• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN ARSITEKTUR and SKALA PERANCAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN ARSITEKTUR and SKALA PERANCAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN ARSITEKTUR & SKALA PERANCANGAN

ARSITEKTUR

Arsitektur adalah menyangkut suatu masalah penataan suatu kota dimana pada permulaannya, yakni arsitek tersebut mengerahkan semua ambisinya untuk mendapatkan suatu jarak panjang yang paling baik dari suatu struktur bangunan yang dibuatnya, serta dilihat dari segala sudut pandang.(Nursuina Rahma, 2007)

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Arsitektur tidak akan pernah lepas dari karya arsitektur itu sendiri. Karya arsitektur berbeda dengan bangunan gedung. Menurut Nicolaus Pavsner, segala jenis naungan yang memberi keleluasaan kepada manusia untuk bergerak bebas di dalamnya adalah sebuah bangunan gedung, sedangkan karya arsitektur adalah bangunan gedung yang dibuat dengan keterarahan estetik. Sehingga sebuah karya arsitektur sesungguhnya adalah bangunan gedung yang ditingkatkan kualitasnya. Katerarahan estetik ini menurut Vitruvius dapat diwujudkan dengan 3 syarat, yaitu Firmitas,Utilitas, dan Venustas.

Firmitas adalah kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur terhadap gangguan fisik dan teknis dalam konteks waktu. Artinya, sebuah karya arsitektur itu bukan saja harus tidak mudah roboh akibat terlalu berat, terlalu ringan, juga tidak mudah roboh ketika terkena tiupan angin, goncangan gempa dan tidak lekas lapuk dimakan usia.

(2)

Venustas adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan rasa. Rasa yang dimaksud disini tidak hanya berkaitan dengan keindahannya bentuk atau nilai estetika semata melainkan juga efek psikologis yang ditimbulkannya, simbol yang tersirat dalam karya arsitektur tersebut, kenyamanan, kesejarahan dan seterusnya.(Budi Sukada,2006).

Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya.

Selain definisi di atas, terdapat beberapa definisi arsitektur berasal dari sumber acuan lainnya, yaitu:

1. Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture ), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan.

2. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia, arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.

3. Berdasarkan wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah gedung serta struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan tempat berteduh bagi kepentingan sosial. Dalam definisi yang lebih luas, arsitektur juga meliputi desain dari keseluruhan lingkungan bangunan, dari level makro, yaitu bagaimana bangunan dapat bersatu dengan bentang di sekitarnya sampai dengan tingkat mikro dari arsitektur atau detil konstruksi, misal: furnitur.

(3)

didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro.

Pada skala makro, arsitektur berkaitan dengan perencanaan tata kota (town planning, hingga perencanaan transportasi, urban/rural planning ), landscape planning, urban design. Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga bangunan termasuk eksterior maupun taman.

PENGERTIAN KOTA

Menurut Bintarto, Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.

Menurut Arnold Tonybee, Sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing.

Menurut Max Weber, Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar local.

Menurut Louis Wirth, Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanent, dihuni oleh orang-orang yang hetrogen kedudukan sosialnya.

(4)

Berdasarkan istilah, Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, social, ekonomi, budaya. Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan dan kehidupan modern dan menjadi wewenang pemerintah kota.

Menurut UU No 22/ 1999 tentang otonomi daerah , Kawasan perkotaan adalah kawasssssan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan social dan keegiatan ekonomi.

Menurut Peraturan Mendagri RI No. 4/ 1980, Kota adalah suatu wadah yang memiliki batasaan administrasi wilayah seperti kotamadia dan kota administratif. Kota juga berarati suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris , miiiissalnya ibukota kabupaen, ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.

sebelum merencanakan sebuah pembangunan kota, kita harus mengingat bahwasanya

Kota yang telah berkemang maju mempunyai peranan yang lebih luas lagi antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai pusat pemukiman penduduk. 2. Sebagai pusat kegiatan ekonomi 3. Sebagai pusat kegiatan social budaya

4. Pusat kegiatan politk dan administrasi pemerintah serta tempat

kedudukan pemimpin pemerintahan.

