• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Keenam (SUHU UDARA II)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Keenam (SUHU UDARA II)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HIDROMETEOROLOGI

Tatap Muka Keenam

(SUHU UDARA II)

Dosen :

DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT.

JADFAN SIDQI FIDARI, ST. MT

5.

 

Penyebaran Suhu Menurut Ruang dan

Waktu

A. Penyebaran Suhu Vertikal

• Pada lapisan troposfer, secara umum suhu makin rendah menurut ketinggian. Hal ini dapat dijelaskan dgn faktor‐faktor sbb:

1) Udara merupakan penyimpan panas terburuk, sehingga suhu udara sangat dipengaruhi oleh permukaan bumi tempat

(2)

A.

 

Penyebaran Suhu Vertikal

2) Lautan mempunyai luas dan kapasitas panas yg lebih besar daripada daratan, sehingga meskipun daratan merupakan

penyimpanan panas yg lebih buruk tetapi karena udara bercampur secara dinamis, maka pengaruh permukaan lautan secara vertikal akan lebih dominan. Akibatnya suhu akan turun menurut

ketinggian baik di atas lautan maupun daratan.

A.

 

Penyebaran Suhu Vertikal

(3)

Kapasitas panas benda tergantung pada massa (m), jumlah mol (n) dan panas jenis (c). Untuk gas panas jenis dapat dibedakan atas panas jenis pada volume tetap (cv) dan tekanan tetap (cp)

cv: 717 J/kg/K

cp : 1004 J/kg/K

Lautan penyimpan panas yang baik sementara udara penyimpan panas yang buruk

ctanah: 800 J/kg/K

cair: 4200 J/kg/K

H = - ρ cp/ra dT/dz

(4)

B.

 

Penyebaran Suhu di

Permukaan Bumi

• Suhu di permukaan bumi makin rendah dgn bertambahnya lintang spt halnya penurunan suhu

menurut ketinggian.

• Bedanya pada penyebaran suhu secara vertikal permukaan bumi merupakan sumber pemanasan sehingga makin tinggi tempat makin rendah suhunya (sampai troposfer)

B.

 

Penyebaran Suhu di Permukaan Bumi

• Sedangkan pada penyebaran suhu menurut letak lintang, sumber energi utama berasal dari daerah tropika (antara 30˚LU – 30˚LS) yg merupakan penerima energi radiasi surya terbanyak.

(5)

B.

 

Penyebaran Suhu di Permukaan Bumi

• Pemindahan energi dari daerah tropika ke daerah lintang tinggi terutama melalui sirkulasi udara umum yg dapat dijelaskan secara sederhana dgn tiga buah sel.

Hadley Cell merupakan sirkulasi udara antara khatulistiwa (0˚) dgn daerah sekitar 30˚LU dan 30˚LS.

Faktor Penggerak Variasi Suhu Berdasarkan Letak Lintang

(6)

B.

 

Penyebaran Suhu di Permukaan Bumi

• Pada sirkulasi ini, penguapan sangat intensif terjadi di sekitar

khatulistiwa pada pusat tekanan rendah yg disebut ITCZ (Inter Tropical  Convergence Zone) yg dicirikan oleh banyaknya awan pada daerah tsb.

• ITCZ ini bergerak mengikuti matahari (matahari seolah‐olah bergerak dari 23,5˚LU sampai 23,5˚LS) sehingga posisinya selalu berubah‐ubah sesuai gerakan matahari menurut letak lintang.

B.

 

Penyebaran Suhu di Permukaan Bumi

• Pada saat ITCZ berada pada suatu daerah maka daerah tsb akan mengalami musim hujan.

• Energi yg dibawa dari permukaan ke atas sebagai panas laten dalam proses penguapan akan dilepaskan di atmosfer pada saat terjadi awan.

(7)

B.

 

Penyebaran Suhu di Permukaan Bumi

• Pada daerah lintang tsb yg merupakan pusat tekanan tinggi di permukaan bumi, udara bersama‐sama udara dari equator yg membawa panas bergerak turun sehingga awan jarang atau tidak pernah terjadi di daerah ini.

• Perlu dicatat bahwa bila aliran udara bergerak ke bawah, maka suhu udara akan meningkat sehingga tidak terjadi proses kondensasi untuk terjadi awan.

B.

 

Penyebaran Suhu di Permukaan Bumi

• Karena pada daerah‐daerah sekitar 30˚LU dan 30˚LS jarang terjadi hujan maka daerah tersebut umumnya adalah daerah gurun pasir seperti di Australia tengah, Afrika dan daratan Cina.

(8)

B.

 

Penyebaran Suhu di Permukaan Bumi

• Pada daerah tekanan rendah tsb terjadi banyak hujan dan biasanya banyak dijumpai pusat‐pusat pemukiman spt pada kota‐kota Eropa barat dan Australia bagian selatan.

• Proses pemindahan panas tsb berlanjut sampai mendekati kutub,  tetapi energi panasnya telah sangat berkurang. Oleh sebab itu kutub selalu dingin.

B.

 

Penyebaran Suhu di Permukaan Bumi

• Variasi suhu menurut tempat juga dipengaruhi oleh posisi daerah terhadap daratan dan lautan serta keadaan unsur iklim seperti per‐ awanan.

(9)

c.

 

Suhu Diurnal

 

dan Harian

• Di daerah tropika fluktuasi suhu rata‐rata harian relatif konstan sepanjang tahun sedangkan fluktuasi suhu diurnal (variasi antara siang dan malam hari) lebih besar daripada fluktuasi suhu rata‐rata  harian.

