• Tidak ada hasil yang ditemukan

344861001 01 PW Perjanjian Kawin Pasca Putusan MK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "344861001 01 PW Perjanjian Kawin Pasca Putusan MK"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

M

jW

institute

DEWAN PENGELOLA PUSAT

Presiden Direktur : Muharzah Aman SH Sp.N Direktur Usaha : Imam Wahyudi SH Sp.N Direktur Manajemen : 1. Lisza Nurchayatie SH MKn

2. Farina Sp Sulaiman SH MKn 3. Yetty Sofyati SH MKn

Jl. Otista Raya 149 Jakarta Timur – 13330 Telp. 021.8193736, Fax. 021.8570243,

(2)

PEMBUATAN

PERJANJIAN KAWIN

PASCA PUTUSAN

MAHKAMAH KONSTITUSI

NOMOR 69/PUU-XIII/2015, TANGGAL 27 OKTOBER 2015

dipaparkan oleh :

MJ WIDIJATMOKO

Notaris & PPAT Jakarta Timur

ANALISA PERMASALAHAN HUKUM DAN PRAKTEK PEMBUATAN

AKTA PERJANJIAN KAWIN DIHADAPAN NOTARIS

(3)

PERKAWINAN &

HARTA PERKAWINAN

BAGIAN

PERTAMA

(4)

PERKAWINAN

Pasal 1 UU 1/1974

Perkawinan

adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pasal 2 UU 1/1974

(1) Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum

masing-masing agama dan kepercayaannya itu.

(5)

Perkawinan

PERKAWINAN PERCAMPURAN HARTA PERKAWINAN

( GONO GINI )

PERKAWINAN PERJANJIAN KAWIN

PERKAWINAN SECARA

ADAT

PERKAWINAN SECARA

(6)

Perkawinan

PERKAWINAN WNI dengan WNI

PERKAWINAN WNI dengan WNA

PERKAWINAN dengan Agama sejenis

PERKAWINAN

dengan Berbeda Agama

( Perkawinan Campuran) Ps.57 UU 1/74

Perkawinan Di Luar Negeri

(7)

HARTA PERKAWINAN

Ps. 35 UU 1/1974

(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan

menjadi harta bersama

(8)

• Ps. 36 UU 1/1974

(1) Mengenai harta bersama, suami atau isteri dapat

bertindak atas persetujuan kedua belah pihak.

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing, suami

isteri mempunyai hak sepenuhnya untuk

(9)

• Ps. 37 UU 1/1974

(10)

Harta dalam Perkawinan

(11)

Harta Perkawinan

HARTA BAWAAN

HARTA GONO GINI

Harta yang diperoleh selama Perkawinan

Harta Pusaka dalam kehidupan

Harta dari Warisan

Ps 35 & Ps 36 UU 1/1974

Harta dari Hadiah

(12)

Harta dalam Perkawinan

tetap ada Harta Gono Gini berupa peralatan rumah tangga harian

(13)

Perbandingan KUHPerdata & UU 1/1974

Tentang Perkawinan & Harta Perkawinan

UU 1/1974

Disahkan 2 Januari 1974

Berlaku PP 1975

1. Perjanjian Kawin pisah harta 2. Perjanjian kawin

persatuan untung rugi

3. Perjanjian kawian persatuan hasil & pendapatan 4. Perjanjian kawin

syarat-syarat tertentu

Hukum Adat & Hukum Agama

Peralatan Rumah Tangga yang dipakai sehari-hari 1. Pegawai Pencatat

(14)

PERKAWINAN &

PERJANJIAN KAWIN

BAGIAN

KEDUA

(15)

DASAR HUKUM PERJANJIAN KAWIN

1. Ps. 29 UU 1/1974

2. Ps. 139 s/d 198 KUHPerdata

3. Ps. 45 s/d Ps. 52 Kompilasi Hukum Islam

4. codex iuris canonici/Kitab Hukum Kanonik,

Kan.1095 s/d Kan.1107, Kan 1124 s/d Kan. 1129,

Kan. 1141, Kan. 1155

5. Hukum Agama yang lainnya

(16)

PERKAWINAN & PERJANJIAN KAWIN

Ps. 29 ayat (1) UU 1/1974

Pada waktu

atau sebelum

perkawinan dilangsungkan

kedua belah pihak atas persetujuan bersama

dapat

mengajukan perjanjian tertulis

yang

disahkan

oleh pegawai pencatat perkawinan,

setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga

tersangkut

.

Baca juga Putusan MK

(17)

Ps. 29 ayat (2) & ayat (3) UU 1/1974

(2)

Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan

bilamana melanggar batas-batas hukum,

agama dan kesusilaan.

(3) Perjanjian tersebut

dimulai berlaku sejak

perkawinan dilangsungkan.

Baca juga Putusan MK

(18)

Ps. 29 ayat (4) UU 1/1974

Selama perkawinan dilangsungkan perjanjian

tersebut tidak dapat diubah,

kecuali bila dari kedua belah pihak ada

persetujuan untuk mengubah, dan

perubahan tidak merugikan pihak ketiga.

Baca juga Putusan MK

(19)

Perjanjian Kawin

2. Perjanjian Kawin

Persatuan Untung & Kerugian

1. Perjanjian Kawin

Pisah Harta

3. Perjanjian Kawin

Persatuan Hasil Pendapatan

4. Perjanjian Kawin

Dengan Syarat-Syarat Khusus

KUH Perdata

UU 1/1974

Tidak Mengatur Jenis-Jenis Perjanjian Kawin

Ps. 139 d/d Ps. 154

Ps. 139 d/d Ps. 154 Ps. 155 s/d Ps. 167

Ps. 155 s/d Ps. 167

(20)

Perjanjian Kawin

1. Perjanjian Kawin

Pisah Harta

2. Perjanjian Kawin

Dengan Syarat-Syarat Khusus

Analog Hukum terhadap

UU 1/1974

UU 1/1974

(21)

Perjanjian Kawin

(22)

PERJANJIAN KAWIN

SEBELUM BERLAKU UU 1/1974

BERDASARKAN KUHPERDATA

Putusan Hakim Pengadilan  Ps 186 s/d Ps 198 KUHPerdata

Tidak boleh merugikan Pihak Ketiga

1. Di daftar pada

Register di PN

2. Berlaku pada saat

1. Perkawinan gono-gini;

Seluruh harta yang diperoleh sebelum atau selama perkawinan bercampur (Gono Gini).

2. Perkawinan istri, kec alat2 perlengkapan rumah tangga yg dipakai

sehari2. Notaris  Akta

Perjanjian Kawin

Ps 149 KUHPerdata = PK tdk bisa diubah

ISTRI MENGGUGAT

KE PN

Catatan :

Perjanjian Kawin :

1. PK Pisah Harta

2. PK Persatuan Untung & Rugi 3. PK Persatuan Hasil & Pendapatan 4. PK dgn syarat2 tertentu

(23)

Perjanjian Kawin

pada

(24)

1. Perjanjian Kawin dalam

Kawin Ulang/Rujuk Perkawinan

Perceraian

Perkawinan Gono Gini

Perkawinan Gono Gini

Perjanjian Kawin

?

Perjanjian Kawin

Harta Bawaan Harta Gono Gini

Perkawinan Kedua dst dg suami/istri yg sama

Rujuk Perkawinan / Kawin Ulang

Ps 119 sd 123

Harta Gono Gini

berlaku ketentuan prosedur & tatacara perubahan bentuk status perkawinan

(25)

2. Perjanjian Kawin dalam

Kawin Ulang/Rujuk Perkawinan

Perceraian

Perkawinan Kedua dst dg suami/istri yg sama

Rujuk Perkawinan / Kawin Ulang

Ps 180 sd ps 185 KUHPerdata

berlaku ketentuan prosedur & tatacara

Perkawinan Pertama/Awal

Ps 29 UU 1/1974

Ps 139 sd ps 198 KUHPerdata

Ps 35 & ps 36 UU 1/1974

Harta Bawaan & Harta Gono Gini

Ps 29 ayat 4 UU 1/1974, Ps 187 sd ps 198 KUHPerdata & Putusan MK 69/2015

Ps 180 KUH Perdata

Perjanjian

Kawin Perkawinan Gono Gini

Ps 35 & ps 36 UU 1/1974

(26)

Perjanjian Kawin

setelah berlakunya

(27)

PERJANJIAN KAWIN

SESUDAH BERLAKU UU 1/1974 &

SEBELUM PUTUSAN MK-RI

Akad Nikah /

Putusan Hakim Pengadilan  Ps 29 (4) UU 1/1974 & Ps 186 s/d Ps 198 KUHPerdata

Tidak boleh merugikan Pihak Ketiga

1.Di daftar pada

Pegawai Pencatat Perkawinan

(KUA/Catatan Sipil)

utk dicatat dalam

1. Perkawinan gono-gini;

Harta dalam perkawinan : a. Harta bawaan, & b. Harta gono-gini

-Ps. 35, Ps. 36 & Ps. 37 UU 1/1974 : 1. Harta bawaan 2. Harta

gono-gini

Notaris  Akta

Catatan :

-Perjanjian Kawin (KUHPerdata) :

1. PK Pisah Harta

2. PK Persatuan Untung & Rugi 3. PK Persatuan Hasil & Pendapatan 4. PK dgn syarat2 tertentu

2. Perkawinan rumah tangga yg dipakai sehari2.

Ps. 186 s/d Ps. 198 KUHPerdata

Ps 29 (4) UU 1/1974 & Ps 149 KUHPerdata = PK tdk bisa diubah

1.Kesepakatan Suami Istri  PN 2.Istri menggugat

(28)

Perjanjian Kawin

pasca

Putusan MK - RI

(29)

Pengujian terhadap Perjanjian Kawin

Pasal 29 UU 1/1974 oleh MK-RI

BAGIAN

KETIGA

(30)

PENGUJIAN & PERTIMBANGAN HUKUM

Mahkamah Konstitusi TERHADAP Pasal 29 UU 1/1974

Pengujian Pasal 29 ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) serta Pasal 35 ayat (1) UU

1/1974.

– [3.9.2] Bahwa dalam permohonannya, Pemohon juga mengajukan pengujian UU 1/1974, khususnya Pasal 29 ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) yang menyatakan :

1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua pihak atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut.

(3) Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan.

(4) Selama perkawinan berlangsung perjanjian tersebut tidak dapat dirubah, kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk merubah dan perubahan tidak merugikan pihak ketiga.

– Selain itu, Pemohon juga mengajukan pengujian Pasal 35 ayat (1) UU 1/1974

yang menyatakan :

• 1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.

(31)

[3.9.3] Bahwa terhadap pengujian konstitusionalitas Pasal 29 ayat (1), ayat

(3), dan ayat (4) serta Pasal 35 ayat (1) UU 1/1974,

Mahkamah mempertimbangkan

sebagai berikut:

– Bahwa perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 UU 1/1974 adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sebagai sebuah ikatan lahir dan batin, suami dan istri harus saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya dan membantu mencapai kesejahteraan spiritual dan materiil.

(32)

Bahwa di dalam kehidupan suatu keluarga atau rumah tangga, selain

masalah hak dan kewajiban sebagai suami dan istri,

masalah harta

benda juga merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan

timbulnya berbagai Perselisihan atau ketegangan dalam suatu

perkawinan, bahkan dapat menghilangkan kerukunan antara suami

dan istri dalam kehidupan suatu keluarga

. Untuk menghindari hal

tersebut maka dibuatlah perjanjian perkawinan antara calon suami

dan istri, sebelum mereka melangsungkan perkawinan.

(33)

Alasan yang umumnya dijadikan landasan dibuatnya perjanjian setelah

perkawinan adalah

adanya kealpaan dan ketidaktahuan bahwa

dalam UU 1/1974 ada ketentuan yang mengatur mengenai

Perjanjian Perkawinan sebelum pernikahan dilangsungkan

. Menurut

Pasal 29 UU 1/1974, Perjanjian Perkawinan dapat dibuat pada waktu

atau sebelum perkawinan dilangsungkan. Alasan lainnya adalah

adanya risiko yang mungkin timbul dari harta bersama dalam

perkawinan karena pekerjaan suami dan isteri memiliki konsekuensi

dan tanggung jawab pada harta pribadi, sehingga masing-masing

harta yang diperoleh dapat tetap menjadi milik pribadi.

(34)

– Bahwa tujuan dibuatnya Perjanjian Perkawinan adalah:

1. Memisahkan harta kekayaan antara pihak suami dengan pihak istri sehingga harta kekayaan mereka tidak bercampur. Oleh karena itu, jika suatu saat mereka bercerai, harta dari masing-masing pihak terlindungi, tidak ada perebutan harta kekayaan bersama atau gono-gini.

2. Atas hutang masing-masing pihak pun yang mereka buat dalam perkawinan mereka, masing-masing akan bertanggung jawab sendiri-sendiri.

3. Jika salah satu pihak ingin menjual harta kekayaan mereka tidak perlu meminta ijin dari pasangannya (suami/istri).

4. Begitu juga dengan fasilitas kredit yang mereka ajukan, tidak lagi harus meminta ijin terlebih dahulu dari pasangan hidupnya (suami/istri) dalam hal menjaminkan aset yang terdaftar atas nama salah satu dari mereka.

(35)

• Frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan dalam Pasal 29 ayat (1), frasa ...sejak perkawinan dilangsungkan dalam Pasal 29 ayat (3), dan frasa

selama perkawinan berlangsung dalam Pasal 29 ayat (4) UU 1/1974 membatasi kebebasan 2 (dua) orang individu untuk melakukan atau kapan akan melakukan perjanjian , sehingga bertentangan dengan Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 sebagaimana didalilkan Pemohon. Dengan demikian, frasa pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan dalam Pasal 29 ayat (1) dan frasa selama perkawinan berlangsung dalam Pasal 29 ayat (4) UU 1/1974 adalah bertentangan dengan UUD 1945 secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai termasuk pula selama dalam ikatan perkawinan.

• Sementara itu, terhadap dalil Pemohon mengenai inkonstitusionalitas Pasal 35 ayat (1) UU 1/1974, Mahkamah mempertimbangkan bahwa dengan dinyatakannya

Pasal 29 ayat (1) UU 1/1974 bertentangan dengan UUD 1945 secara bersyarat maka ketentuan Pasal 35 ayat (1) UU 1/1974 harus dipahami dalam kaitannya dengan Pasal 29 ayat (1) UU 1/1974 dimaksud. Dengan kata lain, tidak terdapat persoalan inkonstitusionalitas terhadap Pasal 35 ayat (1) UU 1/1974. Hanya saja

(36)

[3.10] Menimbang berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut di atas,

menurut Mahkamah,

permohonan Pemohon sepanjang menyangkut

Pasal 29 ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) UU 1/1974 beralasan menurut

hukum untuk sebagian

, sedangkan

menyangkut Pasal 35 ayat (1) UU

1/1974 tidak beralasan menurut hukum

.

KONKLUSI

– Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan:

[4.1] Mahkamah berwenang mengadili permohonan Pemohon;

[4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan a quo;

[4.3] Permohonan Pemohon beralasan menurut hukum untuk sebagian.

(37)

Putusan Mahkamah Konsititusi

No 69/PUU-XIII/2015 Tgl 27 Oktober 2015

1.1. Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3019)

bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai :

(38)

1.2. Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3019)

tidak

mempunyai

kekuatan

hukum

mengikat

sepanjang tidak dimaknai :

(39)

1.3. Pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3019)

bertentangan dengan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang

tidak dimaknai :

(40)

1.4. Pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor

1, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3019)

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat

sepanjang tidak dimaknai :

Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak perkawinan

dilangsungkan, kecuali ditentukan lain dalam

(41)

1.5. Pasal 29 ayat (4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3019)

bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai :

Selama perkawinan berlangsung, perjanjian perkawinan dapat

mengenai harta perkawinan atau perjanjian lainnya, tidak dapat

diubah atau dicabut, kecuali bila dari kedua belah pihak ada

(42)

1.6. Pasal 29 ayat (4) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3019)

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat

sepanjang tidak dimaknai :

Selama perkawinan berlangsung, perjanjian perkawinan

dapat mengenai harta perkawinan atau perjanjian lainnya,

tidak dapat diubah atau dicabut, kecuali bila dari kedua

belah pihak ada persetujuan untuk mengubah atau

mencabut, dan perubahan atau pencabutan itu tidak

(43)

Kesimpulan dari Putusan MK-RI

Perjanjian Kawin dapat

dibuat :

1.

sebelum

dilangsungkan perkawinan; atau

2.

pada saat

akad nikah/perkawinan; atau

3.

Perjanjian Kawin dapat diubah

&

dapat dibuat

perjanjian kawin

selama berlangsungnya

perkawinan, berdasarkan ps. 29 ayat (4) UU 1/1974

& ps. 186 s/d 198 KUHPerdata,

dengan syarat2

tertentu & tidak boleh merugikan pihak ketiga

;

atau

4.

setelah berlangsungnya perkawinan dapat dibuat

Perjanjian kawin

berdasarkan Putusan Hakim

(44)

PERJANJIAN KAWIN SETELAH PUTUSAN MK

Putusan MK NO 69 tgl 27-10-2015

Tidak boleh merugikan Pihak Ketiga

1. Di daftar pada Akta Perkawinan 2. Berlaku pada saat

perkawinan

1.Perkawinan gono-gini

2. Perkawinan perjanjian kawin

Boedel Harta Perkawinan

Ps. 35, Ps. 36 & Ps. 37 UU 1/1974 1. Harta bawaan

2. Harta gono-gini

Putusan MK MK No 69/PUU-XIII/2015 Tgl 27 Oktober 2015

(45)

Prosedur & Proses Pembuatan

Perjanjian Kawin

Pasca Pernikahan

BAGIAN

KEEMPAT

(46)

SUAMI Nikah/Perkawinan ISTRI

Akta Perjanjian Kawin

Pengadilan Negeri

KUA / Catatan Sipil

mencatat Perjanjian Kawin pada Buku Nikah & Akta Nikah

Penetapan PN

SUAMI Nikah/Perkawinan ISTRI

Gono Gini

Kesepakatan Suami Istri GG  PK

Memerintahkan KUA / CS melakukan pencatatan terhadap Perjanjian kawin

Ps. 189 KUHPerdata

Ps. 29 ayat (1) UU 1/1974 Ps. 147 + 152 KUHPerdata

Ps. 186

- Menyetujui untuk membuat

Perjanjian Kawin; - Menyetujui Draft Perjanjian Kawin; - Menyatakan tidak

ada pihak ketiga yg dirugikan;

- Menunjuk Notaris - Menyetujui untuk

membuat

Perjanjian Kawin; - Menyetujui Draft Perjanjian Kawin; - Menyatakan tidak

ada pihak ketiga yg dirugikan;

(47)

SUAMI Nikah/Perkawinan ISTRI Perjanjian Kawin

Pengadilan Negeri

Gugatan Suami / Istri PK  perub PK / GG Akta Perjanjian Kawin

Pengadilan Negeri

KUA / Catatan Sipil

mencatat perubahan atau pencoretan Perjanjian Kawin pada Buku Nikah & Akta Nikah

Penetapan PN

SUAMI Nikah/Perkawinan ISTRI

Kesepakatan Suami Istri PK  perub PK / GG

- Menyetujui untuk mengubah Perjanjian Kawin; - Menyetujui Draft Perjanjian Kawin; - Menyatakan tidak

ada pihak ketiga yg dirugikan;

- Menunjuk Notaris.

memerintahkan KUA / CS melakukan pencatatan terhadap perubahan atau

pencoretan terhadap Perjanjian kawin

- Menyetujui untuk mengubah Perjanjian Kawin; - Menyetujui Draft Perjanjian Kawin; - Menyatakan tidak

ada pihak ketiga yg dirugikan;

- Menunjuk Notaris

Ps. 198 KUHPerdata

Ps. 29 ayat (1) UU 1/1974 Ps. 147 + 152 KUHPerdata

(48)

PERSOALAN HUKUM

DALAM PEMBUATAN

PERJANJIAN KAWIN

PASCA PERKAWINAN

BAGIAN

KELIMA

(49)

PERSOALAN HUKUM

“PEMBUATAN”

PERJANJIAN KAWIN PASCA PERKAWINAN

Akad Nikah

Perjanjian Kawin

1. Bagaimana prosedur & proses Pembuatan Perjanjian Kawin pasca berlangsungnya Perkawinan ?

2. Apa Akibat Hukum nya ?

3. Apakah Perjanjian Kawin dapat berlaku surut, atau tidak boleh berlaku surut ?

4. Bagaimana bila ada tuntutan dari pihak ketiga dikemudian hari ?

- Ps 29 (4) UU 1/1974

Perjanjian Kawin (KUHPerdata) :

1. PK Pisah Harta

2. PK Persatuan Untung & Rugi 3. PK Persatuan Hasil & Pendapatan 4. PK dgn syarat2 tertentu.

Perjanjian Kawin (UU 1/1974) :

Perjanjian Kawin

- Pisah Harta

- Persatuan Untung Rugi, atau - Persatuan Hasil Pendapatan, atau - Syarat2 tertentu.

Perjanjian Kawin

- Pisah Harta, atau - Persatuan Untung Rugi, atau - Persatuan Hasil Pendapatan, atau - Syarat2 tertentu.

?

KUHPerdata UU 1/1974

pada prinsipnya

Perjanjian Kawin

harus dibuat sebelum / pada saat

perkawinan

(50)

PERSOALAN HUKUM

“PERUBAHAN”

PERJANJIAN KAWIN PASCA PERKAWINAN

Akad Nikah

1. Bagaimana prosedur “perubahan” Perkawinan dengan Perjanjian Kawin dari satu bentuk perjanjian kawin menjadi perjanjian

kawin bentuk lainnya ? 2. Apa Akibat Hukum ?

3. Apakah boleh berlaku surut, atau tidak boleh berlaku surut ? 4. Bagaimana bila ada tuntutan dari pihak ketiga dikemudian hari ? 5. Bagaimana akibat hukum terhadap pewarisan harta dalam

perkawinan dikemudian hari ?

?

Perjanjian Kawin - Persatuan Untung Rugi, atau - Persatuan Hasil Pendapatan, atau - Syarat2 tertentu.

Perjanjian Kawin

- Persatuan Untung Rugi, atau - Persatuan Hasil Pendapatan, atau - Syarat2 tertentu.

Catatan :

Perjanjian Kawin (KUHPerdata) :

1. PK Pisah Harta

2. PK Persatuan Untung & Rugi 3. PK Persatuan Hasil & Pendapatan 4. PK dgn syarat2 tertentu.

Perjanjian Kawin (UU 1/1974) :

1. PK Pisah Harta

2. PK dgn syarat2 tertentu

?

KUHPerdata UU 1/1974

Pada prinsipnya

Perjanjian Kawin

harus dibuat sebelum / pada saat

(51)

PERSOALAN HUKUM

“PERUBAHAN” PERJANJIAN KAWIN PASCA PERKAWINAN

MENJADI GONO GINI

Akad Nikah

Gono Gini

1. Bagaimana prosedur “perubahan” Perkawinan dengan Perjanjian Kawin menjadi Perkawinan Gono Gono?

2. Apa Akibat Hukum ?

3. Apakah boleh berlaku surut, atau tidak boleh berlaku surut ? 4. Bagaimana bila ada tuntutan dari pihak ketiga dikemudian hari ? 5. Bagaimana akibat hukum terhadap pewarisan harta dalam

perkawinan dikemudian hari ?

Perjanjian Kawin (KUHPerdata) :

1. PK Pisah Harta

2. PK Persatuan Untung & Rugi 3. PK Persatuan Hasil & Pendapatan 4. PK dgn syarat2 tertentu.

Perjanjian Kawin (UU 1/1974) :

1. PK Pisah Harta

2. PK dgn syarat2 tertentu

(52)

PEMBUATAN

AKTA

PERJANJIAN KAWIN

YANG DIBUAT

PASCA PERNIKAHAN

(53)

1. Adanya

kesepakatan tertulis antara suami istri

untuk :

a.

membuat perjanjian kawin pasca pernikahan, dan mengubah status

perkawinan gono gini menjadi perkawinan dengan perjanjian kawin;

b.

Mengubah perjanjian kawin pisah harta menjadi perjanjian kawin

dengan bentuk yang lain;

2.

Dengan kesepakatan suami istri tsb diatas, suami istri wajib &

telah membuat

Boedel Harta

, baik :

a.

Boedel Harta milik masing2 suami istri, maupun

b. Boedel Harta milik bersama yg tidak masuk dalam perjanjian

kawin,

yang telah disetujui & ditandatangani bersama suami istri & 2

orang saksi;

3. Berdasarkan kesepakatan suami istri & Boedel Harta tsb, dibuat

draft

perjanjian kawin/draft perubahan perjanjian kawin

yang

dikehendaki & telah disetujui oleh suami istri tsb;

(54)

1. mengajukan

Gugatan Perdata ke Pengadilan

untuk :

a. memohon putusan untuk diijinkan membuat :

i. Perjanjian kawin pasca perkawinan & mengubah status perkawinan, dari Perkawinan Gono Gini menjadi Perkawinan dengan Perjanjian Kawin; atau

ii. Mengubah perjanjian kawin Pisah Harta menjadi perjanjian kawin bentuk yg lain ;

b. memohon putusan terhadap Boedel Harta milik masing2 suami istri yg

menjadi hak & kewenangan masing2 suami istri, serta Boedel Harta yg tidak masuk dalam perjanjian kawin;

c. memohon putusan terhadap draft perjanjian kawin yg akan dibuat oleh suami istri tsb;

d. memohon putusan bahwa pembuatan perjanjian kawin tsb tidak merugikan pihak ketiga;

e. memohon putusan terhadap tanggal/waktu mulai berlakunya perjanjian kawin yg dikehendaki & telah disetujui oleh suami istri;

f. memohon agar dalam putusan pengadilan menunjuk nama Notaris yg diperintahkan untuk membuat akta perjanjian kawin;

2. setelah menerima putusan pengadilan tsb, kemudian

mengumumkan

Putusan Pengadilan tsb dalam surat kabar harian

yg beredar secara

nasional.

(55)

1. Membuat

akta Perjanjian Kawin/akta Perubahan

Perjanjian Kawin dihadapan Notaris

yg ditetapkan dalam

Putusan Pengadilan;

2. Mengajukan

permohonan/penetapan

kepada

Pengadilan

untuk dapat ditetapkan & diperintahkan KUA

atau Catatan Sipil mana yg wajib mendaftar & mencatat

perjanjian kawin/perubahan perjanjian kawin

tsb dalam

Buku Nikah & Akta Nikah;

3. Berdasarkan Penetapan Pengadilan tsb,

mengajukan

permohonan pendaftaran & pencatatan

terhadap

perjanjian kawin/perubahan terhadap perjanjian kawin tsb

untuk didaftar & dicatat dalam Buku Nikah & Akta Nikah;

4. selesai & tuntas.

(56)

SEKIAN &

TERIMA KASIH

M

jW

institute

(57)

CONTOH

CONTOH

AKTA

(58)

Contoh

Akta Perjanjian Kawin

pasca perkawinan

(59)

Contoh

Akta Perjanjian Kawin

pasca perkawinan

(60)

Contoh

Akta Perjanjian Kawin

pasca perkawinan

(61)

Contoh

Akta Perjanjian Kawin

pasca perkawinan

(62)

buku-buku terbitan & cetakan

M

jW

institute

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan 60 data untuk dilakukan pengujian, dan hasil dari pengujian terhadap 60 data penggunaan listrik tersebut didapat hasil bahwa presentase untuk

Menurut Adriani (1998: 2) Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh berwajib membayarnya menurut peraturan - peraturan dengan tidak

Berdasarkan percobaan dan analisis data secara statistik maka faktor jenis pengikat pasir sangat memperlihatkan pengaruh terhadap nilai porositas yang terjadi pada

Gagasan baru inilah yang biasa disebut dengan Negara hukum material (dinamis)dengan cirri-ciri yang berbeda dengan yang dirumuskan dalam konsep negar hukum klasik

Penelitian ini dilakukan karena rendahnya hasil belajar kelas II di SDN 2 Cingkrong. Metode yang peneliti gunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah

Terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan kebiasaan cuci tanagn setelah BAB, kebiasaan mandi dan terdapat kotoran dalam kuku dengan kejadian

Rerata jumlah gabah hampa per malai pada varietas Cilamaya Muncul lebih rendah daripada ke-empat galur yang diuji yaitu 39,89 butir.. Bobot 1.000 butir gabah pada galur MS1

Hasilnya: (1) berdasarkan pada putusan MK tersebut, perjanjian perkawinan dapat dibuat selama ikatan perkawinan berlangsung atas persetujuan bersama di depan notaris tanpa