• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zakat adalah ibadah yang mengandung dua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Zakat adalah ibadah yang mengandung dua"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi: dimensi hablum minallah atau dimensi vertical dan dimensi hablum minannaas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat bila ditunaikan dengan baik, akan meningkatkan kualitas keimanan, membersihkan dan menyucikan jiwa, dan mengembangkan serta memberkahkan harta yang dimiliki. Jika dikelola dengan baik dan amanah, zakat akan mampu meningkatkan kesejahteraan umat, mampu meningkatkan etos dan etika kerja umat, serta sebagai institusi pemerataan ekonomi.

Pada zaman keemasan Islam, zakat terlah terbukti berperan sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Zakat tidak sekedar sebagai sebuah kewajiban, tetapi lebih daripada itu, zakat dikelola dengan baik dan didistribusikan secara merata hingga sampai ketangan yang berhak.

Pada awal tegaknya islam, zakat hanya meliputi zakat pertanian, zakat peternakan, zakat perdagangan, zakat emas dan perak, dan zakat harta terpendam. Seiring dengan perkembangan zaman, zakat juga semakin berkembang.

PEMBAHASAN

Ditinjau dari segi bahasa, kata Zakat merupakan kata dasar (mashdar) dari Zakaa yag berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Sesuatu itu zakaa berarti sesuatu itu tumbuh dan berkembang, dan seseorang itu zakaa, berarti orang itu baik.

Dari kata zakaa, menjadi kata "zakat", yaitu sesuatu yang dikeluarkan oleh manusia dari sebagian hak Alloh SWT, untuk disalurkan kepada fakir miskin. Dinamai demikian karena padanya ada harapan mendapat berkah atau membersihkan jiwa atau menumbuhkannya dengan kebaikan dan berkah.

Zakat menurut bahasa adalah berkembang dan suci. Yakni membersihkan jiwa atau mengembangkan keutamaan-keutamaan jiwa dan menyucikannya dari dosa-dosa dengan menginfakkan harta di jalan Alloh dan menyucikannya dari sifat kikir, bakhil, dengki, dan lain-lain.

(2)

Al-Mawardi dalam kitab Al-Hawi pernah berkata: "Zakat itu sebutan untuk pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu untuk diberikan kepada golongan tertentu."

Istilah zakat diberikan untuk beberapa arti. Namun yang berkembang dalam masyarakat, istilah zakat digunakan untuk shodaqoh wajib dan kata shodaqoh digunakan untuk shodaqoh sunat.

Zakat merupakan al-'ibadah al-maaliyah al-ijtimaa'iyah (ibadah di bidang harta yang memiliki nilai sosial). Meskipun tergolong ibadah mahdloh dalam hal tata cara perhitungan dan pembagiannya, namun nilai sosial dalam ibadah zakat begitu kental, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan sekelompok yang bertugas mengelola segala aspek perzakatan, tidak diserahkan kepada kesadaran individu masing-masing. Hukum zakat yang wajib meniscayakan bahwa zakat bukan semata merupakan bentuk kedermawanan, melainkan bentuk ketaatan kepada Alloh SWT sehingga harus diperhatikan mengenai tata cara pembayaran dan pembagiannya. Oleh karena itu, para ulama fiqih kemudian memasukkan ibadah zakat sebagai qadla'iy (ibadah yang jika tidak dilaksanakan, ada hak orang lain yang terambil), bukan ibadah dayyaniy (ibadah yang jika tidak dilaksanakan tidak ada hak orang lain yang terambil), seperti sholat. Karena sifat zakat yang qadla'iy, maka pelaksanaan zakat tidak bisa dilakukan secara individual, oleh karena itu pada zaman rosululloh dan khulafaurraasyidin, pengelolaan zakat menjadi tugas dan tanggung jawab penguasa, bukan masyarakat secara perseorangan.

Zakat juga berarti tumbuh dan berkembang, Tumbuh dan berkembang ini bisa dilihat dari dua sisi, yaitu sisi muzakki (orang yang wajib mengeluarkan zakat) dan sisi mustahiq (orang yang berhak menerima zakat).

