• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV SDI PLUS AL AZHAR MOJOKERTO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV SDI PLUS AL AZHAR MOJOKERTO."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV SDI PLUS AL AZHAR MOJOKERTO

SKRIPSI

Oleh: RESTU DARA NIM. D07212031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

ABSTRAK

Restu Dara. Penelitian Tindakan Kelas, 2016. Penerapan Strategi TGT (Teams Games Tournament) Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV SDI Plus Al Azhar Mojokerto. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbingan Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd

Dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di kelas IV SDI Plus Al Azhar Mojokerto menunjukkan bahwa minat belajarnya dalam kategori sedang yaitu 27,77%, hal ini dibuktikan dengan hasil observasi penelitian, dari 18 siswa hanya 5 siswa yang memiliki yang antusias mempelajari tentang dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Penyebabnya adalah pelajaran ini diajarkan tanpa menggunakan media ataupun metode khusus. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan strategi TGT.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, 1. Untuk mengetahui penerapan strategi TGT berbantuan media audio visual dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, 2. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas IV SDI Al Azhar Plus Mojokerto pada mata pelajaran SKI materi tentang mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya setelah menggunakan strategi TGT. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: 1. Perencanaan (Planning), 2. Aksi atau tindakan (Acting), 3. Observasi (Observing), 4. Refleksi (Reflecting). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDI Plus Al Azhar, dengan jumlah 18 siswa. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dengan menggunakan instrumen lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa, wawancara menggunakan instrumen pedoman wawancara dan angket menggunakan instrumen butir-butir angket.

(8)

vii

presentase 11,11%, siklus I hanya 27,77%. Kemudian angket minat belajar siswa meningkat pada siklus II mencapai persentase 88,88%. Sehingga terjadi peningkatan persentase minat belajar kategori tinggi dan sangat tinggi dari siklus I ke siklus II sebesar 61.11%.

(9)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………...………..………. xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

(10)

xii

F. Signifikansi Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar ... 11

B. Strategi TGT (Teams Games Tournament) ... 18

C. Tinjauan tentang Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 32

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 41

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 44

C. Variabel yang diselidiki ... 45

D. Rencana Tindakan ... 46

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 52

F. Indikator Kinerja ... 55

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Strategi TGT Berbantuan Media Audio Visual pada Mata Pelajaran SKI Materi Mengenal Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabatnya ... 58

B. Hasil Penelitian tentang Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDI Plus Al Azhar Mojokerto Setelah Digunakan Strategi TGT ... 69

(11)

xiii

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 81

RIWAYAT HIDUP ... 82

(12)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

(13)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(14)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 99

4.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa ... 100

(15)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Profile dan Data Sekolah

Lampiran 2 : RPP Siklus 1 dan Siklus 2

Lampiran 3 : Butir Angket Minat Belajar Siklus I

Lampiran 4 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 5 : Lembar Observasi Lampiran Guru Siklus II

Lampiran 6 : Butir Angket Minat Belajar Siklus I

Lampiran 7 : Butir Angket Minat Belajar Siklus II

Lampiran 8 : Butir Angket Minat Belajar Siklus II

Lampiran 9 : Lembar Validasi Dokumen RPP

Lampiran 10 : Instrumen Validasi Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus I

Lampiran 11 : Instrumen Validasi Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

Lampiran 12 : Lembar Validasi Angket Minat Belajar Siswa

Lampiran 13 : Lembar Validasi Butir Soal

Lampiran 14 : Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

Lampiran 15 : Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II

Lampiran 16 : Format Panduan Wawancara Kepada Guru

Lampiran 17 : Format Panduan Wawancara Kepada Siswa

Lampiran 18 : Format Panduan Wawancara Kepada Siswa

Lampiran 19 : Dokumentasi Foto

Lampiran 20 : Pedoman Penskoran Angket Minat

Lampiran 21 : Hasil Observasi Guru Siklus I

Lampiran 22 : Hasil Observasi Siswa Siklus I

(16)

xviii

Lampiran 24 : Hasil Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 25 : Data Minat Belajar Pra Siklus

Lampiran 26 : Data Minat Belajar Siklus I

Lamoiran 27 : Data Minat Belajar Siklus II

Lampiran 28 : Surat Keterangan Sekolah

Lampiran 29 : Surat Keterangan Penelitian

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah kebudayaan Islam merupakan ilmu pengetahuan yang

berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa pada zaman perdaban

kebudayaan Islam. Pelajaran sejarah kebudayaan Islam diajarkan pada

jenjang sekolah salah satunya jenjang sekolah dasar. Salah satu materi yang

dipelajari yaitu materi tentang mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan

para sahabatnya. Di Mekah terdapat para pengabdi ka`bah dan pengurus

berhala yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab. Oleh karena itu

berdakwah untuk menyiarkan agama Islam sangat sulit dilakukan di Mekah.

Banyak sekali orang yang menghalangi dakwah tersebut. Nabi Muhammad

SAW mulai berdakwah setelah medapat wahyu surah al mudatsir ayat 1-7,

dengan adanya halangan yang begitu besar Nabi melakukan dakwah Islam

untuk pertama kalinya hanya kepada orang-orang terdekat saja yaitu keluarga

dan sahabat-sahabat beliau.

Mengingat pentingnya manfaat dari mempelajari materi tersebut, siswa

diharapkan mampu mempelajari materi SKI dengan baik. Sebagaimana tujuan

pendidikan nasional yang termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan pasal

3 menyebutkan, bahwa:1

1

(18)

2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan diatas, guru memiliki peranan yang penting

dalam proses pembelajaran. Guru yang mampu mengarahkan dan

menyampaikan materi kepada siswa dan siswa mampu memahaminya dengan

baik. Tidak hanya dalam jangka waktu pendek namun juga dalam jangka

waktu yang lama dan mampu menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam

kehidupan sehari-hari. Sebagaimana hasil wawancara dan pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti bahwa siswa kurang adanya minat dalam mempelajari

pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para

sahabatnya. Siswa terlihat kurang aktif saat pembelajaran dan kurang adanya

ketertarikan pada materi yang sedang dipelajari. Hal ini dapat disebabkan

oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:

(19)

3

2. Kurang adanya bukti kongkrit yang dapat dimengerti oleh siswa terutama

saat mempelajari dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya

sehingga siswa kurang berminat dengan materi yang diajarkan.2

Hasil angket minat siswa pra siklus menunjukkan adanya minat yang

sedang pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam. Bila dihitung secara

keseluruhan, minat siswa terhadap pembelajaran SKI mencapai 11,11%

dengan kriteria rendah. Berdasarkan hasil angket minat belajar yang

menunjukkan minat siswa yang tergolong sedang terhadap sejarah

kebudayaan Islam, maka sangat besar kesempatan untuk mengoptimalkan

kemampuan siswa untuk mencapai tujuan yang maksimal. Untuk memberikan

nilai akhir pada angket penerapan strategi TGT dalam minat belajar. Hasil

dari angket siswa siklus I 27,77%, hal tersebut masuk dalam kategori sedang.

Dengan demikian, minat siswa pada siklus I adalah sedang dan itu perlu

ditingkatkan. Sedangkan pada hasil angket siklus II, siswa merespon dengan

baik ketika guru memberikan apersepsi dan siswa juga menyimak. Dalam

berkelompok, siswa kurang aktif dalam menyelesaikan sebuah soal yang

diberikan guru dan didominasi oleh siswa yang pandai saja. Dengan

demikian pada saat pembelajaran mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW

dan para sahabatnya, siswa merasa kurang tertarik dan bersemangat dalam

proses belajar mengajar tersebut. Hasil dari angket atau respon siswa siklus II

berjumlah 88,88%, hal tersebut masuk dalam kategori sangat tinggi. Dari

hasil diatas, dapat diketahui prosentase pada angket minat siswa kategori

2

(20)

4

tinggi dan sangat tinggi siklus I menuju pada siklus II telah mengalami

peningkatan dengan selisih 61,11%. Dari 18 siswa yang terdiri dari 7 siswa

perempuan dan 11 siswa laki-laki kelas IV SDI Plus Al Azhar Plus Mojokerto

hanya 27,77% kriteria sedang siswa yang berminat untuk mempelajari mata

pelajaran SKI tentang dakwah Nabi Muhammad SAW yaitu pada kompetensi

dasar menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Hasil wawancara terkait masalah pada saat siswa masih belum memahami

materi pembelajaran yang telah di jelaskan, jadi kebanyakan dari siswa masih

banyak yang merasa kebingungan. Faktor yang mempengaruhi pada saat

menjelaskan materi dengan suara yang tidak keras, maka siswa kurang

konsentrasi saat materi dijelaskan.

Meninjau berbagai pertimbangan diatas untuk meningkatkan minat

belajar siswa dalam mempelajari SKI, peneliti berupaya memberikan

alternatif yang cocok yaitu menggunakan strategi TGT (Teams Games

Tournament) berbantuan media audio visual. Dikarenakan dengan

menggunakan strategi TGT (Teams Games Tournament) berbantuan media

audio visual siswa mampu aktif dan ikut terlibat langsung dalam kegiatan

belajar mengajar. Dengan melalui media audio visual yang berupa tayangan

video dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya siswa akan

merasa tertarik untuk mempelajari sejarah kebudayaan Islam dan siswa lebih

fokus pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Strategi ini sesuai

dengan karakter siswa pada tingkat dasar dan memiliki dimensi kegembiraan

(21)

5

berlomba-lomba untuk mendapatkan skor terbanyak. Kelompok dengan skor

terbanyak akan diberi reward atau penghargaan. Siswa dapat melihat dan

terlibat dalam proses belajar yang dipelajari agar siswa lebih aktif pada saat

kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN STRATEGI TGT

(TEAMS GAMES TOURNAMENT) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

KELAS IV SDI PLUS AL AZHAR MOJOKERTO”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah sebagaimana disebutkan diatas

timbulah permasalahan yang jika di rumuskan berkisar pada pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi TGT berbantuan media audio visual pada

mata pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW

dan para sahabatnya?

2. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas IV SDI Al Azhar

(22)

6

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan rendahnya minat

dalam mempelajari mata pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi

Muhammad SAW dan para sahabatnya, dengan menerapkan strategi TGT

(Teams Games Tournament) berbantuan media audio visual pada siswa kelas

IV SDI Al Azhar Plus Mojokerto. Penelitan ini dilakukan dengan 2 siklus

yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

Kesesuaian Strategi TGT dengan karakteristik siswa kelas IV SDI Al

Azhar Plus Mojokerto yaitu TGT memiliki dimensi kegembiraan yang

diperoleh dari penggunaan permaianan. Teman satu tim akan saling

membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari

lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi

sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu,

memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Karakteristik mereka

senang bermain dan lebih suka bergembira/riang. Mereka belajar dengan cara

mengikuti atau berinisiatif dari apa yang temannya/orang lain dapat. Dari

adanya strategi TGT siswa menjadi senang bekerja dalam kelompok, dari

pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar dalam aspek-aspek yang

penting dalam proses sosialilsasi seperti: belajar memenuhi aturan-aturan

kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya

dilingkungan, belajar bertanggung jawab, belajar bersaing dengan orang

(23)

7

Kesesuaian strategi TGT dengan materi pelajaran SKI yaitu mata

pelajaran SKI selain mengkaji sejarah yang bersangkutan dengan aspek

pengetahuan, maka ia juga mengajarkan aspek sikap, misalnya tentang

berbagai usaha yang dilakukan para khalifah dalam bidang ilmu pengetahuan

dan seni, sehingga siswa mampu mencontoh tentang kegigihan cara menuntut

ilmu dan mengembangkannya sehingga bermanfaat bagi umat.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini pada pokoknya untuk menentukan jawaban di atas

masalah-masalah yang telah di kemukakan pada rumusan masalah tersebut.

Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan strategi TGT berbantuan media audio visual

dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran SKI materi

mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

2. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas IV SDI Al Azhar

Plus Mojokerto pada mata pelajaran SKI materi tentang mengenal

dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya setelah

(24)

8

E. Lingkup Penelitian

Pada kali ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada mata

pelajaran sejarah kebudayaan islam kelas IV B di SDI Al Azhar Plus

Mojokerto seperti berikut:

1. Materi Mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya

KD : Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW beserta para

sahabatnya

Indikator : Mampu menjelaskan cara dakwah Nabi Muhammad SAW

beserta para sahabatnya

2. Peranan strategi TGT (Teams Games Tournament) Berbantuan Media Audio Visual.

Teams Games Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT,

para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat

orang yang homogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja

dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah

menguasai pelajaran. TGT memiliki dimensi kegembiraan yang

diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling

membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan

mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu

sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya

tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab

(25)

9

Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada

kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah

kartu dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan

angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk

menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen ini

juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran. Dalam

Implementasinya secara teknis Slavin mengemukakan empat langkah

utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus

regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

Step 1 : Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan

materi pelajaran.

Step 2 : Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan

dalam tim mereka untuk menguasai materi.

Step 3 : Turnamen, para siswa memainkan game akademik

dalam kemampuan yang homogen.

Step 4 : Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor

turnamen anggota tim dan tim tersebut akan direkognisi

apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya.

3. Minat belajar yang diperoleh siswa pada materi sejarah kebudayaan

(26)

10

Minat belajar merupakan kecenderungan seseorang yang berasal

dari luar maupun dalam sanubari yang mendorongnya untuk merasa

tertarik terhadap suatu hal sehingga mengarahkan perbuatannya kepada

suatu hal tersebut dan menimbulkan perasaan senang. Menurut Dinar

Barokah, beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang

tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun

dirumah yaitu:

a. Perasaan Senang

b. Ketertarikan Siswa

c. Keterlibatan Siswa

d. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik

e. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran3

F. Signifikansi Penelitian

Ditinjau dari segi penggunaannya, penelitian ini memiliki manfaat

secara umum dan khusus:

1. Manfaat secara umum

a. Kegiatan dalam pembelajaran SKI di SDI Al Azhar Plus Mojokerto

menjadi lebih menyenangkan dan menarik.

b. Ditemukan strategi pembelajaran baru yang tepat dan inovatif, yang

dapat digunakan untuk guru ketika mengajar.

2. Manfaat secara khusus

3

(27)

11

a. Bagi peserta didik, lebih mudah menerima dan memahami materi

yang disampaikan oleh guru. Dan dapat meningkatkan keaktifan

siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam berlangsungnya

proses pembelajaran.

b. Bagi guru, mendapat variasi strategi baru dalam pelaksanaan

pembelajaran nantinya dapat diterapkan sehingga siswa menjadi

lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Bagi penulis, penulis mendapatkan pengetahuan dan wawasan lebih

dalam menulis karya ilmiah serta landasan yang kuat dalam

mengajarkan mata pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi

(28)

12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.

Sekarang timbul pertanyaan apakah belajar itu sebenarnya? Samakah

belajar dengan latihan, dengan menghafal, dengan pengumpulan fakta, dan

studi? Tentu saja terhadap pertanyaan tersebut banyak pendapat yang

mungkin satu sama lain berbeda. Misalnya ada yang berpendapat bahwa

belajar merupakan suatu kegiatan menghafal sejumlah fakta-fakta. Sejalan

dengan pendapat ini, maka seorang yang telah belajar akan ditandai

dengan banyaknya fakta-fakta yang dapat dihafalkan.

Guru yang berpendapat demikian akan merasa puas jika siswa-siswa

telah sanggup menghafal sejumlah fakta di luar kepala, pendapat lain

mengatakan bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan, sehingga

hasil-hasil belajar akan tampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu

sebagai hasil latihan. Untuk banyak memperoleh kemajuan, seseorang

harus dilatih dalam berbagai aspek tingkah laku sehingga diperoleh suatu

(29)

13

mahir dalam matematika, maka ia harus banyak dilatih mengerjakan

soal-soal latihan. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi

tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang

mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya seorang

guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan fakta, akan

lain cara mengajarnya dengan guru lain yang mengartikan bahwa belajar

sebagai suatu proses penerapan prinsip.1

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu

hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat

tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap

sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun

minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat

mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan

1

(30)

14

membantu seseorang mempelajarinya. Mengembangkan minat terhadap

sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana

hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan

dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada

siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi

dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai

beberapa tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa

hasil dari kemungkinan besar ia akan berminat (bermotivasi) untuk

mempelajarinya.2

2. Meningkatkan Minat Siswa

Beberapa Ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling

efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah

dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa

menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum mengerjakan

percepatan gerak, pengajaran dapat menarik perhatian siswa dengan

menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung,

kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang

sesungguhnya. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner &

Tanner menyarankan agar para pengajar juga berusahan membentuk

minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan

2

(31)

15

memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan

pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu,

menguaraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

Rooijakkers berpendapat hal ini dapat pula dicapai dengan cara

menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang

sudah diketahui kebanyakan siswa. Siswa, misalnya, akan menaruh

perhatian pada pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan

peristiwa mendaratnya manusia pertama di bulan.

Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat memakai

insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat

yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang

tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik.

Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa, dan

mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul. Studi-studi

eksperimental menunjukkan bahwa siswa-siswa yang secara teratur dan

sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena

perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik

daripada siswa-siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya

yang buruk atau karena tidak ada kemajuan. Menghukum siswa karena

hasil kerjanya yang buruk tidak terbukti efektif, bahkan hukuman yang

terlalu kuat dan sering lebih menghambat belajar. Tetapi hukuman yang

ringan masih lebih baik dari pada tidak ada perhatian sama sekali.

(32)

16

Insentif apa pun yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri siswa

masing-masing.3 Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat

hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan,

begitu juga minat sehingga tepatlah kalau miant merupakan alat motivasi

yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan

minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara

sebagai berikut:4

1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

3. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

4. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

Menurut Slameto siswa yang berminat dalam belajar mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari seacara terus menerus.

2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

3. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang

diminati.

4. Ada rasa keterkaitan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

5. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang

lainnya.

3

Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal.180

4

(33)

17

6. Dimanifestasikan melalui partisispasi pada aktivitas dan kegiatan.5

Minat belajar merupakan kecenderungan seseorang yang berasal

dari luar maupun dalam sanubari yang mendorongnya untuk merasa

tertarik terhadap suatu hal sehingga mengarahkan perbuatannya kepada

suatu hal tersebut dan menimbulkan perasaan senang. Menurut Dinar

Barokah, beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang

tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun

dirumah yaitu:6

1. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari

ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa

untuk mempelajari bidang tersebut.

2. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung

merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa

pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

3. Perhatian dalam belajar

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap

pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari

5

Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal.58

6

(34)

18

pada itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu,

dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

4. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang

tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan

kegiatan dari objek tersebut.

5. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik

Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena

faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya

terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya,

teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian

lama-kelamaan jika siswa mampu mengembangkan minatnya yang

kuat terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang

berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata.

6. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga

bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan

fungsi pelajaran juga merupakan salah satu indikator minat. Karena

(35)

19

B. Strategi TGT (Teams Games Tournament) 1. Pengertian Strategi TGT

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai

edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan

peserta didik. Interaksi bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar

pembelajaran yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan sebelumnya. Nah untuk memahami konsep strategi

pembelajaran, pendekatan, strategi, metode, teknik dan model

pembelajaran, prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran, dan

implementasi belajar pembelajaran, dan implementasi belajar

pembelajaran, ikuti uraian berikut.

Jika dicermati, pengertian strategi pembelajaran ada tiga unsur yang

perlu kita pahami bersama, yakni istilah strategi, belajar dan pembelajaran.

Istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi

berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti “jenderal” atau “panglima”, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau

ilmu kepanglimaan. Strategi dalam pengertian kemiliteran ini berati cara

penggunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang.

Pengertian strategi tersebut kemudian diterapkan dalam dunia pendidikan,

yang dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan

pengajaran dikelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang ditetapkan dapat

dicapai secara efektif dan efisien.7 Secara umum strategi mempunyai

7

(36)

20

pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar

mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru

peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Menurut T. Raka Joni strategi sebagai pola

dan urutan umum perbuatan guru siswa dalam mewujudkan kegiatan

belajar mengajar yang telah ditetapkan. Strategi belajar mengajar menurut

J.R. David dalam W. Gulo ialah “ a plan, method, or series of activities designed to a chieves a particular education goal”. menurut pengertian ini strategi belajar mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan

yang direncakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Untuk melaksanakan suatu strategi tertentu diperlukan seperangkat

metode pengajaran. Suatu program pengajaran yang diselenggarakan oleh

guru dalam satu kali tatap muka, bisa dilaksanakan dengan berbagai

metode seperti ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi.

Keseluruhan metode termasuk media pembelajaran yang digunakan untuk

menggambar strategi pembelajaran. Strategi dapat diartikan sebagai “ a

plan of operation achieving something “,rencana kegiatan untuk mencapai

sesuatu, sedangkan metode adalah ” a way in achieving something “, cara

untuk mencapai sesuatu. Lebih lanjut Atwi Suparman menyatakan bahwa

strategi/model pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan,

cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dari

(37)

21

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dari beberapa

pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

adalah urutan kegiatan yang sistematik, pola-pola umum kegiatan guru

yang mencakup tentang urutan kegiatan pembelajaran, untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Hal ini mencakup:8 (1) Urutan kegiatan

pembelajaran. (2) Metode pembelajaran. (3) Media pembelajaran. (4)

Waktu yang digunakan oleh guru dalam menyelesaikan setiap langkah

kegiatan pembelajaran.

Strategi TGT (Teams Games Tournament) yaitu penerapan model dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa

sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja

sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika

kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar

kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam

kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka,

ramah, lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja

kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Jika

waktunya memungkinkan strategi TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa

pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah uas.

Teams Games Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa

dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang

8

(38)

22

heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim

mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai

pelajaran. Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki

prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran

kooperatif. Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review

setelah setelah siswa bekerja dalam tim (sama dengan TPS). Dalam TGT

siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk

menyumbangkan poin bagi skor timnya.

Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja

-turnamen”, di mana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah

para siswa yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama. Sebuah prosedur

“menggeser kedudukan” membuat permainan ini cukup adil. Peraih rekor

tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapatkan 60 poin untuk

timnya, tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya. Ini

berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah (bermain dengan yang

berprestasi rendah juga) dan yang berprestasi tinggi (bermain dengan yang

berprestasi tinggi) kedua-duanya memiliki kesempatan yang sama untuk

sukses. Tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau

bentuk penghargaan tim lainnya.

2. Langkah-Langkah Strategi TGT

TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari

(39)

23

mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar

kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi

sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh

membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada

kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu-kartu

dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka

yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk

menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen ini

juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran. Dalam

Implementasinya secara teknis Slavin mengemukakan empat langkah

utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus

regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan

materi pelajaran.

Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar

kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.

Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game

akademik dalam kemampuan yang heterogen.

Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan

skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut

akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui

(40)

24

Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa

heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah

memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja

individual atau diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan

kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi

nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan yaitu

dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun, dan ada

sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok

sehingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT bisa

dilakukan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu

sesudah uas menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai

berikut:9

a. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan

informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.

b. Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap

meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja 1 diisi

oleh siswa dengan level tertinggi tiap kelompok dan seterusnya

sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah.

Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil

kesepakatan kelompok.

c. Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil

kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan

9

(41)

25

mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misal 3 menit).

Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa

dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu

dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja turnamen

sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar)

superior, good, medium.

d. Mumpung, pada turnamen kedua (begitu juga turnamen

ketiga-keempat dst), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja

turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam

kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja

turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.

e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor

individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran strategi TGT Riset tentang

pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak

dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari

tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa

metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok

dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa.

Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya

cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika

kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, mereka harus membantu teman

(42)

26

mendorong anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal. yang

cocok untuk semua materi, situasi dan anak. Setiap model pembelajaran

memiliki karakteristik yang menjadi penekanan dalam proses

implementasinya dan sangat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.

Secara psikologis, lingkungan belajar yang diciptakan guru dapat direspon

beragama oleh siswa sesuai dengan modalitas mereka. Dalam hal ini,

pembelajaran kooperatif dengan strategi TGT, memiliki keunggulan dan

kelemahan dalam implementasinya terutama dalam hal pencapaian minat

belajar dan efek psikologis bagi siswa. Slavin, melaporkan beberapa laporan

hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian

belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan

pembelajaran TGT, sebagai berikut:

Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh

teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari

pada siswa yang ada dalam kelas tradisional. Meningkatkan perasaan/persepsi

siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya

pada keberuntungan. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi

tidak untuk rasa harga diri akademik mereka. TGT meningkatkan

kekooperatifan terhadap yang lain (kompetisi yang lebih sedikit). Keterlibatan

siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang

lebih banyak. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada

remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau

(43)

27

pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai

individual siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian

khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara

individual.

3. Pengertian Media Audio Visual

Peratuaran pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa “Setiap satuan

pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabotan, peralatan

pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Media

pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan

media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian

guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana

menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian

tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya

media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan,

diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi

guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media

yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal

(44)

28

pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Banyak

kalangan mendefinisikan tentang media secara umum, namun ada yang

lebih spesifik dalam mengartikan media dan media pembelajaran. Media

pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu media dan pembelajaran.

a. Media

Kata media berasal dari bahasa latin, medius, yang secara hafiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi

dari sumber informasi kepada penerima informasi. Beberapa

pakar/ahli media menyatakan definisi media dengan berbagai

batasan-batasan tertentu. Gagne mengartikan media sebagai berbagai

jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dpaat merangsang

siswa untuk belajar. Sedangkan, Heinich, Molenda, dan Russel

menyatakan bahwa: “Media adalah saluran komunikasi termasuk

film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur”.

AECT (Assosiation of Education and Communication Technology) memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang

dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. NEA

(National Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta

peralatannya. Gagne: “Media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar”. Briggs:

(45)

29

merangsang siswa untuk belajar”. Dari beberapabatasan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang

dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang

pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemajuan siswa

sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri

siswa.

b. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan bentuk jamak dari kata belajar yang

mempunyai kata dasar ajar. Ajar menurut KBBI petunjuk yang

diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut), belajar

merupakan suatu usaya untuk memperoleh kepandaian/ilmu. Istilah

pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru/pendidik untuk

membuat para peserta didik melakukan proses belajar. Kegiatan

pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan

belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil

jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang

guru tidak akan mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum

dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam

satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Masih banyak cara

lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran

yang seharusnya dilakukan oleh guru adalah mengusahakan agar

setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber

(46)

30

c. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam

pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta

sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan

belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar

dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi

belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan

dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan

oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Brown

mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas

pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi

sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat

bantu visual. Sekitar ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi

dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejarah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini

penggunaan alat bantu atau media pembelajaran semakin luas dan

interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Sedangkan NEA

mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah “Sarana

komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk

(47)

31

Latuhera, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,

alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

maksud agar proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan

siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Dari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang

pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.10 Media audio visual

yaitu media yang tidak hanya dapat dipandang atau diamati tetapi juga

dapat didengar. Jenis media ini, antara lain televisi dan video kaset.11

4. Langkah-Langkah Menggunakan Media Audio Visual

Tahapan yang perlu ditempuh dalam media audio visual adalah

persiapan, penyampaian, pelatihan, dan penampilan hasil. Kreasi apapun,

guru perlu dengan matang, dalam keempat tahap tersebut.

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan

perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan

menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.