Cirri-ciri fisik dan kehidupan kota

Cirri fisik kota meliput hal sebagai berikut :

a. Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan b. Tersedianya tempat-tempat untuk parker

c. Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga

Cirri kehidupan kota adalah sebagai berikut :

1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

2. Adanya jarak social dan kurangnya toleransi social diantara warganya 3. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalahdengan

(5)

4. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

5. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.

6. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan social disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.

7. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

TEORI KOTA

 Central place theory dari Christaller

Teori ini lahir atas gagasan pertanyaan apakah sebenarnya yang menentukan banyak, luas dan persebaran kota itu. Untuk menjawabnya dikemukakan beberapa konsep diantaranya ialah range dan treshold. Di mana range adalah jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhannya. Sedangkan treshold ialah minimum penduduk yang diperlukan untuk kelancaran atau berkesinambungnya suplai barang.Dalam teorinya ini, Christaler juga mengemukakan sejumlah struktur hexagonal. Yaitu yang meliputi :

(6)

mungkin dengan setiap level hirarki. Tiap pusat tingkat atas melayani dua pusat tingkat bawah dan dirinya sendiri.

2. Traffic-optimising prinxple, di sini sebenarnya tempat-tempat pusat tidak hanya menyajikan barang dan jasa bagi pribadi. Namun juga mengandung fungsi seperti menyajikan pendidikan, hiburan bagi umum seperti tempat seni, taman, dan perpustakaan. Di sini lebih efisien karena rute yang menghubungkan pusat tingkat atas melalui tempat tingkat bawah.

3. Administration-optimising principle, di sini Christaller menunujukan bahwa pola pemukiman tersusun begitu rupa sehingga setiap tempat bertingkat bawah terdapat di dalam batas wilayah dari tempat pusat tingkat atas.

Selain itu Christaler juga membuat indeks sentralitas yang digunakan untuk menemukan bagaimana cara membandingkan suatu sistem tempat pusat nyata dengan teori. Sehingga diperoleh suatu ukuran untuk mengklarifikasi kota-kota yang ada dalam berbagai bagian dari tingkat bawah dan atas.

TEORI LOSCH

(7)

kaya berlokasi di samping pemukiman miskin,begitu terus lokasinya hingga diibaratkan membentuk pola heksagonal,di samping pinggiran pemukiman tersebut ditempatkan jalur utama transportasi,adapaun semakin ke pinngiran kota maka semakin menyebar jalaur utamanya,jaringan seperti itu disebut bentang ekonomi Losch.Meskipun tidak menempatkan faktor kepadatan dan jumalah penduduk,konsep pemetaan kota Losch sebenarnya bertujuan untuk adanya faktor ketergantungan ataupun timbul balik sehingga sedikit demi sedikit perekonomian wilayah marginal tersebut dapat berkembang.

 Teori Kota Regional

Dalam teori ini luas dan tidaknya pengaruh suatu kota tergantung adanya lima faktor yaitu : 1) faktor historis, 2) faktor lokasi, 3) faktor aksesibilitas, 4) faktor lingkungan fisikal, 5) faktor transportasi dan komunikasi.

Faktor historis terkait dengan umur kota serta perjalanan politik, sosial, ekonomi, dari waktu ke waktu. Faktor lokasi sangat menunjang berkembangnya kota, misal kota yang terletak di tepi perairan yang dapat dilayari akan berbeda dengan kota pedalaman. Faktor aksesibilitas menjanjikan terciptanya frekuensi hubungan antar kota maupun dengan wilayah lain yang lebih baik. Hal ini berkaitan dengan makin tingginya aksesibilitas yang dimiliki kota dengan daerah luar makin tinggi mobilitas barang, orang, jasa, dan informasi antara kota yang bersangkutan. Faktor lingkungan fisikal sangat terkait dengan aksesibilitas dan ketersediaan ruang untuk perkembangan selanjutnya.Yang terakhir, faktor transportasi dan komunikasi berpengaruh terhadap kemampuan jangkau dari pengangkutan barang, orang, jasa dan informasi.

