• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Permohonan Menjadi Responden

Saya yang bernama Henrianto Karolus Siregar adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan

penelitian tentang “Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi

Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun

2015”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas

akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi lembar kusioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bapak/ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi Bapak/Ibu akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Medan, Oktober 2015

Peneliti Responden

(2)

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama, saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Medan dengan judul “Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi

Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun

2015”. Saya memahami penelitian tidak akan berakibat negatif terhadap saya dan

keluarga saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Medan, Oktober 2015 Responden

(………..)

(3)

Lampiran 3

Instrumen Penelitian

Petunjuk untuk pengisian

1. Bapak/Ibu/Saudara/I diharapkan bersedia menjawab setiap pertanyaan yang

tersedia dengan memberi tanda (√) pada tempat yang telah disediakan. Semua

pertanyaan diisi dengan satu jawaban. 2. Semua pertanyaan harus diisi.

(4)

50

Beri tanda (√) pada pilihan yang anda anggap benar.

B = Benar 1. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat

menyebabkan penurunan kesadaran (koma).

2. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat mengakibatkan penurunan kadar gula darah pada tingkat membahayakan.

3. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat mengakibatkan jatuh/cedera jika kadar gula darah sangat tinggi.

4. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat menyebabkan darah menjadi kental jika kadar gula darah tinggi.

5 Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat mengakibatkan kekurangan cairan.

6. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung.

7. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat menyebabkan kegagalan pemompaan jantung (penyakit gagal jantung).

(5)

51

9. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat mengakibatkan kebutaan.

10. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat merusak ginjal dan mengakibatkan gagal ginjal. 11. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat

menyebabkan kesemutan pada kaki.

12. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat menyebabkan mati rasa pada kaki dan tangan. 13. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat

mengakibatkan nyeri pada kaki dan tangan.

14. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat mengakibatkan kelemahan pada kaki dan tangan. 15. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat

mengakibatkan infeksi pada kaki.

16. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat menyebabkan luka atau lecet pada tangan dan kaki. 17. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat

menyebabkan gatal-gatal pada kulit.

18. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat menyebabkan kondisi pada kulit menjadi kering dan mudah lecet.

19. Menurut Bapak/Ibu penyakit diabetes dapat menyebabkan stres.

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Lampiran 17 TAKSASI DANA PENELITIAN

PEMBUATAN PROPOSAL

1. Biaya print proposal Rp. 150.000

2. Fotokopy proposal Rp. 100.000

3. Jilid biasa Rp. 40.000

4. Konsumsi dosen pembimbing dan penguji Rp. 250.000

5. Transportasi Rp. 200.000

6. Biaya tak terduga Rp. 150.000

PEMBUATAN SKRIPSI

1. Perbaikan proposal Rp. 70.000

2. Biaya uji reliabilitas Rp. 200.000

3. Perbanyak instrumen uji reliabilitas Rp. 50.000

4. Biaya pengambilan data Rp. 200.000

5. Perbanyak instrumen pengambilan data Rp. 100.000 6. Biaya transportasi selama penelitian Rp. 200.000

7. Biaya komisi etik penelitian Rp. 100.000

8. Biaya tak terduga Rp. 450.000

9. Konsumsi dosen pembimbing dan penguji Rp. 100.000 +

(24)

Lampiran 18 RIWAYAT HIDUP

Nama : Henrianto Karolus Siregar Tempat/Tanggal Lahir : Kp.Pandan, 02 Nopember 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Katholik

Alamat : Jln. Setia Budi Psr 2, Gg. Bunga Dewi 8.

Orang tua : 1. Ayah : M. Siregar 2. Ibu : L. Sitinjak, S.Pd

Riwayat Pendidikan :

1. 1999-2005 : SD Negeri No. 112197 Desa Sennah 2. 2005-2008 : SMP Swasta Bintang Kejora

3. 2008-2011 : SMK TARUNA PEKANBARU

4. 2011-2014 : D-III Keperawatan di STIKes Santa Elisabeth Medan. 5. 2014-Sekarang : Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

(25)

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2013. Living with diabetes: complication. Diunduh pada http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/complications/. Term Complications of Heart Disease. Diunduh pada http://www.healthline.com/health/heart-disease/complications#Overview1. Diakses pada tanggal 11 juli 2015.

Gustian, R. 2012. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Salemba Medika.

Hasdianah, H. R. (2012). Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa dan Anak-anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta : Nuha Medika.

Hidayat, A. A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

Junita Siboro. (2010). Tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUP H. Adam Malik Medan. Diakses pada tanggal 28 April 2015: http//repository.usu.ac.id.

Kishore, P. (2014). Nonketotic Hyperosmolar Syndrome (NKHS: Hyperosmolar HyperglycemicState.Diunduhpadahttp://www.merckmanuals.com/professio nal/endocrine-and-metabolic-isorders/diabetes-mellitus-and-disorders-of-carbohydrate-metabolism/nonketotic-hyperosmolar-yndrome-nkhs. Diakses pada tanggal 11 Juli 2015.

Natoatmodjo, 2003 dalam Wawan, A & Dewi, M. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

(26)

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika.

Profil RSUD dr. Pirngadi. (2014). Angka Kejadian Kasus Diabetes Melitus. Profil RSUD dr. Pirngadi.http://www.rsudpirngadi.pemkomedan.go.id/halkategori. Diakses pada tanggal 18 Mei 2015.

PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus di Indonesia. Jakarta : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.

Permana, H. (2006). Komplikasi kronik dan penyakit pada diabetes. Devision of Endocrinology and Metabolism Department of Internal Medicine Padjadjaran University Medical School, Hasan Sadikin Hospital Bandung.

Diakses tanggal 6

Juli2015.http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/kompilasikr onikdanpenyakitpenyertapadadiabetesi.pdf

Purnamasari. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III edisi ke-5. Jakarta. EGC.

Purwanti, 2013. Panduan Lengkap Untuk Diabetes, Keluarga, dan Profesional Medis. Bandung : Qanita Mizan Pustaka.

Riyadi, S & Sukarmin. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Soewondo, P. (2006). Hidup Sehat Dengan Diabetes. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Tandra, H. (2007). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah abstrak dari suatu realitas agar dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel (Nursalam, 2013). Kerangka konseptual membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr. Pirngadi Medan.

Bagan 3.1 Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus Di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

(28)

27

3.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional : Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan hasil tahu pasien diabetes melitus yang berkaitan dengan komplikasi akut dan kronik diabetes melitus.

Tabel 3.1 Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus Di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi DM.

(29)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr. Pirngadi Medan.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan pada Tahun 2014 sebanyak 1050 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2013).

(30)

29

diabetes melitus pada tahun 2014 di RSUD dr. Pirngadi Medan adalah 1050 orang, maka jumlah sampel yang diambil adalah 10% dari 1050 orang yaitu 105 responden.

Jumlah teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yakni Convinience Sampling yaitu setiap pasien diabetes melitus yang memenuhi kriteria dan

dijumpai pada saat pengumpulan data. Convinience Sampling adalah cara penetapan sampel dengan mencari subjek atas dasar hal-hal yang menyenangkan atau mengenakkan peneliti. Sampling ini dipilih apabila kurangnya pendekatan dan tidak memungkinkan untuk mengontrol bias. Subjek dijadikan sampel karena kebetulan dijumpai di tempat dan waktu secara bersamaan pada pengumpulan data (Nursalam, 2013).

Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah pasien penderita diabates melitus yang di rawat jalan dan rawat inap, bersedia menjadi responden bisa membaca dan menulis bahasa Indonesia.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

(31)

30

dipilih karena salah satu rumah sakit pendidikan di kota Medan, jumlah pasien memadai serta efektivitas waktu dan biaya.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Direktur RSUD dr. Pirngadi Medan. Setelah disetujui penulis akan meminta izin ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pertimbangan penelitian ini dilakukan untuk melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasian identitas responden. Penelitian ini tidak menimbulkan bahaya bagi responden dan memberikan kebebasan bagi responden menentukan keputusan sendiri apakah bersedia ikut menjadi responden dalam penelitian ini atau tidak tanpa ada unsur paksaan atau pengaruh dari peneliti atau siapapun. Sebelum pelaksanaan penelitian ini responden di berikan penjelasan mengenai manfaat penelitian dan tujuan penelitian, kemudian peneliti menanyakan kesediaan responden untuk partisipasi dalam penelitian. Apabila responden bersedia, responden akan diberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditandatangani. Responden diberikan informed consent dan kusioner, kemudian diberikan informasi yang jelas tentang cara pengisian kusioner yang benar.

4.5 Instrumen Penelitian

(32)

31

dari dua bagian, yaitu bagian pertama adalah kusioner untuk data demografi, bagian kedua adalah kusioner untuk pengetahuan. Cara pengisian lembar kusioner adalah dengan menggunakan checklist (√) pada tempat yang tersedia. Kusioner bagian pertama merupakan kusioner data demografi atau karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Kusioner bagian kedua meliputi pernyataan pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus. Kusioner pengetahuan ini terdiri 20 pernyataan dengan jawaban Benar, Salah, dan Tidak Tahu. Jika mampu menjawab Benar diberi nilai 2, Salah diberi nilai 1, dan Tidak Tahu diberi nilai 0.

Skor tertinggi yang didapat adalah 40 dan skor terendah 0. Maka dalam penentuan kategori pengetahuan, digunakan rumus menurut Hidayat (2010), yaitu: P = Rentang/Banyak kelas.

Dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang (selisih nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) sebanyak 40 dibagi 3 kategori. Maka diperoleh panjang kelas sebesar 40, dan batas interval dibawah 0, maka pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus dapat dikategorikan menjadi:

(33)

32

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010). Uji validitas pada penelitian ini sudah dilakukan dengan validitas isi. Validitas ini sudah dikonsultasikan kepada 3 orang ahli dosen yang berkompeten di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Instrumen dinyatakan valid bila indeks validitas isi 0,8 atau lebih. Nilai validitas instrumen bernilai 0,88.

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr. Pirngadi Medan.

(34)

33

4.7 Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data secara mandiri dengan membagikan kusioner secara langsung kepada responden. Sebelum membagi kusioner kepada responden, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan direktur RSUD dr. Pirngadi Medan. Pada saat pengumpulan data penelitian, menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kusioner dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Responden yang bersedia diberi lembar kusioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Responden yang tidak mampu mengisi sendiri dibantu oleh peneliti dengan cara membacakan kusioner. Setelah selesai pengisian, peneliti mengambil lembar kusioner kemudian memeriksa kelengkapan data dan jawaban. Jika ada data yang kurang lengkap dapat langsung dilengkapi, selanjutnya data dikumpulkan untuk dianalisa.

4.8 Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing, dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan data dan kejelasan semua data dari hasil pengukuran yang diperoleh dari responden.

(35)

34

pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu

variabel.

c. Cleaning data, data yang telah dimaksudkan diperiksa kembali, untuk memastikan bahwa data telah bersih dari kesalahan. Baik kesalahan dalam pengkodean maupun dalam membaca kode sehingga data siap untuk dianalisis. d. Entry data, adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

2. Analisa Data

(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai 28 September sampai dengan 28 Oktober 2015 di RSUD dr. Pirngadi Medan dengan jumlah responden sebanyak 105 orang.

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden

(37)

36

(38)

37

5.1.2 Pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus (n = 105). No Pengetahuan Frekuensi Persentasi

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 105 responden pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus sudah baik sebanyak 83 orang (79,0%).

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian ini membahas tentang pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015. 5.2.1 Pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes

melitus

(39)

38

(40)

39

tersebut responden tidak tahu bahwa pernyataan diatas merupakan komplikasi diabetes melitus karena responden tidak mengalami komplikasi tersebut. Hasil ini mengindikasikan bahwa pendidikan responden adalah SMA, umur responden berusia 74 tahun dan lama menderita diabetes melitus selama 17 Tahun sehingga semakin cukup umur tingkat pengetahuan dan kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir.

