• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP DASAR HUKUM KENEGARAAN ISLAM PER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PRINSIP DASAR HUKUM KENEGARAAN ISLAM PER"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERSPEKTIF TEORI JARINGAN

Rizal Al Hamid

Dosen STIKES Surya Global

Abstract

This paper intends to discuss some of the basic values of Islamic law can be subject ties in establishing a network between Islamic groups. Bond was very beneficial in order to enforce the operation of the State in accordance with Sharia. From there, an overview of the theory of networks becomes essential to initiate the study. The next study is an overview of the basic values of nass al-Quran and Hadith that could be the basis and motivation of individuals and groups to form special bonds in the enforcement of the Islamic State.

Kata kunci: Hukum Islam, Negara, teori jaringan, ikatan

A. Pendahuluan

(2)

yang lemah, ia segera menjelaskan bahwa ikatan yang kuat pun mempunyai nilai.4Misalnya, orang yang mempunyai ikatan kuat memiliki motivasi lebih besar untuk saling membantu dan lebih cepat untuk saling memberikan bantuan.5

Dari teori jaringan ini diketahui bahwa ikatan daloam jaringan individu atua kelompok sangat berarti. Hal itu tak jauh berbeda dengan kondisi yang ada dalam pergerakan kelompok-kelompok Islam dalam menyuarakan keinginan mereka untuk konsisten terhadap agamanya dalam kehidupan bernegara. Upaya memperkuas jaringan yang bisa dihubungi tak bisa bisa lepas dari pertimbangan-pertimbangan terhadap ikatan-ikatn yang terjadi dalam interaksi.

Tulisan ini bermaksud membahas beberapa nilai dasar Hukum Islam yang dapat menjadi pokok ikatan-ikatan dalam membangun jaringan antar kelompok Islam. Ikatan itu terasa manfaatnya guna menegakkan operasionalisasi Negara yang sesuai dengan Syariah. Dari situ, gambaran tentang teori jaringan menjadi penting untuk mengawali kajian. Kajian selanjutnya adalah gambaran tentang nilai-nilai dasar dari nass al-Quran dan Hadis yang bisa menjadi dasar dan motivasi individu dan kelompok membentuk ikatan-ikatan khususnya dalam penegakan Negara Islam.

B. Ruang Lingkup Teori Jaringan

Para analisis jaringan6berupaya membedakan pendekatan mereka dari pendekatan sosiologi yang disebut Ronald Burt atomistis atau normatif .7Sosiologi yang berorientasi atomistis memusatkan perhatian pada aktor yang membuat keputusan dalam keadaan terisolasi dari aktor lain. Lebih umum lagi, mereka memusatkan perhatian pada ciri pribadi aktor. Pendekatan atomistis ditolak karena terlalu mikroskopik dan mengabaikan hubungan antara aktor. Seperti dikatakan Barry Wellman, tugas menjelaskan motif individual lebih baik diserahkan pada psikolog. 8Jelas ini berarti penolakan terhadap sejumlah teori sosiologi yang sangat menekankan pada motif.

Menurut pandangan pakar teori jaringan,pendekatan normatif memusatkan perhatian terhadap kultur dan proses sosialisasi yang menanamkan (internalization) norma dan nilai ke dalam diri aktor. Menurut pendekatan normatif, yang mempersatukan orang secara bersama adalah sekumpulan gagasan bersama. Pakar teori jaringan menolak pandangan demikian dan menyatakan bahwa orang harus memusatkan perhatian pada pola ikatan objektif yang menghubungkan anggota masyarakat.9

(3)

pakar analisis jaringan mencoba menghindarkan penjelasan normatif dari perilaku sosial. Mereka menolak setiap penjelasan nonstruktural yang memperlakukan proses sosial sama dengan sejumlah ciri pribadi aktor individual dan norma yang tertanam.10

Setelah menjelaskan apa yang bukan menjadi sasaran perhatiannya, teori jaringan lalu menjelaskan sasaran perhatian utamanya, yakni pola obyektif ikatan yang menghubungkan anggota masyarakat (individual dan kolektivitas). Wellman mengungkapkan sasaran perhatian utama teori jaringan sebagai berikut:

