• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Dalam Transaksi Margin Trading Dan Short Sales Di Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Dalam Transaksi Margin Trading Dan Short Sales Di Pasar Modal"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transaksi di pasar modal sangat sederhana, di mana dewasa ini transaksi dilakukan dengan menggunakan media elektronik atau transaksi dilakukan secara online melalui internet. Dalam melakukan transaksi ini para investor tidak perlu bertemu secara fisik, singkatnya transaksi sahamscriptless atau tanpa warkat, maka saat transaksi terjadi secara online. Saat ini hak kepemilikan saham sudah dikelola secara elektronik dan tidak lagi dibuktikan melalui warkat atau sertifikat saham. Pada saat investor membeli saham melalui broker, broker saham akan memesankan pesanan investor itu ke bursa saham. Terjadinya transaksi hanya berupa kata “done” di layar komputer1.

Kepemilikan saham dulunya melalui sertifikat saham/warkat. Dewasa ini transaksi efek dilakukan tidak secara fisik lagi karena dokumentasinya telah dilakukan secara elektronik. Dokumentasi elektronik ini dilakukan di tempat yang aman dan terpercaya sehingga tidak perlu khawatir kepemilikan saham akan terhapus atau hilang. Sistem transaksi yang cepat ini membuat perputaran di bursa sangat cepat dan besar.2

Akibat dari semakin cepat dan besarnya pergerakan uang dalam pasar modal. Hal tersebut membuat banyak investor semakin bersemangat dalam

(2)

menginvestasikan uangnya. Dapat dilihat dari volume transaksi di pasar modal yang luar biasa. Transaksi di pasar modal mencapai Rp. 6.6 Trilliun rupiah per hari cukup pesat dibanding tahun lalu sekitar Rp. 4,5 Trilliun rupiah per hari.3 Gairah investor tersebut membuat para sekuritas pun berinovasi dengan memberikan fasilitas bagi para investor agar dapat bertransaksi lebih banyak lagi.

Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, antara lain menyebutkan bahwa “kegiatan bursa efek pada dasarnya adalah menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana perdagangan efek bagi anggotanya”.4 Dalam dunia pasar saham, terdapat banyak fasilitas yang ditawarkan oleh sekuritas. Antara lain margin trading dan short selling. Margin trading merupakan salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang saham kepada investor. Dikatakan fasilitas, karena memang perusahaan pialang saham memberikan semacam pinjaman kepada investor. Namun, pinjaman ini tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank. Investor baru mengembalikan bila berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya. Atau sebaliknya, berhasil melikuidasi posisi jualnya, pada membeli dengan harga lebih rendah dari harga jual. Sebagai imbalan atas fasilitas yang disediakan perusahaan pialang berjangka itu, investor harus membayar bunga pinjaman danfee.

3 www.m.sindonews.com/read/2013/09/27/32/788033/nilai-transaksi-harian-saham-capai-rp6-6-t diakses tanggal 29 november 2013)

(3)

Penggunaan margin dalam perdagangan saham semakin menghangat karena banyak kasus nasabah yang kenamargin call5 ataupun posisi diaccountnyaharus di cut karena melebihi modal yang ada. Banyak yang harus menjual karena melebihi modal yang ada. Banyak juga kasus yang nasabah bukan hanya habis dana, malah berhutang dan harus menjual aset kekayaannya.

Dalam mengelola margin trading, sekuritas membebankan bunga terhadap dana yang terpakai. Biasanya lebih tinggi dari bunga deposito yakni sekitar 15% sampai 20% pertahun. Fasilitas ini memberikan keleluasan bagi investor untuk menangkap ikan yang lebih besar, dan perusahaan mendapatkan keuntungan komisi dan bunga dari setiap transaksi yang terjadi. Tanpa menggunakan jaminan berupa benda tidak bergerak. Jaminan yang dijaminkan kepada perusahaan sekuritas hanyalah saham yang dimiliki investor semata6.

Margin trading atau perdagangan marjin merupakan salah satu bentuk kegiatan transaksi efek yang menyerupai usaha bank yang dilakukan oleh perusahaan efek. Sebagaimana dapat disimpulkan dari namanya, maka dengan melakukan atau memberikan fasilitas perdagangan secara marjin (kepada nasabahnya), perusahaan efek pada dasarnya melakukan pembiayaan atas sebagian dana yang dibutuhkan oleh nasabah dalam melakukan kegiatan transaksi efeknya. Hal ini berarti investor dalam melakukan pembelian saham menggunakan pinjaman pihak ketiga untuk membayar pembeliannya.

5

Margin call adalah likuidasi atau penutupan secara paksa atas trading yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh broker karena margin di account investor tidak cukup untuk menutupi atau menahan posisi trading investor yang merugi.

(4)

Dengan adanya margin trading, memberikan keleluasaan bagi investor untuk melakukan transaksi tetapi juga menyebabkan para investor lebih berani untuk melakukan investasi. Dengan melakukan investasi itu maka sudah melekat risiko yang harus ditanggungnya. Bahkan dalam literatur investasi, margin trading merupakan salah satu strategi investasi yang cenderung mendekati spekulasi. Sehingga ini akan menjerat investor untuk melakukan investasi di perusahaan sekuritas tersebut.

Meskipun dalam nilai tranksaksinya nasabah memperoleh kesempatan untuk bertransaksi lebih banyak, tetapi ini juga berarti menambah resiko yang harus dipikul oleh nasabah mengingat sifat transaksi efek yang sangat fluktuatif. Oleh karena sifatnya yang mengandung resiko atas kekayaan nasabah, maka perdagangan marjin ini mendapat perhatian khusus dari otoritas pasar modal yang salah satunya adalah Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-019/BEJ/0897 tanggal 1 Agustus 1997. Keputusan ini mengatur tentang persyaratan dan perdagangan efek dalam transaksi marjin dan transaksi Short Selling bursa menetapkan efek yang dapat ditransaksikan dan atau dijaminkan dalam transaksi marjin dan atau transaksi short selling.

(5)

dilakukan, investor jual tidak memiliki saham yang ditransaksikan. Resiko terjadinya gagal serah pada transaksishort sellinglebih besar dibandingkan transaksi jual beli

saham pada umumnya.7

Pada skema short selling yang sederhana, penjual melakukan short selling dengan meminjam saham dari sekuritas dan kemudian mencari saham di bursa untuk mengembalikan saham yang dipinjam tersebut. Risiko terjadinya gagal serah pada transaksi short selling lebih besar dibandingkan transaksi jual beli saham pada umumnya. Risiko lainnya adalah penurunan harga yang signifikan8.

Penurunan harga efek ini terjadi karena dalam pelaksanaannya, pelaku short selling akan menambah persediaan saham yang dijual selain penjualan saham yang dilakukan oleh pemilik/pemegang saham sesungguhnya, dimana sesuai dengan hukum ekonomi bahwa dengan banyaknya persediaan saham yang dijual (supply) dan permintaan yang tetap (demand), maka akan menekan harga saham menjadi lebih rendah yang dapat berakibat menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan.

Transaksishort sellingpun tidak lepas dari efek negatif, antara lain membuka kemungkinan terjadinya pelanggaran di pasar modal, dalam bentuk penipuan, manipulasi pasar, daninsider trading. Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) serta Bursa Efek telah membuat seperangkat aturan untuk melakukan transaksishort selling. Peraturan tersebut berisi batasan-batasan yang harus diperhatikan sebelum

7

Putu Suryastuti,Analisa Hukum terhadap Ttransaksi Short Selling diIindonesia dan Perlindungan Hukum bagi Pihak Lawan Transaksi dalamTtransaksi Short Selling.

(Jakarta:Perpustakaan UI, 2009) hal. 5

(6)

melakukan transaksi short selling. Baik peraturan Bapepam dan LK maupun peraturan Bursa Efek telah memberikan kemudahan bagi investor untuk melakukan transaksishort sellingdan telah memberikan perlindungan bagi pihak lain

yang merupakan lawan transaksi dari pelakushort selling.

