• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eni Kartika1 , Rano Indradi Sudra2 STIKes Mitra Husada Karanganyar 1,2 enykartikasari16yahoo.com1 , rano.indradigmail.com2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Eni Kartika1 , Rano Indradi Sudra2 STIKes Mitra Husada Karanganyar 1,2 enykartikasari16yahoo.com1 , rano.indradigmail.com2"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DESKRIPTIF KASUS BEDAH BANGSAL IRNA III DI RSUD

Dr. SAYIDIMAN MAGETAN

TAHUN 2015

Eni Kartika1, Rano Indradi Sudra2 STIKes Mitra Husada Karanganyar1,2

enykartikasari16@yahoo.com1, rano.indradi@gmail.com2

ABSTRACT

Surgery or surgery are all measures of treatment that uses invasive way to open, displaying body parts to be han- dled.Based on the preliminary survey in dr. Sayidiman Magetan there are two groupings of surgical disease that general surgery and orthopedic surgery.The purpose of this study is Knowing Overview Statistics Case Surgery Ward IRNA III In dr. Sayidiman Magetan 2015. This type of research is descriptive Retrospective, research meth- ods such as observation and interviews. Subject and object of research is the officer RM and the disease index, data on the number of patient visits orthopedic surgery and general surgery as much as 731 and 1111 patients. Data processing techniques in the form of collecting, editing, classification, counting, tabulation, and presenta- tion. Analysis of data in the form of descriptive analysis. The results of case studies of surgical wards IRNA III 2015, visit orthopedic surgical patients and surgeon lowest common as many as 20 patients and 22 patients, the highest total 115 patients and 131 patients. Visit patients according to age group and surgical orthopedic surgery cases the lowest common 0 patients, the highest total 206 patients and 403 patients.LD patient orthopedic surgery and general surgery lowest total of 39 days and 97 days, 482 days and the highest total in 1470 days. aVLOS patient orthopedic surgery and general surgery lows as 1.95 days and 2.41 days, 7.77 days and the highest 17.5 days.Diagnosis and surgical orthopedic surgical patients lowest common as many as 31 patients and 12 patients, the highest total 187 patients and 69 patients. Orthopedic surgery patients trend line is Y = 60.08 + (-3.46) X sign (-) indicates a decline of (-3.46) and general surgery patiens trend is Y = 93.41 + 5.80 X mark ( +) showed an increase of 5.80. Conclusions from this research was the visit from orthopedic surgery patients experienced an increase in June as many as 115 patients, while general surgery patients experienced an increase in October was 131 patients.Suggestions investigators should in calculating Lama Hospitalized patients either manually on index SIMRS disease or with the necessary consistency to avoid mistakes in its calculations.

Keywords: Descriptive Analysis, Surgical patients

ABSTRAK

(2)

60,08 + (-3,46) X tanda (-) menunjukkan penurunan sebesar (-3,46) dan trend pasen bedah umum yaitu Y = 93,41 + 5,80 X tanda (+) menunjukkan kenaikan sebesar 5,80. Simpulan dari penelitian ini adalah kunjungan pasien bedah orthopedi mengalami kenaikan pada bulan Juni sebanyak 115 pasien, sedangkan pasien bedah umum men- galami kenaikan pada bulan Oktober sebanyak 131 pasien. Saran peneliti sebaiknya dalam penghitungan Lama Dirawat pasien baik dengan cara manual pada indeks penyakit ataupun dengan SIMRS diperlukan kekonsistensian agar tidak terjadi kesalahan dalam penghitungannya.

Kata kunci: Analisis Deskriptif, Pasien bedah

PENDAHULUAN

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No.034/ Birhub/1972 tentang perencanaan pemeliharaan ru- mah sakit yang menjelaskan bahwa setiap rumah sakit harus memelihara statistik yang up to date yaitu tepat waktu, akurat sesuai kebutuhan.

Statistik Rumah Sakit yaitu statistik yang menggu- nakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kes- ehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (Sudra, 2010). Memanjan- gnya lama rawat pra bedah pada pasien bedah secara umum dan pasien bedah orthopedi merupakan mas- alah inefisiensi bagi rumah sakit. Di samping bagi pa- sien memanjangnya lama dirawat ini mengakibatkan bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan sehing- ga kepuasan terhadap Rumah Sakit akan berkurang. Untuk menilai tingkat keberhasilan atau memberikan gambaran tentang keadaan pelayanan di Rumah Sakit kemungkinan dapat dilihat dari beberapa segi antara lain adalah tingkat pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan, maka dari itu diperlukan berbagai indikator. Disamping itu agar informasi ber- makna, harus ada nilai parameter yang akan dicapai sebagai nilai banding antara fakta dan standar yang diinginkan.

Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD dr. Say- idiman Magetan terdapat dua pengelompokan pen- yakit bedah yaitu bedah orthopedi dan bedah umum, kunjungan pasien rawat inap pada Bangsal IRNA III tahun 2015 adalah kunjungan pasien bedah orthope- di sebesar 731 pasien dengan jumlah pasien laki-la- ki sebesar 401 pasien dan pasien perempuan sebesar 330 pasien. Sedangkan jumlah pasien bedah umum sebesar 1111 pasien, dengan jumlah pasien laki-laki sebesar 668 pasien dan pasien perempuan sebesar 443 pasien.

Tujuan penelitian adalah Mengetahui Gambaran Statistik Kasus Bedah Bangsal IRNA III Di RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2015

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif dengan pendekatan retrospektif. Subjek dalam pene- litian ini adalah petugas pelaporan rekam medis di RSUD dr. Sayidiman Magetan. Sedangkan objek pe- nelitian ini adalah rekapitulasi bulanan indeks pasien bedah orthopedi dan pasien bedah umum pada bang- sal IRNA III tahun 2015. Instrumen berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Teknik pengolahan data berupa collecting, editing, klasifi- kasi, penghitungan, tabulasi, dan penyajian data.Se- dangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, dengan menganalisis dan memaparkan ha- sil penelitian sesuai dengan keadaan sebenarnya.

HASIL PENELITIAN

(3)

c.

dimana beliau pada waktu itu adalah Bupati Mag- etan.

Pada tahun 1977 dilakukan renovasi besar-besa- ran, pada tahun tersebut RSUD dr. Sayidiman Magetan ditetapkan oleh Depkes RI sebagai rumah sakit kelas C, dengan SK Bupati No.

188/267/Kept/403.013/2009 tanggal 31 Juli 2009 tentang penetapan status BLUD. Adapun penca- paian kualitas pelayanan di RSUD dr. Sayidiman Magetan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Indikator Kinerja

Data Sekunder: Laporan Tahunan 2015 RSUD dr. Sayidiman Magetan

2. Jumlah Kasus Bedah Pada Bangsal IRNA III

a. Kunjungan Pasien Bedah Orthopedi

Grafik 1. Kunjungan Pasien Bedah Orthopedi

Berdasarkan grafik 1 diatas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien bedah orthopedi di

RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2015 mengalami kenaikan dan penurunan pada bu- lan Januari s.d Desember. Dengan presentase terendah pada bulan Agustus baik pasien la- ki-laki maupun pasien perempuan sebesar 22 pasien. Sedangkan tertinggi pasien bedah or- thopedi pada bulan Juni baik pasien laki-laki maupun pasien perempuan sebesar 115 pasien.

b. Kunjungan Pasien Bedah Umum

Grafik 2. Kunjungan Pasien Bedah Umum

Berdasarkan grafik 2 diatas dapat diketahui bahwa kunjungan pasien bedah umum di RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2015 mengalami kenaikan dan penurunan pada bu- lan Januari s.d Desember. Dengan presentase terendah pada bulan Juni baik pasien laki-laki maupun pasien perempuan sebesar 22 pasien. Sedangkan tertinggi pasien bedah umum pada bulan Oktober baik pasien laki-laki maupun pasien perempuan sebesar 131 pasien.

3. Kunjungan Pasien Kasus Bedah Berdasarkan

Umur dan Jenis Kelamin Pasien Pada Bangsal IRNA III

a. Kunjungan Pasien Bedah Orthopedi Berdasar- kan

Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 2. Data jumlah Pasien Bedah Orthopedi ber-

(4)

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah pasien bedah orthopedi berdasarkan umur di RSUD dr. Sayidiman Magetan men- galami kenaikan dan penurunan secara seren- tak baik jenis kelamin laki-laki mupun perem- puan di setiap bulannya. Kunjungan terendah umur 0-<28 hari dan 28-<1 tahun baik pasien laki-laki maupun perempuan. Kunjungan tert- inggi yaitu pada kelompok umur 45-64 tahun baik laki-laki mupun perempuan, tingginya kelompok umur tersebut yaitu pada bulan Juni sebesar 10 pasien laki-laki dan 21 pasien per- empuan.

b. Kunjungan Pasien Bedah Umum Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 3. Data jumlah Pasien Bedah Umum berdasar-

kan umur dan jenis kelamin

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa kunjungan pasien bedah umum di RSUD dr. Sayidiman Magetan mengalami kenaikan dan penurunan secara serentak disetiap bulann- ya dari umur 0-<28 hari – umur >65 tahun. Dengan presentase terendah pada kelompok umur 0-<28 hari sebesar 0 pasien baik pasien laki-laki maupun pasien perempuan. Kunjun- gan tertinggi pasien bedah umum yaitu pada umur 45-64 tahun, baik pasien laki-laki mau- pun pasien perempuan. Tingginya pasien ber- dasarkan kelompok umur tersebut yaitu pada bulan Oktober sebesar 43 pasien dengan jenis kelamin laki-laki dan 16 pasien perempuan.