Pertama, dari sisi muzakki, Alloh SWT menjanjikan bagi siapa saja yang mau mengeluarkan hartanya dalam bentuk zakat, infaq, maupun shodaqoh, akan diberi ganjaran yang berlipat, tidak hanya di akhirat melainkan juga di dunia. Terbukti bahwa belum pernah ada seorang yang jatuh miskin dan bangkrut karena membayar zakat. Hal ini sebagaimana firman Alloh SWT:

(3)

Artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Alloh maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui." (Q.S. Al-Baqoroh Ayat 261)

Dan Rosululloh SAW bersabda: "Tidak akan berkurang harta karena bersedekah, dan tidak akan dizholimi seseorang dengan kezholiman lalu ia bersabar atasnya, kecuali Alloh akan menambnya kemuliaan, dan tidaklah seorang hamba membuka jalan keluar untuk suatu permasalahan kecuali Alloh akan membebaskannya dari pintu kemiskinan atau semisalnya. (H.R. Tirmidzi).

Kedua, dari sisi mustahiq, dengan zakat yang diberikan secara terprogram bagi mustahiq, akan bisa mengembangkan harta yang dimilikinya, bahkan akan mampu mengubah kondisi seseorang yang asalnya mustahiq menjadi muzakki.

Hukum Zakat

Hukum zakat adalah wajib. Zakat adalah sebuah kewajiban individu (fardhu 'ain) yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim yang memiliki harta tertentu, dan diambil oleh para petugas zakat. Perhatikan firman Alloh SWT dibawah ini:

مميللعم عميملسم هفللملٱوم مبهفللم نمكمسم كمتموولمصم نلمإل مبهليبلمعم لللصموم اهمبل مهليكللزمتفوم مبهفرفهللطمتف ةةقمدمصم مبهلللومومبأم نبمل ذبخف

Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Alloh maha mendengar lagi maha mengetahui". (Q.S At-Taubah ayat 103)

Ancaman Untuk Orang Yang Tidak Mau Mengeluarkan Zakat

Bagi mereka yang sudah kena kewajiban zakat, tapi tidak mau membayarnya, maka siksa yang sangat pedih akan mereka terima di akherat kelak. Bahkan ancaman Alloh SWT demikian kerasnya. Alloh SWT berfirman didalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 34-35 yang artinya:

(4)

dalam api neraka, lalu dibakar dengannya dahi-dahi mereka, rusuk-rusuk, dan punggung, dan dikatakan kepada mereka, "Inilah kekayaan yang kalian timbun dahulu, rasakanlah oleh kalian kekayaan yang kalian simpan itu." (Q.S. At-Taubah ayat 34-35).

Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Orang yang berhak menerima zakat atau sering disebut dengan mustahiq zakat adalah seperti yang Alloh SWT firmankan dalam quran surat At-Taubah ayat 60 yang artinya:

"Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para pengurus zakat (amilin), para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak. Orang-orang yang berutang, untuk jalan Alloh, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Alloh; dan Alloh maha mengetahui lagi maha bijaksana". (Q.S At-Taubah: 60)

Dari ayat tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa mustahiq zakat itu ada 8 ashnaf (bagian). Yaitu sebagai berikut:

1. Fakir

Fakir ialah orang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan primer (kebutuhan sehari-hari) karena tidak bisa kasab (usaha).

2. Miskin

Miskin ialah orang yang bisa kasab (usaha) tapi tidak mencukupi kebutuhan primer (kebutuhan sehari-hari).

3. Amilin

Amilin ialah orang yang diangkat oleh pemimpin untuk menggarap tugas-tugas pemungutan, pengumpulan, pemeliharaan, pencatatan, dan pembagian zakat.

4. Muallaf

Muallaf ialah orang yang dijinakkan hatinya untuk kepentingan islam dan kaum muslimin.

5. Riqob

Riqob adalah membebaskan/memerdekakan hamba sahaya dari perhambaannya sehingga ia lepas dari ikatan dengan tuannya.

