• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMBANGUNAN Dan MANUSIA MELALUI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PEMBANGUNAN Dan MANUSIA MELALUI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI INDUSTRI EKONOMI KREATIF DALAM ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)

A. PENDAHULUAN

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke 9 di Bali tahun 2003, menyepakati pembentukan komunitas ASEAN ( ASEAN Community) dan salah satu yang disepakti adalah pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) sebagai upaya mendorong efisiensi dan daya saing kawasan ASEAN yang tercermin dalam empat pilar yaitu, pertama, ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. Kedua, ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerce (perdagangan elektronik). Ketiga, ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah. Dan keempat, ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global. Secara ringkas dapat dikatakan, gagasan dasar dari ASEAN Economic Community adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi, dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN.

Proses integrasi akan berjalan bertahap namun pasti. Jika semua negara mempersiapkan secara baik, bekerja sama saling melengkapi, saling menggantikan untuk berspesialisasi maka semua akan diuntungkan. Itu adalah hakikat utama dari suatu integrasi ekonomi. Integrasi ekonomi adalah suatu tahapan yang lebih tinggi dari suatu kerja sama ekonomi untuk meningatkan kesejahteraan bersama. MEA adalah bentuk dari integrasi ekonomi, yang telah melalui berbagai tahapan sejak Bangkok Declaration (1967), dengan berbagai skim kerja sama ekonomi, yang secara serius diawali melalui skim ASEAN Prefferential Trading Arrangement (1977). Ada lima skim yang diliberalkan dalam MEA, yaitu perdagangan, investasi, kapital, dan tenaga kerja tersertifikasi. Jadi sebenarnya kerja sama harus lebih mengemuka ketimbang kompetisi.

Peet dan Hartwick mendefiniskan bahwa pembangunan bertujuan untuk menciptakan

(2)

dimana barang, jasa dan investasi bisa bergerak bebas, modal lebih bebas bergerak, pembangunan ekonomi yang setingkat, serta berkurangnya kemiskinan dan jurang sosial-ekonomi di tahun 2020. Sedangkan konsep pasar tunggal dan basis produksi ditujukan untuk mengembangkan kawasan ASEAN agar lebih dinamis dan kuat sehingga bisa menjadi bagian dari rantai pemasok global melalui perdagangan bebas barang dan jasa, serta iklim investasi yang terbuka.

Menurut Retnandari, kebijakan publik adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. tujuannya adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan orang banyak. Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan gerbang ancaman ataupun peluang bagi Indonesia, khususnya masyarakat kalangan menengah kebawah yang selama ini selalu menjadi kelompok yang paling rentan akan imbas suatu kebijakan baik itu ekonomi maupun politik. Mengoptimalkan perekonomian bangsa untuk tidak mudah terpengaruh pihak luar merupakan cara guna menjaga persaingan pasar dan kedaulatan bangsa Indonesia terhadap kondisi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang tengah dihadapi.

Selain itu, dalam MEA, praktik kompetisi jauh lebih mengemuka karena anggota ingin mendapatkan keutungan terbanyak dari kerja sama tersebut. Akan ada negara anggota yang memperoleh untung banyak dan ada juga yang untungnya sedikit. Negara yang memperoleh keuntungna paling banyak bukanlah negara yang potensi kekayaan alamnya paling banyak atau negara yang paling besar, melainkan negara yang memiliki daya saing paling tinggi. Oleh karena itu, dalam kasus integrasi ekonomi di kawasan manapun praktik coopetition, bekerja sama sekaliguas bersaing, yang diharapkan menguntungkan semua pihak walau tingkat keuntungan berbeda. Namun apabila dalam kompetisi seperti ini ada negara atau pihak yang pasif, tidak melakukan yang terbaik, sebesar apapun mereka sebelumnya maka potensi untuk menjadi pecundang bisa terjadi. Ia akan menjadi pihak yang dirugikan dari suatu integrasi ekonomi tersebut.