Menurut responden 2 bahwa pernyataan tentang komplikasi diabetes melitus tidak tahu menjawab semua pernyataan karena lama menderita diabetes melitus responden masih 1 bulan. Menurut responden 7 bahwa pernyataan tentang komplikasi diabetes melitus tidak tahu menjawab semua pernyataan karena lama menderita diabtes melitus responden masih 1 bulan, pendidikan responden adalah SMP, pekerjaan responden adalah sebagai Pembantu Rumah Tangga. Hasil ini mengindikasikan bahwa responden tidak tahu pernyataan tersebut mengenai komplikasi diabetes melitus dan tingkat pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

(41)

40

Menurut responden 45 bahwa pernyataan tentang komplikasi diabetes melitus tidak tahu menjawab semua pernyataan karena lama menderita responden masih 6 bulan, pendidikan responden adalah SMP, dan pekerjaan responden adalah Wiraswasta. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden adalah SMP sehingga tingkat pengetahuan mengenai komplikasi diabetes melitus masih memiliki pengetahuan kurang. Dimana pendidikan dapat mempengaruhi seseorag termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta untuk menjaga kesehatan.

(42)

41

Menurut responden 54 bahwa pernyataan tentang komplikasi diabetes melitus tidak tahu menjawab semua pernyataan karena lama menderita diabetes melitus masih 1 Tahun, umur responden berusia 45 Tahun, pendidikan responden SMP, dan pekerjaan responden adalah Wiraswasta. Meningkatnya pengetahuan dapat dipengaruhi oleh umur, tingkat pendidikan, dan lama menderita diabetes melitus. Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risiko serta sifat resistensi. Semakin tua umur seseorang semakin matang perkembangan mentalnya dan juga berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

(43)

42

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 maka dapat disimpulkan dan saran sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan

(45)

44

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan masukan serta sumber informasi tambahan bagi pendidikan keperawatan terutama dalam pembelajaran keperawatan.

6.2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus agar terwujudnya tujuan keperawatan dan evaluasi yang diinginkan seperti petugas kesehatan diharapkan lebih meningkatkan perannya dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan komplikasi diabetes melitus.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

(46)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).

2.1.2 Fungsi Pengetahuan

Setiap kegiatan yang dilakukan umumnya memberi manfaat. Pengetahuan merupakan upaya manusia yang secara khusus dengan objek tertentu, terstruktur, tersistematis, menggunakan seluruh potensi kemanusiaan dan dengan menggunakan metode tertentu. Pengetahuan merupakan sublimasi atau intisari dan berfungsi sebagai pengendali moral dari pada pluralitas keberadaan ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan & Dewi, 2011).

2.1.3 Sumber-Sumber Pengetahuan

(47)

7

diperoleh manusia juga karena ia juga mengandung kekuatan psikis, daya indra memiliki kemampuan menghubungkan hal-hal konkret material dalam ketunggalannya. Pengetahuan indrawi bersifat parsial disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan tiap indra. Pengetahuan intelektual adalah pengetahuan yang hanya dicapai oleh manusia, melalui rasio intelegensia. Pengetahuan intelektual mampu menangkap bentuk atau kodrat objek dan tetap menyimpannya di dalam dirinya (Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan & Dewi, 2011).

2.1.4 Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Wawan & Dewi (2011) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :

1. Tahu (Know)

(48)

8

2. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

(49)

9

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- criteria yang telah ada. sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

(50)

10

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

2.1.6 Proses Prilaku “TAHU”

Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:

1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik

pada stimulus.

(51)

11

4. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru. 5. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pada penelitian selanjutnya, menurut Notoatmodjo (2014), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (ling lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh factor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya. 2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor internal 1. Pendidikan

(52)

12

serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2. Pekerjaan

Menurut Notoatmodjo (2014), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3. Umur

Menurut Notoatmodjo (2014), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor eksternal 1. Faktor lingkungan

(53)

13

2. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.1.8 Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan & Dewi (2011) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

(54)

14

2.2 Diabetes Melitus

2.2.1 Defenisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis. Dalam sumber buku lain diabetes melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan untuk berespon terhadap insulin dan atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pankreas. Diabetes melitus juga didefinisikan sebagai keadaan hiperglikemia kronik yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau intensitivitas sel terhadap insulin disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron. Diabetes dapat diklasifikasikan menjadi diabetes tipe I (insulin dependent diabetes melitus atau IDDM), tipe II (non insulin dependent diabetes melitus atau NIDDM), diabetes

melitus tipe yang lain, impaired glukosa tolerancei (gangguan toleransi glukosa), gastrointestinal diabetes melitus (GDM) (Riyadi & Sukarmin, 2008).