(8)

Kota dapat terbentuk sejak terbentuknya kerumunan tempat tinggal manusia yang relatif padat pada suatu kawasan tertentu dibanding kawasan di sekitarnya. Idealnya, kawasan yang disebut kota, penduduknya bukan bermata pencaharian yang berkaitan langsung dengan alam, seperti petani atau peternak, melainkan di bidang pemerintahan, perdagangan, kerajinan, pengolahan bahan mentah, industri dan jasa. Dari sifat awal yang sederhana hingga kompleks, menunjukkan bahwa kota terbentuk melalui suatu proses.

Apabila kota diberi pengertian dengan sifatnya yang masih sederhana, maka dapat dikatakan kota terbentuk jauh 3000 tahun sebelum abad Masehi. Sedangkan kota dengan sifat yang kompleks, baru ada beberapa abad terakhir ini. Untuk mengetahui lebih jauh kota yang sederhana hingga kompleks seperti sekarang dan yang akan datang akan diuraikan tipe kota yang tampak, seperti kota kuno, kota pra-industri, kota industri, kota modern, kota post-modern, kota global, dan kosmopolitan.

1. Kota Kuno.

a. Terbentuknya Kota

(9)

Jaman dahulu masyarakat Jawa, khususnya masyarakat desa, menyebut kota dengan istilah nagari (bahasa Jawa) yang artinya kota atau keraton. Pada awalnya, kota dapat diidentikkan dengan keraton. Tampaknya istilah ini memiliki keterkaitan asal usul kata sehingga akan semakin jelas bahwa kota terbentuk karena menonjol sistem pemerintahannya. Menurut J. Gonta dalam bahasa Sansekerta, kota dapat diartikan sebagai benteng atau pertanahan. Dalam bahasa Melayu, kota diartikan sebagai desa yang dipertahankan, atau desa sebagai kesatuan politik. Dengan demikian, ciri khas kota yang menonjol sebenarnya adalah peran politiknya. Ciri ini khususnya terdapat pada kota kuno yang penduduknya masih sedikit dan rentan akan serangan dari luar.

b. Kota Kuno dan Falsafahnya

Kota sebagai hasil karya manusia seringkali mengekspresikan falsafah hidup orang atau masyarakatnya. Fungsi patron-client menjadi tolak ukur ketahanan dan kehancuran suatu kota bahkan negara. Di Asia, raja sering dianggap sebagai representasi dewa sekaligus penguasa kota. Kepercayaan ini membawa pengaruh konsep kosmogoni untuk merancang kotanya.Konsep kosmogoni adalah suatu pemahaman tentang kesejajaran antara alam makrokosmos dan mikrokosmos dalam suatu pertautan di muka bumi.Dalam konsep kosmogoni disebutkan bahwa kemakmuran dan ketentraman dunia dapat dicapai dengan menyusun dunia manusia sebagai replika alam semesta.

(10)

pemerintahan yang lama. Akibatnya, sulit dianalisis konsep replika alam jagat raya pada kota dan bangunan kuno kerajaan-kerajaan di Indonesia.

c. Gaya Arsitektur

Masyarakat lapisan bawah pada zaman kuno, karena keterbatasan kemampuan finansial dan lebih sederhana pemikirannya selain dari setia kepada raja dan menyembah dewa, tidak memberikan dekorasi rumahnya secara khusus.Bahkan tempat tinggalnmya sangat sederhana.Tetapi pada masyarakat golongan menengah, bagian-bagian tertentu dari rumahnya diberikan dekorasi tertentu yang bercorak alam di sekitarnya, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, aktivitas manusia, patung dan dewa.Pada bangunan masyarakat golongan lebih atas lagi ilustrasi yang bersifat dekoratif tersebut lebih memiliki nilai seni yang lebih tinggi dan tidak sevulgar dekorasi pada bangunan masyarakat kelas menengah.

2. Kota Praindustri

Kota praindustri telah memiliki ciri setiap tahap agricultural yang menonjol, saat orang mengenal teknik menanam tanaman dan berternak binatang pada sebidang tanah yang luas. Pada kota praindustri heterogenitas masyarakat dan profesi mulai tampak menonjol dibandingkan dengan masyarakat kuno.

a. Pola Perkotaan

(11)

pusat-pusat kegiatan cenderung memiliki lokasi yang berdekatan, karena kebiasaan masyarakat Jawa hidup secara komunal.

b. Gaya Arsitektur

Masyarakat praindustri telah mengalami perkembangann filosofi dari politheisme ke monotheisme.Jika masyarakat kuno melakukan penyembahan dewa tertentu pada satu tempat tertentu secara monoton dan cenderung bersifat publik atau komunal, maka masyarakat praindustri memiliki konsep kepercayaan yang bersifat privat.Penerapan konsep kosmologi dan kosmogoni pada bangunan lebih jelas.Bangunan-bangunan masih diberi snetuhan gambar tentang binatang, tumbuh-tumbuhan, dan dewa atau mitis tertentu, namun penggambarannya lebih abstrak dan dikerjakan dengan lebih halus, tidak lagi garang seperti pada arsitektur kuno.Penggambaran yang halus, rapi, dan lembut dikenal sebagai bersifat klasik.

3. Kota Industri

Kelahiran dunia industri membutuhkan banyak tenaga kerja, baik tenaga terampil tingkat atas, menengah, maupun tenaga kasar.Sementara teknologi medis juga berkembang yang berakibat pertambahan penduduk alami menonjol.Lembaga-lembaga perekonomian, perbankan, koperasi, pusat-pusat perbelanjaan mulai hadir.Kebutuhan akan tenaga kerja di dunia industri diikuti dengan proses urbanisasi yang tinggi. Penduduk kota semakin padat dengan segala problematikanya. Pusat-pusat industri yang bertebaran di kota menunjukkan adanya surplus kapital pada masyarakat kota industri, sehingga mereka memiliki kemampuan dalam pengumpulan modal untuk mendirikan suatu industri.

(12)

sumber daya manusia, dan pemasaran. Gaya arsitektur masa industri bersifat simpel, efisien, dan fungsional yang merupakan embrio gaya arsitektur modern.

4. Kota Modern

Masa industrialisasi berlangsung mulai abad ke-17 setelah mulai banyak ditemukan berbagai macam temuan teknologi.Namun pada abad ke-17 dan ke-18 industrialisasi diabdikan kepada segelintir kelompok penguasa yang absolut dan kaum borjuis.Teknologi tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.Akibatnya banyak ditemui rakyat-rakyat yang hidup menderita.Sistem pemerintahan berubah dari sistem kekuasaan mutlak absolut ke bentuk baru yang berpihak pada rakyat, seperti sistem demokrasi sistem pemerintahan republik, federal, dan lain-lain.tidak seperti zaman raja-raja, kepala negara memisahkan antara aktivitas politik dan agama.

a. Persoalan Kota Modern

Ciri-ciri kota modern adalah pertama, penggunaan teknologi sebagai sarana untuk mempermudah mewujudkan kebutuhan manusia. Kedua, masyarakatnya memberikan perhatian pada persoalan lingkungan, dengan mengenal sistem daur ulang dan sumber energi nonreguler sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan manusia.Ketiga, pemanfaatan tenaga listrik dan komputerisasi sebagai sumber vital untuk menggerakkan roda legiatan manusia.

b. Gaya Arsitektur

(13)

penemuan-penemuan di bidang sains.Hal ini didorong oleh perkembangan seni murni yang mulai mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis-industrial sehingga arsitektur modern gandrung dengan bentuk-bentuk dan hiasan geometris, teknologis, dan sains.

5. Kota Post-Modern

Pada kota psot modern ciri-ciri modernisasinya berkembang lebih lanjut. Teknologi dan ilmu pengetahuan seperti komputerisasi dan elektronisasi berkembang lebih canggih, beragam, dan digunakan untuk kegiatan seolah di luar akal pikir masyarakat awam sebelumnya, seperti teknologi daur ulang air seni sebagai kebutuhan air minum, penyediaan bahan makanan dalam kapsul dan aktivitas manusia di luar angkasa.

Arsitektur Post Modern

Evaluasi atas modernisasi melahirkan dua aliran.Aliran Pertama adalah post modernisme yang berorientasi pada kritik arsitektur yang memiliki konteks kebudayaan, sejarah, dan komunikasi. Aliran Kedua, yang disebut dengan neo modernisasi dan dekonstruksi. Aliran ini justru mengkritik aliran yang pertama (post-modern).Aliran pertama dianggap melakukan kemunduran dengan menengok masa lalu melalui sejarah.Sebaliknya, aliran neo modernisasi ingin mengatakan bahwa modernisasi belumlah selesai.Perlu didekonstruksi dan diperbarui menjadi sesuatu yang lebih baru lagi.Neo modernisasi ingin bergerak secara linier.

6. Kota Global

(14)

memiliki sejumlah perusahaan yang bersifat transnasional dan pusat pelayanan jasa yang berkelas.Kondisi ini berpengaruh pada tingkat kesempatan kerja, tingkat penghasilan penduduk, dan pandangan hidup penduduk.

Pola berpikir global akan berpengaruh pada desain arsitektur kota, baik itu bangunan-bangunan komersial maupun tempat tinggal, sebagai misal beberapa kota besar di Indonesia telah mengenal gaya bangunan minimalis dan pewarnaan kasual pada bangunan. Arsitektur lokal ada kecenderungan mulai ditinggalkan, kecuali dengan melakukan perpaduan antara arsitektur lokal dan arsitektur modern. Arsitektur lokal yang memiliki local genius saja yang akan bertahan.

7. Kota Kosmopolitan

Coamopolitan dalam bahasa Inggris, merupakan kata sifat dari internasional.Kata bendanya adalah cosmopolite, orang yang berpandangan internasional, warga dunia.Cosmos dalam bahasa Yunani berarti, dunia, alam, dan polis berarti kota atau warga. Kota kosmopolitan berarti kota yang masyarakatnya memiliki pandangan alam secara utuh menyeluruh. Gejala kosmopolitan tampak pada dominasi individu-individu penduduk kota yang memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi dan pemilikan industri berskala besar, minimal industri di tingkat provinsi. Dengan kondisi sosial ekonomis eperti ini, masyarakat kosmopolitan memiliki status sosial ekonomi tinggi yang memungkinkan mereka establish dalam finansial.

(15)

menjaga secara seimbang antara kepentingan dirinya dengan kepentingan masyarakat. Ada kecenderungan masyarakat kosmopolitan merupakan kelompok bangsawan baru, dalam pengertian memiliki tujuan hidup yang mapan serta menjaga citra.

Arsitektur kosmopolitan pun dirancang secara megah dan kembali ke era modern dengan penambahan unsur-unsur yang lebih kreatif. Kosmopolitan merupakan kelanjutan dari post-modern yang ingin memperbaiki apa yang kurang memuaskan bagi masyarakat kosmopolitan. Hal yang masih dihargai dalam post-modern adalah kreativitasnya. Kota kosmopolitan sebagai megacity menyadari pentingnya sustainability untuk masa depan generasi yang akan datang. Kesadaran ini melahirkan “lomba” pesta penghijauan di banyak negara berkembang dan menuntut banyak komitmen dalam perdebatan politik.Fakta bahwa lapisan ozon menipis menunjukkan kebutuhan mendesak untuk mencegah degradasi lingkungan berikutnya.

Struktur kota

Pada siang hari kota betul-betul merupakan roda penghidupan penduduk kota dan sekitarnya, sedang pada malam hari kota menjadi sunyi dan tenang. Jenis kelamin atau seks mempunyai arti yang penting, karena semua kehidupan sosial dipengaruhi oleh propinsi atau perbandingan jenis kelamin.Suatu kenyataan ialah bahwa pada umumnya kota-kota sedang dan kota-kota besar lebih banyak dihuni oleh wanita daripada oleh pria, tetapi tidak demikian halnya untuk kota-kota kecil.

(16)

sejenis itu pada umumnya dikerjakan oleh kaum pria. Di kota, wanita dapat bekerja dibidang jasa yang tidak banyak memeras tenaganya.

Struktur penduduk kota dari segi umur menunjukkan bahwa mereka lebih banyak tergolong dalam umur produktif. Kemungkinan besar adalah bahwa mereka yang berumur lebih dari 65 abad atau mereka yang sudah pensiun lebih menyukai kehidupan dan suasana yang lebih tenang.Suasana ini terdapat di daerah lokalisasi.

Struktur kota dapat dilihat dari jenis-jenis mata pecaharian penduduk. Sudah jelas bahwa jenis mata pencaharian penduduk kota di bidang non agraris seperti pekerjaan-pekerjaan di bidang kepegawaian, pengangkutan dan di bidang jasa serta lain-lainnya. Dengan demikian struktur dari segi jenis-jenis mata pencaharian akan mengikuti fungsi dari suatu kota, misalnya saja: kota tang dibangun adalah kota industri, maka dapat dikatakan bahwa struktur penduduk kota tersebut dari segi ini akan mengarah atau cenderung ke jenis-jenis kegiatan industri, tetapi meskipun demikian jarang sekali suatu kota mempunyai fungsi tunggal. Biasanya ada fungsi-fungsi lainnya juga seperti kota dagang wanita, kota pemerintahan, kota kebudayaan, dan sebagainya. Dalam keadaan tersebut struktur penduduk kota dari segi mata pencaharian akan mengalami pelbagai variasi.

(17)

Pengertian Perancangan Kota

Ada suatu kesalahan persepsi, baik secara pendefinisian, maupun secara pemaknaan terhadap Perancanan Kota (Urban Design), yaitu yang selama ini dianggap suatu arsitektur besar, yang muncul sebagai akibat dibangunnya proyek-proyek berskala besar oleh swasta, disamping itu juga sering dianggap sebagai suatu usaha vpengindahan kota', seperti misalnya

penanaman pohon-pohon, penghias jalan, trotoarisasi, dan sejenisnya, yang lebih cenderung bersifat sebagai dekorasi kota. Namun demikian, pada dasarnya Urban Design berkaitan erat dengan kebijakan dalam perancangan fisik kota, yang melibatkan sekelompok orang dalam suatu kurun waktu tertentu, disamping juga berkaitan erat dengan rnanajemen pembangunan fisik kota, baik dalam lingkungan alarni, maupun linakungan binaan (Shirvani).

Menurut Catanese dan Snyder, pada hakekatnya Urban Design adalah suatu jembatan antara profesi perencanaan kota dan arsitektur, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik wilayah perkotaan. Dalam hai in; Catanese dan Snyder menjelaskan posisi urban design dalam proses perencanaan dan perancangan dalam skala makro.

Perancangan kota adalah sebutan yang diterima secara umum untuk suatu proses yang ditujukan untuk menghasilkan arahan perancangan fisik dari perkembangan kota, konservasi dan perubahan. Di dalamnya termasuk pertimbangan lansekap lebih dari pada bangunannya, preservasi dan pembangunan baru; perdesaan yang perkembangannya dipengaruhi kota,

rencana lokal, renovasi kota oieh pemerintah serta kepentingan lokal (Barnet, 1982:12).

(18)

bagian-bagian bersejarah sehingga terintegrasinya kesatuan dan keindahan dalam lingkungan terbangun.

Kekeliruan yang sering dilakukan dalam urban planning menurut Danisvvoro adalah melihat kota sebagai 'subyek fisik' bukan sebagai 'subyek sosial'. Sebuah kota tidak hanya direncanakan, melainkan dirancang. Berdasarkan ha! tersebut, beliau mendefinisikan urban design sebagai berikut:

a. Urban Design merupakan jembatan yang diperlukan untuk menghubungkan secara layak, berbagai kebijaksanaan perencanaan kota dengan produk-produk perancangan fisiknya.

b. Urban Design merupakan suatu proses yang memberikan arahan, bagi terwujudnya suatu lingkungan binaan fisik yang Iayak dan sesuai dengan aspirasi masyarakat, kemarnpuan sumber daya setempat, serta daya dukung lahannya.