Analisis jaringan memulai dengan gagasan sederhana namun sangat kuat, bahwa usaha utama sosiolog adalah mempelajari struktur sosial cara paling langsung mempelajari struktur sosial adalah menganalisis pola ikatan yang menghubungkan anggotanya. Pakar analisis jaringan menelusuri struktur bagian yang berada di bawah pola jaringan biasa yang sering muncul ke permukaan sebagai sistem sosial yang kompleks Aktor dan perilakunya dipandang sebagai di paksa oleh struktur sosial ini. Jadi, sasaran perhatian analisis jaringan bukan pada aktor sukarela, tetapi pada paksaan struktural.11

Satu ciri khas teori jaringan adalah pemusatan perhatiannya pada struktur mikro hingga makro, artinya, bagi teori jaringan, aktor mungkin saja individu, 12 tetapi mungkin pula kelompok, perusahaan 13 dan masyarakat. Hubungan dapat terjadi di tingkat struktur sosial skala luas maupun di tingkat yang lebih mikroskopik. Granoveter melukiskan hubungan di tingkat mikro itu seperti tindakan yang melekat dalam hubungan pribadi kongkrit dan dalam struktur (jaringan) hubungan itu.14 Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap aktor (individu atau kolektivitas) mempunyai akses berbeda terhadap sumber daya yang bernilai (kekayaan, kekuasaan, informasi). Akibatnya adalah bahwa sistem yang terstruktur cenderung terstratifikasi, komponen tertentu tergantung pada komponen yang lain.

Meski merupakan gabungan longgar dari berbagai pemikiran, namun teori jaringan ini bersandar pada sekumpulan prinsip yang berkaitan logis. Prinsipnya itu adalah sebagai berikut:15

a. Ikatan antara aktor biasanya adalah simetris baik dalam kadar maupun

intensitasnya. Aktor saling memasok dengan sesuatu yang berbeda dan mereka berbuat demikian dengan intensitas yang makin besar atau makin kecil.

b. Ikatan antara individu harus dianalisis dalam konteks struktur

jaringan lebih luas.

c. Terstrukturnya ikatan sosial menimbulkan berbagai jenis jaringan non

(4)

dan C. Akibatnya adalah bahwa lebih besar kemungkinan adanya jaringan yang meliputi A, B, dan C. Di lain pihak, ada keterbatasan tentang berapa banyak hubungan yang dapat muncul dan seberapa kuatnya hubungan itu dapat terjadi. Akibatnya adalah juga ada kemungkinan terbentuknya kelompok-kelompok jaringan dengan batas tertentu, yang saling terpisah satu sama lain.

d. Adanya kelompok jaringan menyebabkan terciptanya hubungan silang

antara kelompok jaringan maupun antara individu.

e. Ada ikatan asimetris antara unsur-unsur di dalam sebuah sistem

jaringan dengan akibat bahwa sumber daya yang terbatas akan terdistribusikan secaratidak merata.

f. Distribusi yang timpang dari sumber daya yang terbatas menimbulkan

baik itu kerja sama maupun kompetisi. Beberapa kelompok akan bergabung untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas itu dengan bekerja sama, sedangkan kelompok lain bersaing dan memperebutkannya. Jadi, teori jaringan berkualitas dinamis dengan struktur sistem akan berubah bersamaan dengan terjadinya pergeseran pola koalisi dan konflik.

Satu contoh, Mizruchi memusatkan perhatian pada masalah kepaduan (kohesi) perusahaan dan hubungannya dengan kekuasaan. Ia menyatakan bahwa, secara historis, kohesi telah didefinisikan dalam dua cara berbeda:

a. Menurut pandangan subjektif, kohesi adalah fungsi perasaan anggota

kelompok yang meyamakan dirinya dengan kelompok, khususnya perasaan bahwa kepentingan individual mereka dikaitkan dengan kepentingan kelompok. 16 Penekanannya di sini adalah pada sistem normatif, dan kohesi dihasilkan baik melalui internalisasi sistem normatif maupun oleh tekanan kelompok.

b. Menurut pandangan obyektif, bahwa solidaritas dapat dipandang

sebagai tujuan, sebagai proses yang dapat diamati bebas dari perasaan individual .17Sejalan dengan pandangan teori jaringan, Mizruchi turun ke sisi pendekatan objektif terhadap kohesi.

(5)

struktural yang secara tidak langsung menekankan pentingnya peran jaringan hubungan sosial.

1. Teori Jaringan Integratif

Ronal Burt telah mencoba membangun sebuah pendekatan intergratif meski merupakan bentuk lain saja dari determinisme struktural. Burt memulai dengan mengungkap pemisahan di dalam teori tindakan antara orientasi atomistis dan normatif . Orientasi atomistis berasumsi bahwa tindakan alternatif dapat dinilai secara bebas oleh aktor tersendiri sehingga penilaian dapat dibuat tanpa merujuk kepada aktor lain.Sedangkan perspektif normatif ditetapkan oleh aktor tersendiri di dalam sistem yang mempunyai kepentingan saling tergantung sebagai norma sosial yang dihasilkan oleh aktor yang saling mensosialisasikan diri satu sama lain.19

Burt membangun perspektif yang menghindarkan pemisahan antara perspektif tindakan atomistis dan normatif. Perspektifnya ini kurang menyintesiskan antara keduanya. Jadi, lebih berfungsi sebagai perspektif ketiga yang menjembatani antara keduanya . Meski ia mengakui meminjam dari kedua perspektif lain itu, ia membangun perspektif yang disebutnya perspektif struktural. Perbedaan dari kedua perspektif terdahulu itu terletak pada tolok ukur untuk mempostulatkan penilaian marjinal. Tolok ukur yang digunakan perspektif struktural adalah status aktor atau seperangkat peran yang dihasilkan oleh pembagian kerja. Aktor menilai kegunaan berbagai alternatif tindakan sebagian dengan memperlihatkan kondisi pribadi dan sebagian dengan melihat kondisi orang lain. 20 Ia melihat perspektifnya ini sebagai perluasan logika perspektif atomistis dan sebagai restriksi yang akurat secara empiris terhadap teori normatif.

Menurut uraian Burt tentang premis teori tindakan strukturalnya ini, aktor menyadari berada di bawah paksaan struktur sosial.21Menurut pandangannya:

(6)

menciptakan paksaan baru yang akan dihadapi aktor di dalam struktur.22

C.Prinsip Dasar Hukum Kenegaraan Islam

1. Kewajiban Tolong Menolong Dalam Kebaikan

Di dalam al-Qur an Allah swt berfirman:

23

Ayat yang sangat indah ini merupakan penegasan perintah dari Allah SWT akan kewajiban tolong menolong dalam kebaikan dan takwa serta larangan untuk tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Mari kita muhasabah terkait dengan kandungan ayat ini. Tentu bagi kita yang beriman kepada Allah SWT akan langsung mengevaluasi diri. Apakah saya sudah benar-benar melaksanakan perintah Allah ini?atau malah mengingkarinya? Kita semua berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri kita. Dan memohon ampun, beristighfar atas maksiat yang kita lakukan di masa lalu, terlebih di bulan ramadhan dimana Allah SWT membuka pintu ampunan selebar-lebarnya.24

Ibnu Katsir memahami makna umum ayat ini berdasarkan redaksinya tolong menolonglah kalian bahwa Allah swt memerintahkan semua hamba-Nya agar senantiasa tolong menolong dalam melakukan kebaikan-kebaikan yang termasuk kategori Al-Birr dan mencegah dari terjadinya kemungkaran sebagai realisasi dari takwa. Sebaliknya Allah swt melarang mendukung segala jenis perbuatan batil yang melahirkan dosa dan permusuhan.

Dalam hadis dikisahkan, suatu ketika Rasulullah SAW bermusya-warah dengan kedua sahabatnya yaitu Abu Bakar dan Umar ra. Yang menjadi pokok pikirannya adalah menyusun barisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan mereka, untuk menghilangkan segala bayangan yang akan membangkitkan api permusuhan lama diantara mereka. Agar tujuan ini tercapainya maka Rasul saw mengajak kaum Muslimin agar masing-masing bersaudara berdua-dua. Rasul SAW bersaudara dengan Ali bin Abi Thalib. Pamannya Hamzah bersaudara dengan Zaid bekas budaknya. Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, Umar ibnu Khattab bersaudara dengan Itban bin Malik al-Khazraji.

Begitu pula setiap muslim dari kaum Muhajirin yang jumlahnya sudah banyak di Yatsrib, yang tadinya tinggal di kota Makkah menyusul ke Madinah setelah Rasul SAW hijrah. Mereka dipersaudarakan pula dengan setiap muslim dari kaum Anshar, yang oleh Rasul kemudian dibuatkan untuk mereka hukum saudara sedarah senasib. Dengan persaudaraan seperti ini ukhuwah diantara kaum Muslimin bertambah erat dan kokoh.

(7)

bin Auf yang sudah bersaudara dengan Sa ad bin Rabi ketika di Yatsrib beliau sudah tidak punya apa-apa lagi. Ketika Sa ad menawarkan hartanya untuk dibagi dua, Abdur-Rahman menolaknya. Beliau hanya minta tolong ditunjukkan jalan ke pasar. Dan di sanalah ia mulai berdagang mentega dan keju. Dalam waktu yang tidak begitu lama, dengan keahliannya berdagang beliau telah mencapai kekayaannya kembali.

Selain beliau, kaum Muhajirin lainnya banyak pula yang telah melakukan hal serupa. didalam ayat yang lain Alloh swt juga berfirman:

25

Menurut Ibnu Katsir, surat Al- Ashr merupakan surat yang sangat populer di kalangan para sahabat. Setiap kali para sahabat mengakhiri suatu pertemuan, mereka menutupnya dengan surat Al- Ashr. Imam Syafi i dan juga Tafsir Mizan menyatakan bahwa walaupun surat Al- Ashr pendek, tapi ia menghimpun hampir seluruh isi Qur an. Kalau Qur an tidak diturunkan seluruhnya dan yang turun itu hanya surat Al-Ashr saja, maka itu sudah cukup untuk menjadi pedoman umat manusia.Thabathaba i menyebutkan, Surat ini menghimpun seluruh pengetahuan Qur ani. Surat ini menghimpun seluruh maksud Al-Qur an dengan kalimat-kalimat yang indah dan singkat. Surat ini mengandung ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, meskipun surat ini lebih tampak sebagai surat Makkiyah. 26

Nilai suatu masyarakat juga diukur dari iman dan amal saleh. Masyarakat yang rendah adalah masyarakat yang tidak beriman dan tidak beramal saleh atau masyarakat barbar, masyarakat biadab.Menurut surat Al- Ashr ini, kita punya kewajiban bukan hanya mengembangkan sifat insaniyah kita, tetapi juga kewajiban untuk mengembangkan masyarakat insaniyah atau masyarakat yang memiliki sifat kemanusiaan. Al-Qur an menyebutkan dua caranya, yaitu tawãshaubil haq dan tawã shaubish shabr. Al-Qur an tidak mengguna-kan kata tanãshahû (saling memberi nasihat), tetapi Al-Qur an menggunakan kata saling memberi wasiat . Mengapa? Wasiat itu lebih dari sekedar nasihat. Nasihat itu boleh dilaksanakan boleh tidak -mungkin juga boleh didengar atau tidak- tapi kalau wasiat harus didengar dan dilaksanakan.

(8)

Dari surat yang pendek ini Allah mengajarkan kepada kita bahwa kita berada pada tingkat yang rendah atau dalam kerugian apabila kita tidak mengembangkan diri kita dengan iman dan amal saleh. Masyarakat kita juga menjadi masyarakat yang rendah bila kita tidak menegakkan Al-Haq dan Ash-Shabr di tengah-tengah masyarakat kita.

2. Amar Ma ruf Nahi Munkar

Amar ma ruf nahi munkar adalah poros atau pusat yang agung dalam agama Islam, karena agama Islam akan tegak denganAmar ma ruf nahi munkar, bukan hanya Islam saja yang memiliki konsepAmar ma ruf nahi munkar ini, bisa dikatakan semua agama dipastikan mempunyai konsep ini, tetapi mungkin dengan bahasa yang berbeda dan system yang berbeda pula.Amar ma ruf nahi munkar ini bisa dikatakan merupakan bagian dari agama Islam, karena pada hakekatnya agama Islam memang menyuruh kepada pemeluknya untuk melakukan perbuatan yang baik, dan juga melarang atau mencegah pemeluknya untuk melakukan perbuatan yang keji serta mungkar.27

Ketika kedzaliman di mana-mana, ketika kemaksiatan merajalela, ketika umat semakin bodoh dengan berbagai kemaksiatan, manusia berubah akhlaknya menjadi akhlak hewan dikarenakan hawa nafsunya yang mengelilingi jiwa dan hati, dan bahkan manusia sudah tidak punya hati nurani lagi, oleh karena itu semua maka datanglah Rasulullah Saw. yang khusus diutus oleh Allah SWT. ke bumi ini untukamar ma ruf nahi mungkar, bagaikan api yang panas disiram dengan air yang dingin, lenyap dan tanpa berbekas, begitulah perumpamaan Rasulullah Saw. di utus ke bumi ini.

