• Tidak ada hasil yang ditemukan

Term Manusia Dalam Al quran Filsafat Pen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Term Manusia Dalam Al quran Filsafat Pen"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Tri Wisudani Damanik

Nim : 0301162130

Kelas / Semester : PAI1 / III

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam

Term Manusia Dalam Al-Qur’an

Dalam al-Quran, terdapat terma atau istilah yang merujuk pada kata manusia, antara lain: (1) al-Nas dan berbagai bentuk derivasnya seperti al-Insan, al-Ins, al-Unas, al-Nasiyya, dan al-Insyya, (2) al-Basyar, dan (3) Bani Adam

Menurut Aisyah Abdurrahman, dalam al-Quran, kata al-Nash, al-Ins, al-Insan tidak pernah digunakan untuk arti manusia secara fisik. Menurutا „Aisyah,ا kataاal-Ins selalu disebutkan bersamaan dengan kata al-Jin sebagai perbandingan. Sedangkan kata al-Insan, nilai kemanusiaannya tidak hanya terbatas pada kenyataan spesifik manusia untuk tumbuh menjadi a-Ins, tetapi juga sampai pada tingkat yang membuatnya pantas untuk menjadi khalifah di bumi, menerima beban taklif, dan amanah kemanusiaan.

Kemudian, kata al-Basyar yang semakna dengan al-basyariyah adalah zhahir al-jald yang bermakna kulit yang tampak. Manusia disebut al-Basyar karena memang kulit nya tampak jelas dilihat dan tidak ditutupi bulu tebal seperti hewan. Karenanya, kata Basyar selalu dihadirkan al-Quran dalam arti fisik biologis manusia yang tampak jelas.

Sementara itu, secara etimologi, kata bani Adam bermakna generasi keturunan Adam as. Kata bani yang dalam bentuk masdar nya adalah al-binaاyangاberartiا“bangunan”.اSedangkanا kata Adam merujuk pada nabi Adam a.s yang merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah Swt. Karena itu, secara umum, terma bani Adam dimaknai sebagai generasi yang dibangun, diturunkan, atau dikembangbiakkan dari Adam a.s. Dalam Al-Quran kata bani Adam selalu merujuk pada konsep persamaan kemanusiaan, yaitu sama-sama keturunan nabi

Adam a.s dan sama-sama memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang universal.1

1

(2)

Manusia sebagai Makhluk materi dan Non Materi

Manusia bukanlah makhluk yang ada (being) dan berada (existence) dengan sendirinya. Al-quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dari segumpal darah. Tuhan pencipta manusia disebut al-Quran sebagai al-Rahman, yakni Allah Swt.

Dalam al-Quran dijelaskan bahwa manusia disiptakan dari unsure-unsur yang bersifat material dan non material. Karenanya manusia merupakan makhluk dua dimensi. Dimensi material manusia adalah al-jism dan dimensi non material nya adalah ruh. Al-Quran menjelaskan bahwa dimensi material manusia disebut al-jism tersebut besar dari tanah.

Kemudian, dimensi non material manusia disebutkan al-Quran sebagai al-ruh, yakni entitas ghaib ciptaan ciptaan Tuhan yang langsung ditiupkan-Nya ke dalam al-jism manusia.2

Proses Penciptaan Manusia

Secara umum, Alquran memaparkan bahwa manusia diciptakan dari diri yang satu,yakni Adam as,yang darinya Allah SWT menciptakan perempuan, yakni hawa, dan dari keduanya Allah SWT memperkembangkan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.

Hal ini secara eksplisit dikemukakan Allah SWT melalui firmannya :

اَ َ َ ا َنَو َ ا َنلِ اَ َ َ َ اٍ َ ِا َ اٍف َ ا ِ ا ُ َ َ َ ا ِ َا اُ ُ َ َ ا ُ َا اُا َلا ا َنُ َ ً َ

اًا َ ِ اَ ا ًي ِ َ ا ًا َوِ ا َ ُنلِ ا

Artinya: Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada kedua nya

Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Dalam Alquran ditemukan informasi bahwa ada dua macam proses penciptaan manusia. Pertama, penciptaan secara primordial, yaitu berkaitan dengan penciptaan manusia pertama yakni Adam as. Kedua, proses penciptaan seluruh manusia atau generasi yang diturunkan dari Adam as.

Alquran menginformasikan bahwa proses penciptaan Adam as berbeda dengan manusia pada umumnya. Menunjuk al-khaliq, dengan menggunakan dhamir berbentuk tunggal, yakni Aku. Hal ini bisa dilihat dalam beberapa firman Allah dalam Q.S Al-baqarah ayat 30:

2

(3)

اِضْ َأ ايِفاٌلِع َوايِ ِإاِةَ ِئا َََ ْ ِااَكُ َ اَل َقاْذِإاَ

Artinya : Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan kepada para malaikat : sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi.3

Berbeda dengan penciptaan Adam as, ketika berbicara tentang proses penciptaan manusai secara umum (yakni generasi yang diturunkan dari Adam as). Alquran menyebutkan kata ganti al-khaliq dengan dhamir yang berbentuk jamak, yakni Kami.

Hal ini misalnya ditemui pada beberapa ayat Alquran Q.S At-tin ayat 4 :

اٍ ِ ْ َااِ َ ْاَ ايِفا َن َ ْ إ ا َلْ َ َ اْ َ َا

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.4 Redaksi ayat dengan dhamir tunggal,yakni Allah SWT , sebagaimana dinyatakan dalam kasus penciptaan Adam as, memberi arti bahwa tidak ada campur tangan atau keterlibatan pihak lain dalam proses penciptaan Adam as, selain Allah SWT. Hal itu berbeda dengankasus penciptaan manusia secara keseluruhan,yakni generasi yang diturunkan dari Adam as.