6. Ghorimin

Ghorimin adalah orang-orang yang tenggelam dalam utang dan tidak mampu membayar. Utang tersebut bukan untuk maksiat, penghamburan, atau karena kebodohan, belum dewasa, dll.

(5)

Fii sabiilillah adalah kemaslahatan umum kaum muslimin yang dengan zakat itu berdiri islam dan daulahnya dan bukan untuk kepentingan pribadi.

8. Ibnu Sabil

Ibnu sabil adalah orang yang kehabisan ongkos di perjalanan dan tidak bisa mempergunakan hartanya.

Macam Macam Zakat

Secara global, zakat terbagi kepada dua bagian, yaitu zakat fitrah dan zakat maal.

1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali dalam setahun oleh setiap muslim mukallaf (orang yang dibebani kewajiban oleh Alloh) untuk dirinya sendiri dan untuk setiap jiwa yang menjadi tanggungannya. Jumlahnya sebanyak satu Sha' (1.k 3,5 liter/2,5 Kg) per orang, yang didistribusikan pada tanggal 1 Syawal setelah sholat shubuh sebelum sholat Iedul Fitri. Hukum zakat fitrah adalah wajib. Seperti yang diterangkan dalam hadits yang diterima oleh Ibnu Abbas yang artinya: "Rosululloh SAW telah mewajibkan zakat fitri untuk menyucikan orang yang shaum dari segala perkataan yang keji dan buruk yang mereka lakukan selama mereka shaum, dan untuk menjadi makanan bagi orang-orang yang miskin". (H.R. Abu Daud) 2. Zakat Maal/Zakat Harta

Zakat maal terdiri dari beberapa macam, yaitu: Zakat Emas, Perak, dan Uang Zakat ini hukum nya wajib seperti yang Alloh firmankan dalam quran surat At-Taubah ayat 34-35 (silahkan lihat diatas). Orang yang mempunyai emas wajib mengeluarkan zakat ketika sudah sampai pada nishabnya, Nishab emas sebesar 20 dinar (90 gram), nishab perak sebesar 200 dirham (600 gram), dan kadar zakatnya sebanyak 2,5%. Dan zakat ini dikeluarkan ketika sudah mencapai haul (setahun sekali), maksudnya ketika seseorang mempunyai emas yang sudah mencapai nashab (90 gram) dan disimpan/dipunyai selama satu tahun, maka wajib mengeluarkan zakat.

3. Zakat Ziro'ah (pertanian/segala macam hasil bumi) Yaitu zakat dari pertanian. Zakat ini wajib seperti yang dijelaskan Alloh SWT dalam quran surat Al-An'am ayat 141. 4. Zakat Ma'adin (barang galian) Maksud ma'adin yaitu segala yang dikeluarkan dari

bumi yang

5. Zakat Rikaz (harta temuan/harta karun) Yang dimaksud rikaz adalah harta (barang temuan) yang sering dikenal dengan istilah harta karun. Tidak ada nishab dan haul, besar zakatnya 20%.

(6)

7. Zakat Tizaroh (perdagangan). Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nishab, diambil dari modal (harga beli), dihitung dari harga barang yang terjual sebesar 2,5%.

Zakat didalam Al Quran

Didalam Al Quran, kata zakat terdapat pada 26 ayat yang tersebar pada 15 surat. Ayat dan surat tersebut yaitu sebagai berikut:

Didalam Q.S Al Baqoroh ayat: 42, 84, 110, 177, 277. Q.S Annisa ayat: 77 dan 162. Q.S Al-Maidah ayat: 12 dan 55. Q.S Al-A'raaf ayat: 156. Q.S At-Taubah ayat: 5, 11, 18, dan 71 Q.S Al-Anbiya ayat: 73. Q.S Al-Hajj ayat: 41 dan 78. Q.S An-Nur ayat: 37 dan 56. Q.S Annaml ayat: 3. Q.S Luqman ayat: 4. Q.S Al-Ahzab ayat: 37. Q.S Fushilat ayat: 7. Q.S Al-Mujadillah ayat: 13. Q.S Al Muz'amil ayat: 20 dan Q.S Al-Bayyinah ayat: 5.

Awal Diwajibkan Zakat Atau Sejarah Zakat

Mengenai awal diwajibkan zakat ini para ulama berbeda pendapat. Diantaranya Ibnu Khuzaimah mengatakan, "Zakat diwajibkan pada tahun sebelum hijrah". An-Nawawi mengatakan, "Zakat diwajibkan pada tahun kedua dari hijrah". Ibnul Katsir mengatakan, "Pada tahun ke sembilan hijrah". Tetapi pendapat ini terlalu jauh, karena pada hadits tanya jawabnya Abu Sufyan dengan Hiraklius Kaisar Rum, didalam tanya jawab keduanya, Abu Sufyan sudah menyebut kata-kata: Ia menyuruh kami mengeluarkan zakat. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun ketujuh di awal islam. Imam An-Nawawi menyatakan, "Bahwasannya zakat diwajibkan pada tahun kedua hijrah sebelum diwajibkan Shaum romadhon, sebagaimana ditegaskannya pada bab As-sair minar raudhah".

Akan tetapi mengenai resminya turun kewajiban zakat yang diiringi dengan pedoman dan kaifiyat mengeluarkan zakat kebanyakan ulama menyatakan setelah hijrah. Dan sekali lagi, pendapat yang disebut terakhir ini menjadi pegangan jumhur ulama. Lihat Fathul bari, III:266 dan Misykatul mashabih ma'a syarhihi mura'ah. VI:8.

Peran zakat dalam ekonomi makro A. Pajak dan Zakat

(7)

pajak tidak memiliki kaitan apapun dengan ibadah kecuali hanya ketatan kepada ulul amri. Zakat juga dibatasi penggunaannya untuk delapan kelompok tertentu meskipun dalam kondisi dimana zakat yang terkumpul sangat banyak, penggunaannya juga dapat mencakup hal-hal yang dibiayai oleh pajak. Dari delapan kelompok tersebut, hanya satu yang masih mungkin melibatkan orang-orang yang memiliki kekayaan, yaitu kelompok pengelola zakat (amilin).

Zakat memiliki sistem dan cara yang sangat tepat dan terukur yaitu mengentaskan kemiskinan dari akarnya dan sangat mengikat karena merupakan salah satu pilar agama serta ancaman hukuman bagi mereka yang tidak mau melaksanakannya. Zakat juga sangat bermuatan sosial dimana ia merupakan wujud tanggung jawab sosial pemilik kekayaan kepada mereka yang kekurangan.

Nilai utama zakat justru terletak kepada keberpihakan yang sangat erat terhadap mereka yang membutuhkan. Hal ini merupakan elemen terpenting dalam proses distribusi kekayaan yang merupakan kunci kemakmuran umat manusia. Karena tujuan Ekonomi Islam adalah kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan tanpa terkecuali, maka zakat memegang peranan vital dalam sistem Ekonomi Islam.

B. Pengelolaan Zakat

Zakat adalah suatu alat bantu yang berdaya besar (powerful) yang tidak akan mendatangkan manfaat apabila tidak dipergunakan dengan metode yang benar. Kunci utama dari zakat terletak pada pengelolaannya.

Pengelolaan zakat merupakan wilayah eksplorasi yang disediakan oleh Islam bagi manusia. Secara sempurna, Islam telah menyediakan bingkai aturan yang tidak boleh dilanggar dan mendorong manusia melakukan inovasi di dalam bingkai tersebut untuk mewujudkan esensi zakat. Fokusnya adalah menemukan titik temu dari aturan yang bersifat kaku dan mutlak dengan kehidupan manusia yang sangat dinamis. Sejarah membuktikan bahwa hal tersebut dapat dilakukan dan menghasilkan keluaran yang sangat baik.

(8)

yang luas dan dinamis dalam menemukan peluang memperkuat proses pengelolaan zakat.

C. Nilai Ekonomi Zakat

Hampir dipastikan ketika kita mendengar kata zakat maka yang muncul dalam pikiran kita adalah suatu philantrophy, suatu sumbangan kemanusiaan salah satu kewajiban dalam islam. Memandang zakat dari hal tersebut memang tidak salah, tetapi ada hal yang lebih besar yang seharusnya kita pahami tentang zakat.

Islam memberi perhatian yang serius tentang zakat. Hal itu dapat terlihat dalam Al-Quran, Allah SWT menurunkan 37 ayat tentang zakat, zakat juga hampir selalu disandingkan dengan kewajiban shalat. Abu Bakar Sidik berkata, “Barang siapa yang membedakan kewajiban zakat dan shalat serta tidak membayar zakat maka aku akan memeranginya.” Suatu keniscayaan bahwa Allah SWT dalam menurunkan perintahNya selalu beserta hikmah besar dibalik perintahnya. Dalam perspektif ekonomi Islam, zakat dipandang sebagai suatu hal yang sangat penting. bahkan zakat dapat dijadikan instrumen utama kebijakan fiskal suatu negara.

Jika dikelola dengan baik zakat akan menjadi salah satu solusi dari sasaran akhir perekonomian suatu negara. Yakni terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat. Paling tidak ada beberapa efek positif jika zakat dikelola dengan baik:

1. Zakat mendorong pemilik modal mengelola hartanya. Zakat mal itu dikenakan pada harta diam yang dimiliki seseorang setelah satu tahun, harta yang produktif tidak dikenakan zakat mal. Jadi, jika seseorang menginvestasikan hartanya, maka ia tidak dikenakan kewajiban zakat mal. Hal ini dipandang mendorong produksi, karena uang yang selalu diedarkan di masyarakat, akhirnya perputarannya akan bertambah, dimana pada titik akhirnya ekonomi negara akan bertambah baik. 2. Meningkatkan etika bisnis. Menurut Islam, harta haruslah digunakan untuk dua

fungsi saja, yang pertama, harta itu harus di belajankan untuk hal-hal yang baik terhadap kehidupan, yang kedua diinvestasikan untuk industri atau komersil. Kewajiban zakat dikenakan pada harta yang diperoleh dengan cara yang halal. Zakat memang menjadi pembersih harta, tetapi tidak membersihkan harta yang diperoleh secara batil. Maka hal ini akan mendorong pelaku usaha agar memperhatikan etika bisnis.

(9)

kemudahan akses yang sama terhadap bahan pangan tersebut baik itu karena ada penimbunan, kenaikan harga yang tidak wajar atau karna ketidak mampuan konsumen untuk membeli. Dengan zakat, distribusi pendapatan itu akan lebih merata dan tiap orang akan memiliki akses lebih terhadap distribusi pendapatan. 4. Pengembangan sektor Riil. Salah satu cara pendistribusian zakat dapat dilakukan

dengan memberikan bantuan modal usaha bagi para mustahiq menurut Yusuf Qordhowi. Pendistribusian zakat dengan cara ini akan memberikan dua efek yaitu meningkatkan penghasilan mustahiq dan juga akan berdampak pada ekonomi secara makro. Tapi kalau zakat langsung di distribusikan untuk kegiatan yang produktif maka hal ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi karna kebutuhan primer seseorang tidak tercukupi yang mengakibatkan tidak berjalannya pasar secara normal.

5. Sumber dana pembangunan. Banyak kaum dhuafa yang sangat sulit mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan, maupun sosial ekonomi. Lemahnya fasilitas ini akan sangat berpengaruh dalam kehidupan kaum termarjinal. Kesehatan dan pendidikan merupakan modal dasar agar SDM yang dimiliki oleh suatu negara berkualitas tinggi. Peran dana zakat sebagai sumber dana pembangunan fasilitas kaum dhuafa akan mendorong pembangunan ekonomi jangka panjang. Dengan peningkatan kesehatan dan pendidikan diharapkan akan memutus siklus kemiskinan antar generasi.

Ada hal lain yang perlu diperhatikan agar zakat bisa maksimal dalam pengelolaannya. Yaitu, zakat harus dikelola oleh lembaga yang profesional. Ada banyak keuntungan yang diperoleh ketika zakat itu dikumpulkan dan dikelola oleh lembaga khusus. Beberapa keuntungan apabila zakat dikelola oleh lembaga khusus adalah:

1. Meningkatkan kedisiplinan dalam pembayaran zakat.

2. Menjaga perasaan mustahiq apabila menerima langsung dana zakatnya dari muzakki. 3. Agar alokasi yang dilakukan tepat sasaran dan dengan tepat didistribusikan menurut

skala prioritas yang benar.

4. Memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintahan islami. Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzzaki pada mustahiq, meskipun secara hukum syariah sah, akan tetapi disamping akan terabaikannya hal-hal tersebut diatas hikmah dan fungsi zakat, terutama yang berkaitan dengan kesejahterraan umat, akan sulit diwujudkan.

(10)

sekitar 2,5% saja, itu artinya hanya sekitar 425juta saja. Dan seharusnya bagi warga yg muslim wajib bayar zakat dan tidak bayar pajak, tapi bagi warga non muslim cukup bayar pajak saja.

D. Efek zakat terhadap pendapatan nasional

Efek instrument-indtrument sejenis zakat terhadap perekonomian pada dasarnya dapat dilihat menggunakan makro ekonomi, baik melalui prilaku konsumsi, prilaku belanja pemerintah maupun prilaku investasi. Secara ekonomi, hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut: bantuan zakat diberikan dalam bentuk konsumtif. Bantuan konsumtif yang diberikan kepada mustahik akan meningkatkan daya beli mustahik tersebut atas suatu barang yang menjadi kebutuhannya. Peningkatan daya beli atas suatu barang ini akan berimbas pada peningkatan produksi suatu perusahaan, imbas dari peningkatan produksi adalah penambahan kapasitas produksi yang hal ini berarti perusahaan akan menyerap tenaga kerja lebih banyak dan hal ini dapat menambah perekonomian negara secara aggregat.

REFERENSI

Dr. kh. Didin hafidhuddin, M.Sc .Zakat dalam perekonomian modern. 2002. Gema insane: Jakarta.

(11)

Surtahman Kastin hasan, Sanep Ahmad, Ekonomi islam Dsar dan Amalan, Kuala Lumpur : Dewan Bahasa Dan Pustaka, hlm.276

Buku Petunjuk Zakat Praktis Karya: Achmad Faisal, S.Pd

Buku Risalah Zakat Infak & Sedekah Karya: Wawan Shofwan Shalehuddin

www. Ukhuwah. or.id

Rahman,Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana bhakti wakaf,1996)

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditi kakao Indonesia dapat berupa beberapa faktor diantaranya harga di bursa NYBOT, konsumsi dunia, jumlah impor

Dalam cakupan hadis ini terdapat sebuah ketentuan bahwa cukai illegal atau pungutan liar termasuk jenis dosa dan kemaksiatan yang paling jelek, sebab dalam mekanismenya

pendistribusian zakat adalah penyaluran zakat kepada orang yang berhak.. menerima (mustahiq zakat) baik secara konsumtif

Penulis akan mencoba menjelaskan ketentuan tentang penyembelihan hewan kurban dengan berserikat (gabungan) secara keseluruhan, menurut Ibn Hazm, sehingga pelaksanaan ibadah

Selain itu, dengan adanya karya foto esai ini diharapkan dapat mengupas secara fotografis dengan foto yang akan menggambarkan proses pembuatan saka sehingga menimbulkan

Metode yang sesuai digunakan untuk mengajarkan faidah-faidah fi‟il tsulatsi mazid adalah metode mu‟adalah karena metode ini sesuai dengan perkembangan kaidah bahasa arab yang

PENOLONG KANAN KOKURIKULUM NAIB PENGERUSI 3 G.MANIMEGALA A/P GOVINDAN PENOLONG KANAN PETANG SETIAUSAHA KURIKULUM GKMP TEKNIK & VOKASIONAL ANUAR B OTHMAN KETUA

Zakat adalah ibadah wajib yang berkaitan dengan harta benda. 1 Zakat merupakan salah satu sendi pokok ajaran Islam. Bahkan al-Qur'an menjadikan zakat dan shalat