Oleh karena itu setelah Rasulullah Saw. diutus, maka umat yang mengikuti seruan Rasulullah Saw. adalah sebaik-baiknya umat, karena mereka mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. melalui Rasulullah Saw., hal ini difirmankan oleh Allah SWT:

28

Umat Nabi Muhammad Saw. adalah umat yang terbaik, karena selain mengikuti Nabi Muhammad Saw. mereka juga melakukanamar ma ruf nahi mungkar, hal ini digambarkan pada ayat di atasu.

(9)

Rasulullah dalam suatu kesempatan bersabda yang intinya adalah sebaik-baik manusia yang pandai diantara mereka dan paling bertakwa diantara mereka, dan menyuruh mengerjakan yang ma ruf, dan mencegah mereka dari perbuatan yang munkar, menyambung tali silaturahmi.29

Penafsiran yang kuat menurut Ibnu katsir bahwa sebaik-baik manusia adalah para shahabat yang membersamai Rasulullah, kemudian seterusnya dan seterusnya. Mereka yang berhijrah bersama Rasulullah, dari Mekkah ke Madinah30 dapat pula berarti generasi awal Islam, kemudian yang meneruskan da wah Rasulullah Saw yang diperintahkan Allah kepada kaum Muslimin untuk ditaati mereka.

Khairu Ummah yaitu orang-orang yang menyuruh mengerjakan yang ma ruf dan menjauhi dari pada yang munkar, dan beriman kepada Allah, dan termasuk dari pada mereka pula adalah para Muhahid dan para Syuhada . Kemudian firman Allah walau amana ahlul kitab , seandainya orang-orang ahli taurat dan injil dari golongan Yahudi dan Nashara membenarkan ke Rasulan Nabi Muhammad Saw., yang demikian itu tidak lain datangnya dari Allah (petunjuk dari Allah). Lakana khorallahun yakni yang demikian itu lebih baik bagi mereka baik di dunia maupun di akhirat. Minhumul mu minun: yakni ahli kitab dari golongan orang nasrani dan Yahudi yang mereka membenarkan Rasulullah Saw., dan masuk Islam. Mereka itu yakni Abdullah bin salam dan saudaranya, Tsa labah dan saudaranya, dan pemuda-pemuda yang beriman kepda Allah dan membernarkan kerasulan Nabi Muhammad Saw., dan mengikuti apa-apa yang diturunkan kepada mereka dari Allah, kemudian firman Allah wa aktsaruhumul fasiqun , yakni mereka kembali kepada agama mereka yakni merkea yang pada mulanya beriman kepada Allah kemudian beriman kepada apa-apa yang ditrunkan Allah kepada nabi-Nya yakni Muhammad Saw., kemudian mereka kembali kepada agama mereka. Mereka itulah orang-orang fasiq.

Ada sebuah ayat yang menerangkan kewajiban tentang ber-amar ma ruf nahi mungkar, yang tertuang pada surat Ali Imran ayat 104 yang artinya,

31

(10)

Sementara kata di dalam tafsui Qurthubi dalam Al-Jami al-Ahkam al-Qur an perintah untuk melakukan pekerjaan ini diperuntukan kepada orang-orang yang berilmu, dan manusia tidak semuanya berilmu36Sabda Rasulullah: Apa kamu melihat kemungkaran hendaklah merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya (yakni tidak menyukai perbuatan tersebut). 37 Dan sesungguhnya orang-orang yang melakukan amar ma ruf dan nahi munkar adalah orang yang selamat.

Dari surat Ali Imran ayat 104 di atas ini, terdapat dua pendapat tentang kewajibanAmar ma ruf nahi munkar. Pendapat yang pertama, bahwasanya perintah untuk ber-amar ma ruf nahi mungkar adalah sebuah kewajiban bagi setiap Muslim, bukan hanya pemerintah ataupun perwakilan, tetapi setiap individu Muslim memiliki kewajiban untuk

ber-amar ma ruf nahi mungkar. Ketika ada dihadapannya sebuah kemungkaran, maka ia wajib untuk melarangnya, jangan sampai dibiarkan, malah ini akan menjadi beban tersendiri, yang harus ditanggung.

Sedangkan pendapat yang kedua, bahwasanya makna perintah dari ayat di atas adalah fardhu kifayah, bukan kewajiban bagi setiap individu. Jika sudah ada sebuah kelompok atau perwakilan yang memerintahkan untuk berbuat kebajikan dan menjauhi kemungkaran, maka gugurlah kewajiban orang lain yang belum menyeruAmar ma ruf nahi munkar. karena perintah pada ayat di atas adalah fardhu kifayah.

Lalu siapakah yang berhak untuk ber-amar ma ruf nahi mungkar

jika hal ini sebagai perkara yang fardhu kifayah, dalam masalah ini Sufyan bin Uyainah berkata: Kedudukan manusia yang paling mulia disisi Allah SWT., adalah kedudukan para Nabi dan para Ulama yang sebagai pewaris Nabi. Nabi dan Ulama menyampaikan apa yang di syari atkan oleh Allah SWT., memberitahukan kepada orang yang belum mengerti tentang agama Allah SWT, dan memerintahkan untuk mencintai sesuatu karena Allah SWT. 38

3. Kewajiban Mengadakan Perbaikan

Telah merupakan hal yang dimaklumi dari kaidah agama kita bahwa syari at Islam ini datang untuk mewujudkan segala mashlahat atau menyempurnakannya, menghilangkan segala madharat atau menguranginya. Hal ini adalah karakteristik Islam yang sangat agung dan penuh dengan keistimewaan.

Anjuran untuk berbuat perbaikan dan larangan dari berbuat kerusakan di muka bumi telah ditekankan dalam berbagai ayat, di antaranya adalah firman-Nya,

(11)

Dan Nabi Musa alaihissalam berpesan kepada saudaranya Nabi Harun alaihissalam;

40

Syari at Islam benar-benar mengutuk dan sangat mencela perbuatan kerusakan di muka bumi, sehingga dijelaskanlah dalam ajarannya berbagai jenis perbuatan kerusakan yang berseberangan dengan nilai-nilai Islam yang mulia nan luhur. Diantara bentuk kerusakan itu adalah menumpahkan darah yang terjaga dan terlindungi dari kalangan muslimin maupun kafir yang haram untuk dibunuh.41

Catatan Akhir

1Ronald Burt,Towart a Structural Theory of Action: Network Models of social

Structure, Perception, and Action(New York: Academic Press, 1982), h.20.

2Barry Wellman, Network Analysis: Some Basic Principles, in R. Collins (ed.),

Socioligical Theory -1983. San Francisco: Jossey-Bass, 1983), h. 169.

3Mark Granovetter, The Strength of Weak Ties, American Journal of Sociology

78(1973), h. 1360-1380.

4Mark Granoveter, The Strength of Weak Ties: A Network Theory Revisited, in

R. Collins (ed.),Sociological Theory-1983(San Francisco: Jossey-Bass, 1983), h. 209.

5George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern alih bahasa

Alimandan, edisi ke-6, cet. ke-5 (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 384.

6Misalnya, Horrison White,Identity and Control: A Structural Theory of Social

Action (Princeton, N.J.: Princeton University Press, 1992), Stanley Wasserman and Katherine Faust, Social Network Analysist: Methods and Application (Cambridge: CambridgeUniversity Press, 1994), Barry Wallman and S.D. Berkowitz (eds.), Social Structures; A Network ApproachGreenwich, Conn.: JAI Press, 1988/1997).

7Ronald Burt, Toward a Structural Theory of Action: Network Models of Social

Structure, Perception, and Action(New York: Academic Press, 1982), Mark Granovetter, Economic Action and Social Structure: The Problem of Embeddedness, American Journal of Sociology(1985), 91:481-510.

8Barry Wellman, Network Analysis: Some Basic Principles, in R. Collins (ed.),

Socioligical Theory -1983. San Francisco: Jossey-Bass, 1983), h. 163

9Mark Mizruchi, Social Network Analysis: Recent Achievements and Current

Controversies. Acta Sociologica37 (1994), h. 329-343.

10Barry Wellman, Network Analysis: Some Basic Principles, in R. Collins (ed.),

Socioligical Theory -1983(San Francisco: Jossey-Bass, 1983), h. 162.

11Ibid., h. 156-157.

12Barry Wellman and Scot Wortley, Different Strokes for Different Folks:

Community Ties and Social Support. American Journal of Sociology96 (1990), h. 558-588.

13Wayne E. Baker, Market Networks and Corporate Behavior, American

Journal of Sociology 96 (1990), h. 589-625, Dan Clawson, Alan Neustadtl, and James Bearden, The Logic of Business Unity: Corporate Contributions to the 1980 Congressional Elections ,American Sociological Review 58 (1986), h. 797-811, Mark S. Mizruchi, and Thomas Koenig, Economic Sources of Corporate Political Consensus: An Examination of Interindustry Relations ,American Sociological Reviewed. 51 (1986), h. 482-491.

14Mark Granovetter, Economic Action and Social Structure: The Problem of

Embeddedness, American Journal of Sociology 91 (1985), h. 490.

15George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern alih bahasa

(12)

16Mark Mizruchi, Cohesion, Structural Equivalence, and Similarity of Behavior:

An Aproach to the Study of Corporate Political Power, Sociological Theory8 (1990), h. 21.

17Ibid., h. 22. 18Ibid., h. 25.

19Ronald Burt,Towart a Structural Theory of Action: Network Models of social

Structure, Perception, and Action(New York: Academic Press, 1982), h. 5.

20Ibid., h. 8. 21Ibid.,h. 9. 22Ibid.

23Al-Maidah (5): 2.

24Anggit Saputra Dwi Pramana, Tolong Menolong Dalam Kebaikan

http://anggitsaputradwipramana.blogspot.com/2009/08/tolong-menolong-dalam-kebaikan.html, akases, 15 Juli 2010.

25Al- Asyr (103): 1-3.

26 Tafsir surah al- asyr ,http://railoart123.blogspot.com/2009/03/tafsir-surat-al-ashr.html, akses 15 Juli 2010.

27Adi Nurseha, Ketika Amar Ma ruf Nahi Munkar Menjadi Sebuah Kewajiban,

http://www .nurseha.com/artikel/artikel-islami/70-ketika-amar-maruf-nahi-munkar-menjadi-sebuah-kewajiban. html, akses 15 juli 2010

28Ali Imran (3): 110

29Abi Abdullah Muhammad Ibn Abu Al-Qurthubi,Al-Jami Al-Ahkam Al-Qur an,

Juz 5,(Beirut Lebanon: Muassasah Ar- Risalah, 2006 M/ 1427 H), h. 344.

30Berdasarkan Penafsiran Ibnu Abbas: Yakni Mereka Adalah Para Shahabat Yang

Ikut Berhijrah Bersama Rasulullah Dari Mekkah. Lihat Tafsir Ath Thabari: Juz 7, h. 100

31Ali Imran (3): 4.

32Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur an Al- Adzim, Tt, Maktabah Al- Asriyah, Jilid I,

2000M/1420H, h. 342

33Abdurahman An-Nashir As-Sa di, Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fi Tafsir Kalam

Al-Mannan , Beirut Lebanon: Jami Al-Huquq Mahfudzah, 2002 M/ 1423 H, h. 142

34Ath Thabari, Jami Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur an , Kairo: Maktabah Hajr,

2001M/1422H, Bab. 103 Juz 7, h.. 89

35 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur an Al- Adzim , Tt, Maktabah Al- Asriyah, Jilid I,

2000M /1420H, h. 342.

36 Abi Abdullah Muhammad Ibn Abu Al-Qurthubi, Jami Ahkam

Al-Qur an, Beirut Lebanon: Muassasah Ar- Risalah, 2006 M/ 1427 H, Juz 5, h. 253

37ibid

38Adi Nurseha, Ketika Amar Ma ruf Nahi Munkar Menjadi Sebuah Kewajiban, http://www .nurseha.com/artikel/artikel-islami/70-ketika-amar-maruf-nahi-munkar-menjadi-sebuah-kewajiban. html, akses 15 juli 2010.

