• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Di Sistem Kontrol Penyakelaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan Di Sistem Kontrol Penyakelaran"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Sistem Kontrol Penyakelaran Kubikel

Menggunakan RTU Intek UC-503G dan Software

Intek Gateway Monitor Melalui Jaringan Wi-Fi

Muhammad Taufiq Ridhwan, ST 1), Beny Nugraha, ST, MT, M.Sc 2)

Dosen : Dr Ir Iwan Krisnadi MBA

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Pasca Sarjana Universitas Mercubuana

Remote Terminal Unit (RTU) yang digunakan dalam sebuah gardu listrik memiliki tiga fungsi utama yaitu tele-metering, tele-signaling, dan tele-controling. Pemilihan RTU Intek UC-503G dibandingkan dengan RTU lainnya karena memiliki keunggulan dimana ketiga fungsi utama RTU tersebut berada dalam satu perangkat RTU, sehingga terlihat lebih sederhana. Selain itu, RTU Intek UC-503G memiliki banyak pilihan dalam melakukan konfigurasi komunikasi data yaitu dalam komunikasi data dengan

Master Terminal Unit (MTU) bisa menggunakan TCP/IP, Provider dengan jaringan 3G atau GPRS, atau melalui jaringan wi-fi. Pada penerapannya RTU melakukan komunikasi data dengan MTU menggunakan provider pada jaringan GPRS. Akan tetapi, pada jaringan GPRS banyak ditemukan permasalahan seperti waktu tunda yang lama, kegagalan komunikasi data, pemakaian data yang tidak bisa dipantau sehingga mengakibatkan terjadi tagihan pemakaian data yang tidak jelas, keamanan data kurang terjaga dan kurangnya kehandalan dalam komunikasi data.

Untuk menanggulangi permasalahan – permasalahan yang diakibatkan oleh penggunaan jaringan GPRS, alternatif media transmisi data antara RTU dengan MTU bisa dilakukan menggunakan jaringan

wi-fi. Dalam hal mengendalikan kubikel menggunakan RTU, jaringan wi-fi memiliki keunggulan dibandingkan jaringan GPRS. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa pengujian pada media transmisi menggunakan jaringan wi-fi dan pengaruhnya terhadap RTU maupun umpan balik terhadap MTU.

Hasil yang diperoleh dari pengujian kontrol kubikel menggunakan MTU dengan RTU melalui jaringan

wi-fi bahwa komunikasi data, keamanan data, kehandalan data, penanggulangan masalah dan biaya operasional lebih baik dibandingkan dengan jaringan GPRS.

Kata kunci : RTU Intek UC-503G, MTU Intek Gateway Monitor, Jaringan wi-fi, Kubikel

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada setiap sistem jaringan distribusi listrik pasti membutuhkan pengendalian dan manuver pada kubikel di gardu induk untuk mengatur penyaluran energi listrik ke konsumen. Cara melakukan manuver secara manual pada kubikel biasanya langsung dilakukan di gardu induk. Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi di bidang penyaluran listrik pun semakin canggih yaitu dapat melakukan pengendalian dan manuver kubikel secara

remote atau kendali jarak jauh dengan

dipasangkan RTU (Remote Terminal Unit) pada gardu induk yang akan dilakukan kendali jarak jauh pada kubikel tersebut.

(2)

terkadang sering offline atau sinyalnya putus, keterlambatan dalam pengiriman data dan biaya pemakaian data yang terkadang sangat mahal tanpa mengetahui rincian biaya pemakaian data tersebut.

Studi kasus pada penelitian ini akan dilakukan perancangan sistem kontrol penyakelaran kubikel menggunakan RTU intek UC-503G tipe concentrator yang dilengkapi

digital input dan output serta software intek gateway monitor sebagai kendali pusat melalui jaringan Wi-Fi. Sehingga, diharapkan hasil pada penelitian kontrol penyakelaran kubikel melalui jaringan Wi-Fi ini didapatkan jaringan yang lebih stabil, komunikasi data yang lebih handal, pengiriman data yang cepat dan mengurangi biaya operasional.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang konsep dan cara kerja sistem kontrol penyakelaran kubikel melalui jaringan Wi-Fi?

