• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAPISAN PLAT BESI DENGAN TEMBAGA DENGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAPISAN PLAT BESI DENGAN TEMBAGA DENGA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Geraldi Kusuma Arnanto

Ikna Qonita

2010, PELAPISAN PLAT BESI DENGAN TEMBAGA DENGAN PERBEDAAN

WAKTU DAN MOLARITAS LARUTAN ELEKTROLIT

The purpose of writing this scientific paper is to determine the correct time needed and the concentration of the solution to coat iron metal foil with copper foil with electrolysis process. This research is using experiment method. The object of this experiment is a thin iron metal foil. The preparation of the experiment includes preparation of the objects, cleaning of the objects, then the mass measurement of the iron before the coating process. In this research, respectively there are 3 time variables, 2 minutes, 4 minutes, and 6 minutes. The tools used in this reasearch are beker glass, measuring cup, funnel, pasteur pippete, abrasive paper, 2 electrical cables, stopwatch, measuring scale, and measuring flask. As cathode electrode is the iron foil and as anode electrode is the copper foil. The result can be conclude that there is a mass difference of the coating of iron when using a 1 M CuSO4 and a 2 M CuSO4 solution with time

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya sehingga proses penelitian sekaligus

penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul “PELAPISAN PLAT BESI DENGAN

TEMBAGA DENGAN PERBEDAAN WAKTU DAN MOLARITAS LARUTAN

ELEKTROLIT” dapat berjalan lancar.

Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) yang

diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Metalurgi (HIMAMET) Fakultas Teknik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulisan

karya ilmiah ini tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh sebab itu penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada guru pembimbing dan segenap teman-teman yang ikut

mendukung demi terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan karya ilmiah ini banyak terdapat

kesalahan. Untuk itu penulis memohon maaf apabila ada yang kurang sesuai di dalam

penulisan awal maupun hasil dan pembahasan. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat

dimanfaatkan oleh banyak pihak yang membutuhkan.

Serang, 17 November 2010

(3)

Daftar Isi

Abstrak………...……….1

Kata Pengantar ………...……….2

Daftar Isi ……….3

Bab I. Pendahuluan : A. Latar Belakang………..….………….…………..………4

B. Tujuan ………...……….………5

C. Manfaat ………...….……….……….………..5

D. Landasan Teori : 1. Pengertian Elektroplating………...6

2. Dasar Teori dan Prinsip Kerja………7

3. Besi……….7

4. Tembaga……….8

Bab II. Bahan dan Metode : A. Katoda-Anoda……….………9

B. Variabel Percobaan……….………9

C. Alat dan Bahan Percobaan………..………...10

D. Prosedur Penelitian………..………...10

Bab III. Hasil dan Pembahasan : A. Hasil penelitian...12

B. Pembahasan...16

Bab IV. Simpulan...18

Bab V. Daftar Pustaka...19

(4)

I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Di jaman globalisasi yang penuh dengan perkembangan dan

perubahan ini, salah satunya di bidang teknologi, setiap Negara terus

berlomba-lomba untuk memajukan negaranya dengan berbagai

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

masing-masing dimilikinya. Bukan hanya menciptakan benda-benda terbaru atau

alat-alat terbaru saja, tetapi yang dapat menciptakan sesuatu yang berasal

dari pemanfaatan barang-barang yang telah ada tentunya dengan bekal

ilmu pengetahuan bagi setiap penghuni negaranya. Salah satu contohnya

adalah penggunaan logam.

Penggunaan logam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

manusia. Dengan demikian logam harus tampil sesuai dengan kondisi

yang dibutuhkan, misalnya untuk penggunaan logam untuk berbagai

perhiasan, maka logam harus tampil indah dan menarik. Untuk peralatan

rumah tangga harus kuat dan awet, dan untuk bidang kelistrikan harus

memperhitungkan antara hambatan dan hantaran listriknya. Atas dasar

tersebut, perlu adanya tindakan untuk membuat nyata hal tersebut yaitu

seperti pelapisan pada logam. Suatu logam dilapisi dengan logam lain

dapat membuat logam yang dilapisi tersebut mengalami perubahan

tampilan juga daya guna. Hal ini dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang kegunaannya masing-masing. Selain itu, digunakan pula

berbagai proses pelapisan dengan memperhatikan sifat dari suatu logam

yang akan dilapisi maupun yang melapisi.

Pelapisan logam dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu

secara pelelehan, semprot, endap, vakum, dan electroplating (elektrolisis). Untuk melindungi logam dengan proses electroplating

dibutuhkan listrik arus searah (DC), elektrolit yang disesuaikan dengan

lapisan yang akan diinginkan, logam pelapis (anoda), dan benda kerja

(5)

pelapis yang sering digunakan dalam proses pelapisan secara

elektroplating, yaitu tembaga (Cu), Nikel (Ni), dan krom (Cr).

Pada umumnya digunakan proses elektrolisis terhadap suatu logam tersebut guna memisahkan atom dari suatu senyawa dengan

bantuan energi listrik karena proses elektrolisis memang sudah terkenal

disekitar pengrajin logam atau pun para pekerja pabrik logam. Proses ini

juga adalah salah satu yang mudah dilakukan tentunya dengan

memperhatikan hasil akhir dan tujuan awal masing-masing pengguna

proses tersebut.

Tembaga merupakan logam yang banyak digunakan dalam

industri pelapisan logam. Tembaga mempunyai sifat yang tahan terhadap

korosi, berwarna kemerah-merahan, serta memiliki daya hantar listrik

yang baik. Sehingga apabila digunakan untuk melapisi suatu logam lain

(besi) yang tingkatan daya hantar listriknya berada dibawahnya akan

menjadi lebih baik. Pelapisan besi dengan tembaga ini akan digunakan

untuk benda hiasan (bandul kalung atau gantungan)setelah dilapisi

tembaga untuk kegunaan lainnya dengan varian waktu dan molaritas

larutan elektrolit yang akan membedakan berat dan kualitas besi yang

telah dilapisi oleh tembaga.

B. Tujuan

Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk :

1. mengetahui waktu dan molaritas larutan elektrolit yang pas untuk

melapisi besi dengan tembaga

2. mambandingkan waktu dan molaritas larutan elektrolit yang digunakan

untuk melapisi tembaga dan pengaruhnya terhadap massa logam yang

dilapisi

3. mencari cara terefisien untuk melapisi logam yang ekonomis dan ramah

lingkungan

C. Manfaat

1. sebagai bahan praktek langsung maupun mainan bagi para remaja dan

(6)

2. mendapatkan hasil pelapisan yang baik setelah meneliti waktu

elektrolisis dan molaritas larutan elektrolitnya

3. diharapkan dapat memberikan hasil yang merata dengan waktu yang

optimum

D. Landasan Teori

Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini

adalah elektroda dan elektrolit.

Elektroda yang digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu:

• Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina

(Pt), dan emas (Au).

• Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag).

Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat

pula leburan garam halida atau leburan oksida. Kombinasi antara elektrolit dan

elektroda menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:

1. Elektrolisis larutan dengan elektroda inert

2. Elektrolisis larutan dengan elektroda aktif

3. Elektrolisis leburan dengan elektroda inert

Pada elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif dan anoda merupakan

kutub positif. Pada katoda akan terjadi reaksi reduksi dan pada anoda terjadi

reaksi oksidasi.

1. Pengertian electroplating

Pelapisan secara listrik electroplating adalah electrodeposisi. Pelapisan/coating logam melekat ke elektroda untuk menjaga substrat dengan

memberikan permukaan dengan sifat dan dimensi berbeda dari pada logam

basisnya tersebut, sedangkan pengertian electroplating yang lain adalah suatu proses pengerjaan permukaan material baik logam maupun bukan logam dan

upaya meningkatkan sifat-sifat material tersebut. Sifat-sifat yang akan

(7)

a. Daya tahan korosi (corrosion resistence) b. Tampak rupa (appearance)

c. Daya tahan gores / aus (abrasion resistence) d. Harga / nilai (value)

e. Mampu solder (solderability) f. Karet pengikat (bonding of rubber)

g. Daya kontak listrik (electrcal contact resistence)

h. Mampu pantul / bias cahaya (reflectivity) i. Penyebaran rintangan (diffusion barrier) j. Mampu sikat kawat (wive bondability)

k. Daya tahan temperatur tinggi (high temperature resistence)

2. Dasar teori dan prinsip kerja electroplating

Bila arus listrik searah (DC) dialirkan antara kedua elektroda anoda dan

katoda dalam larutan elektrolit dengan waktu proses pelapisan yang telah

ditentukan maka pada anoda terjadi oksidasi sehingga akan terbentuk ion-ion

positif, pada larutan elektrolit terjadi elektrolisis garam-garam logam. Anoda

yang telah mengalami oksidasi meluruh dan larut dalam larutan elektrolit. Anoda

yang meluruh menggantikan ion logam dalam larutan elektrolit yang ditarik oleh

elektroda negatif (katoda). Dengan adanya hal tersebut akan terbentuk endapan

pada katoda yang berupa massa lapisan. Contoh plat besi yang akan dilapisi

tembaga.

Ion Cu2+ bergerak ke katoda, mengambil elektron dan menjadi logam

tembaga yang menempel pada besi katoda.

Katoda : Cu2+(aq) + 2e

-à Cu(s)

Ion SO42- bergerak ke anoda memberikan elektron dan bereaksi dengan

tembaga anoda.

Anoda : Cu(s)à Cu2+(aq) + 2e-

3. Besi

adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak

digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai

dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan

(8)

logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena

beberapa hal, diantaranya:

• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,

• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan

• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah

dimodifikasi.

4. Tembaga (Cu)

Tembaga dengan nama kimia Cupprum dilambangkan dengan Cu, unsur

logam ini berbentuk kristal dengan warna kemerahan. Dalam tabel periodik

unsur-unsur kimia tembaga menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan

mempunyai bobot atom (BA) 63,546.

Unsur tambahan di alam dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan

atau dalam senyawa padat dalam bentuk mineral. Dalam badan perairan laut

tembaga dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion seperti CuCO3, CuOH,

dan sebagainya (Fribeg, 1977).

Tembaga merupakan suatu unsur yang sangat penting dan berguna untuk

metabolisme. Batas konsentrasi dari unsur ini yang mempengaruhi pada air

berkisar antara 1 – 5 mg/l merupakan konsentrasi tertinggi. Dalam industri,

tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida serta dapat

digunakan sebagai katalis, baterai elektroda, sebagai pencegah pertumbuhan

lumut, turunan senyawa-senyawa karbonat banyak digunakan sebagai pigmen

dan pewarna kuningan. Tembaga berperan khususnya dalam beberapa kegiatan

seperti enzim pernapasan sebagai tirosinase dan silokron oksidasi. Tembaga juga

diperlukan dalam proses pertumbuhan sel darah merah yang masih muda, bila

kekurangan sel darah merah yang dihasilkan akan berkurang (Heryando Palar,

(9)

II

Bahan dan Metode

A. Katoda-Anoda

1. Katoda

Katoda yaitu elektroda negatif yang pada logamnya terjadi

pelepasan ion positif (reaksi reduksi). Pada proses electroplating kutub negative sumber arus berhubungan dengan katoda yaitu benda kerja yang

akan dilapisi logam. Pada proses kerjanya digunakan gelas kimia yang

sedikit besar dan katoda dijepit kabel elektrolisis negative untuk

dicelupkan pada larutan elektrolit sebagian.

2. Anoda

Anoda untuk pelapisan besi (Fe) digunakan tembaga tipis dan

digantung pada kawat tembaga yang dihubungkan langsung dengan arus

positif. Agar aliran arus listrik lancar di anjurkan kawat tembaga

dibersihkan sesering mungkin dengan amplas email.

3. Mengatur jarak katoda-anoda

Jarak katoda-anoda yang digunakan yaitu 8 cm sebab apabila

terlalu dekat hasil pelapisan akan berwarna hitam (gosong) namun bila

terlalu jauh maka proses pelapisan akan terlalu lama dan hasil pelapisan

tidak merata.

B. Variabel Percobaan

Didalam suatu percobaan didapati variabel-variabel percobaan

yaitu sebagai berikut :

a. Variabel bebas

Sebagai variabel bebasnya adalah perbedaan waktu

mengelektrolisis besi dan tembaga juga besarnya molaritas

larutan elektrolit yang digunakan.

b. Variabel terikat

(10)

c. Variabel kontrol

Semua faktor yang mempengaruhi pelapisan seperti tembaga

dan kuat arus.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu suatu

metode pengumpulan data dengan cara melakukan percobaan langsung.

Penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

(11)

- Pekerjaan pembersihan

- Bilas dengan air

- Pengukuran massa tembaga yang akan ditambahkan

- Proses pelapisan besi (Fe)

- Bilas dengan air

- Pengeringan

- Pengukuran perbedaan massa logam besi

Langkah Kerja Elektrolisis :

1. siapkan alat dan bahan

2. bersihkan besi dan tembaga dengan menggunakan amplas

3. bentuk besi sesuai yang diinginkan

4. pengukuran massa awal

5. melakukan proses pelapisan dengan tembaga (Cu) dengan

cara menyelupkan sebagian besi dan tembaga kedalam

larutan elektrolit dengan penjepit. Komposisi larutan

elektrolit yang digunakan pada gelas kimia adalah sebagai

berikut :

CuSO4 : 16 gram / liter

6. setelah benda uji dilapisi dengan tembaga selanjutnya

bersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa larutan

dari proses pelapisan tembaga

7. pengukuran massa

8. melakukan proses pelapisan dengan logam besi (Fe) dengan

perlakuan : benda kerja yang dilapisi tembaga, untuk variasi

waktu mulai dari 2 menit, 4 menit, dan 6 menit (rentang

waktu 2 menit)

9. pengukuran massa setelah proses pelapisan besi. Setelah

proses pelapisan besi selesai, benda uji diukur kembali

massanya, sehingga didapat massa hasil pelapisan besi

(12)

III

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan mengenai perbedaan massa lapisan tembaga terhadap

besi dengan varian waktu dan molaritas larutan elektrolit yang digunakan sebagai

penghantar listrik menghasilkan data berupa angka-angka yang menyatakan perbedaan

massa, waktu dan molaritas larutan elektrolitnya.

Coba kita lihat massa awal besi yang seragam sebelum dilapisi tembaga :

Besi Massa awal besi

Sebelum dilapisi tembaga atau belum mengalami proses elektrolisis, besi

mempunyai massa yang seragam/sama. Ketika proses elektrolisis dilakukan, terjadi

oksidasi pada besi (katoda) dan reduksi pada tembaga (anoda), massa tembaga pun

berpindah ke besi yang dielektrolisis setelah dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang

dialiri arus listrik 12 volt (tegangan dibuat sama, juga dalam keadaan pH yang sama).

Setelah dielektrolisis dengan perbedaan waktu dan molaritas larutan CuSO4 yang

ditambahkan, terdapat perbedaan hasil terhadap masing-masing besi, yaitu sebagai

berikut :

Besi

Waktu elektrolisis Hasil Molaritas CuSO4 2 M Hasil Molaritas CuSO4 1 M

I 2 menit Sedikit menguning, tak tebal Sedikit kuning

II 4 menit Tampak kuning bagus, sedikit tebal Tampak kuning dan tipis

(13)

Dari tabel diatas, tampak bahwa semakin lama waktu yang digunakan untuk

proses elektrolisis, semakin bagus pula hasilnya. Hal ini dikarenakan tembaga akan

tereduksi sempurna dan besi teroksidasi sempurna sehingga keduanya dapat saling

melepas dan menerima elektron akibatnya besi tampak lebih menguning. Sedangkan

waktu optimum untuk besi yang telah terlapisi tampak lebih bagus yaitu pada waktu 4

menit.

Selain perbedaan sifat yang tampak dari luar (seperti warna dan ketebalannya),

perbedaan waktu yang digunakan pada proses elektrolisis dan molaritas larutan elektrolit

CuSO4 juga mempengaruhi massa tembaga yang melapisi besi. Dengan waktu dan

molaritas yang berbeda, maka dihasilkan pula massa akhir yang berbeda-beda (sesuai

dengan hukum Faraday) seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :

Konsentrasi larutan elektrolit CuSO4 2 M

Besi Waktu

elektrolisis Massa awal besi (gram)

Massa akhir besi

(gram)

Massa tembaga yang

menempel

I 2 menit 0,5 0,6 0,10

II 4 menit 0,5 0,66 0,16

(14)

Konsentrasi larutan elektrolit CuSO4 1 M

Besi Waktu

elektrolisis Massa awal besi (gram)

Massa akhir besi

(gram)

Massa tembaga yang

menempel

I 2 menit 0,5 0,57 0,07

II 4 menit 0,5 0,63 0,13

III 6 menit 0,5 0,68 0,18

Pada tabel diatas terlihat perbedaan massa tembaga yang menmpel pada besi

yang didapatkan dengan cara mengukur massa akhir benda dikurangi massa awal benda.

Hal ini akibat dari pengaruh waktu yaitu pada hukum faraday 1 :

W = i t / 96.500 (Ar / n) (dibuat rumus)

Dari rumus diatas, tampak bahwa waktu mempengaruhi massa tembaga yang

melapisi besi. Selain itu, kuat arus (yang pada percobaan ini disetarakan) juga ikut

(15)

Grafik hubungan massa tembaga dengan waktu pada larutan elektrolit CuSO4 2 M

Grafik hubungan massa tembaga dengan waktu pada larutan elektrolit CuSO4 1 M

pada selang waktu 2 menit, massa tembaga yang menempel pada besi dalam larutan

elektrolit yang berkonsentrasi 2 M sedikit berubah yaitu menjadi 0,6 gram dari 0,5 gram.

Ini menunjukkan jumlah tembaga yang menempel masih relatif kecil yaitu 0,1 gram.

Ketika dilakukan proses elektrolisis selama 4 menit dan masih dalam keadaan konsentrasi

larutan CuSO4 2 M, massa besi berubah dari 0,5 gram ke 0,66 gram, yaitu naik 0,16 gram.

(16)

elektrolit CuSO4 yang sama, massa besi berubah dari 0,5 gram ke 0,71 gram, naik 0,21

gram. Tetapi dari segi penampakan sedikit lebih gosong atau rusak.

Pada proses elektrolisis yang menggunakan konsentrasi larutan

elektrolit CuSO4 1 M, pada selang waktu 2 menit, tampak sedikit penambahan massa besi

setelah dilapisi tembaga yaitu dari 0,5 gram ke 0,57 gram, berarti massa tembaga yang

melapisi besi adalah 0,07 gram. Ketika proses elektrolisis menggunakan waktu selama 4

menit dengan konsentrasi larutan elektrolit CuSO4 yang sama yaitu 1 M, massa besi

mengalami kenaikan dari 0,5 gram ke 0,63 gram, berarti massa tembaga yang melapisi

besi menjadi 0,13 gram.

Pada saat pelaksanaan proses elektrolisis dengan penggunaan waktu

selama 6 menit, massa besi setelah dilapisi tembaga berubah dari massa awal sebesar 0,5

gram ke 0,68 gram, berarti massa tembaga yang melapisi besi mengalami kenaikan

sebanding dengan waktunya. Tetapi, bentuk luar dari hasil pelapisan besi oleh tembaga

pada waktu 6 menit tidak lebih baik dari pada yang selama 4 menit.

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa waktu yang optimum

yang digunakan dalam proses elektrolisis agar hasilnya menjadi lebih baik adalah selama

4 menit. Dan konsentrasi larutan elektrolit yang optimumnya adalah sebesar 2 M.

B. Pembahasan

Hasil proses electroplating besi akibat penggunaan lapisan dasar Cu dengan variasi waktu dilihat dari tampak rupa yang menunjukkan perbedaan akibat pengaruh

waktu dan konsentrasi larutan elektrolit CuSO4. Pada pemakaian lapisan dasar Cu dan

rentang waktu antara 4 menit dan 6 menit menunjukkan hasil pelapisan yang mempunyai

bobot lebih besar dan secara tampak lebih bagus karena cukup waktu. Sedangkan pada

waktu pelapisan 3 menit dan 6 menit menghasilkan pelapisan yang kurang bagus. Untuk

proses electroplating besi dengan konsentrasi larutan 1 M menghasilkan bobot lapisan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang konsentrasinya 2 M. Adanya lapisan

yang kurang bagus pada proses electroplating besi secara umum baik itu yang menggunakan konsentrasi larutan CuSO4 1 M atau 2 M, disebabkan karena

partikel-partikel tembaga yang menempel pada besi masih terlalu sedikit akibat kurangnya waktu

yang dibutuhkan dalam proses electroplating besi. Berdasarkan data yang diperoleh dari

hasil penelitian, penggunaan konsentrasi larutan CuSO4 dalam proses electroplating pada

berbagai tingkatan waktu memberikan hasil massa lapisan yang berbeda-beda. Perbedaan

(17)

lapisan yang terbentuk cenderung semakin besar. Tetapi dalam segi kenampakan (segi

luar) waktu optimum agar hasil yang lebih baik pada kedua percobaan dengan perbedaan

(18)

IV

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelapisan besi (Fe) oleh tembaga (Cu) dan

pengaruh perbedaan waktu pelapisan terhadap massa logam yang dilapisi juga kekuatan

daya hantar listrik adalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan massa hasil pelapisan besi akibat penggunaan pelapis Cu

dengan perbedaan waktu, yaitu waktu yang optimum yang dalam melakukan

elektrolisis ini selama 4 menit supaya tembaga dapat menempel sempurna

pada permukaan besi

2. Ada perbedaan massa hasil pelapisan besi oleh tembaga akibat perbedaan

konsentrasi larutan elektrolit CuSO4, yaitu semakin besar konsentrasi larutan

elektrolit CuSO4, semakin banyak pula tembaga yang akan terelektrolisis

3. Ada perbedaan hasil akhir berupa tampak luar akibat perbedaan waktu dan

konsentrasi larutan elektrolit CuSO4, yaitu pada saat 4 menit (waktu

optimum) dan konsentrasi 2 M (lebih besar) akan dihasilkan hasil pelapisan

(19)

V

Daftar Pustaka

• Prayitno, D., 2006, “Perbedaan Massa Hasil Pelapisan Nikel Akibat Penggunaan

Lapisan Dasar Cu dan Tanpa Lapisan Dasar Cu Pada Bahan Baja Karbon

Rendah”,

http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:CC95xFeOnzwJ:digilib.unnes.ac.id

/gsdl/collect/skripsi.

• Taufik, Tatang, 2009, “Cara Pelapisan Logam Secara Listrik (Elektroplating)”,

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/teknologi_tepat_guna/cara-pelapisan-logam-secara-listrik-elektroplating/.

(20)

Kata Kunci/Istilah dalam Bahasa Inggris

corrosion resistence

appearance

abrasion resistence

value

solderability bonding of rubber

electrcal contact resistence

reflectivity diffusion barrier

wive bondability

Gambar

Grafik hubungan massa tembaga dengan waktu pada larutan elektrolit CuSO4 2 M

Referensi

Dokumen terkait

Banyak siswa yang kurang terlibat dan tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran 65% atau sebanyak 11 anak dari 17 siswa, siswa yang telah tuntas KKM sejumlah 11

(3) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan pliometrik dan kekuatan otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh, (a) Latihan pliometrik

Sesuai dengan tujuan utama penelitian ini adalah untuk menghasilkan prototype yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis melalui pengembangan bahan ajar

Karena himpunan akar persamaan karakteristik dari  -sistem termuat pada himpunan akar persamaan karakteristik sistem (1), maka terdapat akar persamaan karakteristik

canaliculata Lamarck ) dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Itik. Study of Thermostable Chitinase Enzym from Indonesian Bacillus. Rahmi, Syuryawati, Zubachtirodin. Teknologi

biaya transportasi truk pada kondisi beban normal/beban diizinkan, beban optimum dan beban berlebih (overload). Optimasi Beban Sumbu Kendaraan 1) Optimasi Beban Sumbu

Serangan kutu putih pada zodia biasanya pada bagian bawah daun, tunas-tunas muda yang baru tumbuh, bagian buku-buku batang atau ketiak daun, bagian bawah batang,

Kulit pisang dapat dijadikan sebagai bahan alternatif dalam pembuatan bioetanol sebagai salah satu bahan baku fuelcell sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui.Proses