Karenanya, ketika menafsirkan QS. At-tin (95):4. Shihab5 menyatakan bahwa Dhamir jamak,yakni Kami, dalam ayat tersebut memberi arti bahwa ada keterlibatan pihak lain yang dilibatkan Allah SWT dalam proses penciptaan manusia. Pihak lain itu adalah Ayah dan Ibu. Keterlibatan keduanya tidak hanya mencakup proses reproduksi ,akan tetapi memilki pengaruh terhadap bentuk fisik dan psikis anak.

Alquran tidak menguraikan secara rinci bagaimana proses penciptaan atau kejadian Adam as, kecuali hanya menerangkan beberapa hal, yaitu:

1) Bahwa Adam as diangkat Allah SWT sebagai khalifah 2) Adam as diciptakan dari tanah

3) Para malaikat diperintahkan untuk sujud, yakni memberikan penghormatan kepada Adam as

4) Allahاmenta‟limkanاal-asma’a kullah kepada Adam as

(4)

Keistimewaan Manusia

Al-Quran menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah Swt yang memikili sejumlah keistimewaan bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Secara umum, keistimewaan tersebut mencakup tiga hal pokok, yaitu:

1. Bentuk yang terbaik sebagaimana disebutkan dalam Q.S, at-Tin [95]:4

2. Fakultas psikhis, antara lain al-Sam’a, al-Abshar, dan al-Af’idah yang memungkin kan manusia untuk mampu berterima kasih atau bersyukur kepada Tuhan dan mempertanggung jawabkan amal atau perbuatannya.

3. Fitrah beragama Tauhid, yakni pengukuan akan ke-Tuhanan Allah Swt.6

Tujuan, Fungsi, dan Tugas Penciptaan Manusia

Tujuan penciptaan makhluk – termasuk manusia tentunya – adalah untuk mengenal

Tuhanyaا(„arafa rabbah). Karenanya, ketika berada didalam ruh Allah Swt telah mengambil

syahadah atau kesaksian diri manusia terhadap keberadaan dan keesan-Nya. Dalam konteks

ini, syahadah atau kesaksian merupakan bukti pengenalan dan kesadaran diri manusia akan keberadaan Tuhannya. Agar manusia tidak mudah melupakan syahadah itu, maka Allah Swt menganugrahkan kepada mereka potensi al-sam’a, al-abshar, dan al-af’idah.

Fungsi penciptaanاManusiaاsebagaiاmakhlukاibadahاatauا„abdاAllahاyanggاdiperintahkanا

untuk mengabdi atau menghambakan diri secara kontiniu dengan tulus, ikhlas, hanya kepada Allah Swt semata secara eksklusif, hal ini ditegaskan Allah Swt dalam Firmannya Q.S, al-Dzariyat ayat 56:

اِن ُ ُ ْ َ ِاا َاِإا َفْ ِ ْإ َ اَ ِ ْا اُ ْ َ َ ا َ َ

Artinya: “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdikan diri atau menyembah ku.7

6

Al Rasyidin, op cit, hal. 22

7

(5)

Tugas penciptaan Manusia secara sempit, makna ibadah mengacu pada tugas-tugas

pengabdian manusia secara individual sebagai hamba Allah Swt. Tugas ini mewujudkan dalam benuk pelaksanaan ibadah ritual yang dilaksanakan secara terus meneru dengan penuh keikhlasan. Kalimat Liya’budun yang berarti kecuali untuk menyembahku berbentuk Fi’il mudhari’, yang dalam Grametika bahsa Arab lazim digunakan untuk suatu perbuatan yang sedang dan akan terus menerus dilakukan dimasa mendatang. Pemenuhan fungsi ini memerlukan penghayatan yang dalam sampai pada tingkat relegiousitas dimana tercapainya kedekatan diri denga n Allah SWT. Bila tingkat ini berhasil diraih, maka seorang hamba akan bersikap Thawadhu’ , tidak arogan dan akan selalu pasrah pada segala ketentuan dan ketetapan Alah SWT (Tawaqqal).8

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyidin, 2017. Falsafah Pendidikan Islam: Membangun Kerangka Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Praktik Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Medan Perintis.

Quraish, M. Shihab. 2004. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Alquran, Jakarta: LenteraHati.

8

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan tersebut adalah (1) peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian, (2) responden dalam ruang laboratorium komputer dibagi dalam 5 kelompok

Gempabumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi dan dirasakan di permukaan bumi yang berasal dari dalam struktur bumi (Christanto, 2011). Gempabumi merupakan

LATIHAN USBN MATEMATIKA

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Dengan pengamatan dan observasi, siswa dapat menemukan contoh perilaku yang yang menunjukkan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari- hari dengan penuh kepedulian2.

Maka Majelis Hakim menyimpulkan, dimana Tergugat II tidak ada hubungan apa pun dengan akad pembiayaan murabahah antara Tergugat I dan Pihak Bank BPR Syariah Al-Wadi’ah,

Vhasiti a swi endleke swi ta tiviwa hi vavasati va tiko hinkwaro; kutani va ta langutela vanuna va vona ehansi, hikuva va ta ku: ‘Hosi Ahasawerusi ú vitanile nkosikazi Vhasiti, kambe

t > tp, t = Waktu infiltrasi, tp = Waktu ponding (waktu genangan ), Dari hasil percobaan infiltrasi, hubungan laju infiltrasi terhadap waktu adalah: Bila waktu