• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIVIEW BUKU HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RIVIEW BUKU HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RIVIEW BUKU

HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA (Sebuah Pengantar)

Ayu Maulidina Larasati

dina.ayu200@students.unnes.ac.id

DATA BUKU

Nama/Judul buku : Hukum Lingkungan di Indonesia (Sebuah Pengantar) Penulis/Pengarang : Supriadi, S.H., M.Hum.

Penerbit : Sinar Grafika Tahun Terbit : 2010 Kota Penerbit : Jakarta

Bahasa Buku : Bahasa Indonesia Jumlah halaman : 381 hlm

ISBN Buku : 979-3421-49-5

Lingkungan merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang harus dijaga kelestariannya. Kelestarian lingkungan terkait erat dengan kesejahteraan suatu bangsa, karena lingkungan hidup adalah salah satu aset ekonomi yang sangat berharga untuk diberdayakan. Semakin ramah suatu bangsa terhadap lingkungannya, semakin besar peluang untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di negaranya,

Berdasarkan hal tersebut, pengenalan tentang aspek-aspek hukum lingkungan mutlak diperlukan dalam rangka menciptakan suasan membangun yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Karena pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan adalah dua hal yang saling menunjang.

(2)

Isi dari buku “Hukum Lingkungan di Indonesia (Sebuah pengantar)” adalah tentang Bab I. Pengantar Ilmu Lingkungan (Pengertian Ekologi, Ekosistem dan Daya Dukung Lingkungan, Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya, Pendekatan Lingkungan Hidup Bersifat Holistik, Etika Lingkungan dan Sisterm Pengelolaan Lingkungan Hidup), Bab II. Masalah Lingkungan Global dan Regional (Lingkungan dan Pembangunan, Masalah Lingkungan Global, Masalah Lingkungan Regional), Bab. III Kesadaran Lingkungan (Global-Internasional, Deklarasi Stockholm, Deklarasi Rio de Janiero, Prinsip-prinsip Protokol Kyoto, KTT Pembangunan Berkelanjutan Johannesburg Afrika Selatan, Kesepakatan Internasional, Lembaga-Lembaga Internasional), Bab IV. Hukum Lingkungan Nasional (Pengertian Hukum Lingkungan, Sejarah Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Desentralisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup), Bab V. Implikasi Berlakunya UU Pengelolaan Lingkungan Hidup (Hak , Kewajiban, dan Peran masyarakat, Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, Baku Mutu Lingkungan Hidup, Persyaratan Penataan Lingkungan Hidup, Audit Lingkungan, Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup, Gugatan Kelompok (Class Action), Hak Gugat Lembaga Swadaya Masyarakat), Bab VI. Penegakan Hukum Lingkungan (Pengertian Penegakan Hukum, Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup, Penyelesaian Sengketa Secara Perdata, Penyelesaian dengan Instrumen Hukum Pidana), Bab. VII Kasus-kasus Lingkungan (Kasus Burung Cendrawasih {PN Sorong}, Kasus Limbah Tahu {PN Sidoarjo, 1998}, Kasus Perusakan Hutan Pinus dan Pencemaran Sungai Asahan {PN Jakarta Pusat, 1989}).

Buku ini menjelaskan bahwa Ekologi adalah ilmu dasar untuk mempertanyakan, menyelidiki, dan memahami bagaimana alam bekerja, bagaimana keberadaan mahkluk hidup dalam sistem kehidupan, apa yang mereka perlukan dari habitatnya untuk dapat melangsungkan kehidupannya, bagaiman dengan melakukan semuanya itu dengan komponen ain dan spesies lain, bagaimana individu dalam spesise itu beradaptasi, bagaimana mahluk hidup itu menghadapi keterbatasan dan harus toleran terhadap berbagai perubahan, bagaimana individu-individu dalam spesies itu mengalami pertumbuhan sebagai bagian dari suatu populasi atau komunitas. Semuanya ini berlangsung dalam proses yang mengikuti tatanan, prinsip, dan ketentuan alam yang rumit, tetapi cukup teratur, yang dengan ekologi kita memahaminya. Ekosistem adalah ilmu tentang hubungan organisme atau kelompok dengan lingkungan hidupnya, atau ilmu tentang hubungan timbal balik anatara organisme hidup dengan lingkungan hidupnya. Daya dukung lingkungana adalah keterbatasan dan kemampuannya untuk menanggulangi proses keseimbangannya (Hlm 1-3).

(3)

dalam buku ini, yaitu adalah Shallow Enviromental Ethics (Antroposentrisme), Intermediate Environmental Ethics (Biosentrisme), dan Deep Environmental Ethics (Ekosentrisme)(Hlm 6-20).

Setelah pembahasan mengenai etika lingkungan buku ini juga membahas tentang sistem pengelolaan lingkungan hidup. Cara pertama, dengan instrumen pengaturan dan pengawasan. Tujuannya adalah mengurangi pilihan pelaku dalam usaha pemanfaatan lingkungan hidup, mislanya dengan zonasi, preskripsi teknologi tertentu, dan pelarang kegiatan yang merusak lingkungan hidup. Sistem poengelolaan lingkungan hidup ini disebut Atur-DanAwasi (ADA) atau Command-And-Control(CAC). Cara kedua, dengan instrumen ekonomi. Tujuannya ialah untuk mengubah nilai untung relatif terhadap rugi bagi para pelaku, dengan membiarkan insentif-disentif ekonomi. Contohnya pengurangan pajak untuk produksi dan penggunaan alat hemat energi, pemungutan retribusi limbah dan pemberian denda untuk pelanggaran peraturan. Cara ketiga, dengan instrumen persuasif, yaitu mendorong masyarakat secara persuasif, bukan paksaan. Tujuannya ialah mengubah presepsi hubungan manusia dengan lingkungan hidup ke arah memperbesar untung relatif terhadap rugi. Instrumen ini terdiri atas pendidikan, latihan, penyebaran informasi melalui media cetak dan eletronik serta ceramah umum dan dakwah agama (Hlm 32-33).

(4)

Sejarah pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia diawali keikutseraan Indonesia pada Konferensi Stockholm, lalu pada tanggal 15-18 mei 1972, atas prakarsa “Lembaga Ekologi” Universitas Padjajaran Bandung diselenggarakan Seminar Pngelolaan Lingkungan Hidup Manusia dan Pembangunan Nasional. Pada Tanggal 26 Juni 1975 telah dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1976 tentang Pembentukan Panitia Persiapan Inventarisasi dan Evaluasi Kekayaan Alam. Untuk memperdalam mengenai masalah hukum, khususnya hukum lingkungan hidup manusia, diadakanlah seminar Segi-Segi Hukum dari Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan bersama oleh Badan pembinaan Hukum Nasional pada tanggal 25-27 Maret 1976 di Lembang. Kemudian pada tahun 1978, resmi dibentuk menterei lingkungan hidup dengan sebutan “Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (MNPPLH) (Hlm 171-172). Kebijakan-kebijakan mengenai lingkungan nasional juga tertuang dalam GBHN 1973-1978 dan Repelita II (1974-1979), GBHN 1978-1983 dan Repelita III (1978-1984), GBHN 1978-1983-1988 dan Repelita IV (1984-1989) serta GBHN 1988-1993 dan Repelita V (1989-1994) (Hlm 172). Adapun dalam isi buku ini membahas tentang desentralisasi pengelolaan lingkungan hidup yang dititk beratkan pada masalah dalam proses desentralisasi tersebut, seperti ketiadaan mandat hukum bagi kotamdya/kabupaten dan budaya tertutup dan nonpartispasi dalam manajemen birokrasi yang masih sangat dominan (Hlm 180-181).

Implikasi berlakunya UU pengelolaan lingkungan hidup seperti hak, kewajiban, dan peran masyarakat. Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat yang tertuang dalam Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berkaitan dengan hal itu ada juga Hak atas informasi lingkungan hidup yang tertuang pada pasal 5 ayat (2) Nomor 23 Tahun 1997. Peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup tertuang dalam Pasal 5 ayat (3) Nomor 23 Tahun 1997, yaitu peran dalam proses pengambilan keputusan, baik cara mengajukan keberatan, maupun dengar pendapat atau dengan cara lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan (Hlm 183).

Pelestarian fungsi lingkungan hidup dapat dilakukan dengan pendekatan ilmiah, yaitu menggunakan “analisis mengenai dampak lingkungan” sebagai tolak ukurnya. Oleh karena itu, pelstarian fungsi lingkungan hidup itu sangat ditentukan pula oleh sebuah kajian yang mendalam dari sebuah hasil studi amdal, sebab fungsi utama studi amdal adalah mengkaji semua aspek lingkungan hidup dalam suatu pendekatan yang holistis, yakni pendekatan yang mengintegrasikan semua unsur lingkungan dalam suatu kajian yang terpadu. Selain itu, kajian ilmiah amdal ini, pada akhirnya akan memberikan solusi terbaik yang dilakukan oleh pemrakarsa suatu kegiatan dan pmerintah dalam menangani lingkungan hidup sesuai arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) tersebut (Hlm 190-192).

