-masing mempunyai banyak kebutuhan dan kebutuhan itu tidak sesederhana yang disebutkan oleh Maslow5 dan Adler6. Kebutuhan tersebut

mengambil banyak bentuk yang berbeda-beda. Yang terkenal adalah kebutuhan untuk berprestasi, kekuasaan, otonomi, dan afiliasi. Argumen yang diajukan adalah, jika dalam beberapa cara Anda dapat mengkodifikasi kebutuhan individual, maka Anda dapat mulai memprediksi kemungkinan besar cara individu itu akan bekerja. Sebagai contoh, seseorang dengan kebutuhan prestasi yang tinggi kemungkinan besar menjadi dimotivasi oleh diri sendiri (self motivatied). Sebaliknya, orang dengan kebutuhan prestasi yang rendah membutuhkan lebih banyak pengawasan atau supervisi oleh atasannya, tetapi itu saja tidak cukup.

Belbin dan Hartson, 1976 dalam Tyson&Tony Jackson7 menggunakan bentuk

kepribadian tertentu yang benar-benar menyatakan kebutuhan untuk berprestasi. Mereka membaginya menjadi empat unsur: kompetitif, pencapaian, determinasi, dan konsistensi. Alasannya adalah, meskipun dimungkinkan untuk menentukan tujuan dan sasaran seseorang (kebutuhan untuk pencapaian) tanpa perlu determinan untuk melihatnya lebih jauh, kebutuhan tersebut tidak mungkin memberikan hasil yang efektif. Dengan cara yang sama, beberapa kebutuhan manusia untuk berprestasi dapat disederhanakan menjadi kebutuhan untuk kompetitif. Implikasinya, mereka mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk dapat melakukan dengan lebih baik daripada orang lain. Cara untuk menentukan apakah itu dapat efektif atau tidak adalah dengan melihat arah kompetitif itu ditujukan. Jika arahnya dalam kelompok individu itu sendiri, maka jelas kemungkinan besar menjadi aspek perilaku yang disfungsional. Bahkan konsep sederhana mengenai kebutuhan untuk prestasi dapat dibagi menjadi banyak unsur pokok, yang pada waktunya akan menentukan apakah bentuk perilaku tertentu itu efektif atau sebaliknya.

Penelitian McClelland mendukung suatu hubungan yang analog bagi masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Hasil-hasilnya mengungkapkan bahwa tingkat pembangunan ekonomi sebuah negara berhubungan secara positif dengan motivasi prestasi seluruh warga negaranya. Memang, McClelland menekankan pentingnya faktor motivasi. Dinyatakannya Freud telah mengajarkan bahwa berbagai motif dapat menimbulkan perilaku dan sikap tertentu. Perilaku manusia tidak selalu rasional, khususnya sebagaimana yang dimaksudkan Freud dengan arti rasionalitas. Misalnya berfantasi.

Acuan McClelland adalah bahwa masyarakat yang tinggi tingkat kebutuhan untuk berprestasi, umumnya akan menghasilkan wiraswastawan yang lebih bersemangat dan selanjutnya menghasilkan perkembangan ekonomi yang lebih cepat. Bila kebutuhan untuk berprestasi berkembang pesat, maka individu akan menunjukkan perilaku yang tepat, mewujudkan semangat kewiraswastaan, dan karena itu akan bersikap dan bertindak sedemikian rupa untuk memajukan perkembangan ekonomi.

Dalam upaya untuk mengeksplorasi lebih dalam hubungan antara kebutuhan untuk berprestasi dan pengelolaan manajemen, kita dapat mengadopsi proses yang

5Lima unsur yang sering disebut hierarki kebutuhan Maslow adalah fisik, rasa aman, (self of

belonging), harga diri (self esteem), dan aktualisasi diri (self fulfillment).

6Adler menyempurnakan pemikiran Maslow dengan teori ERG-nya yaitu existensi, relationship dan growth yang menjadi satu konsep tunggal. Eksistensi dimasukkan dalam aspek fisik dan rasa aman pada teori Maslow. Relationship atau hubungan adalah kebalikan dari kebutuhan untuk memiliki. Aktualisasi diri dalam teori Maslow berkaitan dengan istilah

growth atau pertumbuhan pada teori Adler yang meliputi self esteem dan aktualisasi diri. 7Tyson, Shaun&Tony Jackson., The Essence of Organizational Behaviour: Perilaku

Organisasi, Penerbit Andi, Yogyakarta: 2001, hal 23.