2.2.2 Faktor Penyebab Diabetes Melitus

(55)

15

Disamping itu diabetes melitus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.

Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa faktor pemicu penyakit tersebut, antara lain :

1. Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus. Konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.

2. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memilik peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes melitus.

3. Faktor genetik

(56)

16

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

5. Penyakit dan infeksi pada pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolestrol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan risiko terkema diabetes mellitus.

6. Pola hidup

Pola hidup juga sanga mempengaruhi faktor penyebab diabetes melitus. Jika orang malas berolah raga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes melitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.

7. Kadar kortikosteroid yang tinggi

8. Kehamilan diabetes gestasional akan hilang setelah melahirkan. 9. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.

(57)

17

Faktor-faktor di atas adalah sebagian contoh dari penyebab diabetes melitus, sebenarnya masih banyak sekali faktor-faktor pemicu diabetes melitus. Dengan menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat merupakan pencegahan awal penyakit diabetes melitus. Mulailah pola makan dan pola hidup sehat sekarang (Hasdianah, 2012).

2.2.3 Manifestasi Klinik

(58)

18

(59)

19

2.2.4 Komplikasi Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (2013) kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien diabetes melitus akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut maupun yang kronik. Komplikasi akut yaitu: Ketoasidosis Diabetik, Hipoglikemia, Hiperglikemia. Komplikasi kronik yaitu: Penyakit Jantung Koroner, Komplikasi Mata (retinopati diabetik), Gangguan Ginjal (nefropati diabetik), Gangguan Saraf (neuropati diabetik), Komplikasi kaki, Komplikasi Kulit, dan Kesehatan Jiwa (mental health).

(60)

20

dan terkadang nyeri perut. Selain gejala-gejala tersebut, ada pula gejala lanjutan seperti kesulitan bernapas, dehidrasi, rasa mengantuk, dan yang terparah adalah keadaan koma. Saat seseorang mengalami ketoasidosis maka perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis cepat. Penanganan ketoasidosis biasanya dilakukan dengan pemberian injeksi insulin dan mengganti cairan tubuh yang hilang dan kadar ion kalium pada darah yang turut berkurang akibat seringnya buang air kecil (poliuria).

b. Hipoglikemia

(61)

21

asupan makanan dan minuman. Kekurangan asupan karbohidrat juga bisa menjadi penyebab hipoglikemia. Hipoglikemia berat berpotensi menyebabkan kecelakaan, cedera, koma, dan kematian.

c. Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut Diabetes Melitus (DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh

kekurangan hormone insulin, akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus dinding sel. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsi, dan poliphagia, serta kelelahan yang parah dan pandangan yang kabur. Hiperglikemia adalah kondisi yang disebabkan kadar gula darah puncak terukur sebesar 600 mg/dL. Ketika gula darah mencapai level ini, darah menjadai kental dan manis. Kelebihan gula lantas dibuang ke dalam air seni yang memicu pembuangan jumlah besar cairan dari tubuh. Jika tidak ditangani, Hiperglikemia dapat menyebabkan dehidrasi dan menyebabkan koma. 2. Komplikasi jangka panjang (kronik)

a. Penyakit jantung koroner

(62)

22

darah ke seluruh organ tubuh. Apabila darah semakin mengental akibat tingginya kadar gula dalam darah, maka dapat menyebabkan jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah. Akibatnya pada pasien diabetes melitus, muncul gejala jantung berdebar-debar dan perasaan mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat. Kondisi ini diperparah jika penderita diabetes mempunyai timbunan lemak pada jantung. Selain menyebabkan gangguan pada jantung juga dapat menyebabkan penyakit hipertensi.

b. Komplikasi Mata (Retinopati Diabetik)