Namun demikian, untuk mencegah efek negative yang dapat timbul dari transaksishort selling, peranan OJK serta Bursa Efek dalam mengawasi pasar modal perlu ditingkatkan sehingga akan tercipta pasar yang teratur, wajar, dan efisien. Sehingga para investor nyaman melakukan investasi di pasar modal Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumukan lah permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan transaksimargin tradingdanshort selling? 2. Bagaimanakah mekanisme transaksimargin tradingdanshort selling?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap nasabah/investor dalam transaksimargin tradingdanshort sellingdi pasar modal Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan secara umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara analitis tentang perlindungan hukum dalam transaksi margin trading serta short seles di pasar modal sedangkan secara khusu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(7)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis mekanisme transaksi margin trading dan short selling.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum terhadap nasabah/investor dalam transaksimargin tradingdanshort sellingdi pasar modal Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Hukum Pasar Modal mengenai Proses serta tatacara yang terjadi dalam pelaksanaanmargin tradingdanshort selling.

2. Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan yang berharga bagi para investor lebih selektif dalam melakukan investasi di pasar modal serta badan pengawas pasar modal yang saat ini berada di bawah OJK selaku otoritas pasar modal agar lebih ketat dalam melakukan pengawasan terhadap pasar modal dan sebagai dasar pemikiran dalam membuat regulasi-regulasi baru dalam pasar modal Indonesia.

E. Keaslian Penelitian

(8)

penelitian sebelumnya. Memang pernah ada penelitian mengenai pasar modal yang sebelumnya dilakukan oleh :

1. Indra Sani Harahap, NIM 097011005, Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Analisis Hukum Prinsip-prinsip Syariah dalam Pasar Modal Syariah di Indonesia”. Dan permasalahan yang diteliti adalah: a. Apa saja Pertimbangan dalam pembentukan pasar modal syariah di

indonesia?

b. Bagaimana prinsip dasar ketentuan hukum dalam pasar modal syariah? c. Bagaimana pelaksanaan prinsip-prinsip syariah tersebut dalam kegiatan

investasi?

2. Alkamra, NIM: 097011049, Magister Kenotariatan Universitas Sumatra Utara, dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Perdagangan Saham Setelah Listing di Pasar Modal”. Dan permasalahan yang diteliti adalah :

a. Bagaimana perlindungan hukum bagi investor dalam perdagangan saham setelah listing di pasar modal.

b. Apa saja praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di pasar sekunder?

(9)

Apabila dilihat pada permasalahan yang diteliti sebelumnya sebagaimana disebutkan di atas maka penelitian ni adalah berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan. Penulis bertanggung jawab sepenuhnya apabila ternyata dikemudian hari terbukti bahwa penelitian ini merupakan duplikasi atau plagiat dari penelitian yang telah ada sebelumnya.

F. Kerangka Teori dan Konsep

1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, atau teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis. Fungsi teori dalam suatu penelitian adalah untuk memberikan arahan/petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati9. Karena penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, kerangka teori diarahkan secara khas ilmu hukum. Dalam penelitian ini teori digunakan untuk memecahkan masalah, adapun teori yang dipergunakan adalah teori hukum jaminan, teori hukum perjanjian dan teori perlindungan hukum yang berhubungan satu dengan yang lain.

Baik margin trading maupun Short Selling adalah transaksi yang wajar di pasar saham tapi kadang investor melakukannya cukup nekat dengan mengambil risiko yang sangat besar. Akibat transaksi yang terbatas itu, Indeks Harga Saham

(10)

Gabungan (IHSG) pernah anjlok 7,7% dalam satu hari pada 22 Januari 2008.10 Sehingga OJK melakukan penyempurnaan peraturan dalam rangka meningkatkn efisiensi dan efektivitas penerapan dan pengawasanmargin trading danshort selling agar meningkatkan likuiditas transaksi efek dan kualitas pembiayaan penyelesaian transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah serta meningkatkan kepastian hukum atas transaksi efek.11

Nilai jaminan pembiayaan yang wajib dipelihara oleh nasabah minimal 135% dari nilai pasar wajar efek yang ditransaksikan secarashort selling(posisi short). Jika nilai jaminan tersebut mengalami penurunan sehingga kurang dari 135%, maka nasabah wajib menambah jaminan dalam waktu 3 hari bursa sehingga nilai jaminan minimal 135%.