(3)

dilakukan McClelland cs. Mereka melakukan tiga jenis riset. Pertama, mereka mencoba menemukan tindakan sekelompok untuk menemukan ukuran kebutuhan untuk berprestasi dari kelompok. Kedua, mereka menemukan ukuran individual dari motif, kepentingan, nilai-nilai dan pelaksanaannya. Ketiga, meneliti perilaku, termasuk motif kegiatan para pengusaha. Kesimpulan yang diperolehnya, bahwa hubungan antara kebutuhan untuk berprestasi dan pertumbuhan ekonomi sangat nyata. Banyaknya cerita-cerita yang berorientasi pada prestasi di dalam kepustakaan imajinatif di zaman modern, berhubungan erat dengan laju perkembangan ekonomi yang semakin cepat. Kesimpulan tersebut berlaku baik bagi negara Barat seperti Amerika Serikat maupun negara komunis seperti Rusia.

Dengan mengadopsi proses di atas, dapat diasumsikan bahwa pengaruh rencana dalam hal ini motif untuk berprestasi akan berpengaruh terhadap nilai, motivasi dan sikap untuk meraih prestasi (keunggulan kompetitif) berupa kemajuan dalam berbagai aspek bukan hanya sekedar kemajuan ekonomi. Jadi Amerika Serikat dan Rusia menjadi negara maju menurut pandangan McClelland bukan hanya karena liberalisme dan komunisme, tetapi motivasi untuk berprestasinya yang tinggi.

Bagaimana caranya menerangkan kelambatan pertumbuhan ekonomi? Contohnya Mengapa Indonesia tidak mampu mempertahankan laju pertumbuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya yang terus bertambah banyak, pengangguran bertambah, pencari kerja yang terus bertambah? Kita tahu sumber alamnya jelas cukup tersedia. Analoginya: tongkat kayu ditanam begitu saja, bisa tumbuh. Tentu saja tongkat tanaman hidup, bukan tongkat yang kering. Kalau dikaitkan dengan Premis McClelland dapat dijelaskan bahwa tingkat motivasi untuk berprestasi dan sejenis nilai-nilai prestasi dan sikap yang dimiliki orang Indonesia

tidak memadai untuk melaksanakan tugas menaikkan tugas pertumbuhan ekonomi. Dalam kasus Brazilia, jika dibandingkan dengan sampel orang Amerika Serikat, Rosent memperlihatkan orang Brazilia tingkat motivasi untuk berprestasinya lebih rendah, nilai mengenai aktivismenya lebih rendah, sikapnya kurang berorientasi ke masa depan tetapi hanya sesaat, asal kebutuhan hari ini terpenuhi sudah cukup, kalau kurang dicukup-cukupkan, dan penilaian atas sesuatu seperti pekerjaan dan mobilitas pisik pun lebih rendah.8 Sikap yang terlihat dalam kenyataan, umumnya di

negara-negara berkembang adalah: kepura-puraan, ketak-acuhan, minat negatif, kelengahan dan kebutaan teknologi.

Seperti dikemukakan di atas, McClelland menyatakan wiraswastawan secara emosional nampaknya jauh lebih stabil dan sehat, didorong oleh hasrat untuk berprestasi, tetapi identitasnya berasal dari nilai-nilai dominan yang diakui lingkungan sosialnya. Kesimpulan yang dikemukakannya adalah ada hubungan positif antara tingkah laku seseorang (nilai, motif, dan sikap) yang memiliki motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha. Ada hubungan positif antara karakteristik seseorang (nilai, motif, sikap) dengan motif prestasi yang tinggi, artinya:

 Memilih resiko moderat, maksudnya bahwa dalam tindakannya memilih melakukan sesuatu yang mengandung tantangan dengan kemungkinan berhasil;

 Mau mengambil tanggungjawab pribadi, maksudnya bahwa kegagalan yang terjadi tidak dialihkan tanggungjawabnya pada pihak lain;

 Mencari dan mau menerima umpan balik;

 Berusaha mencari dana baru untuk melakukan sesuatu.9

8Bernard C. Rosent, “Achievement and Economic Growth in Brazil”, Sosial Forces 42, 1964:341-354 dan Lauer, Robert H, “Perspektif Tentang Perubahan Sosial”, Jakarta, Rineka Cipta, 2001:141.

(4)

Dikaji dari bidang Administrasi Publik dikaitkan dengan cara berpikir yang dikemukakan oleh McClelland dengan suntikan virus mental berupa kebutuhan untuk berprestasi tinggi, perlu dikemukakan enam “dosa mati” yang biasa dilakukan aktor pertumbuhan (birokrat) yang dikemukakan Peter Drucker10 dan enam penyakit

manajemen pembangunan menurut W. E. Deming.11.

Enam Dosa Mematikan Enam Penyakit Manajemen

1) Ketiadaan target-target kinerja yang jelas

2) Mencoba untuk melakukan banyak pekerjaan sekaligus

3) Pemecahan masalah dengan mengerahkan anak buah ke masalah tersebut

4) Kekurangan sikap eksperimental 5) Kekurangan evaluasi sehingga

tidak ada yang dapat dipelajari dari pengalaman

6) Keengganan untuk menghentikan program

1) Kekurangmantapan tujuan

2) Tekanan kepada pemikiran jangka pendek dan siklus anggaran tahunan

3) Dampak yang menghancurkan dari

annual “merit” review dan evaluasi kinerja individual

4) Mobilitas manajemen senior 5) Pengelolaan hanya dengan

angka-angka yang terlihat atau

management by the numbers

6) Biaya pengobatan yang berkelebihan dan biaya kewajiban yang membengkak akibat ulah para pengacara yang bekerja dengan balas jasa yang dikaitkan dengan hasil perkara

Kesimpulan

Kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi dalam upaya pertumbuhan ekonomi memang perlu disuntikkan ke dalam tubuh manusia di tempat, daerah atau negara manapun berada, sehingga tingkat jangkit nilai-nilai, motif dan sikapnya bermotif meraih prestasi tinggi dan merasuk pada pikiran untuk melakukan sesuatu dengan baik atau melakukan sesuatu dengan lebih baik. Perubahan sikap ke pertumbuhan ekonomi model people centered development mensyaratkan juga penedekatan psikologi tersebut demi terjadinya pembangunan manusia seutuhnya yang sejahtera lahir dan batin.

9Sedarmayanti., Restrukturisasi Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi

Dinamika Perubahan Lingkungan: Ditinjau Dari Beberapa Aspek Esensial dan Aktual, Mandar Maju, Bandung: 1999: hal. 176.

10Peter Drucker, “The Deadly Sins I Public Administration”, Public Administration Review 40, no. 2, 1980, hal. 103-106.

11W. Edward Deming, Out of The Crisis, Cambridge: MIT Center for Advandced Engineering Study, 1986.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motorik halus sebelum diberi permainan lego konstruktif yaitu sebanyak 4.5% anak mengalami penyimpangan, 50% anak meragukan, dan 45.5%

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Inquiry dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada kompetensi IPA.. Kata

Berdasarkan hasil penelitian, Santalum album merupakan tanaman penghasil santalol (minyak cendana/ sandalwood oil) yang mempunyai banyak manfaat, di antaranya adalah untuk bahan

Keinginan lembaga ini untuk bisa setara dengan lembaga pendidikan dan donor asing seperti DAAD (Jerman), AusAid (Australia) atau USAID (Amerika Serikat) atau lembaga

Pada kelompok t erdiri dari 4 orang, orang pert ama akan memberikan ke orang kedua dengan 3 cara, orang kedua akan memberikan ke orang ket iga dengan 2 cara, orang ket iga akan

Hal ini menunjukkan bahwa karakter morfologi mampu menilai tingkat keseragaman buah, fuli dan benih pala yang dihasilkan dalam satu pohon induk pala terpilih.. Manangata

- Percaya dan yakin sepenuhnya, bahwa Jihad fi sabilillah adalah satu-satunya cara, laku, usaha dan ‘amal memperjuangkan Keluhuran Agama Islam, Kedau-latan Negara Islam

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, workengagement dapat disintesis menjadi sebuah definisi konseptual, yaitu sikap hati yang positif dalam memandang pekerjaan