(63)

23

c. Gangguan Ginjal (Nefropati Diabetik)

Gangguan ginjal atau nefropati akibat diabetes terjadi ketika penumpukan gula dalam pembuluh darah merusak elemen penyaring dalam ginjal yang disebut nefron. Akibat rusaknya sistem penyaringan ini maka akan terjadi kebocoran pada ginjal. Kebocoran ini ditandai dengan keluarnya albumin bersama urine. Apabila gangguan pada ginjal ini tidak segera diobati, maka dapat menimbulkan gagal ginjal. Jika sudah begini, penderita harus melakukan cuci darah dan cangkok ginjal agar dapat bertahan hidup. Kerusakan pada ginjal dapat dicegah jika sejak dini sudah dideteksi melalui pemeriksaan darah dan air seni. Ironisnya, mayoritas penderita tidak mengetahui jika telah menderita gangguan pada ginjal. Untuk itu deteksi dini dari ketidakberesan ginjal menjadi sangat penting dan memungkinkan pengobatan yang sesuai sebelum terjadi kerusakan ginjal atau terjadi manifestasi penyakit yang lebih parah karena komplikasi yang lain. Bagi penderita diabetes sebaiknya rutin memeriksakan diri ke dokter.

d. Gangguan Saraf (Neuropati Diabetik)

(64)

24

motoris, dan otonom. Gangguan pada saraf sensoris menyebabkan terjadinya hilang rasa, kesemutan, nyeri, atau kelemahan di kaki dan tangan. Gangguan pada saraf motoris menyebabkan pengecilan (atrofi) otot, dan gangguan pada saraf otonom menyebabkan perubahan pola keringat sehingga penderita tidak dapat berkeringat, kulit menjadi kering, mudah timbul pecah-pecah, dan mudah terkena infeksi.

e. Komplikasi Kaki (Foot Complications)

(65)

25

menyebabkan hilangnya rasa di kaki, sehingga Anda bisa melukai dan tidak tahu itu.

f. Komplikasi kulit

Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh, termasuk kulit. Bahkan, masalah tersebut kadang-kadang tanda pertama bahwa seseorang memiliki diabetes. Untungnya, kondisi kulit yang paling dapat dicegah atau mudah diobati jika tertangkap awal. Beberapa masalah ini adalah kulit kondisi orang dapat memiliki, tapi orang-orang dengan diabetes mendapatkan lebih mudah. Ini termasuk infeksi bakteri, infeksi jamur, gatal-gatal, dan menyebabkan kondisi pada kulit berwarna kecoklatan atau merah. Masalah kulit lainnya terjadi sebagian besar atau hanya untuk orang-orang dengan diabetes.

g. Kesehatan Jiwa (Mental Health)

(66)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan seksresi insulin, kerja insulin atau keduanya. World Health Organization (WHO) Diabetes Melitus merupakan suatu kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari sejumlah faktor dimana didapati defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Gustian, 2012). Diabetes Melitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang relative kekurangan insulin. Diabetes melitus yang utama di klasifikasikan menjadi diabetes melitus tipe I Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM) dan tipe II Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) (Hasdianah, 2012).

(67)

2

Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi Diabetes Melitus sebesar 1,5-2,3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun, bahkan di daerah urban prevalensi Diabetes Melitus sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan Negara maju, sehingga Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, dan dapat terjadi pada lansia (Riyadi, S & Sukarmin, 2008).

Di Indonesi menurut International Diabetes Foundation (IDF) terdapat 1785 penderita diabetes melitus yang mengalami komplikasi neuropati (63,5%), retinopati (42%), nefropati (7,3%), makrovaskuler (16%), mikrovaskuler (6%), luka kaki diabetik (15%). Banyaknya komplikasi yang ditimbulkan, maka tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah timbulnya komplikasi, yaitu dengan melakukan kontrol kadar gula darah, latihan jasmani, konsumsi obat anti diabetik, dan perawatan kaki diabetik yang penting dilakukan oleh penderita diabetes melitus (Purwanti, 2013).

Komplikasi Diabetes melitus jangka lama termasuk penyakit kardiovaskuler (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan ganggren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk (Purnamasari, 2009).

