• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG PEMANFAATAN BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK SOLAR DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELUANG PEMANFAATAN BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK SOLAR DI INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PELUAN G PEM AN FAATAN BI OD I ESEL DARI

KELAPA SAW I T SEBAGAI BAH AN BAKAR

ALTERN ATI F PEN GGAN TI M I N YAK SOLAR

DI I N D ON ESI A

Agu s Su giyono

ABSTRACT

The Aut om otive Diesel Oil (ADO) or pet roleum diesel has a ver y im por tant role t o m eet t he energy dem and in t ransportat ion, indust rial, and power generat ion sect ors in I ndonesia, however, t he m ost pet roleum diesel is used for the t ransport at ion sect or. The pet roleum diesel dem and increases every year, while t he pet roleum diesel production from I ndonesia’s refiner y is lim it ed, t heref ore im port of diesel oil is required t o m eet t he dom estic dem and increase.

The diesel oil is a t ype of fuel in t he t ransport ation sect or t hat can not easily be replaced by ot her t ypes of fuel. Biodiesel is an energy alt ernative opt ion t o substit ut e and replace t he diesel oil especially in the t ransportation sector. We are all aware t hat I ndonesia has a big pot ent ial t o produce CPO as an alt ernative raw m at erial for producing biodiesel.

The increase of oil price, followed by ADO as an oil refined product , leads a bet t er econom y feasibilit y for ut ilization of biodiesel t o subst it ut e diesel oil. Social, econom ic, and t echnical aspect cost and benef it have t o be scrutinized in t he ut ilizat ion of biodiesel.

1 . PEN DAH ULUAN .

Minyak solar at au Aut om ot ive Diesel Oil ( ADO) sebagai salah sat u hasil kilang m inyak m erupak an bahan bakar dest ilasi m enengah (m iddle destilat e) yang sangat pent ing untuk m em enuhi kebut uhan ener gi khususny a bahan bak ar m iny ak ( BBM) unt uk bahan bakar di sekt or t r ansportasi, industr i dan kelist rikan di Indonesia.. Selain itu j uga dikenal m inyak diesel at au I ndust rial Diesel Oil ( I DO) y ang digunakan unt uk bahan bak ar di sekt or indust r i, t er m asuk unt uk pem bangkit list rik. Penyediaan m iny ak solar selain dapat diper oleh dar i produk si kilang m inyak di dalam neger i, j uga diperoleh dar i im por yang saat ini sudah m encapai angka yang ham pir sam a dengan pr oduksi dalam negeri. Dengan kondisi t er sebut , k enaikan harga m inyak m ent ah dunia yang ber akibat pada k enaikan harga produk k ilang seper t i m inyak solar akan m enam bah ber atnya beban Pem er int ah dalam penyediaan BBM t er ut am a unt uk bahan bakar yang disubsidi. Mengingat m iny ak solar sangat berper an dalam t ranspor tasi, baik t r ansportasi orang m aupun barang, m ak a peny ediaan m inyak solar di m asa m endatang sulit unt uk dihilangkan dan har us dipenuhi. Oleh k ar ena it u perlu dicar i langk ah- langkah unt uk m engur angi m aupun m enggantikan pem akaian m inyak solar t er sebut dengan bahan bakar alt er nat if.

(2)

solar , sehingga dapat dipergunakan langsung pada m esin berbahan bakar m iny ak solar t anpa m engubah m esin ( Colum bia Univer sit y Press, 2004) . Biodiesel dapat dibuat dar i bahan hayat i yang r am ah lingk ungan seper ti: k elapa sawit , j arak pagar , dan k acang k edelai. Biodiesel di Am er ik a Ser ikat um um nya dibuat dengan bahan baku kacang k edelai sesuai dengan k ondisi w ilayahny a. Di sam ping Malaysia, I ndonesia saat ini m erupak an penghasil CPO t erbesar di dunia, sehingga dilihat dar i kesiapan dalam penyediaan, CPO dar i k elapa saw it m em punyai pot ensi yang besar unt uk dapat dim anfaatkan sebagai bahan baku utam a pr oduksi bio- diesel. Sum ber yang lain sepert i j ar ak pagar pot ensinya r elat if t er bat as, k ar ena sam pai saat ini belum banyak dibudi dayakan.

