• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa s

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa s"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Mempertahankan Keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

A. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk menentukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Pasal 18 UUD 1945 menyebutkan bahwa:

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala

pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi. 5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan

peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. 7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.

B. Hakikat dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan pemerintah dengan teratur. Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas yang merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan sosial yang mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup wajar dan berkembang terus.

(2)

Indonesia dan seluruuh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, dengan berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratuan/ perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

C. Upaya Dalam Mempertahankan Keutuhan NKRI

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga? Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap:

1) Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

 Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.

 Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

 Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara.

2) Membina Persatuan dan Kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:

 Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.

 Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.

 Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.

 Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,

(3)

 Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam.

 Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan kebudayaan

3) Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

 Partisipasi tenaga

 Partisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

 Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.

 Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.

 Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.

 Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.

5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

 Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

(4)

 Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

 Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

 Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

 Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

Referensi :

http://ramliberbagiilmu.blogspot.com/2012/04/upaya-dalam-menjaga-keutuhan-nkri.html http://makalahcyber.blogspot.com/2012/11/upaya-mempertahankan-nkri_28.html

zenosoft.files.wordpress.com/2013/01/nkri.docx

Upaya Dalam Menjaga Keutuhan NKRI

A. Hakikat dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menurut kamus umum bahasa Indonesia Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan pemerintha dengan teratur. Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas yang merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan sosial yang mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup wajar dan berkembang terus.

Tujuan Negara Republik Indonesia tercantum didalam undang-undang dasar Negara Indonesia, yaitu pada Alinea keempat pembukaan UUD 1945 yang berbunyi :

(5)

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratuan / perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

B. Upaya Dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga? Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia.

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap: 1. Cinta tanah air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

a. Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam

negeri.

b. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

c. Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

d. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada

negara.

2. Membina persatuan dan kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:

a. Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.

b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.

c. Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.

d. Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.

e. Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

f. Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau

(6)

g. Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan

kebudayaan 3. Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara membiasakan merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang lain atau kepentingan bersama. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut: a. Partisipasi tenaga

b. Partisipasi pikiran

4 Upaya Menjaga Keutuhan NKRI

Advertisement

Saat UUD 1945 diamandemen, terdapat dua hal penting yang tidak akan pernah mengalami perubahan, yaitu mengenai bentuk Negara dan Pembukaan UUD 1945. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir saat Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun dan eksistensinya dijamin oleh UUD 1945 sesuai dengan Pasal 37 ayat 5 yang berbunyi : “Khusus mengenai

bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.

Pembukaan UUD 1945 adalah hal kedua yang tidak akan pernah mengalami perubahan karena merupakan kaidah Negara yang bersifat paling mendasar yang memuat dasar Negara, tujuan Negara, cita-cita, serta asas politik Negara.

Terdapat empat pikiran pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu :

1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

3. Negara Indonesia adalah Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Arti Negara Kesatuan Republik Indonesia

Melalui buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Susilo Budi Soepandji menulis :

Negara Kesatuan Republik Indonesia itu adalah negara yang memiliki satu kesatuan teritori (sesuai dengan UNCLOS 1982) dari Sabang

sampai Merauke dan dari Miangas sampai pulau Rote, satu kesatuan bangsa yang disebut bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda 1928), satu kesatuan kepemilikan sumber kekayaan alam yang peruntukannya sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, satu kesatuan ideologi negara yaitu ideologi Pancasila, satu kesatuan politik nasional yang harus selalu berpihak pada kepentingan nasional (national interest), satu kesatuan perekonomian nasional yang harus selalu berpihak pada upaya mensejahterakan rakyat Indonesia, satu kesatuan budaya nasional yang memiliki jati diri Indonesia sebagai karakter nasional dan sistem pertahanan keamanan nasional yang khas menurut

kharakteristik Indonesia, itulah makna yang dalam dari Negara Kesatuan Republik Indonesia” (2012 : 164).

(7)

Permasalahan yang Dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, yang menjadi musuh Indonesia selanjutnya adalah ada dalam Negara sendiri. Pada masa mengisi dan mempertahankan kemerdekaan ini dinamika kehidupan sosial politik, ekonomi, serta budaya telah mewarnai perjalanan hidup Indonesia. Berbagai persoalan timbul baik yang berupa ancaman, tantangan, hambatan atau gangguan.

