Tabel metode simpleks
Tabel metode simpleks bentuk standar
Pendahuluan
•
Pada pembahasan ini akan dibahas
mekanisme metode simpleks yang
diformulasikan dengan sebuah tabel.
–
Tabel tersebut akan merepresentasikan
setiap
corner point
dan nilai fungsi tujuan
yang bersangkutan
•
Dengan menggunakan tabel:
–
Dapat diselesaikan program linier skala
kecil tanpa menggunakan alat bantu
Algoritma metode simpleks
• Fase pertama (1) : tentukan titik intial yang merupakan sebuah
basic feasible solution.
– Jika ada, iterasi dilanjutkan.
– Jika tidak ada, maka model program linier dikatakan infeasibel. Iterasi dihentikan.
• Fase kedua (2): iterasi sampai keadaan untuk menghentikan iterasi ditemui (keadaan optimum tercapai)
– 2.1: apakah sudah optimum?
• Jika masih terdapat entering basic variable, maka keadaan belum optimum dan iterasi dilanjutkan.
• Jika tidak ada entering basic variable, iterasi dihentikan dengan
penyelesaian di titik basic feasible solution tersebut sebagai titik optimum dengan nilai fungsi tujuan di titik tersebut sebagai nilai optimumnya.
– 2.2: Tentukan entering basic variable
• Tentukan nonbasic variable yang memberikan pengaruh terbesar pada perubahan fungis tujuan
– 2.3: Tentukan leaving basic variable menggunakan minimum ratio test
(MRT)
– 2.4: Update persamaan-persamaan, untuk berpindah ke basic feasibel solution yang baru.
Table Simpleks (2)
• Table di atas merupakan tabel untuk basic
feasible solution di titik origin, yaitu (0,0,2,3,4).
• Kolom basic variable, berisi basic variable yang terjadi bersesuaian dengan masing-masing
persamaan fungsi kendala.
• Kolom kedua, No. Eq., merupakan label untuk masing-masing fungsi kendala
– Label 0 untuk fungsi tujuan, dan 1 sampai 3 untuk fungsi-fungsi kendala.
• Kolom RHS, berisi nilai-nilai RHS untuk masing-masing fungsi kendala.
Proper form table
•
Sebelum iterasi metode simpleks
dijalankan, tabel yang dihasilkan harus
dalam bentuk
proper table
.
•
Proper table
memiliki karakteristik:
– Memiliki sebuah basic variable untuk setiap persamaan
– Koefisien basic variable adalah 1, dan koefisien di atas dan di bawah basic variable dalam
kolom yang sama adalah 0.
Fungsi Proper form table
•
Jika tabel dalam bentuk
proper table
, nilai
untuk semua variable dan nilai fungsi
tujuan dapat langsung dibaca dari tabel
tersebut,
– Hal ini disebabkan karena hanya ada satu
basic variable di setiap baris dan memiliki
koefisien 1.•
Variable-variable yang lain dalam satu
baris merupakan
nonbasic variable
,
2.1. Apakah sudah optimal?
•
Keadaan optimum tercapai jika tidak ada
lagi
entering basic variable
,
– Hal ini dapat diketahui dengan
memperhatikan baris fungsi tujuan.
– Jika pada baris fungsi tujuan tidak terdapat nilai yang negatif, maka keadaan sudah
optimum.
– Jika pada baris fungsi tujuan masih terdapat nilai yang negatif, maka keadaan belum
2.2. Menentukan
entering basic
variable
(1)
•
Entering basic variable
merupakan
nonbasic variable
di baris fungsi tujuan
(pers. No. 0) yang bernilai
paling negatif
.
– Pilihlah variable di baris fungsi tujuan yang
paling negatif sebagai
entering basic variable
– Dalam contoh model linier tersebut, x1memiliki koefisien -15 sedangkan x2 memiliki koefisen -10. Dengan demikian, x1 merupakan
entering basic variable.