39Al- araf (7): 56.

40Al- araf (7): 142.

41Anjuran Berbuat Perbaikan dan Peringatan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi,

http://jihad bukankenistaan.com/jalan-petunjuk/anjuran-untuk-berbuat-perbaikan-dan-peringatan-akan-bahaya-berbuat-kerusakan-di-muka-bumi.html, akses 14 Juli 2010.

Daftar Pustaka

Tafsir surah al- asyr , http://railoart123.blogspot.com/2009/03/tafsir-surat-al-ashr.html, akses 15 Juli 2010.

(13)

Al-Qurthubi, Abi Abdullah Muhammad Ibn Abu. Jami Ahkam Al-Qur an, Juz 5, Beirut Lebanon: Muassasah Ar- Risalah, 2006 M/ 1427 H.

As-Sa di, Abdurahman An-Nashir. Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan. Beirut Lebanon: Jami Al-Huquq Mahfudzah, 2002 M/ 1423 H

Ath Thabari. Jami Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur an, Kairo: Maktabah Hajr, 2001M/1422H.

Baker, Wayne E. Market Networks and Corporate Behavior, American Journal of Sociology96 (1990), h. 589-625,

Burt, Ronald. Towart a Structural Theory of Action: Network Models of social Structure, Perception, and Action New York: Academic Press, 1982.

Clawson, Dan, Alan Neustadtl, and James Bearden. The Logic of Business Unity: Corporate Contributions to the 1980 Congressional Elections .American Sociological Review58 (1986), h. 797-811, Collins, R. (ed.), Socioligical Theory -1983. San Francisco: Jossey-Bass,

1983.

Granovetter, Mark. Economic Action and Social Structure: The Problem of Embeddedness, American Journal of Sociology (1985)91:481-510.

Katsir, Ibnu.Tafsir Al-Qur an Al- Adzim, Tt, Maktabah Al- Asriyah, Jilid I, 2000M/1420H

Mark Granovetter. The Strength of Weak Ties, American Journal of Sociology78(1973), h. 1360-1380.

Mizruchi, Mark S. and Thomas Koenig. Economic Sources of Corporate Political Consensus: An Examination of Interindustry Relations .

American Sociological Reviewed. 51 (1986), h. 482-491.

Mizruchi, Mark. Social Network Analysis: Recent Achievements and Current Controversies. Acta Sociologica37 (1994), h. 329-343. Pramana, Anggit Saputra Dwi. Tolong Menolong Dalam Kebaikan

http://anggitsaputradwipramana.blogspot.com/2009/08/tolong-menolong-dalam-kebaikan.html, akases, 15 Juli 2010.

Ritzer, George & Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. alih bahasa Alimandan, edisi ke-6, cet. ke-5, Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

Wallman, Barry and S.D. Berkowitz (eds.). Social Structures; A Network ApproachGreenwich, Conn.: JAI Press, 1988/1997

Wasserman, Stanley dan Katherine Faust, Social Network Analysist: Methods and Application, Cambridge: CambridgeUniversity Press, 1994.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo merupakan dokumen yang sangat penting untuk menampung kepentingan publik khususnya dalam bidang transportasi,

1 Bentuk, arah bangunan dan bagian bangunan, antara lain tembok pangkal, tembok sayap, pilar jembatan pelayanan, mercu bendung dan peredam energi harus didesain sedemikian rupa

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Pentingnya belajar grafik fungsi Aljabar di perguruan tinggi adalah menyediakan suatu konteks yang mana mahasiswa dapat melihat bahwa mata kuliah bidang Matematika merupakan

Dari pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitiandengan mengangkat judul skripsi: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi

Menggali dan mengkaji keberadaan suatu kawasan di dalam kota yang memiliki nilai-nilai strategis dan ekonomis tersebut merupakan upaya strategis pemerintah karena

Manusia menggunakan ruang atau tempat sebagai tempat tinggal dan melakukan interaksi antara satu dan yang lainnya.. Manusia saling menyapa, berkenalan, menegur, dan

Perencanan adalah suatu proses untuk menentukan apa yang ingin dicapai dimasa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang akan dibutuhkan