(3)

B. PEMBAHASAN Industri Ekonomi Kreatif

Industri ekonomi kreatif.merupakan salah satu industri yang memiliki potensi untuk dapat berkembang dan memberikan kontribusi bagi perekonomian di Indonesia. Industri kreatif sebagai sumber ekonomi baru yang wajib dikembangkan lebih lanjut di dalam prerekonomian nasional. Pernyataan ini didasarkan pada kondisi Indonesia yang memiliki kombinasi sangat baik antara kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat dengan banyaknya budaya lokal yang kuat. Ekonomi kreatif merupakan komponen ekonomi keterampilan, kreativitas dan bakat yang ditandai dengan inovasi dan originalitas merupakan inputnya dan kekayaan intelektual adalah outputnya. Ciri dari produk kreatif, antara lain: memliki siklus hidup yang singkat, risiko yang relatif tinggi keanekaragaman, dan mudah ditiru sehingga diperlukan hak kekayaan intelektual utntuk melindunginya (Potts dan Cunningham, 2008; Cutler dan Buckeridge dalam James, 2010; Boston’s Creative Economi, 2011).

(4)

Sumbe r: Badan Pusat Statistik

Sumber: Badan Pusat Statistik

(5)

menunjukkan bahwa posisi industri kreatif khususnya kerajinan di Indonesia masih menempati posisi yang tinggi sepanjang 2010 hingga 2013.

Industri ekonomi kreatif telah menjadi industri yang cukup berhasil dan menjanjikan dan berkontribusi positif sehingga dibentuklah program Indonesia Design Power yaitu sutu program pemerintah yang tujuannya menempatkan produk Indonesia berstandar internasional dan memiliki karakteristik nasional yang dapat bersaing dan diterima pasar dunia. Pengembangan potensi industri kreatif menjadi sebuah alternatif dalam meningkatkan kontribusi dibidang ekonomi dan bisnis, meningktkan kualitas hidup, masyarakat, pembentukan citra, alat komunikasi, menumbuhkan inovasi dan kreativitas dan penguatan identitas suatu daerah. Aspek-aspek ekonomi kreatif tersebut dinilai menjadi sangat penting saat telah diberlakukan otonomi daerah, dimana setiap daerah perlu berkompetisi secara positif dengan daerah lain dalam menciptakan citra dan mempresentasikan karakter daerah.

Produk-produk budaya seperti digitalisasi lagu daerah, animasi cerita rakyat diberbagai daerah dengan mutu yang baik, atau penciptaan kreasi-kreasi busana dengan unsur budaya, Indonesia merupakan beberapa cara untuk mengembangkan ekonomi kreatif atau industri kreatif Indonesia. Priotitas utama untuk mengembangkan ekonomi kreatif adalah pemberdayaan masyarakat serta branding dan pemasaran produk kerajinan. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menjawab permasalahan, tantangan dan peluang dalam pengembangan industri kreatif di Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Branding menjadi satu kebutuhan pokok di dunia global saat ini, tak terkecuali ekonomi kreatif lokal yang berbasis pada UMKM. Brand menjadi penting karena mampu menyampaikan sebuah kualitas, kredibilitas dan kesan tertentu, karena brand sangat bernilai. Hal inilah yang secara tidak langsung menjadi perwakilan atau perwajahan ekonomi kreatif lokal yang berkembang kepada dunia luar sebagai pembeda dan pemasar dari produk yang dihasilkan. Dengan brand yang kuat, mampu memiliki pasar sesuai segmennya tersendiri karena berhasil mengemas wajah ekonomi kreatifnya dengan baik

Pemberdayaan Masyarakat

(6)

development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community based-development).

Kesiapan mutu sumber daya manusia Indonesia menurut Asian Productivity Organization (APO) menunjukkan dari setiap 1.000 tenaga kerja Indonesia hanya ada sekitar 4,3% yang terampil, sedangkan Filipina 8,3%, Malaysia 32,6% dan Singapura 34,7% (Bappenas, 2013). Prosentase tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, dan apabila tetap stagnan hingga 2015 maka tenaga Indonesia potensial kalah bersaing dengan sebagian negara ASEAN. Artinya bursa tenaga kerja Indonesia bisa dipadati tenaga kerja dari negara lain khususnya yang masuk kualifikasi seducated dan skilled labour dan angkatan kerja Indonesia bisa menjadi tamu di negara sendiri. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dengan merujuk hasil kajian United Nations Development Programme dalam Human Development Report 2015, juga setali tiga uang. Indonesia masih dihadapkan pada kondisi yang memprihatinkan dan masih tertinggal dengan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Brunei dan lebih lagi Singapura. Posisi Indonesia (2015) di peringkat 110 dunia.

(7)

penyediaan berbagai masukan (input) serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang yang membuat masyarakat menjadi makin berdaya, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, informasi, modal, lapangan kerja, pasar dan perdagangan infrasturktur yang memadai. Ketiga memberdayakan mengandung pula arti melindungi, mencegah lemah menjadi bertambah lemah. Sementara itu, Mubyarto dalam Alkadafi (2014:36) mengungkapkan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah upaya untuk membangun daya ekonomi masyarakat yang mendorong, motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat serta berupaya untuk mengembangkannya yang merangkum nilai-nilai sosial. Memberdayakan masyarakat berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melapaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelaakngan. Dengan kata lain memberdayakan dalam memampukan dan memandirikan masyarakat dibidang ekonomi.

Strategi Penguatan Sumber Daya Manusia

Bicara mengenai kesiapan SDM dalam menghadapai Masyarakat Ekonomi ASEAN melalui industri ekonomi kreatif tentunya memiliki relevansi yang kuat. Menurut Kementrian Perdagangan Indonesia, industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa industri ekonomi kreatif beradasar dari kreativitas, bakat dan/atau kemampuan manusia yang memunculkan suatu manfaat, khususnya untuk menghasilkan keuntungan bahkan lapangan pekerjaan.

Terdapat beberapa bagian penting dalam sebuah industri kreatif yakni:

a. Kreativitas/bakat/kemampuan manusia, yang bisa datang dari kebudayaan setempat, pengalaman emosional terhadap suatu peristiwa atau kondisi alam, hasil latihan atau belajar, warisan turun-menurun dan sebagainya.

b. Karya/luaran yang dihasilkan, bisa berupa suatu produk kerajinan, desain, aplikasi, tulisan, bangunan atau tata lanskap, film atau videografi, jasa, kuliner, permainan, jasa tertentu, hingga pertunjukkan.

c. Keuntungan tertentu, semisal pendapatan keuangan, kemakmuran, lapangan pekerjaan, penghargaan, perluasan jaringan, peningkatan status sosial tertentu dan sebagainya.

(8)

kreativitas/bakat/kemampuan manusianya. Hal ini merupakan akar penting untuk menunjang kedua bagian setelahnya, yang berdampak pada karya/luaran yang dihasilkan serta keuntungan yang akan diperoleh.

Selain itu, persiapan yang telah dilakukan Pemerintah untuk mengimbangi interaksi ekonomi sepuluh negara ASEAN dalam bidang ekonomi, salah satunya adalah penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Pemerintah Indonesia menyikapi tantangan ini dengan mengeluarkan kebijakan dalam peningkatan kualitas SDM. Pengembangan SDM melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Masterplan ini merupakan salah satu dokumen percepatan pembangunan ekonomi Indonesia yang mempercepat pembangunan suatu wilayah dengan membangun konektivitas antara infrastruktur, pengembangan kebijakan, dan SDM-IPTEK serta mengintegrasikannya dalam satu kawasan perhatian investasi dengan suatu sentra kegiatan ekonomi utama sebagai fokus pengembangannya sehingga dapat menjadi pembangkit ekonomi wilayah di sekitarnya. Diharapkan program ini akan memberi dampak yang luar biasa pada peningkatan pendapatan per kapita di wilayah itu. Program nasional ini disesuaikan dengan Rencana Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dengan menargetkan pendapatan per kapita sebesar 13 juta-15 juta rupiah pada tahun 2025.

Peluang dan Tantangan

Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN direncanakan pada akhir tahun 2015, tentunya terdapat peluang dan tantangan dalam penerapannya. Peluang dan Tantangan Bangsa Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah sebagai beriku:

Tabel 1. Peluang dan Tantangan Bangsa Indonesia Menghadapi MasyarakatEkonomi ASEAN 2015

Peluang Tantangan

Manfaat Integrasi Ekonomi Laju Peningkatan Ekspor dan Impor Pasar Potensial Dunia Laju Inflasi

(9)

porsi konsumsi produk yang relatif besar, pasar dalam negeri yang besar serta keragaman sosio-kultur Indonesia.

(10)

C. PENUTUP Kesimpulan

Kritik yang gencar baik secara praktis maupun secara teoretis terhadap pembangunan sebagai suatu cara berpikir dan suatu ideologi saat ini bermuara pada suatu paradigma pembangunan yaitu pembangunan berpusat pada manusia (People Centered Development). Pembangunan berorientasi lebih banyak menggunakan istilah pemberdayaan dan menyeimbangkan aspek material dan ekonomi dengan aspek-aspek sosial-budaya. Selaras dengan paradigma tersebut, konsep yang ada pada upaya peningkatan pembangunan manusia melalui industri ekonomi kreatif dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN dalam penulisan ini pun juga menonjolkan teori pembangunan tersebut.

Kebijakan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN memungkinkan terjadinya pasar bebas serta mobilitas yang lebih mudah. Ini bermakna pula bahwa tingkat persaingan antar produk semakin meningkat dan akan terus menuntut inovasi serta perkembangan. Indonesia sebagai bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah seharusnya mempersiapkan diri untuk menghadapi hal tersebut karena MEA bisa menjadi peluang atau tantangan. Oleh karena itu, dengan segala potensi budaya, kekayaan lokal, alam, manusia, infrastuktur, regulasi dan sebagainya harus mampu diintegrasikan dan dioptimalkan dengan sedemikian rupa.

Berbagai negara berkompetisi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya melalui berbagai sektor, termasuk industri ekonomi kreatif. Salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia adalah warisan lokal yang berupa kesenian, tradisi, budaya dan kerajinan yang diharapkan mampu memberikan pengembangan terhadap ekonomi kreatif lebih optimal. Hal ini guna menjangkau aspek penting dalam pengembangan sebuah ekonomi kreatif yaitu pengembangan kemampuan/bakat/kreativitas manusia, karya yang dihasilkan serta keuntungan tertentu yang akan diperoleh. Untuk itu, kedepannya diperlukan pengembangan ekonomi kreatif baik dalam hal optimalisasi maupun regenerasi masyarakat di suatu industri kreatif, pengembangan, pengemasan dan ekspansi pemasaran karya yang dihasilkan serta optimalisasi luaran tertentu seperti keuntungan atau perluasan tenaga kerja. Dengan demikian, diharapkan bahwa kegagalan pembangunan yang selalu diartikan sebagai kegagalan masyarakat dalam berpartisipasi atau beradaptasi dengan program pembangunan yang dibuat Pemerintah tersebut dapat dihindari.

(11)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Retnandari, N. D. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi Dalam Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Richard Peet and Elaine Hartwick. 2009. Theories of Development: Contentions, Arguments, Alternatives – Second Edition. The Guilford Press. New York.

Zulkarnain. 2012. ASEAN Economy Community 2015. Warta Ekspor, Ditjen PEN/MJL/89/X/2012. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2009. Rencana Pembangunan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2009-2015, Departemen Perdagangan Republik Indonesia.

Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. CIDES. Jakarta.

Pranarka & Moeljarto, 1996 “Pemberdayaan (Empowerment)” : Konsep, Kebijakan dan Implementasinya. Centre for Strategic and International Studies. Jakarta.

Jurnal

Sunardi dan Abid Djazuli. 2015. Evaluasi Desain Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 19, Nomor 1, hlm 113-124.

Adaninggar, Wulan, Asti; Saptono, Hendro; dan Roisah, Kholis. 2016. Perlindungan Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah Terkait Hak Kekayaan Intelektual dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Diponegoro Law Journal, Vol.5 No. 3, hal 1-11.

Wahyudi Wibowo. 2013. The Prospects of ASEAN Economic Community. Journal of Economics, Business, and Accountancy, STIE Perbanas Surabaya. Ventura Vol 16, No 2, pp: 187-198.

Adhiputra, Wahyu, Made. 2015. Strategi Bersaing Industri Kreatif Lokal Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015. Department of Management, Faculty of Economics, Semarang State University. Jurnal Dinamika Manajemen (Journal of Management Dynamics) Proceeding Madic.

Potts, Jason and Cunningham, Stuart. 2007. Four Models Of The Creative Industries, Cultural Science : hal: 1-20.

(12)

Alkadafi, Muammar. 2014. Penguatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengelolaan Kelembagaan Badan Usaha Milik Desa Menuju ASEAN Economic Community 2015. Jurnal El-Riyasah Vol 5, No 1, hal: 32-40.

Suppanunta Romprasert. 2013. Asian Economic Community with Selected Macroeconomic Variables for Exports Sustainability. International Journal of Economics and Financial Issues. Vol. 3, No. 3, pp: 602-605.

Kurniawan, Erin Putri; Aulia, Elza; dan Sekar Arum, Adhela Kurniartha. 2015. Penggunaan Perizinan Industri Sebagai Instrumen untuk Meningkatkan Pertumbuhan Masyarakat Surakarta dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Jurnal Pivat Law No 7, hal: 104-114.

Sulistiowati, Rahayu. 2011. Teori Pembangunan Dunia Ketiga dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Nasional. Jurnal PUBLICA Vol 1, No 1, hal: 1-13.

Apresian, Stanislaus, Risadi. 2014. Me nuju ASEAN Economic Community 2015 dalam Kondisi Pembangunan Ekonomi yang Timpang. Jurnal Ilmiah Hubugan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan. Vol 10, No 1, hal: 81-105.

Artikel

Hamid, Suandy, Edy. 2016. Tantangan dan Langkah Meningkatkan Daya Saing Indonesia dalam Era MEA. Disampaikan pada Seminar Membangun Kemandirian Bangsa dan Kesiapan Daya Saing Indonesia dalam Menghadapi MEA 2015 yang diadakan diUniversitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

_________________. 2016. MEA 2015: Tantangan Sumber Daya Manusia dan Perguruan Tinggi Indonesia. Disampaikan pada forum Seminar di FE UAJY Maret 2016.

Angga Fauzan. 2016. Pengembangan Ekonomi Kreatif Lokal Desa Tumang Dengan Pendekatan Komunikasi Visual Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi. Prosiding Seminar Nasional INDOCOMPAC, hal 146-157.

Website

MEA 2015 dan Kesiapan Sumber Daya Manusia Indonesia diakses melalui

http://www.businessnews.co.id/ekonomi-bisnis/mea-2015-dan-kesiapan-sumber-daya-manusia-indonesia.php tanggal 17 Oktober 2016 pukul 20.00 WIB.

Gambar

Tabel Peringkat Human Development Index Negara-negara ASEAN, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Www.Hakekat.Com - Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh 2 Sudah menjadi kebiasaan kawan-kawan syi'ah, ketika dihadapkan dengan nukilan dari literatur induk syi'ah yang

Sedangkan Model Law menyatakan bahwa apabila para pihak tidak tnemilih hukum, inaka badan arbitrase atau arbitrator harus mengacu kepada hukum yang ditentukan berdasarkan

; , Strategi ini merupakan kewenangan Pemerintah Kota Banjarmasin dengan penanggung jawab Dinas Cipta Karya dan Perumahan dan PDAM Bandarmasih.. Strategi ini dilaksanakan

Mengingat asas pergantian tempat ini merupakan penerobosan asas ketentuan yang mengatakan bahwa “yang berhak menerima warisan haruslah ahli waris yang masih hidup pada waktu si

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh ukuran KAP terhadap manajemen laba akan lebih rendah pada perusahaan yang memiliki komite audit yang lebih besar. Hal ini

Ketika Anda menekan tab worksheet, Excel 2007 akan menam p p ilkan isi dari Worksheet  ilkan isi dari Worksheet  yang bersangk . yang bersangk  u

Sebuah penelitian terhadap kasus-kasus ensefalopati bilirubin klasik di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, serta laporan-laporan terbaru tentang neuropati

RM Sundoro adalah putra Pangeran Mangkubumi, yang kemudian menjadi raja pertama di Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1755 dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I.. Meskipun