• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI DAN KEPEMIMPINAN MENJADI ENTREPRE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMPETENSI DAN KEPEMIMPINAN MENJADI ENTREPRE"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN MENJADI

ENTREPRENEUR YANG SUKSES

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahan

Oleh

10113732 HERDI ZULFIQRI Kelas : KWU - 3

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

i

ABSTRAK

Proses seseorang yang ingin membangun bisnisnya merupakan tantangan yang menarik untuk diwujudkan, berbagai halangan dan rintangan harus mampu di lewati untuk membangun bisnis yang kuat dan unggul. Seorang entrepreneur tidak hanya dapat merencanakan tetapi juga merealisasikan dengan tindakan yang berorientasi pada skill yang dimiliki serta kreatifitas untuk melakukan sesuatu yang baru. Kemampuan negosiasi harus diperhatikan agar komunikasi antara pebisnis dengan pembeli berjalan dengan lancar sehingga masing – masing pihak saling mendapatkan keuntungan. Kompetensi dalam kepemimpinan sangat cocok diterapkan dalam bidang usaha yang ditekuninya, diperlukan jiwa pemimpin untuk menggerakkan perusahaannya agar dapat maju tumbuh berkembang dan bersaing dengan para kompetitor.

Entrepreneur merupakan tantangan bagi kalangan anak muda yang semangat membangun bisnis dari awal, bekerja keras siang dan malam untuk mengembangkan bisnis itu merupakan serangkaian usaha yang dilakukan dengan konkrit agar bisnisnya berjalan mulus, sehingga dapat bertumbuh pesat dan bersaing dengan para kompetitor. Kejelian dari seorang entrepreneur sangat dibutuhkan dalam mencari peluang bisnis yang tepat dan memaksimalkan segala kesempatan agar peluang tidak hilang, namun harus disertai dengan perlakuan yang baik kepada konsumen agar menimbulkan kenyamanan terhadap barang yang telah dibeli sehingga menimbulkan kesan yang baik terhadap pelaku bisnis.

(3)

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.5.1 Studi Literatur ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Kompetensi ... 4

2.2 Kepemimpinan ... 8

2.3 Entrepreneur ... 11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

3.1 Gambaran umum entrepreneur di Indonesia ... 15

3.2 Skill dalam Berwirausaha ... 17

3.3 Kreativitas dan Inovasi dalam Berwirausaha ... 19

3.3.1 Kreativitas ... 19

3.3.2 Inovasi ... 20

BAB IV KESIMPULAN ... 21

4.1 Kesimpulan ... 21

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Tingkat pemenuhan kebutuhan seseorang akan terus meningkat seiring bertambahnya waktu karena kebutuhan masyarakat semakin berat. Kebutuhan masyarakat yang sudah mempunyai anak semakin tahun semakin mahal, padahal pendidikan harus didapat oleh anak sehingga masa depan anak bisa lebih terarah dan maksimal dalam upaya mewujudkan mencerdaskan bangsa. Segala upaya yang telah dilakukan oleh seseorang belum dikatakan mencapai tingkat kepuasan jika masih berada dibelakang orang lain dalam konteks bekerja pada orang lain.

Peran para pelaku usaha menciptakan perbedaan kemajuan dalam suatu bangsa dan negara sebab tingkat pengangguran semakin tahun semakin meningkat. .Keterampilan untuk memajukan usahanya sendiri tentu menjadi modal berharga akan keberlangsungan usaha yang telah diusung sehingga bisa dikatakan entrepreneur yang sukses.

Faktor – faktor dari sikap entrepreneur harus diperhatikan karena banyak para pelaku usaha yang gagal ditengah jalan karena mereka tidak mengetahui cara menangani suatu kondisi yang menentukan keberhasilan usahanya. Kegagalan merupakan bahan pemicu untuk memajukan usaha karena dari sini banyak belajar dari kesalahan – kesalahan yang telah dilakukan.

(5)

2

1.2

Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari faktor – faktor menjadi seorang entrepreneur sukses sebagai berikut :

1. Bagaimana mengatasi tingkat kebutuhan yang semakin tinggi dalam ruang lingkup masyarakat?

2. Bagaimana kompetensi dalam kepemimpinan untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses dalam memajukan usahanya?