Berbagai macam persoalan yang menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

 Potensi perpecahan. Kemajemukan Indonesia yang merupakan kelebihan Indonesia di mata dunia internasional yang harus dikelola sedemikian rupa agar menjadi kekuatan besar yang mampu menghadapi permasalahan yang datang. Namun, seringkali kemajemukan itu justru menjadi bibit perpecahan diantara warga bangsa. Tak luput hal ini dimanfaatkan pihak luar untuk kepentingan tertentu yang dapat merusak keberlangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Memudarnya fungsi Pancasila sebagai dasar Negara. Setelah reformasi bergulir, tidak ada lagi doktrin ideologi Pancasila yang dilakukan pemerintah seperti saat Orde Baru berkuasa dengan BP7 dan Penataran P4-nya. Akibatnya, generasi sekarang dianggap tidak menjiwai nilai-nilai Pancasila.

 Penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika memicu timbulnya konflik di Indonesia.

 Akibat negatif globalisasi. Arus globalisasi yang sangat pesat membuat segala hal benar-benar mudah diakses. Tanpa adanya filter tentunya dapat mendatangkan permasalahan bagi Negara Indonesia.

 Gerakan separatis. Di Indonesia terdapat beberapa gerakan separatis yang dapat merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Ketimpangan sosial ekonomi. Selama ini wilayah timur Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Hal ini memberi dampak ketimpangan sosial di masyarakat yang bukan tidak mungkin menjadi bibit separatis baru.

 Pelanggaran HAM. Masalah pelanggaran HAM merupakan masalah yang sering muncul di Indonesia. Berbagai jenis-jenis pelanggaran HAM terjadi di misalnya kerusuhan Mei 1998.

 Konflik sosial. Konflik sosial sangat rentan terjadi di Indonesia. Hal ini terkait dengan lunturnya Bhinneka Tunggal Ika dan memudarnya fungsi Pancasila sebagai dasar Negara serta memudarnya fungsi toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Dampak akibat konflik sosial yang ditimbulkan tidaklah sedikit seperti kerugian materiil dan jatuhnya korban jiwa. Tak jarang mereka menjadi pengungsi di Negara sendiri yang bukan tidak mungkin menimbulkan bibit-bibit konflik baru.

 Terjadinya korupsi sebagai penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan baik oleh pejabat pemerintah maupun swasta.

 Narkoba merajalela di Indonesia. Saat ini Indonesia tengah gencar-gencarnya perang melawan narkoba. Berbagai kasus penyalahgunaan narkoba terjadi hampir di berbagai kalangan dan tempat. Bahkan aparat pemerintah dan aparat hukum yang seyogyanya menjadi suri tauladan bagi rakyat justru terjerat narkoba.

 Potensi intervensi yang dilakukan pihak asing. Indonesia dengan segala kekayaan yang dimiliki tentu tidak luput dari gangguan yang berasal dari Negara lain. Mungkin bukan berbentuk agresi militer, tetapi intervensi bidang ideologi dan perekonomian.

 Pelanggaran batas wilayah Negara juga menjadi ancaman keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelanggaran ini dapat memicu terjadinya konflik dengan Negara lain.

Upaya Menjaga Keutuhan NKRI

sponsored links

Banyak sekali upaya yang bisa dilakukan guna menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia. Namun, semua mengerucut pada 4 hal penting berikut yaitu kembali kepada Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika serta usaha pertahanan negara. Berikut adalah upaya menjaga keutuhan NKRI :

1. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

(8)

terkandung di dalam Pancasila maka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat terjaga. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada zaman Orde Baru dikenal dengan 36 Butir Pancasila. Setelah masa reformasi bergulir, nilai-nilai ini mengalami perubahan menjadi 45 butir Pancasila.

Berikut adalah ke-45 butir Pancasila yang menjadi pedoman perilaku bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjaga keutuhan NKRI :

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

(9)

Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.

5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2. Menggelorakan semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai persatuan bangsa

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara yang berarti berbeda-beda tetapi satu jua. Bhinneka Tunggal Ika merupakan ikatan kemajemukan yang Indonesia miliki. Salah satu cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia adalah dengan belajar menerima ke Bhinnekaan itu sendiri sebagai sebuah kenyataan agar menjadi kekuatan.

3. Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai konstitusi/UUD 1945.

Dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya mengacu pada konstitusi. Dalam UUD 1945 telah diatur secara jelas mengenai hak dan kewajiban warga Negara. Kewajiban warga Negara hendaknya didahulukan dari pada menuntut hak. Dengan demikian akan tercipta tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman dan tertib. (baca ; Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945 – Peran Konstitusi dalam Negara Demokrasi)

4. Melaksanakan usaha pertahanan Negara

Segala ketentuan mengenai pertahanan Negara tercantum dalam UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Sesuai dengan ketentuan dalam UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang dimaksud dengan pertahanan Negara adalah : “usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara”.

Hakikat, Dasar, Tujuan, dan Fungsi Pertahanan Negara

(10)

Pasal 2 berbunyi : “Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri”.

Pasal 3 berbunyi :

(1) Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara damai.

(2) Pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

Pasal 4 berbunyi :

“Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.

Pasal 5 berbunyi :

“Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan”.

Penyelenggaraan Pertahanan Negara

Penyelenggaraan pertahanan Negara sebagaimana yang tercantum dalam UU No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara adalah :

Pasal 6 berbunyi :

“Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman”.

Pasal 7 :

(1) Pertahanan negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.

(2) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung.

(3) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.

Sponsors Link

Pasal 8 berbunyi :

(1) Komponen cadangan, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen utama.

(2) Komponen pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. (3) Komponen cadangan dan komponen pendukung, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan undang-undang.

Pasal 9 berbunyi :

(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. (2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:

a. pendidikan kewarganegaraan;

b. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;

c. pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib; dan d. pengabdian sesuai dengan profesi.

(3) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-undang.

Pasal 10 berbunyi :

(1) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2) Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. (3) Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk:

a. mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah; b. melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa; c. melaksanakan Operasi Militer Selain Perang; dan

d. ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.

(baca : Bentuk-bentuk Usaha Pembelaan Negara di Indonesia – Kekuatan Militer Indonesia – Tugas dan Fungsi TNI-Polri)

(11)

Lima Sikap Dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Saat ini, bangsa Indonesia sudah mempunyai pemimpin baru yakni Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dan seperti kita ketahui, rivalitas antara Jokowi dan Prabowo sudah cair setelah kedua pemimpin bertemu dan berkomitmen untuk menjaga keutuhan bangsa. Massa di akar rumput pun harus mencontoh kedua pemimpin untuk mementingkan hal yang lebih besar yakni kemajuan bangsa ke depan. Tak ada lagi saling sikat dan saling sikut di tengah masyarakat termasuk saling serang di media sosial.

Permasalahan bangsa ke depan semakin komplek baik dari ideology, sosial, ekonomi dan pertahanan keamanan. Bangsa ini masih banyak pekerjaan rumah untuk menjadi bangsa yang besar dan bermartabat. Tantangan yang semakin besar ini menuntut seluruh komponen anak bangsa bersatu, bahu membahu untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia. Setiap jiwa yang lahir di bumi pertiwi harus mempunyai peranan untuk ikut berkontribusi memajukan bangsa sesuai dengan jabatan dan kompetensinya. Bila bangsa ini terus bersiteru di internal, maka akan sulit untuk unjuk gigi dalam percaturan dunia yang sangat kompetitif. Konflik hanya akan membuat bangsa ini mengalami perpecahan dan bila dibiarkan akan mengganggu stabilitas Negara. Yang apada gilirannya mengguncang keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia.

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga? Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap:

1) Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

(12)

• Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. • Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara.

2) Membina Persatuan dan Kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:

• Menyelenggarakan kerja sama antar daerah. • Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.

• Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah. • Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,

• Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

• Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam. • Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan kebudayaan

3) Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

• Partisipasi tenaga • Partisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

• Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.

• Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan. • Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.

• Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.

5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

• Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. • Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.

• Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

(13)

mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

• Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. • Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki maupun

perempuan.

Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia

smkn1palu 11 Agustus 2015 28642 Views Komentar Ditutup

0

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam,

negara luas yang terdiri atas daratan dan lautan. Wilayah

Indonesia membentang dari sabang sampai merauke dengan

Luas wilayah meliputi daratan dan lautan mencapai 5.193.252

km² dengan hamparan pulau sekitar 17.508 pulau.

(14)

benua australia serta 2 samudera, yaitu samudera hindia dan

samudera pasifik.

Ditinjau dari letak astronomis, yaitu kedudukan suatu wilayah

pada garis lintang dn garis bujur. Wilayah Indonesia terletak

antara 6˚ LU – 11˚ LS dan antara 95˚ BT – 141˚ BT.

Pada awal kemerdekaan, wilayah Indonesia terdiri atas 8 provinsi

yaitu Provinsi Sumatera, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Maluku,

Provinsi Kalimantan, Provinsi Sulawesi, Provinsi Jawa Tengah,

Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Sunda Kecil, hingga sampai saat

ini provinsi di Indonesia 33 provinsi.

Wilayah Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah waktu, yaitu :

1. Waktu Indonesia bagian barat (WIB), meliputi Pulau Jwa, Pulau

Sumatera, Pulau Madura, dan Wilayah Kalimantan Barat.

2. Waktu Indonesia bagian tengah (WITA), meliputi Pulau Bali,

wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur, Pulau Sulawesi, wilayah NTB, NTT

3. Waktu Indonesia bagian timur (WIT) meliputi wilayah Maluku

dan Papua

Wilayah daratan dan lautan harus dijaga karena merupakan salah

satu kekayaan negara. menerapkan Hukum Laut Internasional

yang berlaku di seluruh dunia untuk mengatur wilayah lautan

Indonesia. Wilayah laut di Indonesia dibagi atas batas-batas

wilayah sebagai berikut:

a. Batas Zona Ekonomi Ekslusif

Zona Ekonomi Eksklusif disingkat ZEE adalah batas wilayah laut

dilihat dari segi ekonomi. Batas ZEE Indonesia sejauh 200 mil

diukur dari garis pantai ke arah laut bebas. Batas ini ditetapkan

sejak tanggal 21 Maret 1980.

(15)

Batas laut teritorial adalah batas wilayah laut sejauh 12 mil

diukur dari garis pantai paling luar Indonesia. Jika berbatasan

dengan negara tetangga batas laut teritorial ditetapkan menurut

perjanjian dengan negara yang bersangkutan.

c. Batas Landas Kontinen

Batas landas kontinen adalah wilayah dasar laut yang

didalamnya tidak lebih dari 200 meter dan jauhnya tidak lebih

dari 200 mil. Batas ini ditetapkan tanggal 17 Februari 1969 yang

dikukuhkan dengan UU No. 01 tahun 1973 tentang landas

kontinen Indonesia.

Pentingnya Menjaga Keutuhan Wilayah NKRI

Penduduk Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa

tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Keadaan

penduduk yang tersebar dipelosok nusantara akan mudah

terpecah belah jika masih menonjolkan kepentingan suku, dan

golongan oleh karena itu penting untuk menjaga persatuan dan

kesatuan dengan senantiasa berpegang pada semboyan bhinneka

tunggal ika. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari Bahasa Sansekerta,

artinya walau berbeda-beda tetap satu jua. Meskipun kita berasal

dari suku bangsa yang berbeda-beda, tetapi tetap satu bangsa,

yaitu bangsa Indonesia.

(16)

Sebaliknya, jika negara terpecah belah, suasana menjadi tidak

aman. Jika suasana tidak aman maka pembangunan akan

terhambat. Pembangunan yang terhambat akan merugikan

seluruh rakyat. Dengan demikian, cita-cita untuk mencapai suatu

negara yang berdaulat, adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat

tidak akan tercapai.

Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

tugas seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia harus selalu

bersatu mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Ancaman

terhadap suatu daerah adalah ancaman terhadap seluruh bangsa

Indonesia. Aset kekayaan negara harus tetap dijaga sampai titik

darah penghabisan jangan sampai pindah ke tangan penjajah.

Diera pembangunan ini, tugas dan kewajiban kita adalah mengisi

kemerdekaan dengan pembangunan. Sebagai pelajar, kita dapat

mengisi pembangunan ini dengan cara bekerja keras dan tekun

dalam belajar.

Gangguan Terhadap NKRI

Sebuah bangsa akan kuat jika rakyatnya bersatu. Seperti lidi, jika

hanya satu akan mudah patah, namun jika bergabung diikat

menjadi satu akan menjadi kuat. Tidak adanya persatuan atau

perpecahan akan mengancam keutuhan suatu negara.

Banyak ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan

negara, ancaman dapat datang baik dari dalam maupun luar.

1. Ancaman dari Luar

Ancaman yang datang dari luar, meliputi bidang-bidang berikut :

a. Bidang Politik

Ancaman atau gangguan dalam bidang politik. Antara lain:

(17)

– Tindakan mengklaim sebagian wilayah Indonesia oleh negara

lain.

b. Bidang Ekonomi

Ancaman dalam bidang ekonomi, contohnya berupa

pengambilalihan sumber daya alam Indonesia oleh negara lain

secara tidak bertanggungjawab sehingga menyengsarakan rakyat

Indonesia.

c. Bidang Sosial Budaya

Bidang Sosial Budaya yaitu masuknya budaya asing yang negatif

yang mengikis kebudayaan asli Indonesia yang pada akhirnya

merusak moral bangsa dan negara.