(68)

3

melitus, kadang-kadang anaknya tidak ada yang menderita penyakit tersebut (Tjokroprawiro, 2011).

Angka kesakitan dan kematian pada diabetes melitus meningkat diberbagai negara, hal ini dikaitkan dengan insidensi yang sangat cepat meningkat dan progresivitas penyakitnya juga disebabkan faktor ketidaktahuan penderita sendiri, atau penderita pada umumnya datang sudah disertai dengan komplikasi yang lanjut dan berat. Kalau ditinjau lebih dalam lagi, ternyata hiperglikemia ini merupakan awal bencana bagi penderita diabetes, hal ini terbukti dan terjadi juga pada penderita dengan gangguan toleransi glukosa yang sudah terjadi kelainan komplikasi vaskuler (Permana, 2006).

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya pencegahan harus dimulai sejak awal, yaitu saat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) ataupun sejak ditemukannya faktor risiko diabetes melitus yang dapat diperbaiki. Upaya perubahan gaya hidup yang meliputi penurunan berat badan dengan mengurangi asupan kalori dan meningkatkan aktivitas fisik, harus selalu ditekankan mengingat tingkat keberhasilan yang cukup baik, biaya yang rendah serta hampir tanpa risiko (Soewondo, 2006).

(69)

4

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tertentu (Notoatmodjo, 2014). Di Sumatera Utara, menurut Profil RSUD dr. Pirngadi penyakit diabetes melitus merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita pasien yang melakukan kunjungan ke RSUD dr. Pirngadi Medan selama Januari-Desember Tahun 2014 Diabetes melitus menduduki peringkat pertama diantara 10 besar penyakit sepanjang tahun 2014 di RSUD dr. Pirngadi Medan sebanyak 1050 pasien dari 11779 kunjungan (Profil RSUD dr. Pirngadi Medan 2014).

(70)

5

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi Mahasiswa keperawatan Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai bahan kajian bagi Mahasiswa yang tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus.

1.4.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data dasar, dan sumber informasi dalam upaya peningkatan pelayanan keperawatan, terutama untuk pemberian pendidikan kesehatan berupa pengetahuan tentang penyakit dan komplikasi diabetes melitus.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

(71)

Judul : Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Nama Mahasiswa : Henrianto Karolus Siregar

Nim : 141121031

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2016

Abstrak

Diabetes melitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, harapan hidup bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern, obesitas meningkat dan kegiatan fisik berkurang. Pengetahuan pasien diabetes melitus dapat diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai penyakitnya, memahami penyakitnya, dan memahami pencegahan, pengobatan maupun komplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr.Pirngadi pada tanggal 28 September sampai dengan 28 Oktober 2015. Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan 105 orang sampel dan teknik pengumpulan data menggunakan Convinience Sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner yang sudah divalidkan dan reliabilitas menggunakan uji cronbach alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus mayoritas pengetahuan pasien dikategorikan baik sebanyak 83 responden (79,0%). Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus agar terwujudnya tujuan keperawatan dan evaluasi yang diinginkan seperti petugas kesehatan diharapkan lebih meningkatkan perannya dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan komplikasi diabetes melitus.

(72)
(73)

PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS

TENTANG KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

DI RSUD dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh :

Henrianto Karolus Siregar

NIM : 141121031

(74)
(75)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015”. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, maka kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Plt Dekan I dan Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ns. Asrizal, M. Kep., RN., WOC(ET)N., CHt.N selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh perhatian dan cermat, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(76)

6. Fatwa Imelda, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku penguji II yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran bagi penulis.

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu dan bimbingan kepada penulis selama dalam pendidikan.

8. Teristimewa kepada keluargaku tercinta, Ayahanda M. Siregar dan Ibunda L. Sitinjak, S.Pd atas dukungan yang telah banyak diberikan selama ini, baik dukungan moril, semangat, kasih sayang, dan doa serta ekonomi yang selalu berusaha mencukupi kebutuhan penulisan serta saudaraku Jhon Ferianto, Sri Wahyuni, Sri Sulastri, Sri Hertati, dan Paulus yang memberi semangat dan motivasi kepada penulis.