(5)

penyelesaian sengketa adalah Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, Pencari Fakta, Arbritrase (Hlm 212-228).

Gugatan kelompok merupakan prosedur beracara dalam perkara perdata yang memberikan hak prosuderal bagi satu atau sejumlah orang (jumlah yang tidak banyak) bertindak sebagai penggugat untuk memperjuangkan kepentingan para penggugat sendiri, dan sekaligus mewakili kepentingan ratusan, ribuan, ratusan ribu, atau jutaan orang lainnya yang mengalami kesamaan penderitaan atau kerugian. Class Action atau Gugatan kelompok merupakan suatu konsep yang baru di Indonesia yang masih belum banayak dipahami oleh para penegak hukum maupun oleh praktisi hukum publik (hlm 228-232).

Selain itu juga isi dalam buku ini juga membahas tentang Hak gugat lembaga swadaya masyarakat (LSM) ,pengertian penegakan hukum lingkungan, penyelesaian sengketa lingkungan hidup secara perdata maupun secara pidana dan terkahir dalam buku ini membahas tentang kasus-kasus lingkungan. Kasus lingkungan yang terjadi contohnya adalah seperti kasus burung cendrawasih (PN Sorong) yang merupakann kasus pertama pidana lingkungan, yang diputus oleh Pengadilan Negeri Sorong tahun 1984 (Putusan No. 97 /PID/1984.PN.SRG. kasus tersebut tersebut merupakan perkara pidana lingkungan, yang posisi kasusnya mengenai penyelundupan burung Cendrawsih (Hlm 267-312).

Kekuatan dari buku ini terdapat pada pembahasan tentang masalah lingkungan secara global maupun regional, baik yang terjadi di luar negeri maupun di dalam negeri (Indonesia). Selain itu kekuatan didalam buku ini mengajak untuk setiap orang untuk peduli terhadap lingkungan hidupnya jangan hanya menggunakan sumber daya yang ada dalam lingkungan tersebut tetapi bagaiamana kita harus menjaga lingkungan hidup itu agar tetap terjaga dan berfungsi dengan baik.

Didalam buku ini dikatakan bahwa manusia memiliki hak dan perannya dalam lingkungan hidupnya, hak untuk lingkungan yang baik dan sehat dan hak atas informasi mengenai lingkungan hidup tidak saja hak yang diutamakan dalam hal ini tetapi peranan manusia dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup pun dibahas dalam buku ini. Buku ini mengajak setiap kalangan masyarakat untuk mengerti bahwa didalam hukum lingkungan itu ada yang didinamakan penegakan hukum lingkungan baik secara perdata maupun dengan instrumen hukum pidana. Buku ini juga memberikan kita gambara tidak hanya pada zaman sekarang terjadi masalah yang berkaitan tentang lingkungan hidup tetapi masalah lingkungan hidup itu telah terjadi sejak lama salah satu contohnya adalah mengenai Kasus Penyelundupan burung Cendrawsih di Sorong pada tahun 1984 yang kita ketahui bahwa burung cendrawsih itu adalah satwa langka dan dilindungi di Indonesia.

(6)

dalam buku ini tidak dijumpai pada buku-buku Hukum Lingkungan Hidup yang lain.

Referensi

Dokumen terkait

S 9 “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar.” QS Al-Furqan [25] : 52 Di masa kini kita

menunjukan bahwa penggunaan model problem solving dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran ekonomi akan lebih bermakna dan dapat meningkatkan minat dan

Penelitian ini betujuan untuk menguji pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan dari jiwa wirausaha dalam variabel percaya diri, orientasi tugas dan

1) Gangguan libido (gairah seksual). Disfungsi ini meliputi gairah seksual hipoaktif, yaitu berkurang atau tidak munculnya fantasi seksual dan hasrat untuk melakukan aktivitas

2.. Peserta mampu memahami urgensi dan beragam inovasi, dapat menerapkan prinsip-prinsip dasar pendekatan manajemen inovasi, memiliki kompetensi atas penerapan

Pada proses penyiaran yang dilakukan oleh televisi tidak luput dari audio video serta grafis yang merupakan komponen yang sangat penting.. Video program, promo,

Perlunya dilakukannya suatu kajian menggali dan mengeksplorasi berbagai aspek formal/ karakter formal/ bentuk arsitektural pada bangunan fasilitas pendidikan di kota

Penelitian yang dilakukan Pushkareva (2016) tentang rancangan program permainan didaktik matematika dengan Adobe Flash menghasilkan kesimpulan bahwa merancang program