2. Ancaman dari Dalam

Ancaman dari dalam antara lain:

a. Peristiwa kerusuhan

b. Bentrokan antar suku

c. Separatisme (kegiatan untuk memisahkan diri dari NKRI)

Berikut ini contoh gerakan-gerakan separatisme yang pernah

mengancam persatuan dan kesatuan NKRI

1. DI/TII

Gerakan DI/TII singkatan dari Darul Islam/ Tentara Islam

Indonesia. Gerakan ini terjadi di beberapa tempat, yaitu Jawa

Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh dan Kalimantan

Selatan. Gerakan DI/TII di setiap daerah dipimpin oleh orang yang

berbeda, yaitu sebagi berikut :

a. Pimpinan DI/TII di Jawa Barat adalah Sekarmaji Marijan

Kartosuwiryo

(18)

c. Pimpinan DI/TII di Sulawesi Selatan adalah Kahar Muzakar

d. Pimpinan DI/TII di Aceh adalah Daud Beureuh

e. Pimpinan DI/TII di Kalimantan Selatan adalah Ibnu Hajar

2. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

Peristiwa pemberontakan APRA terjadi pada tanggal 23 Januari

1950 di Bandung. Gerakan ini dipimpin oleh kapten Belanda

Reymond Westerling. Ia juga memmpin gerakan pembunuhan

massal terhadap rakyat Sulawesi Selatan. Pada tanggal 24 Januari

1950 di daerah Pacet, TNI berhasil menghancurkan sisa

gerombolan APRA.

3. Pemberontakan Andi Azis

Pemberontakan Andi Azis berlangsung di Makassar pada tanggal

5 April 1950. Penumpasan dipimpin Kolonel Alex Kawilarang. Andi

Azis ditangkap dan diadili pada tahun 1953.

4. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

RMS terjadi pada tanggal 25 April 1950, dipimpin oleh Dr.

Soumokil berpusat di Seram Ambon. Dalam penumpasan ini letkol

Slamet Riyadi tertembak dan gugur seketika. Dr. Soumokil

ditangkap tanggal 2 Desember 1963 dan dihukum mati.

5. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

Gerakan Aceh Merdeka bertujuan agar daeerah Aceh lepas dari

NKRI. GAM dipimpin oleh Hasan Tiro. Pada tanggal 15 Agustus

2005 ditandatangani Nota Kesepakatan Damai antara Indonesia

dengan GAM di Vantar, Helsinki, Finlandia. Isinya antara lain

pemerintah Indonesia turut menfasilitasi pembentukan partai

politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti bagi anggota GAM.

(19)

Gerakan papua merdeka didirikan pada tahun 1965. Tujuannya

mewujudkan kemerdekaan bagian barat pulau Papua dari

pemerintah Indonesia. Pada tanggal 1 Juli 1971, Oom Nicolas

Jovwe dan dua komandan GPM, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob

Hendrik Prai menaikkan bendera bintang fajar dan

memproklamasikan berdirinya Papua Barat. Namun militer

Indonesia segera dapat menumpasnya. Tapi tahun 1982, Dewan

Revolusioner GPM mencari dukungan PBB, GNB, Forum Pasifik

Selatan dan ASEAN.

Dalam sejarahnya, NKRI telah mengalami kehilangan sebagian

wilayah Indonesia. Wilayah yang lepas dari NKRI tersebut, di

antaranya:

a. Timor timur

Lepas dari NKRI pada tahun 1999 ketika Indonesia dipimpin

oleh presiden BJ. Habibie melalui proses referendum (jajak

pendapat).

b. Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan

Pulau Sipadan dan Ligitan adalah dua pulau yang berada di

wilayah Kalimantan Timur. Pulau tersebut disengketa antara

Indonesia dan Malaysia dan dimahkamah Internasional Indonesia

kalah sehingga pada tanggal 17 Desember 2002 dinyatakan

sebagai bagian dari Malaysia.

Kedua peristiwa lepasnya wilayah Indonesia itu merupakan

pelajaran bagi kita agar kita lebih sungguh-sungguh dan

berhati-hati lagi dalam menjaga keutuhan NKRI.

Upaya-upaya dalam Menjaga Keutuhan Wilayah NKRI

Usaha-usaha dalam menjaga keutuhan NKRI, antara lain:

(20)

2. Menjaga agar tidak terjadi bentrokan antarsuku yang dilakukan

oleh masyarakat

3. Memberantas setiap usaha untuk memisahkan diri dari

NKRI (separatisme)

4. Menanamkan sikap toleransi

5. Menjaga persatuan dan kesatuan

6. Menghargai perbedaan

7. Menjaga perbatasan Indonesia dengan negara lain.

8. Menjaga pulau-pulau paling luar dari Indonesia yang berbatasan

dengan negara lain yang dilakukan TNI.

Sikap yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan tanah air,

antara lain:

1. Aktif dalam kegiatan bersama

2. Merasa ikut memiliki fasilitas umum

3. Mengembangkan sikap tertib dan disiplin

4. Memberi bantuan tanpa pamrih

5. Membina diri sebagai generasi yang dapat diandalkan

Perilaku dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara harus

diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Perilaku untuk menjaga keutuhan bangsa yang harus diterapkan

di lingkungan keluarga, antara lain:

a. Menciptakan suasana rukun di rumah

b. Melaksanakan tanggung jawab kita sebagai anggota keluarga

(21)

Perilaku untuk menjaga keutuhan bangsa yang harus diterapkan

di lingkungan sekolah, antara lain :

a. Mematuhi peraturan yang berlaku

b. Saling tolong menolong dengan sesama teman

c. Menghargai teman yang berbeda suku bangsa, agama, dan adat

istiadat

d. Mengikuti upacara bendera dengan khidmat.)

“UPAYA MEMPERTAHANKAN NKRI”

Diajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Disusun oleh : DWI ENDANG AFRIANTI

NPM. 210110110024

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

2011

KATA PENGANTAR

(22)

Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua hal yang berkaitan dengan upaya mempertahankan NKRI. Besar harapan saya agar pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh dari sempurna. Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi serta memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Bandung, September 2011 Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Situasi akhir-akhir ini kita melihat ada upaya kelompok-kelompok tertentu yang berupaya untuk memecah belah NKRI baik dari dalam maupun negara asing. Saat ini Indonesia telah kehilangan arah dan pegangan ideologi dalam kehidupan berbangsa & bernegara. Hal ini sangat berbahaya karena pemerintah tidak tahu harus membawa Indonesia kemana tanpa visi yang jelas, sementara digerogoti oleh elit yang korup. Pemerintah hanya bersifat reaktif dalam menjalankan tugasnya, tidak mempunyai program rencana ke depan. Rakyat terlantar, terutama setelah kenaikan BBM yang memukul roda perkonomian rakyat. Rakyat yang daerahnya kaya sumber daya alam harus mengalami kelaparan, busung lapar, penyakit merajalela. Permasalahan lain adalah penggusuran dengan ganti rugi yang tidak mencukupi, harga barang-barang membumbung tinggi, biaya berobat yang mahal, pendidikan mahal akibatnya rakyat menjadi bodoh. Rakyat menuntut kemerdekaan karena ketidak adilan, sumber daya alam dikuras oleh negara asing sementara Indonesia hanya mendapatkan sebagian kecil. Situasi ini dimanfaatkan oleh negara asing seperti Amerika, Australia, dan sekutu-sekutunya untuk mendukung kemerdekaan daerah-daerah tersebut dengan maksud apabila daerah tsb merdeka, mereka akan lebih menguasai secara keseluruhan sumber daya alam dan pemerintahaan baru akan sangat bergantung pada negara asing seperti Amerika, Australia, dll untuk mendapatkan pinjaman. Siklus ini akan terus diterapkan didaerah-daerah lain. Negara-negara imperialis semakin mengukuhkan dirinya pada negara yang baru berdiri.Contohnya adalah Timor Leste dan yang berikutnya adalah Aceh dan Papua.

(23)

dibodohi, nyatanya adalah pemerintah tidak becus dalam menjalankan ketatanegaraan. Gerakan-gerakan rakyat harus menghentikan siklus tersebut, dengan tidak mendukung kemerdekaan suatu daerah tetapi harus memperjuangkan kemerdekaan hak-hak rakyat yang tertindas oleh rezim. Menjaga kemerdekaan Rakyat Indonesia = keutuhan NKRI. Kemerdekaan Rakyat tidak dapat ditawar-tawar oleh kebijakan politik apa pun bentuknya.

Di dalam makalah ini, saya mencoba untuk menguraikan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI dimulai dari diri kita sendiri.

2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana upaya kita untuk mempertahankan keutuhan NKRI?

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGETAHUAN BUDAYA DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.

2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.

3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.

4. Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional. Dari hasil perkiraan ancaman, Indonesia mempunyai kepentingan strategis untuk mencegah dan mengatasi ancaman keamanan tradisional dan nontradisional.

(24)

Penggunaan kekuatan militer untuk tujuan perang merupakan tindakan terpaksa yang harus dilakukan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai tidak membuahkan hasil.

Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi akibat dinamika politik di sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi dunia yang makin lebar telah menyebabkan kondisi timpang yang lambat laun berkembang dan menjalar melampaui batas-batas negara. Ancaman keamanan non tradisional yang timbul di dalam negeri dengan motivasi separatisme, akan dihadapi dengan mengedepankan cara-cara dialogis.

Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri utama dari “Budaya” adalah sesuatu yang merupakan hasil bersama (shared), atau kesepakatan kelompok (held in common). Beberapa produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi, kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti “kualitas produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan terpendam, cara berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang mempersatukan mereka. Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami keragaman dan perbedaan budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi (kegoncangan budaya dan ketimpangan/ketertinggalan budaya).

2. SIKAP DAN PERILAKU MENJAGA KESATUAN NEGARA RI

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI.

Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatan bangsa.

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

 Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam

yang terkandung di dalamnya.

 Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan

Negara dan mempererat persatuan bangsa.

 Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan

menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

 Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa

persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

 Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan

(25)

 Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan dengan tertib dan aman.

Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan.

BAB III KESIMPULAN

Jadi, upaya untuk mempertahankan NKRI bias ditempuh dengan cara mengetahui kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita dapat menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia, sehingga tidak timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada.

Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21, Indonesia” Dephan, 2003, Jakarta.

Juwono Sudarsono, “Mengembangkan Pertahanan Nir-militer Indonesia”, Ceramah Menhan RI pada Peserta Training of Trainer (TOT) anggota Badiklat Dephan, 30 September 2005, Jakarta.

Koentjaraninggrat, Sejarah Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press, Jakarta, 1990.

Marsekal Muda TNI Pieter L.D. Wattimena, S.IP., Pointer Ceramah Dirjen Ranahan pada Peserta Training of Trainer : “Minimum Essential Force (MEF), 27 September 2005, Jakarta.

Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta 1985.

Peraturan Menteri Pertahanan Nomor : PER/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dephan. Studi Pertahanan Nomor : 1 “Monographe : Pokok-Pokok Pikiran tentang Hankamneg”, Badiklat Dephan, Agustus 2005, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Biro Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.

http://books.google.co.id/

Jelaskan upaya yang dapat dilakukan dalam mempertahankan

NKRI

(26)

daerah lain,Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam.Menerima teman tanpa

mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan kebudayaan 3) Rela BerkorbanSikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

Partisipasi tenagaPartisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRIEra globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.Kesiapan perekonomian rakyat.Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional. 5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan

bangsa.Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih.

Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

UPAYA MEMPERTAHANKAN NKRI

Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,keutuhan wilayah NKRI,dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara(Pasal 1 Ayat (1)UU No 3 Rahun 2002)Usaha Pembelaan Negara penting dilakukan

Beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia,diantaranya :

 Untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman

(27)

 Merupakan panggilan sejarah

 Peraturan per-UU ttg kewajiban membela negara

1. Fungsi negara dalam kaitannya dgn pembelaan negara

Fungsi Minimun adalah fungsi negara tersebut bisa berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara.

v Beberapa contoh Fungsi Minimun menurut ahli bernama Miriam Budiardjo adalah sebagai berikut :

 Fungsi Penertiban

 Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

 Fungsi Pertahan

 Fungsi Keadilan

Dalam UU No 3 Tahun 2003 mengatakan “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara(pasal 9 ayat 1).Maka menyangkut hal ini,fungsi pertahan tidak dapat lagi dipisahkan dari pembelaan negara.

1. Unsur-Unsur Negara

v Dalam Konvensi Montevideo pada tahun 1993 yang dilaksanan oleh negara-negara Pan-Amerika,suatu negara harus mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

 Penduduk yang tetap

 Wilayah tertentu

 Pemerintah

 Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain

v Menurut Oppenheim-Lauterpacht,unsur-unsur negara adalah :

 Harus ada rakyat

 Harus ada daerah

 Pemerintah yang berdaulat

1. Landasan Hukum tentang Kewajiban Membela Negara

Dalam UUD 1945 Pasal 30 :

 Ayat 1 :”tiap-tiap warga negara berhak dan wajb ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan negara”

 Ayat 2 :”usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan

dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama,dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.

Dalam UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1 dan 2,ada beberapa hal yang perlu dipahami,yaitu :

 Keikutsertaan warga negar dalam pertahanan dan keamanan negara merupakan hak dan

kewajiban

(28)

 Kekuatan utama dalam sistem pertahanan adalah TNI,sedangkan keamanan adalah POLRI

 Kedudukan rakyat dalam pertahanan dan keamanan sebagai kekuatan pendukung

Konsep bela negara yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 adalah “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.

UURI No 3 Tahun 2002,pasal 9 ayat 1 mengatakan “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”. UU RI no 3 Tahun 2002 (c) “dalam penyelenggaraan pertahanan negara setiap warga negara mempunyai hak dan kewjiban untuk ikut seta dalam upaya pembelaan negar..”

B. Bentuk-Bentuk Usaha Pembelaan Negara

1. Bentuk Penyelenggaraan Usaha Bela Negara

v Menurut Psal 9 Ayat (2) UURI No 3 Tahun 2002 ttg pertahanan negara,keikutsertaan warga negara dalam usaha pembelaan negara diselenggarakan melalui :

 Pendidikan kewarganegaraan

 Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

 Pengabdian sebagai prajurit TNI secara suka rela atau wajib

 Pengabdian sesuai dengan profesi

1. Pengabdian sebagai parjurit TNI

POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara kemananan dan ketertiban masyarakat,menegakkan hukum,serta memberikan terpeliharanya keamana dalam negeri.

TNI berperan sebagai alat pertahanan NKRI. Tugas TNI adalah :

 Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah

 Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa

 Melaksanan operasi milliter selain perang

 Ikit serta secara aktif dalam tugas pemeliaraan perdamaian regional dan intermasional.

v Ancama militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang teroganisasi dan dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara.

v UURI No 3 Tahun 2002,ancama militer dapat berbentuk :

 Agresi berupa penggunaan kekuatann bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan

negara,dan keselamatan segenao bangsa

 Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain,baik menggunakan kapal maupun

pesawat non komersial

 Pemberontakan bersenjata

1. Pengabdian sesuai profesi

v Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negra termasuk dalam menanggulangi dan atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang,atau bencana alam.

c. Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara 1. Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara

v Beberapa contoh tindakan usaha pembelaan negara yang dilakukan komponen rakyat,diantaranya :

 Dibentuknya Organisasi Paukan Gerilya Desa yang termasuk mobilisasi pelajar sebagai

(29)

 Munculnya Organisasi Keamanan Desa(OKD) dan Organisasi Perlawanan Rakyat yang merupakan bentuk kelanjutan Pager Desa

 Perwira cadangan yang dibentuk sejak tahun 1963

1. Partisipasi Dalam Usaha Bela Negara di Lingkungan

v UURI No 3 Tahun 2002 menegaskan,bahwa pertahan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan(Pasal 5).

v Adapun bentuk parrtisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya antara lain :

 Mengikuti kegiatan SISKAMLING

 Mengatasi kerusuhab masal

 Menanggulangi bencana alam

Upaya Bela Negara adalah sikapa dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya pada NKRI yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dlm menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara

Contoh dalam Usaha Bela Negara adalah dengan sikap hormat kepada bendera,menyanyikan lagu kebangsaan,dan menolak campur tangan pihak asing terjadap kedaulatan NKRI.

UPAYA PEMERINTAH MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.

2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor

kehidupan.

3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.

4. Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional. Dari hasil perkiraan ancaman, Indonesia mempunyai kepentingan strategis untuk mencegah dan mengatasi ancaman keamanan tradisional dan nontradisional.

Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer negara lain yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan kebutuhan wilayah NKRI. Dalam menghadapi ancaman terhadap kedaulatan dan kebutuhan wilayah, kebijakan pertahanan Indonesia tetap mengacu pada prinsip sebagai bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, yaitu mengutamakan tindakan pencegahan dengan mengoptimalkan upaya diplomatik dalam kerangka Confidence Building Measure (CBM) dan Preventive Diplomacy. Penggunaan kekuatan militer untuk tujuan perang merupakan tindakan terpaksa yang harus dilakukan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai tidak membuahkan hasil.

Referensi

Dokumen terkait

Semakin besar nilai threshold overlap objek, semakin baik pula dalam mengkuantisasi sel darah putih, akan tetapi disarankan agar tidak lebih besar dari 50%

Terkait penelitian deskriptif kualitatif, Bungin (2007, hlm 68) memaparkan bahwa penelitian ini dalam ilmu sosial bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan

Sistem dianggap air dangkal jika kedalaman fluida jauh lebih kecil daripada panjang gelombangnya atau persaman air dangkal hanya berlaku untuk gelombang yang

“Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas Negeri Semarang” pasal 1 a yat 1 dinyatakan bahwa, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Penurunan kadar lignin sebesar l7o/o drpercleh pada waktu ozon 240 menit Hasil yang diperoleh oleh Vidal dan Molinier, pada variasi persentase selulosa sebagai

Uji Tempel Dengan Finn Dan lq Chambers Pada Pasien Dermariris Kontali Alergi Di Rurnah Saliit Umum Pusal Dr Mohammad Hoesin Palembang!. M.Athuf

Agar peenrapan sistem Just In Time berjalan dengan efektif dan efisien, kegiatan yang harus dilakukan perusahaan diantaranya : (1) Mengadakan pelatihan pada semua

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan