• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari Sampah Plastik Menjadi BBM Ramah Li

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dari Sampah Plastik Menjadi BBM Ramah Li"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Engineering Physics For Environmental Innovation 2016

DARI SAMPAH PLASTIK MENJADI BBM RAMAH LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

TYAS NURLAIL PANCASARI /131410113 HANIFAH NISA ARMALID /131410169 RENDITA PUTRI ARDHYANI/ 131410105

SMA NEGERI 9 BANDUNG

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabatnya.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Warya Zakarilya, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 9 Bandung.

2. Ibu Eni Sukaeni, M.Pd. selaku pembimbing dalam penulisan lomba karya ilmiah ini.

3. Ibu Hj. Mulia Sari, S.Pd, M.Pfis selaku guru fisika yang senantiasa menyuport penulis dalam lomba ini.

4. Guru-guru yang ada di SMAN 9 Bandung yang telah memberikan dukungan bagi kami dalam perlombaan ini

5. Bapak Ade Setiawan, selaku orang tua penulis yang telah memberitahu adanya perlombaan ini dan senantiasa menyuport penulis.

6. Teman-teman penulis baik di SMA Negeri 9 Bandung, ekstrakurikuler PRISMAN, maupun kelas XII-MIA 4 yang telah menyuport kami.

(5)

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Dengan segala keterbatasan penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini dan masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya. Aamiin.

Bandung, Januari 2016

(6)

v

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mengenal Plastik Lebih Jauh Dalam Kehidupan………...…5

2.1.1. Plastik……...5

2.3. Pengujian Karakteristik Minyak Pirolisis ………...11

2.3.1. Viskositas………...11

(7)

3.2.2. Jadwal Penelitian ………...17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian………...18 4.2 Analisa yang diperoleh dari penelitian ...19 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ……….………..…20

5.2. Saran ……….………....21

(8)

vii ABSTRAK

Sampah dan krisis energi merupakan dua masalah yang sangat vital dan utama di kota-kota besar. Pertambahan penduduk berbanding lurus dengan menumpuknya sampah di TPS dan TPA, sedangkan ketersediaan energi berbanding terbalik dengan jumlah penduduk. Maka dari itu, perlu ditemukan dan dicari energi alternatif yang ramah lingkungan.

Sampah di TPS dan TPA kurang lebih meliputi 60% organik, 15% plastik, 4% kertas, sisanya berupa: sampah kaca, dan B3. Plastik merupakan sampah yang sulit terurai, dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai secara alami di dalam tanah. Oleh sebab itu, plastik perlu didaur ulang (recycle). Plastik banyak macamnya, tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Proses pemanfaatan sampah plastik terbagi menjadi 3(tiga) bagian, yakni: primer adalah dengan cara menggunakan kembali (reuse), sekunder adalah mendaur ulang sampah dengan cara mengolah kembali menjadi barang bermanfaat hanya mengurangi kualitas dari yang aslinya dan juga mengurangi biaya proses produksi, sedangkan tersier adalah mendaur ulang sampah plastik menjadi energi atau BBM.

(9)

masyarakat tidak lagi menggantungkan kebutuhan energi atau BBM kepada pemerintah,tetapi sudah berswasembada energi, sehingga masyarakat terutama di hulu (pedesaan) lebih bersiap dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober hingga November 2015 di daerah Bandung Raya(Jawa Barat), dimulai dari TPS, TPA, pemulung, pengepul ( Bandar rongsokan), hingga ke tempat pengolahan limbah plastik. Baik skala home industry maupun skala pabrik. Metode penelitian dilakukan dengan menyurvei langsung ke lapangan dan mewawancarai, memberikan questioner kepada pihak terkait atau pelaku industri plastik. Sehingga, tercipta suatu hasil, seperti: sifat dan karakter plastik, bermacam-macam plastik dan pemanfaatannya. Metode daur ulangnya dari mulai limbah plastik menjadi biji plastik (pelet), prosesnya dimulai dari perajangan menggunakan mesin rajang (potong); kemudian pencucian; kemudian pengeringan; dan siap untuk diolah ke tahap dua yakni :pengolahan menjadi biji plastik melalui proses

pemanasan (suhu 200-250 ◦ C); lalu tahap penyaringan menuju proses pembentukan biji plastik setelah dipotong-potong menjadi ukuran sekitar 1(satu) cm. Maka jadilah biji plastik (pelet) yang siap dicetak untuk bahan polieyester, kemasan, benang, dll.

Eksperimen dilanjutkan dengan membuat suatu alat atau prototype yang bisa mengonversi sampah plastik menjadi energi

(10)

ix sisa pembakaran dialirkan melalui pipa yang terbuat dari besi, dalam pipa ini terjadi proses perekangan atau cracking. Kemudian gas tersebut dikondensasikan menjadi cair, hasil kondensasi inilah berupa bahan bakar yang setara dengan solar dan bensin , didapatkan pula dari hasil eksperimen ini, jenis-jenis plastik yang ideal serta menghasilkan bahan bakar yang lebih banyak dari tipe dan jenis plastik lainnya, yakni: jenis PET, berupa sampah plastik kemasan minuman(seperti: aqua botol), dari hasil eksperimen dari 1(satu) kg sampah plastik PET dihasilkan 900ml bahan bakar, sedangkan dari sampah seperti kantong kresek (LDPE) dihasilkan bahan bakar sedikit ,yakni sebanyak 500 ml. Diharapkan prototype ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat banyak, sehingga sampah plastik tidak merajarela lagi, dan dibuang secara sembarangan, sebaliknya menjadi bermanfaat bagi kehidupan.

Kata Kunci : Pengelolaan Sampah Plastik, Prototype ,energi

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak (BBM) memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Komposisi konsumsi energi nasional saat ini adalah BBM : 52,50%; Gas : 19,04%; Batubara : 21,52%; Air :3,73%; Panas Bumi : 3,01%; dan Energi Baru : 0,2%. Kondisi demikian terjadi sebagai akibat dari kebijakan subsidi masa lalu terhadap bahan bakar minyak dalam upaya memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.

Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi Indonesia mengalami penurunan akibat adanya penurunan secara alamiah dan semakin menipisnya cadangan. Menurunnya produksi minyak mentah kita dan tingginya harga minyak mentah dunia sangat berpengaruh terhadap kemampuan anggaran pembangunan. Selama ini bahan bakar minyak di Indonesia masih disubsidi oleh negara (melalui APBN), sehingga menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah. Untuk mengurangi beban subsidi tersebut pemerintah berusaha mengurangi ketergantungan kepada energi bahan bakar minyak, dengan mencari dan mengembangkan sumber energi lain yang murah dan mudah didapat.

Disisi lain, masalah yang sangat vital dan utama di kota-kota besar yaitu masalah sampah. Sampah terbagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah an organik. Sementara itu, contoh sampah an organik yaitu plastik. Plastik adalah salah satu jenis polimer yang bahan dasarnya secara umum adalah polipropilena (PP), polietilena (PE), polistirena (PS), poli metil metakrilat (PMMA), high density polyethylene (HDPE) dan poli

vinilklorida (PVC). Plastik hingga saat ini masih merupakan bahan yang

(12)

2 sampah plastik, dan sampah plastik merupakan sampah yang tidak mudah diuraikan secara cepat oleh mikroorganisme.

Di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya tak lain sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik. Namun, cara ini tidak terlalu efektif. Hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan sampah.

Sampah di TPS dan TPA kurang lebih meliputi 60% organik, 15% plastik, 4% kertas, sisanya berupa: sampah kaca, dan B3. Plastik merupakan sampah yang sulit terurai, dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai secara alami di dalam tanah. Untuk mengatasi hal tersebut alternatif yang sesuai adalah mengolah sampah plastik dengan proses pirolisis. Pirolisis merupakan proses peruraian suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas.

