• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN TEH ROSELLA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH INGGI PADA LANSIA DI DESA WINDU KECAMATAN KARANGBINANGUN KABUPATEN LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN TEH ROSELLA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH INGGI PADA LANSIA DI DESA WINDU KECAMATAN KARANGBINANGUN KABUPATEN LAMONGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN LAMONGAN

Suhadak, Arifal aris, Priyoto

…………...……….…… …… . .….

ABSTRAK

…… …...………. …… …… . .….

Hypertension is major cause of cerebrovascular disease, ischemic heart disease, heart failure and kidney. Hypertension defined as systolic blood pressure increased more than 140, anddiastole: more than 90 mmHg. One way to reduce high bloodpressure in patients with hypertension that is by consuming roselle tea. The purpose of this study is to investigate the effect of roselle tea to decrease high blood pressure of elderly in the village of Lamongan Karangbinangun Windu District.

Pre-experimental research design using the approach of Static-Group Comparison. The population of elderly people who had hypertension in the Village District Windu Karangbinangun Lamongan some 16 elderly. Sampling method using total sampling. The research instrument using Observation Sheet.

Based on research conducted showed that of 16 respondents, 8 respondents who consumed tea rosella average value of blood pressure was 27.50, whereas 8 respondents who did not consume tea rosella average value of blood pressure of -1.25. From the obtained value of tests performed (p) = 0.01, where p <0.05 hence H0 means no effect of roselle tea to decrease high blood pressureof elderly in the village of Lamongan Karangbinangun Windu District.

Seeing the results of this research is expected to consume hypertensive rosella tea for lowering high blood pressure.

Key words: Hypertension, Rosella Tea, Elderly

PENDAHULUAN

.……. … ….

World Health Organization (WHO) (2005) menyatakan hipertensi sebagai masalah kesehatan umum di seluruh dunia. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya penyakit serebrovaskuler, penyakit jantung iskemik, gagal jantung dan ginjal. Makin meningkatnya harapan hidup makin kompleks penyakit yang diderita, terutama pada orang lanjut usia, termasuk lebih sering terserang hipertensi. Hipertensi bila tidak diatasi dengan pengobatan dapat menimbulkan bahaya pada tubuh, salah satu pengobatan alternative yaitu dengan pengobatan secara alami/herbal.

Pengobatan secara alami disebut juga pengobatan yang menggunakan bahan-bahan yang ada di alam. Orang biasa menyebutnya sebagai obat tradisional. Obat tradisional terbagi menjadi 3, yaitu: jamu, herbal terstandarisasi dan fitofarmaka. Penggunaan

tanaman / tumbuhan yang memiliki kegunaan untuk kepentingan medis dan semacamnya. Tanaman herbal memiliki macam ragam kegunaan termasuk untuk kuliner, pengobatan dan bahkan aktivitas spiritual (Mulia, 2009). Baru-baru ini terdapat istilah pengobatan terintegrasi yang berarti pengobatan yang dilakukan dengan pengobatan barat, komplemen terapi, dan terapi dari pelayanan kesehatan lain. Banyak intervensi keperawatan yang dapat digolongkan sebagai terapi komplementer dan merupakan terapi herbal. Salah satu terapi herbal dalam menurunkan tekanan darah adalah dengan menggunakan rosella.

(2)

rosella memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan. Salah satu bagian dari tanaman rosella yang dipergunakan untuk pengobatan adalah bagian dari bunga. Kelopak Bunga Rosella telah juga dipergunakan oleh sebagian masyarakat di Indonesia untuk mengobati hipertensi.

Di daerah Karangbinangun banyak terdapat tanamam rosella, tetapi masih banyak juga masyarakat yang belum mengetahui manfaat dari rosella itu sendiri. Pada orang yang mengalami hipertensi, tekanan darah mereka kadang naik kadang turun, apabila tekanan darah naik, mereka berobatnya ke dokter atau puskesmas, padahal disekitar mereka ada obat alternatif untuk penurun hipertensi tanpa mengeluarkan banyak biaya. Dan berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 25 januari 2011 pada 7 lansia di Desa Windu Dusun Windu Karangbinangun Lamongan, terdapat 5 lansia (71,43%) (Sistole: 150-180; Diastole: 90-110) mengalami hipertensi, dan 2 lansia (28,57%) (Sistole: 120-140; Diastole: 70-80) tidak mengalami hipertensi. Jadi masalah dalam hal ini adalah masih banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat dari rosella untuk penurun tekanan darah tinggi dan masih tingginya kejadian hipertensi pada lansia di Desa Windu Dusun Windu Karangbinangun Lamongan.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian menggunakan Quasy Eksperimental (eksperimen semu) dengan pendekatan Pre-Post Tes Design, dengan metode sampling total sampling. Sampel diambil sebanyak 16 responden yaitu lansia yang mengalami hipertensi di Desa Windu Karangbinangun Lamongan tanggal 25 Januari 2011. Data penelitian diambil menggunakan data sekunder dan observasi. Setelah ditabulasi, data dianalisis menggunakan uji T sampel independent.

HASIL

.

PENELITIAN

Gambar 1 Distribusi penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, seperti pada gambar diagram sebagai berikut:

18%

82%

laki-laki perempuan

Dari Gambar 1 Menunjukkan bahwa dari 16 responden hampir seluruh penderita Hipertensi berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 responden (82%). Dan sebagian kecil berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2 responden (18%).

Gambar 2 Diagram Distribusi Umur penderita Hipertensi Di Desa Windu Dusun Windu Karangbinangun Lamongan April 2011

31%

25%

44% 55-64 tahun

65-74 tahun > 75 tahun

(3)

Tabel 1 Distribusi data perbandingn tekanan darah pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil analisis data pada kelompok perlakuan didapatkan bahwa sampel yang diberikan rosella sebanyak 8 responden dan apabila dihitung dengan SPSS 17.0 didapatkan hasil nilai rata-rata tekanan darah = 27,50 . Tekanan darah terendah adalah 10 dan tertinggi 50. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan bahwa sampel yang tidak diberikan rosella sebanyak 8 responden dan apabila dihitung dengan SPSS 17.0 didapatkan hasil nilai rata-rata -1,25. Tekanan darah terendah pada kelompok Kontrol adalah -10 dan tertinggi 10.

PEMBAHASAN

.… .…

1. Menganalisa perbedaan tekanan darah pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada lansia

Fakta menunjukkan hasil penelitian pada Tabel 1 didapatkan hasil analisis data pada kelompok perlakuan didapatkan bahwa rata-rata Tekanan darah = 27,50. Tekanan darah terendah adalah 10 dan tertinggi 50. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan bahwa rata-rata Tekanan darah adalah -1,25. Tekanan darah pada kelompok Kontrol terendah adalah -10 dan tertinggi 10.

Berdasarkan fakta di atas dengan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Windu Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan, bahwa sebagian besar responden setelah diberikan teh rosella mengalami perubahan tekanan darah (hipertensi). Hal ini karena rosella mempunyai manfaat untuk menurunkan

tekanan darah adalah Threoine, Valine, Glicine, Alanin, Niasin, Thiamine yang dapat berperan dalam metabolisme gula (mengatur kadar gula darah), Leucin dan Niasin ikut membantu metabolisme lemak. Asam Askorbat dan Asam Glicotik memiliki kemampuan dalam deuretik sedang, Asam Askorbat yang berperan dalam mempertahankan elastisitas dinding pembuluh darah arteri. Dengan demikian bunga rosella memiliki berbagai mekanisme dalam menurunkan tekanan darah.

Rosella memiliki efek hipotensi dan diuretik. Rosella dipergunakan sebagai obat rakyat, rosella memiliki efek laksatif ringan dan memiliki kemampuan meningkatkan fungsi perkemihan, karena memiliki dua jenis diuretik yaitu asam askorbat dan asam glykosid. Disebabkan rosella berisi asam sitrat, sehingga dipergunakan sebagai herbal yang mempunyai efek mendinginkan, kemampuan itu disebabkan karena dapat meningkatkan aliran darah dilapisan kulit dan melebarkan pori-pori untuk mendinginkan kulit. Daun dan bunga digunakan sebagai teh untuk penguat pencernaan dan fungsi ginjal. Bunga dan biji dipergunakan untuk diuretik, laksative dan tonik. Dengan demikian rosella memiliki kualifikasi sebagai tanaman herbal karena telah dipergunakan sebagai obat dalam menurunkan tekanan darah tinggi.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi, diantaranya faktor usia, karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005).

Selain itu, sebagian besar lansia berjenis kelamin perempuan dan sebagian kecil lansia berjenis kelamin laki-laki. Hal ini bisa mempengaruhi terjadinya hipertensi

No.

Variabel n mean median SD

Min-Mak 95%CI

1 Kelompok

Perlakuan 8 27,50 25,00 14,88 10–50

15,05 39,94

2 Kelompok

Kontrol 8 -1,25 0,00 8,34

(-10)

10

(4)

Jenis kelamin sangat erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause. Dengan mempelajari dari berbagai teori dan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, teh rosella berpengaruh dalam penurunan hipertensi pada lansia, sehingga jelas perbandinganya antara penderita hipertensi yang diberikan rosella dengan yang tidak diberikan rosella. Dengan demikian teh rosella dapat digunakan sebagai obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).

KESIMPULAN DAN SARAN

. …

1. Kesimpulan

1) Terdapat pengaruh pemberian teh rosella terhadap penurunan tekanan darah tinggi. 2) Tekanan darah tinggi lansia yang berada

di Desa Windu Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan menurun.

3) Terdapat perbedaan penurunan tekanan darah tinggi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di Desa Windu Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan.

2. Saran

Untuk mengatasi penurunan tekanan darah tinggi maka perlu penanggulangan yang tidak hanya dilakukan dari tenaga medis atau tim kesehatan saja tetapi seluruh individu.

Untuk memudahkan informasi pada penderita dan keluarga perlu diadakan penyuluhan-penyuluhan tentang pengaruh rosella terhadap penurunan tekanan darah tinggi.

Dengan adanya perkembangan pengaruh pemberian teh rosella terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia, sehingga hasil penelitian dapat dijadikan pendukung teori yang sudah ada.

Perlunya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jumlah responden yang lebih besar dan representatif dengan metode yang lebih akurat serta meneliti dari

pengaruh lain diluar pengaruh rosella dalam penurunan tekanan darah tinggi.

. . .

DAFTAR PUSTAKA

. . .

Amir,N.(2002).Diagnosis dan pelaksanaan depresi pasca stroke http:/www.A:/%20 20 news % 20 % Energi % 20 chi % 20 % 20 defenisi % document?e?. diakses pada tanggal 12 februari 2011 jam 20.30 WIB.

Dekker,E, (1996).Hidup dengan tekanan darah tinggi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Gunawan,L, (2001). Hipertensi : Tekanan darah tinngi. Yogyakarta : Percetakan Kanisus.

Hadi Hartono, Nasution I & Handayani R (1999). Penggunaan Obat Secara Rasional pada Usia lanjut.

http://www.tempo.co.id/me dika/arsip/012002/sek-2.htm. diakses pada tanggal 12 februari 2011 jam 21.00 WIB.

Hidayat, Aziz Alimul . 2007. Riset Keperawatan dan Teknik penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba medika

(5)

Maryani, Herti dan Lusi Kristiana. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. http://www.scribd. com/doc/35956762/Si- Merah-Rosella-Yang-Membawa-Berkah. diakses pada tanggal 8 februari 2011 jam 13.00 WIB.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

.2008. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit

Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II, Edisi 3. Jakarta: FKUI.

Sheps, S.G. (2005). Mayo Clinic Hipertensi. Jakarta: PT Intisari Mediatama.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ; cet. 13. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sutomo,B., 2007. Rosella Bunga Cantik Berkhasiat Obat. http://.www.wikipedia.org, diakses pada tanggal 8 februari 2011 jam 13.00 WIB.

Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik.

http://alijeco.blogspot.com/. diakses pada tanggal 12 februari 2011 jam 20.30 WIB.

Wexler, (2002). Hipertensi ; Encylopedia of Nursing and Alied Health. http;//www.findarticles.com /p/article/mi. diakses pada tanggal 12 februari 2011 jam 20.00 WIB.

Wijayakusuma,H.M (2000). Ramuan Tradisional untuk pengobatan Darah Tinggi. Jakarta: Swadaya.

Gambar

Gambar 1Distribusi

Referensi

Dokumen terkait

impact intensitas sedang terhadap penurunan tekanan darah pada lansia.

Analisis data pada kelompok intervensi didapatkan bahwa rata-rata tekanan diastolik pasien hipertensi sebelum dilakukan intervensi adalah 94,5 mmHg.. Tekanan darah diastolik

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Ismanto (2013) lebih mengacu pada tekanan darah lansia dengan hipertensi dan mengkaji aktivitas olahraga, senam,

&#34;Perbandingan Slow Deep Breathing dengan Kombinasi Back Massage dan Slow Deep Breathing terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi&#34;, Journal of Telenursing (JOTING),

Adapun pada kelompok tanpa perlakuan, rata-rata penurunan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi adalah sebesar 2,38 mmHg, sedangkan rata-rata penurunan tekanan

Manfaat penelitian ini secara garis besar adalah untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita

Tekanan darah sistolik lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Wreda Pratama Bangunjiwo Kasihan Bantul setelah pemberian rebusan daun alpukat masuk kategori pre

hitam pada kelompok intervensi dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Kradenan Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang dengan selisih