• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONVERSI MATA ANGGARAN DHA AUSAID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONVERSI MATA ANGGARAN DHA AUSAID"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS

KONVERSI KODE MATA ANGGARAN

KE DALAM 9 DIMENSI

DISTRICT HEALTH ACCOUNT

(DHA)

(2)

PENDAHULUAN

District Health Account (DHA) saat ini telah banyak dilaksanakan di beberapa

kabupaten/kota di beberapa Provinsi antara lain Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,

Banten, Lampung, Jambi, Aceh, Sumatera Barat, NTT, Bali, DI Yogyakarta, Sulawesi Tengah

dan beberapa provinsi lainnya. Sementara Provinsi Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan

Timur telah melaksanakan pelatihan DHA tetapi kabupaten/kotanya belum melaksanakan

penyusunan DHA tersebut.

Dalam pelaksanaan DHA, beberapa kabupaten/kota telah melaksanakan penyusunan

DHA secara mandiri, baik dari segi sumber daya manusia maupun anggaran, tanpa tergantung

dengan pendampingan dari Tim DHA Pusat/Provinsi atau tergantung dari anggaran dana

dekonsentrasi Kementerian Kesehatan.

Pelaksanaan DHA di beberapa kabupaten/kota telah banyak mendapat dukungan baik

dari Kepala Dinas Kesehatan maupun dari Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah merasakan

manfaat dan kegunaan dari penyusunan DHA sebagai potret anggaran kesehatan mereka. Potret

anggaran tersebut bermanfaat sebagai bahan informasi dan advokasi anggaran kesehatan kepada

para pengambil kebutusan (Bupati, DPRD, Bappeda, DPPKAD, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit

dll) dan dapat dipergunakan untuk proses perencanaan anggaran kesehatan kabupaten/kota

kedepan sehingga penganggaran kesehatan ke depan bisa mendapatkan alokasi yang lebih baik

dan sesuai dengan prioritas program kesehatan.

Saat ini, modul DHA telah direvisi untuk disesuaikan dengan modul PHA (Provincial

Health Account) dan NHA (National Health Account). Terdapat dimensi yang ditambahkan

untuk revisi yang keempat ini yaitu Dimensi Fungsi. Dimensi ini merupakan salah satu dimensi

yang akan dikonversikan ke dalam data NHA, sehingga untuk revisi empat ini terdapat 9

Dimensi DHA.

Salah satu kendala yang dirasakan dalam penyusunan DHA adalah melakukan konversi

kode mata anggaran ke dalam 9 dimensi DHA yaitu: sumber biaya, pengelola anggaran, jenis

kegiatan, fungsi, penyedia pelayanan/program, mata anggaran, jenis program, jenjang kegiatan

dan penerima manfaat, sehingga sering terjadi kesalahan di dalam melakukan konversi kode

mata anggaran ke dalam 9 dimensi DHA.

Oleh karena itu perlu disusun petunjuk teknis konversi kode mata anggaran ke dalam 9

(3)

anggaran DHA telah disesuaikan dengan SHA 1 (System Health Account versi 1) dari WHO,

yaitu DHA Revisi ke 4. Revisi ke 4 ini dimaksudkan agar penyusunan DHA lebih sesuai dengan

kode mata anggaran yang disusun oleh WHO dan dapat dipergunakan untuk memperkaya proses

penyusunan PHA (Provincial Health Account) dan NHA (National Health Account).

Tidak terdapat perbedaan yangsignificantantara konversi anggaran DHA revisi 3 dengan

konversi DHA revisi 4, hanya terdapat penambahan dimensi fungsi dan perbedaan di kode mata

anggaran serta detil dimensi DHA.

KODE MATA ANGGARAN

Kode mata anggaran adalah sederet angka/nomor yang menunjukkan ciri suatu biaya atau

pengeluaran. Kode mata anggaran adalah suatu nomor identitas pada belanja tertentu. Dalam

DHA, ada 9 (sembilan) dimensi yang menggambarkan ciri suatu belanja kesehatan tersebut.

Setiap data belanja/biaya kesehatan yang ditemukan harus ditelaah dan diberikan identitas

menurut 9 dimensi tersebut.

PENGISIAN KODE MATA ANGGARAN DHA

Dalam Software DHA (Tabel DHA) ada 15 kolom yang harus dilakukan pengisian/entri, yang

terdiri dari 6 kolom pengisian terbuka (dapat diisi sendiri) yaitu Instansi Sumber Data,

Bidang/Unit Sumber Data, Program/Kegiatan, Detil Kegiatan, Rincian Belanja, dan Rincian

Anggaran dan 9 kolom pengisian tertutup (diisi sesuai dengan daftar/list yang sudah tersedia)

yaitu 9 dimensi DHA: sumber biaya, pengelola anggaran, jenis kegiatan, fungsi, penyedia

pelayanan/program, mata anggaran, jenis program, jenjang kegiatan dan penerima manfaat.

Di atas tabel terdapat 3 (tiga) isian data dasar yang juga harus diisi yaitu Tahun Anggaran,

Jumlah Penduduk pada tahun anggaran tersebut, dan Jumlah Total APBD tahun anggaran

tersebut.

TABEL PENGISIAN TERBUKA

1. INSTANSI SUMBER DATA

INSTANSI SUMBER DATA diisi secara manual dengan mengisikan Instansi asal

(4)

mempunyai DPA atau RKA-SKPD, misalnya Dinas, Badan atau Kantor. Untuk bagian

yang berada di Sekretariat Daerah dapat dituliskan bagian tersebut misalnya Bagian

Kesra, walaupun bagian tersebut tidak mempunyai DPA atau RKA-SKPD sendiri.

Contoh:

1. Dinas Kesehatan

2. Dinas Sosial

3. Dinas Pendidikan

4. Kantor KB

5. Bagian Kesra

6. dll

2. BIDANG/UNIT SUMBER DATA

BIDANG/UNIT SUMBER DATA diisi secara manual dengan mengisikan bidang atau

unit dari sumber data DHA tersebut. Pengisian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi

Bidang atau Unit yang bertanggungjawab atas kegiatan tersebut sehingga saat akan

dilakukan konversi, lebih mudah dalam melakukan konfirmasi atas kegiatan-kegiatan

tersebut. Apabila tidak bisa diidentifikasi bidang/unitnya, misalkan institusi diluar dinas

kesehatan, institusi setingkat eselon III/IV atau institusi swasta lainnya, dapat diisi

dengan nama instansi sama dengan kolom sebelumnya.

Contoh:

1. Bagian Tata Usaha

2. Bidang Pelayanan Kesehatan

3. Bidang Pemberantasan Penyakit

4. Bidang Sumber Daya Manusia

5. dll

3. PROGRAM/KEGIATAN

PROGRAM/KEGIATAN diisi secara manual dengan mengisikan Program yang ada di

dalam dokumen realisasi anggaran. Pengisian PROGRAM/KEGIATAN adalah program

yang mengacu dalam Permendagri 13 tahun 2006 atau SPM dan diharapkan dapat

(5)

Pengisian PROGRAM/KEGIATAN di software, mengacu kepada Program atau

Kegiatanyang terdapat dalam dokumen DPA RKA atau dokumen realisasi anggaran.

Contoh:

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

7. Program dst

Pengisian PROGRAM tersebut terkait erat dengan dimensi DHA ke 5 yaitu Jenis

Program/PR. Apabila PROGRAM telah diisi maka dapat langsung dikonversi dalam

dimensi ke 5 (PR).

4. DETIL KEGIATAN

DETIL KEGIATAN diisi secara manual dengan mengisikan Sub Kegiatan atau Detil

Kegiatan yang tercantum dalam dokumen realisasi anggaran, yang mengacu kepada

Permendagri 13 tahun 2006 atau SPM. DETIL KEGIATAN ini menggambarkan satu

kegiatan detil yang dilaksanakan. Di dalam dokumen DPA/RKA atau dokumen realisasi

anggaran, yang diisikan dalam DETIL KEGIATAN dalam software ini adalah Sub

Kegiatan atau Detil Kegiatan, bukan Kegiatan, karena Kegiatan di DPA RKA/Realisasi

Anggaran diinputkan dalam PROGRAM.

Contoh:

1. Kegiatan yang diisi adalah kegiatan yang detil, misalnya Pelatihan kader

Posyandu, Pelatihan petugas MTBS, Penyuluhan Gizi petugas Puskesmas,

pengadaan obat dan lain-lain

2. Kegiatan yang tidak detil misalnya peningkatan pelayanan kesehatan ibu, bayi,

balita, anak usia sekolah, remaja dan usila harus didetilkan sesuai dengan

kegiatannya.

3. Contoh nomor 2 di atas nama kegiatan harus ditulis pelayanan kesehatan ibu saja

(6)

Penulisan Nama Kegiatan secara detil tersebut dimaksudkan untuk memudahkan

melakukan konversi kegiatan tersebut ke dalam 9 dimensi DHA. Contoh nomor 1 di atas

lebih mudah dikonversi ke dalam 9 dimensi daripada contoh nomor 2 di atas.

Nama Kegiatan ini terkait langsung dengan dimensi ke 6 yaitu Jenis Kegiatan/HA (Tidak

Langsung dan Langsung). Apabila Nama Kegiatan telah diisi, maka dapat langsung

dikonversi dalam dimensi ke 6 (HA)

5. RINCIAN BELANJA

RINCIAN BELANJA diisi secara manual yaitu mengisi detil belanja. Sehingga Rincian

Belanja merupakan Detil belanja dari Nama Kegiatan pada kolom sebelumnya. Rincian

belanja biasanya mengacu kepada Mata Anggaran Kegiatan.

