• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

30

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh

Kabupeten Semarang pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. Subyek

penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 30 siswa, yeng terdiri dari 10 siswa

perempuan dan 20 siswa laki-laki. 80% siswa berasal dari desa Sukorejo dan

20% siswa berasal dari desa lain. Mata pencaharian orang tua siswa kelas IV 70%

bermata pencaharian sebagai petani, 20% bermata pencaharian sebagai pegawai

swasta dan 10% Pegawai Negri Sipil (PNS).

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas berupa pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together dan variabel terikat berupa hasil belajar IPS . Hasil belajar IPS adalah skor yang diperoleh dari aspek kognitif dan aspek psikomotor.

Pembelajaran pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together adalah pembelajaran IPS dengan KD 3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam

untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat

provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan

pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat

kota/kabupaten sampai provinsidengan langkah-langkah 1) membentuk kelompok

@5 siswa, 2) Menyimak topik Sumber Daya Alam, 3) Menerima nomor dikepala,

4) Diskusi rumusan masalah Tentang Sumber Daya Alam, 5) Pemanggilan nomor,

6) Memberikan tanggapan, 7) Membuat hipotesis, 8) Mengumpulkan informasi

Sumber Daya Alam, 9) Menguji hipotesis Sumber Daya Alam, 10) Menarik

kesimpulan. Hasil belajar IPS adalah skor yang diperoleh dari pengukuran aspek

(2)

3.3 Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK

(Classroom Action Research). PTK ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart dengan prosedur penelitian menggunakan 2 siklus,

dalam setiap siklus terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan tindakan dan observasi, serta tahap refleksi. Prosedur penelitian

dengan PTK model spiral dari C.Kemmis dan Mc. Taggart dalam Arikunto

(2010:132), dapat digambarkan melalui gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1

PTK Model Spiral menurut C. Kemmis dan Mc. Taggart

Tahapan pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Siklus I

1. Perencanaan (planning)

Melakukan analisis permasalahan pembelajaran kemudian membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlampir tentang KD

3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya

alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai

tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang

dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari

tingkat kota/kabupaten sampai provinsi menyiapkan media berupa

(3)

Daya Alam, membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar, membuat lembar

observasi tindakan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together, dan membuat instrumen butir soal.

2. Tindakan (acting) dan observasi

Pada tahap ini, yang akan dilakukan adalah mengimplementasikan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun agar

pembelajaran lebih terarah dan mencapai tujuan sesuai materi yang

disampaikan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi untuk

mengobservasi apakah kegiatan pembelajaran yang berlangsung sesuai

dengan RPP. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dan dibantu teman

sejawat yang berperan sebagai observer pada saat pelaksanaan

pembelajaran.

3. Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini, yang akan dilakukan yaitu merefleksi pelaksanaan

pembelajaran IPS menggunakan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Togetherdengan menunjukkan kelebihan dan kekurangan yang didapat dalam pelaksanaan. Hasil refleksi

siklus I akan digunakan untuk acuan dalam menentukan pelaksanaan

siklus II. Kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.

Siklus II

Perencanaan pada siklus II dilakukan setelah merefleksi hasil dari siklus I

apabila didapatkan kekurangan dalam pencapaian keberhasilan yang telah

ditentukan, dan merupakan penyempurnaan dari siklus I. Pelaksanaan siklus II

dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yang terdiri dari:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II hampir sama dengan perencanaan pada

siklus I, yaitu melakukan analisis permasalahan pembelajaran pada siklus I

kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

(4)

pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari

tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil

identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk

kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi

menyiapkan media berupa gambar-gambar tentang Sumber Daya Alam,

menyiapkan materi Sumber Daya Alam, membuat kisi-kisi pengukuran

hasil belajar, membuat lembar observasi tindakan pendekatan

pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together,

dan membuat instrumen butir soal.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan observasi

Pada tahap ini, yang akan dilakukan yaitu menerapkan RPP sesuai dengan

KD 3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber

daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten

sampai tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi

karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk

kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi dan

melalukan observasi pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together.

3. Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan dan

observasi pada siklus II.Refleksi tahap ini dilaksanakan untuk

mengevaluasi kelemahan dan kelebihan tindakan yang sudah dilaksanakan.

Hasil refleksi berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari

tindakan yang sudah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan menyusun

laporan.