9. Seluruh Mahasiswa S1 Keperawatan Ekstensi Keperawatan angkatan 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi, partisipasi dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Demikianlah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan para pembaca.

Medan, Februari 2016 Penulis

(77)
(78)

Judul : Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Nama Mahasiswa : Henrianto Karolus Siregar

Nim : 141121031

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2016

Abstrak

Diabetes melitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, harapan hidup bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern, obesitas meningkat dan kegiatan fisik berkurang. Pengetahuan pasien diabetes melitus dapat diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai penyakitnya, memahami penyakitnya, dan memahami pencegahan, pengobatan maupun komplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUD dr.Pirngadi pada tanggal 28 September sampai dengan 28 Oktober 2015. Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan 105 orang sampel dan teknik pengumpulan data menggunakan Convinience Sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner yang sudah divalidkan dan reliabilitas menggunakan uji cronbach alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus mayoritas pengetahuan pasien dikategorikan baik sebanyak 83 responden (79,0%). Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus agar terwujudnya tujuan keperawatan dan evaluasi yang diinginkan seperti petugas kesehatan diharapkan lebih meningkatkan perannya dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan komplikasi diabetes melitus.

(79)
(80)
(81)

4.4 Pertimbangan Etik ... 30

4.5 Instrumen Penelitian ... 30

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

4.7 Pengumpulan Data ... 33

4.8 Pengolahan Data dan Analisa Data ... 33

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 35

5.1 Hasil Penelitian ... 35

5.2 Pembahasan ... 37

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 43

5.1 Kesimpulan ... 43

5.2 Saran ... 44

(82)

DAFTAR SKEMA

(83)

DAFTAR TABEL

(84)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden ... 47

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 48

Lampiran 3 Instrumen Penelitian ... 49

Lampiran 4 Lembar Bukti Bimbingan ... 52

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Validitas ... 54

Lampiran 6 Surat Komisi Etik ... 57

Lampiran 7 Surat Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 58

Lampiran 8 Surat Selesai Melaksanakan Uji Reliabilitas ... 59

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan ... 60

Lampiran 10 Surat Pengambilan Data ... 61

Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 62

Lampiran 12 Surat Selesai Penelitian ... 63

Lampiran 13 Tabel Persentasi Data Demografi ... 64

Lampiran 14 Tabel Persentasi Hasil Penelitian Pernyataan ... 66

Lampiran 15 Master Tabel ... 73

Lampiran 16 Jadwal Tentatif Penelitian ... 77

Lampiran 17 Taksasi Dana Penelitian... 78

Gambar

Tabel  3.1 Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi
Tabel 5.1 Distribusi dan frekuensi karakteristik responden di RSUD dr. Pirngadi Medan 2015 (N=105)

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Multimedia ini dibuat atas dasar ketertarikan penulis untuk dapat membuat alat bantu belajar khususnya di bidang bahasa, yaitu bahasa Inggris. Mengingat bahasa Inggris

Menurut AKP Masri indak pidana pencurian barang berupa besi Rantai alat stasim mill (alat untuk mengilas tebu) yang bukan haknya di dalam lokasi pabrik gula PTPN VII Cinta Manis

Aplikasi yang dibuat ini adalah sebuah aplikasi untuk memantau dan mengontrol data buku yang masuk dan buku yang keluar pada perpustakaan, sehingga informasi tentang buku yang masuk

Polda Bali - Para pengungsi berasal dari Banjar Dinas Batu Dawe, Tulamben, Kubu yang menempati pos pengungsian di Banjar Babakan, Purwakerti, Abang, Karangasem diajak berakti tas

Target 4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi

Iklan yang seringkali dimasukkan dalam ranah non- seni yang merupakan acara televisi menampilkan seni olah peran yang kompleks yang sebenarnya mampu menjadi metode

[r]

Apabila Bapak/Ibu tidak hadir atau tidak dapat menunjukan dokumen yang dimaksud sampai batasan waktu tersebut diatas, maka perusahaan Bapak/Ibu dianggap mengundurkan diri