• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN SEJARAH PADA PROGRAM KEJAR PAKET C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBELAJARAN SEJARAH PADA PROGRAM KEJAR PAKET C"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

1

PEMBELAJARAN SEJARAH PADA PROGRAM KEJAR PAKET C

Ranulin Windarsar i, Sunardi, Djono

Pendidikan Sejarah, Pascasar jana, Universitas Sebelas Mar et Sur akar ta, e-mail: ulin_ran@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study is aimed to descr ibe the implementation of learning histor y in kejar paket C pr ogr ams. This study uses the descr ipti ve qualitative method. Data wer e col lected by inter view s, documentati on, and obser vation. Data anal ysis technique use qualitative anal ysis inductive models w ith pur posive sampling techni que. The r esul ts of this study are: fir st, planning lear ning history in kej ar paket C pr ogr am star t ed fr om In House Tr aining for educators i n kejar paket C pr ogr am which pr acticed i n the pr epar ation of the lear ning device ar e appr opr iate to the curr icul um; second, the implementation of learning histor y in kejar paket C pr ogr am involves thr ee patt er ns of learning consisting of 20% face-to-face inter action, 30% tutor ials, and 50% independent activity; third, constr aints in the implement ation of histor y lear ning i n kejar paket C pr ogr am is the r eadiness of l earner s in r eceiving lear ning materi als, lear ning i nfr astr uctur e, and the competence of educator s in conveying the teaching of hi story; four t h, evaluation of lear ning histor y in kejar paket C pr ogr am i s equal to the for mal school.

Keywords:Learning hist or y, Non-formal educati on, Equalit y kejar paket C pr ogr am

PENDAHULUAN

(2)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

2

Pembangunan pendidikan diar ahkan untuk menghasilkan masyar akat Indonesi a yang cer das dan kompetitif melalui peni ngkatan keter sediaan, keter jangkauan, kualitas dan r elevansi, keset araan dan kepasti an memper ol eh

pendidikan. Pendidikan ber langsung sepanjang hayat sesuai dengan

perkembangan tuntutan tugas peser ta di dik dan perkembangan masyar akat yang semakin lama semakin kompleks. Akan tetapi, pendidikan dapat pula menyebabkan kesenjangan sosial yang menjadi hambatan sosi al dalam masyar akat kar ena tidak semua mendapatkan pendidikan yang layak. Oleh kar ena itu, timbul upaya pemer intah untuk mel aksanakan pendidikan yang bi sa di nikmati ol eh semua kalangan yang disebut dengan pendidi kan kesetar aan yang mer upakan bagian dar i pendidikan nonfor mal.

Pendidikan nonfor mal sesuai dengan fungsi nya sebagai pengganti , penambah dan/ atau pel engkap pendi dikan dapat diber ikan kepada masyar akat yang mempunyai kondisi khusus (Her maw an, 2012: 65-66). Salah satu r agam pr ogr am dari pendidi kan nonfor mal adal ah mel alui pendidikan kesetaraan yang mel iputi pr ogr am kej ar Paket A setar a SD (6 tahun), Paket B setar a SMP (3 tahun), dan Paket C setar a SMA (3 tahun).

Pelaksanaan pendidikan kesetar aan mengacu pada kur ikul um yang ber laku. Kur ikulum adal ah seperangkat rencana dan pengatur an mengenai tuj uan, isi dan bahan pel ajar an serta car a yang dugunakan sebagai pedoman penyelenggar aan kegiatan pembelajar an untuk mencapai tujuan pendidikan ter tentu yang meli puti tujuan pendidikan nasional ser ta kesesuai aan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daer ah, satuan pendidikan dan peser t a didik. Oleh sebab itu, kuri kulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuai an pr ogr am pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Salah satu

penyelenggara pendidikan kesetar aan adal ah SKB Sukohar jo dengan

menggunakan kur ikulum yang ber laku yaitu KTSP yang mengembangkan nilai -nilai budaya dan kar akter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendi dikan yang ter jadi di sekolah.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi dikan Nasional mencantumkan secar a jelas tent ang fungsi pendidikan untuk pembentukan sikap, w atak dan kepri badian peser ta didik. Pel ajar an sej ar ah memiliki ar ti str ategis dalam pembentukan w atak dan peradaban bangsa yang ber mart abat ser ta dal am pembentukan manusia Indonesia yang memil iki r asa kebangsaan dan cinta tanah ai r. Oleh karena itu, pembelaj ar an sejar ah sangat diper lukan pada pendidikan di Indonesi a bai k mel alui pendidikan for mal dan nonfor mal.

METODE PENELITIAN

(3)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

3

penelitian terl et ak pada fenomena komtemporer ( masa kini) dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2002: 1).

Peneliti an ini merupakan penelitian kual itatif, maka tekni k pengambil an sampel yang digunakan adalah teknik cuplikan yang ber sifat pur posive sampling

(sampel ber tujuan), di mana peneliti cenderung memili h infor man yang dianggap tahu dan dapat diper caya sepenuhnya sebagai sumber data ser ta menget ahui permasalahan secar a mendal am ( Sutopo, 2006: 64).

Pengumpulan data mengguna-kan teknik obser vasi, w awancar a, dan analisis dokumen. Obser vasi dilakukan untuk mendapatkan data di lapangan terhadap pr oses pembelajar an sejarah di SKB Sukoharj o. Wawancar a di lakukan dengan parti si pan dalam penelitian ini yang ter di r i atas: kepal a SKB Sukoharj o, Ketua Pengelola SKB Sukohar jo, Ketua Pengelola Pr ogr am Kejar Paket C SKB Sukoharj o, pendidik atau tutor sejarah, peserta didi k atau w ar ga belaj ar di SKB Sukohar jo yang dicatat sebagai sumber data. Dokumen diperl ukan untuk melengkapi sumber data yang lai n.

