TUGAS PKn
DASAR NEGARA DAN PEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh : Kelompok : 1. Sri Yulianti 2. Mulyati
3. Desi Safitriani 4. Wanda Pratama
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) MA’ARIF SENDANGAGUNG KAB. LAMPUNG TENGAH
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada beliau Baginda Agung Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita kejalan yang baik.
Makalah ini penulis susun atas tugas yang diberikan dosen Mata Pelajaran PKn, dengan judul “ Dasar Negara dan Pewarganegaraan “.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih. Dan tak lupa penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Sendangagung, Januari 2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Kata Pengantar... ii
Daftar Isi...iii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 1
C. Tujuan Penulisan... 1
BAB II PEMBAHASAN A. Dasar Negara... 2
A.1 Bentuk – Bentuk Partisipasi Politik... 2
A.2 Tingkatan Partisipasi Politik... 4
B. Pewarganegaraan... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Setiap warga Negara harus ikut serta berpartisipasi aktif dalam system pilitik dalam Negara. Partisipasi politik dapat diartikan sebagai penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujan oganisasi, serta ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.
Bagaimana cara warga Negara ikut berperan dalam system politik maka menurut ahli Dalam hal partisipasi politik dinyatakan bahwa hanya melalui partisipasi seluruh warga Negara dalam kehidupan politik secara langsung dan berkelanjutan, Negara dapat terikat kedalam tujuan kebaikan sebagai kehendak bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan tingkatan-tingkatan partisipasi politik ? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung partisipasi politik? C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan guru mata pelajaran PKn.
BAB II PEMBAHASAN
A. Partisipasi Politik Warga Negara
Partisipasi Politik dapat diartikan sebagai penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujan oganisasi, serta ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.
a. Bentuk-Bentuk Partisipasi pilitik
Bentuk- bentuk partisipasi politik menurut Almond
KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL
Pemberian suara (voting) Diskusi politik
Kegiatan kampanye
Membentuk dan bergabung dalam kelompok
kepentingan
Komunikasi individu dengan penjabat politik administrative.
Pengajuan pestisi Berdemonstrasi Konfrontasi Mogok
Tindak kekerasan politik terhadap harta benda; perisakan,
pemboman, pembakaran
Tindak keketrasan politik terhadap manusia; penculikan,
pembunuhan, perang gerilyarevolusi
langsung dan berkelanjutan, Negara dapat terikat kedalam tujuan kebaikan sebagai kehendak bersama.
Berbagai bentuk partisipasi politik
1) Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat sebagai bagian dari kegiatan social, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut menetukan kebijakan Negara 2) Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol
social maupun pemberi input terhadap kebijakan pemerintah. 3) Pelaksanaan pemilu yang memberi kesempatan kepada warga
Negara untruk dipilih atau memilih, misalnya: berkampanyr, menjadi pemilih aktif, menjadi anggota perwakilan rakyat, menjadi calon presiden yang dipilih lansung, dan sebagainya.
4) Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada system input dan output kepada pemerintah, misalnya: melalui unjuk rasa, petisi, protes, demonstrasi dan sebagainya.
Diringkat individu, secara lebih spesifik Milbrath M.L. Goel mengidentifikasikan tujuh bentuk partisipasi politik individual:
N o
Bentuk Aspirasi Uraian/Keterangan
1 Aphatetic Inactives Tidak beraktifitas dan parsitipatif, tidak pernah memilih.
2 Passive Supporters Memilih secara regular/teratur, menghadiri parade patriotic, membayar seluruh pajak, “mencintai Negara”
3 Contact Specialist Penjabat penghubung lokal(daerah), profinsi dan nasional dalam masalah-masalah tertentu
polotik 5 Party and Campaign
Workers
Bekerja untuk partai politik atau kandidat, meyakinkan orang lain tentang memilih,
menhadiri pertemuan-pertemuan, menyumbang uang pada partai politik atau kandidat, bergabung dan mendukung partai politik, dipilih menjadi kandidat partai politik
6 Community Activist Bekerja dengan orang lain berkaitan dengan masalah-masalah local, membentuk kelompok untuk menangani proble-problem local, keanggotaan aktif dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan, melakukan kontak terhadap penjabat-penjabat berkenaan dengan isu-isu social
7 protesters Bergabung dengan demonstrasi-demonstrasi public di jalanan, melakukan kerusuhan bila perlu, melakukan protes keras apabila
pemerintah melakukan kesalahan, menghadapi pertemuan-pertemuan protes, menolak mematuhi aturan
b. Tingkatan Partisipasi Politik
Menurut Hungtingtion dan Nelson, ada dua tingkat-tingkat partisipasi politik. Pertama, dilihat dari ruang lingkup atau proporsi dari suatu kategori warga Negara yang melibatkan diri dalam kegiatan partisipasi politik. Kedua, intensitas atau ukuran, lamanya, dan dan arti penting kegiatan khusus itu bagi partai politik.
Tingkat Pengamat
Pada tingkat pengamat, seperti menghadiri rapat umum, memberikan suara dalam pemilu, menjadi anggota kelompok kepentingan,
dan usaha meyakinkan orang lain, merupakan contoh-contoh yang bamnyak dilakukan warga Negara, artinya proporsi atau lingkup orang yang terlibat di dalamnya tinggi.
Tingkat Aktifitas
Tingkatan partisaipasi politik ini disampaikan sebagai berikut: a. Menduduki jabatan politik atau administrative
b. Mencari jabatan politik atau administrative c. Keanggotaan aktif suatu organisasi politik d. Keanggotaan pasif suatu organisasi politik
e. Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political)
f. Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political)
g. Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya h. Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang
politik
i. Voting (pemberian suara)
B. Faktor-Faktor Pendukung Partisipasi Politik
a. Pendidikan politik
Menurut Ramdlon Naning pendidikan politik adalah usaha untuk
b. Kesadaran Politik
Menurut Drs.M. Taopan kesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan keinsafan setiap warga Negara akan urgensi urusan
kewarganegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kebalikan dari partisipasi politik adalah sikap apatis. Seseorang dinamakan apatis jika dia tidak mau ikut serta dalam berbagai kegiatan politik kenegaraan diberbagai bidang kehidupan.
c. Sosialisasi politik
Ada dua alasan yang melatarbelakangi sehingga sosialisasi politik menjadi kajian tersendiri dalam politik kenegaraan
Pertama:
Sosialisasi politik dapat berfungsi untuk memelihara suatu system, yaitu agar stabilitas berjalan dengan baik dan positif.
Kedua:
Sosialasasi politik ingin menunjukkan relevansinya dengan system politik dan data mengenai orientasi anak-anak terhadap kultur poilitik orang dewasa, dan pelaksanaannya di masa mendatang mengenai system politik.
Sosialisasi Politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang belaja tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik.
1) keluarga (family)
Yaitu wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif
2) Sekolah
Melalui pelajaran civies education (pendidikan Kewarganegaraan), siswa dan guru saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu.
3) Partai Politik
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Partisipasi politik dapat diartikan sebagai penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujan oganisasi, serta ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama. Dalam hal partisipasi politik dinyatakan bahwa hanya melalui partisipasi
seluruh warga Negara dalam kehidupan politik secara langsung dan berkelanjutan, Negara dapat terikat kedalam tujuan kebaikan sebagai kehendak bersama.
A. Saran-saran
Sebagai warga Negara hendaknya kita ikut berperan serta memberikan partisipasi aktif dalam system politik di Indonesia