Agunan atau jaminan merupakan suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan Perusahaan Sekuritas, dalam pelaksanaan teknis transaksimargin tradingdan short selling.Dana yang diberikan oleh perusahan sekuritas perlu diamankan. Tanpa adanya pengamanan, perusahaan sekuritas sulit menghindarkan risiko yang akan datang. Sebagai akibat tidak berprestasinya seorang investor. Untuk mendapatkan kepastian dan keamanan dari kreditnya, perusahaan sekuritas melakukan tindakan-tindakan pengamanan dan meminta kepada calon investor agar mengikatkan sesuatu barang tertentu sebagai jaminan di dalam pemberian kredit dan diatur dalam Pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata.12

10

www.bapeppam.go.id online internet 28 Januari 2013. 11

www.bapeppam.go.id online internet 28 januari 2013.

(11)

Pada transaksi margin tradingdan short selling jaminan yang diberikan oleh investor kepada sekuritas adalah saham. Proses nya adalah nasabah meminjam uang dari sekuritas, saham-saham yang terbeli melalui uang tersebut dijadikan jaminan kepada sekuritas. Oleh karena itu dapat dikatakan segala hak yang melekat dari pada saham-saham yang diperoleh dari transaksi yang mempergunakan fasilitas merupakan millik nasabahmargin tradingdanshort sellingnamun dikendalikan oleh sekuritas.13

Investor margin trading dan short selling dinyatakan wanprestasi jika tidak memenuhi, terlambat memenuhi atau memenuhi namun hanya sebagian, paling tidak melanggar salah satu dari syarat-syarat tersebut. Maka sekuritas berhak memaksa investor untuk menjual atau sekuritas berhak langsung menjual saham yang ada pada rekening efek marjin dan short selling investror jika tidak dipatuhi untuk melunasi kewajibannya14.

Secara umum, kata jaminan dapat diartikan sebagai “penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung kembali pembayaran suatu hutang. Dengan demikian, jaminan mengandung suatu kekayaan (materiliil) ataupun suatu pernyataan kesanggupan (immateriil) yang dapat dijadikan sebagai sumber pelunasan hutang. Berdasarkan kebendaannya, jaminan dikelompokkan menjadi:

1. Jaminan Perorangan (persoonlijk)

Jaminan perorangan adalah orang ketiga (borg) yang akan menanggung pengembalian uang pinjaman, apabila pihak peminjam tidak sanggup mengembalikan pinjamannya tersebut.

(12)

2. Jaminan Kebendaan (zakelijk)

Dalam hal ini berarti menyediakan bagian dari kekayaan seseorang guna memenuhi atau membayar kewajiban debitur.

Fasilitas margin trading dan short selling sebenarnya tidak bedanya dengan pinjaman uang dari perbankan. Namun yang membedakan nya adalah pada fasilitas ini jaminan yang digunakan adalah saham yang hendak dibeli oleh para investor. Sehingga menurut penulis sangat penting dibahas teori hukum jaminan.

Untuk dapat menggunakan fasilitas margin trading atau short selling maka para investor harus melakukan perikatan perjanjian terlebih dahulu dengan perusahaan sekuritas. Perjanjian ini sangat penting karena perjanjian dibuat secara tertulis akan memperoleh kekuatan hukum sehingga tujuan kepastian hukum dapat tercapai.

Pengaturan mengenai transaksi Margin Trading dan Short selling masih menggunakan aturan dalam Buku III KUHPerdata khususnya pengaturan mengenai masalah perjanjian yang terjadi dalam transaksi Margin Trading dan Short Selling. Perjanjian dalam transaksi ini terjadi antara kedua belah pihak yang mana salah satu pihak berjanji kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata, Menurut pasal ini “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”15.

(13)

Peristiwa ini menimbulkan suatu hubungan hukum antar dua orang tersebut dinamakan perikatan atau dengan kata lain perjanjian itu menimbulkan suatu perikatan antar dua orang yang membuatnya berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji atau kesanggupan atas apa yang diucapkan atau dituliskan oleh kedua belah pihak yaitu pihak yang berhak dan pihak yang berkewajiban.16

Dalam pasar modal perjanjian hanya bersifat obligator artinya perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan kewajiban yang timbul antara penjual dan pembeli, namun belum memindahkan hak milik. Hak milik baru terjadi setelah adanya penyerahan atau levering. Levering atau penyerahan adalah pemindahan hak milik atas suatu benda yang berasal dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada orang lain, yang mengakibatkan orang lain menjadi pemilik benda tersebut.17

Dalam pasar modal levering terjadi terdapat kesamaan, yakni levering pada pasar modal sederhananya efek berkurang dari rekening efek yang satu dan ditambahkan kepada rekening efek yang lain. Final dari levering itu sendiri adalah pada saat sudah masuknya efek ke rekening efek pembeli, sehingga pada saat itu secara yuridis hak atas kepemilikan saham telah beralih.18

Teori perlindungan hukum mengandung teori yang berkaitan dengan perlindungan subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam pemberian

16

Hj.Djanius Djamin,Hukum Perdata,(Medan : Trikaya, 1994) hal. 163. 17

Ibid., hal. 180.

(14)

pinjaman. Menurut Van Kan “hukum adalah keseluruhan aturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat”.19

Teori perlindungan hukum berhubungan dengan teori hak dan teori kewajiban. Menurut Satjipto Rahardjo. Hak adalah kekuasaaan yang diberikan oleh hukum kepada seseorang, dengan maksud untuk melindungi kepentingan seseorang tersebut. Hak tersebut merupakan pengalokasian kekuasaan tertentu kepada seseorang untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut20.

Van Apeldoorn menyatakan “bahwa tiap – tiap hubungan hukum mempunyai dua pihak, pada satu pihak ia merupakan hak dan pada pihak lain ia merupakan kewajiban”.21

Apabila subjek hukum tidak melaksanakan kewajiban hukum, maka akibatnya adalah dapat dimintakan pertanggungjawaban secara yuridis. Menurut teori ada 3 (tiga) macam pertanggungjawaban, yaitu pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan (fault based liability) yang merupakan pertanggungjawaban yang terkait dengan perilaku subjek. Tanggung jawab berdasarkan wanprestasi yaitu tanggung jawab berdasarkan kontrak (contractual liability). Menurut teori ini apabila dalam sebuah kontrak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan maka yang pertama – tama yang harus dilihat adalah isi dari kontrak atau perjanjian atau jaminan yang merupakan bagian dari kontrak, baik tertulis maupun lisan.22Pertanggungjawaban mutlak adalah pertanggungjawaban yang berkaitan dengan perbuatan yang menurut pembuat

19Achmad Ali,Menguak Tabir Hukum, (Jakarta : Toko Gunung Agung, Tbk, 2002) hal.30. 20

Ibid., hal,232. 21

Ibid,hal. 232

(15)

undang – undang telah membawa efek yang merugikan, jadi adanya hubungan antara perbuatan dan akibat. Prinsip utama dari pertanggungjawaban mutlak ini adalah tidak perlu adanya syarat kelalaian tergugat dan tidak dapat dikaitkan pula dengan adanya wanprestasi.23

Dari ketiga macam pertanggung jawaban ini yang paling relevan dengan margin tradingdan short sellingadalah pertanggung jawab berdasarkan wanprestasi yaitu pertanggung jawab berdasarkan kontrak. Karena untuk melakukan transaksi margin trading dan short selling kedua belah pihak akan diikat dengan kontrak terlebih dahulu. Jadi baik perusahaan efek maupun investor melakukan transaksi sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam kontrak. Apabila terjadi kelalaian maka disebut wanprestasi dan salah satu pihak yang lalai akan bertanggung jawab berdasarkan kontrak.

Dalam pasar modal sendiri terdapat dua perlindungan yakni perlindungan hukum preventif dan represif. Perlindungan hukum preventif adalah perlindungan umtuk mencengah ada nya sengketa antara pemegang saham minoritas dan mayoritas. Dalam hal ini penting nya badan-badan dalam Pasar Modal untuk menjaga kestabilan dan kepastian hukum baik oleh OJK, Bursa Efek, KSEI, KPEI dsb untuk menjaga keamanan dan kenyaman bagi para investor untuk melakukan transaksi di pasar modal.24

23

Ibid.109.

(16)

Sedangkan perlindungan represif adalah perlindungan untuk menyelesaikan sengketa di masyarakat agar tercapai penyelesaian yang adil. Dalam hal ini peran perjanjian antar pihak sangat penting untuk dimengerti terlebih dahulu oleh para investor sebelum mengikatkan diri di dalam nya. Penting pula para investor belajar tentang seluk beluk pasar modal sebelum menanamkan modal nya. Sehingga dapat

meminimalisir kemungkinan sengketa yang akan timbul.25

Pasar modal sangatlah rentan dengan penipuan dan kejahatan sehingga sangat dibutuhkan suatu kepastian hukum yang melindungi para investor serta badan hukum sehingga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal Indonesia.

2. Konsepsi

Konsepsi berasal dari bahasa latin,conceptusyang memiliki arti sebagai suatu kegiatan atau proses berpikir, daya berpikir khususnya penalaran dan pertimbangan.Konsepsi adalah salah satu bagian yang terpenting dari teori, peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstraksi dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal khusus yang disebut defenisi operasional.26

Perumusan serangkaian defenisi operasional dalam rangka penelitian ini sebagai berikut:

a. Transaksi marjin/Margin Trading adalah transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan efek.

25Ibid.

(17)

b. Transaksi Short/Short Selling adalah transaksi penjualan efek dimana efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

c. Nasabah adalah orang yang melakukan transaksi jual beli saham di pasar modal dengan memanfaatkan fasiltiasmargin tradingdanshort selling.

d. Perlindungan Hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh badan pengawas pasar modal baik OJK, Bursa Efek, KPEI,

dan KSEI kepada para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal khususnya margin trading dan short selling untuk memberikan rasa aman, baik secara fisik maupun mental.

e. Perjanjian Pembiayaan adalah perjanjian antara perusahaan efek dengan nasabah yang memuat hak dan kewajiban terkait dengan pembiayaan penyelesaian transaksi efek nasabah oleh perusahaan efek yang dapat berupa pembiayaan dana dan atau pembiayaan efek.

f. Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. g. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan

atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.

(18)

invesrotr tidak cukup untuk menutupi atau menahan posisi trading investor yang merugi.

i. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

j. Jaminan adalah suatu yang diberikan kepada kreditor untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.

k. Cut loss adalah tindakan menghindari kerugian dengan menjual saham pada posisi merugi.

l. Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual beli dalam perdagangan saham.

G. Metodologi Penelitian

Metode yang diterapkan di dalam suatu penelitian adalah kunci utama untuk menilai baik buruknya suatu penetiaian. Metode penelitian itulah yang menetapkan alur kegiatannya, mulai dari pemburuan data sampai ke penyimpulan suatu kebenaran yang diperoleh dalam penelitian itu.27

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian yuridis normatif yaitu dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau bahan data sekunder yang

27

(19)

meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perungan-undangan, putusan pengadilan dan bahan hukum lainnya28. Penelitian ini memberikan gambaran secara rinci, sistematis, dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan transaksi margin trading dan short selling dalam pasar modal. Dengan menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan dalam transaksi margin tradingdanshort selling.29

Penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif dapat disebut juga penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum doktrinal dikonsepkan sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundang – undangan (law in the books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.30

Johnny Ibrahim menuliskan bahwa:

“oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yuridis normatif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach). Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Selain itu juga dilakukan pendekatan lain yang diperlukan guna memperjelas analisis ilmiah yang diperlukan dalam penelitian normatif”.31

28

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 38

29Ibid hal. 39 30

Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, (Malang : UMM Press, 2009), hal 127.

(20)

Dalam penelitian ini, akan ditempuh cara penelitian kepustakaan (library research), atau biasa dikenal dengan sebutan studi kepustakaan.32 Walaupun penelitian dimaksud tidak lepas pula sumber lain selain kepustakaan, yakni penelitian terhadap bahan artikel dan karya tulis di berbagai media massa ataupun laman dunia maya. Penelitian kepustakaan yang normatif adalah penelitian dengan mengolah dan menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum tertier yang berkaitan dengan pokok bahasan di dalam penelitian ini.

Sumber data pada penelitian ini berupa bahan hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan (library research), peraturan perundang-undangan, buku-buku, jurnal-jurnal hukum, yurisprudensi, kamus hukum, ensiclopedia, yang diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa, sehingga disajikan dalam penulisan yang sistematis. Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif.

Menurut Lexy J. Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.33

Alasan penggunaan penelitian hukum normatif-kualitatif ini adalah pertama, didasarkan pada paradigma hubungan yang dinamis antara teori, konsep-konsep dan data yang merupakan umpan balik atau modifikasi yang tetap dari teori dan konsep

32 Soerjono Soekanto, Op Cit. hal 53, dikatakan karena titik berat penelitian tertuju pada penelitian kepustakaan, yang berarti akan lebih banyak menelaah dan mengkaji data primer dan sekunder yang diperoleh dari perpustakaan dan tidak diperlukan penyusunan atau perumusan hipotesis.

(21)

yang didasarkan pada data yang dikumpulkan; kedua, data yang dianalisis beranek ragam, memiliki sifat dasar yang berbeda antara satu dengan lainnya, serta tidak mudah untuk dikuantifisir; ketiga, sifat dasar dari data yang dianalisis bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang integral (holistic), dimana hal itu menunjukkan adanya keanekaragaman data serta memerlukan informasi yang mendalam (indepth infromation).34

2. Jenis Data dan Bahan Hukum

Data yang di pergunakan di dalan penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari:35

a. Bahan hukum primer yang terdiri dari:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 3) Kitab Undang-undang Hukum Perdata

4) Peraturan Bapeppam mengenai Transaksi Margin dan Short Sell. Peraturan Nomor V.D.6 lampiran keputusan ketua Bapepam-LK Nomor Kep-258/BL/2008 tanggal 30 juni 2008

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang berkaitan erat dengan bahan hukum primer, dan dapat digunakan untuk menganalisa, mengkaji dan memahami bahan hukum primer yang ada.

34 Bismar Nasution, ”Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum”, Makalah, disampaikan pada dialog interaktif tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003, hal. 1, penelitian doktrinal (doctrinal research), yaitu suatu penelitian yang menganalisis baik hukum sebagai law as it written in the book, maupun hukum sebagailaw as it is decided by the judge through judicial process. Penelitian hukum normatif ini bersifat kualitatif.

(22)

Semua dokumen yang bersifat informatif atau hasil kajian mengenai pasar modal pada umumnya, dan khususnya yang dalam kaitannya dengan perlindungan hukum terhadap investor dalam pasar modal yang dapat berupa hasil seminar atau makalah, surat kabar, majalah, dan juga sumber dari laman dunia maya yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian

c. Bahan Hukum Tersier/penunjang, yang digunakan untuk memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang mencakup kamus hukum dan terutama adalah kamus bahasa, untuk pembenahan tata bahasa indonesia dan istilah-istilah hukum yang lebih baik, dan juga sebagai alat bantu pengalibahasaan beberapa artikel atau sumber literatur asing.

Dalam kaitan dengan penelitian ini, yakni penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan melakukan studi pustaka, maka terhadap materi penelitian tesis (baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tertier) akan dikaji lebih lanjut guna mencari hal yang berhubungan dengan permasalahaan yang diteliti. Dengan demikian, studi terhadap bahan atau dokumen dalam bentuk tertulis menjadi instrumen yang sifatnya utama di dalam rangka pengumpulan data untuk melakukan kajian di dalam penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

(23)

dilakukan oleh pihak lain yang relevan dengan penelitian ini dengan cara menelaah dan menginveritarisasi pemikiran atau pendapat juga sejarah atau latar belakang pemikiran tentangMargin TradingdanShort Sellingdi Pasar Modal36.

Pemikiran dan gagasan serta konsepsi tersebut dapat diperoleh melalui peraturan perundang-undagan yang berlaku, literature dari para pakar yang relevan dengan objek penelitian ini, artikel yang termuat dalam bentuk jurnal, majalah ilmiah, ataupun yang termuat dalam data elektronik seperti pada website dan sebagainya maupun dalam bentuk dokumen atau putusan berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.

4. Analisis Data

Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang sebelumnya telah disusun secara sistematis kemudian akan dianalisa dengan menggunakan prosedur logika ilmiah, yang sifatnya kualitatif. Kualitatif berarti akan dilakukan analisa data yang bertitik tolak dari penelitian terhadap asas atau prinsip sebagaimana yang diatur di dalam bahan hukum primer, dan kemudia akan dibahas lebih lanjut menggunakan bahan hukum sekunder, yang tentunya akan diupayakan pengayaan sejauh mungkin dengan didukung oleh bahan hukum tersier/tertier.

Adapun tahapan untuk menganalisa bahan-bahan hukum yang telah ada tersebut, secara sederhana dapat diuraikan dalam beberapa tahapan sebagaimana diterapkan sebagai berikut.

1. Tahapan pengumpulan data, misalnya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti,

(24)

artikel atau jurnal atau karya tulis dalam bentuk lainnya akan dikumpulkan sedemikian rupa sebagai bahan refrensi.

2. tahapan pemilahan data, dimana dalam tahapan ini seluruh data yang telah dikumpulkan sebelumnya akan dipilah-pilah dengan mempedomani konteks yang sedang diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam melakukan kajian lebih lanjut terhadap permasalahan di dalam penelitian tesis ini.

3. tahapan analisa dan penulisan hasil penelitian, sebagai tahapan klimaks dimana seluruh data yang telah diperoleh dan dipilah tersebut akan dianalisa dengan seksama dengan melakukan interpretasi atau penafsiran yang diperlukan, sejauh mungkin diupayakan untuk berpedoman terhadap konsep, asa dan kaidah hukum yang dianggap relevan dan sesuai dengan tujuan utama dari penelitian ini. Hasil penelitian kemudian akan dituangkan dalam bentuk tertulis yang diharapkan akan dapat menjawab permaslahan yang ada, sehingga hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai refrensi disamping literatur yang telah ada.

Referensi

Dokumen terkait

Pada uju kompetensi produktif tahun pelajaran 2009/2010 ini kelas 3 tari 2 menampilkan tari garapan dengan judul Janda Girah dengan tetap mengacu pada ragam tari

Filsafat politik bukan hanya sebuah ilmu kajian tentang sejarah klasik pemikiran politik saja, namun juga kajian tentang dinamika politik kontemporer dengan segala pemikirannya

Kriteria sumber daya manusia ini mencakup latar belakang, tujuan, dan rasional strategi pencapaian standar yang ditetapkan perguruan tinggi terkait sumber daya manusia (SDM)

Gaya hidup tergantung pada kultural yang masing-masing merupakan gaya, tatakrama, cara menggungakan barang dan waktu tertentu yang merupakan karakteristik suatu

Kritik ini ditujukan pada subjek (ego) yang berusaha merengkuh dan memahami secara total fenomena atau objek tertentu, seraya menunjukkan bahwa fenomena/ objek tersebut adalah

10 Tanggapan siswa mengenai apakah mereka dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kerentanan sosial ekonomi penduduk bantaran Sungai Code secara keseluruhan memiliki tingkat kerentanan rendah, hal

Menurut ibu Hersie, setelah remaja putus sekolah tersebut keluar dari UPTD Rumoh Seujahtera Jroh Naguna Banda Aceh, kewajiban lembaga dan remaja-remaja tersebut