• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I HPP KONVENSIONAL - MODUL PRAKTIKAN AM ATA 2017-2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I HPP KONVENSIONAL - MODUL PRAKTIKAN AM ATA 2017-2018"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKAN AM | 1 BAB I

HPP KONVENSIONAL

Harga pokok produksi adalah biaya – biaya produksi yang dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk (total biaya yang bersangkutan dengan produk tersebut) yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam periode bersangkutan. Unsur-unsur harga pokok produksi tersebut yakni terdiri dari :

1. Biaya Bahan Baku

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Biaya Overhead Pabrik

Metode biaya Konvensional (tradisional) hanya membebankan biaya produk sebesar biaya produksinya. Oleh karena itu, dalam sistem Konvensional biaya produk terdiri atas 3 ( Tiga ) elemen, yaitu: (1) Biaya Bahan Baku / BBB, (2) Biaya Tenaga Kerja Langsung / BTKL, dan (3) Biaya Overhead Pabrik / BOP. Dan metode penentuan hpp konvensional ada dua yaitu full costing dan variabel costing, yang dirancang berdasarkan kondisi teknologi manufaktur pada masa lalu.

Terdapat dua pendekatan dalam metode penentuan Harga Pokok Produksi yaitu :

1. FULL COSTING

Metode Full Costing => pendekatan FUNGSI

Membebankan seluruh biaya produksi sebagai cost produk, baik biaya produksi yang berprilaku variabel maupun tetap.

Biaya operasi adalah : Seluruh biaya untuk menawarkan dan menjual produk setelah keluar dari fungsi produksi, meliputi biaya operasi tetap dan variabel atau bisa dikelompokkan menjadi fungsi lebih terinci, seperti fungsi administrasi, fungsi penjualan dsb.

(2)

MODUL PRAKTIKAN AM | 2 Full costing mengalokasikan suatu proporsi dari overhead pabrikasi tetap dan variabel kepada setiap unit yang dihasilkan dalam satu periode. Full costing terdiri atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrikasi tetap dan variabel. Dalam metode ini, biaya overhead pabrikasi tetap disertakan dalam persediaan, dan dimasukan sebagai beban hanya pada saat persediaan tadi dijual.

2. VARIABEL COSTING

Metode Variable Costing => pendekatan Tingkah Laku.

Perhitungan harga pokok dan penyajian laporan laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi. Pendekatan ini digunakan karena dianggap produksi yang berubah-ubah saja layak dibebankan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan pembebanan. Demikian pula pada Biaya Operasi. Biaya Operasi variabel dipisahkan dengan biaya operasi tetap karena biaya operasi variabel berubah sesuai dengan perubahan operasi perusahaan sedangkan biaya operasi tetap tidak dipengaruhi oleh operasi perusahaan.

Jika perusahan menggunakan variabel costing dalam menentukan harga pokok produksinya adalah total biaya variabel (BBB+BTKL+BOP variabel + biaya adm & umum variabel + biaya pemasaran variabel) ditambah dengan total biaya tetap (BOP tetap + biaya adm & umum tetap + biaya pemasaran tetap).

Dalam metode variabel costing hanya biaya produksi variabel saja yang diperhitungkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan. Ketika tingkat aktivasi diukur dalam unit produk yang dihasilkan, maka biaya variabel biasanya terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrikasi variabel. Biaya overhead pabrikasi tetap berkaitan dengan kapasitas produktif pabrik dan umunya tidak dipengaruhi oleh kuantitas produk yang diproduksi. Oleh karena itu, biaya overhead pabrikasi tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk, melainkan diperlakukan sebagai biaya periode, seperti halnya beban penjualan dan administratif.

Diperlakukan tiga langkah dalam aplikasi penentuan variabel costing :

 Semua biaya dianalis secara cermat guna menentukan mana yang berperilaku variabel dan tetap.

 Biaya variabel dikenakan sebagai biaya produk.

(3)

MODUL PRAKTIKAN AM | 3 Biaya produk ialah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Biaya periode ialah semua biaya nonpabrikasi yang dikeluarkan untuk menjual produk, disebut juga noninventoriable cost karena biaya ini dikeluarkan selama periode berjalan untuk menunjang aktivitas perusahaan, tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya nonpabrikasi ialah biaya dikeluarkan yang tidak dapat dikaitkan atau dibebankan kepada sebuah produk manufaktur. Seperti biaya pemasaran, dan biaya adm & umum

Perbandingan metode variable costing dan metode full costing

1. Penentuan harga pokok produksi

Full costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang membebankan seluruh biaya produksi, baik biaya variable maupun biaya tetap ke produk. Dalam metode ini biaya overhead produk dibebankan dengan menggunakan tarif yang telah ditentukan dimuka. Biaya overhead pabrik tetap dianggap sebagai biaya produksi dan baru akan dilaporkan dalam laporan laba rugi apabila produk telah terjual.

Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang hanya memperhitungkan biaya variable, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik variable. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya produksi tapi dibebankan dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya (period cost).

2. Penyajian laporan laba rugi

Pada Metode variable costing, seluruh biaya overhead tetap yang terjadi dalam periode tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi perode tersebut sehingga akan mengurangi pendapatan pada periode tersebut.

(4)

MODUL PRAKTIKAN AM | 4 CONTOH KASUS

HPP KONVENSIONAL

PT LABALA adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku menjadi produk siap di jual. Berikut adalah data-data biaya produksi perusahaan yang dikumpulkan pada akhir periode 2015.

1. Biaya Produksi

Biaya Bahan Baku (raw material) Rp. 10.000 /unit Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor cost) Rp. 6000 /unit Total Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp. 600.000.000 /th (Variabel : 70%, Tetap :30%)

Total Biaya Administrasi & Umum Rp. 50.000.000 /th (Variabel: 45%, Tetap : 55%)

Total Biaya Pemasaran Rp. 20.000.000 /th

(Variabel : 60%, Tetap : 40%)

2. Harga jual produk jadi sebesar Rp 70.000 /unit 3. Data Penjualan dan Produksi

Persediaan Awal 20.000 unit

Produksi 80.000 unit

Penjualan 70.000 unit

Persediaan Akhir 30.000 unit

Diminta:

(5)

MODUL PRAKTIKAN AM | 5 JAWABAN CONTOH KASUS :

1. BiayaProduksi per unit

 BOP Tetap /unit = 30% X Rp. 600.000.000 = Rp. 2.250/unit 80.000 unit

 BOP Variabel /unit = 70% X Rp. 600.000.000 = Rp. 5.250/unit 80.000 unit

BiayaProduksi /Unit Metode Full Costing MetodeVariabel Costing

BBB Rp. 10.000 Rp. 10.000

BTKL Rp. 6.000 Rp. 6.000

BOP Variabel Rp. 5.250 Rp. 5.250

BOP Tetap Rp. 2.250 -

(6)

MODUL PRAKTIKAN AM | 6 2. Laporan Laba Rugi

a. Full Costing

INCOME STATEMENT

Penjualan (70.000 x Rp. 70.000) Rp.4.900.000.000

HPP

Persediaan Awal (20.000 x Rp. 23.500) Rp. 470.000.000 BBB (80.000 x Rp. 10.000) Rp. 800.000.000

BTKL (80.000 x Rp. 6.000) Rp. 480.000.000 BOP Variabel (80.000xRp. 5.250) Rp. 420.000.000 BOP Tetap (80.000 x Rp. 2.250) Rp. 180.000.000 + Persediaan Akhir (30.000 x Rp. 23.500) (Rp. 705.000.000)

HPP (Rp.1.645.000.000)

Laba Kotor Rp. 3.255.000.000

Biaya Operasi

Total Biaya Operasi (Rp. 70.000.000)

(7)

MODUL PRAKTIKAN AM | 7 b.Variabel Costing

INCOME STATEMENT

Penjualan (70.000 x Rp. 70.000) Rp. 4.900.000.000

HPP

Persediaan Awal (20.000 x Rp. 21.250) Rp. 425.000.000 BBB (80.000 x Rp. 10.000) Rp. 800.000.000

BTKL (80.000 x Rp. 6.000) Rp. 480.000.000 BOP Variabel (80.000xRp. 6.000) Rp. 420.000.000

Biaya Produksi Rp.1.700.000.000

BTUD Rp. 2.125.000.000

Persediaan Akhir (30.000 x Rp. 21.250) (Rp.637.000.000)

HPP Rp. 1.487.500.000

 Biaya Adm & Umum Var (45% x Rp. 50.000.000) Rp. 22.500.000  Biaya Pemasaran Var (60% x Rp. 20.000.000) Rp. 12.000.000

Total Biaya Variabel (Rp. 1.552.000.000)

Laba Kontribusi Rp. 3.378.000.000

Biaya Tetap

Total Biaya Tetap (Rp. 215.500.000)

Laba Bersih Rp. 3.162.500.000

(8)

MODUL PRAKTIKAN AM | 8 FORM 1

(9)
(10)

MODUL PRAKTIKAN AM | 10 BAB II

PENENTUAN HPP DENGAN METODE

ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

Metode ABC (Activity Based Costing) merupakan alternatif lain terhadap metode pembiayaan tradisional atas biaya overhead. Konsep ini muncul karena dianggap metode tradisional tidak tepat dalam mengalokasikan biaya overhead ke produksi hanya dengan mengandalkan dasar bahan langsung, upah langsung ataupun unit produksi saja.

Activity Based Costing merupakan penentuan harga pokok produk (cost good of manufactured) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat untuk kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. Metode ABC (Activity Based Cost) menurut Mulyadi(2003:25) merupakan sebuah sistem informasi biaya yang menyediakan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personil perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Oleh karena itu, informasi akuntansi yang dirancang atas dasar aktivitas (activity-based cost system) merupakan sistem akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen saat sekarang (Mulyadi:35)

Tujuan Activity Based Costing adalah untuk mengalokasikan biaya ke transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk. Full Costing dan Variable Costing (konvensional) menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada fase produksi saja, sedangkan untuk Activity Based Costing menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada semua fase pembuatan produk yang terdiri dari :

1. Fase design dan pengembangan produk  Biaya design (design expenses)

 Biaya pengujian (testing expenses) 2. Fase produksi

 Unit level activity cost  Batch level activity cost

(11)

MODUL PRAKTIKAN AM | 11 3. Fase dukungan logistik

 Biaya iklan (advertising expenses)  Biaya distribusi (distribution expenses)

 Biaya garansi produk (product guarantee expenses)

Manfaat metode ABC :

1. Menyediakan informasi berlimpah tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer.

2. Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran berbasis aktivitas (activity-based budget).

3. Menyediakan informasi biaya untuk memantau implementasi rencana pengurangan biaya.

4. Menyediakan secara akurat dan multidimensi kos produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Keunggulan dari ABC :

1. Dapat mengatasi diversitas (perbedaan) volume dan produk sehingga pelaporan biaya produknya lebih akurat.

2. Mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. 3. Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasi aktivitas yang tidak

bernilai tambah.

4. Memberikan kemudahan kepada manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan baik mengenai produk maupun dalam mengelola aktivitas-aktivitas sehingga dapat menigkatkan efisiensi dan efektivitas usaha..

Kelemahan dari ABC:

1. Mengharuskan manajer melakukan perubahan radikal dalam cara berfikir mereka mengenai biaya, yang pada awalnya sulit bagi manajer untuk memahami ABC. 2. Tidak menunjukkan biaya yang akan dihindari meskipun memproduksi lebih sedikit

(12)

MODUL PRAKTIKAN AM | 12 3. Memerlukan upaya pengumpulan data yang diperlukan guna keperluan persyaratan

laporan keuangan.

(13)

MODUL PRAKTIKAN AM | 13

• Biaya Inspeksi Pabrik (Factory Inspection Expense) : Rp 185.000

• Biaya Listrik : Rp 100.000

• Biaya Perawatan Mesin (Machine Maintenance Cost) : Rp 120.000

(14)

MODUL PRAKTIKAN AM | 14 Hitunglah Harga Pokok per unit :

a. Menggunakan metode konvensional dengan memakai tarif overhead jam mesin! b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :

 Biaya Inspeksi pabrik dialokasikan berdasarkan jam inspeksi.  Biaya Listrik dialokasikan berdasarkan kilowatt jam.

 Biaya Perawatan Mesin dialokasikan berdasarkan jam mesin.

 Biaya Persiapan Produksi dialokasikan berdasarkan putaran produksi. c. Bandingkan hasil dari kedua metode tersebut!

JAWABAN CONTOH KASUS

a. Metode Konvensional :

Tarif BOP :Rp 525.000 / 3.250 JM = Rp161,54 / Jam Mesin

Keterangan A B C D

Biaya Material Rp 160.000 Rp140.000 Rp 150.000 Rp 200.000

BTKL Rp 100.000 Rp 93.750 Rp 87.500 Rp 106.250

BiayaUtama Rp 260.000 Rp 233.750 Rp 237.500 Rp 306.250

BOP

- BTKL = Jam Kerja Langsung x Biaya Tenaga Kerja - Biaya Utama = Biaya Material + BTKL

- BOP = Jam Mesin x Tarif BOP - HPP = Biaya Utama + BOP

(15)

MODUL PRAKTIKAN AM | 15 b. Metode ABC

Tarif BOP :

Biaya Inspeksi Pabrik : Rp 185.000/ 700 Jam = Rp264,29 / Jam inspeksi

Biaya Listrik : Rp100.000 / 5.525 kwh = Rp 18,10 / kwh

Biaya Perawatan Mesin : Rp120.000 / 3250 = Rp 36,92 / Jam Mesin

Biaya Persiapan Produksi : Rp 120.000 / 285 =Rp 421,05 / Putaran

Keterangan A B C D

Rp29.536 Rp27.690 Rp30.274,4 Rp32.489,6

Biaya Persiapan

@ Rp421,05 / putaran

Rp35.789,25 Rp31.578,75 Rp23.157,75 Rp 29.473,5

HPP Rp 380.534 Rp 377.191,25 Rp 364.332,9 Rp 440.436,6

Unit yg Diproduksi 1300 unit 1000 unit 500 unit 700 unit

(16)

MODUL PRAKTIKAN AM | 16 c. Membandingkan Hasil Yang Diperoleh

Keterangan A B C D

HPP / Unit Konvensional Rp 299,41 Rp 354,91 Rp 739,93 Rp 640,58

HPP / Unit ABC Rp 292,72 Rp 377,19 Rp 728,67 Rp 629,20

% Perubahan Pemakaian ABC

-2,29% 5,91% -1,55% -1,81%

Rumus :

% Perubahan Pemakaian ABC = 𝑯𝑷𝑷 𝒑𝒆𝒓 𝑼𝒏𝒊𝒕 𝑨𝑩𝑪−𝑯𝑷𝑷 𝒑𝒆𝒓 𝑼𝒏𝒊𝒕 𝑲𝒐𝒏𝒗𝒆𝒏𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍

𝑯𝑷𝑷 𝒑𝒆𝒓 𝑼𝒏𝒊𝒕 𝑨𝑩𝑪 x 100

(17)

MODUL PRAKTIKAN AM | 17

• Biaya Inspeksi Pabrik (Factory Inspection Expense) : Rp 125.000

• Biaya Listrik : Rp 120.000

• Biaya Perawatan Mesin (Machine Maintenance Cost) : Rp150.000

(18)

MODUL PRAKTIKAN AM | 18 Hitunglah Harga Pokok per unit :

a. Menggunakan Metode Konvensional dengan memakai tarif overhead jam mesin!

b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :

 Biaya Inspeksi pabrik dialokasikan berdasarkan jam inspeksi.  Biaya Listrik dialokasikan berdasarkan kilowatt jam.

 Biaya perawatan mesin dialokasikan berdasarkan jam mesin.

(19)

MODUL PRAKTIKAN AM | 19 FORM 1

(20)
(21)

MODUL PRAKTIKAN AM | 21 BAB III

ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA

Perilaku biaya merupakan pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan kegiatan perusahaan, seperti volume produksi, volume penjualan dan sebagainya. Dimana kegiatan yang dapat mempengaruhi biaya disebut dengan pemicu biaya.

Mempelajari dan mengetahui bagaimana perilaku biaya dapat bermafaat bagi manajer untuk memprediksi laba bisnis dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan penaksiran biaya dimana hal tersebut dapat mempengaruhi beragam keputusan.

Estimasi tingkah laku biaya bertujuan untuk menguraikan berbagai macam sifat dan cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volumen kegiatan. Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya akan berubah di bawah berbagai macam pengaruh merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan, estimasi biaya di masa yang akan datang, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan.

Atas dasar hal tersebut biaya digolongkan atas :

1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang jumlah totalnya tidak berubah (konstan) terhadap perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya penyusutan, biaya gaji pimpinan,pajak bumi dan bangunan pabrik dsb.

Didalam biaya tetap terdapat dua tipe biaya, diantaranya:

a. Biaya tetap terikat (committed fixed cost) yaitu biaya tetap untuk mempertahankan kapasitas produksi saat ini atau untuk memenuhi komitmen hukum sebelumnya.

b. Biaya tetap kebijakan atau diskresioner (discretionary fixed cost) yaitu biaya tetap yang berasal dari keputusan-keputusan tahunan management untuk dibelanjakan dalam bidang biaya tetap tertentu.

2. Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

(22)

MODUL PRAKTIKAN AM | 22 Y = a + b x

Pada umumnya, klasifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh dengan menggunakan pendekatan analisis biaya masa lalu, dengan beberapa metode yaitu:

1) Metode titik tertinggi dan titik terendah (High and Low Point Method)

Maksud dari titik tertinggi dan terendah disini adalah Titik tertinggi adalah suatu titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi sedangkan titik terendah adalah titik dengan tingkat output atau aktivitas yang terendah. Jadi, metode ini merupakan teknik pemisahan biaya variabel dengan cara membandingkan biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah di masa lalu. Selisih biaya yang di hitung merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut. Sedangkan biaya tetap mengurangi biaya semi variabel dengan biaya variabelnya.

2) Metode biaya berjaga (Stand by Cost Method)

Metode ini mencoba menghitung beberapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata perusahaan di tutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol. Biaya ini di sebut biaya terjaga, dan biaya terjaga ini merupakan bagian yang tetap.

3) Metode Kuadrat Terkecil (Least-square Method)

Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dan volume kegiatan berbentuk garis lurus dengan persamaan.

Dimana :

Y = Total biaya semi variabel n = Jumlah data

a = Biaya tetap x = Volume kegiatan

(23)

MODUL PRAKTIKAN AM | 23 Rumus perhitungan a dan b tersebut adalah sebagai berikut :

b =

𝑛.∑ 𝑋𝑌−∑ 𝑋.∑ 𝑌

𝑛.∑ 𝑋2−(∑ 𝑋)2

a =

∑ 𝑌−𝑏.∑ 𝑋 𝑛

Dimana:

a = Biaya tetap y = Biaya sesungguhnya yang diamati

b = Biaya variable x = Tingkat kegiatan

(24)

MODUL PRAKTIKAN AM | 24

1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik terendah (high and low point method) jika dalam anggaran bulan Januari-Juli 2017 perusahaan merencanakan menaikkan 50jam mesin (machine hour). Berapakah jumlah biaya pemeliharaan (total maintenance expense) yang harus dikeluarkan ?

2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby method), jika diketahui biaya yang dikeluarkan pada tingkat sebesar 400 jam mesin adalah Rp 44.000 dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp 20.000 per bulan. Berapakah jumlah biaya pemeliharaan (total maintenance expense) yang harus dikeluarkan jika perusahaan menaikkan 600 jam mesin (machine hour)?

(25)

MODUL PRAKTIKAN AM | 25 JAWABAN CONTOH KASUS

1. METODE HIGH ANDLOW POINT

Titik Tertinggi Titik Terendah Selisih

Jam Mesin (Machine Hour) 400 jam 40 jam 360 jam

Biaya Pemeliharaan (Maintenance Expense)

Rp 44.000 Rp 8.000 Rp 36.000

Biaya variable (variable cost) = selisih biaya pemeliharaan / selisih unit per jam mesin

= Rp 36.000 / 360= Rp 100 per jam mesin

TITIK KEGIATAN

Tertinggi Terendah

Biaya pemeliharaan yang terjadi Rp 44.000 Rp 8.000

Biaya pemeliharaan variable

100 x 400

100 x 40

Rp 40.000

Rp 4.000

Biaya pemeliharaan tetap Rp 4.000 Rp 4.000

Persamaan garis linear :

Y = a + b X , dimana a = biaya tetap b = biaya variabel

Y = Rp 4.000+ 100 X

Kenaikan jam mesin sebesar 50 maka :

Y = Rp 4.000 + 100 (50) = Rp 9.000

(26)

MODUL PRAKTIKAN AM | 26 2. METODE BERJAGA-JAGA

Biaya yang dikeluarkan pada tingkat 400 Rp44.000

Biaya tetap (fixedcost) Rp20.000 -

Selisih (variance) Rp24.000

Biaya variable = Rp 24.000 / 400 = Rp 60 per jam mesin

Persamaan garis linear : Y = a + b X

Y = Rp 20.000 + 60X

Kenaikan jam mesin sebesar 600 :

Y = Rp 20.000 + 60(600)

Y = Rp 56.000

Jadi, biayapemeliharaan yang dikeluarkan PT JAMAN NOW jika jam mesin dinaikkan menjadi 600 jam mesin adalah sebesar Rp56.000

3. Metode Kuadrat Terkecil

Bulan Biaya Pemeliharaan dan Reparasi

(27)

MODUL PRAKTIKAN AM | 27

=7 x 36.920.000 −1.340 x 142.000 7 𝑥 351.600−13402

Jadi masing-masing hasil biaya variabel dan biaya tetap sbb:

-Biaya variabel= 102jam mesin

(28)

MODUL PRAKTIKAN AM | 28 FORM 1

(29)
(30)

MODUL PRAKTIKAN AM | 30

BAB IV

LAPORAN SEGMENTASI

A.PELAPORAN YANG DISEGMEN

Dalam sebuah perusahaan, agar kegiatan didalamnya dapat beroperasi secara efektif, manajer harus mempunyai informasi sebanyak-banyaknya mengenai kondisi perusahaan tersebut. Bukan hanya melihat dari beberapa jenis produk yang dapat menguntungkan atau yang tidak dapat memberikan keuntungan, beberapa daerah penjualan dengan komposisi penjualan yang buruk atau mungkin mengabaikan kesempatan penjualan, atau beberapa divisi produksi yang mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas dan sumber daya mereka. Oleh karena itu manajer membutuhkan laporan yang memfokuskan pada segmen perusahaan.

Untuk menghasilkan laporan tersegmentasi, sebuah organisasi bisnis terlebih dahulu dibagi dalam segmen-segmen. Segmen ini dapat berupa bagian atau aktivitas dalam sebuah organisasi yang selanjutnya untuk segmen ini para manajer kemudian mengumpulkan data biaya, pendapatan, dan laba.

Berdasarkan pendekatan manajemen, segmen yang digunakan untuk pelaporan eksternal ditentukan melalui strktur internal bisnis. Jika pelaporan internal berdasar wilayah maka laporan segmen harus berdasarkan geografis. Jika pelaporan internal berdasar lini produk industri, maka laporan segmen harus memakai dasar yang sama. Hal ini dapat disimpulkan segmen adalah bukti dari struktur suatu organisasi internal perusahaan, dan pembuat laporan keuangan harus bisa menyediakan informasi yang diperlukan secara efektif dan tepat waktu.

B. KONSEP ALOKASI DASAR

Laporan yang disegmen untuk kegiatan intern disajikan secara khusus dalam bentuk kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan ini adalah sama seperti pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan jenis kontribusi pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak sama yaitu terletak padapenanganan biaya tetap. Dimana biaya tetap dibagi ke dalam dua bagian pada laporan yang disegmen yaitu Direct Fixed Cost dan Common Fixed Cost.

(31)

MODUL PRAKTIKAN AM | 31 aktivitas operasi keseluruhan.Dua pedoman umum yang dapat diikuti dalam pembebanan biaya terhadap segmen adalah bahwa biaya dapat dikelompokkan berdasarkan :

 Pada perilaku biaya sehingga semua biaya dikelompokkan sebagai biaya variabel dan biaya tetap. Penyajian biaya berdasarkan karakteristik ini digunakan untuk menghitung marjin kontribusi. Informasi yang dihasilkannya bermanfaat dalam mengevaluasi pentingnya keberadaan suatu produk sebagai segmen dalam menghasilkan laba.

 Dapat atau tidaknya suatu biaya secara langsung ditelusuri hubungannya dengan segmen dimana biaya tersebut terjadi. Penyajian biaya menurut karakteristik ini dimaksudkan untuk melihat keterkaitan suatu biaya dengan segmen yang dihitung laba ruginya. Dalam kenyataannya, terdapat biaya-biaya tetap yang terjadi karena adanya suatu segmen bisnis sehngga penutupan suatu segmen mislanya dapat menyebabkan hilangnya sekelompok biaya tertentu.

Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu perusahaan guna menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor. Tiga alternatif yang penting adalah

 Divisi geografis (segmentasi yang didasarkan pada letak geografis mungkin sangat informatif bagi perusahaan, terutama dalam membedakan opersi domestik dan luar negeri).

 Divisi Lini produk atau industrial (memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan profitabilitas, tingkay risiko, dan peluang pertumbuhan)

 Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen (mengumpulkan data akurat yang diperlukan dengan biaya tambahan terkecil).

Penyajian dalam Pelaporan Segmen :

a. Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan menunjukkan komposisi masing- masing segmen tersebut.

b. Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan

berikut iniharus di ungkapkan :“Penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan

(32)

MODUL PRAKTIKAN AM | 32 c. Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen individual

dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.

C. TUJUAN PELAPORAN SEGMEN

Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen, yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam :

 Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik

 Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik

 Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai

D. KEBIJAKAN AKUNTANSI SEGMEN

(33)

MODUL PRAKTIKAN AM | 33

CONTOH KASUS

LAPORAN SEGMENTASI

BALABALA CAKE adalah perusahaan yang memproduksikue berkualitas di Indonesia. Salah satu produk andalan mereka yaitu kue bolu gulung. Perusahaan ini menjual dua macam kue bolu gulung yaitu Bogul Klepon dan Bogul Putu dimana produk tersebut dijual di daerah Yogyakarta dan Surabaya. Berikut adalah data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan daerah penjualan:

1. Harga jual, biaya variabel dan kontribusi margin:

Bogul Klepon Bogul Putu Harga jual per satuan Rp 10.000,00 Rp 8.000,00 Biaya variabel per satuan Rp 6.000,00 Rp 5.000,00

Kontribusi margin Rp 8.000,00 Rp 5.000,00

2. Selama tahun 2017,produk kue Bogul Klepon terjual sebanyak 50.000 unit satuan dan produk kue Bogul Putu sebanyak 15.000 unit satuan.

Produk kue Bogul Klepon terjual sebanyak 70% dari total penjualannya untuk daerah Yogyakarta dan sisanya untuk daerah Surabaya. Sedangkan untuk produk kue Bogul Putu terjual sebanyak 45% dari total penjualannya untuk daerah Yogyakarta dan sisanya untuk daerah Bandung.

1. Biaya tetap yang terjadi selama tahun 2014

 Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan tiap lini produk :

Bogul Klepon Bogul Putu Biaya Produksi Tetap Rp 65.000.000,00 Rp 30.000.000,00 Biaya Administrasi Tetap Rp 8.500.000,00 Rp 4.500.000,00

 Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan daerah penjualan : Yogyakarta Bandung

(34)

MODUL PRAKTIKAN AM | 34 Diminta :

1. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan daerah penjualan (Territorial Segmen)

(35)

MODUL PRAKTIKAN AM | 35

JAWABAN CONTOH KASUS

1. Berdasarkan Daerah Penjualan

Yogyakarta Surabaya Jumlah

Penjualan Total Penjualan Rp 404.000.000,00 Rp 216.000.000,00 Rp 620.000.000,00 Biaya Variabel : Total Biaya Variabel (Rp 243.750.000,00) (Rp 131.250.000,00) (Rp 375.000.000,00) Contribution Margin Rp 160.250.000,00 Rp 84.750.000,00 Rp 245.000.000,00 Direct Fixed Expenses : Territorial Margin Segmen Rp 97.750.000,00 Rp 37.250.000,00 Rp 135.000.000,00 Common Fixed Expenses :

- Biaya Produksi - Biaya Administrasi

(Rp 95.000.000,00) (Rp 13.000.000,00)

(36)

MODUL PRAKTIKAN AM | 36 2. Berdasarkan Lini Produk

Bogul Klepon Bogul Putu Jumlah

Penjualan Contribution Margin Rp 200.000.000,00 Rp 45.000.000,00 Rp 245.000.000,00 Direct Fixed Expenses : Product Line Fixed Margin Rp 126.500.000,00 Rp 10.5000.000,00 Rp 137.000.000,00 Comon Fixed Expenses :

- Biaya Penjualan - Biaya Administrasi

(Rp 95.000.000,00) (Rp 15.000.000,00)

(37)

MODUL PRAKTIKAN AM | 37

KASUS

LAPORAN SEGMENTASI

Sporty Shoes Company adalah perusahaan yang memproduksisepatu olahraga berkualitas yang ada di Indonesia. Salah satu produk andalan mereka yaitu Adadas dan Convirse dimana produk tersebut dijual di daerah Jakarta dan Tangerang. Berikut adalah data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan daerah penjualan:

1. Harga jual,biaya variabel dan kontribusi margin :

Adadas Convirse

Harga jual per unit Rp1.500.000,00 Rp 850.000,00

Biaya variabel per satuan Rp 200.000,00 Rp 175.000,00

Kontribusi margin Rp 2.000.000,00 Rp 1.650.000,00

2. Selama tahun 2015,produk sepatu Adadas terjual sebanyak 25.000 unit satuan dan produk sepatu Convirse sebanyak 12.500 unit satuan.

Produk sepatu Adadas terjual sebanyak 85% dari total penjualannya untuk daerah Jakarta dan sisanya untuk daerah Tangerang. Sedangkan untuk produk sepatu Convirse terjual sebanyak 40% dari total penjualannya untuk daerah Jakarta dan sisanya untuk daerah Tangerang.Biaya tetap yang terjadi selama tahun 2015 yaitu :

 Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan tiap lini produk :

Adadas Convirse

Biaya Produksi Tetap Rp 250.000.000 Rp 185.750.000

Biaya Administrasi Tetap Rp 50.000.000 Rp 45.750.000

 Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan daerah penjualan :

Jakarta Tangerang

(38)

MODUL PRAKTIKAN AM | 38 Diminta :

1. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan daerah penjualan (Territorial Segmen)

(39)

MODUL PRAKTIKAN AM | 39 FORM 1

(40)

MODUL PRAKTIKAN AM | 40

BAB V

ANALISIS CPV

Analisis CPV adalah suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan serta laba yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Analisis terhadap hubungan antara biaya, volume dan laba atau Cost Profit Volume (CPV) merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk menyusun perencanaan laba jangka pendek. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan. Harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi biaya.(Mulyadi,2015:225-226)

ANALISIS IMPAS

(41)

MODUL PRAKTIKAN AM | 41  Total penjualan sama besar dengan total biaya atas penjualan tersebut.

 Laba perusahaan sama dengan nol.

Kondisi ini sangat penting untuk diketahui perusahaan. Mengingat,dengan mengetahui titik impas perusahaan bisa merencanakan operasinya dengan baik atau bahkan untuk tidak meneruskan operasinya.

Manfaat atau kegunaan analisis break even point (BEP)

Analisis break even point dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan, kegunaannya antara lain :

1. Sebagai dasar/landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha dan dapat digunakan untuk perencanaan laba/pofit planning.

2. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu untuk alat mencocokan antara realisasi biaya dengan angka-angka dalam perhitungan break even point sebagai pengendalian atau controlling.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual yaitu setelah diketahui hasil perhitungan menurut analisa break even point dan laba yang ditargetkan.

4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputasan yang harus dilakukan seorang manager, misalnya seorang manager akan mengambil suatu keputusan tertentu terlebih dahulu menanyakan titik break even point.

Break Even Point (BEP)

a. Pendekatan Persamaan

Seperti pada artian titik impas bahwa :

• Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi

• Total penjualan sama dengan total biaya

• Laba sama dengan nol

Maka persamaan titik impas bisa disajikan sebagai berikut:

(42)

MODUL PRAKTIKAN AM | 42 Dalam persamaan ini, total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel, dengan demikian persaman yang lengkap adalah:

Dalam kondisi ini laba sama dengan nol dan untuk perencanaan lebih lanjut persamaan bisa di jadikan:

*) TI = Titik Impas

** ) Dimana laba adalah nol.

b. Pendekatan Margin Contribusi

Margin kontribusi (contribution margin) adalah sisa hasil penjualan setelah dikurangi dengan biaya variable. Jumlah margin kontribusi akan bisa digunakan untuk menutup biaya tetap dan membentuk laba.

Titik impas yang dicari dengan metode marginkontribusi menetapkan, seberapa besar margin kontribusiuntuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba.Semakin besar margin kontribusi yang diperoleh perusahaan dari setiap unit produk yang dijualnya, semakin cepat pula perusahaan tersebut menutup biaya tetapnya dan mencapai laba yang diinginkan.Dengan pendekatan ini, titik impas bisa disajikan dalam bentuk unit atau dalam rupiah.

 Unit

Titik impas dalam unit dicari dengan formula:

Penjualan TI*) = Biaya Variabel TI*) + Biaya Tetap

Laba**)

Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap

Biaya Tetap Total

(43)

MODUL PRAKTIKAN AM | 43

 Rupiah

Titik impas dalam rupiah dicari dengan formula:

*) Ratio margin kontribusi =

c. Margin of Safety (Margin Pengamanan Penjualan)

Margin of safety (MOS) adalah hasil penjualan pada tingkat titik impas dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan atau penjualan pada tingkat tertentu, maka akan di dapat informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak menderita kerugian..Perusahaan dengan margin pengaman yang besar kurang rentan terhadap imbas kemerosotan permintaan penjualan yang disebabkan suramnya ekonomi, perubahan prilaku ekonomi ataupun kondisi persaingan bisnis.Konsekuensinya, ketentuan yang dipakai untuk menerapkan margin pengaman dalam sebuah perusahaan adalah semakin besar margin pengaman, semakin rendah resiko bisnis.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Margin of Safety adalah:

a. Margin of Safety dalam rupiah (Rp)

b. Margin of Safety dalam persen (%)

Angka Margin of safety ini memberikan informasi sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun agar supaya perusahan tidak menderita kerugian atau dengan kata lain, angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan volume yang direnanakan, yang tidak mengakibatkan kerugian.

Biaya Tetap Total

Ratio Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit

Margin Kontribusi Penjualan

X 100%

MOS = Penjualan – Penjualan Pada Titik impas

(44)

MODUL PRAKTIKAN AM | 44 d. Tuasan Operasi (Operating Leverage)

Bagi akuntan manajemen, tuasan operasi mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kenaikan laba bersih manakala volume penjualan melonjak. Karena perbandingan margin kontribusi dengan laba bersih adalah biaya tetap, maka perusahaan dengan biaya tetap yang tinggi akan mempunyai tuasan operasi yang tinggi pula. Tuasan operasi akan paling tinggi dalam suatu perusahaan jika biaya tetapnya lebih besar dibandingkan dengan biaya variabelnya. Demikian sebaliknya apabila perusahaan memiliki tuasan operasi yang terbilang tinggi, maka keuntungannya akan sangat peka terhadap perubahan penjualan. Presentase kenaikan atau penurunan yang kecil dalam penjualan dapat mengakibatkan presentase kenaikan atau penurunan yang besar dalam keuntungan yang diraih.

Faktor Tuasan Operasi

Faktor tuasan operasi adalah suatu ukuran pada tingkat penjualan tertentu, seberapa besar presentase perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba. Semakin laba bersih mendekati nol, maka semakin dekat perusahan ke titik impas. Hal ini akan menyebabkan faktor tuasan operasi yang tinggi. Pada saat volume penjualan menggelembung, margin kontribusi dan laba bersih akan membengkak pula, konsekuensinya adalah faktor tuasan operasi secara progresif menjadi lebih kecil.

Faktor tuasan operasi dalam perusahaan dapat dikur dengan menggunakan rumus berikut:

Faktor tuasan Operasi =

Dalam pengukuran operating leverage, manajemen berupaya menentukan seberapa sensitif laba terhadap perubahan penjualan.Para manajer berupaya menjauhi risiko dengan mempertahankan kondisi operating leverage pada posisi rendah, bahkan meskipun hal ini menyebabkan berkurangnya laba perusahaan.

e. Laba Sasaran

Tatkala melakukan investasi dalam sebuah proyek, manajemen tentunya berharap dapat meraup tingkat keuntungan tertentu. Besarnya keuntungan yang diharapkan oleh pemodal sering disebut laba sasaran. Ada beberapa manfaat penentuan titik impas,

Margin Kontribusi

(45)

MODUL PRAKTIKAN AM | 45 diantaranya perusahaan akan bisa memperkirakan penjualan yang dilakukan agar laba tertentu bisa diperoleh.

Dengan pendekataan persamaan maupun pendekatan margin kontribusi, jumlah penjualan untuk mencapai laba diinginkan bisa dicari dengan menambahkan laba pada unsur biaya tetap. Sehingga persamaan atau formulanya akan menjadi sebagai berikut :

a. Pendekataan Persamaan Penghasilan Usaha perusahaan PT. SERIBU DUA RIBU

PT. SERIBU DUARIBU

Laporan Penghasilan Usaha Kontribusi 31 Maret 2017

Keterangan Total ( Rp ) Per Unit Persentase Penjualan

Penjualan (500 Unit ) Rp. 400.000.000 Rp. 800.000 100 %

Biaya Variabel (Rp. 320.000.000) (Rp. 640.000) 60%

Margin Kontribusi Rp. 80.000.000 Rp. 160.000 40%

Biaya Tetap (Rp. 60.000.000)

Laba Bersih Rp. 20.000.000

Penjualan = Biaya Variabel +Biaya Tetap + Laba

(46)

MODUL PRAKTIKAN AM | 46 Hitunglah :

1. Rasio margin kontribusi

2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah

3. Margin Of Safety (MOS) apabila terdapat perusahaan PT. GOCAP dengan L/R sebagai berikut :

Keterangan Total ( Rp ) Persentase Penjualan Penjualan (500 Unit ) Rp. 400.000.000 100 %

Biaya Variabel (Rp. 280.000.000) 50%

Margin Kontribusi Rp. 120.000.000 50%

Biaya Tetap (Rp. 100.000.000)

Laba Bersih Rp. 20.000.000

4. Tuasan operasi apabila diasumsikan kenaikan laba sebesar 10% 5. Laba sasaran yang diharapkan Rp. 19.000.000

JAWABAN CONTOH KASUS

1. Rasio Margin Kontribusi

=

𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖

(47)

MODUL PRAKTIKAN AM | 47

PT. SERIBU DUARIBU PT. GOCAP

Jumlah Persen Jumlah Perse

n

Penjualan Rp. 400.000.000 100 Rp. 400.000.000 100

Biaya Variabel (Rp. 320.000.000) (60) (Rp. 280.000.000) (50)

Margin Kontribusi Rp. 80.000.000 40 Rp. 120.000.000 50

Biaya Tetap (Rp. 60.000.000) (Rp. 100.000.000)

Laba Bersih Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000

Titik Impas :

Rp. 60.000.000 / 40% Rp. 150.000.000

Rp. 100.000.000 / 50% Rp. 200.000.000

Margin pengaman dalam rupiah (Jumlah Penjualan – Titik Impas ) : Rp. 400.000.000 – Rp.

(48)

MODUL PRAKTIKAN AM | 48

Rp. 200.000.000 / Rp400.000.000 50%

PT. SERIBU DUARIBU PT. GOCAP

Jumlah Persen Jumlah Persen

Penjualan Rp. 400.000.000 100 Rp. 400.000.000 100

Biaya Variabel (Rp. 320.000.000) (60) (Rp. 280.000.000) (50)

Margin Kontribusi Rp. 80.000.000 40 Rp. 120.000.000 50

Biaya Tetap (Rp. 60.000.000) (Rp. 100.000.000)

Laba Bersih Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000

PT. SERIBU DUARIBU mempunyai proporsi biaya tetap yang lebih tinggi dari segi biaya variabelnya dibandingkan dengan PT. GOCAP. Walaupun demikian jumlah biaya kedua perusahaan tersebut sama yaitu Rp. 380.000.000 ( Rp. 400.000.000 – Rp. 20.000.000 ) pada tingkat penjualan Rp. 400.000.000. jika penjualan masing – masing pengusaha dinaikkan sebesar 10% ( dari Rp. 400.000.000 menjadi 440.000.000 pada setiap pengusaha). Hal ini tercermin dalam perhitungan di bawahini :

PT. SERIBU DUARIBU PT. GOCAP

Jumlah Persen Jumlah Persen

Penjualan Rp. 440.000.000 100 Rp. 440.000.000 100

Biaya Variabel (Rp. 352.000.000) (60) (Rp. 308.000.000) (50)

Margin Kontribusi Rp. 88.000.000 40 Rp. 132.000.000 50

Biaya Tetap (Rp. 70.000.000) (Rp. 90.000.000)

(49)

MODUL PRAKTIKAN AM | 49

Dengan mencermati faktor tuasan operasi diatas, dapatdiketahui bahwa suatu perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan empat kali lipat laba bersih pada PT. SERIBU DUARIBU danp erubahan enam kali lipat laba bersih pada PT. GOCAP. Dengan demikian, apabila penjualan meningkat 10 persen, maka laba bersih PT. SERIBU DUARIBU akan melonjak sebesar 40 persen; laba bersih PT. GOCAP akan melonjak 60 persen. Hal ini dibuktikan melalui komputerisasi berikut :

(A)

Komputerisasi diatas menjelaskan mengapa kenaikan penjualan sebesar 10 % menyebabkan kenaikan laba bersih PT. SERIBU DUARIBU dari Rp. 20.000.000 menjadi Rp. 28.000.000 ( Kenaikan 40 persen ) dan laba bersih PT. GOCAP melonjak tinggi dari Rp. 20.000.000 menjadi Rp. 32.000.000 (Kenaikan 60 persen ).

3. Laba Sasaran

(50)

MODUL PRAKTIKAN AM | 50 Untuk menentukan laba sasaran terdapat 2 metode yang dapat digunakan yaitu :

1) MetodePersamaan

Penjualan = BebanVariabel + BebanTetap + Laba

800.000 X = Rp. 640.000 X + Rp. 60.000.000 + Rp. 19.000.000 160.000 X = Rp. 79.000.000

X = 494

2) Metode Margin Kontribusi

Unit PenjualanuntukMencapai Target = BebanTetap + Target Laba Margin Kontribusi per Unit = Rp. 60.000.000 + Rp. 19.000.000

Rp. 160.000 = Rp. 494 unit

(51)

MODUL PRAKTIKAN AM | 51 FORM 1

(52)
(53)

MODUL PRAKTIKAN AM | 53 FORM 4

BAB VI

DECISION MAKING

(54)

MODUL PRAKTIKAN AM | 54 Biaya diferensial, merupakan biaya yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Besarnya biaya diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif tertentu dibandingkan dengan biaya pada alternatif lainnya. Jadi, karakteristik biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang (Future Cost) dan biaya yang berbeda (selisih) diantara berbagai alternatif keputusan. Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif.

Dalam pengambilan keputusan manajemen, konsep biaya differensial sangat diperlukan terutama dalam menentukan keputusan manajemen yang bersifat khusus dimana berkaitan dengan pemilihan alternatif dalam hal :

1. Membuat sendiri atau membeli. (make or buy decision).

2. Menerima atau menolak pesanan khusus. (special order decision). 3. Menambah atau menghapus lini produk. (add or delete a product).

4. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk. (sell or process furiher).

o Membuat sendiri atau membeli. (make or buy decision)

Sebuah keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen terutama dalam perusahaan yang produksinya terdiri dari berbagai komponen dan yang

memproduksi berbagai jenis produk. Tidak selamanya komponen yang membentuk suatu produk harus diproduksi sendiri oleh perusahaan, jika memang pemasok luar dapat memasok komponen tersebut dengan harga yang lebih murah daripada biaya untuk memproduksi sendiri komponen tersebut.

o Menerima atau menolak pesanan khusus. (special order decision)

Adanya kapasitas yang “Idle” (menganggur) sehingga mendorong manajemen menerima atau mempertimbangkan harga jual di bawah normal pada pesanan yang bersifat khusus tentunya dengan kondisi tidak mengganggu penjualan regulernya.

Pendapatan Diferensial  Pendapatan dengan diterimanya pesanan

Biaya Diferensial  Biaya dengan diterimanya pesanan

Jika Pendapatan Diferensial > Biaya Diferensial Pesanan Diterima

(55)

MODUL PRAKTIKAN AM | 55 o Menambah atau menghapus lini produk. (add or delete a product)

Manajer berhadapan secara rutin dengan keputusan-keputusan yang melibatkan pemilihan kombinasi produk (bauran penjualan) yang mengucurkan laba yang dapat diterima. Pada waktu mulai tersedia, pendapatan dan biaya produk baru harus di evaluasi secara cermat guna memastikan bahwa imbalan keuntungan terkait adalah cukup besar untuk

menjustifikasi (mempertimbangkan) penjualanya. Keputusan berkenaan dengan apakah lini produk lama atau segmen perusahaan lain harus dihapus atau ditambah merupakan suatu keputusan yang pelik yang harus diambil oleh manajer.

Analisis diferensial dapat diterapkan untuk melakukan evaluasi. Asumsi yang mendasari hal tersebut adalah:

 Evaluasi segmen/ lini memakai margin kontribusi langsung.

 Penghapusan segmen/ lini terpusat pada pendapatan yang hilang dan biaya yang terhindarkan.

 Penambahan segmen/ lini terfokus pada pendapatan dan biaya inkremental. Biaya incremental merupakan biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output ( biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi).

o Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk. (sell or process furiher)

CONTOH KASUS DECISION MAKING

Membuat Sendiri atau Membeli

PT. KIDS ZAMAN NOW adalah perusahaan industri yang bergerak dibidang perakitan. Selama ini dalam pembuatan produknya perusahaan selalu menggunakan suku cadang yang diproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan membutuhkan 150.000 unit suku cadang. Kini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli suku cadang dari perusahaan lain dengan harga Rp 40/ unit.

Berikut adalah data biaya produksi perusahaan dalam membuat sendiri suku cadang satu bulan:

(56)

MODUL PRAKTIKAN AM | 56

Biaya tambahan jika membeli dari luar :

 Biaya angkut Rp 200.000

Petanyaan :

a. Jika mesin yang dipakai membuat sukucadang menganggur (tidak dipakai dalam kegiatan produksi apapun) alternatif mana yang sebaiknyadipilihpihakmanajemen, apakahmemproduksisendiriataumembelidariperusahaan lain?

b. Jika mesin yang dipakai untuk membuat suku cadang disewakan kepada perusahaan lain dan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp 300.000, alternatif manakah yang sebaiknya dipilih oleh manajemen, membeli dari perusahaan lain atau membuat sendiri?

JAWABAN CONTOH KASUS

a. Tabel Perbandingan Biaya :

NO JENIS BIAYA MEMBUAT MEMBELI

1 BBB Rp. 1.050.000 -

2 BTKL Rp . 1.500.000 -

3 BTK Tak Langsung Rp. 2.100.000

(57)

MODUL PRAKTIKAN AM | 57 membuat lebih kecil dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan jika membeli suku cadang dari perusahaan lain.

b. Tabel Perbandingan

Dari table diatas dapat kita lihat bahwa sekalipun ada tambahan biaya kesempatan sebesar Rp 300.000 jumlah biaya membuat sendiri masih lebih kecil dari membeli dari luar.

KESIMPULAN:

Sebaiknya PT. KIDZ ZAMAN NOW membuat sendiri untuk produk suku cadangnya, Karena jika membeli dari luar akan mengeluarkan biaya yang lebih besar.

2. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus

Adanya kapasitas yang “Idle” sehingga mendorong manajemen menerima atau

mempertimbangkan harga jual di bawah normal pada pesanan yang bersifat khusus tentunya dengan kondisi tidak mengganggu penjualan regulernya.

Pendapatan Diferensial  Pendapatan dengan diterimanya pesanan

Membuat Sendiri Membeli dari Luar Biaya Diferensial Biaya Suku Cadang Rp. 6.300.000 Rp. 7.250.000 Rp. 950.000

Biaya kesempatan Rp. 300.000 - Rp. 300.000

Jumlah Biaya Rp. 6.600.000 Rp. 7.250.000 Rp. 650.000

Jika Pendapatan Diferensial > Biaya Diferensial Pesanan Diterima

(58)

MODUL PRAKTIKAN AM | 58 Biaya Diferensial  Biaya dengan diterimanya pesanan

CONTOH KASUS DECISION MAKING

Menerima atau Menolak Pesanan Khusus

PT. GUDANG MICIN yang berlokasi di Jagakarsa adalah perusahaan yang memproduksi baju. Perusahaan mempunyai kapasitas untuk memproduksi baju sebanyak 1500 unit /bulan. Ramalan penjualan untuk bulan Maret perusahaan hanya memproduksi 970 unit dengan harga jual Rp 80.000 /unit. Anggaran biaya untuk bulan tersebut menunjuk kan rincian biaya sebagai berikut :

(59)

MODUL PRAKTIKAN AM | 59

 Biaya tetap pabrikasi Rp 30.000.000/bulan

 Biaya Penjualan dan Administratif Rp 1.700.000/bulan

Jika terdapat pesanan khusus sebanyak 500 unit dengan harga Rp 30.000 /unit. Namun diperlukan biaya untuk membeli mesin khusus seharga Rp 3.500.000 untuk mencetak logo tertentu pada baju pesanan khusus.

Keputusan apakah yang diambil perusahaan ?Menerima atau menolak pesanan khusus ?

JAWABAN CONTOH KASUS

(500 unit xRp 30.000 ) Rp 15.000.000 Rp 15.000.000

BiayaVariabel :

( 970 unit x Rp 9.500 ) (Rp 9.215.000) (Rp 9.215.000)

( 500 unit x Rp 9.500 ) (Rp 4.750.000) (Rp 4.750.000)

Margin kontribusi Rp 78.635.000 Rp 68.385.000 Rp 10.250.000 Biayatetap :

Pabrikasi – Reguler (Rp 30.000.000) (Rp 30.000.000)

– Tambahan (Rp 3.500.000) (Rp3.500.000)

Penjualan & Administratif (Rp 1.700.000) (Rp 1.700.000)

Laba bersih Rp 43.435.000 Rp 36.685.000 Rp 6.750.000

(60)

MODUL PRAKTIKAN AM | 60 3. Menambah atau Menghapus Lini Produk

Manajer berhadapan secara rutin dengan keputusan-keputusan yang melibatkan pemilihan kombinasi produk (bauran penjualan) yang mengucurkan laba yang dapat diterima. Pada waktu mulai tersedia, pendapatan dan biaya produk baru harus di evaluasi secara cermat guna memastikan bahwa imbalan keuntungan terkait adalah cukup besar untuk

menjustifikasi penjualanya. Keputusan berkenaan dengan apakah lini produk lama atau segmen perusahaan lain harus dihapus atau ditambah merupakan suatu keputusan yang pelik yang harus diambil oleh manajer.

Analisis diferensial dapat diterapkan untuk melakukan evaluasi. Asumsi yang mendasari hal tersebut adalah:

(61)

MODUL PRAKTIKAN AM | 61  Penghapusan segmen/ lini terpusat pada pendapatan yang hilang dan biaya yang

terhindarkan.

 Penambahan segmen/ lini terfokus pada pendapatan dan biaya inkremental.

CONTOH KASUS DECISION MAKING Menambah atau Menghapus Lini Produk

Analisis diferensial pada laporan penghasilan usaha PT. MOBILE LEGEND yang bergerak dalam bisnis eceran/ distribusi 3 lini produk.

Produk Obat Produk

Kosmetik Produk Kimia Jumlah

Penjualan Rp. 600.000 Rp. 1.800.000 Rp. 1.400.000 Rp. 3.800.000 Biaya Variabel (Rp. 450.000) (Rp. 800.000) (Rp. 700.000) (Rp. 1.950.000) Margin Kontribusi Rp. 150.000 Rp. 1.000.000 Rp. 700.000 Rp. 1.850.000

(62)

MODUL PRAKTIKAN AM | 62

Gaji wiraniaga 110.000 300.000 270.000 680.000

Periklanan 55.000 120.000 60.000 235.000

Asuransi 12.000 10.000 8.000 30.000

Pajak PBB 8.000 10.500 7.500 26.000

Penyusutan 80.500 100.000 65.000 245.500

Lain-lain 3.500 5.500 4.500 13.500

Jumlah (Rp. 269.000) (Rp. 546.000) (Rp. 415.000) (Rp. 1.230.000)

Laba bersih (Rp. 119.000) Rp. 454.000 Rp. 285.000 Rp. 620.000

JAWABAN CONTOH KASUS

Dengan Produk obat

Tanpa Produk obat

Analisis Diferensial

Penjualan Rp. 3.800.000 Rp. 3.200.000 Rp. 600.000

Biaya variabel (Rp. 1.950.000) (Rp. 1.500.000) (Rp. 450.000)

Margin Kontribusi Rp. 1.850.000 Rp. 1.700.000 Rp. 150.000

Biaya Tetap:

(63)

MODUL PRAKTIKAN AM | 63

Jumlah (Rp. 1.230.000) (Rp. 1.120.000) (Rp. 110.000)

Laba bersih Rp. 620.000 Rp. 580.000 Rp. 40.000

Analisis : Hasil laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp 40.000 apabila lini obat dihapuskan, dari yang semula Rp. 620.000 menjadi Rp. 580.000 . Oleh sebab itu penghapusan lini produk Obat bukan merupakan tindakan yang bijaksana karena penurunan yang terjadi bila tanpa produk obat.

KASUS DECISION MAKING

Membuat Sendiri atau Membeli

PT. ANTI GALAU CLUB adalah perusahaan industri yang bergerak dibidang perakitan. Selama ini dalam pembuatan produknya perusahaan selalu menggunakan suku cadang yang diproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan membutuhkan 100.000 unit suku cadang. Kini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli suku cadang dari perusahaan lain dengan harga Rp 45/ unit.

(64)

MODUL PRAKTIKAN AM | 64

Per unit 100.000 unit

Biaya bahan baku Rp 8 Rp 800.000 Biaya tenaga kerja variable Rp 13 Rp 1.300.000

Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 16 Rp 1.600.000

Biaya overhead pabrik variabel Rp 5 Rp 500.000 Biaya Listrik Rp 5 Rp 500.000

Biaya Telepon Rp 3 Rp 300.000

Jumlah biaya produksi Rp 50 Rp 5.000.000

Biaya tambahan jika membeli dari luar :

 Biaya angkut Rp 300.000

Petanyaan :

c. Jika mesin yang dipakai membuat suku cadang menganggur (tidak dipakai dalam kegiatan produksi apapun) alternatif mana yang sebaiknya dipilih pihak manajemen, apakah memproduksi sendiri atau membeli dari perusahaan lain?

(65)

MODUL PRAKTIKAN AM | 65 KASUS DECISION MAKING

Menerima atau Menolak Pesanan Khusus

PT. WEREWOLF yang berlokasi di Bintaro adalah perusahaan yang memproduksi Sepatu Sport. Perusahaan mempunyai kapasitas untuk memproduksi sepatu sport sebanyak 1600unit/bulan. Ramalan penjualan untuk bulan Maret perusahaan hanya memproduksi 960 unit dengan harga jual Rp 85.000/unit. Anggaran biaya untuk bulan tersebut menunjukkan rincian biaya sebagai berikut :

 Biaya Variabel Rp 8.000/unit

 Biaya tetap pabrikasi Rp 40.000.000/bulan

 Biaya Penjualan dan Administratif Rp 2.200.000/bulan

(66)

MODUL PRAKTIKAN AM | 66 Keputusan apakah yang diambil perusahaan ? Menerima atau menolak pesanan khusus ?

KASUS DECISION MAKING Menambah atau Menghapus Lini Produk

Analisis diferensial pada laporan penghasilan usaha PT. PAYUNG TEDUH yang bergerak dalam bisnis eceran/ distribusi 3 lini produk.

Produk Obat Produk

Kosmetik Produk Kimia Jumlah

Penjualan Rp. 800.000 Rp. 2.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 4.300.000 Biaya Variabel (Rp. 600.000) (Rp. 800.000) (Rp. 700.000) (Rp. 2.100.000) Margin Kontribusi Rp. 200.000 Rp. 1.200.000 Rp. 800.000 Rp. 2.200.000

Biaya Tetap:

Gaji wiraniaga 250.000 200.000 300.000 750.000

(67)

MODUL PRAKTIKAN AM | 67

Asuransi 25.000 20.000 15.000 60.000

Pajak PBB 5.500 10.000 8.500 24.000

Penyusutan 75.000 100.000 85.000 260.000

Lain-lain 8.000 6.500 6.500 21.000

Jumlah (Rp. 448.500) (Rp. 486.500) (Rp. 500.000) (Rp. 1.435.000)

Laba bersih (Rp. 248.500) Rp. 713.500 Rp. 300.000 Rp. 765.000

FORM 1

(68)
(69)
(70)

MODUL PRAKTIKAN AM | 70 BAB VII

TIME VALUE OF MONEY

A. Pengertian Time Value of Money

Nilaiwaktuuang (time value of money) merupakan akibat adanya peluang investasi, peminjaman, pemberian pinjaman, dan preferensi konsumsi pada saat kini ketimbang pada masa yang akan datang, serta ekspektasi inflasi (Simamora, 287)

Nilai waktu uang juga merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang lebih berharga dari pada nilai uang di masa yang akan datang.

Konsep Nilai Waktu Uang menyatakan bahwa lebih baik menerima sejumlah rupiah padahariinidaripadasejumlah rupiah pada tahun depan atau suatu saat tertentu dimasa yang akan datang (Simamora, 287).

Jadi, time value of money itu penting untuk di pelajari guna menentukan seberapa besar nilai mata uang masa kini dan masa mendatang.

B. Metode yang digunakan

1. Future Value ( Nilai yang akan datang )

Adalah banyaknya sejumlah uang saat ini yang diperoleh pada tingkat suku bunga tertentu akan berakumulasi pada akhir periode masa depan.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini

26/10/16 26/10/17

Po FV

Rp 1,000,000 ?

Rumus : FV ( r, n ) = PV ( 1 + r ) ^n

Keterangan :

FV : Nilai pada masa yang akan datang r : Tingkat suku bunga

(71)

MODUL PRAKTIKAN AM | 71 2. Present Value ( Nilai sekarang )

Adalah harga kini sejumlah uang yang diterima pada tanggal tertentu di masa depan dengan suku bunga tertentu.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

26/10/16 26/10/17

PO FV

? Rp 1,000,000

Rumus : PV = FV ( r, n ) / ( 1 + r ) ^n

Keterangan :

FV : Nilai pada masa yang akan datang r : Tingkat suku bunga

PV : Nilai pada saat ini n : Jangka waktu

3. Anuitas (Annuity)

Adalah serangkain arus kas sama yang diterima atau dibayar selama interval waktu yang sama (Simamora, 293.)

Diasumsikan bahwa FV menunjuk ke arus kas tahunan yang diterima pada setiap akhir tahun untuk n tahun berikutnya.

Rumus :

PV= FV[

]

(72)

MODUL PRAKTIKAN AM | 72 4. PeriodePengembalian (Payback Period)

Periode pengembalian adalah masa yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk menutup investasi perdana. Karena suatu organisasi tidak akan menutup investasinya sebelum mencapai periode pengembalian, maka semakin lama periode pengembalian, semakin tinggi pula risikonya. (Simamora, 296)

Maka, payback period merupakan pengukur jangka waktu pengembalian investasi, bukan pengukur kemampuan menghasilkan laba suatu investasi.

Kelemahan:

 Tidak memperlihatkan profitabilitas sebuah investasi.  Mengabaikan imbalan investasi.

Kelebihan:

 Metode periode pengembalian lebih mudah dihitung dan dipahami.

 Semakin cepat kas menutupi investasi perdana, semakin lekas pula dapat di investasikan kembali dalam aktiva produktif lain.

 Periode pengembalian yang singkat dapat mengurangi resiko investasi karena ketidakpastian biasanya meningkat seiring dengan berlalunya waktu.

 Periode pengembalian lebih mementingkan hasil segera, suatu pertimbangan bagi beberapa perusahaan.

Manakala arus kas sebuah proyek diasumsikan rata disepanjang periode, maka rumus berikut dapat dipakai untuk menghitung periode pengembalian:

(73)

MODUL PRAKTIKAN AM | 73 CONTOH KASUS

TIME VALUE OF MONEY

Metode yang digunakan

A. Future Value ( Nilai yang akan datang )

Banyaknya sejumlah uang saat ini yang diperoleh padat ingkat suku bunga tertentu akan berakumulasi pada akhir periode masa depan (Simamora edisi3 : 290). Jumlah penerimaan yang akan datang dari jumlah saat ini ( Po ) yang akan tumbuh selama n tahun dengan tingkat bunga sebesar r per tahun.

Rumus : FV ( r, n ) = Po ( 1 + r ) ^n

Dengan :

FV : Future Value

Po : jumlah nilai sekarang

r : tingkat bunga/tahun

n : Jangka waktu

Contoh kasus :

Akmal menginvestasikan sejumlah uang sebesar Rp50.000.000 pada Bank BRI yang memberikan bunga 5% / tahun. Berapa jumlah uang yang akan diterima pada akhir tahun ke 2?

Penyelesaian :

FV ( 5% , 2 ) = Rp50.000.000 ( 1 + 0,05 ) ^2

= Rp55.125.000

(74)

MODUL PRAKTIKAN AM | 74 B. Present Value ( Nilai sekarang )

Harga kini sejumlah uang yang diterima pada tanggal tertentu di masa depan dengan suku bunga tertentu (Simamora, edisi3 : 291). Besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas

dasar tingkat bunga tertentu dari sejumlah yang baru akan diterima beberapa waktu atau periode yang akan datang.

Rumus : PO = FV ( r, n ) [ 1/ ( 1 + r ) ^n ]

Dengan :

Po : jumlah nilai sekarang

FV : Future Value diberikan bunga sebesar 5% per tahun ?

(75)

MODUL PRAKTIKAN AM | 75 C. Anuitas (Annuity)

Adalah serangkain arus kas sama yang diterima atau dibayar selama interval waktu yang sama. Diasumsikan bahwa FV menunjuk ke arus kas tahunan yang diterima pada setiap akhir tahun untuk n tahun berikutnya. (Simamoraedisi3 :293)

Rumus:

Contoh kasus Anuitas:

1. PT JARDINE sanggup membayar Rp40.000.000 per tahun selama 10 tahun. Berapa banyak pinjaman yang dapat dipinjam oleh LABALA pada saat ini? Dengan tingkat bunga 5%. Hitunglah dengan mennggunakan rumus anuitas dan beri kesimpulan.

PV= Rp40.000.000 [(1+0,05)10−1 0,05(1+0,05)10]

Bank akan meminjamkan uang kepada LABALA sebesarRp 308.869.398 dengan pembayaran yang dibayarkan sebanyak Rp40.000.000 selama 10 tahun.

2. Tuan Jaka ingin menginvestasikan Rp20.000.000 per tahun selama 12 tahundengansukubungasebesar 5%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya untuk keperluan pendidikan di Inggris?

(76)

MODUL PRAKTIKAN AM | 76 FV= Rp20.000.000[(1+0,05)12−1

0.05 ]

= Rp20.000.000(15,91712652)

= Rp318.342.530

Kesimpulan:

Dengan demikian Tuan Jaka dengan menginvestasikan Rp20.000.000 per tahun selama 12 tahun dengan suku bunga 5%, dan bunga dibiarkan terhimpun, maka akan memiliki dana lebih dariRp318.342.530

D. Periode Pengembalian (Payback Period)

Periode pengembalian adalah masa yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk menutup investasi perdana. Karena suatu organisasi tidak akan menutup investasinya sebelum mencapai periode pengembalian, maka semakin lama periode pengembalian, semakin tinggi pula risikonya (Simamora, 296). Ketentuan keputusan pengembalian menyatakan bahwa proyek yang dapat diterima haruslah mempunyai periode pengembalian yang lebih singkat daripada periode yang ditetapkan oleh manajemen.

Manakala arus kas sebuah proyek diasumsikan rata disepanjang periode, maka rumus berikut dapat dipakai untuk menghitung periode pengembalian:

PeriodePengembalian = InvestasiPerdana

(77)

MODUL PRAKTIKAN AM | 77 CONTOH KASUS

Sebuah perusahaan ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkansisa dana yang menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan usaha yang berbeda. Sebuah usaha A memiliki nilai investasi Rp444.444, dengan masa manfaat 12 tahun, dan menghasilkan arus kas sebesar Rp222.222. Sedangkan usaha B mempunyai nilai investasi Rp 222.222, dengan masa manfaat 11 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp 222.222. Hitung dan tentukanlah proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah.

Usaha A Usaha B

Investasi Rp 444.444 Rp 222.222

Masa manfaat (dalam tahun) 12 11

Arus kas tahunan selama masa manfaaat Rp 222.222 Rp 222.222

Periode pengembalian (dalam tahun) 2 1

Analisis :

(78)

MODUL PRAKTIKAN AM | 78 FORM 1

Referensi

Dokumen terkait

Konsorsium Bacillus pada pupuk hayati cair yang diuji memiliki kemampuan memfiksasi N 2 , melarutkan fosfat. dengan memproduksi asam organik serta mensintesis fitohormon

Berdasarkan Peraturan Bupati Tegal Nomor 71 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas – Daerah dan Satuan Polisi Pamong

SMALL CAP / 2 nd & 3 rd liner adalah saham saham yang dikategorikan yang mempunyai kapitalisasi yang kecil, cenderung mempunyai volatilitas yang tinggi dengan volume yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap parameter logam berat Timbal (Pb) pada sampel sedimen pada titik 1 – 5 diperoleh konsentrasi logam berat Timbal

a) Menatausahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan fasilitas pegawai lainnya. b) Melakukan absensi harian pegawai (pagi dan sore hari) dan cuti pegawai. c) Melakukan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang

Hubungan antara tegangan tarik dan tegangan luluh dengan waktu pembersihan terak yang terjadi pada spesimen uji tarik yang telah dilas dengan metode multipass welding, dimana

Pengalihan nilai-nilai remaja yang dibesarkan pada lingkungan otoritarian menjadi lingkungan otoriter ditinjau dari perkembangan tugas perkembangan remaja..