3.4. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis data primer yaitu data yang diperoleh dari

responden melalui tes dan non tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah teknik tes dan teknik nontes berdasarkan kisi-kisi instrumen yang dibuat.

(5)

terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Instrumen penelitian dengan menggunakan

teknik non tes adalah lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.

3.5 Uji Instrumen Penilaian

3.5.1 Uji Validasi Instrumen

Sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011:348). Uji validitas dilakukan

dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. Kriteria validitas instrumen menurut

Sugiyono (2011:373) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid

juka memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,374.Validitas menurut Sudijono, A. dalam Wardani, Naniek Sulistya (2012:342), adalah

ketepatan mengukur yang dimiliki sebutir soal pada apa yang seharusnya. Sebutir

soal dikatakan memiliki validitas yang tinggi atau valid bila skor pada butir soal

yang bersangkutan memiliki kesesuaian arah skor totalnya ada korelasi positif

yang signifikan antara skor soal dengan skor total.Dalam penelitian ini, aspek

yang diukur adalah hasil belajar IPS. Wardani Sulistya Naniek (2012:344)

berpendapat rentang indeks validitas soal dibedakan dibedakan menjadi lima

kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah. Secara rinci

penjelasan mengenai kriteria indeks validitas menurut Wardani, Naniek Sulistya

(2012:344), disajikan dalam tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Kriteria Indeks Validitas

No Indeks Kriteria

1. 0,81-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,61-0,80 Tinggi

3. 0,41-0,60 Cukup

4. 0,21-0,40 Rendah

5. 0,00-0,20 Sangat Rendah

Sumber : Wardani, Naniek Sulistya (2012:344)

3.5.2 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II

Sebelum instrumen tes formatif pada siklus 1 diberikan, maka sebelumnya

perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal formatif

(6)

soal terdiri dari 40 butir soal yang berbentuk pilihan ganda. Dari hasil analisis

yang dilakukan peneliti menggunakan program SPSS 16.0 diketahui dari 40 soal ,

pada siklus I terdapat 22 soal yang dinyatakan valid dan 18 soal dinyatakan tidak

valid, sedangkan pada siklus II terdapat 24 soal yang valid dan 16 soal tidak valid.

Menurut Sugiyono (2011:372) soal dinyatakan valid jika mempunyai koefisien

korelasi > 0,3. dan tidak valid jika koefisien korelasinya<0,3. Hasil analisis uji

validitas siklus I dan siklus II dengan bantuan program SPSS 16.0 disajikan

melalui tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Hasil analisis uji validitas siklus I dan siklus II

(7)

35 .578 Valid 35 .740 Valid

36 .271 Tidak Valid 36 .497 Valid

37 .687 Valid 37 .484 Valid

38 .682 Valid 38 .714 Valid

39 .675 Valid 39 .297 Tidak Valid

40 .172 Tidak Valid 40 .698 Valid

Sumber : Olahan SPSS

Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus I yang terdiri dari 40 soal terdapat

22 soal yang valid, Karena yang akan diambil untuk tes evaluasi dalam penelitian

hanya 20 soal sehingga 2 soal dibuang atau tidak digunakan. Soal tersebut

merupakan soal yang memiliki Corrected item total correlation terendah diantara

soal-soal yang valid. Dalam hal ini terdapat soal nomor 7 dan 25 yang memiliki

Corrected item total correlation terendah dibandingkan soal valid yang lainnya, Sedangkan 18 soal yang tidak valid tidak digunakan sebagai tes evaluasi.

Sedangkan hasil uji validitas soal siklus II yang terdiri dari 40 soal terdapat

24 soal yang valid, Karena yang akan diambil untuk tes evaluasi dalam penelitian

hanya 20 soal sehingga 4 soal dibuang atau tidak digunakan. Soal tersebut

merupakan soalyang memiliki Corrected item total correlation terendah diantara

soal-soal yang valid. Dalam hal ini terdapat soal nomor 6, 11, 30 dan 37 yang

memiliki Corrected item total correlation terendah dibandingkan soal valid yang

lainnya,Sedangkan 16 soal yang tidak valid tidak digunakan sebagai tes evaluasi.

Dalam validitas soal siklus I dan siklus II dibuat berdasarkan indikator akan

(8)

Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II

3.5.3 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:90) berpendapat bahwa

reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil

(9)

dilakukan dengan SPSS Windows Version 16.0 dan interprestasi terhadap koefisien reabilitas yang dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha, Secara rinci

penjelasan mengenai rentang indeks validitas menurut Wardani, Naniek Sulistya

(2012:346) seperti yang disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Reliabilitas

No Indeks Kriteria

1. 0,80-1,00 Sangat reliable

2. 0,60-0,80 Reliabel

3. 0,40-0,60 Cukup reliable

4. 0,20-0,40 Agak reliable

5. <0,20 Kurang reliable

Sumber : Wardani, Naniek Sulistya (2012: 346)

Pengukuran tingkat reabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan

Cronbach’s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan

software SPSS 16.0. Hasil distribusi reliabilitas butir soal yang diperoleh pada siklus I adalah Cronbach’s Alpha sebesar 0,935, artinya reliabilitas soal sangat

tinggi sehingga instrumen butir soal siklus I dapat digunakan dalam penelitian.

Sedangkan hasil uji relibialitas butir soal siklus II diperoleh Cronbach’s Alpha

sebesar 0,952, artinya reliabilitas soal sangat tinggi sehingga instrumen butir soal

pada siklus II dapat digunakan dalam penelitian. Untuk lebih rinci distribusi

reliabilitas instrumen butir soal siklus I dan siklus II melalui tabel 3.5 sebagai

berikut.

Tabel 3.5 Distribusi Reliabilitas Butir Soal Siklus I dan Siklus II

No Siklus Jumlah Butir Soal Cronbach’s Alpha Kriteria

1. I 40 0,935 Sangat reliabel

2. II 40 0,952 Sangat reliabel

Sumber : olahan SPSS

Tingkat Kesukaran Butir Soal

Menurut Slameto dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:82),

tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang

(10)

menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya

dinyatakan dalam bentuk indeks.

Indeks tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut.

Keterangan:

P= Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

B= Jumlah peserta didik yang menjawab benar

N= Jumlah peserta didik

Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83),

tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang

besarrnya berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal

dapat menggunakan tingkat kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut

ini.

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Indeks Skor Tingkat Kesukaran Butit Soal

1. 0,00-0,25 Sukar

2. 0,26-0,75 Sedang

3. 0,76-1,00 Mudah

Sumber : Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:339)

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pada siklus I, dari 40 soal terdiri

dari 2 soal dengan tingkat kesukaran sukar, 30 soal dengan tingkat kesukaran

sedang dan 8 soal dengan tingkat kesukaran mudah.Hasil analisis tingkat

kesukaran butir soal pada siklus II, dari 40 soal terdiri dari 1 soal dengan tingkat

kesukaran sukar, 34 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 5 soal dengan

tingkat kesukaran mudah.

3.6 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan yang akan digunakan dalam penelitian ini,

apabilaminimal 75% dari seluruh siswa telah mencapai ketuntasan belajar dengan P = B

(11)

KKM ≥80 pada siklus I dan siklus II seluruh siswa mencapai hasil belajar

berdasarkan ketuntasan.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif komparatif artinya teknik yang di gunakan untuk membandingkan hasil

Gambar

gambar-gambar tentang Sumber Daya Alam, menyiapkan materi Sumber
Tabel 3.1 Kriteria Indeks Validitas
Tabel 3.2 Hasil analisis uji validitas siklus I dan siklus II
Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pembuatan alat percobaan laju hantaran kalor konduksi adalah cara penggunaan alat untuk menemukan konsep laju

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun

Dengan terbitnya buku ini, yang merupakan latar belakang sekaligus pedoman dan petunjuk bagi peneliti yang berminat terhadap penelitian yang sifatnya kualitatif, maka telah makin

Hasilnya dari pengujian ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham, sedangkan Reurn On Asset, Earning Per

Seluruh staf perpustakaan dan karyawan STIE Perbanas Surabaya yang telah banyak membantu serta memberikan informasi yang terkait dengan penulisan skripsi

Ini pun ditambah lagi dengan kesan bahwa penelitian yang demikian itu seolah-olah hanya dalam naungan paradigma positivistik (post positivistik).. Gambaran tentang pengetahuan

Variabel yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas yaitu pada ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, umur perusahaan terhadap Corporate Social