Per kebunan kelapa saw it yang pengelolaanny a t er dir i at as perk ebunan r ak yat, per kebunan negara at au Badan Um um Milik Negar a ( BUMN) , dan per kebunan sw asta m encapai luas 5,4 j ut a hek tar . Tot al produk si pada t ahun 2004 m encapai 11,78 j ut a t on Crude Palm Oil ( CPO) at au pr oduksi r ata- rat a dar i set iap hek t ar per kebunan saw it adalah 2,17 t on ( St at ist ik Perk ebunan, Ditj en Bina Pr oduksi Per kebunan 2004) . Sebagian besar dar i per k ebunan k elapa sawit ber ada di Sum ater a sek it ar 4 j ut a hekt ar , sedangk an sisanya secar a ber t ur ut - t ur ut t er sebar di Kalim ant an, Sulawesi, Papua, dan Jaw a. Produk si CPO t ersebut biasany a diper gunakan unt uk bahan baku pem buatan m iny ak gor eng, dan sabun. Oleh karena it u, m asalah- m asalah t eknis, ekonom is, dan sosial dar i pengem bangan perk ebunan kelapa saw it unt uk bahan baku biodiesel t er sebut per lu diper hat ik an, sehingga hasilny a dapat lebih ber day a guna. Berdasar kan ket ersediaan lahan, Kalim ant an dan Papua m em punyai pot ensi yang besar dalam pengem bangan perk ebunan k elapa saw it .

2 . PERKI RAAN PEN YED I AAN DAN KEBUTUH AN M I N YAK SOLAR

Dalam sek it ar 10 t ahun t er ak hir dar i 1994 sam pai dengan 2004, penggunaan m iny ak solar diperk ir akan m encapai rata- rata lebih 41 per sen dar i t ot al penggunaan BBM dalam neger i. Miny ak solar t ersebut diper oleh dar i produk si kilang m inyak dalam neger i dan dar i im por. Kar ena harga m iny ak solar sangat ber gant ung pada harga m inyak m ent ah dunia m aka dengan m eningkat nya harga m iny ak m ent ah dunia diper k ir akan akan sem akin

m eningkat kan har ga m inyak solar. Sebagai gam baran, per kem bangan

peny ediaan dan penggunaan ser ta har ga m inyak solar dalam 10 t ahun t erakhir dapat diuraikan sebagai ber ik ut .

2 .1 . Ke bu t u ha n M in ya k Sola r

Minyak solar sebenar ny a adalah BBM y ang diper unt ukkan unt uk sekt or t r anspor t asi. Nam un dalam k eny ataannya bahan bak ar ter sebut banyak pula y ang dipergunakan unt uk sek t or - sek t or lainny a seper t i sekt or indust r i dan pem bangk it listr ik. Sesuai dengan per kem bangan penduduk, k ebut uhan m iny ak solar unt uk sek tor tr ansportasi, indust ri, dan pem bangkit list r ik dar i t ahun k e t ahun sem akin m eningkat seper ti diper lihat kan pada Tabel 1.

(3)

kali lipat selam a periode t er sebut . Sesuai dengan per unt uk kannya, sebagian besar dar i dar i m iny ak solar diper gunakan unt uk sek t or t r anspor t asi, disusul unt uk sek tor indust ri dan pem bangk it list r ik . Meskipun pangsa penggunaan m inyak solar unt uk sekt or pem bangkit list r ik paling k ecil, nam un kebut uhan m inyak solar pada sek tor t ersebut y ang paling pesat per t um buhannya, yait u m eningkat lebih dari sem bilan per sen per t ahun, sedangkan kebut uhan m inyak solar pada sekt or t r ansportasi dan indust r i, m asing- m asing hany a m eningkat 4,26 per sen dan 4,69 per sen per t ahun. Rendahnya per t um buhan kebut uhan m inyak solar pada sek t or t ranspor t asi, m eny ebabk an pangsa penggunaannya cender ung m enur un, sedangkan pangsa penggunaan m inyak solar pada sek t or - sek t or lainny a cender ung m eningk at .

Tabel 1. Kebut uhan Miny ak Solar Menur ut Sekt or Tahun 1994 - 2004.

Tah un Tran spor ta si I n du st r i List r ik Tota l

( 0 0 0 k l) ( % ) ( 0 0 0 k l) ( % ) ( 0 0 0 k l) ( % ) ( 0 0 0 k l)

1994 8.443,64 52,71 5.664,89 35,37 1.908,81 11,92 16.016,87

1995 9.150,97 53,91 5.993,30 35,31 1.830,73 10,78 16.975,01

1996

10. .326, 9

7 54,85 6.264,81 33,27 2.235,72 11,87 18.827,52

1997 11.436,52 52,33 6.384,02 29,21 4.032,16 18,45 21.852,71

1998 10.818,50 54,88 5.877,91 29,82 3.017,71 15,31 19.714,12

1999 11.076,53 54,57 6.162,78 30,36 3.058,21 15,07 20.297,53

2000 12.152,82 55,06 6.674,51 30,24 3.244,92 14,70 22.072,25

2001 12.946,41 55,40 7.047,81 30,16 3.373,57 14,44 23.367,79

2002 12.650,85 52,25 7.015,91 28,98 4.546,07 18,78 24.212,84

2003 12.108,93 50,32 6.833,49 28,40 5.122,02 21,28 24.064,45

2004 12.816,78 48,39 8.956,06 33,81 4.714,89 17,80 26.487,75

4,26 % / t h 4,69 % / t h 9,46 % / t h 5,16 % / t h

Sum ber : Diadapt asi dan diolah dari Di t j en . Migas, 19 94 - 2004.

(4)

2 .2 . Pe nye dia an Min ya k Sola r

Peny ediaan m iny ak solar unt uk m em enuhi kebut uhan m inyak dalam negeri diper oleh selain dari hasil pengilangan m iny ak di dalam neger i j uga dar i im por. Adanya im por m inyak solar t er sebut m enunj ukk an k et idakm am puan k ilang m inyak dalam neger i unt uk m em enuhi selur uh k ebutuhan m iny ak solar dalam neger i. Perk em bangan besarnya produk si m iny ak solar baik y ang dipr oduksi dar i kilang dalam neger i m aupun yang diim por dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Per kem bangan Pr oduksi dan I m por Minyak Solar dar i 1994- 2004

Ta hu n Produk si I m por Tota l Supla i

( 000 kl) ( % ) ( 000 kl) ( % ) ( 000 kl)

1994 11.682 76,50 3. 588 23,50 15. 270

1995 13.209 78,87 3. 538 21,13 16. 747

1996 14.212 74,86 4. 773 25,14 18. 986

1997 13.759 62,81 8. 148 37,19 21. 906

1998 14.553 74,25 5. 048 25,75 19. 601

1999 14.751 71,88 5. 770 28,12 20. 521

2000 15.249 67,94 7. 194 32,06 22. 444

2001 15.253 65,94 7. 879 34,06 23. 132

2002 14.944 60,79 9. 637 39,21 24. 581

2003 15.035 60,16 9. 955 39,84 24. 990

2004 15.685 55,97 12. 339 44,03 28. 024

GR ( % / yr) 2,99 13,15 6,26

Sum ber : Diadapt asi dan diolah dari Di t j en . Migas, 19 94 - 2004.

(5)

3 . POTEN SI KELAPA SAW I T SEBAGAI BAH AN BAKU BI OD I ESEL.

Sem ak in m eningkat nya k onsum si m inyak solar yang berasal dar i sum ber ener gi fosil at au sum ber ener gi y ang tak t erbar ukan, dan sem akin t er bat asny a cadangan m inyak, t elah m eny ebabkan peningk at an im por m inyak solar yang m ak in m eningkat set iap t ahunnya. Oleh k ar ena it u unt uk m eningk at kan ketahanan ener gi nasional sebagai salah satu negara t ropis yang m em ilik i ber bagai j enis t anam an, I ndonesia per lu m em anfaat kan sum ber energi t er bar ukan biom asa yang ada sebagai penggant i m iny ak. Disam ping it u, sem ak in m eningkat nya har ga m iny ak m ent ah dunia ik ut m endor ong pem anfaat an ener gi alt er nat if sebagai penggant i bahan bakar m inyak k ar ena secara ekonom i akan m akin layak. Biom asa y ang dapat dikem bangkan m enj adi bio- diesel t er dir i dar i ber bagai j enis t anam an yang m encapai sek it ar 54 j enis t anam an yang dapat dim akan m aupun yang tidak dapat dim akan. Tabel 3 m enunj ukk an berbagai j enis t anam an yang dapat dipergunakan sebagai bio- fuel ber dasark an sum ber m inyakny a, berapa per sen k andungan m inyak t er hadap berat bij i ker ing ser t a yang dapat dapat at au t idak dapat dim akan. Diant ara ber bagai j enis t anam an pada Tabel 3, k elapa saw it m er upakan tanam an yang telah dibudidayak an secar a int ensif di I ndonesia, khususny a dalam pem buat an CPO ( cr ude plam oil) sebagai bahan dasar pem buat an m inyak gor eng, sabun di dalam neger i at au diesk por . Oleh kar ena it u, bila dit inj au t er hadap kesiapan ket er sediaan bahan bak u, m aka kelapa sawit m erupakan bahan y ang paling pot ensial unt uk diper gunakan sebagai bahan baku pem buatan biodiesel.

Hany a pem anfaat an CPO sebagai bahan baku untuk pr oduksi biodiesel per lu dilaksanakan secara bij aksana dan hat i- hat i, kar ena fungsinya saat ini sebagai bahan bak u m iny ak gor eng yang t erm asuk bahan m akanan. Mungk in akan lebih baik bila dikem bangkan lahan kelapa saw it unt uk pr oduksi biodiesel, diluar t er pisah lahan kelapa saw it saat ini y ang diperunt ukk an sebagai bahan bak u m inyak goreng, k osm et ik dan ek spor.

Tabel 3. Jenis Tanam an y ang Menghasilkan Bio- Fuel

Name Indonesia Nama Latin Sumber % minyak (kering)

DM / TDM

1. Jarak kaliki Ricinus com m unis Seed 45 – 50 TDM

2. Jarak pagar Jat ropha curcas Kernel 40 – 60 TDM

3. Kacang suuk Arachis hypogea Kernel 35 – 55 DM

4. Kapok/ randu Ceiba pent andra Kernel 24 – 40 TDM

5. Karet Hevea brasiliensis Kernel 40 – 50 TDM

6. Kecipir Psophocarpus t et rag. Seed 15 – 20 DM

7. Kelapa Cocos nucifera Kernel 60 – 70 DM

8. Kelor Moringa oleifera Seed 30 – 49 DM

9. Kem iri Aleurit es m oluccana Kernel 57 – 69 TDM

10. Kusam bi Sleichera t rij uga Kernel 55 – 70 TDM

(6)

Lanjutan Tabel 3.

Name Indonesia Nama Latin Sumber % minyak (kering)

DM / TDM

12. Saga utan Adenant hera pavonina Kernel 14 – 28 DM

13. Sawit Elais guineensis Pulp + Kernel 45- 70 +

46- 54

DM

14. Akar kepayang Hodgsonia m acrocarpa Seed ≈ 65 DM

15. Alpukat Persea gratissim a Fr. Pulp 40 – 80 DM

16. Cokelat Theobrom a cacao Seed 54 – 58 DM

17. Gat ep pait Sam adera indica Seed ≈ 35 TDM

18. Kepoh St erculia foet ida Kernel 45 – 55 TDM

19. Ket iau Madhuca m ot tleyana Kernel 50 – 57 DM

20. Nyam plung Callophyllum inophyllum Kernel 40 – 73 TDM

21. Randu alas/ agung Bom bax m alabaricum Seed 18 – 26 TDM

22. Sem inai Madhuca utilis Kernel 50 – 57 DM

23. Siur ( -siur) Xanthophyllum lanceat um Seed 35 – 40 DM

24. Tengkaw ang t ungkul

Shorea st enopt era Kernel 45 – 70 DM

25. Tengk. t erindak I sopt era borneensis Kernel 45 – 70 DM

26. Wij en Sesam um orientale Seed 45 – 55 DM

27. Bidaro Ximenia americana Kernel 49 – 61 TDM

28. Bintaro Cerbera manghas/odollam Seed 43 – 64 TDM

29. Bulangan Gmelina asiatica Seed ? TDM

30. Cerakin/Kroton Croton tiglium Kernel 50 – 60 TDM

31. Kampis Hernandia peltata Seed ? TDM

32. Kemiri cina Aleurites trisperma Kernel ? TDM

33. Labu merah Cucurbita moschata Seed 35 – 38 DM

34. Mayang batu Madhuca cuneata Kernel 45 – 55 DM

35. Nagasari (gede) Mesua ferrea Seed 35 – 50 TDM

36. Pepaya Carica papaya Seed 20 – 25 DM

37. Pulasan Nephelium mutabile Kernel 62 – 72 DM

38. Rambutan Nephelium lappaceum Kernel 37 – 43 DM

39. Sirsak Annona muricata Kernel 20 – 30 TDM

40. Srikaya Annona squamosa Seed 15 – 20 TDM

41. Kenaf Hibiscus cannabinus Seed 18 – 20 TDM

42. Kopi arab (Okra) Hibiscus esculentus Seed 16 – 22 TDM

43. Rosela Hibiscus sabdariffa Seed ≈ 17 TDM

44. Kayu manis Cinnamomum burmanni Seed 30 DM

45. Padi Oryza sativa Bran 20 DM

(7)

Lanjutan Tabel 3.

Name Indonesia Nama Latin Sumber % minyak (kering) Sumber: Raw Material Aspects of Biodiesel Production in Indonesia, Tatang H.S.

3 .1 . Lua s Pe r ke bu na n Ke la pa Sa w it 2 0 0 0 - 2 0 0 4

Saat ini I ndonesia m er upakan negara produsen CPO nom or 2 t er besar di dunia set elah Malaysia, dan dalam wakt u dekat kem ungk inan ak an m enggeser posisi Malaysia sebagai pr odusen CPO t erbesar didunia.

Kelapa saw it sebagai tanam an penghasil CPO m er upakan tanam an per k ebunan y ang t er dapat di ham pir selur uh w ilayah I ndonesia. Wilayah Sum at er a saat ini m er upakan w ilayah yang m em punyai lahan kelapa saw it t er besdar di Indonesia, k hususnya Sum at er a Ut ar a, disusul Riau dan Sum at er a Selat an.

Per kem bangan luas per k ebunan kelapa saw it beser t a pr oduksiny a yang ber upa CPO dar i t ahun 2000 sam pai dengan 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Ar ea Perk ebunan Kelapa Saw it dan Produksi CPO Menur ut Wilay ah

Sum at era: 2744 6597 2810 6850 3890 8190 4032 7954 4191 9891

Jawa 21 34 21 37 23 34 23 37 26 50

Kal im ant an 844 741 971 834 957 1065 969 489 1050 1509

Sulaw esi 108 118 114 148 143 261 146 271 128 263

Papua 52 91 56 100 53 72 68 73 53 68

I NDONESI A 3770 7581 3973 7969 5067 9622 5239 8824 5448 11781

Sum ber: Diolah dari Di rekt or at Jen deral Per kebunan 2, 2001, 2002, 2003, & 2004.

(8)

Dibanding dengan w ilayah lain, int ensit as pr oduksi CPO di Sum at era m er upakan yang t er t inggi di ant ara w ilayah- wilay ah lainnya, yait u 2,36 t on per hek tar . Hal ter sebut diper kir akan sebagian besar dar i per kebunan kelapa saw it y ang ada di Sum at era t er dir i atas perk ebunan yang pr odukt if at au m at ang dalam berproduk si. Selain it u, selam a per iode t ahun 2000 sam pai 2004, r at a- r ata pr oduksi CPO Sum at er a per hekt ar yang r elatif st abil, y ait u r at a- r ata di at as 2 t on/ hekt ar . Sem ent ar a hasil r at a- r ata di w ilayah lainnya cender ung ber fluk t uasi dengan rata- rat a hasil per hekt ar di baw ah 2 t on/ hek t ar . Berdasar kal kondisi t er sebut , diper kirakan di wilay ah- w ilayah lainnya seper t i Jaw a, Kalim ant an, Sulaw esi, dan Papua m asih banyak areal per kebunan yang belum pr odukt if (im m at ur e) dan sudah t idak pr odukt if lagi. Kem ungkinan lain r elat if r endahnya produkt ifit as kelapa saw it di luar Sum at era t er sebut adalah belum opt im alnya pengelolaan per kebunan k elapa saw it ser t a kur ang cocok nya kondisi lingku ngan di luar Sum at era unt uk k elapa saw it . Banyaknya perk ebunan k elapa saw it y ang belum berproduk si j uga m enunj ukk an bahw a w ilayah- w ilay ah t ersebut m em punyai per k em bangan luas per kebunan kelapa saw it yang lebih pesat dan m em punyai pot ensi perluasan per kebunan yang lebih besar t idak hanya di pulau Sum at era. Bahkan akhir -akhir ini pem er int ah m ent ar get kan t iga j ut a hekt ar pengem bangan per kebunan kelapa saw it untuk bahan bak u biodiesel, dua j uta hek t ar di ant aranya di Kalim antan ( Kom pas, 2006) . Per kebunan k elapa sawit di Kalim ant an pada tahun 2004 m encapai satu j ut a hek tar dengan pr oduk si CPO r at a- r ata 1,5 j ut a t on at au r ata- rat a pr oduksi 1,44 t on CPO/ hek t ar . Pangsa luas per k ebunan k elapa saw it di Kalim ant an t er sebut adalah sekit ar 19 persen dar i t ot al luas per kebunan kelapa sawit di seluruh I ndonesia, sedangkan pangsa produk si CPO di Kalim ant an adalah sekit ar 13 per sen dar i t ot al produk si CPO di I ndonesia. Nam un dalam per iode em pat tahun t erakhir, r ata-r at a pata-r oduk si CPO peata-r hekt aata-r cendeata-r ung m eningkat y ang m enunj ukk an int ensifikasi pr oduksi perk ebunan kelapa saw it di Kalim antan. Oleh kar ena it u, pem bukaan lahan bar u diperk ir akan akan m em buka peluang bagi pengem bangan bahan bak u biodiesel.

Nam un secara ekonom i, biodiesel ak an sem akin dapat bersaing bila harga m iny ak solar m eningkat . Relat if lebih t ingginya har ga m inyak solar di daerah t erpencil ( kar ena kelangkaan t ranspor t asi) seper t i di pedalam an Kalim ant an, Papua, ser ta Sulaw esi diper kir ak an ak an ber dam pak pada peningk at an daya saing biodiesel dar i k elapa saw it t er sebut. Peningk at an daya saing biodiesel di w ilayah- wilay ah t ersebut diper kirakan akan diduk ung pula dengan k et er sediaan lahan yang m asih belum dim anfaat k an untuk perk ebunan k elapa saw it , sehingga pengem bangan biodiesel dar i kelapa saw it dapat dilakuk an secar a lebih opt im al dan lebih berdaya guna.

3 .2 Pe r kir aa n Produ k si Biodie se l da r i Tot a l Pr odu k si CPO

(9)

pr oduksi bio- diesel y ang dihasilk an dar i per k ebunan kelapa saw it y ang ada dapat dilihat pada Tabel 4.

Per k ir aan besar ny a pr oduksi biodiesel pada Tabel 4 dibuat ber dasar kan asum si bahwa dar i setiap t on CPO dapat m enghasilkan 0,9 t on biodiesel dan set iap t on biodiesel diperk ir ak an m em punyai nilai k alor sebesar 0,03955 PJ.

Selain it u, pr oduksi biodiesel pada t abel t ersebut j uga dibuat ber dasar kan asum si bahwa sem ua produk si CPO dar i selur uh w ilayah di I ndonesia diper gunakan sebagai bahan baku biodiesel. Pr oduksi CPO pada t ahun 2004 diper k ir akan dapat m enghasilk an lebih dari 10 j ut a t on biodiesel

I NDONESI A 6822 270 7172 284 8660,1 342,5 7941,6 314,1 10602,9 419,3

Sum ber: Diolah ber dasarkan St at ist ik Perkebunan 2000- 2004 Catatan: 1 t on CPO = 0,9 t on biodiesel

1 ton biodiesel = 0, 03955 PJ

Mengingat CPO Gam bar an diat as m enunj ukk an bahw a pr oduk si CPO, sekit ar 50% diper gunakan unt uk pr oduk si m inyak gor eng dalam neger i dan sisanya di ek spor . Dengan m enganggap CPO y ang diekspor dipakai sebagai bahan bakar biodiesel, m aka m aksim um hany a sek it ar 6 j uta kilo lit er yang m em punyai pot ensi unt uk dik em bangkan sebagai biodiesel.

Ber dasar kan per hit ungan t ersebut diatas, m aka bila dit arget kan penggunaan biodiesel sej um lah 2% at au cam pur an 98 per sen m inyak solar dengan 2 per sen biodiesel, akan m em erlukan sek it ar 16 PJ biodiesel yang diper kir akan sam a dengan sekitar 4 persen dar i t ot al perk ir aan pr oduksi biodiesel.

(10)

3 .3 Pe rkir aa n CPO Pa r it da ri Pe rk e buna n Ke la pa Sa w it

Pr oduk si CPO unt uk bahan bak u pem buat an biodiesel sebagai sum ber ener gi t erbar uk an adalah suat u pem anfaatan yang relat if bar u. Pem anfaatan CPO ini bila t idak diper t im bangkan dengan baik dapat m eny ebabkan adanya pengalihan per unt ukkan CPO yang dikhawat ir kan akan berdam pak t er hadap t ergangguny a penyediaan CPO dalam neger i m aupun ek spor. Sem ent ar a it u, pengem bangan per kebunan kelapa saw it y ang pr oduksiny a k husus diperunt ukk an unt uk bahan baku biodiesel m asih m em erlukan w akt u dan biay a invest asi yang t idak sedik it . Selain it u har ga CPO st andar y ang diperunt ukk an bagi bahan baku non energi r elat if m ahal, yaitu m encapai har ga Rp.2.600/ k ilogr am ( PTPN VI I I , 2004) , sehingga bila dipergunak an sebagai bahan baku biodiesel m ak a harga biodiesel yang dihasilkan diperk ir akan k ur ang dapat ber saing dengan m inyak solar . Oleh k ar ena it u supaya t idak m engganggu pasok an CPO unt uk k ebut uhan non ener gi m aka penggunaan CPO par it unt uk m em enuhi kebut uhan bahan baku biodiesel per lu dipert im bangkan. CPO parit m er upakan lim bah proses pem buatan CPO, t et api m asih m em iliki kandungan m inyak yang dianggap kurang ekonom is unt uk dipr oses sebagai CPO, t etapi unt uk proses pem buatan biodiesel m ungkin dapat ekonom is k ar ena harga CPO par it cukup r endah.

Pot ensi CPO par it yang dapat diper oleh unt uk pem anfaat an biodiesel. biasany a m encapai satu at au dua persen saj a dari t ot al produk si CPO. Pot ensi ekst raksi bahan bak u biodiesel dari CPO par it diper kirakan m encapai dua per sen dari t ot al pr oduk si CPO. Secar a ekonom i pengem bangan biodiesel ber bahan bak u CPO par it cuk up kom petit if k ar ena har ga CPO par it t er sebut hany a Rp.400 per k ilogram ( Wir aw an, 2004) , t et api v olum e ket er sediaan CPO par it pada suat u pabrik CPO sangat t erbatas, sehingga untuk pengem bangan biodiesel skala ek onom i ak an m uncul m asalah dalam pengangkut an dan pengum pulan. Lokasi pabr ik CPO yang t er sebar berakibat pada m eningkatnya biay a unt uk pengum pulan dan pengangkut an CPO parit dar i pabr ik CPO ke pabr ik biodiesel seh ingga akan m em pengaruhi keekonom ian penggunaan CPO par it sebagai sum ber bahan bak u biodiesel.

Tabel 5 m em per lihat kan Pr akir aan penggunaan CPO par it unt uk bahan baku biodiesel m enurut wilayah dapat digam bar kan seper t i y ang diperlihatk an pada Tabel 5.

Tabel 5. Per kir aan Pot ensi Produksi Biodiesel dar i CPO Par it Menur ut Wilay ah

(11)

set ar a dengan sek it ar 27.777 kilo lit er m iny ak solar , pada t ahun 2004 I ndonesia ber pot ensi m enghasilkan lebih dar i 212 r ibu ton biodiesel at au set ar a dengan 8 PJ atau 233 r ibu kilo lit er m inyak solar . Jum lah t ersebut diper kir akan set ara dengan sek it ar dua persen dari k ebutuhan m inyak solar unt uk sekt or t r anspor t asi at au sekit ar sat u per sen dar i t ot al kebut uhan m inyak solar pada tahun 2004. Sek it ar 84 per sen dar i pot ensi biodiesel t er sebut ber ada di Sum at era. Sum at era m er upakan penghasil CPO terbesar di I ndonesia, nam un pot ensi pengem bangan per kebunan kelapa saw it di Sum at er a diper k ir akan sudah j enuh, sehingga pot ensi pengem bangan per k ebunan k elapa saw it unt uk bahan baku biodiesel di Sum at er a r elat if k ecil. Sebalik nya di Kalim ant an dan Papua m em punyai pot ensi pengem bangan per k ebunan kelapa saw it yang cukup besar , k ar ena k edua wilay ah ini m asih m em punyai lahan y ang belum t er m anfaat kan cukup luas. Hal yang perlu diper t im bangk an ialah int ensit as produk si CPO di Kalim ant an dan Papua r elat if r endah dibanding Sum at era. Mungk in perlu dit elit i j enis k elapa saw it yang cocok unt uk dit anam di Kalim ant an dan Papua.

4 . KESI M PULAN .

1. Kebut uhan m iny ak solar pada sekt or- sekt or t ranspor t asi, industri, dan pem bangk it listr ik m eningk at ter us, sedangk an pr oduksi m inyak solar di dalam negeri r elat if t et ap. Sebagian besar kebut uhan m inyak solar t er sebut diper gunak an sebagai bahan bakar k endaraan pada sek t or t r ansport asi, yang secar a fisik sulit unt uk digant ikan oleh j enis energi lain, sehingga m endor ong Pem er int ah unt uk m eningkat k an im por m inyak solar guna m em enuhi kebut uhan ener gi t er sebut .

2. Tingginya har ga m inyak m ent ah dunia y ang diikut i har ga BBM t erm asuk m inyak solar , m engakibat kan beban pem erint ah dalam penyediaan m inyak solar dalam negeri sem akin ber at . Unt uk it u perlu dicar i bahan bakar alt er nat if penggant i m inyak solar t er sebut . Biodiesel m er upakan pilihan sebagai sum ber bahan bakar alt er nat if penggant i m iny ak solar t er ut am a unt uk sek t or tr anspor tasi.

3. Ber dasar kan pengem bangan tanam an penghasil bahan bak u biodiesel saat ini, CPO dar i kelapa sawit m er upakan sum ber bahan baku biodiesel yang paling siap dan pot ensial. Dengan luas per k ebunan kelapa saw it yang m encapai sekit ar 5,45 j ut a hekt ar dan pr oduk si CPO nya m encapai sekit ar 11,78 j ut a t on, m aka bila selur uh pr oduksi CPO t er sebut diper gunakan sebagai bahan baku biodiesel akan m enghasilkan sek it ar 10,60 j ut a t on biodiesel y ang set ara dengan 419,34 PJ atau sekitar 50% kebut uhan m iny ak solar nasional.

4. Pr oduksi CPO t er sebut diperunt uk kan unt uk k eper luan non ener gi seper t i bahan baku pem buatan m iny ak gor eng, sabun dan ek spor , sehingga bila CPO yang ada diper gunakan sebagai bahan baku biodiesel dikhaw at ir kan ak an dapat m engganggu pasok an non ener gi t ersebut . Oleh k ar ena it u diper lukan per luasan lahan k elapa saw it khusus unt uk pasokan bahan baku biodiesel.

(12)

Jum lah CPO par it di seluruh wilay ah I ndonesia y ang dapat diper gunak an sebagai bahan bak u biodiesel pada tahun 2004 m encapai lebih dar i dua j ut a t on atau set ar a dengan 233 r ibu kilolit er m inyak solar . CPO par it m em puny ai harga yang lebih m ur ah y ait u Rp.400/ kilogram dibandingkan dengan har ga CPO st andar Rp. 2600/ kilogr am .

6. Kendala utam a dari pem anfaatan CPO parit unt uk biodiesel adalah

j um lahny a yang relat if t erbatas dan lokasi pabr ik CPO t er sebar di beber apa lokasi, sehingga m em er lukan usaha dan biaya t er sendir i dalam pengangkut an CPO parit ke pabr ik biodiesel.

7. Pengem bangan Biodiesel yang opt im al per lu m em anfaat kan CPO ser t a CPO par it agar diper oleh har ga bahan baku y ang m urah dan harga biodiesel yang t er j angkau oleh m asyar akat .

D AFTAR PUSTAKA

1. - - - . Biodiesel. Ency clopedia. Colum bia Univ er sit y Pr ess. 2004.

2. Dit j en. Per k ebunan. Buk u St at istik Per k ebunan I ndonesia, Kelapa Sawit 1990- 2004, 2005.

3. Dit j en. Minyak dan Gas. St atist ik Miny ak dan Gas 1994 – 2004.

4. KOMPAS. Har ga Minyak Tak Waj ar. 31 Agust us 2005.

5. Wir aw an, S.S. Perk ir aan Refer ence Ener gy Syst em Biodiesel. BPPT. 2004.

6. Bagian Pr oduk si PTPN VI I I Bandung, 2004.

Gambar

Tabel 1. Kebutuhan Minyak Solar Menurut Sektor Tahun 1994 - 2004.
Tabel 2. Perkembangan Produksi dan Impor Minyak Solar dari 1994-2004
Tabel 3. Jenis Tanam an yang Menghasilkan Bio-Fuel
Tabel 3. Luas Area Perkebunan Kelapa Sawit dan Produksi CPO Menurut Wilayah
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing- masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika,

Program Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja

Perjalanan Alif ke kota dipenuhi dengan rasa kagum ketika melihat gedung-gedung yang tinggi dan orang-orang yang memakai pakaian berdasi. Di sisi lain, rasa kagum itu berubah

Kultur mikrospora pada beberapa kultivar padi ladang lokal berantosianin asal Kendari dapat menghasilkan kalus mikrospora, dan pembentukan mikrospora embriogenik yang optimal

Munculnya paham liberal bukan hal baru dalam syariah islam, karena dengan sendirinya sebenarnya syari’ah islam telah mengandung nilai-nilai liberal ketika difahami secara multi

Based on Table 4 shows the results of the normality test in the experimental class, the pretest significant value. of 0.23 (<0.05), so

Kebijakan perpupukan di Indonesia selama ini sudah cukup komprehensif karena (Simatupang, 2004 dalam Kariyasa dan Yusdja, 2005): (1) melalui program jangka panjang,