2.3. Menentukan
leaving basic
variable
(1)
• Minimum ratio test digunakan untuk
menentukan
leaving basic variable
.• Nilai MRT ditentukan dengan cara:
– (RHS)/(koefisien entering basic variable)
• Terdapat dua keadaan khusus untuk nilai MRT:
– Jika koefisien entering basic variable NOL, MRT diberi nilai dengan no limit,
– Jika koefisien entering basic variable NEGATIF, MRT diberi nilai dengan no limit.
• Catatan: MRT tidak diterapkan pada fungsi
2.3. Menentukan
leaving basic variable
(2)
•
Leaving basic variable
adalah pada
baris yang memiliki MRT paling kecil
–
Baris
leaving basic variable
disebut dengan
pivot row
.
Basic Var
Eqn.
no. Z X1 X2 s1 s2 s3 RHS MRT
Z 0 1 -15 -10 0 0 0 0 Never
s1 1 0 1 0 1 0 0 2 2
s2 2 0 0 1 0 1 0 3 No limit
2.4. Meng-udpate table (1)
• Setelah entering dan leaving basic variable
ditentukan, langkah selanjutnya adalah
meng-update nilai-nilai yang ada di dalam tabel, dengan cara:
– 2.4.1: pada kolom basic variable, ganti leaving basic
variable dengan sebagai pivot row dengan entering
basic variable.
– 2.4.2: element table di mana pivot column dan pivot row
berpotongan disebut dengan pivot element,
• Nilai pivot element harus sama dengan 1.
– 2.4.3: semua elemen pivot column dieleminasi kecuali
pivot element. Hal ini dilakukan dengan operasi
eleminiasi gauss,
2.4. Meng-udpate table (2)
• Hasil proses meng-update table adalah
sebagai berikut:
• Table di atas menghasilkan
basic feasible
solution
kedua (atau sebagaicorner point
jika dari sudut pandang secara grafik), yaitu:
– Basic feasible solution yang baru: (2,0,0,3,2)
– Dengan nilai Z sebesar: 30
Penyelesaian program linier (1)
• Dari tabel terakhir di atas, masih terdapat
koefisien yang negatif di baris fungsi tujuan (pers. No. 0), dengan demikian keadaan belum optimum.
• Jadi, proses penyelesaian masih terus
dilakukan untuk iterasi selanjutnya, sebagai berikut:
– Langkah 2.2: x2 sebagai entering basic variable – Langkah 2.3: hasil dari MRT diperoleh s3 sebagai
leaving basic variable
– Langkah 2.4: meng-update table dalam bentuk
Penyelesaian program linier (2)
•
Entering basic variable
: x
2•
Leaving basic variable
: s
3Basic Var
Eqn.
no. Z X1 X2 s1 s2 s3 RHS MRT
Z 0 1 0 -10 15 0 0 30 never
x1 1 0 1 0 1 0 0 2 No limit
s2 2 0 0 1 0 1 0 3 3
Tabel dalam keadaan optimum
• Tidak terdapat koefisien negatif di baris fungsi
tujuan
• Penyelesaiaanya adalah:
– Di titik (2,2,0,1,0)
– Dengan nilai Z = 50
Basic Var
Eqn.
no. Z X1 X2 s1 s2 s3 RHS MRT
Z 0 1 0 0 5 0 10 50 never
x1 1 0 1 0 1 0 0 2
s2 2 0 0 0 1 1 -1 1
Keadaan khusus dalam
manipulasi table (1)
•
Entering basic
variable
memiliki
nilai yang sama,
– Contoh: Zmaks = 15x1+15x2
– Untuk
menyelesaikan
Keadaan khusus dalam
manipulasi table (2)
• Leaving basic variable memiliki nilai MRT yang sama,
– Pilihlah leaving basic variable secara acak
• Untuk MRT semua bernilai no limit, berarti bahwa pergerakana entering basic variable tidak terbatas,
– Dengan demikian, model program linier tersebut
merupakan model unbounded
• Pada keadaan optimum, jika terdapat nonbasic
variabel bernilai NOL di baris fungsi tujuan, maka:
– Pemilihan nonbasic variable sebagai entering basic
variable akan menghasilkan kenaikan nilai Z dengan rate
NOL.
– Tidak ada efek ke pada perubahan nilai Z, dan
menghasilkan nilai Z yang sama pada basic feasible