Contoh:

1. Kegiatan Pelatihan Kader Posyandu terdiri dari detil belanja:

a. Belanja Bahan

b. Belanja ATK

c. Transport Perjalanan

d. Biaya Narasumber

e. Biaya Makan minum

f. dll (sesuai dalam realisasi belanja)

2. Maka yang diisi adalah detil belanja seperti dalam point a-f di atas.

Rincian Belanja ini terkait langsung dengan dimensi ke 7 yaitu Mata Anggaran/HI

(Investasi, Operasional, Pemeliharaan). Apabila Rincian Belanja telah diisi, maka dapat

langsung dikonversi dalam dimensi ke 7 (HI)

6. RINCIAN ANGGARAN

Rincian Anggaran diisi secara manual berdasarkan realisasi anggaran yang ada. Rincian

anggaran mengikuti Rincian Kegiatan yang ada di kolom sebelumnya. Diisi nominal

(7)

TABEL PENGISIAN TERTUTUP (9 DIMENSI DHA)

1. SUMBER PEMBIAYAAN (FS)

Adalah unit/institusi yang menyediakan biaya kesehatan. sumber biaya bisa berasal dari

Pemerintah/Pemerintah Daerah, institusi swasta, belanja kesehatan rumah tangga, atau

suatu kesatuan organisasi lainnya.

1. Dana yang bersumber dari Kementerian Kesehatan dimasukkan dalam APBN

murni, contoh: Dana Tugas Pembantuan, Dana Dekonsentrasi, BOK dll

2. Dana donor seperti GF ATM dimasukkan dalam donor pemerintah pusat (Kecuali

donor tersebut melalui Provinsi atau langsung kabupaten/kota)

3. Dana yang bersumber dari Provinsi dimasukkan dalam APBD Provinsi murni,

contoh Kegiatan-kegiatan provinsi dengan anggaran provinsi yang dilaksanakan

di kabupaten/kota.

4. Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Pendapatan Asli

Daerah masuk ke dalam APBD kabupaten/kota. Dana Cukai Rokok yang masuk

di APBD Kab/Kota juga dimasukkan di APBD Kab/Kota. Dana yang terdapat

dalam realisasi anggaran sebagian besar adalah APBD murni kabupaten/kota.

Pendapatan dariJKN/Jamkesdadimasukkan sebagai APBD kabupaten/kota.

5. Bagi Rumah Sakit Pusat atau Rumah Sakit Provinsi yang ada di wilayah

Kabupaten/Kota dan datanya dimasukkan dalam data DHA, maka pendapatan

jamkesmas/jamkesda/JKNRS Pusat dimasukkan APBN murni, dan RS Provinsi

masuk ke APBD Provinsi.

6. Dalam penyusunan DHA, Rumah Sakit Pusat dan Rumah Sakit Provinsi, tidak

dimasukkan dalam DHA melainkan di PHA.

7. Belanja rumah tangga diperoleh dari data susenas.

8. Belanja kesehatan perusahaan swasta adalah belanja yang tidak melalui PT

Askes/BPJS (bukan peserta PT Askes/BPJS).

9. Belanja TNI/POLRI dimasukkan ke dalam belanja TNI/POLRI.

10. Untuk belanja dari PT Askes/BPJS, maka 50% dari total dana berasal dari Rumah

(8)

berubah menjadi 40% dana Rumah Tangga, 60% Dana Pemerintah. Dana dari

pemerintah disesuaikan apakah PNS tersebut adalah PNS Pusat, Provinsi atau

Kab/Kota. Apabila tidak bisa dipisahkan, maka semuanya dimasukkan dalam

APBD Kabupaten/Kota.

11. Dana PKH dan PNPM serta program pemerintah pusat lainnya yang bukan

merupakan pendapatan daerah masuk ke APBN Murni

12. Belanja-belanja diluar 10 item di atas, disesuaikan dari mana sumber biayanya

sesuai dengan sumber biaya dana tersebut.

2. PENGELOLA PEMBIAYAAN (FA)

Pengelola pembiayaan adalah institusi atau unit yang menerima dan mengelola dana

untuk membayar atau membeli barang dan jasa kesehatan. Pengelola pembiayaan

tersebut dibagi lima yaitu sektor Pemerintah, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Swasta,

Yayasan/Lembaga Sosial dan rumah tangga.

1. Dilakukan identifikasi siapa yang menerima dan mengelola dana tersebut.

2. Lebih mudahnya adalah mengetahui dalam dokumen mana dana tersebut terdapat.

3. Dana Tugas Pembantuan, karena DIPAnya ada di Kabupaten/Kota maka FA

adalah pemda kabupaten/kota, jika DIPAnya Dinkes, maka FA-nya di Dinkes,

apabila di RS maka FA-nya di RS

4. Dana BOK FA-nya ada di Dinkes

5. Bagi Puskesmas yang belum mempunyai DPA sendiri, maka FA-nya di Dinkes,

sedangkan puskesmas yang sudah mempunyai DPA maka FA-nya ada di

Puskesmas.

6. Perlu diperhatikan pengelola pembiayaan pada kegiatan jaminan kesehatan

(jamkesda) yang pengelolaannya diberikan kepada pihak ketiga.

7. Contoh: Jamkesda yang dikelola oleh BPJS, maka pengelola anggarannya adalah

BPJS.

8. Pekerjaan penyediaan barang dan jasa pemerintah yang diserahkan ke pihak

(9)

3. PENYEDIA PELAYANAN (HP)

Penyedia pelayanan adalah institusi yang menyelenggarakan, menerima dana dan

menggunakannya. Yaitu intitusi yang menyelenggarakan kegiatan atau memberikan

pelayanan kesehatan.

1. Penyedia pelayanan (HP) belum tentu sebagai pengelola pembiayaan (FA)

2. Contoh: dana BOK FA-nya adalah Dinkes, tetapi HP-nya adalah Puskesmas.

3. Pekerjaan penyediaan barang dan jasa pemerintah yang diserahkan ke pihak

ketiga, HP-nya tetap yang mempunyai DPA pekerjaan tersebut.

4. Contoh: Pembangunan Gedung Puskesmas, maka HP-nya ada di Dinkes

5. Untuk Penyedia Pelayanan yang tidak jelas, maka dimasukkan dalam poin tidak

masuk dalam kelompok di atas. Harap diperhatikan bahwa poin ini diisi

seminimal mungkin (sedapat mungkin bisa diidentifikasikan).

4. FUNGSI (HC)

Dimensi Fungsi (HC) mengadopsi dimensi Fungsi dalam SHA 2011 yang merupakan

semua aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan

status kesehatan. Fungsi ini memilahkan antara pelayanan kuratif, pelayanan rehabilitatif,

pelayanan rawat jangka panjang, layanan penunjang, alat-alat/bahan medis, pelayanan

pencegahan dan kesehatan masyarakat, serta tata kelola dan administrasi sistem

kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

5. JENIS PROGRAM (PR)

Jenis Program (PR) dibagi dalam Program Kesehatan Masyarakat, Program Kesehatan

Individu dan Program Penguatan Sistem Kesehatan.

Jenis Program (PR) ini terkait dengan Program pada kolom 3 dan dapat dikonversi

langsung setelah Program pada kolom 3 terisi.

Dalam program upaya kesehatan individu, apabila data yang didapatkan tidak dirinci

antara rawat jalan dan rawat inap, maka dapat dibagi sebagai berikut. Rawat jalan 20%

(10)

6. JENIS KEGIATAN (HA)

Jenis kegiatan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh penyelenggara kesehatan

yang secara umum dapat dibagi dua yaitu kegiatan tidak langsung atau kegiatan

penunjang dan kegiatan langsung.

1. Kegiatan Tidak Langsung

Kegiatan tidak langsung adalah kegiatan yang menghasilkan output program dan

tidak menjadi bagian dari pelayanan serta tidak digunakan secara langsung dalam

kegiatan pelayanan kesehatan, contohnya:

a. Manajerial (termasuk Gaji manajemen, gaji pegawai dinas kesehatan)

b. Diklat

c. Perencanaan

d. Pengadaan (termasuk honor pengadaan) dll

2. Kegiatan Langsung

Kegiatan langsung ini dibagi dua yaitu:

a. Kegiatan Program Kesehatan Masyarakat (termasuk gaji pegawai

Puskesmas)

b. Kegiatan Program Kesehatan Perorangan/Individu (termasuk gaji pegawai

rumah sakit)

Gaji pembagiannya mengikuti keterangan diatas. Honorarium diidentifikasi apakah

masuk dalam kegiatan langsung atau tidak langsung. Contoh: honor panitia pengadaan

masuk ke dalam tidak langsung, sedangkan honor narasumber pada pelatihan

penatalaksanaan TBC masuk dalam kegiatan langsung kesehatan masyarakat (dipilih

detil jenis kegiatannya). Honor atau jasa medis masuk ke dalam belanja langsung

kesehatan individu (dipilih detil jenis kegiatannya).

Jenis kegiatan (HA) terkait langsung dengan nama kegiatan di kolom ke 4, sehingga

setelah melakukan entri nama kegiatan, bisa langsung melakukan konversi HA.

Contoh: dalam satu paketnama kegiatan/sub kegiatan/detil kegiatan (misal Kegiatan

Penyuluhan Kader Posyandu), walaupun terdapat banyak rincian kegiatan/detil belanja

(belanja bahan, belanja ATK, honor narasumber, akomodasi, konsumsi, honor panitia)

maka dalam konversi HA-nya semua rincian kegiatan/detil belanja dalam satu nama

(11)

masyarakat, walaupun didalamnya ada akomodasi dan konsumsi. Apabila ada nama

kegiatan‘Rapat Dalam Rangka Persiapan Kegiatan Penyuluhan Kader Posyandu’, maka

semua rincian kegiatan/detil belanja dalam nama kegiatan tersebut masuk kedalam

kegiatan Tidak Langsung.

7. MATA ANGGARAN (HI)

Mata anggaran adalah masukan atau input yang digunakan oleh penyelenggara

pelayanan/program untuk melaksanakan kegiatan.

Dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Belanja Investasi

2. Belanja Operasional

3. Belanja Pemeliharaan

Pendidikan yang sifatnya formal seperti pendidikan personil, masuk ke dalam belanja

investasi karena manfaatnya lebih dari satu tahun, sedangkan pendidikan yang sifatnya

pelatihan jangka pendek, masuk ke dalam belanja pemeliharaan. Harap diperhatikan,

apabila nama kegiatannya adalah pelatihan jangka pendek atau sejenisnya, dan

didalamnya terdapat banyak rincian kegiatan/detil kegiatan, misal ada rincian akomodasi,

transportasi, honorarium, maka semua rincian kegiatan/detil kegiatan tersebut masuk ke

pemeliharaan.

Kegiatan yang sifatnya pengadaan barang/jasa investasi, dan kegiatan lain yang

menambah nilai asetnya dimasukkan dalam Belanja Investasi.

Mata Anggaran (HI) terkait dengan Rincian Kegiatan/detil kegiatan di kolom 5, sehingga

setelah melakukan entri Rincian Kegiatan, dapat langsung melakukan konversi HI

walaupun tetap memperhatikan Nama Kegiatan, agar beberapa pengecualian seperti

diterangkan di atas dapat dilakukan.

8. JENJANG KEGIATAN (HL)

Adalah jenjang administratif dimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Contoh:

1. Program penyemprotan nyamuk, jenjangnya dilaksanakan di masyarakat.

2. Kegiatan pengobatan puskesmas, jenjangnya di puskesmas

(12)

4. Rapat di dinkes, jenjangnya di kabupaten.

5. Konsultasi ke Dinkes Provinsi, jenjangnya di provinsi dll.

9. PENERIMA MANFAAT (HB)

Penerima manfaat adalah sekelompok orang/masyarakat yang menerima secara langsung

maupun tidak langsung manfaat dari suatu kegiatan/program kesehatan. Penerima

manfaat ini cukup membingungkan sehingga akan diberikan contoh yang jelas beserta

alasannya mengapa masuk ke dalam kelompok tertentu.

1. Gaji

a. Gaji pegawai dinas kesehatan masuk ke dalamsemua umur pasti. Hal ini

disebabkan karena semua lapisan masyarakat menerima pelayanan yang

diberikan oleh pegawai dinas kesehatan.

b. Gaji pegawai Puskesmas masuk ke dalam semua umur pasti. Hal ini

disebabkan karena semua lapisan masyarakat menerima pelayanan yang

diberikan oleh pegawai puskesmas.

c. Gaji pegawai Rumah Sakit apabila bisa dipisahkan mana yang manajerial

dan mana yang pelayanan, maka dimasukkan gaji manajerial ke semua

umur pasti dan gaji pelayanan ke semua umur tidak pasti dengan alasan

seperti tersebut di atas.

d. Mengapa gaji pelayanan masuk ke dalam umur tidak pasti? Hal ini

disebabkan karena pelayanan kesehatan dapat didistribusikan melalui

indeks bobot pendistribusian yang dihitung oleh BPS sehingga penerima

manfaatnya lebih jelas per kelompok umur.

2. Honorarium

a. Prinsipnya hampir sama dengan gaji (pelayanan atau manajerial)

b. Honor dilihat pada Nama Kegiatan, apabila nama kegiatannya mengarah

pada kelompok umur tertentu misal honor pelatihan MTBS, maka honor

tersebut HB-nya adalah balita.

3. Kegiatan Manajerial Kantor

HB-nya masuk ke dalam semua umur pasti karena semua lapisan masyarakat

(13)

4. Pengadaan Barang Jasa

Diidentifikasi barang apa yang dihasilkan. Apabila merupakan barang yang umum

seperti gedung (kecuali RS), mobil, alat kantor/meja, kursi, lemari, (termasuk di

RS), maka masuk ke semua umur pasti karena semua umur dapat merasakan.

Apabila pengadaan alat-alat timbangan bayi HB-nya adalah bayi, dan sebagainya.

5. Pengadaan Barang Jasa Alat Kesehatan, Obat-obatan dan barang yang terkait

dengan pelayanan kesehatan (termasuk gedung RS, mobil ambulance), maka

masuk ke semua umur tidak pasti karena terkait dengan pelayanan kesehatan dan

dapat didistribusikan.

6. Pelatihan atau Rapat-rapat

Pelatihan atau rapat-rapat diidentifikasi sesuai dengan Nama Kegiatan, apabila

mengarah pada kelompok tertentu, maka otomatis HB-nya juga ikut pada

kelompok tersebut. contoh pelatihan MTBS HB-nya adalah balita

7. Pembelian bahan, ATK, akomodasi, konsumsi dll

Rincian kegiatan di atas diidentifikasi sesuai dengan Nama Kegiatan, apabila

mengarah pada kelompok tertentu, maka otomatis HB-nya juga ikut pada

kelompok tersebut. Contoh: pembelian ATK pada pelatihan MTBS HB-nya

Balita, pembelian ATK untuk penyuluhan malaria HB-nya semua umur pasti.

8. Hal-hal yang sifatnya pelayanan kesehatan langsung, rawat jalan atau rawat inap

baik puskesmas atau rumah sakit, HB-nya adalah umur tidak pasti.

9. Hal-hal yang sifatnya kesehatan masyarakat dan semua masyarakat merasakan

manfaatnya, HB-nya adalah umur pasti, contoh Fogging.

10. Kegiatan kesehatan yang sudah jelas sasarannya HB-nya mengikuti kelompok

umur sasaran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Identifikasi jenis anggaran pemerintah mengikuti kebijakan desentralisasi fiskal (DAU,

DAK, Dekon, TP).

2. Identifikasi dana bantuan luar negeri (GF, ICDC, PHP, DHS, AIPHSS dll)

(14)

4. Hindari perhitungan ganda dari data BPJS Kesehatan dan asuransi lain dan data

pelayanan di Rumah Sakit (sudah dijelaskan dalam modul).

5. Data PKH sedapat mungkin dipisahkan antara dana kesehatan dan pendidikan, apabila

tidak ada datanya maka harus diproporsikan sesuai jumlah sasaran PKH yang terkait

dengan kesehatan (Bumil dan bayi/balita)

(15)

CONTOH KONVERSI ANGGARAN KEDALAM DIMENSI DHA

1. SUMBER BIAYA (FS)

Adalah unit/institusi yang menyediakan biaya kesehatan. Sumber biaya tersebut bisa instansi pemerintah, swasta dan Rumah Tangga atau suatu kesatuan organisasi lainnya (misalnya biaya dari sumber external). Berikut di bawah daftar sumber sumber yang membiayai pembangunan kesehatan :

DIMENSI 1: SUMBER PEMBIAYAAN (FS)

FS.1 Dana Publik (Pemerintah)

FS.1.1 Dana Pemerintah menurut Kewilayahan FS.1.1.1 Dana Pemerintah Pusat (APBN)

FS.1.1.1.1 APBN Kementerian kesehatan

FS.1.1.1.1.1 APBN Kementerian Kesehatan: Dekonsentrasi (DK)

FS.1.1.1.1.2 APBN Kementerian Kesehatan: Tugas Pembantuan (TP) diluar BOK FS.1.1.1.1.3 APBN Kementerian Kesehatan: BOK

FS.1.1.1.1.4 APBN Kementerian Kesehatan: lainnya diluar DK, TP, BOK FS.1.1.1.1.5 Bantuan Keuangan Lainnya

FS.1.1.1.2 APBN Kementerian/Lembaga lain

FS.1.1.1.2.1 APBN: Kementerian Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah FS.1.1.1.2.2 APBN: Kementerian Dalam Negeri

FS.1.1.1.2.3 APBN: Kementerian Sosial

FS.1.1.1.2.4 APBN: Kementerian Hukum dan HAM: Pelayanan Kesehatan LAPAS FS.1.1.1.2.5 APBN: BKKBN

FS.1.1.1.2.6 APBN: Kepolisian: Pelayanan Kesehatan Polisi

FS.1.1.1.2.7 APBN: Kementerian Hankam: Pelayanan Kesehatan TNI FS.1.1.1.2.8 APBN: Badan Narkotika Nasional

FS.1.1.1.2.9 APBN: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak FS.1.1.1.2.10 APBN: Badan POM

FS.1.1.1.2.11 APBN: Badan Nasional Penanggulangan Bencana FS.1.1.1.2.12 APBN: Kementerian/Lembaga Lainnya

FS.1.1.1.3 APBN: Donor Pinjaman FS.1.1.1.4 APBN: Donor Hibah FS.1.1.2 Dana Pemerintah Daerah (APBD)

FS.1.1.2.1. APBD Provinsi FS.1.1.2.2. APBD Kab/Kota

FS.1.1.2.2.1 APBD Kab/Kota (DBH, DAU, DAK, PAD) FS.1.1.2.2.2 APBD Kab/Kota (BLUD)

FS.1.1.2.2.3 APBD Kab/Kota (Kapitasi JKN)

(16)

FS.1.2 Dana Publik lain

FS.1.2.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh Badan Publik FS.1.2.2 Dana Publik lain -lainnya

FS.1.2.2.1 Dana BUMN (Kesehatan Karyawan dan CSR Kesehatan) FS.1.2.2.2 Dana BUMD (Kesehatan Karyawan dan CSR Kesehatan) FS.1.2.2.3 Sumber Publik Lainnya

FS.1.3 BPJS Kesehatan FS.1.4 BPJS Ketenagakerjaan

FS.2 Dana Non Publik (Non-Pemerintah)

FS.2.1 Biaya Pelayanan Kesehatan Perusahaan Swasta (Kesehatan Karyawan dan CSR Kesehatan) FS.2.2 Belanja Kesehatan Rumah Tangga

FS.2.2.1 Pengeluaran Tambahan (Cost-sharing) Rumah Tangga FS.2.2.2 Out of Pocket (OOP) Rumah Tangga

FS.2.3 Lembaga Sosial Masyarakat/ Yayasan FS.2.4 Dana Swasta/Non Publik Lainnya

FS.2.4.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh Badan Swasta FS.2.4.2 Dana Swasta Lainnya