Dalam menjaga validitas penelitian, digunakan teknik tr iangulasi, pengecekan ulang, dan r efleksi dir i. Tr iangulasi adalah teknik yang digunakan pada peneli ti an kualitatif untuk mengecek dan membangun vali ditas dengan menganalisis data dari ber bagai instr umen. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adal ah tr ianggulasi sumber dan t r ianggulasi metode (Patton, 2009: 99).

Data hasil observasi dicatat dengan catatan lapangan dan di saji kan dalam bentuk deskripsi. Penel itian yang digunakan yaitu kualitatif induktif yang bermakna bahw a semua simpulan yang dibuat sampai dengan t eor i yang memungkinkan dikem-bangkan, di bentuk dar i semua dat a yang tel ah ber hasil ditemukan dan dikumpulkan di lapangan (Sutopo, 2006: 64). Peneli tian ini menggunakan teknik analisis model inter aktif meliputi ti ga komponen analisis yaitu r eduksi data, penyajian data dan penar ikan si mpulan atau ver ifikasi. Ketiga komponen analisis tersebut dilakukan secar a i nter aktif dan ber kelanjutan.

Pada per mulaan penelitian dilakukan pengumpulan data yang selanjutnya dicari arti , pola-pola, penj elasan, konfigur asi, al ur sebab akibat, dan pr oposisi. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menaj amkan, menggol ongkan, meng-ar ahkan, membuang yang tidak per lu, mengor ganisasi data dengan car a sedemi kian r upa sehingga dapat dilakukan veri fikasi atau penar ikan kesimpulan. Alur yang kedua adalah dengan penyajian sekumpulan informasi ter susun yang member kemungkinan adanya penar ikan kesimpulan dan pengambi lan tindakan. Penyajian data yang diper lihatkan dapat dipahami apa yang sedang ter jadi dan apa yang har us di lakukan. Kegiatan analisis yang ketiga adalah menar ik kesimpul an dan ver ifi kasi (Mil les & Hubeman, 2002: 16-19).

(4)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

4

Gambar 1. Model Anal isi s Interaktif Menurut Mi lles & Hubeman (2002: 20).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peneliti an ini dilaksanakan di SKB “Bina Mandi ri ” Sukohar jo, Pr ogr am Paket C yang ber alamat di Jalan Pemuda No.75 Sukohar jo. SKB Sukohar jo adalah salah satu penyelenggara pendidikan nonfor mal di Kabupaten Sukohar jo di baw ah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. SKB Sukohar jo mer upakan salah satu Uni t Pelayanan Ter padu Daer ah (UPTD) yang secar a or gani sasi dibaw ah Dinas Pendidikan Kabupaten Sukohar jo di bawah Pendidikan Nonfor mal. SKB dibentuk berdasarkan SK Mendikbud RI No 039/ 0/ 1998 pada tanggal 23 Pebr uar i 1998, setelah otonomi daer ah keber adaan SKB diatur dengan PERDA No 17 th 2001 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan susunan Or ganisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo ser ta Keputusan Bupati No 28 tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Sukohar jo. Tujuan ber dir inya SKB adal ah melayani pendidikan luar sekolah bagi masyarakat yang membutuhkan keter ampilan.

SKB Sukohar jo mer upakan salah satu bentuk dar i pel aksanaan pendidikan nonfor mal di Indonesia. Pendidikan Nonfor mal adalah pendi dikan yang diselenggar akan di luar j alur pendi dikan sekolah, baik dilembagakan maupun tidak dilembagakan, ser ta tidak har us berj enj ang dan ber kesinambungan (Abdulhak & Supr ayogi, 2011: 17). Cor ak r agam progr am pendidi kan nonformal di masyarakat Indonesi a salah satunya adal ah melalui pendidikan kesetar aan. Pendidikan kesetar aan adalah pendidikan nonfor mal yang ditujukan kepada w ar ga negar a yang tidak ber kesempatan mengenyam pendidikan for mal di sekol ah. Hal ter sebut di kenal dengan nama Kejar (Kel ompok Bel ajar ) Paket A untuk setar a SD, Paket B untuk setara SMP, dan Paket C untuk setar a SMA, dan juga Pr ogr am Keaksaraan Fungsional untuk melayani w ar ga yang buta huruf. Lul usan pendidikan non for mal diakui setar a dengan pendidikan for mal (Per mendiknas No. 23/ 2006 tentang St andar Kompetensi Lul usan). Konsekuensi pr ogram kesetar aan adalah terdapat kebutuhan peningkatan mutu yang sepadan at au set ar a dengan fungsi pendidi kan for mal dalam memenuhi kebutuhan pendidi kan masyar akat (Desmaw ati, 2011: 1).

(5)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

5

pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memper hatikan dan ber dasar kan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasi onal Pendidikan (BSNP) (Mulyasa, 2009: 19-20). Dal am ar tian t er sebut, ter dapat otonomi melal ui KTSP mer upakan implikasi dar i per ubahan kebijakan yang sent r alisasi ke desent r alisasi di bidang pendidikan.

KTSP pada pendidikan kesetar aan paket A, B dan C adalah kuri kulum oper asional yang ditetapkan oleh dinas pendi dikan kabupaten/ kota dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidkan. Kuri kul um operasional untuk pr ogr am pendi dikan kesetar aan ter di ri dari tujuan pendidikan, Str uktur dan muatan kur ikulum, Kalender pendidikan, dan Silabus. Str uktur dan muatan KTSP Pr ogr am Pendidi kan Kesetar aan meliputi: Kelompok mata pelajar an agama dan akhlak mulia, Kelompok mata pelajar an kew ar ganegar aan dan kepr ibadian, Kel ompok mata pelajar an ilmu penget ahuan dan teknologi, Kelompok mata pelaj ar an est etika, dan Kelompok mata pelaj ar an jasmani, olahr aga dan kesehatan. Kel ompok mata pelajaran ter sebut dilaksanakan melalui muatan dan kegiatan pembelajaran sebagai mana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 7 bahw a muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajar an yang keleluasaannya dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peser ta didik pada satuan pendidikan, disamping itu mater i muat an lokal dan kegi atan pengembangan di r i ter masuk dalam i si kur ikulum (Puspaw ati, 2012). Str uktur kur ikulum pr ogr am Paket A, Paket B, dan Paket C mer upakan pola susunan mata pelajar an dan beban belaj ar yang har us ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kr edit kompetensi (SKK).

Salah satu st r uktur dar i kelompok mata pelaj ar an ter sebut adalah terdapatnya pembelajaran sejar ah. Sej ar ah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan per kembangan ser ta per anan masyar akat di masa lampau ber dasar kan metode dan metodologi ter tentu. Pendidikan kesetar aan pada pr ogr am Paket A, B, C, pada pendidikan nonfor mal, pengetahuan masa lampau ter sebut mengandung nilai-nilai kear ifan yang dapat digunakan untuk melatih kecer dasan, membentuk sikap, w atak dan kepri badian peser ta didik atau w arga belaj ar . Salah satu upaya untuk membentuk kar akter dan kepr ibadian bangsa adalah melal ui pendidi kan sej ar ah.

Kebutuhan untuk mengajar -kan kepada kaum muda mengenai nilai-ni lai fundamental kemanusi aan dan akhlak mulia agar kaum muda tidak ter kotak -kotak dalam budaya, suku, dan agama merupakan hal yang mendesak untuk seger a dilakukalan agar ti dak menj adi pemicu ter pecah belahnya kesatuan bangsa. Menurut Azra dalam penelitian Ni ron, Budiningsih, dan Pujir iyanto (2013: 19-31) disebutkan bahw a pendidi kan multikultur al dan kar akter bangsa harus diupayakan secar a si stematis, pr ogr amatis, terpadu, dan ber kesinambungan melalui seluruh lembaga pendidi kan, baik for mal, nonfor mal, bahkan infor mal. Untuk keper luan ter sebut per lu memadukan aspek-aspek pendukung agar penyelesaian masalah str ategis nasional ini lebih fokus, kompr ehensi f, dan efi si en.

(6)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

6

Pendidikan luar sekolah ber fungsi mengembangkan potensi peser t a didik/ war ga belaj ar dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keter ampil an fungsional ser ta pengembangan sikap dan kepri badian pr ofessional. Pr ogr am kejar paket C mer upakan salah satu upaya yang di lakukan oleh pemeri ntah untuk member ikan kesempatan kepada masyar akat usia sekol ah dan usia dew asa yang kar ena ber bagai sebab tidak melanjutkan pendidikan (Ciptasari, 2015: 116).

Pembelaj ar an yang baik dimulai dar i aw al per encanaan yang baik pul a. Perencanaan pembelajar an harus dilakukan oleh pendidik sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Perencananaan ini dibuat ter lebih dahulu agar dalam pelaksanaan pembel ajar an dapat ber jal an dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajar an. Suatu per encanaan har us dimulai dar i penetepan tujuan yang akan dicapai melal ui analisis kebutuhan yang kemudian ditetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan ter sebut. Agung dan Wahyuni (2013: 22) mengemukakan bahw a per encanaan pembel ajar an adalah pr oses mener jemahkan kur ikulum menjadi progr am-pr ogr am pembela-jaran. Pr ogr am-pr ogram yang harus diper si apkan pendidik antara lain menyusun alokasi w aktu, pr ogr am tahunan, pr ogram semest er , silabus, dan RPP yang berdasar kan KTSP. Sebelum pelaksanaan pembelajar an di mulai tutor harus terlebi h dahulu mer encanakan pr ogr am-progr am pembelajar an yang har us diper si apkan dalam perangkat pembel ajar an.

Per encanaan pembelajaran sejar ah yang dilakukan oleh tutor di SKB Sukohar jo adalah dengan menyusun per angkat pembelaj ar an yang sebelumnya tutor sudah diber ikan pelatihan oleh pengel ola Pendidikan Non For mal Indonesia (PNFI) melal ui In House Tr ai ning (IHT) di Semarang dan mendapatkan i lmu tentang pelaksaaan per encanaan pembelaj ar an di Sanggar Kegi atan Belaj ar (SKB) yang dihadir i oleh tutor -tutor yang di tunjuk oleh satuan pendi dikan kesetar aan. Tutor juga har us memahami keadaan w ar ga belajar yang ber beda dar i kondi si pembelajar pada sekolah for mal, pendidikan yang ada di pr ogr am kejar paket C menggunakan pendekatan paedagogi dan andr agogi.

Penyelenggar aan In House Training oleh pemeri ntah pusat penyelenggar a PNFI sejal an dengan penelitian Sutisna (2015: 93-101) yang menyatakan bahw a sebuah model bi mbingan tekni s ber kelanjutan untuk meningkatkan kompetensi tutor paket C dalam pembel ajar an merupakan alter natif yang dipili h untuk mencapai tujuan yaitu dengan mengembangkan model bimbingan teknis berkel anj utan (bi mtekber ), fokus pada kompetensi tutor dalam melaksanakan tugas pembelajar an, sehingga sesudah mengikuti bimbingan dapat meningkat kompetensi pembelajar annya. Pengembangan model bimtekber didasar kan pada pemikir an bahw a proses bimtekber yang dilakukan sel ama ini ber si fat par sial, beror ientasi pada aspek kogni tif dan pelaksanaannya sangat konvensional ser ta mater i tidak sesuai dengan kebutuhan peser ta. Pelatihan-pel atihan yang diber ikan kepada tutor progr am paket C ber tujuan untuk meningkatkan pr ofesional isme tutor dal am menj alankan tugas sebagai pendidi k pada pr ogr am kejar paket C.

(7)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

7

perangkat pembelajar an dan pelatihan KBM secar a online pada tahun 2015 yang diikuti ol eh semua tutor SKB. Akan tetapi pelaksanaan IHT hanya ber langsung secar a insidental atau tidak rutin. Hal ter sebut diper kuat dengan per nyataan tutor sejar ah yang per nah di kir im sebagai salah satu peser ta IHT.

Penyusunan per angkat pembela-jar an di pr ogr am kejar paket C pada dasar nya sama dengan penyusunan per angkat pembelaj ar an pendi dikan pendidikan for mal (SMA). Akan tetapi, ter dapat perbedaan antar a per angkat pembelajar an sekol ah for mal dengan pendidi kan kesetar aan yai tu pada identi tas sekolah diganti menjadi identitas SKB, identitas kepala sekol ah diganti dengan identitas kepala SKB, ser t a kegiatan pembel ajar an untuk SKB diganti menj adi tatap muka sebesar 20%, tutor ial sebesar 30%, dan kegiatan mandiri sebesar 50%.

Pendidik yang pr ofesional adalah pendidik yang melaksanakan tugas dan tanggung jaw ab pr ofesi nya dengan baik sehingga per lu untuk menguasai kur ikulum beser ta petunjuk-petunjuk pelaksanaan, memiliki kemampuan dalam menyusun progr am pembelajar an dalam bentuk r encana pembelajar an, memahami ser ta mel aksanakan tindak lanjut dar i pr oses pembelajar an. Kompetensi tutor sejar ah dalam pr oses penyusunan per angkat pembelajar an di SKB Sukohar jo dikatakan cukup. Hal ini terl ihat pada dokumen-dokumen perangkat pembelajaran yang dibuat oleh tutor sej ar ah di SKB Sukoharj o di mana belum menunj ukkan cir i atau kar akter istik dar i pendi dikan kesetar aan paket C selain pada pola pembel ajar an. Per angkat pembela-jaran sejar ah yang disusun oleh tutor sejar ah juga tidak mengal ami per ubahan yang ber ar ti dari t ahun ke tahun. KTSP member lakukan otonomi seluas-luasnya kepada penyelenggar a pendidikan untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia, ter masuk member ikan otonomi kepada pendidik dalam hal ini adalah tutor untuk menyusun perangkat pembelajar an yang baik dan kr eatif. Per angkat pembelajar an hampi r sama dengan di inter net yang dapat diunduh oleh banyak or ang.

Str ategi pembel ajar an sej ar ah yang digunakan ol eh tutor juga bel um menunjukkan kreati vitas dar i tutor . Proses pembelajar an sejar ah di SKB Sukoharjo dirasakan oleh sebagian peserta didik sangat membosankan. Salah satu peserta didik mengemukakan bahw a pembelajar an sejar ah penuh dengan menghafal sehingga sulit untuk mencerna banyak nama-nama tokoh dan tanggal. Sehingga, st r ategi pembelajaran yang tepat diper lukan agar proses pembelaj ar an dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ter sebut diper kuat oleh Misco & Petter son (2009: 86) bahwa per masalahan yang ter letak pada ketidaksesuaian, kel emahan makna, dan pengalaman pembelaj ar an yang membosankan mer upakan gambar an yang nyata dalam pr oses pembelaj ar an sej ar ah.

(8)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

8

menjelaskan mater i pembelajar an dengan lebih banyak por si t eks book dengan metode ceramah bervar i asi.

Peneliti an Aman (2012: 454) menunjukkan bahw a kuali tas pembel ajar an sejar ah ter dir i dar i tujuh komponen, yakni: kiner ja guru sejar ah, materi pel ajar an sejar ah, metode pembelajar an, sar ana pembelaj ar an sejar ah, iklim kelas, sikap sisw a, dan motivasi belajar sejar ah. Sedangkan hasil pembelajar an sej ar ah ter di r i dari tiga komponen yakni : kecakapan akademik, kesadar an sejar ah, dan sikap nasi onalisme. Faktor lain yang menentukan keberhasilan pembelajar an sejar ah menurut Soepar djo (2013: 125) adalah per anan gur u dalam membelajar kan sejar ah, lingkungan sosial, lingkungan sekolah dan lingkungan keluar ga ser t a kestabil an kesehatan fisik dan mental sisw a. Sikap kebangsaan per lu sekali di-kembangkan lew at pr oses pendidikan di sekolah sebab sekolah sebagai lembaga pencetak kader -kader bangsa yang demokrati s, cakap, cinta bangsa dan tanah air ser ta ber t anggung j aw ab ter hadap kelangsungan hidup bangsa di masa-masa mendatang.

Ber dasar kan beber apa pendapat ter sebut di atas sangat ditekankan per anan tutor sebagai pendidik dalam membelajar kan peser ta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran sejar ah yang sesuai dengan KTSP dengan cir i pembentukan kar akter bangsa.

Kegiatan mandir i dalam pendidikan kesetar aan di r asakan per lu untuk membangun kr eatifitas dar i peser t a didik atau w ar ga belajar . Kegi atan mandi ri biasanya dilakukan diluar j am Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada kegiat an mandiri , tutor biasanya member ikan tugas individu untuk mengamati lingkungan (observasi) tempat tinggal masi ng-masing peserta didik. Sebagai contoh pada mater i kelas X ter dapat mater i pembelajar an tradisi masyar akat Indonesia sebelum mengenal tulisan, maka pesert a didik mengamati budaya nyadr an, tingkeban, mitoni , tedhak si ten, per mainan tr adisional, dan l ain-lain yang kemudian dilapor kan dal am bentuk tulisan.

Hal ter sebut di atas mendapat dukungan dari penelitian Suyitno, Kamal, Sunoto, & Suher janto (2016: 15) yang menyatakan bahwa konteks lingkungan mer upakan faktor penting dalam mengembangkan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini didasar i alasan bahw a dalam melangsungkan kehidupannya, siswa akan selalu bergantung pada lingkungan tempatnya hidup. Hubungan antara kehi dupan si sw a dan lingkungan itu tidaklah semat a-mat a ter w ujud sebagai hubungan keter gantungan manusia ter hadap lingkungannya, tetapi juga ter wujud sebagai suatu hubungan saling memengar uhi.