3. Bagaiman cara mengatasi kegagalan dalam upaya membangun bisnis?

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengubah pola pikir masyarakat dalam mengatasi tingkat kebutuhan yang semakin meningkat dengan menjadi seorang entrepreneur

2. Sebagai penunjang bagi masyarakat yang ingin membangun atau mengembangkan usahanya sehingga usaha yang ditekuninya kreatif dan inovatif.

3. Mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada dalam berwirausaha untuk para entrepreneur agar dapat menangani suatu kondisi yang buruk dengan solusi yang sesuai dengan permasalahannya.

1.4 Batasan Masalah

Agar cakupan dalam pembahasan tidak terlalu luas dan terfokus hanya pada permasalahan yang ada, maka batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai media yang membantu bagi masyarakat dari kalangan : pengusaha, calon pengusaha, mahasiswa dan dunia usaha yang ingin membangun bisnisnya dari awal

(6)

3

1.5 Metodologi Penelitian

Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1.5.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan meneliti dalam kegiatan yang bersumber dari perpustakaan untuk mendapatkan inti dari permasalahan serta dikaji ulang agar mendapat informasi yang relevan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari 4 bab. Dengan rincian sebagai berikut :

BAB I Bab ini terdiri dari Latar belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan

BAB II Bab ini terdiri dari Kompetensi,

Kepemimpinan dan Entrepreneur

BAB III Bab ini terdiri dari gambaran umum

entrepreneur di Indonesia, skill dalam berwirausaha dan kreativitas dan inovasi dala berwirausaha

(7)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Kompetensi

Hakikat manusia tentu memerlukan keahlian untuk melakukan pekerjaannya dalam mendapatkan income untuk keluarganya. Seperti halnya kompeten merupakan kemampuan untuk melaksanakan semua tugas yang ada dalam pekerjaan sesuai dengan standar yang diberlakukan. Seperti halnya dengan kemampuan seseorang agar mempunyai penampilan yang baik. Kompetensi yang diperlukan dapat berupa keahlian, pengetahuan serta pemahaman digunakan agar sesuai dengan nilai-nilai yang harus dimiliki dalam wujud masyarakat. Kompetensi juga dapat berupa skill, contoh 1 : kemampuan komunikasi secara efektif antar mahasiswa dengan dosen dalam menyampaikan materi serta daya tangkap mahasiswa yang berbeda, disini lah letak penyesuaian dosen kepada semua karakter mahasiswa agar materi yang telah disampaikan dapat dimengerti serta menimbulkan kesan yang baik, contoh 2 : kemampuan negosiasi antar pegawai dengan atasan sangat penting agar terciptanya hubungan yang baik serta saling menguntungkan.

(8)

5

Kompetensi yang merupakan sejumlah kemampuan yang dimiliki sesseorang untuk menunjukkan cara bertindak, berfikir dalam aktivitas perusahaan. Ada lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu : (1) motif – motif (motives), sesuatu yang secara konsisten dipikirkan dan diinginkan, yang menyebabkan tindakan seseorang, (2) ciri – ciri (traits), ciri – ciri yang merespon dari situasi dari lingkungan, (3) konsep diri yang merupakan sikap dari pemahaman atau gambaran dari diri seseorang, (4) pengetahuan yang dimiliki oleh berbagai orang dalam pengetahuan tertentu membuktikan tingkat kreativitas seseorang, (5) keterampilan yang dimiliki oleh seseorang sangat berguna untuk menampilkan skill yang dimiliki serta menjadi tolak ukur kualitas seseorang. Level kompetensi seseorang terdiri dari dua bagian. Unsur yang dapat ditonjolkan terdapat pada pengetahuan seseorang serta kreativitasnya sehingga bisa menjadi bagian yang tidak terlupakan ketika sedang merekrut karyawan baru.

(9)

6

Eddy Soeryanto Soegoto (2014:32) seorang entrepreneur atau wirausaha memiliki kompetensi yang harus milikinya agar terciptanya wirausaha kuat (1) knowing your bisnis, mengetahui semua hal yang terdapat dalam usaha bisnis yang

sedang dijalankan, (2) knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar – dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan dan membukuukan kegiatan-kegiatan usaha. Manajemen bisnis harus mempunyai landasan kuat dengan cara mengelola sumber daya secara maksimal, (3) having the proper attitude, memiliki tingkah laku yang baik dalam menyambut unsur aktivitas yang

bias membantu perusahaan. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriasan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati, (4) having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup.

Oleh karena itu, harus cukup uang, cukup tenaga, tempat, dan mental, (5)

(10)

7

produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan, (12) marketing competence, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan dalam menemukan peluang pasar yang cocok, menganalisa pelanggan serta menjaga pelanggan agar tetap ada. Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik, misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing, (13) human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti

kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan. Ia harus megnethaui hubungan interpersonal secara sehat.

Dengan demikian kompetensi menjadi pondasi agar ketahanan dan kestabilan perusahaan dapat terjaga karena dampak – dampak dari penurunan satu perusahaan sangat banyak dan beragam. Misalnya : perusahaan A terbilang perushaan gagal karena system organisasi tidak memadai akomodasinya, kualitas produk kurang terjami karena kurang nya promosi perusahaan pada vendor – vendor, kualitas produk yang ditawarkan kurang berkenan dihati masyarakat karena produknya tergolong simple dan mudah ditebak sedangkan perusahaan B terbilang sehat karena sistem organisasinya teratur dengan baik, adanya kenaikan gaji bagi karyawan yang berprestasi, kuatnya sector promosi sehingga mengundang bagi para vendor atau pun investor untuk berinvestasi disana, produk yang ditawarkan disukai masyarakat karena murah dan menarik. Itu semua merupakan contoh dari organisir perusahaan mana yang baik dan yang buruk.

(11)

8

2.2

Kepemimpinan

Eddy Soeryanto Soegoto (2017:89) Hubungan antara kepemimpinan, manajemen, dan kinerja organisasi secara luas telah dipahami dan diterima. Artinya, meningkatkan kepemimpinan pada satu sisi, pada gilirannya akan meningkatkan probabilitas kinerja manajemen yang lebih baik. Sisi lain dari kepemimpinan adalah followership. Wujud kepemimpinan dititik beratkan pada seberapa banyak follower. Respek pegawai harus didapatkan dari atasan sehingga tidak merasa dikekang dan kinerja pegawai akan meningkat seiring dengan tingkat kenyamanannya bertambah. Pegawai yang melihat atasannya merokok cenderung diikuti sehingga atasan yang melarang akan dianggap bulshit karena tidak sesuai dengan yang dilakukannya. Sama halnya dengan atasan yang selalu datang pagi ke kantor akan diikuti oleh pegawainya.

Kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk seorang entrepreneur dari kalangan pengusaha, calon pengusaha atau pun mahasiswa agar mengetahui poin – poin penting dalam berwirausaha, dikarenakan faktor kepemimpinan sangat menunjang bagi karyawan perusahaan. Kualitas karyawan dapat diukur dari pemimpinnya atau bosnya karena bos nya menjadi leader dan juga contoh perilaku bagi karyawannya. Perusahaan dapat dikatakan sehat jika pemimpinnya sudah membuat struktur yang baik dalam organisasinya serta mendorong karyawan nya mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Seluruh civitas dari perusahaan harus diberi penghargaan jika mengharumkan nama perusahaan karena itu membuktikan bahwa rasa peduli ada dalam diri pemimpinnya serta rasa terima kasih agar menyemangati karyawan yang lain serta karyawan yang mendapatkan penghargaan.

(12)

9

(13)

10

Dalam hal ini seseorang tidak hanya disarankan untuk menjadi pengikut yang baik semata, tetapi juga harus bijaksana (wisdom). Artinya, semua orang yang bekerja di suatu organisasi memiliki tugas memlihara iklim organisasi yang baik. Ketujuh, loyalitas. Dalam hal ini para pengikut yang baik akan menghormati

kewajibannya untuk setia kepada organisasi mereka. Loyalitas terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi sangat penting ketika mereka dihadapkan pada suatu masalah, baik masalah yang berkenaan dengan hubungan interpersonal atau masalah yang berhubungan dengan seorang pemimpin tertentu. Para pengikut yang tidak setia dapat menjadi sumber kesulitan, dan mereka dapat menciptakan masalah di antara anggota tim kerja dan dapat pula membahayakan pencapaian tujuan dan membuang waktu sesam mereka. Tentu saja loyalitas tidak sama dengan kepatuhan hewan piaraan, yang esensinya adalah kesetiaan dan komitmen kuat terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi dan hal lainnya yang akan dicapainya. Para pengikut perlu mengingat bahwa kewajiban mereka adalah terhadap organisasi, dan bukan terhadap para pemimpin yang hanya menjabat pada suatu periode waktu tertentu. Kedelapan, mampu mengelola ego. Dalam hal ini para pengikut yang baik akan

memiliki kendali terhadap edo mereka.

Seseorang yang bertugas menjadi pemimpin harus dipercaya oleh bawahannya karena dengan begitu persoalan organisasi perusahaan akan lancar dan stabil. Namun hal yang dapat membuat perusahaan menurun terdapat pada kepercayaan bawahannya demikian, maka dari itu dibutuhkan cara bagi seorang pemimpin untuk bisa mencairkan suasana dalam perusahaann.

(14)

11

1 minggu yang isinya pengarahan dari atasan serta aturan baru yang akan diterapkan. Biasanya para pegawai akan terlihat bosan jika materi yang disampaikan berisi topik- topik pemahaman maka dari itu adakan sesi game untuk menyegarkan para pegawai agar merasa santai, nyaman serta kekompakan untuk menjalin ikatan yang baik antar para pegawai. Setelah diterapkan pada situasi yang baru di lingkungan kerja maka pegawai sudah mengetahui hal – hal apa saja yang harus dilakukan dan kekompakan pegawai akan solid, ini merupakan langkah yang baik agar perusahaan dapat maju dan juga sehat.

2.3

Entrepreneur

(15)

12

Para wirausahawan mempunyai prinsip untuk agar bias berjalan lancar dan juga berkembang pesat tentu tanpa adanya prinsip maka akan sia-sia serta dapat mengalami kehancuran. Kehancuran yang sering terjadi diakibatkan ketidaktahuan pengalaman dari kegagalan yang sering terjadi di dalam bisnis. Seperti tidak tahu nya pola konsumen terhadap barang yang telah dipesan serta daya jual yang baik terhadap berbagai kalangan usaha. Daya jual harus sesuai dengan lingkungan serta kebiasaan yang selalu dilakukan para pemukiman. Tentunya ditunjang dengan biaya yang sesuai dengan tradisi serta adat yang selalu dilakukan.

Entrepreneur merupakan seorang yang memiliki jiwa kuat serta cerdas dalam mencari peluang dalam usaha yang akan digelutinya. Eddy Soeryanto Soegoto (2014:26) mendefinisikan Wirausaha atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaannya unggul. Contoh nya : Ir. Ciputra, Dr. Mooryati Soedibyo, Bob Sadino, Mohtar Ryadi, James Riadi, Ir. Aburizal Bakrie.

(16)

13

Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki dalam berwirausaha akan berhubungan dengan intensitas kesiapan individu untuk menampilkan perilaku berwirausaha. Kesiapan individu untuk menampilkan perilaku berwirausaha sering disebut sebagai entrepreneurial intention. Entrepreneurial intention ditentukan pula oleh evaluasi akan konsekuensi yang akan didapatkan dari berwirausaha (attitude toward behavior), persepsi akan norma subjektif dan tekanan sosial untuk menampilkan perilaku berwirausaha (subjective norms), serta persepsi akan kemampuan untuk mengontrol perilakunya dalam berwirausaha (perceived behavioral control).

Entrepreneur tidak hanya menyangkut kegiatan yang bersifat komersial untuk mencari keuntungan semata. Tapi juga kegiatan yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan semangat, sikap atau perilaku yang tepat dan unggul untuk meningkatkan efisiensi dalam arti seluas-luasnya dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada semua pihak yang berkepentingan yaitu pelanggan dalam arti luas, termasuk masyarakat, bangsa dan Negara.

. Eddy Soeryanto Soegoto (2014:28) mendefinisikan hakikat entrepreneur (kewirausahaan) : (1). Entrepreneurship adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumberdaya, tenaga penggerak, tuujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis, (2) Entrepreneurship adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha yang telah dirintisnya dalam membangun karirnya agar maju, (3) Entrepreneurship adalah proses mewujudkan bisnis yang telah digelutinya dengan penuh kerja keras dan juga harapan sehingga dapat terwujud dengan baik dan terbaik dalam bidangnya., (4) Entrepreneurship adalah kompetensi agar menciptakan perubahan yang mendalam pada sesuatu yang masih baru serta masih tidak dikenal, (5) Entrepreneurship adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha dan (6) Entrepreneurship adalah usaha merubah dari hal biasa menjadi hal yang menakjubkan lewat usaha yang telah dirintisnya agar dapat kuat dan kokoh serta memenangkan permainan dari perusahaan lain.

(17)

14

(18)

15

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1

Gambaran umum entrepreneur di Indonesia

Saat ini minat masyarakat indonesia untuk berwirausaha masih tergolong kecil mengingat jumlah pengangguran di Indonesia semakin tinggi, data terakhir yang dilansir BPS menyebutkan bahwa angkatan kerja pada tahun bulan agustus 2012 mencapai 118 juta orang, dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 7.245.200 orang (6,14%)1. Di provinsi jawa barat sendiri, sebagaimana dilansir

oleh BPS Provinsi Jawa Barat jumlah angkatan kerja pada bulan februari 2012 adalah sebesar 20.138.658 orang, dengan tingkat pengangguran yang merupakan lulusan dari Diploma I/II/III sebesar 11,94%. Sementara jumlah pengangguran yang merupakan lulusan universitas adalah sebesar 9,81%. Jika dijumlahkan, maka jumlah pengangguran terdidik di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 21,75%. Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran secara agregat/nasional. Kemudian diikuti oleh penganggur yang merupakan lulusan SMK, SMA, SMP, dan SD2.

Jumlah yang begitu besar tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kita semua karena ini menjadi tolak ukur bahwa pendidikan Indonesia tidak menjamin kualitas kita kedepannya akan bekerja atau tidak. Maka patut menjadi perhatian dari kita untuk mengukur skill yang dimiliki sudah sampai mana dan apakah dibutuhkan oleh perusahaan. Calon pelamar kerja diharusnya mempersiapkan semuanya dengan baik sebelum melamar kerja mulai dari CV, Pakaian, Kesiapan mental agar nantinya bisa berjalan dengan baik untuk berhadapan dengan bagian HRD dan doa yang mengalir dari orang tua sehingga kita bisa masuk ke pekerjaan yang diinginkan.

1Rijal Assidiq Mulyana, “Pengaruh Norma Subyektif, Persepsi Kontrol Perilaku, Dan Sikap

Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK”,(

(19)

16

Melihat angka pengangguran yang begitu besar yang disumbangkan oleh mereka yang dikatakan sebagai penganggur terdidik di Provinsi Jawa Barat menimbulkan keprihatinan yang teramat dalam bagi penulis secara pribadi dan masyarakat jawa barat pada umumnya. Melihat angkat tersebut. Maka, wajar saja jika kemudian pendidikan di Indonesia pada umumnya dan khususnya Provinsi Jawa Barat harus dipertanyakan. Apakah sudah tepat pendidikan dikatakan sebagai sebuah investasi jika kita konfrontasikan dengan fakta gentir tentang pengangguran terdidik kita. Walaupun disisi lain pendidikan tidak bisa dijadikan kambing hitam, salah satunya instusi yang disalahkan atas problem kebangsaan ini karena tentu saja kita mafhum bersama, bahwa banyak parameter lainnya yang memiliki kontribusi dalam keberhasilan sebuah bangsa. Namun setidaknya menyadarkan kita tentang pentingnya membangun sebuah pendidikan yang memberikan jaminan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadi masyarakat sejahtera. Karena walaupun menjadi satu diantara berbagai parameter keberhasilan sebuah bangsa, pendidikan atau institusi pendidikan mesti bertanggung jawab dan berperan atas problema kebangsaan ini. Selain pendidikan, data pengangguran di Provinsi Jawa Barat memberikan gambaran sekaligus membuktikan pada kita akan terbatasnya lapangan pekerjaan di Jawa Barat. Sehingga pemerintah sebagai stake holders segera membuat aksi untuk memecahkan problem ini. Masalah ini menjadi ancaman juga terhadap generasi muda Indonesia karena dengan begitu banyaknya pengangguran maka Negara Indonesia masih disebut Negara berkembang, padahal masih ada cara lain untuk menekan tingkat pengangguran yakni dengan menjadi seorang pengusaha yang bisa menciptakan lapangan kerja serta memberantas pengangguran di Indonesia.

(20)

17

3.2

Skill dalam Berwirausaha

Untuk mencapai cara berwirausaha yang benar diperlukan skill yang mumpuni aga tercipta bisnis yang kuat dan tangguh sehingga bisa mencapai derajat entrepteneur yang mumpuni di bidangnya. Skill yang perlu diperhatikan tentu memerlukan penunjang bukan hanya konsep yang diajarkan selama kegiatan bisnis yang berjalan. Bukan hanya itu saja tapi juga sangat ditunjang dengan berbagai pengalaman bisnis yang dari para pengusaha sukses yang telah meraih berbagai kesuksesan seperti : chairul tanjung adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang merintis CT Corp. Hingga saat ini telah mempunyai anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang bisnis contoh : Trans TV yang bergerak dibidang iklan dan televisi. Sekarang telah banyak berkembang layanan televisi yang selalu berada di TV Indonesia. RCTI, MNC, TRANS TV merupakan contoh dari pergerakan bisnisnya. Contoh yang kedua Jacob oetama yang merupakan salah satu pendiri Surat Kabar Kompas. Yang saat ini berkembang begitu pesat sampai – sampai telah dibaca oleh berbagai kalangan dari para bisnis, anak muda, remaja dan dewasa. Para wirausaha muda sering bergerak di bidang makana karena di bidang tersebut sangat banyak digandrungi oleh kalangan mahasiswa dan juga orang Indonesia. Disisi lain bidang bisnis ini sangat menunjang modal usaha dari kantong mahasiswa dan juga harga yang ditawarkan kepada konsumen sesuai dengan keinginan merak. Begitu pun dengan produk yang ditawarkan seseorang ke berbagai produk yang seharusnya mengalir pada diri seorang wirausahawan yang mengalir dikehidupan sehari – hari. Setiap hari dengan berbagai bidang bisnis yang dirintis dengan para wirausahawan

lain.

Eddy Soeryanto Soegoto (2014:34) mengemukakan keterampilan (skill) yang diperlukan seorang entrepreneur untuk menunjang keberhasilan bisnis adalah (1) technical skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus, seperti sekretaris, akuntan-auditor, ahli gambar, (2) human relations skill, yaitu kemampuan agar dapat mewujudkan cara agar dapat berinteraksi dengan

(21)

18

mendiagnosis dan untuk menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat situasi luar. Keterampilan konseptual sangat penting untuk memperoleh peluang pasar baru dan menghadapi tantangan, (4) decision making skill, yaitu keterampilan untuk merumuskan masalah dan memilih cara bertindak yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Ada tiga tahapan utama dalam pengambilan keputusan, yaitu:

1. Merumuskan masalah, mengumpulkan fakta, dan mengidentifikasi alternative pemecahannya.

2. Mengevaluasi setiap alternative dan memilih alternative yang terbaik 3. Mengimplementasikan alternative yang terpilih, menindaklanjuti secara

periodik, dan mengevaluasi keefektifan yang telah dipilih tersebut (5) time management skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan dan mengatur waktu seefisien dan seproduktif mungkin, (6) individual skills and attitudes, yaitu keterampilan dan sikap individu, (7) knowledge of business, yaitu kemampuan dalam menjalankan bisnisnya yang akan digelutinya, (8) establishment of goal, yaitu kesempurnaan dalam melangkah ke depan agar bisnisnya bergerak maju, (9) take advantage of the opportunities, yaitu kesempurnaan dalam mengunggulkan setiap peluang bisnis agar terciptanya bisnis yang kuat dalam hal apapun, (10) adapt to the change, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, (11) minimize the threats to business, yaitu kemampuan untuk meminimalkan ancaman terhadap perusahaan.

(22)

19

waktu seefisien mungkin serta seproduktif untuk menjaga hubungan baik dengan para konsumen merupakan langkah konkret yang harus dilakukan karena akan menimbulkan kesan yang baik serta munculnya minat mereka terhadap pelayanan kita sehingga akan semakin banyak konsumen yang berdatangan dan tentunya melipatgandakan keuntungan. Kasus yang ketiga, kesalahannya terletak pada adaptasi dengan perubahan dengan cepat dan fleksibel merupakan keharusan yang diharus diasah karena pergerakan usaha atau bisnis cepat berubah sampai – sampai mengikuti tren yang paling banyak digandrungi serta kita bisa memperkirakan sejauh apa kuatnya perusahaan atau bisnis kita dalam menghadapi perubahan tersebut. Jika perusahaan tetap berdiri kokoh maka pondasi yang telah dibuat sebelumnya terhitung baik, akan tetapi jika pondasi lemah maka akan hancur dimakan oleh perubahan yang semakin lama semakin baru.

Maka dari itu, pentingya mengaplikasikan skill tersebut, karena akan mencegah dari kesalahan – kesalahan yang sama bagi para entrepreneur. Sehingga perusahaan atau bisnis yang ditekuni dapat berdiri kokoh dan kuat serta berdedikasi untuk kepentingan masyarakat.

3.3

K

reativitas dan Inovasi dalam Berwirausaha

3.3.1 Kreativitas

(23)

20

sensitif terhadap permasalahan, lancar-kemampuan untuk menggenerik ide - ide yang banyak, fleksibel keaslian, responsive terhadap perasaan, terbuka terhadap fenomena yang belum jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi dan selektif.

Memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Titik tengah dari berwirausaha adalah mengetahui peluang yang ada dihadapannya serta mengambilnya sebagai titik tolak untuk maju dan juga kuat dalam bersaing pada corporate baru, proses-proses manufacture yang baru, produk – produk dan jasa – jasa baru, cara – cara baru dalam mengelola sesuatu dalam mengambil keputusan.

3.3.2 Inovasi

Dengan terdapatnya inovasi yang mendalam akan kebutuhan yang selalu bertambah dan juga permintaan berbagai pelangga terus meningkat maka dari itu diperlukan adanya keinginan agar selalu maju dan maju.

Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan yang dirasa dapat memuaskan kebutuhan mereka. Maka dari itu terdapat inovasi yang terus berkembang maju dan tetap kokoh pada usahanya

(24)

21

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Untuk menjadi seorang wirausaha yang cerdas dalam memilih peluang bisnis yang ada berbagai kalangan orang akan lebih mudah mencari jalan pintas dari orang yang sudah sukses dalam mengembangkan bisnisnya. Prinsip mereka seharusnya dituruti dari perilaku seseorang agar bisa masuk kedalam skala bisnis yang lebih besar dari kecil yang membutuhkan perjuangan yang penuh pertimbangan karena dengan begitu pun maka antusias dari warga akan besar sehingga membutuhkan respek yang besar kepada para developer di Indonesia. Segala perjuangan yang dirasakan oleh para wirausaha menjadi titik tolak untuk bangkit dari keterpurukan serta meraih keberhasilan dengan usaha yang diperjuangkan.

(25)

22

BIBLIOGRAPHY

Soegoto, D. I. (2014). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan harmoni manual menggunakan gitar klasik tentu memerlukan pengetahuan tentang instrumentasi, teori musik, basik posisi pada instrumen gitar sebagai pengacu

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Dengan nilai OR 3,331, artinya balita yang tinggal di rumah dengan jenis lantai yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko terjadinya pneumonia 3,33 kali lebih besar

Karakteristik siswa SMP (tahap remaja awal) yang memasuki proses pencarian jati diri dan pemenuhan tugas perkembangan dalam mengembangkan interaksi sosial yang

tidak terpisah antara rawat jalan dan rawat inap digabungkan, jadikan memang sementara bentuk rekam medik kita dirumah sakit haji inikan belum instalasi kalau kita

Specif- ically, CNN model is used to mine location information from n − gram words of a tweet, user similarity cluster model finds similar users of a specific user and then follows

Dalam rangka penyusunan neraca awal, khusus tanah dan bangunan dapat dinilai berdasarkan Nilai Jual Obyek Pajak ( NJOP) pada saat neraca disusun. Mengingat

kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam