TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN
KACANG ‐ KACANGAN UNTUK AGROINDUSTRI DAN
KETAHANAN PANGAN
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Agroindustri
Yang Dibimbing oleh Bapak Ir. Moh. Aulia Amri, MM
Agus Muhardi
29.01.207P
Rio Rinaldo Wendy Haris Henny Oktika
29.01.509P 29.01.508P 29.01.363P
Jurusan Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Alhamdullilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Di mana tugas ini penulis sajikan
dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul penulisan Makalah, yang
penulis sajikan adalah sebagai berikut :
TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN
KACANG ‐ KACANGAN UNTUK AGROINDUSTRI DAN
KETAHANAN PANGAN
Tujuan penulisan makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Agroindustri program strata satu STIE MURA.
Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan beberapa sumber literatur yang
mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan
dorongan dari semua pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan lancar.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil. 2. Adik‐adik tersayang yang telah membantu penulisan tugas akhir ini.
3. Seluruh teman–teman yang telah memberikan dukungan dalam penulisan
makalah ini.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu
sehingga terwujudnya penulisan ini. Akhir kata penulis mohon saran dan kritik
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Makalah ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II PERMASALAHAN PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG ‐ KACANGAN ... 4
BAB III TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI ... 7
BAB IV PENUTUP ... 11
4.1. Kesimpulan ... 11
Daftar Pustaka ... 12
Daftar Riwayat Hidup ... 13
BAB I PENDAHULUAN
Pembangunan nasional masih memprioritaskan sektor pertanian
sebagai dasar pembangunan ekonomi. Pengembangan sektor pertanian
khususnya pertanian dari tanaman pangan pernah mencapai hasil yang
mengesankan melalui pengadaan kebutuhan pangansiol. Namun, semenjak
krisis ekonomi tahun 1997 sampai sekarang, kebutuhan pangan menjadi
masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat, dan menyebabkan pemerintah
melakukan tindakan kontrofersi untuk mengimpor berbagai produk pangan
seperti beras, kedelai dan kacang tanah. Sebagai gambaran, kebutuhan kedelai
dalam negeri setiap tahun ± 2 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru
mencapai 800 ribu ton (± 40%), dan impor kedelai 1,2 juta ton (± 60%) atau
kehilangan devisa Rp 3 triliun/tahun.
Peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran
masyarakat pemenuhan gizi keluarga, dan terjadinya penyusutan lahan (alih
fungsi) sawah dalam yangsubur untuk kepentingan non‐pertanian, akan
menambah permasalahan dalam pengadaan pangan.Permasalahan lain yang
berkaitan dengan ketersediaan pangan adalah produk pangan tidak tersedia
sepanjang tahun karena faktor agroklimat yang beberapa tidak dan belum
berkembangnya agroindustri untuk pengolahan/pengawetannyadan marjin
keuntungan usaha tani tanaman pangan sangat kecil, sehingga sangat
menghambat motivasi petani untuk meningkatkan produksinya. Kebijakan
pangan perlu berpihak pada produsen pangan skala kecil.
Sesungguhnya yang paling penting bagi petani adalah nilai absolut
keuntungan yang diperoleh dari aktivitas budidaya, bukan pada ongkos
produksi yang rendah atau harga produksi yang tinggi. Dalam hal
pembangunan ketahanan pangan, basis produksi secara nasional diperkuat
dimana proses industrialisasi harus mampu mendorong peningkatan nilai perlu
tambah kegiatan sektor produksi. Ketahanan pangan diperkuat dengan
meningkatkan ketersediaan pangan, menjaga ketersediaan penyediaan bahan
pangan, serta meningkatkan akses rumah tangga untuk memperoleh pangan.
Dalam kaitan itu ditingkatkan pula efektivitas dan efisiensi distribusi pangan;
akses masyarakat terhadap bahan pangan; kemampuanydi pangan (jumlah,
mutu, dan ragamnya); kemampuan penyediaan cadangan pangan, dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pangan dan gizi. Telah disadari
bahwa sektor pertanian merupakan andalan utama untuk bangkit kembali dari
kondisi krisis ekonomi. Lemahnya sektor pertanian dapat menyebabkan
terpuruknya kondisi ekonomi dalam menghadapi krisis ekonomi global.
Pembangunan pertanian harus lebih tangguh melalui pengembangan
komoditi‐komoditi unggulan seperti kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.
Propinsi NTB saat sekarang masih tetap mengandalkan sektor pertanian sebagai
tulang punggung pembangunan ekonomi. Pengelolaan sektor pertanian mutlak
diperlukan untuk meningkatkan pendapatan petani dan pendapatan asli
daerah. Hal ini terbukti bahwa perekonomian NTB tahun 2005 didominasi oleh
sektor pertambangan dan galian (PDRB mencapai 36,08%) dan diikuti sektor
pertanian sebesar 22,59%. Selain itu, terutama pertanian tanaman pangan dapat
menjamin ketahanan pangan masyarakat.Pengelolaan pertanian harus
dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan harus pertanian.
Pemberdayaan masyarakat tani meliputi peningkatan taraf hidup, pendidikan,
skil, modal, teknologi, dan etos kerja. Pada akhirnya, petani harus mandiri
dalam hal modal, teknologi dan kelembagaan.
BAB II
PERMASALAHAN PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG KACANGAN
Suplai kedelai, kacang tanah dan kacang hijau untuk kebutuhan dalam
masih sangat kurang. Diawal tahun ini, kekurangan pasokan kedelai untuk
industri negeri tempe,ahu dan kecap telah mengganggu stabilitas nasional.
Sangat ironis, bahwa tempe dan tahu yang merupakan menu utama makanan
menjadi sulit diproduksi karena kelangkaandi.
Kedelai merupakan salah satu tanaman utama pangan setelah padi
yang target pemerintah untuk dipercepat pencapaian swasembada merupakan
(Arahan Presiden di Merauke Juni 2006). Namun, kenyataan sampai
sekarang peningkatan produksi kedelai belum bisadilakukan secara maksimal.
Tahun 1992 luas panen kedelai pernah mencapai 1,6 juta hadengan produksi 1,8
juta ton. Tahun 2003 luas panen kedelai hanya 526.796 ha denganproduksi
671.600 ton. Sejak tahun 2004 luas panen kedelai mulai bangkit kembali
namunlambat. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan produksi kedelai
di Indonesia sangatuli dilakukan.
Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan
kedelai Indonesia dan khususnya di NTB adalah penerapan teknologi masih
lambat. Petani di belum seluruhnya menggunakan benih dan varietas unggul.
Penggunaan benih bermutu masih rendah (± 10%). Sistem perbenihan secara
keseluruhan dari produksi benih (hulu), distribusi sampai pengguna (hilir)
rendah. Masalah tanah masam, lahan kering, alih fungsi lahan sawah dan lahan
minim bahan organik dan hama penyakit dan gulma ikut menghambat
peningkatan produksi kedelai. Usaha tani kedelai sebagian besar dilakukan oleh
petani dengan modal terbatas dan kemitraan belum berkembang, sehingga
perhatian dan pengawasan terhadap usaha tani ini kurang. Tata niaga belum
kondusif seperti harga belum menggairahkan bagi petani, biaya input teknologi
masih dirasakan tinggi dan belum sepenuhnya diberikan subsidi, impor kedelai
relatif murah dengan regulasi
yang sederhana, serta pasar yang belum menjanjikan. Disamping
masalah teknis dan tata niaga, masalah kelembagaan ditingkat petani dan
pemerintah seperti pemberdayaan dan kualitas SDM masih jauh dari harapan.
Keseluruhan permasalahan tersebut menyimpulkan bahwa keberpihakan dan
perhatian terhadap petani khususnya petani kedelai masih kurang.
Ada kecenderungan bahwa luas areal penanaman kedelai menjadi lebih
sempit karena petani beralih menjadi petani jagung atau kacang tanah (khusus
di NTB). Hal ini terjadi karenadu komoditi ini mempunyai pasar yang jelas
antara lain adanya asosiasi jagung dan PT Bumi Mekar Tani (suplier kacang
tanah untuk PT Garuda Food).
Produktivitas kacang tanah secara nasional hanya 1,10 ton/ha polong
kering lebih rendah dari negara‐negara penghasil kacang tanah seperti India,
Cina, dan dan Brasil. Jenis kacang‐kacangan lain yang belum banyak
dikembangkan secara komersial adalah kacang hijau. Pengembangan tanaman
sentuhan teknologi. Khusus kacang tanah dan kacang hijau, usaha tani
umumnya dilakukan petani‐petani kecil dengan permodalan dan penerapan
teknologi yang sangat oleh rendah. Usaha tani kacang tanah sebagian besar (70‐
80%) dilakukan di lahan kering. Pengembangan di lahan sawah menjadi sulit
karena harus bersaing dengan
tanaman pangan atau hortikultura lain yang lebih ekonomis. Sampai
sekarang belum ada program khusus untuk meningkatkan produksi kacang
tanah yang dicanangkan oleh pemerintahus/dh. Kacang tanah tidak termasuk
sebagai komoditas unggulan di NTB.
Beberapa kendala teknis, penyebab rendahnya produktivitas kacang
tanah, pengolahan tanah untuk penanaman masih jarang dilakukan, umumnya
olah yaitu : tanah minimum atau tanpa olah tanah sehingga tanah menjadi keras
atau padat. Rendahnya bahan organik tanah juga ikut mempengaruhi kualitas
tanah.
Adanya masa kekeringan yang cukup lama terutama pada fase
pembungaan sampai pengisian polong, serangan hama‐penyakit, belum
tersedianya benih berrmutu yang bersertifikat, serta penanaman varietas lokal
dengan produktivitas rendah merupakan masalah dalam budidaya
kacangMasalah sosial ekonomi dan kelembagaan juga menjadi penghambat
produksi kacang tanah. Dalam usaha tani belum ada program bantuan dan
peningkatan bimbingan teknis yang ditangani oleh pemerintah, belum ada
tersedia penangkar benih untuk kacang tanah, kacang tanah belum
diperlakukan sebagai tanaman komersial oleh petani, serta belum ada asosiasi
BAB III
TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI
Masalah utama pengembangan tanaman kacang‐kacangan adalah
bagaimana meningkatkan produksi kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.
Secara nasional dari upaya tahun ke tahun dapat diamati bahwa kedelai, kacang
tanah dan kacang hijau tidak pernah mengalami peningkatan produksi yang
signifikan. Oleh karena itu upaya serius dan konsisten peningkatan produksi
harus tetap dilakukan. Pemerintah melalui DepartemenPertanian telah
mencanangkan program Bangkit Kedelai atau program
khususPeningkatan Produksi Kedelai Nasional (P2KN). eningkatan produksi
adalah upaya terintegrasi bukan partial dari stakeholder dan petani sebagai
fokus perhatian. Teknologi produksi dihasilkan semua dari berbagai
academician‐researcher, business (bank ), kelembagaan goverment (ABG). Kerjasama antar individu peneliti antar lembaga dalam negeri
dan internasional perlu ditingkatkan. Kelembagaan iptek menyediakan paket‐
paket dan teknologi sesuai kebutuhan petani dan dunia usaha (agroindustri).
Sebaliknya pula dunia usaha melakukan mitra usaha dengan petani dan
memberikan sarana dan insentif untukelmbagaan iptek. Pemerintah
menfasilitasi melalui pemberian insentif berupa kebijakan yang kondusif bagi
dunia usaha dan khusus bagi petani, kebijakan pemberian subsidi pada
beberapa tahapan usahatani perlu dilakukan. Pemerintah pula harus
menyediakan sarana dan alokasi anggaran yang lebih memadai bagi
berbagai permasalahannya, termasuk permasalahan dalam penyediaan pangan
yang cukup, bermutu, aman, terjangkau
dan selera masyarakat.Beberapa paket teknologi yang harus terus
dikembangkan untuk produksi kedelai, kacang tanah dan kacang hijau secara
signifikan meningkatkan adalah :
1. Pengembangan varietas baru dengan novel karakter drought tolerant ,
shade tolerant, :disease/insect resistant , rendah kolestorol, dan
pengembangan variertas Pengembangan varietas dapat dilakukan dengan
hibridisasi, teknik seluler hibrida.
rekayasa genetika. Revolusi hijau dan penggunaan varietas unggul hasil
hibridisasi dan telahmembawa dampak positif dalam bidang sosial,
ekonomi, dan perbaikan gizi masyarakat.Revolusi hijau identik dengan
penerapan pertanian intensif dengan input teknologi(terutama zat kimia)
yang tinggi dengan menerapkan varietas‐varietas unggul (HukumMendel
Akibat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali lagi dan
masalahingkugan, maka revolusi hijau yang berbasis varietas hasil
hibridisasi tidak mampu lagi mengatasi masalah tersebut. Saat sekarang dan
masa akan datang, teknologi rekayasa (era revolusi gen) akan menjadi
alternatif yang baik untuk menjawab tantangan peningkatan produksi bahan
pangan. Revolusi gen juga telah membawa perubahan dari tanaman hibrida
menuju tanaman transgenik. Kedelai transgenik merupakan alternatif untuk
dikembangkan. Kacang tanah transgenik dengan P5CSdapat gen over
produksi prolin untuk toleran terhadap cekaman kekeringan. Teknis seluler
mengekspresikan melaluindks variasi somaklonal pada kacang tanah dan
cekaman kekeringan. Kacang tanah transgenik denganChimampu untuk
mengatasi penyakit yang disebabkan oleh Cercospora, Sclerotium , dan
laincendawan lain
2. Pengadaan benih bermutu Kedelai, kacang tanah dan kacang hijau termasuk
tanamanyang memiliki benih dengan dormansi pendek, sehingga
diperlukan upaya teknologipenyimpanan benih untuk memperpanjang daya
simpan dengan viabilitas tetap tinggi.Penyediaan benih pada setiap musim
tanam dan antar lapang menjadi masalah yang perlu dicari solusinya.
Program ke depan adalah upaya pengadaan benih Jabalsim ( jalur
sistem Communalyaitu benih diprogramkan selalu dan tingkat
tersediapetani.
3. Teknik budidaya perlu dioptimalkan kembali seperti penanaman dengan
cara ditugal, jarak tanam, penyiangan, dan pembumbunan.
4. Pemupukan Kedelai, kacang tanah dan kecang hijau tidak menunjukkan
respons yangbesar terhadap penambahan pupuk. Namun, untuk
mempertahankan keseimbangan unsurhara dalam tanah perlu dilakukan
pemupukan secara berimbang dengan pupuk anorganikorganik.
5. Pengairan. Kebutuhan air di lahan kering sangat tergantung pada curah
hujan yang turunselama pertumbuhan. Untuk mengurangi tingkat
kegagalan yang tinggi, diupayakan waktupenanaman dilakukan secepat
mungkin setelah tanaman pertama dipanen ataumenggunakan tanaman
toleran kekeringan dan berumur genjah.
6. Pengendalian hama‐penyakit. Pengendalian dengan kombinasi cara biologis,
mekanis,fisik, tanaman toleran/resisten dan terakhir kimiawi adalah
beberapa alternatif yang perludipertimbangkan. Penggunaan varietas tahan
adalah cara yang praktis, ekonomis danekologis, namun varietas tahan
belum ada yang tersedia di pasaran. Hal ini merupakantantangan sekaligus
peluang breeder untuk menyediakan varietas tahan. Bagi mendalam yang
sedang dilakukan adalah dengan s Kajian pathogenesis
relatedmemanfaatkanprotein (PR‐Protein), bahwa ketahanan tanaman
terhadap hama dan penyakit dengan produksi protein spesifik berkaitan
chitinase, peroksidase , dan lain(seperti lain).
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sektor pertanian merupakan andalan utama untuk dapat bangkit kembali
kondisi krisis ekonomi global. Pembangunan pertanian harus lebih tangguh
dari dengan mengembangkan berbagai komiditi unggulan seperti kedelai,
kacang tanah dan kacang hijau. Secara nasional dari tahun ke tahun produksi
ketiga komoditi tersebut tidak pernah mengalami peningkatan yang signifikan.
Penerapan teknologi budidaya, sosial ekonomi dan kelembagaan masih lambat.
Oleh karena itu diperlukan upaya serius dan konsisten untuk meningkatkan
produksi. Penggunaan varietas unggul seperti hibrida atau transgenik dengan
potensi hasil tinggi sangat diperlukan dan teknik budidaya lain serta kondisi
sosial ekonomi dan kelembagaan merupakan faktor pendukung untuk
mempercepat peningkatanrodus sional.
Peningkatan produksi adalah upaya terintegrasi bukan partial dari
stakeholder dan petani sebagai fokus perhatian. Teknologi produksi
dihasilkan semua dari berbagai academician‐researcher, businiss (bank
), goverment kelembagaan dan Ketersediaan produksi yang cukup, stabil dan
kontinyu diperlukan pengembangan agroindustri dan meningkatkan
ketahanan untuk food security ).
DAFTAR
PUSTAKA
Mahfudz, Machmud. 2002. Pengantar Bisnis ( Introduction to Bisnis). Andi
Yogyakarta. Yogyakarta.
Internet. http://www.scribd.com.
DAFTAR
RIWAYAT
HIDUP
Biodata
Mahasiswa
N I M : 29.01.207P
Nama Lengkap : Agus Muhardi
Tempat & Tanggal Lahir: Musi Rawas, 29 Agustus 1980
Alamat Lengkap : Jl. Majapahit Gg. Damai 7 Rt. 03 Kel. Majapahit
Kec. Lubuklinggau Timur II
Telepon : 0856 647 18 999
Pendidikan
Formal
SD Negeri 4 Curup, lulus tahun 1993.
SMP Negeri 4 Curup, lulus tahun 1996.
SMK Negeri 1 Curup, lulus tahun 1999.
AMIK BSI Tangerang, lulus tahun 2003
Tidak Formal
Kursus komputer Paket WS/Lotus 123, lulus tahun 1997.
Kursus komputer Program dBASE III Plus, lulus tahun 1998.
Kursus komputer Pakae Microsoft Office 95, lulus tahun 1998.
Riwayat pengelaman berorganisasi / pekerjaan
Dari tahun Januari 2006 – Juni 2006, Staff IT. Di PT. DADA INDONESIA
Sadang.
Dari tahun 2003 ‐2005, Instruktur Laboratorium. Di Akademi Manajemen
Informatika dan Komputer BINA SARANA INFORMATIKA
(AMIK – BSI ) Tangerang
Dari tahun 1999 ‐ 2001, Operator Komputer. PT. SEO YOUNG INDONESIA
Tangerang.
Dari tahun 1998 ‐ 1999, Asisten Instruktur. Pusat Pendidikan Komputer
Citra Info Komputer (C I K O ) Curup.
Lubuklinggau, November 2009
Saya yang bersangkutan
Agus Muhardi