2. Bagaimana desain program pada RTU intek UC-503G sehingga dapat terhubung dan dapat dikendalikan melalui software intek gateway monitor?

3. Apa pengaruh atau hasil pada data dengan menggunakan jaringan Wi-Fi dibandingkan dengan GPRS/GSM ?

3. Batasan Masalah

Perancangan sistem kontrol penyakelaran kubikel menggunakan RTU Intek UC-503G dan Software Intek Gateway Monitor, dan penelitian dilakukan menggunakan jaringan Wi-Fi.

4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Merancang konsep sistem kontrol penyakelaran kubikel melalui jaringan Wi-Fi agar komunikasi data lebih handal.

2. Menghubungkan RTU intek UC-503G dengan software intek gateway monitor.

3. Mengendalikan digital output pada RTU intek UC-503G untuk melakukan penyakelaran atau manuver pada kubikel.

4. Mengetahui tingkat kehandalan dan kecepatan transmisi data untuk mengirimkan perintah dari software

intek gateway monitor ke RTU intek UC-503G melalui jaringan Wi-Fi.

II. LANDASAN TEORI

1. Jaringan Distribusi Listrik

Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik ke konsumen (beban), merupakan suatu hal yang penting karena penyaluran tenaga listrik ini sangat dibutuhkan, prosesnya melalui beberapa tahap, yaitu dari pembangkit tenaga listrik penghasil energi listrik, disalurkan ke jaringan transmisi (SUTET) langsung ke gardu induk. Dari gardu induk tenaga listrik disalurkan ke jaringan distribusi primer (SUTM/STTM), dan melalui gardu distribusi langsung ke jaringan distribusi sekuder (SUTR/STTR), tenaga listrik dialirkan ke konsumen. Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membagikan tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui jaringan tegangan rendah (SUTR/STTR), sedangkan suatu saluran transmisi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik bertegangan ekstra tinggi ke pusat-pusat beban dalam daya yang besar (melalui jaringan distribusi).

Gambar 1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik 2. Kubikel

(3)

sebagai pembagi, pemutus, penghubung, pengendali dan proteksi sistem penyaluran tegangan 20kV. Kubikel biasa ditemukan atau terpasang pada sistem jaringan distribusi primer dan disimpan di gardu distribusi atau gardu hubung yang terbuat dari beton atau bangunan gardu biasa.

3. RTU (Remote Terminal Unit)

RTU merupakan salah satu komponen peralatan SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) yang dirancang untuk memonitor aktivitas gardu pada suatu sistem tenaga listrik, dimana RTU tersebut akan melakukan pengolahan data yang kemudian dikirim ke MTU (Master Terminal Unit). RTU akan berkomunikasi dengan MTU untuk mendapatkan data yang dibutuhkan di gardu. Data yang diperoleh dari gardu biasanya berupa informasi dasar tentang sistem tenaga listrik seperti informasi status peralatan sistem listrik dan pengukuran besaran listrik atau meteran di gardu. MTU juga dapat memberikan perintah ke RTU untuk melakukan kendali manuver pada kubikel maupun meminta data pengukuran besaran listrik berdasarkan waktu yang diinginkan.

Proses pengolahan data pada RTU disebut dengan teleinformasi yang terdiri dari telesignal

yang berfungsi untuk mengetahui status indikasi dari peralatan listrik, telemetering yang berfungsi untuk mengetahui pengukuran besaran-besaran listrik pada peralatan tenaga listrik seperti tegangan dan arus, dan telecontrolling berfungsi untuk meneruskan perintah dari pusat pengatur (MTU) ke peralatan tenaga listrik.

Kapasitas RTU yang terkecil memiliki kurang dari 10-20 sinyal analog dan digital, yang medium memiliki 100 sinyal digital dan 30-40 input analog. Untuk kapasitas besar memiliki input/output diatas medium.

Fungsi utama dari RTU itu sendiri adalah sebagai slave dan letaknya jauh dari master station , tetapi masih mampu berkomunikasi satu sama lain, kemudian diletakkan berdekatan dengan gardu yang akan dikendalikan, yang berfungsi mengambil data dan mengendalikan gardu tersebut.

RTU yang berfungsi mengumpulkan seluruh data dari digital terminal unit yang memiliki modul input dan output, data meter digital yang memiliki nilai digital measurements ataupun peralatan IED (Intellegent Electronic Devices) lainnya yang kemudian dikirim ke MTU.

Gambar 2 RTU Intek UC – 503G Pada umumnya RTU terdiri dari beberapa bagian yang mendukung fungsi RTU sebagai

teleinformasi, adapun bagian – bagian perangkat keras pada RTU sebagai berikut : a. Digital Input (DI)

Digital input RTU yang digunakan pada gardu distribusi berfungsi untuk memantau posisi atau status kubikel (Open / Close), kondisi status pintu gardu (Open / Close), dan peralatan – peralatan lainnya pada gardu distribusi yang hanya memiliki dua kondisi yaitu 1 (true) dan 0 (false).

Pada umumnya tipe data yang bisa digunakan untuk digital input adalah tipe data boolean. Boolean adalah nama tipe data logika yang hanya mengenal dua nilai yaitu 1 (true) dan 0 (false) yang bersifat

case sensitive. Kemudian data pada digital input biasanya tidak memiliki eksekusi, maksudnya data tersebut hanya bisa dibaca (read) tidak bisa diperintah atau ditulis (write).

b. Digital Output (DO)

Digital output RTU yang digunakan pada gardu distribusi berfungsi untuk melakukan perintah pada kubikel untuk bermanuver menjadi Open / Close.

Pada umumnya tipe data yang bisa digunakan untuk digital output adalah tipe data boolean. Boolean adalah nama tipe data logika yang hanya mengenal dua nilai yaitu 1 (true) dan 0 (false) yang bersifat

case sensitive dan pada digital output memiliki sifat command. Sehingga data pada digital output biasanya memiliki eksekusi, maksudnya data tersebut bisa dibaca (read) dan bisa diperintah atau ditulis (write).

(4)

Analog input adalah salah satu komponen pada RTU, berfungsi untuk mengumpulkan data – data dari lapangan yang bersifat analog atau sensor – sensor analog.

Untuk penggunaan sinyal analog yang biasa dipakai untuk pengambilan data adalah 4 – 20mA dan 1 – 5 VDC. Sinyal analog ini didapat dari transmiter atau sensor yang masuk ke analog input berupa sensor suhu, kelembaban, maupun level minyak trafo. Untuk pengukuran nilai yang dilakukan sensor tersebut, biasanya dibuatkan range berdasarkan sinyal arus input yang masuk ke RTU sebagai acuan untuk membuat nilai. Adapun range sinyal inputnya sebagai berikut :

Tabel 1 Range Sinyal Input Terhadap Pembacaan Sensor

Sinyal Arus Input (mA)

Pembacaan Sensor (%)

4 0

8 25

12 50 16 75 20 100 d. Protokol Komunikasi

Protokol yang digunakan untuk komunikasi pada RTU biasanya terdiri dari beberapa jenis protokol yaitu IEC, TCP/IP (Ethernet) dan Modbus (Modicon Bus).

Protokol TCP/IP ataupun modbus pada RTU berfungsi untuk melakukan pemrograman terhadap RTU dan untuk menghubungkan perangkat – perangkat yang akan diambil data – datanya ke RTU. Perangkat – perangkat tersebut seperti data pada meter, data pada UPS (Uninterrupted Power Supply) ataupun data – data digital lainnya yang bisa dihubungkan melalui protocol TCP/IP ataupun modbus. Protokol modbus pada RTU biasanya terdiri dari 2

module serial yaitu RS-232 dan RS-485. e. CPU dan Memori

CPU (Central Processing Unit) pada RTU berfungsi sebagai menerima dan melaksanakan perintah berupa data – data yang diperoleh dari perangkat lunak, CPU merupakan otak dalam melakukan segala fungsi pada RTU.

Memori pada RTU berfungsi untuk menyimpan file temporary atau data – data yang diperoleh dari mengumpulkan data –

data yang diperlukan untuk diambil dan dikirim ke MTU, setelah file temporary itu dikirim ke MTU, maka file temporary akan hilang atau dihapus pada RTU.

f. Power Suplai

Power suplai pada RTU berfungsi untuk menghidupkan perangkat RTU tersebut.

Range tegangan pada RTU terdiri dari 3 jenis range tegangan, yaitu 0 – 18VDC, 18 – 36VDC dan 36 – 48 VDC. Penggunaan RTU dengan range tegangan tersebut tergantung pada kebutuhan dari tegangan output pada digital output untuk memberikan

trigger atau sinyal terhadap perangkat yang akan diremote atau diberikan sinyal.

4. MTU (Master Terminal Unit)

Master terminal unit merupakan sebuah sistem pada komputer ataupun PLC (Programmable Logic Controller) yang berfungsi menerima data dari seluruh RTU untuk dikirim menuju HMI (Human Machine Interface) melalui OPC (OLE for Process Control), OLE sendiri merupakan singkatan dari Object Linking and Embedding.

OPC merupakan suatu aplikasi yang berfungsi untuk mengambil mengolah dan mengumpulkan data – data dari seluruh RTU secara satu per satu dengan cepat yang biasa disebut dengan polling. Kelebihan dari OPC yaitu bisa mengambil dan mengumpulkan seluruh data yang berasal dari protokol komunikasi berbeda – beda menjadi suatu hasil data yang sama.

Master terminal unit dengan OPC bisa menjadi satu kesatuan dalam satu sistem aplikasi ataupun bisa dibuat secara terpisah tergantung pada sistem aplikasi yang digunakan.

(5)

5. Wi-Fi (Wireless Fedelity)

Wi-Fi adalah suatu standar (wireless networking) jaringan tanpa kabel dan hanya dengan suatu komponen yang sesuai dapat terhubung ke jaringan. Awalnya wi-fi ditujukan untuk perangkat nirkabel dan jaringan area lokal (LAN), namun saat ini wi-fi banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini dapat memungkinkan seseorang dapat menggunakan computer dan kartu nirkabel (wireless card) atau PDA (Personal Digital Assistant) untuk terhubung internet dengan menggunakan titik akses terdekat atau lebih dikenal dengan

hotspot.

Pada penggunaan wi-fi, IEEE (Institute Of Electrical and Electronics Engineers) mengeluarkan dan mengesahkan standarisasi

wireless. Sampai saat ini, IEEE telah mengesahkan 7 standarisasi wireless yaitu IEEE 802.11a, IEEE 802.11b, IEEE 802.11c, IEEE 802.11d, IEEE 802.11e, IEEE 802.11f dan IEEE 802.11g. Akan tetapi standarisasi yang digunakan di Indonesia sesuai regulasi pemerintah ada 3 yaitu, IEEE 802.11a, IEEE 802.11b, dan IEEE 802.11g.

6. GPRS

GPRS (General Packet Radio Service) merupakan suatu teknologi komunikasi data tanpa kabel yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih baik dibandingkan dengan penggunaan teknologi CSD (Circuit Switch Data). Penggabungan layanan telepon seluler dengan GPRS menghasilkan generasi yang disebut 2.5G. Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data yang berkaitan dengan e-mail, data gambar, WAP (Wireless Access Point) dan WWW (World Wide Web).

GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip

“tunneling”. Ia menawarkan laju data yang lebih

tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps dibandingkan dengan 9,6 kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan dengan berbagi antar pengguna sehingga menjadi sangat efisien. Dari segi biaya, harga mengacu pada volume penggunaan. Penggunanya ditarik biaya dalam kaitannya dengan banyaknya bit yang dikirim atau diterima, tanpa

memperdulikan panggilan, dengan demikian dimungkinkan GPRS akan menjadi lebih cenderung dipilih oleh pelanggan untuk mengaksesnya daripada layanan-layanan IP.

Penggunaan GPRS pada RTU menjadi suatu hal yang umum digunakan pada unit kegiatan distribusi listrik. Akan tetapi, pada operasionalnya penggunaan jaringan GPRS pada RTU menemukan beberapa permasalahan seperti kurangnya kehandalan komunikasi data, kegagalan komunikasi data yang membuat kondisi offline pada RTU karena terjadi permasalahan pada jaringan provider, sering terjadinya delay dalam proses pengendalian atau manuver pada kubikel secara remote, keamanan data yang kurang terjaga, serta penggunaan data yang tidak bisa dipantau sehingga mengakibatkan pemakaian data yang tidak jelas seperti pemakaian data yang membesar tanpa diketahui pengguna penyebab membengkaknya pemakaian data.

Pada Tabel 2 merupakan tabel pemakaian data menggunakan jaringan GPRS dengan jumlah kartu provider sebanyak 564 kartu telkomsel dan 533 kartu indosat pada periode bulan Juli sampai dengan November.

Tabel 2 Pemakaian Data GPRS Pada RTU

BULAN JULI 2014 5,811,517 7,236,811 AGUSTUS 2014 8,721,152 8,211,453 SEPTEMBER

2014

11,503,961 7,621,323

OKTOBER 2014 16,806,593 7,893,677 NOVEMBER 2014 25,422,789 8,128,399

Dengan pemakaian data yang tertera pada Tabel 2, total tagihan per bulannya bisa mencapai 80 Juta Rupiah, dengan kontrak pemakaian data sebesar 10 GB. Kemudian pada Tabel 3 merupakan pengujian remote

(6)

Perhitungan waktu delay menggunakan

software Intek Timestamp Watcher.

Tabel 3 Pengujian Remote Kubikel Menggunakan Jaringan GPRS

JUMLAH PENGUJIAN

DURASI PERUBAHAN STATUS REMOTE

KUBIKEL CLOSE (s) OPEN (s) Ke-1 3.24 2.23 Ke-2 2.67 3.41 Ke-3 1.86 3.25

Ke-4 2.37

Tidak Ada Perubahan Ke-5 2.21 3.72

Ke-6

Tidak Ada Perubahan

2.54

Ke-7 4.57

Tidak Ada Perubahan Ke-8 3.73 4.53

III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

1. Perancangan Sistem Kerja Alat

Perancangan prinsip kerja sistem kontol penyakelaran kubikel menggunakan RTU Intek UC503G tipe concentrator melalui jaringan wi-fi

dapat digambarkan dengan blok diagram pada Gambar 4, sehingga secara garis besar akan mengetahui deskripsi yang jelas tentang sistem kerja alat tersebut.

Gambar 4 Blok Diagram Sistem 2. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan alat dan sistem yang dibuat pada tugas akhir ini meliputi beberapa bagian penting yaitu :

1. Pembuatan topologi sistem penyakelaran kubikel menggunakan RTU UC-503G melalui jaringan wi-fi.

2. Pembuatan miniatur kubikel

3. Konfigurasi sistem penyakelaran kubikel menggunakan RTU UC-503G melalui jaringan wi-fi.

Pada Gambar 4 dibawah ini merupakan rancangan topologi jaringan perancangan sistem kontrol penyakelaran kubikel menggunakan RTU UC-503G dan software

Intek Gateway Monitor sebagai MTU melalui jaringan wi-fi. Pada bagian ini bisa terlihat keseluruhan peralatan yang diperlukan untuk pembuatan sistem kontrol tersebut.

Gambar 4 Topologi Jaringan Alat

(7)

Gambar 5 Tampak Bagian Depan Miniatur Kubikel

Gambar 6 Tampak Bagian Dalam Miniatur Kubikel

3. Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Pada bagian perancangan software menjelaskan aplikasi atau software yang digunakan beserta fungsinya terhadap sistem penyakelaran kubikel ini. Untuk perancangan software terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu :

1. Perancangan program pada MTU

2. Perancangan program pada RTU

Tujuan melakukan pemrograman pada MTU dilakukan agar MTU bisa berfungsi dan terhubung dengan RTU, maksudnya terhubung disini adalah terhubung dengan fungsi - fungsi yang ada pada RTU seperti digital input, digital output, port communication dan analog input. Oleh karena itu, diperlukan menyetel konfigurasi pada MTU atau aplikasi gateway monitor

dengan menggunakan media aplikasi untuk

melakukan pemograman pada MTU yaitu aplikasi Intek User Interface.

Pada Gambar 7 merupakan gambar aplikasi

Intek User Interface yang diprogram ke MTU atau Intek Gateway Monitor.

Gambar 7 Aplikasi Intekcon User Interface Pada Tabel 4 merupakan daftar tag name yang digunakan untuk penyakelaran kubikel dalam perancangan MTU.

Tabel 4 Daftar Tag Name Untuk MTU NO TAG NAME TIPE DATA IOA

1 RTU1.DIA01 Single Point 10 2 RTU1.DIA02 Single Point 11 3 RTU1.DIA03 Single Point 12 4 RTU1.DIA04 Single Point 13 5 RTU1.DIA05 Single Point 14 6 RTU1.DIA06 Single Point 15 7 RTU1.DIA07 Single Point 16 8 RTU1.DIA08 Single Point 17 9 RTU1.DIA09 Single Point 18 10 RTU1.DIA10 Single Point 19 11 RTU1.DIA11 Single Point 20 12 RTU1.DIA12 Single Point 21 13 RTU1.DIA13 Single Point 22 14 RTU1.DIA14 Single Point 23 15 RTU1.DIA15 Single Point 24 16 RTU1.DIA16 Single Point 25 17 RTU1.DOA01 Single

Command

10 18 RTU1.DOA02 Single

Command

11 19 RTU1.DOA03 Single

Command

12 20 RTU1.DOA04 Single

Command

13 21 RTU1.DOA05 Single

Command

14 22 RTU1.DOA06 Single

Command

15 23 RTU1.DOA07 Single

Command

(8)

24 RTU1.DOA08 Single Command

17

Tujuan melakukan pemrograman pada RTU adalah untuk menghubungkan serta melakukan sinkronisasi database pada RTU dengan

database yang ada pada MTU. Maksud dari sinkronisasi database adalah tag name yang ada pada MTU bisa terhubung dengan bagian-bagian yang ada pada RTU tanpa tertukar fungsi atau IOAnya.

Pada Gambar 8 merupakan tampilan dari aplikasi notepad ++ yang digunakan sebagai editor program RTU.

Gambar 8 Tampilan Notepad ++ 4. Realisasi Alat

Dalam

merealisasikan

penyakelaran

kubikel menggunakan

Remote Terminal

Unit

Intek UC-503G dan

software Gateway

Monitor

melalui jaringan

wi-fi

, diperlukan

pengujian alat dan komponen sebelum

direalisasikan menjadi kesatuan sistem.

Pada Gambar 9 merupakan alat sistem

kontrol penyakelaran kubikel menggunakan

RTU Intek UC-503G dan

software Gateway

Monitor

melalui jaringan

wi-fi

.

Gambar 9 Alat Penyakelaran Kubikel

IV. PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengujian pada kontrol alat ini dilakukan dengan Pengujian remote penyakelaran kubikel

Pada Tabel 5 merupakan hasil data yang diperoleh dari pengujian remote penyakelaran kubikel berisi perbandingan antara jarak dengan lamanya waktu perubahan status kubikel setelah diremote melalui MTU. Untuk pengambilan data tersebut, dibuat 10 sampling data pengujian dengan jarak sebagai acuannya. Perhitungan waktu menggunakan software Intek Timestamp Watcher.

Tabel 5 Pengujian Remote Penyakelaran Kubikel

NO JARAK (CM)

DURASI PERUBAHAN STATUS REMOTE

KUBIKEL

CLOSE (s) OPEN (s) 1 100 0.56 0.54 2 250 0.58 0.59 3 500 0.51 0.69 4 750 0.63 0.64 5 1000 0.61 0.66 6 1500 0.59 0.54 7 2000 0.53 0.57 8 2500 0.73 0.53 9 3000 0.86 0.70 10 5000 0.78 0.61

(9)

Penentuan KPI (Key Performance Indicator) waktu tunda perubahan status remote kubikel kurang dari 1 detik didapat karena berdasarkan data pengujian kontrol penyakelaran kubikel menggunakan RTU melalui jaringan GPRS, yang hasilnya didapat bahwa delay tercepat kontrol penyakelaran kubikel melalui jaringan GPRS yaitu 1.86 detik dimana perhitungan delay menggunakan software Intek Timestamp Watcher. Data pengujian diperoleh dari data PT. CIKARANG LISTRINDO Bulan Februari 2015. Sehingga, untuk membuktikan bahwa jaringan

wi-fi lebih baik jaringan GPRS, maka ditentukan nilai KPI kurang dari 1 detik.

Gambar 10 Hasil Data Pengujian Remote Penyakelaran Kubikel

Sedangkan pada Tabel 6 merupakan hasil data yang diperoleh dari pengujian durasi perubahan feedback digital input pada MTU, berisi perbandingan antara jarak dengan lamanya waktu perubahan status kubikel yang ditampilkan pada MTU melalui digital input yang diwakili oleh tag DIA01 (close) dan DIA02 (open). Untuk pengambilan data tersebut, dibuat 10 sampling data pengujian dengan jarak sebagai acuannya.

Tabel 6 Pengujian Feedback RTU Terhadap MTU

NO JARAK (CM)

DURASI PERUBAHAN STATUS FEEDBACK RTU

TERHADAP MTU CLOSE (s) OPEN (s) 1 100 0.63 0.60 2 250 0.66 0.64 3 500 0.58 0.71 4 750 0.68 0.69 5 1000 0.61 0.66 6 1500 0.63 0.59 7 2000 0.58 0.61 8 2500 0.75 0.57

9 3000 0.88 0.76 10 5000 0.80 0.67

Hasil dari Tabel 6 dideskripsikan dalam bentuk gambar grafik pada Gambar 11 pengujian feedback RTU terhadap MTU.

Gambar 11 Hasil Data Pengujian Feedback RTU Terhadap MTU

Analisa :

Berdasarkan data pengujian remote

penyakelaran kubikel, pengujian berdasarkan fungsi untuk melakukan penyakelaran kubikel sudah berfungsi sesuai dengan tujuan bahwa kubikel bisa dilakukan penyakelaran secara

remote menggunakan RTU Intek UC-503G dan

software Intek Gateway Monitor melalui media transmisi jaringan wi-fi.

Kemudian berdasarkan hasil data pengujian pada Tabel 5 dan Gambar 10 maupun Tabel 6 dan Gambar 11, terlihat bahwa melakukan

remote kubikel menggunakan RTU Intek-UC 50G3 melalui jaringan wi-fi tidak dipengaruhi oleh jarak baik itu membuat manuver kubikel menjadi close ataupun open. Terbukti dengan perubahan status kubikel yang begitu cepat dengan durasi perubahan status rata-rata kurang dari 1 detik. Selama RTU dan MTU memiliki koneksi jaringan yang bagus, seberapa jauh pun jarak untuk me-remote kubikel, durasi perubahan status kubikel akan cepat. Begitu pula kecepatan memberikan feedback dari RTU terhadap MTU yang durasi perubahannya kurang dari 1detik.

V. PENUTUP

(10)

1. Menghubungkan komunikasi data antara RTU Intek UC-503G dengan MTU berupa software Intek Gateway Monitor bisa dilakukan melalui jaringan

wi-fi.

2. Remote Terminal Unit Intek UC-503G tetap memiliki 3 fungsi tele metering,

tele signaling dan tele controlling. 3. kontrol miniatur kubikel melalui jaringan

wi-fi begitu cepat sampai durasi perubahan close dan open pada kubikel rata-rata di bawah 1 detik begitu pula

feedback digital input pada MTU yang berubah di bawah 1 detik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan syarat kecepatan komunikasi data antara RTU dengan MTU kurang dari 1ms.

4. Sistem kontrol penyakelaran kubikel menggunakan RTU Intek UC-503G berkomunikasi dengan MTU melalui jaringan wi-fi lebih baik dan lebih handal dibandingkan dengan jaringan GPRS (Provider).

5. Jarak kontrol RTU tidak mempengaruhi kinerja dalam melakukan penyakelaran RTU selama komunikasi data antara RTU dengan MTU terjangkau, yang mempengaruhi kinerja RTU adalah kecepatan komunikasi data yang lambat akan mengakibatkan waktu tunda pada penyakelaran kubikel.

Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk lebih sederhana, gunakan module wireless card pada RTU Intek UC-503G sebagai pengganti wireless access point, karena pada RTU Intek UC-503G mendukung slot untuk GSM card dan

Wireless card. Sehingga pada enclosure

atau panel SCADA (bila diterapkan di gardu) akan terlihat lebih sederhana tanpa wireless access point. Akan tetapi, harus menambahkan antena dipol ke RTU Intek-UC 503G.

2. Perlu dilakukan penelitian atau pengembangan terhadap infrastruktur jaringan wi-fi, sehingga bisa diterapkan pada gardu-gardu dengan jarak antar gardu sekitar 1-2 kilometer (Gardu-gardu tersebut biasa digunakan untuk konsumen tegangan menengah di kawasan industrial).

3. Untuk menggunakan digital input dan digital output yang diterapkan pada kubikel lakukan standar penggunaan pada Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7 Standar Penggunaan Digital Input Dan Output Pada RTU Intek – UC503G Digital RTU Status Kubikel Pada RTU

Close Open Digital Output DO1, DO3,

DO5, DO7

DO2, DO4, DO6, DO8 4. Perlu diperhatikan dalam melakukan

pemrograman pada RTU Intek UC-503G file Intekcon.cfg untuk konfigurasi komunikasi data dengan MTU Intek Gateway Monitor dan Uplink.db untuk database tag IOA (Input Output Address) harus sama dengan yang dibutuhkan oleh MTU.

VI. DAFTAR PUSTAKA

1) Suswanto, Daman. 2009. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Padang: Erlangga.

2) Rika Sustika, Endang Suryawati, Oka Mahendra, dan Djohar Syamsi,

Supervisory Control Berbasis TCP/IP untuk Otomasi Pilot Plant Sistem Kontinu”, di Proceeding SRITI, Yogyakarta, 2009.

3) Rika Sustika dan Oka Mahendra,

Pengembangan RTU Untuk Kontrol Sistem Jarak Jauh Berbasis IP”, Jurnal

LIPI INKOM Vol IV No.2, Yogyakarta, 2010.

4) Kiswanto, Dedy. 2011. Memperpanjang Jarak Jangkau Sinyal USB Wireless Adapter Dengan Menggunakan Antena UHF. Medan : Universitas Sumatera To-Point Menggunakan Media Telekomunikasi Nirkabel Pada Sistem SCADA Di PT. PLN (PERSERO) APD JATENG & DIY. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Gambar

Gambar 1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Gambar 2 RTU Intek UC – 503G
Gambar 3 Arsitektur Umum SCADA
Tabel 2 Pemakaian Data GPRS Pada RTU
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan terbaik dari pengamatan pada fase pertumbuhan dan hasil pada tanaman bawang merah terlihat pada pemberian dosis 20 ml PGPR dan 0 t/ha pupuk kotoran kelinci pada

[r]

Hasil ServQual tersebut termasuk gap negatif yang berarti harapan pelanggan lebih tinggi dibandingkan dengan pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan

Yang menjadi sulit adalah bagaimana etika birokrasi mengikuti kebiasaan yang dilakukan birokrasi yaitu mengikuti keinginan politik yang sulit karena etika secara

Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah penerapan Teams Game Tournament Dengan Ular Tangga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat

Laporan tahunan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama untuk bahan monitoring ,evaluasi,dalam penyusunan program kerja lembaga oleh Pimpinan Lembaga

Abstrak: Tujuan penelitian adalah peningkatan kemampuan guru dan hasil belajar siswa menggunakan media konkret pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam hubungan

Berdasarkan analisis hasil observasi, angket dan pembelajaran dengan pendekatan penggunaan alat peraga benda manipulatif pada siklus pertama untuk