(9)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

9

Tutor seper ti dalam penelitian Waspodo (2009: 63-69) har us dapat mengimplementasi pendekatan andr agogi melal ui konsep tentang peserta didik, fungsi pengalaman peserta didi k, kesiapan belajar dan or ient asi belajar . Per an pendidik / tutor dalam pendekatan andr agogi sebagai fasilitator untuk memper siapkan per angkat atau pr osedur untuk mendorong dan melibatkan secar a aktif sel ur uh w ar ga belajar / peserta di dik melal ui pendekatan par tisipatif. Hal ini akan menciptakan suasana pembelaj ar an aktif, inovati f, kompeti tif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Contoh pembelaj ar an melalui pendekatan parti si pati f adalah melal ui kegiatan diskusi kelompok. Akan tetapi, dalam pr aktiknya di SKB Sukohar jo, tutor meski pun pernah melakukan kegiatan diskusi yang dihar apkan pada hasilnya akan sama dengan sekol ah for mal, namun hasilnya berbeda. Peserta didik atau w ar ga bel ajar memanfaatkan kegiatan diskusi untuk berceri ta di luar mater i yang sedang di bahas ataupun kur ang memahami materi diskusi sehingga diskusi di rasakan tidak sesuai dengan tujuan aw al yaitu membuat peser ta didi k menjadi aktif, kreati f, dan inovatif.

Dar yanto (2009: 172-173) menyatakan bahw a pelaksanaan pembel ajar an mer upakan pr oses inter aksi antar a peser t a pelatihan dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan per encanaan yang tel ah diper siapkan sebel umnya dalam r angka untuk mencapai tujuan. Pel aksanaan pembelajaran harus selalu mengingat pr insip pembelajar an yaitu dengan car a mengali rkan kompetensi kunci dal am setiap kegiatan dan aktivitas yang selalu berpusat pada peser ta pendidikan dan pelati han.

Pelaksanaan pembelajaran sejar ah di SKB Sukohar jo menggunakan 3 pola kegiatan pembelajar an yaitu tatap muka sebanyak 20%, tutor ial sebanyak 30%, dan mandir i sebanyak 50%. Akan tetapi, selama pelaksanaan pembel ajar an sejar ah yang sudah ter jadi sebelumnya dal am pr aktik yang sebenar nya lebih dominan pada pelaksanaan tat ap muka dan tutor ial dari pada pel aksanaan mandiri . lebih dominan kegi atan mandi r i, karena w ar ga bel ajar dihar apkan belajar secar a mandi ri dan kr eatif di l uar SKB maka hal ter sebut tidak akan bisa berj alan. Hal ter sebut diper kuat oleh pendapat tutor sejar ah di SKB yang menyatakan bahw a kar akter peser ta didik atau w ar ga belaj ar SKB Sukohar jo masih membutuhkan bimbingan dari tutor , sehingga dal am pel aksanaan pembel ajar an kur ang sesuai dengan per angkat pembelajar an.

Dalam penyampai an mater i pembelajar an, tutor di nilai membosankan dan monoton oleh war ga belajar kar ena tutor mengajar dengan car a atau metode pembelajaran cer amah ber vari asi dan dengan suara yang kur ang ker as, ser ta kedekatan dengan peser ta didik atau w ar ga belaj ar yang kur ang akr ab sehi ngga suasana belaj ar menjadi kaku dan tenang.

Metode cer amah ber vari asi mer upakan metode yang paling cocok diterapkan di SKB Sukohar jo kar ena keadaan war ga belajar yang ti dak seperti di sekol ah for mal dimana peser ta di dik dapat fokus belajar sedangkan w ar ga belajar sebagi an besar sudag beker ja at au membantu or angtua di r umah.

Tujuan pengajaran bukan sekedar t r ansfer of knowledge, tetapi juga t ransfer of

value, bukan sekedar membelajar kan sisw a menjadi cer das, tet api juga ber akhlak

(10)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

10

secar a i mplisit dan eksplisit, seper ti yang di nyatakan Sartono Kar todir djo dalam Supardi (2014: 94) dinyatakan bahw a maksud pengajar an sejar ah adal ah agar gener asi muda dapat mengambil hikmah dan pelajar an dari pengalaman nenek moyangya. Pelaksanaan pembelajaran sejar ah di SKB Sukohar jo dalam r angka penanaman nilai kar akter bangsa kepada peser ta didik dir asa kur ang kar ena peser ta didik yang mengerti makna pembel ajar an sejar ah hanya beber apa peser t a didik saja.

Hal ter sebut sesuai dengan pendapat Tuahunse (2009: 32) yang menyatakan bahw a apabila dal am pr oses belaj ar mengajar sejar ah di kel ola dengan baik dan secar a pr ofessional, tentu hasilnya lebih memuaskan. Untuk hal i ni per anan gur u sejar ah sangat menentukan dalam keber hasilan belajar mengajar , terutama dalam penyampai an mat er i sejar ah di per lukan model-model pembelajar an dengan var iasi metode yang cocok sehi ngga sisw a dapat memahami nilai-nil ai yang ter kandung dar i ber bagai per i stiw a sejarah Indonesia.

Mater i pembelajar an sejar ah di SKB Sukohar jo sama dengan mat eri pembelajaran pada sekolah for mal pada umumnya yang sesuai dengan Kur ikul um yang ber laku yai tu KTSP yang dij abar kan melal ui silabus, RPP, KKM, alokasi w aktu, r incian mi nggu efektif, dan lain-lain ditambah dengan cir i khas pembelajar an SKB yang member ikan keter ampi lan bagi peser ta didik yang disesuaikan dengan mater i pembel ajar an. Sebagai contoh yang diutarakan ol eh tutor sejarah bahw a pernah member ikan tugas mandir i seper ti “tatah sungging” seder hana dar i kain yang dihubungkan dengan mater i pembelajar an akulturasi kebudayaan Hi ndu-Buddha dan Islam di Indonesia. Tatah sungging mer upakan teknik menjahit untuk w ayang atau kaligr afi yang ber asal dar i kul it. Sukoharj o memiliki industri pembuatan w ayang kulit yang di sesuaikan dengan materi pembelajar an dan keter ampi lan vokasi yang diambil oleh peser ta didik. Akan tetapi, hal ter sebut tidak dapat dibuktikan melalui selama obser vasi lapangan dan tidak ter cantumkan dalam dokumen per angkat pembelajar an kel as XI.

