• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam ilmu klimatologi dasar Cuaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dalam ilmu klimatologi dasar Cuaca"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam ilmu klimatologi dasar Cuaca merupakan keadaan udara ( atmosfer) di suatu tempat pada suatu saat yang sifatnya berubah-ubah setiap waktu atau dari waktu ke waktu. Perubahan terjadi dalam jangka pendek ( < 1 jam s.d 24 jam ). Dan Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang relative lama dan sifatnya tetap (umum digunakan). Erat kaitannya dengan iklim dan cuaca, hal tersebut merupakan bagian dari efek adanya radiasi matahari yang salah satunya biasa disebut dengan insolasi. Insolasi merupakan bagian radiasi matahari yang samapai ke bumi, sedangkan bagian radiasi matahari yang sampai pada batas luar atmosfer bumi di sebut konstante matahari (1,94 kal/cm2/menit).

Factor-faktor penyebab Konstante matahari ialah:

1. Perubahan noda-noda matahari akan menyebabkan perubahan intensitas pancaran radiasi matahari. 2. Perubahann jarak bumi-matahari, akibat orbit bumi mengelilingi matahari berbentuk elips dengan mataharo terletak pada titik apinya. Jarak terjauh pada 4 juli disebut

ephelion/apogee yaitu sejauh 151,9 juta km), dan jarak terdekat terjadi pada 3 januari disebut Prihelion/Perigeel (149,5 juta km). jumlah energy yang diterima berbanding terbalik dengan kuadrat panjangnya. Factor penyebab perubahan Sudut datangnya matahari ialah karenan adanya perubahan luas permukaan horizontal yang mencapat sinar, semakin besar sudut dating sinar, maka bentanganya pada pemukaan horizontal makin sempit, sehingga energy matahari yang diterima satuan luas semakin besar intensitas penyinarannya.

Dan perbedaan panjang atmosfer yang dilalui sinar matahari , yang apabila semakin besar sudut datang sinar matahari, maka semakin pendek atmosfer yang dilalui sinar tersebut sehingga atmosfer kehilangan energy matahari dan intensitas penyinarannya pun rendah matahari karena terjadinya proses absorbs, refleksi dan scattering ketika melalui atmosfer yang lebih

kecil/pendek .

3. panjang hari / lama penyinaran

Panjang hari terpanjag terjadi pada waktu solstisium musim panas ( summer solstice) dan panjang haru terpendek terjadi pada waktu solstisium musim dingin (wonter solstice). Besarnya energy yang diterima berbanding lurus dengan panjang hari atau lama penynaran insolasi yang diterima.

4. keadaan atmosfer

Intensitas insolasi ditentukan oleh panjang pendeknya atmoser , semakin pendek intensitas maka insolasi akan semakin besar. Transparansi atau kejernihan atmosfer ditentukan oleh banyaknya uap air dan awan, sehingga semakin banyak uap air dan awan yang terdapat pada atmosfer maka transparansi akan semakin berkurang/ kerjenihan atmosfer akan semakin berkurang dan

menyebabkan semakin kecilnya intensitas insolasi yang diterima permukaan bumi. Pengaruh rotasi bumi dan revolusi umi terhadap insolasi

Rotasi bumi merupakan perputaran bumi pada sumbunya selama 24 jam.

Pengaruh rotasi bumi itu sendiri ialah dapat terjadinya siang dan malam, terjadinya perubahan sudut datangnya sinar mathari. Sudut datang nya mathari yang terbesar ialah saat mencapai kulminasi atas (tengah hari) .ex: bayangan pada seseorang yang berada dilapangan , tidak akan tampak karena posisi matahari yang tepat berada di atas kepalanya.

Revolusi bumi merupakan perputaran bumi mengelilingi matahari selama 1 tahun dimana rotasi bumi tetap berjalan. Selama berevolusi sumbu bumi selalu membentuk sudut 66,5 ° dengan ekliptika, akibatnya ialah:

(2)

2. Intensitas insolasi pada berbagai tempat setiap hari mengalami perubahan periodic tahunan , oleh karena itu revolusi bumi berpengaruh terhadap perubahan cuaca. Cuaca musima (seasional changes) missal terjadinya musimpenghujan dan kemarau di Indonesia serta 4 musim di daerah sub tropis.

Angin merupakan gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.

Adapun kejadian hujan ialah ….

Yang semua kejadian tersebut terangkum dalam Qs: al-furqan ayat 45-50. Sebagai berikut: Qs: al-furqan ayat 45:

“apakah kamu tidak memperhaitkan (penciptaan) Tuhan –mu, bagaimana Dia memanjangkan (dan MEmendekkan) baying-bayang; dan kalau Dia Menghendaki niscaya Dia MEnjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian kami Jadikam matahari sebagai petunjuk bayan-bayang itu”.

Qs: al-furqan ayat 46:

“kemudian Kami Menarik bayang-bayang itu kepada kami* dengan tarikan yang perlahan-lahan”.

*Bayang-bayang itu Kami hapuskan dengan perlahan-lahan sesuai dengan terbenamnya matahari sedikit demi sedikit”.

Qs: al-furqan ayat 47:

“ Dia-lah yang Menjadikan untukmu malam (sebagai pakaian , dan tidur untuk istirahat dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”.

Qs: al-furqan ayat 48:

“Dia-lah yang Meniupkan angin (sebagian ) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan Rahmat Nya (hujan); dan Kami Turunkan dari langit air yang amat bersih”.

Qs: al-furqan ayat 49:

“ agar Kami Meniupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami member minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami , binatang-binatang ternak, dan manusia yang banyak”.

Qs: al-furqan ayat 50:

(3)

KAJIAN SURAH AL-FURQAN AYAT 40 – 52

Oleh: DR. H. Hasan Basri, MA

Kajian yang lalu antara lain mengungkapkan seputar kisah-kisah umat masa lalu yang ingkar kepada Allah dan rasul-Nya. Kemudian, akibat keingkaran itu, mereka dihancurkan oleh Allah yaitu diturunkan azab dan malapetaka secara spontan dan mereka pun mati mengenaskan. Hal ini tentu berbeda dengan umat Nabi Muhammad SAW, yang mana azab untuk mereka ditunda sampai hari Kiamat kecuali sebagian kecil saja yang langsung mendapat pembalasan di dunia. Misalnya, dosa kepada kedua orang tua, dosa karena bermain judi, minuman keras, mencuri, membunuh manusia tanpa alasan yang benar, dan berbuat zina. Akibat perbuatan dosa ini langsung mendapat hukuman di dunia meskipun tidak maksimal. Namun, di Akhirat nanti akan mendapat hukuman lagi yaitu azab neraka yang sangat dahsyat.

Sebagai kelanjutan pembahasan yang lalu, maka kajian ini dirangkum dalam empat topik utama, yaitu kehancuran negeri Sodom, tantangan dakwah Nabi Muhammad SAW, menuhankan hawa nafsu dan akibatnya, dan fenomena alam sebagai tanda kekuasaan Allah. Keempat topik ini akan dicoba uraikan dalam bentuk narasi dengan sistematika sebagai berikut:

Kehancuran Negeri Sodom [Ayat 40]

Ayat 40 menjelaskan secara ringkas tentang hukuman yang dijatuhkan kepada penduduk negeri Sodom yang kepadanya diutus Nabi Luth AS. Dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa negeri Sodom itu pernah dihancurkan oleh Allah dengan menurunkan hujan batu. Sebab dihancurkannya adalah karena mereka tidak mau beriman kepada Allah, rasul-Nya, dan hari Kiamat. Ayat ini diturunkan untuk menyadarkan kaum musyrikin Mekah agar mereka mengambil pelajaran dari sejarah kehancuran penduduk negeri Sodom tersebut sehingga mereka berubah sikap dari kemusyrikan kepada keimanan dan hidayah. Namun, sebagian mereka tetap saja berada dalam kemusyrikan dan kesesatan.

Mengenai kisah umat Nabi Luth ini diceritakan secara lebih detail dalam surah al-A’raf 80-84. Di sini dikisahkan bahwa Nabi Luth mengajak kaumnya agar meninggalkan perbuatah

(4)

diistilahkan dengan “sodomi”, seperti yang pernah dituduh Mahathir Muhammad, Perdana Menteri Malaysia, kepada Anwar Ibrahim sehingga dia dimasukkan ke dalam penjara. Untunglah, pada masa pemerintahan sekarang, dia sudah dibebaskan.

Tantangan Dakwah Nabi Muhammad SAW [Ayat 41-42]

Ayat 41 dan 42 menceritakan tentang tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah. Sebagai juru dakwah, Nabi Muhammad SAW kerapkali mendapat cemoohan dan ejekan dari orang-orang kafir Quraisy. Sikap orang-orang kafir yang selalu menantangnya tidak membuat Nabi Muhammad SAW menyerah atau meninggalkan tugas dahwahnya. Bahkan, beliau dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Allah terus melancarkan dakwahnya di tengah-tengah masyarakat jahiliyah dan biadab itu. Dakwah Nabi Muhammad SAW pada masa-masa berikutnya tidak hanya untuk kalangan masyarakat awam saja tetapi juga meliputi tokoh-tokoh masyarakat, para pemimpin, dan raja-raja. Berkat kesabarannya, akhirnya Nabi Muhammad SAW berhasil membawa umatnya kepada hidayah, cahaya Ilahi, alam iman, ilmu pengetahuan dan amal serta peradaban.

Menuhankan Hawa Nafsu dan Akibatnya [Ayat 43-44]

Dalam ayat 43 dan 44, Allah merangsang daya nalar manusia untuk memperhatikan secara cermat tentang prilaku orang-orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai sembahan mereka. Mungkinkan hawa nafsu dapat dijadikan sembahan atau sandaran hidup? Betapa sesatnya mereka bahkan lebih sesat daripada binatang. Ayat ini mendorong manusia agar tidak menjadikan hawa nafsu di atas segalanya. Adalah terlalu rendah derajat manusia yang dikalahkan oleh hawa nafsunya. Oleh sebab itu, orang-orang beriman dianjurkan agar mengendalikan hawa nafsu dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah. Orang beriman yang sukses adalah yang mampu menguasai hawa nafsunya; bukan dikuasai oleh hawa nafsu, apalagi menjadikan hawa nafsu itu sebagai tuhan.

Menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan artinya menempatkan keinginan-keinginan duniawi sebagai prioritas kehidupan. Sementara kepentingan Akhirat terabaikan. Fenomena ini dapat dilihat dalam kehidupan modern ini di mana kebanyakan manusia disibukkan oleh aktivitas duniawi, siang malam bekerja untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, tetapi lupa kepada Allah. Orang-orang seperti ini, secara lahiriah, terlihat bahagia di dunia; namun secara hakikat mereka menderita, jiwa mereka hampa, pikiran mereka kalut atau kacau, dan di Akhirat mereka sengsara. Ini semua disebabkan diri mereka telah dikuasai hawa nafsu; dan nafsu menguasai segalanya. Dalam konteks ini, mereka telah menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya.

(5)

Rangkaian ayat-ayat 45 sampai 52 menguraikan tentang aspek kemahakuasaan Allah yang dapat dilihat pada fenomena alam. Fenomena alam dalam istilah al-Qur’an disebut “ayat” (tanda atau fenomena). Dilihat dari segi betuknya, ayat ada dua: ayat Qur’aniyyah dan ayat Kauniyyah. Ayat Qur’aniyyah adalah ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dicantumkan dalam mushaf al-Qur’an. Ayat Qu’aniyyah ini jumlahnya terbatas, yaitu 6236 ayat saja. Sedangkan ayat Kauniyah adalah tanda-tanda atau fenomena yang terdapat di alam atau jagat raya: langit, bumi, angkasa, matahari, bulan, bintang, gerhana bulan dan matahari, awan, angin, laut, gunung, sungai, flora, fauna, gempa, kemarau, hujan, banjir, dan sebagainya. Ayat-ayat ini berjumlah sangat banyak. Orang beriman, selain disuruh agar membaca

ayat-ayat Qur’aniyyah juga diperintahkan membaca ayat-ayat Kauniyyah. Mengenai perintah membaca ayat-ayat Kauniyyah antara lain disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 190-194. Perintah membaca ayat-ayat Kauniyyah ini dikhususkan kepada kaum intelektual, yang berpikiran jenius, atau dalam istilah al-Qur’an disebut Ulul Albab.

Membaca Bayang-Bayang [Ayat 45-46]

Ayat 45 dan 46 menyatakan bahwa bayang-bayang matahari dapat menjadi pelajaran bagi manusia. Dengan ada bayang-bayang itu, manusia dapat mengetahui saat masuk waktu shalat. Ketika bayang lebih pendek daripada benda, menandakan waktu zuhur; jika bayang-bayang sama panjangnya dengan benda berarti sudah masuk waktu ashar. Demikian juga warna merah di sebelah barat, setelah terbenam matahari, menandakan waktu maghrib. Setelah cahaya merah (syafak) menghilang menandakan waktu ‘isya’. Adapun waktu subuh ditandai dengan terbitnya fajar, yaitu warna putih di sebelah timur. Dengan terbitnya fajar berarti awal waktu siang. Demikianlah seterusnya fenomena alam dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui waktu-waktu beribadah kepada Allah. Pada zaman lampau, bayang-bayang ini memainkan peranan penting dalam menentukan waktu-waktu shalat. Tetapi, setelah manusia menemukan alat pengukur atau penentu waktu (jam), maka pedoman waktu shalat tidak lagi menggunakan bayang-bayang; tetapi kepada alat penentu waktu (jam). Ini bukan berarti bayang-bayang tersebut tidak berfungsi lagi; bahkan di desa-desa sampai sekarang sebagian masyarakat masih menggunakan bayang-bayang itu sebagai pedoman dalam menentukan masuk waktu shalat lima waktu. Lebih lanjut mengenai waktu shalat dapat dibaca dalam surah Hud ayat 114 dan al-Isra’ ayat 78-79.

Membaca Malam dan Siang [Ayat 47]

(6)

kelainan-kelainan yang mengarah kepada efek negatif terhadap daya tahan tubuh manusia itu sendiri. Ayat senada dengan ini dapat dilihat dalam surah an-Naba’ ayat 9-11.

 Membaca Angin dan Hujan [Ayat 48-50]

Ayat 48 menerangkan bahwa angin merupakan pembawa berita gembira kepada manusia. Bagi manusia yang menanti kedatangan hujan, maka begitu angin berhembus secara spontan merasa gembira karena pertanda akan turunnya hujan. Angin berfungsi menghalau awan yang di dalamnya terkandung air. Kemudian, awan itu digerakkan oleh angin sehingga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam surah al-Hijr ayat 22 dijelaskan bahwa “Allah mengirim angin untuk mengawinkan pepohonan dan menurunkan hujan dari langit”. Jadi, angin juga berfungsi mengwinkan tumbuh-tumbuhan, dengan proses penyerbukan silang yaitu

mempertemukan serbuk sari (jenis kelamin jantan) dengan kepala putik (jenis kelamin betina). Kemudian, adanya awan positif dan negatif yang digabungkan oleh angin dapat menimbulkan hujan. Apabila saatnya tiba, hujan pun turun membasahi bumi dan pepohonan. Kemudian dalam ayat 49, dijelaskan bahwa dengan air hujan itu Allah menghidupkan tanah yang mati dan

menyuburkan tanah yang gersang. Di samping itu, air hujan juga dapat dijadikan sebagai air minum bagi manusia dan hewan; untuk mandi dan mencuci pakaian. Selanjutnya, ayat 50 menerangkan bahwa air hujan itu digilirkan di antara manusia secara merata dan seimbang. Proses terjadinya hujan dan pendistibusiannya dapat menjadi pelajaran bagi manusia. Banyak hal dapat dipelajari dari hujan ini, antara lain manusia dapat mengetahui proses terjadinya hujuan, siklus perputaran air, hubungan laut, angin, dan awan, manfaat air hujan bagi kehidupan makhluk di bumi, dan kualitas air hujan bagi tumbuh-tumbuhan. Pada gilirannya, manusia juga mencoba membuat hujan sendiri, seperti yang pernah dilakukan di negeri kita setiap musim kemarau panjang meskipun sering mengalami kegagalan. Namun, kualitas hujan buatan manusia tidak sama dengan buatan Allah. Karena pentingnya hujan ini, maka Allah bersumpah dengan langit yang mengandung hujan dan bumi yang menampung tumbuh-tumbuhan (surah ath-Tahriq ayat 11-12).

Demikianlah sebagian bukti kekuasaan Allah di alam. Semua ini diungkapkan dalam al-Qur’an agar manusia dapat mengambil pelajaran dan hikmah. Dalam kaitan ini, Allah

menegaskan jika Dia menghendaki maka akan diutus rasul kepada setiap negeri untuk

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan “Ada pengaruh minat belajar mahasiswa dan peran orangtua terhadap kesiapan menjadi guru pada

Pemahaman prosedural yang juga mirip pemahaman yang diterangkan oleh Davis telah dinyatakan oleh Ohlsson &amp; Rees (1991) di mana pemahaman prosedural dinyatakan sebagai

sayur ketika harga pasar lokal yang anorganik sama dengan harga penetapan

Dari hasil penelitian diperoleh dosis yang digunakan pada semua pasien dilapangan adalah 1x 30 mg/hari, seharusnya dosis lansoprazol diberikan sesuai dengan fungsi hati

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan sebaran, luasan dan perubahan tutupan lahan yang diperoleh dengan menganalis nilai spektral berdasarkan citra

Rumusan masakah dalam penelitian ini adalah (1) Bahasa apa sajakah yang menjadi sumber terjadinya alih kode dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum

Menurut Suryana (2003), inovasi adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk memperkaya dan meningkatkan

Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana membuat pustaka untuk mengoperasikan file Setelah mempelajari materi di babi ni diharapkan mahasiswa dapat membuat sebuah aplikasi yang