10

Nunuk Suryani, Leo Agung,Strategi Belajar Mengajar,(Yogyakarta: Ombak, 2012), hal.134-137

11

(48)

32

b. Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan

materi belajar yang baru dengan cara melibatkan panca indera, dan

cocok untuk semua gaya belajar. Hal-hal yang dapat dilakukan guru:

1) Uji coba kolaboratif dan berbagai pengetahuan

2) Pengamatan fenomena dunia nyata

3) Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh

4) Presentasi interaktif

5) Grafik dan sarana yang presetasi berwarna-warni

c. Tahap penampilan Hasil (Tahap Penutup)

Pada tahap ini hendaknya membantu siswa menerapkan dan

memperluas pengetahuan atau minat baru mereka pada pekerjaan

sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus

meningkat. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:

1) Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera

2) Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi

3) Pelatihan terus menerus

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan media audio visual yang

berupa contoh televisi dalam hal penggunaan saat pembelajaran:12

1. Fungsi televisi:

a) Memberikan pengalaman belajar secara visual, maupun secara audial.

b) Menumbuhkan minat peserta didik terhadap pelajaran.

12

[image:48.595.138.514.198.568.2]
(49)

33

2. Kelebihan media televisi:

a) Memberikan pengalaman belajar yang sama kepada setiap peserta

didik yang menontonnya.

b) Peserta didik dapat mengetahui kejadian-kejadian di tempat lain.

c) Peserta didik memperoleh pengalaman belajar baru.

3. Kekurangan media televisi:

a) Media TV memungkinkan peserta didik lalai dan kehilangan

perhatian.

b) Media TV membuat peserta didik pasif.

C. Tinjauan tentang Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

a. Pengertian Sejarah

Sejarah dalam bahasa Arab, tarikhatauhistory (Inggris), adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai

peristiwa.13 Definisi serupa diungkapkan oleh Abd. Ar-Rahman

As-Sakhawi bahwa sejarah adalah seni yang berkaitan dengan

serangkaian anekdot yang berbentuk kronologi peristiwa. Secara

teknis formula, Nisar Ahmad Faruqi menjelaskan formula yang di

gunakan di kalangan sarjana Barat bahwa sejarah terdiri atas (man +

time+space=history). Sejarahwan Louis Gottschalck dalam bukunya

13

(50)

34

Understanding History: a prime of Historical Method, menjelaskan pengertian sejarah.

Sejarah dalam bahasa Inggris history berasal dari kata benda Yunani Istoria yang berarti ilmu.Dalam penggunaannya oleh filosofi Yunani, Aristoteles, istoria berarti suatu penjelasan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, baik susunan kronologi yang

merupakan faktor atau tidak di dalam penjelasan. Penggunaan itu,

meskipun jarang, masih tetap hidup di dalam bahasa Inggris di dalam

sebutan natural history. Akan tetapi, dalam perkembangan zaman, kata latin sama artinya scientia, lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan penjelasan sistematis nonkronologis mengenai gejala

alam: sedangkan kata istoria biasanya dipergunakan bagi penjelasan mengenai gejala-gejala (terutama hal ihwal manusia) dalam urutan

kronologis. Adapun menurut definisi yang umum, kata history kini berartimasa lampau umat manusia14.

b. Pengertian Kebudayaan

Dalam Oxford Advanced Learnner’s Dictionnary of Current

English, diuraikan bahawa kata kebudayaan semakna dengan culture

yang memiliki pengertian beragam. Pengertian culture di atas dapat dipahami bahwa kebudayaan adalah pembengunan yang didasarkan

pada kekuatan manusia, baik pembangunan jiwa, pikiran dan

semangat melalui latihan dan pengalaman: bukti nyata pembangunan

14

(51)

35

intelektual, seperti seni dan pengetahuan, atau perkembangan

intelektual di antara budaya orang, bahwa kebudayaan adalah semua

seni, kepercayaan institusi sosial, seperti karakteristik masyarakat,

suku dan sebagainya, mengolah pertanian sampai pada tingkat

teknologi biologi bakteri. Secara singkat dan sederhana, sebagaimana

dipahami secara umum, kebudayaan adalah “semua hasil karya, rasa

dan cipta masyarakat”.15 Karya masyarakat menghasilkan teknologi

dan kebudayaan kebendaan (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta

hasilnya dapat digunakan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang

meliputi jiwa manusia, mewudjudkan segala kaidah dan nilai-nilai

sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan

dalam arti yang luas. Agama, ideologi, kebatinan, dan kesenian yang

merupakan hasil ekspil jiwa manusia yang hidup sebagai anggota

masyarakat, termasuk di dalamnya.16

c. Pengertian Islam

Adapun pengertian Islam dapat dilihat dari dua sudut pandang.

Pertama, dari sudut bahasa, dan kedua dari sudut Istilah. Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama, yuslimu islaman, yang arti berserah diri, patuh, tunduk, pengikat diri, damai, selamat, dan

sentosa. Pengertian ini sejalan dengan misinya, yang pada intinya

mengajak manusia agar berserah diri, patuh, dan tunduk kepada Allah

15

Selo Soemardjan, Soelaiman Soemardi,Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal.113

16

(52)

36

SWT, serta mengikat diri dengan berbagai ketentuan dan aturan Allah

SWT, dalam rangka memperoleh kehidupan yang damai, selamat di

dunia dan akhirat, serta sentosa selama-lamanya. Pengertian Islam

yang demikian itu sama dengan misi yang dibawa oleh para Nabi dan

Rasul-Nya, dari sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW.

