• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH RINOSINUSITIS dr AAA M RANIDEWI, SpTHT-KL., MARS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KULIAH RINOSINUSITIS dr AAA M RANIDEWI, SpTHT-KL., MARS"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH RINOSINUSITIS

dr AAA M RANIDEWI, SpTHT-KL., MARS

Fakultas Kedokteran

(2)
(3)

KLASIFIKASI RINITIS

3

RINITIS

NON ALERGI

ALERGI

INFEKSI

akutkronik

NON INFEKSIMedikamentosaHormonal

Idiopatik

PERSISTEN INTERMITEN

RINITIS adalah peradangan pada mukosa rongga

hidung yang disertai gejala klinis hidung

tersumbat, pilek, bersin dan atau hidung gatal

RINITIS adalah peradangan pada mukosa rongga

hidung yang disertai gejala klinis

hidung

(4)

RINITIS NON ALERGI

Rinitis (rinosinusitis)

Infeksi

Waktu

Akut (< 4 minggu)

Sub Akut

(4 – 12 minggu)

Kronis (> 12minggu)

(5)

RINITIS AKUTA

(

COMMOND COLD, CORYZA ACUT)

PENYEBAB: - VIRUS

- sekunder infeksi

BAKTERI

(

streptococ, pneumococ,

hemophilus infuensa

)

PENULARAN: - percikan air ludah

- kontak langsung

(6)

GEJALA

STD. PRODROMAL STD. AKUT STD. RESOLUSI

hr ke 1 hr ke 2 – 4 hr ke 5 – 7 KELUHAN:

hidung panas, kering, bersin2,

pilek encer, hidung buntu

KELUHAN:

-malaise, pusing, subfebris,

-bersin2 berkurang -buntu hidung

bertambah

KELUHAN:

semua keluhan berkurang

RINOSKOPI ANTERIOR : - kavum nasi tambah sempit,

- mukosa udem, hiperemis,

- sekret mukopurulen

RINOSKOPI ANTERIOR : semua tanda2 berkurang

(7)
(8)

RHINITIS AKUT

RHINITIS

SKIN PRICK TES)

(9)

TERAPI :

1. UMUM:

a. Hindari kedinginan (pakaian, makanan,

mandi)

b. terapi simptomatik (acetosal)

acetosal:

analgesik – antipiretik

2. LOKAL

- tetes hidung : sol HCl Ephedrin 1%

- berfungsi: - melebarkan kavum nasi

- desinfektan (asam)

(10)

PENCEGAHAN

-

Hindari kontak

-

Tingkatkan daya tahan tubuh

(hindari kelelahan, kedinginan,

diet bergizi, sinar ultra violet)

-

Immunisasi

(11)

KOMPLIKASI

1. OTITIS MEDIA AKUT

akibat dari

- radang yang menjalar

- cara sisih yang salah

2. SINUSITIS PARANASALIS

3. INFEKSI TRAKTUS RESPIRATORIUS BGN.

BAWAH

4. EKSASERBASI PENYAKITNYA YG LAIN

PROGNOSIS

:

Self Limiting Diseases

(12)

RHINITIS AKUT PADA

BAYI

KLINIS:

-

KELUHAN: rewel, tidak nyaman menyusu krn

hidung buntu

-

Dibantu dgn tetes hidung sol HCl Ephedrin

1/8% 15 menit sebelum menyusu

-

KOMPLIKASI: - Otitis Media Akut

- Gastro Enteritis

-

PENCEGAHAN: - hindari kontak

- orang yg sakit pakai masker

(13)

ETIOLOGI

KLINIS

TERAPI

virus AI

( H5N1 ).

(virus peny

infeksi pada

unggas dan

ayam

menjangkiti

manusia).

Mirip dengan fu

pada umumnya

•Batuk, pilek, nyeri

tenggorok +

demam

tinggi .≥ 38° C.

•Dpt disertai diare,

muntah, nyeri

•Tanpa komplikasi

membaik 2 – 5 hr,

bisa

berlanjut > 1 mgg

• dpt tjd sesak

parah (pnemonia)

Rawat di ruang isolasi,

Obat simptomatis

• Istirahat, makanan

bergizi,

-Zanamivir 1 kali sehari

dosis 75

mg, 1 mingggu

(14)

DIAGNOSA WHO

SUSPEK

:

ISPA dg gejala Demam > 38

0

C, batuk

dan atau sakit tenggorok, + salah

satu keadaan :

-

1 mgg akhir ke peternakan

terjangkit AI

-

kontak dgn kasus susp AI pd masa

penularan

- bekerja di Lab

PROBABLE:

– Bukti lab mengarah ke Virus AI

Dlm wkt singkat : pneumonia/ gagal

nafas /

meninggal --- tdk terbukti sebab

lain

Konfrmasi fu burung:

Suspek disertai :

Kultur virus AI ( H5N1 ) : + atau PCR +

atau Peningkatan titer Ab H5 > 4 kali

(15)

ETIOLOGI

KLINIS

TERAPI

Corona Virus.

(diduga terjadi

pada unta

menjangkiti

manusia).

Masa inkubasi

2-14hr

mirip dgn SARS

• Rawat di ruang isolasi,

• Obat simptomatis

• Istirahat, makanan

bergizi,

infus

Th/ belum ada obatnya

Saran:

1. Tingkatkan daya

tahan tubuh

2. Hindari kontak dgn

penderita MERS

3. Pakai masker dan

selalu cuci tangan

dengan sabun

antiseptik

MIDDLE EASTERN RESPIRATORIC

(16)
(17)

RHINITIS DIPTHERI

Adalah radang akut spesifk yg disebabkan

oleh

Coryne Bacterium Diptheri

Ciri khas:

PSEUDO-MEMBRAN

KLINIS

:

-

Keluhan

PILEK CAMPUR DARAH

,

demam

,

leher membesar (

bullneck

)

-

RA: -

pseudomembran mudah berdarah di konka inf,

septum nasi ant, dasar kav nasi

- Krusta kecoklatan di cavum nasi dan nares

- kadang2 bau busuk

17

(18)
(19)

DIAGNOSIS PASTI : hapusan darah, kultur

DIAGNOSIS BANDING : - corpus alienum

- dermatitis vestibulum nasi

- rhinitis kronis

TERAPI: - isolasi, intake cukup

- ADS 20.000 IU

- Penicillin 50.000- 100.000 IU/kgBB/hari (7-10 hr)

KOMPLIKASI : Menyebar ke nasofaring – faring – laring

PROGNOSIS:

PROGNOSIS BAIK

bila toxin tidak menyebar

Bila KOMPLIKASI & GEJALA UMUM TIDAK TAMPAK

bahaya !!!

Karena px tidak berobat

bisa

MENULARKAN

PROGNOSIS BURUK

bl menyebar ke laring

OBSTRUKSI

(20)

RHINITIS KRONIKA

ATROPIKAN

Ada 2 jenis : - FOETIDA (

OZAENA

) & NON

FOETIDA

1. OZAENA

ETIOLOGI : ?

ada faktor predisposisi

1. Bakteri - Cocco Basilus Ozaena

- Klebsiella Ozaena

2. Herediter

3. Malnutrisi / Avitaminosis A

4. Gangguan hormonal (wanita, umur)

5. Defsiensi Fe

(21)

PATOLOGI

terdapat

end arteritis

dan

peri arteritis arteriole

obliterasi

atropi mukosa konka nasi,

kelenjar, saraf

INSIDEN:

perempuan

: laki

5:1

GEJALA KLINIS :

Keluhan utama:

-

Nafas bau (anamnesis dari orang lain oleh

karena pasien sendiri anosmia)

-

Hidung buntu (krusta, gangguan aliran udara)

-

Faring kering

(22)

RA:

-

CAVUM NASI LUAS

ATROFI MUKOSA

-

MUKOSA LICIN, SEKRET KENTAL

(23)

OZAENA

SINUSITIS MAKSILARIS

1.FOETOR (+)

2.BILATERAL

3.KONKA NASI ATROPI,

LICIN

4.

KAVUM NASI LUAS

1.FOETOR (+)

2.UNILATERAL

3.KONKA NASI UDEM,

HIPEREMIS

4.

KAVUM NASI SEMPIT

(24)

TERAPI

1. INH

2. Vit A 150.000 – 200.000 iu

3. Preparat Fe

4. Cairan cuci hidung

R/ Na Bicarbonat

Na Chlorida

Ammonium Chlorida aaa 5

Aqua ad 200

Cara pakai

:

1 sdk makan cairan cuci hidung + 9 sdk

makan air hangat

dalam cawan

disedot

lewat hidung

buang lewat mulut 2x/hari

(25)

Bisa dilakukan OPERASI

tujuannya untuk

menyempitkan kavum nasi :

menebalkan septum nasi

membesarkan konka nasi

(26)

Rhinitis kronis atropikan non foetida

:

Adalah rhinitis atropikan yang

diakibatkan oleh tindakan / pengobatan

dokter shg rongga hidung menjadi sangat

luas

26

RHINITIS KRONIKA

ATROPIKAN

FOETIDA (OZAENA)

(27)

Diagnosis banding

Rinitis Difteri Korpus alienum Dermatitis vestibulum nasi

Rhinitis kronis

Akut Akut / kronis Akut/kronis Kronis Coryne bact

diphteri Korpus alienum Alergen - Klebsiella Ozaena - Bact non

spesifk

-PILEK CAMPUR DARAH -demam -leher membesar (bullneck)

RA:

pseudomembran +

-Pilek kental (kadang nasi, kadang

berdarah

Pilek kental, kuning kehijauan,

camp darah, bau

Pd Ozaena:

luas, mukosa

licin, krusta

kehijauan

Terapi :

- isolasi

- intake cukup

- ADS 20.000 IU

- Penicillin 50.000- 100.000

IU/kgBB/hari

selama 7-10 hari

Terapi : 3. Preparat Fe 4. Cairan cuci

(28)

RINITIS ALERGI

Adalah sindroma alergi dengan alergin spesifk, atau

sensitif terhadap alergin spesifk

Penyebab: biasanya protein dgn berat molekul tinggi

1. Polen (tepung sari bunga)

2. House dust (debu rumah, kotoran tungau

3. Kapuk

4. Bulu hewan peliharaan

5. Makanan ( seafood, telor, susu dll)

(29)

Berdasarkan sifat berlangsungnya ,

Rinitis alergi dibedakan mjd:

1. Rinitis alergi musiman

(SEASONAL)

2. Rinitis alergi sepanjang tahun

(PERENIAL)

(30)

1. RINITIS ALERGI MUSIMAN

(SEASONAL)

Di negara 4 musim

Indonesia (-)

E/ tepung sari / spora jamur (musim Semi /

Spring

)

Timbulnya: - sesuai musim

- berat / ringan bervariasi tgt pd jumlah

alergen

di udara

Pd semua umur, ada faktor herediter

(31)

Gejala:

Rhino-conjunctivitis

Hidung: - gatal2, bersin2 paroxysmal

- buntu

- rhinore

- kadang2 gatal di palatum

Mata: - merah, gatal, lakrimasi

Pemeriksaan RA: mukosa pucat ke biru2an (livide)

kadang2 hiperemis

Terapi: desensitisasi

(32)

2. Rinitis alergi sepanjang tahun

(PERENIAL)

Timbul intermiten atau bisa terus menerus

(persisten),

tanpa variasi musim

terjadi di Indonesia

E/ pl sering alergen inhalan (tu pd dewasa)

alergen ingestan (tu pada anak)

Diperberat oleh faktor iritasi non spesifk

- asap rokok

- bau yg merangsang

- perubahan cuaca

(33)

33

Klasifkasi Rinitis Alergi

Intermiten

Bekerja dan sekolah normal

Tidak ada keluhan yang

Mengganggu

Sedang-Berat

Satu atau lebih gejala

Tidur terganggu (tdk normal)

Aktifitas sehari-hari, saat olah

raga dan saat santai terganggu

Masalah saat bekerja dan

sekolah

Ada keluhan yang mengganggu

(34)

MACAM ALERGEN

Berdasar cara masuknya :

1. Alergen Inhalan : debu rumah, tungau,

jamur, bulu binatang dll.

2. Alergen Ingestan : susu sapi, telur, coklat,

ikan laut dll.

3. Alergen injektan : penisilin, gigitan serangga

dll

4. Alergen kontaktan : kosmetik, perhiasan dll

Berdasar tempat :

1. Indoor : debu rumah, tungau

(35)
(36)

Gejala klinis:

-

Khas

serangan

bersin berulang

> 5x/serangan

-

Rhinore encer & banyak

-

Hidung tersumbat, hidung & mata gatal

-

Pd anak bisa tampak G/ spesifk yaitu

-

allergic shiner

: bayangan gelap di bawah

mata

akibat obstruksi

-

alergic salut

: sering gosok2 hidung dgn

punggung

tangan krn gatal

-

alergic crease

: grs melintang di dorsum nasi

(37)

ALLERGIC SALUT

ALLERGIC SALUT

RABIT NOSE RABIT NOSE

37

(38)

ALLERGI C

CREASE ALLERGI C

CREASE

ALLERGIC SALUT

ALLERGIC SALUT

(39)

Geographic tongue

: lidah

tampak seperti gambaran

peta.

( alergi makanan )

Cobblestone

appearance

:

dinding posterior

faring tampang

(40)

Tanda dermatitis atopi

Cari kemungkinan

komplikasi

: sinusitis,

polip, otitis media efusi

Otoskopi

Rinosinusitis

Polip hidung

(41)

41

Diagnosa

1. Anamnesis

50% diagnosis sdh dpt ditegakkan

berdasarkan

anamnesis

Riwayat alergi keluarga

Alergen penyebab :

- Dewasa : Alergen Hirupan

(Inhalant)

- Anak

2

: Alergen Makanan (

Ingestant)

Di Indonesia :

- Alergen

Inhalant

a. Debu rumah

(House Dust)

b. Tungau

(Mite),

Jamur & Bulu binatang

- Alergen

Ingestant

(42)

42

2

. Pemeriksaan RA / Endoskopi

Mukosa Cavum Nasi Edema warna pucat/ Livid,

sekret encer

3. Tes Alergi

-

Prick tes

(Uji Cukit Kulit )

Sarana Dx Primer dan utama

-

Ig E Spesifk

RAST (Radio Allergo Sorbent Test)

4. Pemeriksaan sekret hidung (Sitologi)

- eosinophil++

alergi inhalan

- basophil ++

alergi makanan

- P.M.N ++

infeksi bakteri

5. Tes Provokasi hidung.

(43)

43

Terapi

1.Menghindari Alergen penyebab

(

Avoidance

)

2. Meningkatkan kondisi tubuh

3. Simtomatik

Medikamentosa

a. Antihistamin

b. Decongestan

c. Kortikosteroid (spray/topikal)

Tindakan medis/operatif

a. Cautrisasi concha inferior

b. Conchotomi Concha inferior

4. Immuno Therapy (Hiposensitisasi/

Desensitisasi)

(44)

ELIMINASI ALERGEN / AVOIDANCE

Alergen utama adalah

house dust, mite

- Lantai tdk boleh disapu, langsung di pel/vakum

cleaner

- Perabot rumah polos, secukupnya. Di lap basah

- Cukup sinar matahari

- Kasur, bantal busa atau dibungkus bahan

khusus

- Tidak memakai karpet

- Mencuci sprei, sarung bantal, selimut 1x/mgg

- Cuci gorden, boneka bulu yang dapat dicuci

-

Tidak memelihara binatang

KI

(45)

RINITIS VASOMOTORIKA

Buntu hidung ok

gangguan keseimbangan

fungsi

vasomotor

atau bertambahnya aktivitas

parsimpatis

E/ (?) diduga terkait sistem saraf otonom

- parasimpatis

vasodilatasi

permiabelitas

kapiler &

sekresi

kelenjar

(46)

Faktor2 yg mempengaruhi keseimbangan

vasomotor

1. Obat2an yg menekan simpatis

- ergotamin, chlorpromasin

- anti hipertensi

- vasokonstriktor topikal

2. Faktor fsik

- asap rokok

- bau merangsang

(47)

Keluhan:

-

Hidung tersumbat bergantian

-

Rhinoreaterutama

pagi hari

-

Bersin2

siang hilang

Anamnesis

: singkirkan rhinitis alergi

Pemeriksaan

:

RA: - mukosa hidung udem

- konka hiperemis/ merah muda/ kadang2

pucat

- sekret mukoid

(48)

Terapi

1. Hindari penyebab

mandi air hangat,

olah raga

2. Simptomatis :

- dekongestan oral

- kauterisasi (kl perlu)

- kortikosteroid topikal

3. Kl perlu operasi konkotomi

(49)

RINITIS

MEDIKAMENTOSA/HIPEREMIKA

Hidung buntu krn respon vasomotor terganggu akibat

pemakaian vasokonstriktor topikal yang lama /

berlebih

Patofsiologi :

Obat vasokontriktor gol simpatomimetik

konkha

mengecil

akan dilatasi kembali bila obat di stop.

Bila pemakaian berulang dlm waktu lama

vasodilatasi berulang

rebound dilatation

akibatnya

efek vasokonstriksi berkurang

akhirnya

penderita

(50)

Pemakaian tetes hidung

dlm waktu lama menimbulkan :

1. cilia rusak

2. sel Goblet berubah ukuran

3. pembuluh darah melebar

4. stroma udem

5. hipersekresi mukus

6. membran basalis menebal

7. lapisan sub mukosa menebal

8. lapisan periosteum menebal

(51)

Gejala

:

hidung buntu terus & berair

RA :

konka udem, hipertrof, sekret hidung >>

Uji adrenalin

udem tdk berkurang

Terapi

1. Hentikan tetes hidung

2. Kortikosteroid di tapering of

3. Dekongestan oral

4. Konkotomi / kauterisasi (radiofrekwensi)

(52)

GEJALA

RINITIS

ALERGI

VASOMOTOR

RINITIS

HIPEREMIKA/

RINITIS

MEDIKAMENTO

MATA & HIDUNG GATAL

MUDA/ PUCAT,

(53)

SINUSITIS

PARANASALIS

adalah radang

mukosa

rongga sinus paranasalis

(54)

RHINOGEN

• Mukosa hidung kontinyu dgn mukosa sinus • Buang ingus terlalu keras

• Akumulasi sekret (mis ok polip, septum deviasi,

adenoid >

DENTOGEN / ODONTOGEN

Infeksi pada gigi P2 – M1-3 atas infeksi menjalar

melalui pem darah ke sinus maksilaris

FAKTOR PREDISPOSISI

UMUM

• KELELAHAN

• FAKTOR GIZI YANG RENDAH • FAKTOR ALERGI

• GANGGUAN ANATOMI HIDUNG

(55)

SINUSITIS

Beberapa

hr-minggu

Tanda2 radang

(+)

Beberapa

mgg-bulan

Irreversibel

terbentuk jar

granulasi

(56)

1.SINUS

FRONTALIS

2.SINUS

ETHMOIDALIS

3.SINUS

MAKSILARIS

4.SINUS

(57)

1. RHINOGEN

• RHINITIS AKUT

CARA BUANG

INGUS

2. DENTOGEN

• KARIES,

GANGGREN,

APEXITIS, RUPTUR ABSES GIGI P2-M1-3

RUPTUR KISTA

DGN INFEKSI GIGI

• POST EKSTRAKSI

GIGI

3. DRAINASE

• OSTIUM SINUS

LETAKNYA TINGGI

• OSTIUM MUDAH

TERTUTUP OLEH KONKA MEDIA, DEVIASI SEPTUM NASI, POLIP,

SEKRET

Insiden :

paling

banyak

PENYEBAB :

(58)

EXUDASI CAIRAN DARI MUKOSA

RONGGA SINUS BERISI

CAIRAN

SEKUNDER INFEKSI

PURULEN

MUKO

OKSIGEN DALAM SINUS DIPAKAI BERNAFAS OLEH

MUKOSA

VAKUM SINUS

SAAT INI TERASA NYERI DI PIPI

MUKOSA MENGALAMI KERADANGAN

UDEM

OSTIUM BUNTU

(59)
(60)

anamnesis pemeriksaan penatalaksaan

Didahului oleh rhinitis akut, sakit gigi, post ekstraksi gigi

Pilek satu sisi/bilateral mukopurulen,

hemoragis + , bau (+) Batuk2 karena krn banyak lendir di tenggorok

-pipi kemeng / sakit

-sefalgia di sisi sakit (sore maksimal

pagi reda)

sakit telinga sisi sakit +

Inspeksi : Pipi udem, hiperemis

RA:

- vestibulum nasi hiperemis - sekret (+) di meatus

medius

- mukosa kavum nasi udem, hiperemis  sempit

RP:

- post nasal drip

Palpasi fossa canina :

sakit bila ditekan

MT retraksi (terjadi oklusio tuba akibat udem mukosa) Px penunjang:

Transiluinasi: gelap di sisi yg sakit

Ft Waters: perselubungan / cairan +

Terapi konservatif: Umum:

istirahat, makan lunak

Analgetika,

antibiotika Penicillin,

bila alergi alergi

doxyciclin, erythromycin

lokal :

perbaiki drainase dgn

tts hidung sol efedrin 1% tidur miring heterolateral

Terapi aktif(kl perlu) irigasi percobaan : pus / mukopus  sekaligus sbg terapi

 lakukan tiap

minggu smp pus (-)

 Kl pus negatif atau foto water tampak perselubungan (mukosa udem) 

dilakukan

(61)
(62)

PROGNOSIS

Bila cepat berobat

sembuh dgn tx

konservatif

Bila tidak diobati

menjadi KRONIS

KOMPLIKASI

: - Otitis media akut akibat

oklusio tuba

- Faringitis akibat post nasal drip

Komplikasi irigasi sinus maksilaris

:

(63)

SINUSITIS MAKSILARIS KRONIS

FREKUENSI : paling banyak

PENYEBAB:

1. Sinusitis maksilaris akut berulang,

pengobatan tidak optimal

2. Ada bloked drainage (hambatan

drainase)

3. Infeksi gigi

4. Infeksi sinus frontalis, ethmoidalis

PATOLOGI

tjd degenerasi mukosa : cysteus, polip,

fbrous,

(64)

anamnesis pemeriksaan penatalaksaan

Pilek satu sisi

mukopurulen,

hemoragis + , bau (+)/foetor nasi

Hidung buntu sebelah Batuk2 karena krn banyak lendir di tenggorok

-pipi TIDAK sakit

-Riwayat ada masalah pada

- post nasal drip

Palpasi fossa canina :

tidak sakit bila ditekan

Cari adanya caries gigi Px penunjang:

Transiluinasi: gelap di sisi yg sakit

Ft Waters:

perselubungan / air-fuid level (+)

Terapi konservatif: Umum:

istirahat, makan lunak

Analgetika,

antibiotika Penicillin, bila alergi alergi

doxyciclin, erythromycin lokal :

perbaiki drainase dgn

tts hidung sol efedrin 1% tidur miring heterolateral Terapi aktif

IRRIGASI SINUS MAX

5-7x/ minggu smp pus (-)

Bila pus tetap

operasi

- Nasoantrostomi - Caldwell Luc - FESS

Cari fokal infeksi dari caries gigi 

(65)
(66)

Sinusitis

maksilaris kronis

Karsinoma sinus

maksilaris

nasofaring

Karsinoma

Semua umur Lbh banyak pd orang

tua (>40th) Lbh banyak pd orang tua (>40th) Sakit - Sakit (+) pipi dan

graham atas kontinyu, progresif

Sakit -Sekret hemoragis + Sekret hemoragis +

+

Sekret hemorahis + +

- Pembengkakan dinding lateral, anterior, medial,

inferior sinus maksilaris

-- Foto water/ CT Scan :

distruksi tulang +

CT Scan : Distruksi tulang atap

nasofaring

- Antroskopi : tumor + Nasofaringoskopi:

tumor +

- Biopsi : keganasan

+ Biopsi : keganasan +

(67)

PATOLOGI : radang purulen

MODUS INFEKSI

RINOGEN

1. Rhinitis akut

menjalar krn

- salah buang ingus

- berenang

- ikut aliran darah, mukosa

2. Obstruksi nasi krn udem mukosa kav

nasi, polip nasi, deviasi septum nasi,

konka hipertrof

SINUSITIS

(68)
(69)

anamnesis Pemeriksaan penatalaksaan

Didahului oleh

rhinitis akut, malaese, febris, pilek

Hidung buntu

Sefalgia hebat di dahi sisi sakit (pagi lebih sakit

siang

berkurang)

Inspeksi :

kulit di daerah sinus frontalis

 taa

Palpasi: nyeri tekan di depan atau

dasar / lantai sinus frontalis

RA:

-mukosa kav nasi hiperemis, -udem

-pus (+) di meatus medius bg depan

Px penunjang:

Transiluminasi: gelap pd sisi sakit

Xfoto Waters :

perselubungan di sinus frontalis

Terapi konservatif: Umum:

istirahat, makan lunak Analgetika, antibiotika ampisilin, bila alergi alergi clindamycin, sefalosporin

(70)

PROGNOSIS:

baik

krn ostiumnya di bawah

KOMPLIKASI

: infeksi dapat menjalar ke

- mata, intra kranial

abses orbita, abses intrakranial

- dinding depan

sub perioeteal abses

- sinus frontalis kontra lateral

ABSES

(71)

SINUSITIS FRONTALIS

KRONIS

PATOLOGI : radang purulen dgn mukosa hipertrof dan

polipoid

ETIOLOGI:

1. Sinusitis frontalis akut yang tidak ditangani,

2. Drainase kurang baik

3. Kelanjutan proses sinusitis yg kurang baik dari sinus

sekitarnya (= pansinusitis)

4. Ada faktor alergi

(72)

anamnesis pemeriksaan penatalaksaan

Lebih ringan

dari keluhan

sinusitis frontalis akut

Inspeksi :

kulit di daerah sinus frontalis

 taa

Palpasi: nyeri tekan ringan / -

di depan atau

dasar / lantai sinus frontalis

RA:

-mukosa kav nasi hiperemis, -udem

-pus (+) di meatus medius bg depan

Px penunjang:

Transiluminasi: gelap pd sisi sakit

Xfoto Waters :

perselubungan di sinus frontalis

Konservatif:

- aplikasikan kapas + dekongestan

- melebarkan ostium nasofrontalis dgn sonde

-operasi faktor

penyebab obstruksi nasi Tindakan operasi

ekstranasal

(LYNCH OPERATION) - insisi curve linier di bawah bgn medial alis terus ke bawah ke bgn epichantus interna

- buka dasar sinus

frontalis dan ethmoid

(73)

PROGNOSIS : baik

KOMPLIKASI : - infltrat / abses orbita

- osteomielitis frontalis

(74)

SINUSITIS ETHMOIDALIS

AKUT

Dewasa > anak

(75)

anamnesis pemeriksaan penatalaksaan

Didahului oleh rhinitis akut

Pilek satu sisi/bilateral Hidung buntu

Sakit di daerah

frontal, mata, regio parietalis

Sakit saat

menggerakkan bola mata

Inspeksi :

pembengkakan di daerah ethmoid, bs meluas ke daerah alis

RA:

- vestibulum nasi hiperemis - sekret (+) di meatus

medius

- mukosa kavum nasi udem, hiperemis  sempit

RP:

- post nasal drip Px penunjang: Transiluinasi:

-Ft Waters: sering tidak tampak

Diagnosis ditegakkan berdasarkan: - lokasi sakit - pembengkakan di daerah orbita

& alis

- sakit pada gerakan mata

Terapi konservatif: Umum:

istirahat, makan lunak

-Analgetika, -Antibiotika

Penicillin, bila alergi

doxyciclin, erythromycin

-Dekongestan

Bisa dibantu dengan nebulyzer, lampu infra merah 

(76)

anamnesis pemeriksaan penatalaksaan

Pilek satu sisi mukopurulen

Hidung buntu sebelah Batuk2 karena krn banyak lendir di tenggorok

Tidak sakit di daerah frontal, mata, regio parietalis

Tidak sakit saat

menggerakkan bola mata

Riwayat pernah

sinusitis ethmoidalis akut yg penanganan kurang optimal

Cari riwayat alergi

Cari kelainan anatomi (septum deviasi)

RA:

- sekret (+) mukopus di

meatus medius

- Sering ada polip di mestus

medius RP:

- post nasal drip

Px penunjang: Transiluinasi:

-Ft Waters: perselubungan di dearah ethmoid

TERAPI

Ekstraksi polip 

selule dibuka

(ETHMOIDECTOMY) komplikasi operasi : mengenai lamina papiracea 

tjd infltrat / abses orbita

Bila ada riwayat

alergi : penanganan alergi

Bila ada septum deviasi : dilakukan septoplasty

(77)

anamnesis pemeriksaan penatalaksaan

- Jarang (biasanya

bersamaan dgn sinusitis

akut lainnya / pansinusitis)

- Sakit di daerah occipitalis

os parietal

- vestibulum nasi hiperemis - sekret (+) di meatus

superior/ di nasofaring

- mukosa kavum nasi udem, hiperemis  sempit

RP:

- post nasal drip Px Penunjang:

xfoto sub mental-vertex (kp dgn kontras) atau CT Scan:

tampak permukaan cairan di sinus sfenoidalis

Pungsi dinding depan sinus dgn troicart lurus 

aspirasi  pus

Terapi :

- Analgetika,

- Antibiotika

Penicillin, bila alergi alergi

doxyciclin, erythromycin

- Aplikasi kapas

dekongestan

- Irigasi melalui

ostium /

pungsi dinding depan

(78)

SINUSITIS SFENOIDALIS KRONIS

ETIOLOGI:

- sinus sfenoidalis akut yg tdk tertangani

dgn baik

(79)

anamnesis pemeriksaan penatalaksaan

- Sakit di daerah

occipitalis

os parietal (lbh

- post nasal drip Px Penunjang:

CT Scan: tampak

permukaan cairan di sinus sfenoidalis

Pungsi dinding depan sinus dgn troicart lurus 

- Koreksi alergi,

polip, tumor

- Antibiotik - Analgesik

- Operasi Hirsch

(80)

SINUSITIS

AKUT

KRONIS

FRONTALIS - demam (+)

- sakit kepala (dahi) siang, sore hilang

- ingus kental, bau (-) - kausa rinogen

- Demam (-) - Sakit kepala (-)

- Ingus kental, bau (+) di MM - kausa rinogen

MAKSILARIS -demam (+)

-nyeri pipi (+), makin sore makin sakit -ingus kental, bau (-)

- Kausa rinogen dan dentogen

- demam (-) - nyeri pipi (-)

- ingus kental hijau di MM, bau (+) - kausa rinogen dan dentogen

ETHMOIDALIS -demam (+)

-nyeri bola mata (+) -sakit kepala (+)

-ingus kental di nasofaring

- demam (-)

- nyeri bola mata (-) - sakit kepala (-)

- ingus kental hijau, bau di MM

SFENOIDALIS -demam (+)

-nyeri belakang kepala (+) -ingus kental di NF

-demam (-)

(81)

PENYEBAB : masih (?)

radang kronis dan alergi yg terjadi

berulang

(bakterial – alergi)

PATOFISIOLOGI

bacterial – alergi berulang

terjadi

perifebitis,

perilimfangitis

degenerasi mukosa

akibatnya tjd hambatan aliran balik cairan

interstitiil

udem

penonjolan mukosa

bertangkai

terjadi

polip / cyste

(82)

PEMBAGIAN POLIP

A. MENURUT BENTUK

1. MULTIPEL

asal dari selule ethmoid

2. SOLITER

asal dari sinus maksilaris

Meluas

lewat Ostium sinus Kebelakang sampai Choane dan

Nasopharynx disebut

Choanal Polyp/ Anthro Choanal

Polyp.

B. MENURUT PATOLOGI ANATOMI

1. SEROMUKUS

licin, lunak, kl dipecah keluar cairan

seromukus

kempes

2. FIBRO-OEDEMATUS

permukaan kasar, padat,

(83)
(84)

anamnesis pemeriksaan penatalaksaan

Hidung buntu

menetap

Pilek encer

smp kental

t

ampak masa polip

-Multiple/Soliter

-Seromukus/Fibroedematus

RP:

-Polip Koanal

Pemeriksaan tambahan :

- naso-endoskopi :

stadium 1 : polip di MM

konservatif

dilakukan

(sebaiknya dgn

FESS)-

(85)

DIAGNOSIS BANDING

1. ANGIFIBROMA NASOFARING dan

ANGIFIBROMA

NASOFARING JUVENILIS

mudah

berdarah

2. INVERTED SEL PAPILOMA

biasanya

usia lanjut

3. MENINGOCELLE

PD BAYI

KOMPLIKASI

SEBAGAI AKIBAT DARI OBSTRUKSI NASI (POLIP

PENUH) :

(86)

ANGIOFIBROMA NASOFARING

BELIA (JUVENILIS)

Tumor pembuluh darah di nasofaring

klinis ganas, tumbuh ekspansif,

histopatologis benigna

Umur

10 – 17

th

, laki >

wanita

Scr teoritis tumor mengecil saat usia >

20-25th

LOKASI TUMOR

: -

atap dan dinding

lateral NF

-

unilateral

(87)

GEJALA KLINIS

1. Epistaksis berulang, profuse

2. Obstruksi nasi

- rhinorea

- gangguan penciuman

- oklusio tubae

- sefalgia – dll

(88)

PERLUASAN TUMOR

Ke anterior :

- cavum nasi

- mendesak septum nasi

- keluar melalui vestibulum nasi

- menutup osteum sinus maksilaris

- masuk ke sinus maksilaris

ke fosa

sfeno-maksilaris

ekspansi ke pipi

- masuk orbita

protrusio bulbi +

gangguan N opthalmikus

Ke bawah: mendesak palatum molle

obstruksi jalan nafas

(89)

DERAJAT PERLUASAN TUMOR

STADIUM I : tumor masih di NF

STADIUM II : meluas ke rongga hidung atau ke

sinus

sfenoidalis

STADIUM III: tumor meluas ke

- sinus maksilaris

- sinus ethmoidalis

- fosa pterigo-maksilaris,

(90)

STADIUM

I

STADIUM

II

STADIUM

III

(91)
(92)

DIAGNOSIS

1. Umur : 10-17

th

2. G/ subyektif

3. Pemeriksaan RA dan RP

tumor ke

unguan

4. Penunjang :

-Angiograf pada A. karotis

eksterna/interna,

-CT scan (dengan kontras)

tumor jelas

(93)
(94)
(95)

Penatalaksanaan

1. Operasi

– merupakan pilihan terbaik /utama

– teknik operasi tergantung lokasi, besar dan

ekstensi tumor :

transpalatal, rinotomi lateral,sublabial,

infra temporal

– teknik lain :

– 1)

embolisasi (pre op)

→ tumor mengecil

operasi

(perdarahan berkurang)

– 2)

Ligasi arteri

(a. maksilaris interna, a.

karotis

(96)

2. Tumor yang sangat besar

(

inoperabel

)

a.

Obat2 hormonal

: androgen/estrogen

(dietil/dimetil stilbestrol) → utk

mengecilkan tumor → lebih mudah

dioperasi, dan mengurangi

perdarahan saat operasi

b.

Radiasi

– Tujuan : tumor mengecil

operasi

perdarahan berkurang.

(97)

PROGNOSIS

-

Stadium 1 (dini) : baik

-

Stadium lanjut

jelek

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut, pelatihan pengelolaan perpustakaan ini berguna untuk pencerahan atau solusi jangka pendek apa yang harus dilakukan oleh pengelola perpustakaan dalam

Diterapkannya kebijakan BLUD pada puskesmas perawatan di Kabupaten Gianyar dapat membantu pi- hak pemberi pelayanan kesehatan secara lebih leluasa menyediakan program-program

Untuk mengatasi permasalahan pada instalasi perpipaan suatu gedung yang digunakan baik sebagai distribusi air bersih maupun instalasi pemadam kebakaran, cara yang

Walaupun tamadun Melayu pada mulanya menerima pengaruh animisme serta Hindu-Buddha, namun ternyata prinsip-prinsip Islam lebih ditekankan dalam adat-adat yang menjadi garis

(research and development), dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang

KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara pemberian tablet tambah darah kepada pelajar putri.. Sosialisasi tentang tablet tambah darah pada pelajar putri di

Dalam hal ini tumbuhan hiperakumulator memiliki kemampuan untuk melarutkan unsur logam pada rizosfer dan menyerap logam bahkan dari fraksi tanah yang tidak bergerak sekali

Studi aliran daya sangatlah penting dalam perencanaan pengembangan suatu sistem untuk masa yang akan datang karena pengoperasian yang baik dari sistem tersebut banyak