(11)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

11

menggunakan st r ategi, metode, dan model pembelaj ar an yang umum di gunakan tidak menunjukkan kar akter i stik dar i pembel ajar an sejar ah di SKB Sukohar jo.

Hal ter sebut diper kuat oleh hasil penelitian Azhar (2011: 22) yang menyatakan bahw a model pembelajar an di dalam pendidikan dan pel atihan kewi rausahaan menggunakan kur ikulum yang disusun dan dikembangkan atas dasar kebutuhan masyarakat yang beror ient asi kepada mata pencahar ian dan peningkatan tar af hidup war ga belajar ; aktivitas fasilitator ber upa pemberi an pembelajaran kew ir ausa-haan dalam bentuk pembimbingan produksi, pemasar an, dan kemandir ian ber wi r ausaha w ar ga belajar ; w ar ga belajar aktif mengi kuti pendidikan dan pelatihan kewi rausahaan ser ta mengembangkan dan memper luas usaha; dan metode belajar di laksanakan secar a simulasi dan diskusi kelompok, dengan pendekatan andr agogi, pr akti s dan fleksibel, aplikasi materi pelaj ar an bagi peningkatan penghasilan dengan car a belajar dan melakukan (lear ning by doing)

seputar peni ngkatan kehidupan sehar i-har i. Ber dasar kan pendapat Azhar ter sebut apabila diaplikasikan dalam pembelajar an sej ar ah di SKB Sukoharj o sama yaitu meletakkan pada pelati han keter ampilan peser ta didik dalam mat er i pel ajar an yang diambil sebagai bekal menghadapi kehidupan pada masa yang akan datang. Sebagai contoh pada materi akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha, dan Islam ter dapat hasi l kebudayaan ber upa w ayang. Wayang merupakan salah satu home

indust r y yang dikembangkan oleh pemer intah Kabupaten Sukoharj o. Peserta di dik

mendapat keter ampi lan dar i SKB berupa keter ampilan menjahit yang diaplikasikan dalam mater i pembelajaran dengan membuat w ayang seder hana melalui pr oses menjahit dan pengenalan teknik “tatah sungging”.

Pembelaj ar an ber basi s keterampilan (soft skills) memiliki keter kaitan dengan pencanangan pendidikan kar akter untuk membangun bangsa. Pembelajaran soft

skills sebagai bagi an dar i pendidikan kar akter memiliki fungsi membentuk kar akter peker ja. Pendidikan kar akter di ti ngkat kelas merupakan salah satu fungsi membentuk kar akter peker ja pr ofesional. Implementasi pendidikan kar akter di tingkat kelas harus memil iki fungsi penguatan karakter bangsa sebagai bangsa yang cer das, unggul dan ber mar t abat. Sebagai ahl i boga, penanaman kar akter bai k bidang pr oduksi maupun manajer ial akan melahir kan mahasi sw a yang bekerja ber basi s mutu; bekerj a cepat, tepat, dan efisien; menghar gai w aktu; menjaga r eputasi; budi peker ti luhur ; ber di siplin; ser t a mandir i (Hamidah, Rahmaw ati, & Jaedun, 2013, pp.165-166). Hal ter sebut juga berl aku pada pelaksanaan pembel ajar an sejar ah di SKB Sukohar jo yang menekankan pada pendidikan keter ampil an yang disesuaikan dengan KTSP dengan membentuk kar akter bangsa melalui keter ampilan menjahit w ayang seder hana.

Kendala yang ditemui selama pr oses pelaksanaan pembelajaran sejar ah berl angsung di SKB Sukohar jo yang lain ter letak pada keadaan peser ta didik. Peser t a di dik yang datang ke SKB Sukohar jo memiliki tujuan tidak untuk memper ol eh ilmu, akan tetapi untuk mendapatkan ijazah yang setara dengan SMA. Disamping itu, keadaan peser t a didik yang sebagi an besar sudah beker ja menyebabkan pengelola SKB dan tutor kesul itan dalam pelaksanaan pembelajar an, ter utama apabila sudah melakukan evalusi pembelaj ar an.

(12)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

12

dikelompokkan pada siswa ber kemampuan tinggi, sedang, dan r endah (Agung dan Wahyuni, 2013: 46). Akan tetapi, peser ta di dik pada SKB Sukohar jo memi liki kemampuan yang r at a-r ata sama.

Ber dasar kan penelitian Retna-w ati, Kar tow agi r an, Hadi, dan Hidayati (2011: 162-174) disebutkan bahwa kesulitan pesert a didik dal am pembelajar an sal ah satunya ber dasar kan daya ser ap dalam mener i ma mater i pembelajar an ser ta mater i pembelajar an yang dir asakan sulit oleh peser ta di dik. Konteks yang sama pada pembelajar an sejar ah di SKB Sukohar jo adalah daya ser ap yang dimiliki ol eh peser ta didi k yang ti dak sama dengan peser ta didi k pada sekol ah for mal.

Tutor sej ar ah yang ber tindak sebagai pendidik di SKB Sukohar jo mengetahui kur ikulum yang ber laku pada SKB Sukoharj o adalah KTSP di mana dalam penyusunan per angkat pembelajar an di sesuaikan dengan kur ikulum yang ber laku. Tutor sej ar ah di SKB Sukohar jo juga mampu memahami dengan baik keadaan w ar ga bel ajar di SKB Sukohar jo yang ber beda dar i peser ta didik pada sekol ah for mal. Keadaan w ar ga belaj ar sebagai peserta di dik SKB Sukohar jo dalam keadaan sudah beker ja, sehingga pr oses KBM disesuaikan dengan keadaan w ar ga belaj ar ter sebut. Ber dasar kan hal ter sebut, maka tutor sejar ah di SKB Sukohar jo dalam pelaksanaan yang sebenar nya di lapangan tidak menggunakan str ategi, metode, ataupun model pembelaj ar an yang membingungkan pesert a didik, sehi ngga yang paling cocok diter apkan hanya cer amah ber var i asi dan tanya jaw ab.

Pelaksanaan pembelajar an yang baik didukung pula oleh sarana pr a sar ana yang di sediakan oleh satuan pendidikan dalam hal ini adal ah SKB Sukohar jo. Kel engkapan sar ana dan pr asar ana dapat membantu pendidik dalam penyelenggaraan pr oses pembelajar an (Agung dan Wahyuni, 2013: 47). Sar ana dan pr asar ana pendukung pembelajar an di SKB Sukohar jo sudah ter sedia cukup baik ter utama ber basi s IT seper ti fasilitas wifi. Selain itu keter sediaan buku penunjang yang disesuai kan dengan progr am kej ar paket C digunakan dalam pelaksanaan pr oses KBM. Buku penunjang KBM mengalami kesulitan dal am hal car a memper olehnya. Hal ini dikarenakan ti dak semua pener bit buku mener bitkan buku pegangan khusus bagi pendidikan kesetar aan.

Tahap ter akhir dalam pembelajar an sejar ah di SKB Sukohar jo adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses pemberi an makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan car a membandi ngkan angka hasil pengukuran ter sebut dengan kr iteri a ter tentu.

(13)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

13

Evaluasi pembelajaran sejar ah di SKB Sukohar jo meliputi kognitif, afekti f, dan psikomotor ik dapat dilakukan melalui tugas-tugas kelompok dan tugas-tugas individu yang biasanya diberi kan pada saat kegi atan pembel ajar an di SKB baik itu tutor ial atau pada saat kegiatan mandir i. Evaluasi yang dimaksud meli puti tugas por tofolio, ulangan har ian, ulangan tengah semester , dan ujian semester . Penilai an pr oses dilakukan oleh tutor pada saat proses belajar mengajar yaitu dengan menil ai keaktifan w ar ga bel ajar di dalam kel as. Penilai an digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan daya ser ap w ar ga belajar dalam pembelajaran sejarah. Peni lai an pada SKB sudah ter t er a pada per angkat pembelajaran dan di tetapkan dal am Kompet ensi Kelulusan Minimal (KKM) melalui anali sis ketuntasan belajar mini mal pada setiap indikator dengan memper hatikan kompl eksitas, daya dukung, intake sebesar 75 sesuai dengan t ar get ketuntasan secar a nasional.

Kendala dalam pelaksanaan eval uasi di SKB Sukohar jo adal ah peserta didik. Peser t a didik yang sudah beker ja kur ang dapat menentukan w aktu yang tepat agar melaksanakan evaluasi secara ber sama-sama. Oleh kar ena itu, diper lukan keaktifan dar i pengel ola SKB dan tutor untuk menghubungi peser ta didik yang bersangkutan agar mengikuti evaluasi sebagai syar at untuk melanjutkan ke jenjang beri kutnya.

KESIMPULAN

Ber dasar kan hasil penelitian ter sebut di atas dapat di ambil kesimpul an sebagai beri kut. Per t ama, per encanaan pembelajar an sejarah di SKB Sukohar jo cukup baik dengan melalui tahap aw al yaitu In House Tr aining yang diber ikan kepada tutor atau pendi dik untuk menyusun per angkat pembelajaran yang sesuai dengan pendi dikan kesetar aan pr ogr am kejar paket C dengan kur ikulum yang berl aku yaitu KTSP yang kemudian berkembang sampai dengan str ategi, metode, model pembel ajar an yang di gunkan, ser ta evaluasi pembelaj ar an.

Kedua, pelaksanaan pembelaj ar an sejar ah di SKB Sukohar jo dilaksanakan

sesuai dengan per angkat pembelajar an yang dibuat ol eh tutor dengan mater i pembelajaran yang sama dengan sekolah formal . Per bedaan dengan sekol ah for mal dalam pel aksanaan pembelajar an sejar ah ter let ak pada pol a pembel ajar an pada pr ogr am kejar paket C yang mel iputi kegiat an tatapmuka 20%, kegiatan tutor ial 30%, dan kegiatan mandir i 50%.

Ket iga, kendala pada pelaksanaan pembelaj ar an sej ar ah pada pr ogr am paket C

di SKB Sukohar jo adalah kesi apan ment al peser ta didik atau w ar ga belajar dalam mener ima mater i pembel ajar an, sarana prasar ana yang di sediakan, ser ta kompetensi pendidik dalam menyampaikan pembelajar an sejar ah.

Keempat, Evaluasi pembel ajar an sejar ah pada pr ogr am Paket C di SKB

Sukohar jo sama dengan sekolah for mal yang meli puti kompetensi kogniti f, afektif, dan psi komotor.

(14)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

14

sehar usnya memi liki tanggung jaw ab yang besar ter hadap pr oses pembel ajar an sejar ah di SKB Sukohar jo. Seor ang pendidi k harus melakukan pekerj aan secar a pr ofessi onal dan maksimal melayani kebutuhan w ar ga belajar dan har us mendukung setiap pelaksanaan pembelajar an yang ada dengan maksi mal.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. & Supr ayogi, U. 2011. Penelit ian Tindakan dalam Pendidikan

Nonformal. Jakar ta: PT. Raja Gr afindo Persada.

Agung S., L & Wahyuni, S. 2013. Per encanaan Pembel ajaran Sejar ah. Yogyakar ta: Pener bit Ombak.

Aman. 2012. Pengembangan Model Evaluasi Pr ogr am Pembel ajar an Sejar ah di SMA. Jurnal Penelit ian dan Evaluasi Pendidikan. 16 (2). 437-456.

Azhar . 2011. Model Pembelajaran Kew ir ausahaan pada PKBM Binaan SKB Kabupaten Temanggung. Jur nal Kependidikan. 41 (1), 11-22.

Ciptasar i, D. R. 2015. Manajemen Pr ogr am Pendidikan Kesetar aan Kejar Paket C “Har apan Bangsa” di UPTD SKB Ungar an Kabupaten Semar ang. Jour nal of

Non For mal Education and Communit y Empower ment, 4 (2), 115-120.

Dar yanto. (2009). Panduan Proses Pembelajar an Kr eat if dan Inovat if: Teori dan

Pr akt ik dalam Pengembangan Pr ofesional isme bagi Gur u. Jakarta: AV

Publisher .

Desmaw ati , L., Suminar , T., & Budiar tati, E. 2011. Penerapan Model Pendidikan

Kecakapan Hidup pada Pr ogr am Pendidikan Keset araan di Kot a Semar ang.

Semar ang: UNNES.

Hamidah, S., Rahmaw ati, F., & Jaedun, A. 2013. Pembel ajar an Soft Skill s

Ter integr asi Bagi Penumbuhan Kar akter Peker ja Pr ofesional Bi dang Boga.

Jurnal Kependidikan, 43 (2), 164-173.

Her maw an, I. K. D. 2012. Kiner ja Pendidikan Kesetaraan sebagai Salah Satu Jeni s Pendidikan Nonfor mal. Jur nal Pendidikan dan Kebudayaan, 18 (1), 65-84. Jannah, M. 2013. Pendidikan Seumur Hidup dan Impli kasinya. Jur nal Dinami ka

Ilmu, 13 (1). 1-16.

Mi les, M.B. & Huber man, A. M. 2002. Analisis Dat a Kuali t atif. Terj . Tjetjep Rohendi R. Jakarta: UI-Pr ess.

Mi sco, T. & Petter son, N. C. 2009. An Old Fad of Gr eat Pr omi se: Rever se Chr onology Histor y Teaching in Social Studi es Classes. Jour nal of Social St udies

Resear ch, 33 (1), 71-90.

(15)

J urna l Pe ndidik a n I lmu Sosia l, Vol 28, No.1, Juni 2018, p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569

15

Nir on, M.D., Budiningsih, C.A., dan Puji riyanto. Rujukan Integr atif dalam Pelaksanaan Pendidikan Kar akter di Sekolah Dasar . Jurnal Kependidikan, 43 (1), 19-31.

Patton, M. Q. 2009. Met ode Evaluasi Kualit atif. Yogyakar ta: Pustaka Pelajar .

Puspaw ati, P. 2012. Penyusunan dan Pengembangan KTSP Pr ogr am Pendi dikan

Kesetar aan. Diunduh di http:/ / dikpor asr uw eng.blogspot.co.

id/ 2012/ 02/ penyusunan-dan-pengembangan-ktsp.html di akses pada

Jumat, 24 Juni 2016 pukul 13:31.

Retnaw ati, H., Kar tow agi r an, B, Hadi, S, dan Hidayati, K. (2011). Identifikasi Kesulitan Peser ta Didik dalam Belajar Matematika dan Sains di Sekol ah Dasar . Jur nal Kependidi kan, 41 (2), 162-174.

Soepar djo. 2013. Kontr ibusi Status Sosi al Ekonomi Keluar ga dan Sikap Kebangsaan terhadap Pr est asi Belajar Sejar ah. Jurnal Penelit ian dan Eval uasi

Pendidikan. 17 (1), 108-126.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelit ian Kualit at if. Bandung: CV. Alfabeta.

Supardi. 2014. Pendidikan Multikultur al dalam Pembelaj ar an Sejar ah Lokal . Jurnal

Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2 (1), 91-99.

Sutisna, A. 2015. Pengembangan Model Bimbingan Teknis Berkelanjutan dalam Meningkatkan Kompetensi Tutor Paket C. Jur nal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI,

10 (2), 93-101.

Sutopo, H. B. 2006. Met odologi Penelit ian Kuali t at if: Dasar t eor i dan Terapannya

dalam Penelit ian. Sur akar ta: Univer sit as Sebel as Mar et.

Suyitno, I., Kamal, M., Sunoto, & Suher janto, I. 2016. Teknik Pembel ajar an Obser vasi Lingkungan Ber basis Kear ifan Lokal. Jur nal Kependidikan. 46 (1), 14-28.

Tuahunse, T. 2009. Hubungan Antara Pemahaman Sejar ah Per ger akan Nasional Indonesia dengan Sikap Ter hadap Bela Negar a. Jurnal Kependidikan. XXXIX (2), 21-34.

Waspodo, M. 2009. Per an Tutor dal am Pembelaj ar an dengan Pendekatan Andr agogi. Jur nal Ilmiah VISI, 4 (1), 63-70.

Gambar

Gambar 1. Model Analisis Interaktif Menurut Milles & Hubeman (2002: 20).

Referensi

Dokumen terkait

Anak adalah makhluk yang memiliki potensi dan eksistensi, oleh karenanya dalam proses pembentukan karakter harus diawali dengan menerima dan mengakui

Asas tersebut juga terdapat landasan hukum pada Penjelasan Umum KUHAP butir ke 3 huruf c yang berbunyi Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “GAMBARAN

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas Keputusan Direktur

Disamping peranan aspek ideoplastis berupa ide, pendapat atau gagasan dan aspek fisikoplastis yang menyangkut masalah tehnik dan pengorganisasian elemen-elemen seni rupa,

Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan

Nomor 6 Tahun 2004 tentang Penetapan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 13)