FS.2.4.2.1 Donor: Hibah kepada Swasta FS.2.4.2.2 Lainnya diluar donor (Swasta) FS.3 Rest of the world

KODE

AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-1: SUMBER PEMBIAYAAN (FS)

FS Sumber Pembiayaan

Dimensi Sumber Biaya merupakan pengalokasian anggaran yang dibelanjakan/dikeluarkan oleh pemerintah pusat, pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota termasuk di dalamnya perusahaan swasta, rumah tangga, dan lembaga sosial untuk membiayai suatu

program/kegiatan dan atau pemeliharaan kesehatan rumah tangga. Sumber biaya terdiri dari: dana publik, non publik dan dana publik lainnya

FS.1 Dana Publik

Biaya kesehatan yang dikelola oleh pemerintah pusat meliputi dana yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan yaitu dana Dekon, TP, JKN (PBI) dan BOK, serta APBN kementerian lainnya, dan dana dari donor baik pinjaman maupun hibah

FS.1.1 Dana Pemerintah menurut Kewilayahan

belanja kesehatan yang dialokasikan dibedakan berdasarkan pembagian wilayah yaitu pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten)

FS.1.1.1 Dana Bersumber Pemerintah Pusat (APBN)

Biaya kesehatan yang bersumber dari pemerintah pusat baik dari kementerian kesehatan berupa dana dekon, TP, JKN dan BOK maupun dana dari Kementerian/Badan/Lembaga lainnyaserta bersumber dari donor baik pinjaman maupun hibah

FS.1.1.2.1 Pemerintah Propinsi

(17)

FS.1.1.2.2 Pemerintah Kabupaten/Kota

Biaya kesehatan Kabupaten/kota baik yang bersumber APBD maupun bersumber dari pinjaman yang masuk mekanisme APBD Kabupaten/kota

FS.1.2 Dana Publik Lain

belanja kesehatan yang dikeluarkan oleh BUMN/BUMD untuk dana Kesehatan Karyawan dan CSR Kesehatan

FS.1.2.1 Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh Badan Publik

Pendapatan yang dapat langsung dipakai untuk operasional atau kebutuhan lainnya dan tidak terhitung sebagai penerimaan kena pajak

Contoh:

Pada RSU BLU berupa dana kapitasi

FS.2 Dana Non Publik (Non-Pemerintah)

belanja kesehatan yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta, rumah tangga, dan lembaga Contoh:

Belanja kesehatan oleh perusahaan swasta untuk karyawan dan CSR Kesehatan

FS.2.2 Belanja Kesehatan Rumah Tangga

Pengeluaran biaya kesehatan dari rumah tangga untuk pemeliharaan kesehatan keluarga yang terdiri dari pengeluaran tambahan dan Out of Pocket

FS.2.3 Lembaga Sosial Masyarakat/ Yayasan

belanja kesehatan yang dikeluarkan oleh lembaga sosial untuk pemeliharaan kesehatan karyawannya dan program-program kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan

FS.2.4 Dana Non-publik Lainnya

pengeluaran kesehatan oleh badan swasta lainnya berupa dana pengembalian aset serta yang bersumber donor yang diberikan ke perusahaan swasta

FS.2.4.1 Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh Badan Swasta

Pendapatan yang dapat langsung dipakai untuk operasional atau kebutuhan lainnya dan tidak terhitung sebagai penerimaan kena pajak

Contoh:

Pada RS Swasta berupa surplus

2. PENGELOLA PEMBIAYAAN (FA)

Adalah institusi atau unit yang menerima dan mengelola dana untuk membayar atau membeli barang dan jasa kesehatan. Pengelola anggaran tersebut bisa instansi pemerintah, swasta, BUMN, LSM, perusahaan dan rumah tangga. Di bawah ini adalah daftar institusi yang mengelola anggaran untuk kesehatan :

DIMENSI 2: PENGELOLA PEMBIAYAAN (FA)

FA.1 Pemerintah

FA.1.1 Pemerintah Pusat

(18)

FA.1.1.1.1 Kementerian Kesehatan (Kantor Pusat) FA.1.1.1.2 Rumah Sakit Umum Pusat

FA.1.1.1.3 Rumah Sakit Khusus Pusat

FA.1.1.1.4 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

FA.1.1.1.5 Balai-Balai Kesehatan Pusat (BTKL, Bapelkes, Balai Kesehatan) FA.1.1.1.6 UPT Kementerian Kesehatan Lainnya

FA.1.1.2 Kementerian/Lembaga/Badan lainnya

FA.1.1.2.1 Kementerian Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah FA.1.1.2.2 Kementerian Dalam Negeri

FA.1.1.2.3 Kementerian Sosial

FA.1.1.2.4 Kementerian Hukum dan HAM: Pelayanan Kesehatan LAPAS FA.1.1.2.5 BKKBN

FA.1.1.2.6 Kepolisian: Pelayanan Kesehatan Polisi

FA.1.1.2.7 Kementerian Hankam: Pelayanan Kesehatan TNI FA.1.1.2.8 Badan Narkotika Nasional

FA.1.1.2.9 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak FA.1.1.2.10 Badan POM

FA.1.1.2.11 Kementerian Desa: Perdesaan Sehat

FA.1.1.2.12 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) FA.1.1.2.13 Kementerian/Lembaga Lainnya

FA.1.1.3 BPJS Kesehatan FA.1.1.4 BPJS Ketenagakerjaan FA.1.2 Pemerintah Daerah

FA.1.2.1 Pemerintah Provinsi

FA.1.2.1.1 Dinas Kesehatan Provinsi

FA.1.2.1.2 Rumah Sakit/Balai Kesehatan Provinsi FA.1.2.1.3 Pemerintah Provinsi lainnya

FA.1.2.2 Pemerintah Kabupaten Kota FA.1.2.2.1 Dinas Kesehatan FA.1.2.2.2 Puskesmas FA.1.2.2.3 RSUD

FA.1.2.2.4 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil FA.1.2.2.5 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa FA.1.2.2.6 Dinas Sosial

FA.1.2.2.7 Dinas Perindustrian dan Perdagangan FA.1.2.2.8 Bagian Kesra

FA.1.2.2.9 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB FA.1.2.2.10 Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah FA.1.2.2.11 Dinas Tenaga Kerja

FA.1.2.2.12 Dinas Pendidikan

(19)

FA.2 Perusahaan Asuransi

FA.2.1 Perusahaan Asuransi Komersial

FA.2.2 Perusahaan Asuransi Non Profit (Nirlaba) FA.3 Perusahaan (diluar Perusahaan Asuransi) FA.4 Yayasan/Lembaga Sosial (Nirlaba) FA.5 Rumah Tangga

FA.6 Rest of the world

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-2: PENGELOLA ANGGARAN (FA)

FA Pengelola Anggaran

Pengelola pembiayaan (FA) adalah instansi kesehatan atau non kesehatan milik pemerintah dan non pemerintah termasuk rumah tangga yang mengelola sejumlah dana untuk kemudian dialirkan ke penerima (provider) yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan.

FA.1.1 Pemerintah Pusat

kementerian/lembaga/badan yang berkedudukan di pusat atau di daerah dengan status kepemilikan pusat yang mengelola anggaran kesehatan

Contoh Instansi:

Rumah Sakit Umum dan khusus vertikal milik kementerian kesehatan Balai-balai UPT Kemenkes

FA.1.1.2.13 Diluar Kementerian Kesehatan Lainnya

Kementerian yang mengelola pembiayan kesehatan untuk program/kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan berkedudukan di pusat maupun di daerah yang kepemilikannya milik kementerian

Contoh Instansi:

UPT Kemensos

Lembaga Pemasyarakatan

FA.1.1.3 BPJS Kesehatan

Seluruh dana JKN yang dikelola oleh Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

FA.1.2.1 Pemerintah Propinsi

Dinas /Badan/lembaga yang berkedudukan baik di provinsi maupun di kabupaten dengan status kepemilikan milik pemerintah provinsi

Contoh Instansi:

Dinas Kesehatan Provinsi dan UPT-nya (Balai Kesehatan Paru, Bapelkes)

FA.1.2.2 Pemerintah Kabupaten/Kota

Dinas/Badan/lembaga yang berkedudukan di Kabupaten/Kota dengan status kepemilikan milik pemerintah kabupaten/kota

Contoh Instansi:

(20)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-2: PENGELOLA ANGGARAN (FA)

FA.1.2.1.2 Puskesmas

Puskesmas mengelola anggaran apabila puskesmas tersebut mempunyai DPA/RKA-SKPD sendiri, biasanya merupakan Puskesmas BLUD, Puskemas sebagai satuan kerja, atau puskesmas UPT yang mempunyai DPA/RKA-SKPD. Apabila puskesmas tersebut tidak mempunyai DPA/RKA-SKPD, maka pengelola anggarannya masuk ke Dinas Kesehatan.

FA.1.2.1.13 Dinas/Badan/Kantor/UPT ……….

Dapat diisi sendiri apabila ada Dinas/Badan/UPT yang mempunyai anggaran kesehatan yang cukup besar tetapi tidak termasuk dalam daftar di atas FA.2 Perusahaan Asuransi

Baik perusahaan asuransi komersil maupun nirlaba sebagai pengelola yang menerima dan mengelola dana asuransi dari peserta

FA.3 Perusahaan (diluar Perusahaan Asuransi)

Perusahaan umum yang ikut mengelola dana asuransi kesehatan sebagai salah satu produknya

FA.4 Yayasan/ Lembaga Sosial (Non Profit)

Yayasan/Lembaga sosial atau nirlaba yang ikut mengelola anggaran yang bertujuan untuk kesehatan

Contoh Instansi:

NGO kesehatan yang mendapat dana untuk kesehatan dari sponsor

FA.5 Rumah Tangga

Sebagai pengelola, masyarakat atau rumah tangga yang mengelola anggaran secara pribadi untuk tujuan kesehatan

3. PENYEDIA PELAYANAN (HP)

Penyedia pelayanan adalah institusi atau unit yang menerima dana dan menggunakannya untuk memproduksi barang dan jasa pelayanan kesehatan, termasuk misalnya RS milik pemerintah, RS swasta, klinik, puskesmas, praktek dokter (swasta), dll.

DIMENSI 3: PENYEDIA PELAYANAN (HP)

HP.1 Rumah Sakit

HP.1.1 Rumah Sakit Umum

HP.1.1.1 Rumah Sakit Umum Pusat HP.1.1.2 Rumah Sakit Umum Provinsi

HP.1.1.3 Rumah Sakit Umum Kabupaten/Kota HP.1.1.4 Rumah Sakit Polri

HP.1.1.5 Rumah Sakit TNI

(21)

HP.1.2 Rumah Sakit Jiwa

HP.1.2.1 Rumah Sakit Jiwa Pusat HP.1.2.2 Rumah Sakit Jiwa Provinsi

HP.1.2.3 Rumah Sakit Jiwa Kabupaten/Kota HP.1.2.3 Rumah Sakit Jiwa Swasta/BUMN

HP.1.3 Rumah Sakit Khusus Pemerintah lainnya selain RS Jiwa HP.1.3.1 Rumah Sakit Ketergantungan Obat

HP.1.3.2 Rumah Sakit Mata

HP.1.3.3 Rumah Sakit Ibu dan Anak HP.1.3.4 Rumah Sakit Paru

HP.1.3.5 Rumah Sakit Khusus lainnya

HP.1.4 Rumah Sakit Khusus Swasta/BUMN lainnya selain RS Jiwa

HP.2 Fasilitas Perawatan Jangka Panjang (Panti Perawatan Jangka Panjang) Pemerintah/Swasta HP.2.1 Panti Perawatan Jangka Panjang

HP.2.2 Panti Kejiwaan dan Rehabilitasi Ketergantungan Obat HP.2.2 Panti Jangka Panjang lainnya

HP.3 Pemberi Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan diluar Puskesmas HP.3.1 Praktek Dokter

HP.3.1.1 Praktek Dokter Umum HP.3.1.2 Praktek Dokter Spesialis

HP.3.2 Praktek Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis HP.3.3 Praktek Tenaga Kesehatan Lainnya HP.3.4 Klinik Rawat Jalan

HP.3.4.1 Klinik Pelayanan KB

HP.3.4.2 Klinik Rehabilitasi Pecandu Narkoba dan Gangguan Jiwa HP.3.4.3 Klinik Pelayanan Bedah untuk Rawat Jalan

HP.3.4.4 Klinik Pelayanan Ginjal/Dialisis

HP.3.4.5 Klinik Pelayanan Rawat Jalan Spesialis lainnya HP.3.4.6 Klinik Pelayanan Terintegrasi lainnya

HP.3.5 PPKHome Care

HP.4 Pemberi Pelayanan Kesehatan Penunjang

HP.4.1 Layanan Jasa Transportasi Pasien dan Kedaruratan HP.4.2 Laboratorium Diagnosa dan Medis

HP.4.3 Penyedia Pelayanan Darah HP.4.4 PPK Penunjang lainnya

HP.5 Penyedia Alat Kesehatan dan Bahan Medis HP.5.1 Penyedia/Toko Obat

(22)

HP.6 Unit Pelayanan Kesehatan Pencegahan/Kesehatan Masyarakat HP.6.1 PPK Dasar (PPK Primer)

HP.6.1.1 Puskesmas

HP.6.1.2 Puskesmas Pembantu HP.6.1.3 PPK Dasar lainnya

HP.6.2 Pemberi Pelayanan Kesehatan oleh Masyarakat HP.6.2.1 Desa Siaga

HP.6.2.2 Posyandu HP.6.2.3 Posbindu HP.6.2.4 Poskestren HP.6.2.5 Pos Obat Desa

HP.6.2.6 Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat lainnya HP.7 Penyedia Administrasi Kesehatan dan Pembiayaan

HP.7.1 Penyedia Administrasi Kesehatan Pemerintah HP.7.1.1 Kementerian Kesehatan

HP.7.1.2 Kementerian/Lembaga lainnya HP.7.1.3 Dinas Kesehatan Provinsi

HP.7.1.4 Biro/Dinas/Kantor Provinsi Lainnya HP.7.1.5 Pemerintah Kabupaten/Kota

HP.7.1.5.1 Dinas Kesehatan HP.7.1.5.2 Puskesmas HP.7.1.5.3 RSUD

HP.7.1.5.4 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil HP.7.1.5.5 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa HP.7.1.5.6 Dinas Sosial

HP.7.1.5.7 Dinas Perindustrian dan Perdagangan HP.7.1.5.8 Badan Kesra/Binsos

HP.7.1.5.9 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB HP.7.1.5.10 Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah HP.7.1.5.11 Dinas Tenaga Kerja

HP.7.1.5.12 Dinas Pendidikan

HP.7.1.5.13 Dinas/Badan/UPT ……….. HP.7.1.5.14 SKPD Kabupaten/Kota lainnya

HP.7.2 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial HP.7.2.1 BPJS Kesehatan

HP.7.2.2 BPJS Ketenagakerjaan HP.7.3 Penyelenggara Asuransi swasta HP.7.4 Penyelenggara Administrasi lainnya

(23)

KODE

AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-3: PENYEDIA LAYANAN (HP)

HP Penyedia Pelayanan

Penyedia Pelayanan adalah instansi baik pemerintah maupun non pemerintah yang

bertindak sebagai provider yang menyelenggarakan pelayanan/kegiatan kesehatan baik jasa pelayanan maupun administrasi.

HP.1 Rumah Sakit

Sebagai penyedia layanan baik RS BLU maupun non BLU yang memberikan layanan UKP

HP.2 Fasilitas Perawatan Jangka Panjang

Fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta yang memberikan layanan kesehatan dalam jangka waktu panjang

HP.3 PPK Rawat Jalan

Fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah atau swasta yang melayanani pasien rawat jalan

Contoh:

Puskesmas, rajal Poliklinik di RS HP.4 PPK Penunjang

Untuk fasilitas-fasilitas RS yang tidak terdapat di RS tersebut sehingga perlu dirujuk kepada PPK penunjang

Contoh:

RS tipe 3 yang tidak memiliki rehabilitasi medis, sehingga perlu ke RS tipe 1 dan 2 untuk dirujuk

HP.5 Penyedia Alat Kesehatan dan Bahan Medis (Retail)

Sebagai unit keseahatan yang memberikan layanan berupa barang HP.6 Unit Pelayanan Kesehatan Pencegahan/Kesehatan Masyarakat

Sebagai unit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer

HP.7 Penyedia Administrasi Kesehatan dan Pembiayaan

Penyedia layanan berupa layanan adminstrasi baik di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit

HP.8 Industri Penyedia Layanan Kesehatan: Rumah Tangga dan Industri

Rumah Tangga dan Industri kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan HP.9 Rest of the World

Lain-lain yang tidak masuk dalam kategori di atas

4. FUNGSI (HC)

(24)

DIMENSI 4: JENIS FUNGSI (HC)

HC.1 Pelayanan Kuratif

HC.1.1 Pelayanan Kuratif Rawat Inap HC.1.3 Pelayanan Kuratif Rawat Jalan HC.1.4 Pelayanan Kuratif Rawat Rumah HC.2 Pelayanan Rehabilitatif

HC.3 Pelayanan Rawat Jangka Lama HC.4 Pelayanan Penunjang

HC.4.1 Laboratorium Klinis

HC.4.2 Radiologi Diagnostik (Sinar X, MRI, Nuklir) HC.4.3 Transportasi Pasien dan Kedaruratan HC.4.4 Pelayanan Pendukung Lainnya HC.5 Alat-alat/Bahan Medis

HC.5.1 Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai HC.5.1.1 Obat yang diresepkan

HC.5.1.2 Pembelian Obat di luar yang disediakan penyedia pelayanan kesehatan HC.5.1.3 Obat Tidak Tahan Lama lainnya

HC.5.2 Perlengkapan Terapis dan Alat Medis Lainnya HC.5.2.1 Kacamata dan produk optik lainnya HC.5.2.2 Alat ortopedi dan produk prostetik lainnya HC.5.2.3 Alat bantu dengar dan produk THT lainnya

HC.5.2.4 Alat bantu gerak terkait medis termasuk kursi roda dan tongkat HC.5.2.5 Alat medis tahan lama lainnya

HC.6 Pelayanan Pencegahan dan Kesehatan Masyarakat HC.6.1 Program Konseling Informasi dan Edukasi (KIE) HC.6.2 Program Imunisasi

HC.6.3 Program Deteksi Dini Penyakit

HC.6.4 Program Pemantauan Status Kesehatan

HC.6.5 Surveilans Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Menular HC.6.6 Program Kesiapan Penanganan KLB

HC.6.7 Program Pelayanan Pencegahan dan Kesehatan Masyarakat lainnya HC.7 Tata Kelola Sistem Kesehatan dan Administrasi Pembiayaan Kesehatan

HC.7.1 Tata Kelola dan Administrasi Sistem Kesehatan HC.7.2 Administrasi Pembiayaan Kesehatan

HC.9 Pelayanan Kesehatan Diluar Klasifikasi di Atas HC.9.1 Program Pemberdayaan Masyarakat

(25)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-4: FUNGSI (HC)

HC

Dimensi fungsi dalam PHA mengadopsi dimensi fungsi dalam SHA 2011 yang merupakan jenis fungsi kesehatan spesifik yang dikonsumsi oleh penduduk/ masyarakat. Dimensi fungsi merupakan semua aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan dan memperkecil resiko akibat sakit.

HC.1 Pelayanan Kuratif

pelayanan kuratif merupakan fungsi pelayanan untuk mendapatkan pengobatan atas kondisi sakit yang diderita individu.

HC.1.1 Pelayanan Kuratif Rawat Inap

fungsi pelayanan kuratif rawat inap merupakan pelayanan kuratif yang terdaftar di fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan rawat inap.

Contoh:

Pelayanan kesehatan rawat inap RS

Pelayanan kesehatan rawat inap Puskesmas HC.1.3 Pelayanan Kuratif Rawat Jalan

fungsi pelayanan kuratif rawat jalan merupakan pelayanan kuratif yang terdaftar di fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan.

Contoh:

Pelayanan kesehatan rawat jalan RS

Pelayanan kesehatan rawat jalan Puskesmas HC.1.4 Pelayanan Kuratif Rawat Rumah

fungsi pelayanan kuratif rawat rumah merupakan pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang dan perawatan kesehatan di rumah pasien (kunjungan rumah).

Contoh:

Program upaya kesehatan: pengawasan kepatuhan minum obat hipertensi HC.2 Pelayanan Rehabilitatif

fungsi pelayanan rehabilitatif merupakan pelayanan kesehatan yang bertujuan memulihkan kondisi kesehatan pasien melalui terapi tertentu.

HC.3 Pelayanan Rawat Jangka Lama

fungsi pelayanan rawat jangka lama merupakan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mempertahankan/ menjaga kondisi kesehatan penderita sakit tertentu.

HC.4 Layanan Penunjang

fungsi layanan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang menunjang pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Layanan penunjang dalam akun ini diisi jika pelayanan kuratif yang dibutuhkan memerlukan pelayanan penunjang yang dibeli dari unit layanan lain (dibeli dari phak ke-3).

HC.4.1 Laboratorium Klinis

(26)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-4: FUNGSI (HC)

Contoh:

Program upaya pelayanan: bantuan keuangan keluarga pasien HC.4.9 Pelayanan Pendukung Lainnya

fungsi pelayanan penunjang lain diluar laboratorium klinik, laboratorium diagnostik dan transportasi pasien.

HC.5 Alat-alat/Bahan Medis

fungsi alat-alat/bahan medis merupakan fungsi pengadaan barang dan bahan medis.

HC.5.1 Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

fungsi pengadaan alat medis berupa obat-obatan dan bahan medis habis pakai.

Contoh:

Program sarana prasarana: Pengadaan obat-obatan Pengadaan BMHP

HC.5.2 Perlengkapan Terapis dan Alat Medis Lainnya

fungsi pengadaan perlengkapan medis/alat bantu terapi seperti alat bantu dengar, kacamata dll.

HC.6 Pelayanan Pencegahan dan Kesehatan Masyarakat

fungsi pelayanan pencegahan dan kesehatan masyarakat merupakan semua aktivitas pelayanan yang bertujuan mencegah terjadinya penyakit melalui upaya-upaya kesmas.

HC.6.1 Program Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

merupakan program kesmas yang bertujuan untuk memberikan informasi, konseling dan edukasi kesehatan.

Contoh:

Program upaya kesehatan: Gema mapan melalui UKS HC.6.2 Program Imunisasi

merupakan program kesmas yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan program imunisasi dan eliminasi penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.

Contoh:

Sweeping imunisasi dan vitamin A HC.6.3 Program Deteksi Dini Penyakit

merupakan program kesmas yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi penyakit dalam individu atau kelompok masyarakat tertentu yang beresiko.

Contoh:

Screening HIV/ AIDS pada kelompok beresiko HC.6.4 Program Pemantauan Status Kesehatan

merupakan program kesehatan yang bertujuan untuk melakukan monitoring status kesehatan penduduk.

Contoh:

(27)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-4: FUNGSI (HC)

Program Pengendalian penyakit tidak menular

HC.6.5 Surveilans Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Menular

merupakan program kesehatan yang bertujuan mengamati kejadian dan menganalisis kecenderungan masalah kesehatan masyarakat.

Contoh:

P2PL TB: fasilitasi pengendalian TB

P2PL Kusta: peningkatan tata laksana kusta di kabupaten/kota HC.6.6 Program Kesiapan Penanganan KLB

merupakan program kesehatan yang bertujuan untuk mengenali potensi bencana dan upaya penanggulangan KLB dan bencana.

Contoh:

Program P2PL: Peningkatan kewaspadaan dini terhadap bencana

HC.7 Tata Kelola dan Administrasi Sistem Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan

fungsi tata kelola dan administrasi sistem kesehatan dan pembiayaan merupakan fungsi pengaturan sistem kesehatan (termasuk pembiayaan)

HC.7.1 Tata Kelola dan Administrasi Sistem Kesehatan

fungsi ini merupakan fungsi yang diperlukan untuk pengelolaan, manajemen, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan upaya kesehatan.

Contoh:

Program upaya kesehatan: Pengawasan obat dan makanan Program upaya kesehatan: pengawasan obat rasional Program manajemen pelayanan kesehatan

HC.7.2 Administrasi Pembiayaan Kesehatan

fungsi ini merupakan fungsi yang diperlukan untuk pengelolaan pembiayaan kesehatan.

Contoh:

Program upaya kesehatan: peningkatan pembiayaan kesehatan Pertemuan koordinasi JKN

HC.9 Pelayanan Kesehatan Diluar Klasifikasi Di Atas

(28)

5. JENIS PROGRAM (PR)

Jenis program adalah kelompok program kesehatan yang dibiayai dengan belanja dari pengelola anggaran, sebagai berikut :

DIMENSI 5: PROGRAM (PR)

PR.1 Program Kesehatan Masyarakat

PR.1.1 Program KIA, Gizi dan KB

PR.1.1.1 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) PR.1.1.2 Gizi

PR.1.1.3 Imunisasi PR.1.1.4 KB dan Konseling

PR.1.1.5 Gabungan KIA, Gizi dan KB PR.1.1.6 Program KIA, Gizi dan KB lainnya

PR.1.2 Program Pelayanan Promosi Kesehatan dan Pencegahan PR.1.2.1 UKS

PR.1.2.2 Pelayanan Kesehatan Kerja PR.1.2.3 Kesehatan Lingkungan PR.1.2.4 Kesehatan Remaja

PR.1.2.5 Pengawasan Makanan, Minuman and Hygine PR.1.2.6 Penanggulangan Bencana

PR.1.2.7 Pelayanan Promosi Kesehatan PR.1.2.8 Surveilans

PR.1.2.9 Pelayanan Kesehatan Haji PR.1.2.10 Pelayanan Kesehatan Usila

PR.1.2.11 Gabungan Pelayanan Promosi Kesehatan dan Pencegahan lainnya PR.1.2.12 Program Pelayanan Promosi Kesehatan dan Pencegahan lainnya PR.1.3 Program Pencegahan Penyakit Menular

PR.1.3.1 TBC PR.1.3.2 Malaria PR.1.3.3 HIV/AIDS PR.1.3.4 Diare

PR.1.3.5 DHF/Demam Berdarah PR.1.3.6 ISPA

PR.1.3.7 Gabungan Program Pencegahan Penyakit Menular PR.1.3.8 Program Pencegahan Penyakit Menular Lainnya PR.1.4 Program Pencegahan Penyakit Tidak Menular

PR.1.4.1 DM PR.1.4.2 Hipertensi PR.1.4.3 Jiwa PR.1.4.4 Jantung

(29)

PR.1.5 Skrining Kesehatan

PR.1.6 Kesiapan serta Penanggulangan Wabah, KLB, dan Bencana PR.1.7 Program Kesehatan Masyarakat lainnya

PR.2 Program Kesehatan Individu PR.2.1 Pelayanan Rawat Jalan PR.2.2 Pelayanan Rawat Inap PR.2.3 Pelayanan Rujukan PR.2.4 Pelayanan Rehabilitatif

PR.2.5 Pelayanan Kuratif/ Individu Lainnya PR.3 Program Penguatan Sistem Kesehatan

PR.3.1 Tata Kelola Sistem Kesehatan PR.3.1.1 Penguatan Regulasi

PR.3.1.2 Penyusunan Rencana Jangka Panjang dan Strategis PR.3.1.3 Penguatan Manajemen (termasuk gaji)

PR.3.1.4 Penguatan Sistem Informasi

PR.3.1.5 Penguatan Tata Kelola Sistem Kesehatan Lainnya PR.3.2 Sumber Daya Manusia Kesehatan

PR.3.2.1 Perencanaan dan Pengadaan SDM Kesehatan PR.3.2.2 Pendayagunaan/Penempatan SDM Kesehatan PR.3.2.3 Pembinaan/Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan PR.3.2.4 Penguatan SDM Kesehatan Lainnya

PR.3.3 Farmasi, Alat Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan PR.3.3.1 Perencanaan dan Pengadaan

PR.3.3.2 Logistik dan Distribusi

PR.3.3.3 Pengawasan Mutu dan Penggunaan Obat Rasional

PR.3.3.4 Penguatan Farmasi, alat kesehatan dan pengawasan obat dan makanan lainnya PR.3.4 Penelitian dan Pengembangan

PR.3.5 Pemberdayaan Masyarakat

PR.3.5.1 Pelatihan dan Pembinaan Kader, Toma, Toga PR.3.5.2 Kerjasama lintas sektor, swasta dan modal sosial PR.3.5.3 Pemberdayaan Masyarakat lainnya

PR.3.6 Penguatan Sistem Pembiayaan Kesehatan

PR.3.6.1 Penguatan Tata Kelola Keuangan untuk UKM PR.3.6.2 Penguatan Tata Kelola Keuangan untuk UKP PR.3.6.3 Jaminan Kesehatan

PR.3.6.4 Penguatan Tata Kelola Pembiayaan Kesehatan lainnya PR.3.7 Upaya Kesehatan: Penguatan Infrastruktur

PR.3.7.1 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur UKP PR.3.7.2 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur UKM

(30)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

PR

merupakan program kesehatan yang dibiayai dengan belanja dari pengelola anggaran. Untuk mengisi akun dimensi program, biasanya langsung melihat program pada dokumen anggaran.

PR.1 Program Kesehatan Masyarakat

merupakan program kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan penduduk/ masyarakat.

PR.1.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Gizi dan Keluarga Berencana (KB)

ruang lingkup program KIA, Gizi dan KB yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan dan pelayanan kesehatan KIA, Gizi dan KB.

PR.1.1.1 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

ruang lingkup program KIA yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan dan pelayanan kesehatan bagi Ibu, Bayi dan Balita

Contoh:

Pertemuan kemitraan bidan dan dukun

supervisi fasilitatif pelayananan persalinan, nifas di pelayanan kesehatan Lokakarya gerakan sayang ibu pada Desa Siaga

Pertemuan audit maternal perinatal Pelatihan asuhan persalinan normal PR.1.1.2 Gizi

ruang lingkup program gizi meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan ststus gizi masyarakat.

Contoh:

Pertemuan MP-ASI dan PMT Ibu hamil Surveilans gizi buruk

Penanggulangan KEP, anemia besi, dan kekurangan vitamin A Pertemuan evaluasi program gizi

Pelatihan gizi bagi kader Posyandu

Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi Pemberian makanan tambahan dan dan vitamin

Pelaksanaan kegiatan gizi di bulan vitamin A tingkat Posyandu Penanggulangan Gizi buruk

PR.1.1.3 Imunisasi

ruang lingkup program imunisasi meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi

Contoh:

Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah Peningkatan imunisasi

Monitoring pelaksanaan catch up campak Konsultasi program imunisasi

(31)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

Imunisasi TT WUS Monitoring kasus KIPI Sweeping imunisasi PR.1.1.4 KB

ruang lingkup program KB meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan cakupan pelayanan KB serta kesehatan reproduksi bagi masyarakat.

Contoh:

Pelayanan konseling KB Kesehatan reproduksi remaja Rapat kerja KB

Rapat koordinasi KB tingkat kabupaten Operasi mangunggal KB Kesehatan Perlindungan hak reproduksi

Pelayanan KB dan Alat kontrasepsi bagi keluarga miskin KIE program KB

PR.1.2 Pelayanan Promosi Kesehatan dan Upaya Pencegahan

ruang lingkup program promosi kesehatan dan upaya pencegahan meliputi semua kegiatan dalam arti luas yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dibidang kesehatan.

PR.1.2.1 UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

ruang lingkup program UKS meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan anak sekolah.

Contoh: UKS/ UKGS

Training dokter cilik Paket P3K UKS PHBS tingkat SD

PR.1.2.2 Pelayanan Kesehatan Kerja

ruang lingkup program pelayanan kesehatan kerja meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan pekerja usia produktif.

Contoh:

Sosialisasi keamanan dan kesehatan pekerja di kawasan industry Pelayanan kesehatan kerja

Survey daerah industry PR.1.2.3 Kesehatan Lingkungan

ruang lingkup program pelayanan kesehatan kerja meliputi semua kegiatan mengawasi dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Contoh:

(32)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

Sanitasi lingkungan

Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Pembangunan sarana air bersih

Kampanye total sanitasi PR.1.2.4 Kesehatan Remaja

ruang lingkup program kesehatan remaja meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan remaja.

Contoh:

Pendidikan kesehatan seksual remaja Pendidikan kesehatan reproduksi remaja

PR.1.2.5 Pengawasan Obat, Makanan, Minuman and Hygine

ruang lingkup program Pengawasan Obat, Makanan dan Hygine meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mengawasi Obat, makanan, minuman dan kebersihannya.

Contoh:

Survey industri makanan rumahan

Penyuluhan pedagang dan insustri kecil jajanan anak PR.1.2.6 Penanggulangan Bencana

ruang lingkup program penanggulangan bencana meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan penanggulangan bencana

Contoh:

Sistim Kewaspadaan Dini dan KLB

Penanganan Penyakit Endemik dan Penanganan Korban Bencana PR.1.2.7 Pelayanan Promosi Kesehatan

ruang lingkup program promosi kesehatan meliputi semua kegiatan dalam arti luas yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dibidang kesehatan

Contoh:

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Penyuluhan Masyarakat tentang Pola Hidup Sehat PR.1.2.8 Surveilans

ruang lingkup program surveilans meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mengamati kejadian dan menganalisis kecenderungan masalah kesehatan masyarakat

Contoh:

Peningkatan Surveilans Epidemologi Surveilans epidemiologi

PR.1.2.9 Pelayanan Kesehatan Haji

(33)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

Contoh:

Skrining kesehatan haji Vaksinasi jemaah haji PR.1.2.10 Kesehatan Lansia

ruang lingkup program kesehatan lansia meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan usila.

Contoh:

Pelayanan kesehatan lansia Penyuluhan PPTM kepada lansia PR.1.3 Pencegahan Penyakit Menular

ruang lingkup program pencegahan penyakit menular meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penularan penyakit.

PR.1.3.1 TB Paru

ruang lingkup program TB meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penularan dan menemukan serta mengobati kasus TB.

Contoh:

Pemantauan/ pengobatan kasus TB Pelayanan TB

Pemeriksaan sputum TB Pelacakan kasus TB Peremuan kelompok TB Operasionalisasi PMO PR.1.3.2 Malaria

ruang lingkup program malaria meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penularan dan menemukan serta mengobati kasus malaria.

Contoh:

Sosialisasi dan pelatihan malaria

Monitoring penggunaan springkle dan kelambu tingkat RT Penanggulangan malaria

Pamantauan tatalaksana malaria Follow up malaria

Training kader tentang malaria Sosialisasi malaria pada ibu hamil Mass blood survey

PR.1.3.3 HIV/ AIDS

ruang lingkup program HIV/ AIDS meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penularan dan menemukan serta mengobati kasus HIV/ AIDS.

Contoh:

(34)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

Kewaspadaan universal kesehatan reproduksi dan HIV/ AIDS Sosialisasi HIV AIDS

Peningkatan pengetahuan HIV/ AIDS PR.1.3.4 Diare

ruang lingkup program diare meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penularan serta mengobati kasus diare.

Contoh:

Pemantauan tata laksana kasus diare TL kasus diare

PR.1.3.5 DBD

ruang lingkup program demam berdarah dengue meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penularan serta mengobati kasus DBD.

Contoh:

Pemantauan tata laksana kasus DBD TL kasus DBD

PR.1.3.6 ISPA

ruang lingkup program ISPA meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penularan serta mengobati kasus ISPA.

Contoh:

Pemantauan tata laksana kasus ISPA TL kasus ISPA

PR.1.3.7 Gabungan Pencegahan Penyakit Menular Lainnya

ruang lingkup gabungan ini adalah semua kegiatan yang merupakan gabungan dari dua program pencegahan penyakit menular atau lebih

Contoh:

Program tata laksana kasus TB pada penderita HIV/AIDS Program pemberantasan nyamuk untuk DBD dan malaria PR.1.3.8 Program Pencegahan Penyakit Menular lainnya

ruang lingkup program meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mencegah penularan dan menemukan serta mengobati kasus selain TB, malaria, ISPA, HIV/AIDS, diare dan DBD.

Contoh:

Tindak lanjut pneumonia Pelacakan minum obat kusta

Penemuan kasus kusta dan frambusia Penemuan kasus filariasis

PR.1.4 Pencegahan Penyakit Tidak Menular

(35)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

PR.1.4.1 DM

ruang lingkup program DM meliputi semua kegiatan yang bertujuan menurunkan angka kejadian DM dan meningkatkan kualitas hidup penderita DM.

Contoh:

Penyuluhan PPTM: diabetes

Pemeriksaan glukosa darah gratis bagi keluarga miskin PR.1.4.2 Hipertensi

ruang lingkup program hipertensi meliputi semua kegiatan yang bertujuan menurunkan angka kejadian hipertensi dan meningkatkan kualitas hidup penderita hipertensi.

Contoh:

Pemeriksaan tekanan darah gratis bagi keluarga miskin PR.1.4.3 Jiwa

ruang lingkup program jiwa meliputi semua kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, pengetahuan tentang penyakit kejiwaan dan meningkatkan kualitas hidup penderita gangguan jiwa.

Contoh:

Pelayanan kesehatan mental PR.1.4.4 Jantung

ruang lingkup program jantung meliputi semua kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, pengetahuan tentang penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup penderita gangguan jantung.

Contoh:

Senam jantung sehat

PR.1.4.6 Pencegahan Penyakit Tidak Menular Lainnya

ruang lingkup program ini meliputi semua kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, pengetahuan tentang penyakit diluar DM, Hipertensi, jantung dan jiwa.

Contoh:

Bantuan transportasi penderita gagal ginjal PR.1.5 Skrining Kesehatan

ruang lingkup program skrining kesehatan meliputi semua kegiatan yang bertujuan melakukan skrining kesehatan

Contoh: Skrining IVA Skrining hipotiroid

PR.1.6 Kesiapan serta Penanggulangan KLB dan Bencana

ruang lingkup program kesiapan derta penanggulangan KLB dan bencana meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mengenali potensi bencana dan melakukan upaya penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan wabah.

(36)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

Pengembangan sistem kewaspadaan dini KLB Penanganan penyakit endemic

Penanganan korban bencana Magang BTLS bagi petugas IGD RS PR.2 Program Kesehatan Individu

merupakan program kesehatan yang bertujuan untuk mengobati, memperbaiki dan memulihkan pasien/ individu dari penyakit yang diderita.

PR.2.1 Pelayanan Rawat Jalan Contoh:

Pelayanan kesehatan rawat jalan pelayanan rawat jalan OOP PR.2.2 Pelayanan Rawat Inap

Contoh:

Pelayanan kesehatan rawat Inap Rawat inap

PR.2.3 Pelayanan Rujukan Contoh:

Pelayanan Ambulance Transport rujukan PR.2.4 Pelayanan Rehabilitatif

Contoh:

Pelayanan kesehatan fisioterapi PR.2.5 Pelayanan Kuratif/Individu Lainnya

merupakan pelayanan kesehatan lain yang bertujuan untuk mengobati, memperbaiki dan memulihkan kesehatan lainnya diluar pelayanan rawat inap, rawat jalan dan pelayanan rehabilitatif.

PR.3 Penguatan Sistem Kesehatan

Dimensi Penguatan sistem kesehatan merupakan dimensi pengembangan (baru) yang diadakan untuk mendapatkan gambaran belanja kesehatan untuk program penguatan sistem kesehatan (SKN, Perpres No. 71 Tahun 2012)

PR.3.1 Tata Kelola Sistem Kesehatan

belanja kesehatan yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan seperti perencanaan, koordinasi, integrasi, regulasi, sinkronisasi dan harmonisasi berbagai subsistem SKN agar efektif, efisien dan transparansi dalam penyelenggaraannya

PR.3.1.1 Penguatan Regulasi

PR.3.1.2 Penyusunan Rencana Jangka Panjang dan Strategis Contoh:

(37)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

ruang lingkup program administrasi dan manajemen meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mendukung program administrasi perkantoran.

Contoh:

Gaji/ upah pegawai bagian penunjang Penyediaan jasa surat menyurat

Penyediaan jasa administrasi keuangan

Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan Pengadaan masterplan RS

Manajemen kantor

Advokasi jabatan fungsional Penyediaan ATK

Rapat-rapat koordinasi

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan PR.3.1.4 Penguatan Sistem Informasi

ruang lingkup program sistem informasi kesehatan meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan, memperbaiki sistem informasi kesehatan.

Contoh:

Pengembangan sistem informasi pelayanan Revitalisasi SIK

Pengembangan sistem akuntansi RS Pengadaan alat pengolah data

Pengembangan sistim manajemen data terpadu PR.3.1.5 Penguatan Tata Kelola Sistem Kesehatan Lainnya

PR.3.2 Sumber Daya Manusia Kesehatan

Belanja kesehatan yang dipergunakan untuk hal yang terkait dengan SDM

kesehatan mulai dari perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan yang bermutu serta dapat terdistribusinya secara merata

PR.3.2.1 Perencanaan dan Pengadaan SDM Kesehatan PR.3.2.2 Pendayagunaan/Penempatan SDM Kesehatan PR.3.2.3 Pembinaan/Peningkatan kapasitas SDM kesehatan

Contoh:

Peningkatan kapasitas aparatur Peningkatan disiplin aparatur Pelatihan ANC Bidan

Pelatihan ACLS bagi Dokter Puskesmas

PR.3.2.4 Penguatan Sumber Daya Manusia Kesehatan Lainnya PR.3.3 Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan/Minuman

(38)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-5: PROGRAM (PR)

PR.3.3.1 Perencanaan dan Pengadaan PR.3.3.2 Logistik dan Distribusi

PR.3.3.3 Pengawasan Mutu dan Penggunaan Rasional PR.3.3.4 Penguatan Farmasi, Alkes dan Mamin Lainnya PR.3.4 Penelitian dan Pengembangan

Belanja kesehatan yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan kesehatan, baik itu terkait biomedis, teknologi dasar kesehatan, teknologi terapan, epidemiologi klinik, kesehatan masyarakat, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

PR.3.5 Pemberdayaan Masyarakat

ruang lingkup program pemberdayaan masyarakat meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan jejaring kerja dengan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.

Contoh:

Program pemberdayaan masyarakat desa Program kemitraan dengan institusi pendidikan PR.3.5.1 Pelatihan dan Pembinaan Kader

PR.3.5.2 Kerjasama Lintas Sektor, Swasta dan Modal Sosial PR.3.5.9 Pemberdayaan Masyarakat Lainnya

PR.3.6 Penguatan Sistem Pembiayaan Kesehatan

Belanja kesehatan yang diperuntukan bagi penguatan sistem pembiayaan kesehatan terutama untuk tata kelola keuangan UKM dan UKP

PR.3.6.1 Penguatan Tata Kelola Keuangan untuk UKM PR.3.6.2 Penguatan Tata Kelola Keuangan untuk UKP

Contoh:

Pertemuan evaluasi JKN

Program upaya kesehatan: peningkatan pembiayaan kesehatan JKN PR.3.6.3 Jaminan Kesehatan

Contoh:

Pengelolaan Jamkesda Iuran Jamkesda

PR.3.6.4 Penguatan Tata Kelola Pembiayaan Kesehatan Lainnya PR.3.7 Upaya Kesehatan: Penguatan Infrastruktur

Merupakan belanja kesehatan yang dipergunakan untuk penguatan infrastruktur (fisik dan non fisik) pengelolaan UKM, UKP dan unit penunjang

Contoh:

Pembangunan dan rehabilitasi RS Pembangunan Pustu

(39)

6. JENIS KEGIATAN (HA)

Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh provider yang secara umum dapat dibagi dua, yaitu (a) kegiatan tidak langsung / kegiatan penunjang dan (b) kegiatan langsung.

DIMENSI 6: JENIS KEGIATAN (HA)

HA.1 Kegiatan Tidak Langsung

HA.1.1 Manajerial dan Koordinasi

HA.1.2 Pengadaan dan Peningkatan Kapasitas Personil (Pendidikan dan Pelatihan) HA.1.3 Perencanaan dan Penganggaran Program

HA.1.4 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan HA.1.5 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur HA.1.6 Pengadaan Alat Kantor dan Alat Non Medis HA.1.7 Penelitian dan Pengembangan Kesehatan HA.1.8 Supervisi dan Bimbingan Teknis

HA.1.9 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai HA.1.10 Kegiatan Tidak Langsung Lainnya HA.2 Kegiatan Langsung

HA.2.1 Kegiatan Program Kesehatan Masyarakat HA.2.1.1 Promosi dan Penyuluhan kesehatan HA.2.1.2 Pemeriksaan Mutu Air

HA.2.1.3 Vector Control (Pengendalian Vector) HA.2.1.4 Pendataan Sasaran

HA.2.1.5 Pengambilan sampel HA.2.1.6 Survey TTU

HA.2.1.7 Surveilans Epidemiologi dan KLB HA.2.1.8 Penemuan dan Pemantauan Kasus HA.2.1.9 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

HA.2.1.10 Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan HA.2.1.11 Pelayanan Gizi

HA.2.1.12 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Alat Medis Kesehatan Masyarakat HA.2.1.13 Kegiatan Kesehatan Masyarakat Langsung Lainnya

HA.2.2 Kegiatan Program Kesehatan Individu HA.2.2.1 Diagnosis dan Pengobatan

HA.2.2.2 Laboratorium dan Dukungan Diagnosis Lainnya HA.2.2.3 Tindakan Medis

HA.2.2.4 Rehabilitasi Medik

HA.2.2.5 Pelayanan Transfusi Darah HA.2.2.6 Penyuluhan Individu

(40)

KODE AKUN DEFINISI OPERASIONAL DIMENSI-6: JENIS KEGIATAN (HA)

HA Jenis Kegiatan merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemberi pelayanan (provider).

HA.1 Kegiatan Tidak Langsung

adalah semua kegiatan yang secara tidak langsung menghasilkan output program dan tidak terkait pelayanan serta tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan pelayanan kesehatan.

HA.1.1 Manajerial dan Koordinasi

mencakup kegiatan yang mendukung program administrasi perkantoran.

Contoh:

Gaji pegawai Dinkes

Penyediaan jasa surat menyurat Penyediaan jasa komunikasi, air, listrik

Penyediaan dan pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas operasional Penyediaan jasa administrasi keuangan

Rapat koordinasi

Koordinasi pengelolaan program Penyediaan ATK

Penyediaan jasa kebersihan kantor

Penyediaan bahan cetak dan penggandaan

HA.1.2 Pengadaan dan Peningkatan Kapasitas Personil (Pendidikan dan Pelatihan)

meliputi kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Contoh:

Pelatihan perawatan balita

pelatihan tehnik fungsional keperawatan bagi perawat Puskesmad dan Pustu Pelatihan penanganan kegawatdaruratan bagi BBL

Pelatihan MTBS Diklat staf

Pelatihan laboratorium pemeriksaan CD4 Pelatihan teknis pengelolaan obat dan vaksin Pelatihan keuangan dan sistem informasi Kursus program computer

Kursus programer computer

Kursus kepemimpinan di Puskesmas bagi kepala Puskesmas

Pelatihan fasilitator kelas dan Klinik APN dalam rangka penguatan P2KP Pelatihan laboran TB paru bagi analis kesehatan

Pelatihan surveilans bagi penanggung jawab Desa Siaga Magang bagi petugas lab PKA

Referensi

Dokumen terkait

Sumari (Tergugat/Terbanding) yang berupa obyek sengketa, akan tetapi para Penggugat/para Pembanding bermaksud menarik kembali hibah yang telah diberikan kepada

Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut : Hakim, Quantity Surveyor, Petugas Commisioning atau peran yang bisa memiliki kekuatan

Tekanan di jalur pipa tercapai : 2-3 Bar - Terkena imbas gerakan Hose bertekanan - Selalu gunakan perlengkapan keamanan standard kerja (safety shoes, Hard Hat,Google &

(Desain rekayasa adalah aktivitas total yang diperlukan untuk mengadakan dan mendefinisikan solusi-solusi untuk masalah yang belum dipecahkan sebelumnya, atau solusi baru

Hasil analisis data penelitian ini yaitu ada hubungan antara pengetahuan siswa tentang gigi molar satu permanen dengan karies molar satu permanen pada siswa kelas VIII

Surat kuasa pendebetan/penarikan dana atas beban Rekening Milik Bendahara Umum Negara di Bank Indonesia yang telah diterbitkan dengan menggunakan format yang iiOak sesuai

Ibu X berkata %Saya merasa tidak pantas punya banyak teman suster karena saya Saya merasa tidak pantas punya banyak teman suster karena saya merasa bahwa saya sudah tua. Sesuai