• Fluktuasi suhu rata‐rata harian di daerah lintang tinggi jauh lebih besar daripada daerah tropika. Hal ini disebabkan perbedaan suhu yg tinggi antara musim panas (summer) dgn musim dingin (winter) pada daerah lintang tinggi.

c.

 

Suhu Diurnal

 

dan Harian

• Perbedaan tsb terjadi karena perbedaan

penerimaan energi radiasi surya antara

kedua musim tsb, baik kerapatan

fluksnya maupun periode

penerimaannya (panjang hari) akibat

posisi matahari terhadap lintang.

• Pada bulan Juni‐Agustus belahan bumi

(10)

c.

 

Suhu Diurnal

 

dan Harian

• Demikian halnya, pada bulan‐bulan Desember‐Februari belahan bumi utara akan mengalami musim terdingin tetapi belahan bumi selatan akan mengalami musim terpanas.

• Perlu diperhatikan bahwa tercapainya suhu tertinggi pada musim panas atau terendah pada musim dingin tidak terjadi pada saat matahari berada posisi terjauh dari equator (lintang 23,5˚LU sampai 23,5˚LS), melainkan terjadi keterlambatan waktu (time lag) sekitar 1‐2  bulan.

c.

 

Suhu Diurnal

 

dan Harian

• Pada variasi diurnal, suhu maksimum tercapai sekitar pukul 14.00  yaitu setelah radiasi maksimum. Sebelum suhu maksimum, radiasi surya datang masih lebih besar daripada radiasi keluar berupa pantulan gelombang pendek dan pancaran radiasi bumi berupa gelombang panjang (radiasi netto positif).

(11)

c.

 

Suhu Diurnal

 

dan Harian

• Dalam hal ini keterlambatan waktu (time lag) antara radiasi surya maksimum dan suhu maksimum sekitar 2 jam.

• Setelah suhu maksimum tercapai, radiasi keluar akan lebih besar dari yg datang (radiasi netto negatif) sehingga suhu akan terus turun sampai tercapainya suhu minimum pada pagi hari (sekitar pukul 04.00).

c.

 

Suhu Diurnal

 

dan Harian

• Setelah itu suhu naik kembali pertama‐tama karena adanya tambahan energi dari proses pengembunan yg melepaskan panas laten yg

dikandung uap air.

• Selanjutnya energi berasal dari radiasi surya dari pagi hingga sore hari berikutnya.

• Proses ini berlangsung bila tidak ada pengaruh perpindahan panas

(12)

c.

 

Suhu Diurnal

 

dan Harian

• Di daerah temperate, fluktuasi suhu diurnal tidak hanya ditentukan oleh neraca energi seperti sebelumnya, tetapi juga oleh pergerakan massa udara panas dan dingin.

• Front adalah bagian terdepan dari massa udara yg bergerak, sehingga ada front panas (bila massa udara tsb lebih panas dari udara sekitar)  serta front dingin (bila massa udara bersuhu lebih rendah).

c.

 

Suhu Diurnal

 

dan Harian

• Front panas berasal dari daerah tropika sedangkan front dingin berasal dari daerah kutub.

(13)

6.

 

Alat

alat Pengukur Suhu

• Alat pengukur suhu secara umum disebuttermometer.

• Sedangkan alat pengukur suhu otomatis yg

menggunakan kertas pias sebagai perekam datanya disebuttermograf.

Termogramadalah tempat pencatatan data tersebut (kertas pias).

6.

 

Alat

alat Pengukur Suhu

• Alat‐alat pengukur suhu tsb harus terpasang pada tempat yg terlindung dari hujan, pengembunan dan radiasi surya langsung.

• Pada stasiun klimatologi, alat‐alat tersebut diletakkan di dalam sangkar cuaca yg disebutStevenson screen.

• Variasi suhu musiman dan tahunan dihitung dari suhu rata‐rata harian yg berbeda dari hari ke hari. Ada beberapa cara untuk menghitung

(14)

6.

 

Alat

alat Pengukur Suhu

6.

 

Alat

alat Pengukur Suhu

• Semua cara tsb menggambarkan

keadaan suhu rata‐rata pada hari tertentu berdasarkan suhu yg diamati (Tmaksdan Tmin,Ti,T07.30;T13.30 dan T17.30).

• Waktu pengamatan dilakukan

berdasarkan waktu setempat (WS) yg

juga berlaku untuk unsur‐unsur iklim lainnya.

• Waktu setempat tergantung pada

(15)

6.

 

Alat

alat Pengukur Suhu

• Dengan kemajuan bidang elektronika dewasa ini alat pengukur suhu otomatis tidak lagi menggunakan kertas pias tetapi data tersebut dapat direkam pada penyimpan data elektronik (data logger)

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa kemampuan variabel X1 (Kualitas produk) dan X2 (Kualitas pelayanan) dalam menjelaskan variability kepuasan pelanggan di PDAM

Ganti nama Sheet3 dengan Daftar Analisa dan Buat Kolom No, Uraian, Koef, Harga Satuan Upah Bahan, Harga Satuan Pekerjaan, kali-kan.. Koef dengan Harga Satuan Upah dan Bahan

Minyak pala merupakan minyak atsiri yang dapat diperoleh dari biji buah2. pala dengan

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Peraturan Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Nomor 25 Tahun

Jumlah total spesies artropoda predator yang tertangkap D-vac dan lubang jebakan pada ekosistem padi sebanyak 109 spesies, pada kedelai sebanyak 93 spesies dan lahan bera

Bumi Resources Tbk mengalami penurunan yaitu menjadi Rp 365.49 pada tahun 2008 dan Rp 92.59 pada tahun 2009, hal tersebut terjadi karena pendapatan berkurang dan

[r]

Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Utara Nomor 79 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Fungsi dan Uraian Serta Tata Kerja Badan Penanggulangan