Definisi dari Danisworo tersebut merupakan suatu gabungan definisi antara Shirvani dengan Catanese & Snyder, yang menjelackan posisi urban design dalam lingkup perancangan kota. Disamping itu, ia juga menjelaskan arah dan tujuan dan proses tersebut.

Urban Design menurut Andy Siswanto sebenarnya adaiah sebuah disiplin perancangan yang merupakan pertemuan dari arsitektur, perencanaan dan pembangunan kota. Lebih jauh lagi, Urban Design adalah menterjemahkan kedua bidang riset perkotaan dan arsitektural sedemikian rupa, sehingga ruang dan bangunan perkotaan dapat dimanfaatkan, sosial, artistik, berbudaya dan optimal secara teknis maupun ekonomis

Namun demikian, terkadang definisi Urban Design banyak disalahartikan, dimana arsitek sendiri sering terkonsentrasi pada perancangan bangunan sebagai sosok tunggal yang terisolasi dari kawasan, tidak merespon dan, terintegrasi dengan tipologi morfologi arsitektur, serta struktur fisik kawasan. Pendapat ini sama dengan Danisworc yang mendefinisikan urban design berdasarkan posisinya dalam proses perancangan suatu kota, dan menjelaskan fungsi clan tujuan dari proses tersebut

(19)

Sujarto). Pendapat ini berbeda dengan beberapa definisi diatas, Djoko Sujarto lebih menekankan pandangannya pada segi estetika.

Berdasarkan atas beberapa analisa tersebut, banyak ditemui adanya kesamaan-kesamaan pandangan persepsi, mengenai pengertian dan definisi dari urban design, antara lain:

a. Lebih menekankan pada aspek perancangan secara fisik, daripada perencanaan.

b. Lebih condong pada suatu nilsi estetis, daripada fungsi dan penampilan fisiknya.

c. Sama-sama menekankan pada aspek saling keterkaitan dalam proses perancangan, antara dampak yang satu dengan yang lainnya.

Disamping beberapa kesamaan pandangan tersebut, ada pula beberapa perbedaan yang dapat ditemukan, terutama dalam hal penekanan masalah yang rnenyangkut pengertian dan definisi Urban Design, yaitu antara lain:

a. Shirvani dan Danisworo, lebih menekankan pada kebijakan dan manajemen pembangunan, dalam perancangan fisik kota.

b. Catanese dan Snyder dalam definisinya, lebih menekankan pada kebijakan dan manajemen pembangunan, dalam perancangan fisik kota.

c. Andy Siswanto dan Djoko Sujarto iebih menekankan urban design dalam posisinya, yaitu sebagai suatu penghubung antara dua disiplin ilmu, yang menjadi bagian dari suatu proses perancangan kota.

d. Jo Santoso iebih menekankan pada latar belakang dari timbulnya proses perancangan tersebut, dibandingkan dengan pembahasan tentang proses itu sendiri.

(20)

Pengertian Perencanaan Kota

Pengertian Umum tentang Perencanaan Kota

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

(21)

Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan

tertib tata ruang.

Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.

Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

(22)

keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.

Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan

membentuk sebuah sistem.

Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan  Algoritma  berarti  mengerjakan  langkah‐langkah  di  dalam  Algoritma  tersebut.  Pemroses  mengerjakan  proses  sesuai  dengan  algoritma  yang 

Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi,

Analisis terhadap rantai pasokan bahan baku rotan ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu biaya distribusi pasokan rotan dari empat wilayah supplier bahan baku rotan yaitu

Hal ini menunjukkan responden yang hipertensi memiliki kadar MDA yang lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak hipertensi, dan diperoleh nilai p=0,200 (p>0,05)

Karya tulis ini berkenaan dengan pengembangan perangkat lunak berbasiskan Web untuk perhitungan waktu kerja standar yang merupakan sebuah modul tambahan pada

KEDUA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana

100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor

Pengembangan Aplikasi Layanan Informasi Kampus Pada Jurusan Teknik Elektro Universitas UdayanaBerbasis Mobile dan Web Service.. Komang Isabella Anasthasia , Made Sudarma , I Made