Untuk mengetahui kualitas minyak pirolisis, maka diperlukan berbagai macam pengujian diantaranya uji nilai kalor, uji performa kompor berbahan bakar minyak pirolisis, uji komposisi kimia, uji viskositas, dan uji

(13)

1.2. Perumusan Masalah

• Cara mengubah sampah plastik menjadi BBM ramah lingkungan. • Pemafaatan sampah plastik secara umum dan mempelajari

karakteristik plastik pada umumnya,yakni: thermoplasma dan thermoplastic,titik leleh dan masa jenis serta sifat kimia BBM.

1.3.Tujuan Penelitian

1. Mengantisipasi terjadinya krisis bahan bakar di Indonesia. 2. Untuk memanfaatkan sampah plastik yang biasanya dibuang

dan dibakar begitu saja tanpa mengetahui manfaat dari plastik itu sendiri.

3. Menghitung keuntungan yang diperoleh bila limbah plastik diolah menjadi bahan bakar.

4. Terciptanya alat/prototofe yang ideal dalam memanfaatkan sampah plastic menjadi BBM.

5. Didapat tipe plastik yang paling ideal dalam pemanfaatnya menjadi BBM.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Memberikan solusi energi alternatif menjadi BBM ramah lingkungan dengan menggunakan sampah plastik sebagai sumber energi.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana proses mengolah sampah plastik agar bisa menjadi bermanfaat.

3. Manfaat ekonomis,memberikan nilai tambah bagi

masyarakat sehingga tidak lagi menggantungkan kebutuhan energi kepada pemerintah.

(14)

4 memanfaatkannya dan lebih tertib dalam membuang

sampah.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Mengenal Plastik Lebih Jauh Dalam Kehidupan 2.1.1. Plastik

Plastik adalah bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan, seringkali digunakan sebagai pelapis kertas. Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dan bahan kimia penyusunnya, jenis makanan yang dibungkus (asam, berlemak ), lama kontak dan suhu makanan saat disimpan (Anonim, 2008).

(16)

6 B. Seputar Sampah Plastik

2.2.1. Sampah Plastik

Plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya. Secara umum, plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, dan biaya pembuatan murah.

Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastic minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik.

Di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya adalah sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik. Namun, cara ini tidak terlalu efektif.

Hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan sampah. Mengolah sampah plastik kresek menjadi kantong kresek lagi atau produk plastik lower grade lainnya merupakan salah satu usaha untuk menanggulangi masalah sampah plastik.

Gambar

(17)

2.2.2. Pengolahan Sampah Plastik

Setiap jenis plastik memiliki sistem pengolahan sendiri. Untuk plastik jenis LDPE, HDPE,

PET, PVC, PS, dan PP Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam mendaur ulang plastik, yaitu:

1. Bersihkan plastik dari kontaminer seperti kertas, ataupun tipe plastik yang lain (biasanya berasal dari label plastik atau sisa isi yang masih melekat). Untuk membersihkan bisa menggunakan cutter maupun dicuci sampai benar-benar bersih dari kontaminer.

2. Pipihkan plastik (bila berongga seperti botol) dengan cara menginjaknya atau menggunakan mesin pres.

3. Masukkan ke dalam mesin perajang plastik.

4. Pilah kembali serpihan plastik untuk membedakan tiap tipe plastik. Media yang digunakan adalah air atau minyak goreng.

Berikut identifikasi yang dapat dilakukan untuk membantu membedakan antar tipe plastik:

5. Plastik yang telah dibedakan tipenya (tenggelam dan mengapung), dipisahkan

untuk diproses sesuai dengan tipenya.

Serpihan akan dimasukkan ke dalam mesin peleleh (melting). Temperatur yang digunakan untuk masing-masing tipe plastik

Tabel 1 Media Pemilahan Plastik

(18)

8 6. Setelah diproses pada mesin melting, hasil yang keluar berupa strand yang kemudian

dipotong dengan menggunakan mesin pellet. Dan dihasilkan bijih plastik. Sedangkan untuk Plastik Multilayer, diproses dengan pengecoran, berikut keterangan proses pengolahan plastik jenis multilayer:

1. Cuci plastik multilayer dan bersihkan dari sisa kotoran yang masih melekat. Misalkan untuk sachet sampo bersihkan dari sisa sampo yang masih ada.

2. Keringkan dengan cara dijemur sampai kering.

3. Setelah kering, bakar plastik multilayer sampai semua kandungan plastik leleh. Setelah kandungan plastik leleh, yang tersisa adalah kandungan alumunium (logam).

4. Kandungan logam yang tersisa akan dilelehkan dengan menggunakan tungku pemanas dengan temperatur 7000C untuk alumunium, 15000C untuk

(19)

2.2.3. Pirolisis

Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses dekomposisi pada pirolisis ini juga sering disebut dengan devolatilisasi. Produk utama dari pirolisis yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Arang yang terbentuk dapat digunakan untuk bahan bakar ataupun digunakan sebagai karbon aktif. Sedangkan minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai zat additif atau campuran dalam bahan bakar. Sedangkan gas yang terbentuk dapat dibakar secara langsung (A.S Chaurasia., B.V Babu., 2005).

Pirolisis plastik yang pernah dilakukan oleh Purwanti adalah dari 100 gram kantung plastik yang diolah pada suhu 4000C dalam waktu dua jam, diperoleh cairan mirip minyak bumi sekitar 75 gram (Purwanti Ani dan Sumarni, 2008.). Adapun gas bakar yang didapat mencapai 116 ml per gram plastik bekas. Adanya kelemahan sistem batch, maka dikembangkan sistem "sinambung", dengan konstruksi agak berbeda. Pemanasan dilakukan dengan listrik, dibantu dengan nyala gas hasil pirolisis, dan sistem pendingin ditingkatkan. Pada proses ini, hasil cair yang diperoleh 79%-83% dari berat plastik yang dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis, dengan panas dari luar yang dapat dikurangi 10%-15%.

Berdasarkan analisa yang pernah dilakukan Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), minyak dari plastik bekas ini memiliki sifat tidak jenuh. Artinya, perbandingan antara karbon dan hidrogen tidak seimbang sehingga ada mata rantai yang tidak terisi. Minyak berwarna kuning kecokelatan, tetapi sudah bisa untuk bahan bakar kompor atau obor (Purwanti Ani dan Sumarni, 2008). Minyak hasil pirolisis ini mudah terbakar, mengeluarkan jelaga, dan baunya merangsang. Minyak pirolisis ini dapat diolah lagi supaya mempunyai sifat jenuh dan stabil (Boy Macklin Pareira, 2009).

(20)

10 sangat mudah dinyalakan. Komponen utama minyak pirolisis dari plastik polietilena adalah styrene monomer yang kadarnya hampir 64%. Sedangkan lebih dari 80% minyak pirolisis ini terdiri dari styrene. Karakteristik bahan bakar sampah plastik khususnya plastik polietilena.

Skodars,G.,et al.(2006) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh temperatur dan waktu terhadap hasil char pada proses pirolisis, dimana semakin tinggi temperatur setelah melewati temperatur puncak, reaktifitas dari char akan menurun. Sedangkan komponen waktu tidak terlalu berpengaruh terhadap terhadap reaktifitas dari char. Oleh karena itu salah satu variasi pada penelitian yang akan dilakukan adalah variasi suhu.

Tabel 2.4. Karakteristik Bahan Bakar dari Sampah Plastik Polietilena

(21)

2.3. Pengujian Karakteristik Minyak Pirolisis 2.3.1. Viskositas

Fluida yang mengalir melalui sebuah pipa dapat dipandang terdiri atas lapisan–lapisan tipis zat alir yang bergerak dengan laju berbeda–beda sebagai akibat adanya gaya kohesi maupun adhesi. Gesekan internal di dalam fluida dinyatakan dengan besaran viskositas atau kekentalan dengan satuan poise.

Viskositas juga bisa diartikan kemampuan suatu zat untuk mengalir pada suatu media tertentu. Salah satu cara untuk mengukur besarnya nilai viskositas zat cair adalah dengan menggunakan viskosimeter oswald. Cara pengukuran dengan cara viskosimeter oswald adalah dengan cara membandingkan dua jenis fluida yaitu aquadest dengan zat cair lainnya, masing-masing dengan kekentalan η a dan η x, keduanya memiliki volume yang sama dan mengalir melalui pipa yang ukurannya sama. Karena kedua zat alir memiliki volume yang sama tetapi kekentalannya berbeda, maka debit keduanya juga berbeda, misalkan Qa dan Qx.

Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk mengalirkan aquadest dan zat cair tersebut dengan volume yang sama juga berbeda, misalkan ta dan tx. Dengan demikian maka: Pada penilitian ini viskositas diukur hanya pada kondisi kamar. dimana :

……… (2.1)

η a =kekentalan air η x= kekentalan zat cair

ta = waktu alir zat cair

tx = waktu alir air

ρ a = massa jenis air

(22)

12 Tabel 2.3. Viskositas beberapa fluida

2.3.2. Massa jenis

Massa jenis atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata suatu benda adalah total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis yang lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (http://www.en.wikipedia.orgs,2009).

Satuan SI massa jenis adalah kg/m3. Massa jenis berfungsi untuk menentukan suatu zat karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Suatu zat berapapun massanya dan berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah:

... (2.2) Dimana :

ρ = massa jenis (kg/m3)

m = massa (kg) V = volume (m3)

(23)
(24)

14

1. Drum, harganya sekitar Rp 150.000 2. Pipa besi, harganya sekitar Rp 200.000 3. Biaya las, harganya sekitar Rp 100.000

Total dari pembuatan alat peraga tersebut adalah Rp 450.000

Proses pirolisis

1. Pertama-tama, masukkan plastik jenis PET atau LDPE ke dalam drum. Kemudian dipanaskan sekitar 400oc.

2. Waktu dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya bahan drum tersebut. 3. Kondensasi menggunakan es atau bahan alami yang dimasukkan ke

dalam pipa atau saluran vertikal.

4. Setelah dikondensasi, plastik yang sudah menjadi gas berubah menjadi cair yaitu bahan BBM yang belum disuling (masih menyatu).

5. Hasilnya, 50% bensin; 30% solar; 20% minyak tanah. Bahan plastik yang bagus adalah dari PET karena menghasilkan BBM dari 1 kg menjadi 1 liter, sedangkan LDPE (kantong kresek) hanya sekitar 0,5 liter dari 1 kg.

Unsur pemisahan ( Bensin, Solar, Minyak Tanah)

Faktor- faktor yang mempengaruhi :

- Tebal flat drum (Semakin tebal–semakin lama untuk dipirolisis) - Faktor jenis plastik, contohnya PET, LDPE(kantong kresek).

(25)

Skema alat 2 :

Menggunakan alat dari tabung gas 12kg, pipa besi, kondensor 3 buah, selang, wadah hasil pirolisis(total bahan siap pake kira-kira Rp 1,5 Juta rupiah) belum termasuk biodigester.

Memakai prinsip,yaitu berat jenis dan panjang rantai karbon(berat jenis paling berat serta rantai karbon paling pendek menjadi minyak tanah,yang tengah menjadi solar dan yang paling ringan serta rantai karbon paling panjang menjadi bensin). Sehingga, dari total 9 Kg sampah plastic dari PET dihasilkan: 4,5 liter bensin,2,7 liter solar dan 1,8 liter minyak tanah).

MINYAK TANAH

V

SOLAR BENSIN

25cm

25cm

25cm 50%

30%

20%

(26)

16 3.2. Teknik Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan disini berdasarkan survei ke lapangan, kemudian berdasarkan literatur yang sudah ada lalu dikembangkan.

3.2.1. Diagram alur penelitian

Mulai

Survei dan Observasi ke TPA,TPS, Bank Sampah.

Survei ke pelaku usaha (Home Industri, Industri

Seni)

Rancangan Alat Tipe sederhana Analisa ->Hasil

Tipe Semi Modern

(27)

3.2.2. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

1 2 3 4

1 Survei dan Identifikasi Masalah 2 Pembuatan Proposal

3 Alat Peraga 4 Uji Alat 5 Analisa Data

(28)

18 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian

Plastik yang sebelumnya dibagi kedalam beberapa jenis, seperti PET (polyethylene terephthalate); HDPE (high density polyethylene); PVC (polyvinyl chloride); LDPE (low density polyethylene); PP (polypropylene); dsb. Kemudian, dipilihlah dari beberapa plastik tersebut yang mudah untuk didaur ulang dan olah kembali yaitu PET yang biasanya dipakai untuk mengemas botol air mineral dan LDPE (kantong kresek). Jenis plastik tersebut cocok untuk dilakukan pirolisis karna mudah untuk meleleh. Hasil dari proses pirolisis yang dilakukan pada PET lebih banyak daripada LDPE yaitu sebanyak 1 liter, sedangkan LDPE sebanyak 0,5 liter. Adapun, warna plastik atau kresek yang lebih baik yaitu plastik yang berwarna bening, karena faktor sablon atau pewarna juga mempengaruhi jumlah bahan bakar yang dihasilkan dari pirolisis tersebut.

Adapun, Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Produk utama dari pirolisis yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Setelah

dilakukan banyak penelitian mengenai pirolisis ini, ternyata masih ada kelemahan. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian tersebut tetapi dengan lebih baik lagi.

Persamaan pemanfaatan limbah plastik antara sekunder dan tersier, yaitu sama-sama harus steril atau bersih dari benda asing, dan mengalami proses pirolisis. Sedangkan, perbedaannya jika sekunder setelah pirolisis mengalami kondensasi, tetapi dalam bentuk padat. Sedangkan, tersier setelah mengalami kondensasi berubah menjadi cair berupa BBM.

(29)

diisi oleh es). Pemanasan tersebut dilakukan dengan kompor yang terbuat dari biodigester, agar terciptanya zero waste. Selain dari sampah an organik, juga dari sampah organik yang ada dalam biodigester.

4.2. Analisa yang diperoleh dari penelitianAnalisa Ekonomi

- Harga bensin sekitar Rp 7.000/liter. Sedangkan, harga PET/ kg dipasaran pengepul adalah Rp 2000/kg. Seperti kita ketahui, dari hasil percobaan proses pirolisis dari 1 kg PET menghasilkan 1liter BBM (0,5 liter bensin, 0,3 liter solar, dan 0,2 liter minyak tanah). Jadi, ada keuntungan atau selisih harga sekitar Rp 5.000 dari harga BBM dipasaran.

- Dari LDPE (kantong kresek) dihasilkan sekitar 0,5 liter dari 1 kg sampah LDPE (kantong kresek) tersebut. Sedangkan, harga sampah kantong kresek atau limbah kantong kresek di pengepul sekitar Rp 500. Jadi, dari percobaan pirolisis tersebut ada selisih Rp 3000 dibanding harga BBM dipasaran.

- Jadi, masyarakat bisa mengambil manfaatnya sebagai energi

alternatif juga sebagai pelaku usaha, terutama berusaha menghadapi MEA.

Analisa Sosial :

- Perlakuan masyarakat terhadap sampah plastik akan lebih baik disbanding sebelumnya, selain itu lebih tertib dalam membuang sampah, terutama lebih memanfaatkan daripada sampah itu dibuang.