4. Lama Dirawat dan Rerata Lama Dirawat Pasien Kasus Bedah Pada Bangsal IRNA III

a. Lama Dirawat Pasien Bedah Orthopedi

Grafik 3. Grafik Jumlah Lama Dirawat Pasien

(5)

1611 61

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

e. f. g.

Berdasarkan grafik 4.3 diatas dapat diketahui jumlah lama dirawat pasien bedah orthopedi di RSUD dr. Sayidiman Magetan mengalami kenaikan dan penurunan pada bulan Januari s.d Desember. Dengan presentase terendah pada bulan Oktober sebesar 39 pasien, se- dangkan presentase tertinggi yaitu pada bulan September sebesar 483 pasien.

d. Lama Dirawat Pasien Bedah Umum

Grafik 4. Grafik Lama Dirawat Pasien Kasus

Bedah Umum

Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa lama dirawat pasien bedah umum pada bang- sal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Magetan mengalami kenaikan dan penurunan dari bu- lan Januari s.d Desember. Dengan presentase terendah pada bulan Juni sebesar 97 hari dan presentase tertinggi pada bulan September se- besar 1470 hari.

Selanjutnya rerata lama dirawat (avLOS) pada kasus bedah orthopedi dan kasus bedah umum dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Grafik 5. avLOS Kasus Bedah Orthopedi

Grafik 6. avLOS Kasus Bedah Umum

Keterangan: Pada grafik 5 dan 6 terdapat garis melintang berwarna merah pada titik angka 6 dan 9, garis tersebut merupakan gambaran garis avLOS menurut Depkes (2005).Sedangkan garis berwarna biru adalah garis avLOS (rerata lama dirawat) pasien.

Dari grafik 5 dan 6 diatas, dapat diketahui bah- wa hasil avLOS kasus bedah bangsal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2015 tidak sesuai standar

Depkes pada petunjuk teknis No- mor

1171/MENKES/PER/VI/2011 yaitu dibawah

6 s.d 9 pada bulan Januari, Pebruari, Maret, April, Juni, Oktober, November, dan Desember. Han- ya pada bulan Mei yang sesuai standar Depkes. Akan tetapi pada bulan Agustus, dan September melebihi standar Depkes yaitu 11, 34 dan 17,5. Hal ini tergantung pada:

a. Mutu pelayanan rumah sakit yang diberikan

kepada pasien, yaitu sumber daya tenaga me- dis yang menangani pasien dan adanya kemu- ngkinan terjadi INOS (Infeksi Nosokomial).

b. Tingkat keparahan/keganasan penyakit terse- but,

sehingga membutuhkan perawatan yang lama.

Pada poin a dan b tersebut dapat mempengaruhi biaya perawatan yang harus ditanggung serta di- bayarkan oleh pasien kepada suatu fasilitas pe- layanan kesehatan.

5. Diagnose Pasien Kasus Bedah Pada Bangsal IRNA III

(6)

1621 62

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

b.

Grafik 7. Penyakit Kasus Bedah Orthopedi

Dari grafik 7 diatas dapat diketahui bahwa, kun- jungan pasien kasus bedah orthopedi terendah adalah pasien dengan kode S30-S39 (Cidera pada perut, pinggang, lumbar dan panggul) sebesar 31 pasien, sedangkan tertinggi adalah kasus bedah orthopedi dengan kode S00-S09 (Cidera kepala) sebesar 187 pasien.

b. Diagnosa Pasien Bedah Umum

Grafik 8. Grafik 10 Besar Penyakit Kasus

Bedah Umum

Dari grafik 8 diatas dapat diketahui 10 besar pen- yakit kasus bedah umum di RSUD dr. Sayidiman Magetan adalah terendah kasus penyakit dengan kode I20-I25 (Penyakit kekurangan oksigen)se- besar 37 pasien sedangkan kasus penyakit bedah umum tertinggi adalah kasus bedah dengan kode penyakit E10-E14 (Kencing manis) sebesar 69 pasien.

6. Trend Pasien Berdasarkan jenis Kasus Bedah Pada Bangsal IRNA III

a. Trend pasien bedah orthopedi

Tabel 4. Penghitungan Trend Pasien

Bedah Orthopedi

Dari perhitungan diatas nilai a = 60,08 sedangkan nilai b = (-3,46). Maka didapatkan Y = 60,08 + (-3,46) X, Selanjutnya hasil penghitungan trend pasien bedah orthopedi dapat dilihat pada tabel

4.13.

Tabel 5. Nilai Trend Pasien Bedah Orthopedi

b. Trend Pasien Bedah umum

(7)

1631 63

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

Dari perhitungan diatas nilai a = 93,41 sedangkan nilai b = 5,80. Maka didapatkan Y = 93,41 + 5,80

X, Selanjutnya hasil penghitungan trend pasien bedah umum dapat dilihat pada tabel 4.15

Tabel 6. Nilai Trend Pasien Bedah Umum

PEMBAHASAN

Jumlah kunjungan pasien kasus bedah pada bangsal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2015. Bangsal IRNA III merupakan bangsal rawat inap khusus bedah. Jenis kasus bedah pada bangsal IRNA III dikelompokkan menjadi dua klompok jenis kasus bedah yaitu jenis kasus bedah orthopedi dan kasus bedah umum.

Berdasarkan lampiran 1 pada tabel 4.2 dapat diketa- hui bahwa jumlah kunjungan pasien bedah orthopedi yaitu sebesar 731 pasien. Jumlah pasien bedah dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 401 pasien dan pasien perempuan sebesar 330 pasien. Kunjungan terendah yaitu pada bulan Agustus baik pasien laki-laki mau- pun pasien perempuan sebesar 22 pasien. Sedangkan tertinggi pasien bedah orthopedi pada bulan Juni baik pasien laki-laki maupun pasien perempuan sebesar 115 pasien. Tingginya kasus bedah orthopedi terja- di pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki, hal ini dipengaruhi sebagian besar pasien laki-laki memiliki aktivitas yang sangat tinggi, pasien laki-laki cend- erung ceroboh dan tingkat emosionalnya tinggi.

Tingginya kunjungan pasien rawat inap pada kasus

bedah orthopedi di RSUD dr. Sayidiman Magetan terjadi pada bulan juni hal ini dikarenakan pada bulan juni merupakan bulan dimana dekat dengan hari raya. Hal ini dapat memungkinkan terjadi padatnya lalu- lintas dan meningkatnya emosional pengemudi serta fisik yang semakin lemah sehingga angka kecelakaan pada bulan juni tinggi.

Berdasarkan lampiran 1 pada Tabel 4.3 dapat diketa- hui bahwa jumlah kunjungan pasien bedah umum yai- tu sebesar 1111 pasien. Jumlah pasien bedah dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 668 pasien dan pasien perempuan sebesar 443 pasien. Kunjungan terendah yaitu pada bulan Juni baik pasien laki-laki maupun pasien perempuan sebesar 22 pasien. Sedangkan ter- tinggi pasien bedah umum pada bulan Oktober baik pasien laki-laki maupun pasien perempuan sebesar 131 pasien.

Tingginya kasus bedah umum di RSUD dr. Sayidiman Magetan terjadi pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan wawancara dengan petugas rumah sakit, hal ini dipengaruhi sebagian besar pa- sien laki-laki memiliki aktifitas yang sangat banyak, pasien laki-laki juga cenderung memiliki gaya hidup yang kurang sehat. Wajar saja apabila pasien laki-laki banyak yang sering terkena penyakit.

Kunjungan pasien bedah berdasarkan umur dan je- nis kelamin pasien pada bangsal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Magetan dapat diketahui pada lampi- ran 7 tabel 4.4 bahwajumlah pasien bedah orthopedi berdasarkan umur di RSUD dr. Sayidiman Mage- tan adalah terendah kelompok umur 0-<28 hari dan kelompok umur 28-<1 tahun baik laki-laki maupun perempuan disetiap bulannya.

Berdasarkan wawancara dengan petugas rumah sakit rendahnya kunjungan pasien bedah orthopedi pada kelompok umur 0-<28 hari, dikarenakan pada usia tersebut aktifitas yang dilakukan sangatlah sedikit. Usia dimana bayi hanya tidur atau belum mampu sepenuhnya menggunakan ekstrimitas mereka seh- ingga jarang terjadi cidera maupun luka luar, sehing- ga kemungkinan kecil untuk terjadi kecelakaan. den- gan ini wajar apabila pada usia tersebut sangat rendah kunjungannya.

(8)

45-1641 64

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

64 tahun hal ini dipengaruhi oleh kebanyakan orang dewasa yang melakukan berbagai aktifitas tinggi sehingga wajar apabila di usia tersebut kunjungan pasiennya selalu tertinggi. Tingginya pasien kelom- pok umur 45-64 tahun terjadi pada bulan Juni hal ini dipengaruhi oleh dekatnya hari raya, maka dapat memicu terjadinya kepadatan lalulintas sehingga dapat meningkatkan emosi dan kurangnya konsentra- si dalam berkemudi. Wajar apabila terjadi peningka- tan angka kecelakaan sehingga kasus tersebut tinggi.

Dari lampiran 7 tabel 4.5 dapat diketahui bahwa kun- jungan pasien bedah umum di RSUD dr. Sayidiman Magetan adalah terendah pada kelompok umur 0-28 hari. berdasarkan wawancara dengan petugas rumah sakit hal ini dipengaruhi oleh aktivitas yang masih rendah karena pada usia tersebut adalah usia bayi dimana usia bayi hanyalah tidur, wajar apabila pada usia tersebut kunjungan pasiennya rendah.

Kunjungan tertinggi pasien bedah umum di RSUD dr. Sayidiman Magetan yaitu pada kelompok umur 45-64 baik laki-laki maupun perempuan, hal ini dipengaruhi oleh usia yang rentan terhadap penyakit. Bertambahn- ya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik, piskologis, atau mental. Kunjungan berdasar- kan umur tersebut tertinggi terjadi pada bulan Maret dan Oktober hal ini dipengaruhi tingginya kunjungan pasien bedah umum dan kebanyakan pasien tersebut menderita penyakit diabetes mellitus(kencing manis). Penyakit tersebut merupakan penyakit kronis yang memerlukan perawatan khusus sehingga memungk- inkan untuk keluar masuk rumah sakit.

Berdasarkan Goldberg dan Coon dalam Rochman (2006) menyebutkan bahwa mulai dari kelompok umur >45 tahun keatas menjadi faktor resiko diabe- tes mellitus, khususnya pada diabetes mellitus tipe II. Sedangkan pada diabetes mellitus tipe 1 kelompok usia yang menjadi faktor resiko adalah mulai pada umur 20 tahun. Bahwa umur sangat erat kaitannya dengan tarjadinya kenaikan kadar glukosa darah, se- hingga semakin meningkat usia maka prevalensi dia- betes dan gangguan tolerasi glukosa semakin tinggi. Proses menua yang berlangsung setelah usia 30 tahun mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia.

Menurut Noor (2008) umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang yang dalam studi

epi-demiologi merupakan variabel yang cukup penting karena cukup banyak penyakit dengan berbagai va- riasi frekuensi yang disebabkan oleh umur. Peranan variabel umur menjadi cukup penting antara lain dapat memberikan gambaran tentang faktor penye- bab penyakit tersebut. Umur dapat merupakan faktor sekunder yang harus diperhitungkan dalam men- gamati atau meneliti perbedaan frekuensi penyakit terhadap variabel lain. Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama karena umur mempunyai hubungan yang erat dengan keterpaparan. Umur juga mempunyai hubungan den- gan banyak resiko terhadap penyakit tertentu dan si- fat resistensi pada berbagai kelompok umur tertentu.

Dengan demikian, maka dapatlah dimengerti bahwa adanya perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut umur sangat mempunyai kemaknaan yang berhubungan dengan adanya perbedaan tingkat ket- erpaparan dan kerentanan menurut umur, adanya per- bedaan dalam proses kejadian pathogenesis, maupun adanya perbedaan pengalaman terhadap penyakit ter- tentu.

Beberapa penyakit menular tertentu, menunjukan bahwa umur muda mempunyai resiko tinggi, bukan saja karena tingkat kerentannanya, melainkan juga pengalaman terhadap penyakit tertentu yang biasanya sudah dialami oleh mereka yang berumur lebih. Be- gitu pula sejumlah penyakit pada umur tua, pengaruh tingkat keterpaparan serta proses pathogenesis nya mungkin memakan waktu lama.

Lama dirawat merupakan jumlah hari pasien dirawat di rumah sakit yang diperoleh dari penghitungan tanggal keluar dikurangi tanggal masuk berdasarkan indeks penyakit pasien bedah orthopedi dan pasien bedah umum pada Bangsal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2015. Jika pasien masuk dan keluar pada hari yang sama, maka lama dirawat pasien dihitung satu hari. Dalam penghitungan lama dirawat pasien kasus bedah pada Bangsal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Magetan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistem komputerisasi dan sistem manual.

(9)

ditar-1651

Berdasarkan wawancara dengan petugas Rekam Me- dis, pergantian fendor SIMRS dilakukan pada bulan Mei tahun 2015, dengan hal ini rumah sakit masih belum bisa melepas sistem manul dikarenakan masa transisi dari sistem manual ke sistem komputerisasi. Dalam pergantian fendor SIMRS rumah sakit belum sepenuhnya percaya dengan fendor baru, dikarenakan dalam pergantian fendor SIMRS pasti ada perbedaan pada sistemnya (Item nya akan berbeda) sehingga Rumah Sakit tetap menggunakan data manual se- bagai salinan data pasien apabila terjadi kerusakan pada sistem SIMRS. Dengan ini rumah sakit bertahap dalam melakukan perubahan sistem tersebut. Seh- ingga Rumah Sakit menggunakan sistem manual dan sistem komputerisasi pada tahun 2015.

Penghitungan lama dirawat pasien bedah orthopedi dan pasien bedah umumdi RSUD dr Sayidiman Mag- etan baik dengan SIMRS maupun secara manual pada indeks penyakit, masih ditemui ketidak konsistensi- an dalam penghitungannya, dikarenakan pada peng- hitungan lama dirawat pasien dengan sistem manual pada indeks penyakit yaitu tanggal keluar dikurangi tanggal masuk ditambah satu hari, sedangkan pada SIMRS penghitungan lama dirawat yaitu tanggal kel- uar dikurangi tanggal masuk.

Berdasarkan wawancara kepada petugas rekam me- dis penghitungan lama dirawat sistem manual pada indeks penyakit pasien bedah orthopedi dan pasien umum di RSUD dr. Sayidiman Magetan, yaitu di- hitung dari tanggal pertama pasien masuk, misalnya pasien masuk pada tanggal 18 januari tahun 2015 se- dangkan tanggal pasien keluar 20 januari 2015 maka penghitungan lama dirawat yaitu dihitung dari tang- gal 18 januri 2015. Sehingga lama dirawat pasien yai- tu 3 hari. Sedangkan data lama dirawat pasien yang tercantum pada kolom lama dirawat di indeks pasien tidak digunakan dalam penghitungan lama dirawat pasien. Dalam penghitungan lama dirawat pasien, rumah sakit tetap menggunakan sensus harian pasien rawat inap dalam penghitungannya.

Data pada indeks penyakit pasien di RSUD dr.

Say-idiman Magetan hanya digunakan untuk mengetahui tanggal pasien masuk rawat inap, tanggal pasien kelu- ar rumah sakit dan Diagnosa pasien rawat inap. Akan tetapi pada kenyataanya dalam penghitungan lama dirawat pasien pada indeks penyakit dan pada sensus harian rawat inap dalam penghitungan lama dirawat- nya yaitu sama, penghitungan lama dirawat pada sensus harian rawat inap secara manual yaitu dengan mengurangi tanggal keluar pasien rawat inap dengan tanggal masuk pasien rawat inap ditambah 1 hari.

Ketidak konsistensian dalam penghitungan lama dirawat pasien baik dengan sistem manual dari indeks penyakit maupun pada SIMRS ini dapat mengakibat- kan tingginya lama dirawat pasien serta jumlah biaya perawatan yang harus dibayar pasien tinggi, maka dalam penghitungan lama dirawat pasien belum ses- uai dengan Depkes, 2005 bahwa dalam penghitungan lama dirawat pasien yaitu tanggal keluar dikurangi tanggal masuk (jika tanggal masuk dan keluar bera- da pada bulan yang sama), selanjutnya jika tanggal masuk dan tanggal keluar berada dalam bulan yang berbeda maka penghitungan lama dirawat yaitu tang- gal terakhir bulan masuk dikurangi tanggal masuk ditambah tanggal keluar.

Rerata lama dirawat (avLOS) tertinggi pada pasien bedah Umum di RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2015 adalah tertinggi pada bulan Agustus dan Sep- tember sebesar 11,34 hari dan 17,5 hari. Hal ini dipen- garuhi oleh sebagian besar pasien menderita penyakit diabetes mellitus. Penyakit diabetes mellitus mer- upakan penyakit kronis yang memerlukan perawatan dan pengobatan secara khusus, sehingga mengakibat- kan angka avLOS pada bulan Agustus dan September tinggi. Sedangkan parameter yang telah digunakan di RSUD dr. Sayidiman Magetan adalah Depkes 2005, seharusnya nilai ideal avLOS menurut Depkes, 2005 adalah 6 s.d 9 hari.

(10)

1661 sembuhnya). Dari aspek ekonomis, semakin panjang lama dirawat (demikian juga dengan aLOS) berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh pasien (dan diterima oleh rumah sakit) dalam hal ini diperlukan keseimbangan antara sudut pandang medis dan ekonomis untuk menentukan nilai aLOS yang ideal. Penghitungan rerata lama dirawat ini san- gat penting bagi pihak Rumah Sakit karena selain berpengaruh terhadap mutu pelayanan juga berpen- garuh terhadap biaya yang ditanggung pasien.

Diagnose pasien kasus bedah pada bangsal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Magetan kasus bedah ortho- pedi terendah yaitu penyakit dengan kode S30-S39 (Cidera pada perut, pinggang, lumbar and panggul) sebesar 31 pasien, sedangkan tertinggi adalah kasus bedah orthopedi dengan kode S00-S09 (Cidera pada kepala) sebesar 187 pasien. Tingginya kasus bedah orthopedi dipengaruhi oleh sebagian besar pasien mengalami kecelakaan lalulintas sedangkan ke- celakaan tersebut mengakibatkan cidera atau bahkan patah tulang.

Diagnose pasien pada kasus bedah umum pada Bang- sal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Magetan adalah penyakit terendah dengan kode D00-D09 (Kanker in situ) sebesar 12 pasien. Penyakit tertinggi yaitu pen- yakit dengan kode E10-E14 (dibetes mellitus)sebesar 69 pasien tingginya penyakit ini dipengaruhi oleh penyakit diabetes mellitus, penyakit tersebut merupa- kan penyakit kronis dan memerlukan perawatan khu- sus serta pengobatan yang rutin.

Penyakit diabetes mellitus diakibatkan oleh kegemu- kan, jarang berolahraga, pola makan dan pola hidup yang tidak sehat. Penyakit ini ditandai dengan nai- knya kadar gula darah, penyakit ini juga merupakan penyakit komplikasi paling banyak dengan jumlah penderita yang terus meningkat di setiap tahunnya. Dengan ini dapat memungkinkan pasien penderita diabetes mellitus untuk keluar masuk Rumah Sakit.

Bangsal IRNA III merupakan bangsal khusus pasien bedah, akan tetapi pada bangsal IRNA III telah di- jumpai pasien yang telah dirawat inap tanpa tindakan pembedahan atau operasi, Misanya kode penyakit I10-I15 penyakit tersebut merupakan penyakit

hyper-tensi (darah tinggi). Berdasarkan wawancara dengan petugas perawat bangsal, ada beberapa pasien yang telah dirawat pada bangsal IRNA III tanpa tindakan operasi atau pembedahan. Dikarenakan rumah sakit telah merenovasi gedung rumah sakit sehingga pasien sementara dititipkan pada bangsal IRNA III karena keadaan gedung yang masih dalam perbaikan dan ku- rangnya ruang perawatan pasien.

Analisis trend pasien bedah orthopedi dan pasien bedah umum. Dari garafik 4.12 pasien bedah ortho- pedi maka dapat dilihat garis tren yaitu Y = 60,08 + (-3,46) X dimana didapatkan nilai a = 60,08 (a = bilangan konstanta) dan nilai b= (-3,46) (b = derajat kecenderungan garis trend). Tanda (-) menunjukkan penurunan perkiraan perubahan kecenderungan yang berarti setiap satu perubahan kecenderungan angka mengalami penurunan sebesar (-3,46). Angka trend pasien bedah umum terendah bulan desember sebesar 22,02 dan angka tertinggi pada bulan januari sebe- sar 98,14. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh keti- dak stabilan kunjungan pasien bedah yang semakin menurun dari bulan Januari hingga bulan Desember.

Jumlah kasus bedah orthopedi terendah pada bulan Oktober, November dan Desember. Rendahnya kun- jungan pada bulan tersebut di pengaruhi oleh aktivi- tas yang tidak banyak dilakukan oleh pasien. Kunjun- gan tertinggi kasus bedah orthopedi yaitu pada bulan Januari, Februari dan Juni, tingginya kasus bedah ini dipengaruhi oleh perayaan tahun baru dan libur hari raya, hal ini dapat memicu padatnya lalulintas sehing- ga persentase angka kecelakaan pasien tinggi.

Dari grafik 4.10 pasien bedah umum maka dapat di- lihat garis trend Y = 93,41 + 5,80 X, dimana nilai a = 93,41 (a = bilangan konstanta) dan nilai b = 5,80 (b = derajat kecenderungan garis trend). Tanda (+) menunjukkan kenaikan perkiraan perubahan kecend- erungan angka yang mengalami kenaikan sebesar 5,80. Angka trend pasien bedah umum terendah pada bulan Januari sebesar 29,61 dan angka tertinggi pada bulan Desember sebesar 157,21. Kecenderungan ini disebabkan oleh kunjungan pasien bedah umum yang meningkat dari bulan Januari sampai bulan Desem- ber.

(11)

1671 67

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

Kunjungan tertinggi kasus bedah umum pada bulan Juli dan Oktober, hal ini disebabkan oleh sebagian besar pasien adalah dengan jenis kelamin laki-laki sedangkan pasien laki-laki cenderung kurang mem- perhatikan pola makan sehat dan pola hidup sehat sehingga wajar jika mereka dapat terserang penyakit.

SIMPULAN

1. Jumlah pasien bedah pada Bangsal IRNA III di

RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2015 adalah kunjungan pasien bedah orthopedi tertinggi bulan Juni sebesar 115 pasien. Kunjungan pasien bedah umum tertinggi pada bulan Oktober sebesar 131 pasien.

2. Umur dan jenis kelamin pasien berdasarkan je- nis kasus bedah pada Bangsal IRNA III RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2015 adalah tertinggi pasien bedah orthopedi dan bedah umum pada kelompok kelompok umur 45 s.d 64 tahun sebesar

206 pasien dan 403 pasien.

3. Lama dirawat dan rerata lama dirawat pasien ka- sus bedah pada Bangsal IRNA III Di RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2015 adalah tertinggi pasien bedah orthopedi pada bulan September se- besar 482 hari. Lama dirawat pasien bedah umum tertinggi pada bulan September sebesar 1470 hari. aVLOS pasien bedah orthpedi tertinggi pada bu- lan September sebesar 7,77 hari. Sedangkan aV- LOS pasien bedah umum tertinggi pada bulan September sebesar 17,5 hari.

4. Diagnose pasien kasus bedah pada Bangsal IRNA

III di RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2015 kasus bedah orthopedi tertinggi penyakit den- gan kode S00-S09 sebesar 187 pasien. Kasus be- dah umum tertinggi pada penyakit dengan kode E10-E14 sebesar 69 pasien.

5. Trend pasien berdasarkan jenis kasus bedah pada

Bangsal IRNA III di RSUD dr. Sayidiman Mag- etan Tahun 2015 trend pasien bedah orthopedi menunjukkan kecenderungan penurunan pasien sebesar (-3,46). Angka trend pasien bedah ortho- pedi tertinggi pada bulan januari sebesar 98,14. Trend pasien bedah umum menunjukkan kecend- erungan kenaikan sebesar 5,80. Angka trend

pa-sien bedah tertinggi pada bulan Desember sebesar 157,21.

DAFTAR PUSTAKA

Asmara, VA. 2013. Pengertian Bedah. Diakses: 10 Maret 2016. Http://b11nk.Wordpress.com

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit. Jakarta. Dep- kes. (11-15)

Fitriana. 2014. Analisis Trend Pasien Rawat Inap Ka- sus Pneumonia Di RSUD Pandan Arang Boyolali. 2013. [Karya Tulis Ilmiah]. Ka- ranganyar. Apikes Mitra Husada.

Hadi, S. 2004. Statistik. Jilid 3. Yogyakarta: Andi Yo- gyakarta. (437-454)

Hungu, 2007. Pengertian Jenis kelamin. Diakses : 14 Juni 2015 melalui www. Psychologyma- nia.com

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. JUKNIS 2011. Sistem Informasi Rumah

Sakit. Jakarta : Mentri Kesehatan RI.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 034/Birhub/1972. Tentang Peren- canaan Pemeliharaan Rumah Sakit. Jakar- ta

Machfoedz, I. 2013. Metodologi Penelitian Kuantita- tif Dan Kualitatif. Yogyakarta: Fitramaya (11)

Noor, NN. 2008. Epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Rochman, 2006. Diabetes Mellitus. Diakses : 20 Mei 2016. Melalui http://digilib.unimus.ac.id/

download.php

Sjamsuhidajat, R & Jong, W. D. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

(12)

1681 68

r Rekam Medis, ISSN Volume X No. 2, Oktober 2016

2013. Rekam Medis. Ed. 2. Tanggerang Se- latan: Universitas Terbuka. (1.73-4.15)

Gambar

Grafik 1. Kunjungan Pasien Bedah Orthopedi
Grafik 3. Grafik Jumlah Lama Dirawat Pasien
Grafik 6. avLOS Kasus Bedah Umum
Tabel 4. Penghitungan Trend Pasien
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah nilai formula yang menunjukkan hasil uji yang paling baik dari sediaan lipcream esktrak kulit buah

KD 4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang balok dengan menggunakan satuan volume Volume Balok Disajikan sebuah gambar balok dengan

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dinas perhubungan Kabupaten Gowa melakukan penekanan atau penegasan terhadap pemungutan retribusi

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:.. a) Jurusan Pendidikan Sejarah, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya

Penulis disini juga menyiapkan galeri tempat memamerkan hasil pengolahan limbah yang berupa perca batik tadi, sehingga pandangan orang awalnya tentang tempat pembuangan

Unit : Alat Medis Puskesmas Kandangan Satuan Kerja : Dinas Kesehatan. Ruang : Poli Gigi

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions.. Start Free Trial