• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DURANTE H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DURANTE H"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPEAWATAN PASIEN DURANTE

HEMODIALISA

Kelompok III :

1. Anton Fatoni (120701057)

2. Astutik (120701059)

3. Edi Kurniawan (120701066)

4. Elvitiana (120701067)

5. Hermin Puspita S (120701073)

6. Mahfida Nuryati (120701079)

7. M.Rizalul faqih (120701081)

8. Putri Rizki W (120701088)

9. Radiktya Galih (120701089)

10. Riris Krunialatri (120701092)

11. Uswatun Hasana (120701101)

12. Herlina Yuliani (120701104

Program Studi S1 Keperawatan Kelas 3B

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kabupaten Jombang

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DURANTE HEMODIALISA

1. PENGKAJIAN IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. D

Umur : 45 Tahun

Jenis Kelamin : P

Suku / Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Alamat : Ds. Bendet Cukir, Jombang

No. Register :

-Tgl MRS :

-Tgl Pengkajian : 09 Desember 2014 Diagnosa Medis : CKD on HD

I. RIWAYAT KEPERAWATAN ( NURSING HISTORY ) Keluhan utama :

Klien mengeluh pusing dan mual muntah

1.1. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien durante HD saat ini selain mengeluh pusing, mual dan muntah, klien juga merasa lemas, pandangan kabur berkeringat dingin dan nafas terasa sesak.

1.2. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Klien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol klien mengalami GGK sejak 3 bulan yang lalu dan telah melakukan hemodialisis yang ke 6

Obat-obatan yang biasa di konsumsi oleh klien adalah Obat anti hipertensi (OAH) 1.3. Riwayat Kesehatan Keluarga

(3)

Ket :

Laki- laki Klien

Perempuan Ayah klien

1.4. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal klien cukup terjaga kebersihannya

PEMERIKSAAN FISIK

1.5. TANDA – TANDA VITAL

 TD : 90/60 mmHg

 Nadi : 120 x/menit

 Suhu : 37° C

 RR : 27 kali/menit

 BB : 45Kg (saat hemodialisa) : 53 kg (sebelum hemodialisa)

 TB : 153

1.6. PEMERIKSAAN PER SISTEM A. Sistem Pernafasan

Anamnesa : klien mengeluh nafas terasa sesak dan berkeringat dingin

Hidung

Inspeksi : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret/ingus, tidak ada pemberian O2 melalui nasal/masker.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada fraktur tulang nasal

Mulut

Inspeksi : mukosa bibir pucat, tidak menggunakan alat bantu nafas ETT

Leher

Inspeksi : bentuk leher normal dan simetris

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada pembesaran kalenjer tiroid

Faring

Inspeksi : tidak ada kemerahan dan tanda-tanda infeksi/oedem

Area Dada

Inspeksi : tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, pergerakan dada simetris, bentuk dada normal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan pada dinding thorax. Perkusi : bunyi paru sonor pada seluruh lapang paru.

(4)

B. Kardiovaskuler Dan Limfe

Anamnesa : pasien terlihat lemah dengan nadi : 120 x/menit

Wajah

Inspeksi : pucat dan konjungtiva merah muda

Leher

Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Dada

Inspeksi : bentuk dada normal dan simetris Palpasi : tidak ada pembesaran ictus cordis

Perkusi : adanya bunyi redup pada batas jantung dan tidak terjadi pelebaran atau pengecilan

Auskultasi : bunyi jantung normal

Ekstermitas atas

Inspeksi : perfusi merah, tidak ada sianosis dan clubbing finger Palpasi : suhu akral hangat

Ekstermitas bawah

Inspeksi : perfusi merah, tidak ada sianosis dan clubbing finger Palpasi : suhu akral hangat

C. Persyarafan

Anamnesa: klien mengeluh pusing

Pemeriksaan nervus

 Nervus I olfaktorius (pembau)

Klien bisa membedakan aroma saat di beri minyak wangi dan minyak kayu putih.  Nervus II opticus (penglihatan)

Pasien tidak bisa membaca tulisan dalam batas normal. Ketajaman penglihatan : penglihatan pasien kabur  Nervus III oculomotorius

Pasien dapat menggerakkan bola mata kesegala arah.  Nervus IV toklearis

Ukuran pupil normal, tidak ada perdarahan pupil.  Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah)

Bisa merasakan tusukan jarum tajam dan tumpul pada wajah.  Nervus VI abdusen

(5)

Klien dapat membedakan rasa asin dan manis dengan mata tertutup, bentuk wajah simetris

 Nervus VIII auditorius/akustikus

Fungsi pendengaran baik  Nervus IX glosoparingeal

Reflek menelan klien baik dan dapat membedakan rasa pahit  Nervus X vagus

Uvula klien simetris terlihat ketika klien membuka mulut dan berkata“ah”.  Nervus XI aksesorius

Klien tidak kesulitan untuk mengangkat bahu  Nervus XII hypoglosal/hipoglosum

Bentuk lidah simetris, klien mampu menjulurkan lidah dan menggerakkannya ke segala arah

Reflek fisiologi : Reflek Patologis:

Pemeriksaan rangsangan selaput otak :

-Tingkat Kesadaran:Compos mentis

GCS : Eye: 5 Motorik : 6 Verbal : 5 Total : 15 Pemeriksaaan Fungsi Luhur :

-D. Perkemihan-Eliminasi Uri

Anamnesa : Klien mengalami oliguri(jumlah urine 600 ml/24 jam)

Perempuan:

Genetalia eksterna

Inspeksi : tidak odema, kemerahan dan tidak ada tanda- tanda infeksi

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Kandung kemih

Inspeksi : tidak ada benjolan, dan pembesaran

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Ginjal :

Inspeksi : tidak ada pembesaran daerah pinggang

(6)

Perkusi : tidak ada nyeri ketok.

E. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi

Anamnesa : Pasien mengeluh mual dan muntah , konstipasi, terjadi penurunan berat badan dan BB kering di bawah rata- rata

Mulut

Inspeksi : Mukosa bibir kering dan pucat

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut,

Lidah

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada tremor dan lesi. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan edema.

Abdomen

Inspeksi : tidakterdapat pembesaran abdomen (distensi abdomen), tidak ada luka. Auakultasi : peristaltic usus

Perkusi : hipertympani

Tidak ada massa dan nyeri tekan Kuadran IV

Tidak ada nyeri tekan pada titik Mc Burney

F. Sistem Muskuloskeletal Dan Integumen Warna Kulit

Inspeksi: Turgor kulit pasien buruk dan mudah mengelupas

G. Sistem Endokrin dan Eksokrin Kepala

Inspeksi : Rambut kusam dan terdapat uban ,tidak terlihat moon face

Leher

Inspeksi : bentuk leher simetris.

Palpasi : tidak ada pembesaran kalenjar tyyroid, dan tidak ada nyeri tekan.

Ekstremitas bawah

Palpasi : terdapat luka pada ibu jari kaki kiri

H. Persepsi Sensori

Anamnesa : klien mengeluh pandangan kabur

Mata

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada katarak

Palpasi : tidak ada nyeri dan tidak ada pembengkakan kelopak mata

(7)

Palpasi : tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan

1.5 Data psikologis

Pasien biasanya mengalami kecemasan akibat perubahan body image, perubahan peran baik dikeluarga maupun dimasyarakat. Pasien juga biasanya merasa sudah tidak berharga lagi karena perubahan peran dan ketergantungan pada orang lain.

1.6 Data sosial

Pasien biasanya mengalami penurunan aktivitas sosial akibat penurunan kondisi kesehatan dan larangan untuk melakukan aktivitas yang berat.

1.7 Data Penunjang

1. Rontgen foto dan USG yang akan memperlihatkan ginjal yang kecil dan atropik 2. Laboratorium :

- BUN dan kreatinin, terjadi peningkatan ureum dan kreatinin dalam darah.

- Elektrolit dalam darah : terjadi peningkatan kadar kalium dan penurunan kalium.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN NS.

DIAGNOSIS : (NANDA-I)

Kekurangan volume cairan (00027)

DEFINITION

Penurunan cairan intravaskuler, intersisia,dan/ atau intra selule.ini mengacu Pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium

DEFINING CHARACTE

RISTICS

- Perubahan status mental

- Penurunan tekanan darah

- Penurunan tekanan nadi

- Penurunan volume nadi

- Penurunan turgor kulit

- Penurunan turgor lidah

- Dispnea setelah beraktivitas

- Perubahan cara berjalanah

- Penurunan haluran urin

- Penurunan pengisian vena

- Membran mukosa kering

(8)

- Peningkatan hematocrit

- Peningkatan suhu tubuh

- Peningkatan frekuensi nadi

- Peningkatan kosentrasi urin

- Penurunan berat badan tiba- tiba ( kecuali pada ruang ketiga)

- Haus

- Kelemahan RELATED

FACTORS:

- Kehilangan cairan aktif

- Kegagalan mekanisme regulasi

A - Klien mengeluhpusing dan mual

muntah

(9)

III. INTERVENSI

Inisial Pasien : Ny D

Tanggal : 15 Maret 2014

Diagnosa Keperawatan : Kekurangan Volume Cairan

NIC NOC

INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR

Manajemen Cairan Definisi :

Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi

- Monitor tanda vital tiap jam/lebih sering bila perlu sebagai deteksi dini hipotensi

- Kaji adanya keluhan mual, pusing sebagai deteksi dini hipotensi

- Atur UFR dengan cara: BB sebelum cuci dikurangi BB kering dibagi time dialysis tidak lebih dari 5% BB kering

- Anjurkan tidak mengkonsumsi OAH sebelum cuci

- Anjurkan untuk membatasi peningkatran BB < 5% BB kering

Keseimbangan Cairan

Hidrasi

Eliminasi urine

- Tekanan darah (5)

- Keseimbangan masukan dan keluaran 24 jam (5)

- Berat badan stabil (5)

- Turgor kulit (5)

- masukan cairan (4)

- keluaran urine (5)

- kehilangan BB (5)

(10)

- Re-evaluasi BB kering

- Anjurkan untuk tidak makan secara berlebihan saat menjalani HD

- Bila diketahui tensi menurun dan terdapat keluhan pusing:

a. Posisi tidur kepala lebih rendah dari kaki

b. Kecepatan aliran darah dan UFR diturunkan

c. Berikan 100ml NaCl 0,9% atau sesuai dengan tensi pasien d. Berikan O2 1-2 liter

e. Kalau perlu dialisis

diistirahatkan dengan cara :

 Darah dikembalikan ke

- jumlah urine (5)

- warna urine (5)

- kejernihan urine (5)

- frekuensi urine (5)

- Tanda vital dalam batas normal (5)

- Keluhan pusing, mual (5)

- UFR tidak lebih dari selisih BB per time dialysis < 5% BB kering (5)

- Mengkonsumsi OAH pada wakrtu yang tepat (5)

- Menggunakan dialisat bicnat, Na ditingkatkan, suhu diturunkan (4)

(11)

agar tidak ada sisa bekuan darah dalam selang

 Jika tensi sudah baik, dialisis dapat dimulai kembali

 Catat semua tindakan yang

telah dilakukan.

(12)

IV. IMPLEMENTASI

TGL/JAM IMPLEMENTASI PARAF

15 Maret

2014 - Memonitor tanda vital tiap jam/lebih sering bila

perlu sebagai deteksi dini hipotensi

- Mengkaji adanya keluhan mual, pusing sebagai deteksi dini hipotensi

- Mengatur UFR dengan cara: BB sebelum cuci dikurangi BB kering dibagi time dialysis tidak lebih dari 5% BB kering

- Menganjurkan tidak mengkonsumsi OAH sebelum cuci

- Menganjurkan untuk membatasi peningkatan BB < 5% BB kering

- Mengre-evaluasi BB kering

- Menganjurkan untuk tidak makan secara berlebihan saat menjalani HD

- Bila diketahui tensi menurun dan terdapat keluhan pusing:

1. Posisi tidur kepala lebih rendah dari kaki 2. Kecepatan aliran darah dan UFR diturunkan 3. Berikan 100ml NaCl 0,9% atau sesuai dengan

tensi pasien

4. Berikan O2 1-2 liter

5. Kalau perlu dialisis diistirahatkan dengan cara :

 Darah dikembalikan ke tubuh sambil menunggu pasien membaik; selang darah diisi NaCl 0,9% dan disirkulasi.

 Heparin tetap dijalankan agar tidak ada sisa bekuan darah dalam selang

(13)

- Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

(14)

. V.Evaluasi

Tanggal/

Jam DX Catatan perkembangan Paraf

16/01/2011 I S: Klien mengeluhpusing, mual muntah dan nafas terasa sesak. O:

 TD : 90/60 mmHg

 Nadi : 120 x/menit

 RR : 27 kali/menit

- BB kering pasien di bawah rata- rata - Penurunan haluaran urin

A: Masalah klien belum teratasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi

[r]

c. Dari sisi lingkungan meliputi keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitarnya, keseimbangan peruntukan lahan dengan daya dukung lingkungan, serta kelestarian

Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada dominansi sel su- perfisial, intermediet, dan parabasal di mukosa bukal anterior bawah (tidak terkena breket)

sayısında da «çeşitlenmeleri» ve &lt;&lt;düzensizlikleri» denetleme gırışımını ya­ rım gönüllü yürütmektedir 63• (Platon, nüfus artışının Çöküş

Pada percobaan ini, proliferasi dan regenerasi tunas pisang secara in vitro selama 10 bulan pada media MS dengan penambahan BAP, TDZ, dan IAA dengan jumlah siklus subkultur

Tujuan yang ingin dicapai dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui alasan santri kelas III Aliyah di Pondok Pesantren Al-Falah Putera bagi yang tidak berminat terjun

Ischaemia atau anemia likal yaitu kekurangan pada uterus. Saaat kehamilan uterus. Saat kehamilan uterus membutuhkan aliran darah yang banyak agar uterus dapat mengadakan