Pengertian Islam sebagai sebuah misi keselamatan, kedamaian,

kepatuhan dan ketundukan ini menggambarkan adanya kesamaan misi

yang di bawa oleh seluruh para Nabi dan Rasul. Namun demikian,

dari segi namanya, agama-agaman yang dibawa oleh para Nabi dan

Rasul tersebut tidak dinamai Islam, melainkan dinisbahkan kepada

tokoh atau Nabi yang membawanya. Misalnya agama Nasrani yang

dinisbahkan pada daerah Nazaret, atau pembawanya Yesus Kristus,

agama Yahudi yang dinisbahkan pada Yahuda. Nama agama yang

sama dengan misi yang dibawanya, baru dijumpai pada ajaran yang

dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yakni agama yang dibawa oleh

Nabi Muhammad SAW itu tidak dinamakan Muhammadanism, atau

yang lainnya melainkan sesuai dengan misinya itu sendiri yaitu

Islam.17

17

(53)

37

4. Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabatnya

Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabatnya, Setelah

mempelajari bab ini diharapkan akan mampu:

a. Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

b. Menunjukkan ketabahan Nabi Muhammad SAW dan para

sahabatnya dalam berdakwah.

c. Meneladani ketabahan Nabi dan para sahabatnya dalam

berdakwah.

Kota Mekah merupakan pusat agama bagi bangsa Arab. Di

Mekah terdapat para pengabdi ka`bah dan pengurus berhala yang

dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab. Oleh karena itu berdakwah

untuk menyiarkan agama Islam sangat sulit dilakukan di Mekah.

Banyak sekali orang yang menghalangi dakwah tersebut. Agar dakwah

dapat di lakukan, dibutuhkan tekad yang kuat yang tidak mudah goyah

oleh halangan-halangan itu. Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah

setelah medapat wahyu surah al mudatsir ayat 1-7. Dengan adanya

halangan yang begitu besar, Nabi melakukan dakwah Islam untuk

pertamakalinya hanya kepada orang-orang terdekat saja yaitu keluarga

dan sahabat-sahabat beliau. Mereka semua diajak oleh Nabi untuk

memeluk Agama Islam. Nabi juga melakukan dakwah kepada

orang-orang yang bersifat baik dan mengenal Nabi. Nabi mengenal mereka

(54)

38

mengenal Nabi sebagai sosok yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai

kejujuran dan kesalehan.

a. Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi

Pada awalnya .Nabi berdakwah secara sembunyi-sembunnyi. Hal ini

dilakukan agar penduduk Mekah tidak terkejut dengan ajaran yang

beliau bawa. Isi dakwah Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:

1) Mengajarkan kepada umat manusia agar menyembah Allah SWT

dan meninggalkan berhala.

2) Mengajarkan agar mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW.

3) Mengajak manusia selalu berbuat kebajikan dan menjauhi larangan

Allah SWT.

Rasulullah mulai berdakwah dari dalam keluarga sendiri. Setelah

itu, beliau berdakwah kepada sahabat-sahabatnya. Orang-orang yang

pertama masuk Islam adalah dilkenal dengan sebutan Assabiqunal

Awwalun. Mereka memeluk agama islam pada hari pertama Nabi

melakukan dakwah dan mereka terdiri atas 4 orang yaitu: (1) Siti

Khadijah yaitu istri Nabi. (2) Abu Bakar Assiddiq yaitu sahabat Nabi.

(3) Ali bin Abi Thalib yaitu sepupu Rasulullah. (4) Zaid bin Haritsah

yaitu budak yang di merdekakkan oleh Rasululllah.

Mereka semua adalah orang-orang yang membantu beliau dalam

menyiarkan agama Islam.Rasululloh memilih rumah salah satu seorang

(55)

39

b. Dakwah Secara Terang-Terangan

Setelah beberapa lama berdakwah secara sembunyi-sembunyi,

selama kurang lebih 3 tahun lamanya. Kemudian turunlah ayat yang

memerintahkan untuk melakukan dakwah secara terang-terangan. Wahyu

tersebut adalah surah Al-Hijr ayat 94 yang artinya "Maka sampaikanlah

olehmu secara terang-terangan segala apa yang di perintahkan (kepadamu)

dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik". Rasulullah

menyampaikan dakwahnya kepada orang-orang kuraisy. Sebagian mereka

ada yang menerima dan sebagian lagi menentangnya. Mereka yang

menentang adalah orang-orang yang menganggap Nabi sebagai

pembohong yang membawa ajaran sesat. Untuk menyampaikan dakwah

kepada kerabat dan kaumnya Nabi menempuh jalan dengan

mengumpulkan nereka di bukit Shafa. Setelah mereka berkumpul, Nabi

bertanya kepada mereka "Jika kukatakan kepada kalian bahwa di balik

bukit ini ada musuh yang hendak menyerang, apa kalian percaya? Mereka

menjawab "Tentu percaya, sebab kami belum pernah melihat kamu

berdusta" Kemudian Nabi berkata "Jika demikian kepercayaanmu

kepadaku, aku akan memberi peringatan pada kalian, bahwa kalian harus

bertaubat.

Jika tidak Allah SWT akan memberi kalian azab yang sangat pedih.

"Mendengar perkataan Nabi, Abu Lahab menjawab, "Celakalah engkau

Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami? Berdasarkan

(56)

40

Nabi Muhammad SAW. Abu Lahab mengatakan bahwa ajaran

Muhammad adalah keji dan tidak benar. Pada saat itu pula Allah SWT

menurunkan firman-Nya dalam surah Al-Lahab, yang artinya: "Celakalah

kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa”. Tidaklah

bermanfaat kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak

dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.Dan begitu pula istrinya

pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut."(Q.S. Al-Lahab

1-5) Sejak saat itu, Abu Lahab beserta orang-orang Quraisy dan sebagaian

kerabat Nabi selalu memusuhi Nabi beserta pengikutnya. Tidak hanya

memusuhi, tetapi menyiksa Nabi dan para pengikutnya dengan tindakan

yang sangat kejam. Hal ini mulai mereka lakukan setelah Nabi

terang-terangan berdakwah kepada mereka.

c. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat Sahabatnya.

Melihat penyiksaan kaum kafir yang sangat kejam terhadap

kaummuslimin,akhirnya nabi Muhammad SAW. Membuat strategi dalam

berdakwah, strateginya adalah sebagai berikut:

1) Keluarga orang-orang terdekat orang-orang lemah orang-orang yang

tertindas dan orang-orang awam.

2) Pemuka-pemuka dan pembesar-pembesar Mekah

3) Orang-orang yang terpandang dalam masyarakat (bangsawan,

hartawan dan pedagang).

4) Orang-orang yang mempunyai kharisma yang tertentu (jagoan,

(57)

41

5) Tokoh-tokoh agama Yahudi, Nasrani, kafir dan orang-orang yang

tidak beragama.

Nabi Muhammad pun membentuk kader-kader dakwah untuk membantu

beliau berdakwah dan meneruskan dakwahnya. Beliau membentuk markas

dakwah yang bertempat di rumah Al- Arqam bin Abil Arqam. Nabi Muhammad

SAW juga berpesan kepada para sahabatnya agar tidak melakukan perlawanan

jika mendapatkan tantangan dan siksaan dari orang-orang kafir. Melalui

tahapan-tahapan dan strategi itulah Nabi berhasil menyampaikan dakwahnya untuk

mengajak manusia menyembah Allah SWT. Meskipun untuk semua usahanya itu,

beliau harus menanggung penderitaan berat yang ditimbulkan oleh

(58)

42

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk

melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

dalam kegiatan pembelajaran bersama guru dan siswa selama pembelajaran

berlangsung, yakni menggunakan bentuk kolaboratif, yang mana guru

merupakan mitra kerja peneliti. Menurut Suharsimi, suhardjono, dan Supardi

menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata dari

penelitian-tindakan-kelas:1

1. Penelitian adalah menunjukkan pada kegiatan mencermati suatu objek,

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang diminati.

2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas adalah dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik

(59)

43

dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama

pula.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan

prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang

dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami

apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan

perubahan.2 Penelitian ini menggunakan strategi TGT (Teams Games

Touranment) berbantuan media audio visual untuk mendukung kegiatan interaksi edukatif berproses guna meningkatkan minat belajar siswa mata

pelajaran SKI.

Dalam melaksanakan strategi TGT (Teams Games Tournament) berbantuan media audio visual, peneliti menggunakan model PTK “guru

sebagai observer” dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh

Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat

langkah pokok, yaitu: 1) perencanaan (Planning), 2) aksi atau tindakan (Acting), 3) observasi (Observing), dan 4) refleksi (Reflecting).3 Alasan mengapa menggunakan PTK model Kurt Lewin dikarenakan model PTK ini

sangat mudah. Model Kurt Lewin juga sangat mudah dipahami dan tidak

rumit pada saat mengaplikasikannya dalam PTK. Jadi model Kurt Lewin

sangat membantu sekali untuk PTK karena, model ini memiliki dua siklus

dan apabila siklus yang pertama gagal maka akan lanjut pada siklus kedua

dengan obat yang sama dengan siklus yang pertama, hanya saja perbedaannya

Dr. Rochiati Wiriaatmadja,Metode Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.11

(60)

44

terletak pada teknik penyampaiannya dari siklus satu ke siklus dua. Secara

keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus

PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Seperti pada gambar dibawah

[image:60.595.131.541.199.559.2]

ini. Bagan prosedur PTK model Kurt Lewin:

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin

PERENCANAAN

(Planning)

TINDAKAN

(Acting)

PENGAMATAN

(Observing)

REFLEKSI

(Reflecting)

PERENCANAAN

(Planning)

TINDAKAN

(Acting)

PENGAMATAN

(Observing)

REFLEKSI

(Reflecting)

TERUS-MENERUS

S

IKL

US

S

IKL

(61)

45

Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan.

Bagian dasar dari kegiatan ini terdiri dari mengidentifikasi masalah,

menyusun perencanaan pada tindakan pertama, mengimplementasikan

langkah tindakan pertama, mengevaluasi dan melakukan perbaikan untuk

menyusun perencanaan ulang pada tahap selanjutnya. Dari siklus yang

pertama inilah peneliti mengetahui adanya kesalahan kemudian

mengembangkannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan kedua.

Apabila dalam implementasi yang kedua masih terdapat kesalahan atau

kekurangan maka dapat diperbaiki, kemudian secara spiral dilanjutkan

dengan

Gambar

Grafik dan sarana yang presetasi berwarna-warni
Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin
Tabel 3.1
Grafik 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dikarenakan bukan cara untuk stabilisasi tanah dengan penggunaan bahan aditif yang relatif sedikit dan menghasilkan nilai CBR yang tinggi.pada persentase campuran serbuk bata merah

Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga, furnitur,

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif... Perubahan nutrisi kurang

Selanjutnya, dalam pasal 18 ayat 2 UU Perlindungan Kunsumen, dijelaskan bahwa pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau

Menurut Survei Demografi Kesehatan tahun 1997 partus lama merupakan penyebab kematian ibu dan bayi yang utama disusul oleh perdarahan, infeksi, dan eklampsi.. Dimana

Dengan hasil analisis dan prediksi metode SEM pada penelitian ini disimpulkan dari faktor-faktor variabel penelitian ini hanya satu faktor setiap variabel laten

Ketentuan dalam Lampiran Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2013 tentang Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk Konsumen

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana