• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap perusahaan yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (bank atau lembaga keuangan), maupun pihak yang berkepentingan lainnya.

Analisis Laporan Keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2005:3).

(2)

untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat,secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal 4. Laporan arus kas

5. Laporan catatan atas laporan keuangan

Neraca merupakan laporan mengenai keadaan harta kekayaan perusahaan, atau keadaan posisi keuangan perusahaan. Neraca memberitau mengenai seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dengan memperlihatkan bagian yang dimiliki perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditor untuk suatu jangka waktu tertentu (Rahardjo, 2006).

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. Wild, et al. (2005:16) mengatakan bahwa analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.

(3)

termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

2.1.2 Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan salah satu alat penting yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio ini, dihitung rasio keuangan dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan.

Menurut Drs. Djarwanto (2001:123) “Yang dimaksud dengan “rasio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.”

2.1.2.1 Return On Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan pendapatan. ROA mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba melalui aktiva perusahaan.

Menurut Boynton, et al. (2003:36) “Pengembalian atas aktiva adalah suatu pengukuran profitabilitas dalam hubungannya dengan struktur aktiva perusahaan. Semakin tinggi angka yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap aktiva yang telah dihasilkan oleh perusahaan.”

Keunggulan ROA terdiri dari :

(4)

3. merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.

Kelemahan ROA terdiri dari :

1. Membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya project tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

2. Cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.

3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang, berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relative murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang (Wild, et al,2004)

Semakin besar rasio ROA menunjukkan kenaikan laba bersih operasi dari perusahaan yang bersangkutan. terdapat hubungan yang positif antara ROA dengan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan. (Higgins, 1998)

(5)

assets of the firm.” Assets atau disebut juga aktiva di dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Rumus :

Return on Asset=

2.1.2.2 Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan ekuitas pemegang saham. Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh net income.

(6)

The return on equity (ROE) ratio measures the averages return on firm’s capital contributions from its owners (for a corporation, that means the contributions of common stockholders). It indicates how many dollars of income were produced for each dollar invested the common stockholders (Gallagher, et al, 2003:102). Semakin tinggi ROE menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.

Rumus :

Return On Equity=

2.1.2.3 Earning Per Share (EPS)

Dalam lingkaran keuangan, alat ukur yang paling sering digunakan adalah Earning Per Share (EPS). Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen. Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa.

(7)

dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan

ditentukan oleh laba perusahaan.

Rumus :

Earning Per Share = .

2.1.3 Saham

Salah satu efek yang paling popular diperdagangkan di pasar modal

adalah saham. Saham merupakan surat berharga yang paling popular dan

dikenal luas di masyarakat. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau

klaim, maka saham terbagi atas (Darmadji, et al, 2006) :

1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaanapabila perusahaan tersebut dilikuidasi setelah perusahaan melunasi kewajiban hutangnya.

2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Menurut Basir ,et al (2005:11), yang dimaksud dengan saham (stock) adalah

“surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu

perusahaan”. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia

telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham

yang dibeli. Dalam kegiatan perdagangan di bursa efek, saham yang

diperjualbelikan di pasar modal ini berbeda jenis tingkatannya, perbedaan ini

tersusun berdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut.

Menurut Darmadji, et al (2006:6), saham (stock atau share) dapat

(8)

hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Di Indonesia, Pasar Modal telah tertuang di dalam Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 yang memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek, yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Anoraga, et al, 2008).”

Pasar Modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Dengan demikian, pasar modal dapat juga diartikan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pengertian pasar modal yang dalam bahasa Inggris disebut dengan stock exchange atau stock market, adalah “an organized market or exchange where shares (stocks) are traded”, yaitu suatu pasar yang terorganisir di mana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan.

(9)

menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu

pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana

(issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana

dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan

(return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan

dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana

dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena

pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan

(return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock),

saham preferen (preferred stock), saham harta (treasury stock), dan saham kelas

ganda (dual class stock). Saham preferen biasanya memiliki prioritas lebih tinggi

dibanding saham biasa dalam pembagian dividen dan aset, dan kadangkala

memiliki hak pilih yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk memveto

penggabungan atau pengambilalihan atau hak untuk menolak ketika saham baru

dikeluarkan (yaitu, pemgang saham preferen dapat membeli saham yang

dikeluarkan sebanyak yang dia mau sebelum saham itu ditawarkan kepada orang

lain). Saham yang biasa dijual di bursa efek adalah saham biasa dan saham

preferen tidak diperjualbelikan di bursa efek. Struktur kelas ganda memiliki

beberapa kelas saham (contohnya, Kelas A, Kelas B, Kelas C) masing-masing

dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri. Saham harta adalah saham

(10)

Saham biasa, dikenal sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas atau

cukup disebut ekuitas (equities), menunjukkan bagian kepemilikan di sebuah

perusahaan. Masing – masing lembar saham bisa mewakili satu suara tentang

segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam

rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan.

2.1.4 Harga Saham

2.1.4.1 Pengertian Harga Saham

Harga Saham menunjukkan gambaran nilai perusahaan dan kekayaan

para pemegang saham. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan

memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Di pasar sekunder atau

dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi

naik maupun turun. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan

(demand) dan penawaran (supply) atas saham tersebut. Dengan kata lain, harga

saham terbentuk atas permintaan dan penawaran saham. Supply dan demand

terjadi karena berbagai faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham (kinerja

perusahaan dan industri di mana perusahaan tersebut bergerak), maupun faktor

yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial – politik,

maupun rumor-rumor yang berkembang.

Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka

secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga

saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang

(11)

Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan setiap

detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor

yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun

eksternal.

Adapun faktor internalnya antara lain adalah:

1) laba perusahaan,

2) pertumbuhan aktiva tahunan,

3) likuiditas,

4) nilai kekayaan total,

5) penjualan.

Sementara itu, faktor eksternalnya adalah:

1) kebijakan pemerintah dan dampaknya,

2) pergerakan suku bunga,

3) fluktuasi nilai tukar mata uang,

4) rumor dan sentimen pasar,

5) penggabungan usaha (Business Combination).

Hal tersebut sejalan dengan Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market

Hypothesis) yang menjelaskan tentang reaksi harga pasar saham terhadap

informasi keuangan dan informasi lainnya. Berdasarkan hipotesis tersebut,

informasi direfleksikan dalam harga sekuritas dengan kecepatan sedemikian rupa

sehingga tidak ada kesempatan atau peluang bagi investor untuk mendapatkan

(12)

2.1.4.2 Jenis-jenis Harga Saham

Dalam prakteknya, terdapat beberapa harga saham yang diperdagangkan

dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang

saham yaitu nilai nominal (nilai pari), nilai dasar dan nilai pasar.

1) Nilai Nominal (Nilai Pari)

Nilai pari merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang

bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai

nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan harus

memiliki satu jenis nilai nominal.

2) Nilai Dasar

Pada prinsipnya, harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat saham

tersebut diterbitkan. Harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya

berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham seperti right issue,

stock split, waran, dan lain-lain.

3) Nilai Pasar

Nilai pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung,

jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga

penutupannya.

2.1.4.3 Penilaian Harga Saham

Harga saham dapat berubah setiap saat. Perubahan tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1) kinerja keuangan perusahaan,

(13)

3) tingkat suku bunga,

4) tingkat resiko,

5) laju inflasi,

6) kondisi ekonomi, sosial, politik dan keamanan suatu negara.

Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, para investor perlu

menilai telebih dahulu saham-saham yang akan dipilih dan selanjutnya

menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat pengembalian

(return) sesuai yang diharapkan. Menurut Darmadji, et al. (2006:189) penilaian

terhadap surat berharga dapat dikelompokkan menjadi analisis fundamental dan

analisis teknikal.

1) Analisis Fundamental, merupakan salah satu cara melakukan penelitian

saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi

makro ekonomi dan kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator

keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba, pertumbuhan

penjualan, Return on Equity, profit margin untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

2) Analisis Teknikal, salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham

dimana dalam metode ini para analis menggunakan data-data statistik yang

dihasilkan dari aktivitas perdagangan perdagangan saham seperti harga saham

dan volume transaksi.

Menurut Anoraga (2001:108) teknik analisis investasi yang paling

banyak dipakai adalah analisis fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi,

(14)

1) Analisis Fundamental.

Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak, dan sebagainya karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut data-data historis. Di dalamnya menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya dan juga bagaimana prospeknya di masa yang akan datang.

2) Analisis Teknikal.

Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Meskipun biasanya analisis ini digunakan untuk analisis jangka pendek dan jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, dengan didukung dengan data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

3) Analisis Ekonomi.

(15)

bidang perekonomian. Salah satu indikator yang banyak digunakan adalah tingkat

GDP (Gross Domestic Product). Pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum

menunjukkan tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat dan hal ini biasanya

diikuti dengan kegiatan pasar modal yang semakin bergairah. Sebaliknya, kondisi

ekonomi yang lesu akan ditunjukkan juga dari kegiatan pasar modal yang

melemah.

4) Analisis Rasio Keuangan.

Analisis ini banyak digunakan oleh calon investor. Sebenarnya analisis ini

didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang

akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan.

Rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang

lingkupnya yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, rentabilitas dan rasio

pasar.

2.1.5 Hipotesis Efisiensi Pasar (Efficient Market Hypothesis)

Pergerakan suatu Saham tidak dapat diperkirakan secara pasti. Harga suatu

saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran (kekuatan

tawar-menawar). Semakin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga

saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian pula sebaliknya, semakin

banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut

cenderung akan bergerak turun. Sehubungan dengan hal itu, hipotesis pasar

efisien (efficient market hypothesis/EMH) menyatakan reaksi harga pasar terhadap

(16)

Berdasarkan hipotesis efisiensi pasar, informasi direfleksikan ke dalam harga

sekuritas dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga tidak ada kesempatan atau

peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari informasi-informasi

yang tersedia untuk publik.

Wild, et al (2005:49) menyatakan bahwa ada tiga bentuk EMH, yaitu:  bentuk lemah (weak form) EMH, menyatakan bahwa harga mencerminkan

sepenuhnya informasi yang terkandung dalam pergerakan harga historis,  bentuk semi kuat (semistrong form) EMH, menyatakan bahwa harga

mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia untuk publik,

 bentuk kuat (strong form) EMH, menyatakan bahwa harga mencerminkan seluruh informasi, termasuk informasi dari dalam.

2.1.6 Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory)

Struktur modal merupakan pertimbangan antara hutang jangka panjang

dengan modal sendiri. Teori ini mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba di masa datang tidak dipengaruhi oleh besarnya struktur

modal (dengan asumsi tidak ada pajak). Manajer keuangan tidak perlu

memikirkan perencanaan besarnya struktur modal karena tidak berpengaruh

terhadap kemampuan perusahaan memperoleh laba. Kemampuan memperoleh

laba ini nantinya akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan

kepada pemegang saham. Jika kemampuan laba tinggi maka harga saham akan

naik. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya laba tidak

relevan mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham.

2.1.7 Signalling Theory

Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

(17)

karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran

baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang

bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.

Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh

investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan

investasi.

Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai

suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan

keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka

diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh

pasar.

Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima

informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan

menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk

(bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi

investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

Menurut Sharpe (1997: 211), pengumuman informasi akuntansi

memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa

mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan

saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan

dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi

informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik

(18)

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Taranika (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh DPS dan EPS

terhadap harga saham perusahaan go public di BEI periode 2005-2007. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, DPS dan EPS berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh

signifikan terhadap harga saham,

Eka (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh ROA, ROE, EPS, dan

TATO terhadap harga saham perusahaan perkebunan di BEI periode 2002-2007.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, kesemua variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, secara parsial

kesemua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap harga saham.

Yurico (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Cash Dividend

Coverage, Operating Cash Flow per Share, Return On Equity, Return On Assets,

Total Assets Turn Over, dan Earnings per Share terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2007. Secara serempak

semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap

harga saham. Secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap

harga saham

Lenny Kielsan (2010) meneliti Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit

Margin, Return On Asset, dan Return On Equity terhadap Harga Saham

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dengan menggunakan Rasio DER,

(19)

secara serempak, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, semua variabel yang diteliti tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tahun Penelitian Variabel Metode Analisis

Secara parsial, hanya

EPS yang

yang diteliti memiliki

pengaruh signifikan

terhadap harga

(20)

Eka

Secara parsial, semua

variabel independen

terhadap harga saham.

Secara parsial, semua

variabel yang diteliti

tidak berpengaruh

(21)
(22)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan

penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka konseptual dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Sumber: Penulis, 2013

Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang

diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Return

perusahaan akan semakin meningkat apabila laba perusahaan meningkat. Apabila

return perusahaan tinggi maka akan menyebabkan harga saham perusahaan

bergerak naik. Jadi, Return On Assets berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan.

Return on Assets

( )

Harga Saham (Y) Return on Equity

( )

Earning Per Share

(23)

Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan

maka semakin tinggi pula return yang akan dihasilkan perusahaan. Return

perusahaan yang tinggi akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut

bergerak naik. Jadi, Return On Equity berpengaruh terhadap harga saham.

Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran yang digunakan untuk

menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa.

Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan

yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. Apabila EPS suatu

perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan

menyebabkan peningkatan harga saham. Oleh karena itu, Earning Per Share

berpengaruh terhadap harga saham.

Harga Saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

perusahaan. Harga Saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut ditentukan

oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri di pasar modal. Bagi

(24)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah

yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan

kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian, berdasarkan kerangka

konseptual yang telah diuraikan.

Hipotesisnya adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

Gambar

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini adalah analisis kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa dinilai dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas

Telah dapat dibuat suatu aplikasi untuk simulasi tata-letak departemen berorientasi proses sebagai bagian dari sistem informasi manufaktur yang memiliki kemampuan untuk

Alat ini juga dapat mengontrol suhu dan kelembaban pada suatu rumah budidaya yang bervolume sebesar ±15 m 3 dengan cara pembudidaya memasukan batas parameter suhu dan

Mengatasi Wifi Tidak Bisa On/Off atau Wireless Disabled pada Windows 10.. Beberapa waktu lalu waktu saya mau mulai berselancar di internet buat kerja

Faktor yang paling berhubungan dengan ketidakberhasilan ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Pakualaman kota Yogyakarta adalah faktor pengetahuan ibu dengan

[r]

Analisis Kandungan dan Uji Antimikroba Minyak Atsiri Rimpang Jahe (Zingiber officinale) dan Kunyit (Curcuma domestica) yang Diekstraksi Menggunakan Metode

ALUR PELAYARAN DAN PERAIRAN PELABUHAN (Studi Kasus Teluk