Analisa Lingkungan :

- Sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai di tanah. Oleh karena itu, dengan dimanfaatkannya sampah plastik menjadi

(30)

20 BAB V

PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan semua data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Cara pembuatan bahan bakar ramah lingkungan dengan menggunakan proses pirolisis adalah jenis plastik PET yang biasanya digunakan untuk kemasan air mineral, karena mudah untuk dilelehkan sehingga cocok untuk dilakukan pirolisis. Plastik tersebut dimasukkan ke dalam reactor kemudian dipanaskan dengan suhu yang tinggi sampai proses perekahan tersebut selesai. Uap yang dihasilkan dari proses pirolisis tersebut diembukan sehingga terbentuk cairan yang mirip seperti bensin. Namun, gas yang dihasilkan tidak dapat ditampung oleh sistem, sehingga gas tersebut dikeluarkan melalui saluran (pipa) dari 1 Kg dihasilkan 900 ml bahan bakar atau mendekati 1 liter dengan komposisi 50% bensin,30% solar dan 20% minyak tanah

(31)

3. Terdapat beberapa analisa dari penelitian tersebut, seperti analisa ekonomi; analisa sosial; dan analisa lingkungan. Hasil dari analisa ekonomi, percobaan pirolisis memiliki keuntungan biaya yang lebih jika dibangkan harga BBM dipasaran. Sedangkan, analisa sosial dan lingkungan juga sama memiliki keuntungan terutama terciptanya lingkungan yang bersih dan terjaga dari energi alternatif tersebut.

5.2. Saran

Adapun yang dapat menjadi saran untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Perlu dilakukan pengujian untuk plastik jenis lainnya.

(32)

22 DAFTAR PUSTAKA

Santoso, J., 2010, “Uji sifat minyak pirolisis dan uji performasi Kompor berbahan bakar minyak pirolisis dari Sampah plastik”.

Besler, S., Williams, T.P. 1996, “The influence of Temperature and Heating”.Journal of Analytical and Applied Pyrolysis. 89, 333-339.

Chaurasia, A.S., & Babu, B.V.,2004,”Influence of product yield, Heating Conditions and Converstion on Pyrolysis of Biomass” Journal of Analytical and Applied Pyrolysis. 87, 305-308.

Covey, G.H.,et al,. 2001, Turning Mixed Plastic Wastes Into a Useable liquid Fuel, Department of Chemical Engineering, University of Melbourne, Victoria, Australia.

Gambar

Tabel 1 Media Pemilahan Plastik
Tabel 2.4. Karakteristik Bahan Bakar dari Sampah Plastik Polietilena
Tabel 2.3. Viskositas beberapa fluida
Tabel 2.1. Massa jenis berbagai fluida

Referensi

Dokumen terkait

9Bln Guru Kelas 24 Belum 147 MTs Al Huda Gondangrejo Sumadi, S.Ag... 155 MTs Al Huda Gondangrejo

Sinyal televisi hitam putih merupakan tegangan tangga antara level hitam (0) dan level putih (1), untuk itu problem utama konsep dasar ditemukannya televisi

Agenda Nasional tahun 2004 - 2009 Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) terdiri atas : 1) mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, dengan fokus penanganan penyelesaian

Hasil penelitian menunjukkan pendekatan saintifik dengan konteks Islami dalam pembelajaran matematika materi bentuk aljabar secara uji statistik belum efektif, namun

Adanya perpustakaan sekolah juga bertujuan supaya siswa lebih mudah dalam mencari informasi baik itu terkait dengan tugas sekolah maupun sebagai tempat untuk

Berbagai cara dan media telah dikenalkan dan digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan agar semakin banyak dosen yang memberikan kreatifitas dalam

Berdasarkan pemaparan kondisi di atas, peneliti merasa perlu untuk menganalisis situs media di Indonesia, apakah ramah atau tidak bagi penyandang disabilitas, mengingat