• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Tekno Ekonomi Briket Arang dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisa Tekno Ekonomi Briket Arang dari"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i Nama Rumpun Ilmu: Teknik Industri

USULAN PENELITIAN DOSEN

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MUSI PALEMBANG

ANALISA TEKNO EKONOMI BRIKET ARANG DARI

SAMPAH DAUN KERING

PENGUSUL

MEYLINDA MULYATI, S.T., M.T NIDN.0212057702

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN USULAN

PENELITIAN DOSEN STT MUSI PALEMBANG

Judul Penelitian : Analisa Tekno Ekonomi Briket Arang Dari Sampah Daun Kering

Nama Rumpun Ilmu : Teknik Industri

Peneliti :

a. Nama Lengkap : Meylinda Mulyati, S.T., M.T

b. NIDN : 0212057702

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Program Studi : Teknik Industri e. Nomor HP : 08127894519

f. Alamat surel (e-mail) : meyli1205@yahoo.com

Biaya Penelitian : Diusulkan ke STT Musi PalembangRp 3.000.000,00

Palembang, 30 April 2015

Mengetahui, Ketua Peneliti,

Ketua STT Musi Palembang

Agustinus Riyanto, SCJ., MA Meylinda Mulyati, ST., MT

NIDN. 0215117101 NIDN. 0212057702

Menyetujui,

Ketua LPPM STT Musi Palembang,

(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Daftar Isi iii

ABSTRAK

v

BABI:PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang 1

1.2. Permasalahan 2

1.3. Tujuan Penelitian 2

1.4. Kontribusi Penelitian 3

BABII:TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Energi Biomassa 4

2.2. Briket Biomassa 6

2.3 Analisa Tekno Ekonomi 8

BABIII: METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan-Tahapan Penelitian 13

3.2. Lokasi Penelitian dan Pengumpulan Data 14

3.3. PengolahanData 14

3.4. Analisis, Simpulan dan Saran 14

BABIV:BIAYA DANJADWAL PENELITIAN 4.1. Biaya 15

(4)

iv DAFTARPUSTAKA

Lampiran 1.Justifikasi Anggaran Penelitian Lampiran 2.Biodata Peneliti

(5)

v

ABSTRAK

.

Kebutuhan energi di dunia hingga saat ini cenderung bergantung pada bahan bakar fosil.Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menghadapi persoalan energi yang serius akibat ketergantungan yang sangat besar terhadap bahan bakar fosil.Pengembangan energi alternatif masih kurang mendapat perhatian, sementara Indonesia memiliki potensi untuk melakukan pengembangan energi alternatif.Sebagai contoh, dengan memanfaatkan limbah biomassa yang sangat melimpah dari sampah organik khususnya daun-daun untuk dijadikan bioenergi.Salah satu pemanfaatan sampah daun yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan briket.Briket sampah daun sebagai alternatif bahan bakar dapat menjadi solusi ditengah krisis energi.Secara ekonomi bahwa pembuatan briket dari sampah daun ini bisa menjadi bisnis yang sangat menjanjikan.Pembuatan briket sampah organik ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.Untuk mesin pencetakan/press dan pengeringan tanpa menggunakan energi listrik sehingga bebas biaya.Maka perlu dilakukan suatu analisa tekno-ekonomi untuk proses pembuatan briket sampah daun ini, agar layak dipakai masyarakat sebagai bahan bakar alternatif penganti bahan bakar minyak

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Energi merupakan salah satu permasalahan utama dunia.Kebutuhan energi di dunia hingga saat ini cenderung bergantung pada bahan bakar fosil.Faktor pendorong konsumsi bahan bakar fosil yang makin tinggi dapat dilihat dari banyaknya penggunaan mesin industri dan transportasi penunjang perekonomian dunia yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar penggeraknya.Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menghadapi persoalan energi yang serius akibat ketergantungan yang sangat besar terhadap bahan bakar fosil.Pengembangan energi alternatif masih kurang mendapat perhatian, sementara Indonesia memiliki potensi untuk melakukan pengembangan energi alternatif.Sebagai contoh, dengan memanfaatkan limbah biomassa yang sangat melimpah dari sampah organik khususnya daun-daun untuk dijadikan bioenergi.

(7)

2 Pembuatan briket sampah organik ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Tentu kualitasnya akan didapatkan paling baik dengan metode yang paling canggih namun pada penelitian ini akan dilakukan hanya pada pembuatan briket sampah daun dalam skala kecil sehingga bisa diadopsi oleh masyarakat luas secara mudah. Secara sederhana proses pembuatan briket sampah ini meliputi pembuatan arang dari sampah daun, penumbukan arang, pencampuran perekat, pengepressan dan penjemuran

Secara ekonomi bahwa pembuatan briket dari sampah daun ini bisa menjadibisnis yang sangat menjanjikan.Masyarakat saat ini sangat menginginkan harga bahan bakar stabil begitupun dengan pasokannya. Sistem bank sampah yang dikembangkan dapat meningkatkan pasokan sampah organik, khususnya sampah daun..Untuk mesin pencetakan/press dan pengeringan tanpa menggunakan energi listrik sehingga bebas biaya.Pasokan sampah organik dengan sistem bank sampah dapat melalui masyarakat luas Pemakai briket sampah daun ini adalah rumah tangga, pengusaha kuliner yang dapat juga yang utamanya menginginkan harga bahan bakar yang stabil dan juga dunia kuliner menyukai bahan bakar arang karena hasil masakan yang lebih lezat.Maka perlu dilakukan suatu analisa tekno-ekonomi untuk proses pembuatan briket sampah daun ini, agar layak dipakai masyarakat sebagai bahan bakar alternatif penganti bahan bakar minyak.

1.2Permasalahan

Dari latar belakang yang ada, maka didapatkan permasalahan bagaimana analisa tekno ekonomibriket daun keringagar dapat digunakan masyarakat umum sebagai bahan bakar alternative pengganti BBM?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

(8)

3 2. mendapatkan jenis dan konsentrasi perekat yang sesuai untuk pembuatan

briket sampah daun kering

3. Mengetahui nilai bakar briket sampah daun kering

4. Melakukan analisa tekno-ekonomi briket sampah daun kering agar dapat digunakan masyarakat umum dan menaikan harga briket sampah daun kering.

1.4 Kontribusi Penelitian

Kontribusi ini adalah:

1 Untuk membantu pihak masyarakat umum dalam mengatasi masalah krisis energi dan membantu masyarakat menggunakan briket daun kering jadi bahan bakar alternatif pengganti BBM dari aspek tekno-ekonomi.

2. Untuk peneliti, penelitian ini dapat mengembangkan teori-teori yang ada melalui aplikasi secara langsung pada penggunaan briket sampah daun pada masyarakat.

3. Untuk Membantu mereduksi masalah lingkungan akibat penumpukan sampah daun kering.

(9)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Biomassa

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.

Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.

(10)

5 Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan bioethanol.

Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi untuk mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk konversi biomassa, dijelaskan pada Gambar 1. Teknologi konversi biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan.

Gambar 1. Teknologi Konversi Biomassa

(11)

6 menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.

Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.

2.2 Briket Biomassa

Pembuatan briket arang atau biomasa lainnya meliputi tahapan: penggilingan, pencampuran dengan perekat, pencetakan/ pengempaan dan pengeringan. Menurut Nurhayati (1983), ukuran serbuk arang yang halus untuk bahan baku briket arang akan mempengaruhi ketahanan tekan dan kerapatan briket arang. Semakin halus maka kerapatannya akan semakin meningkat. Makin halus ukuran partikel, makin baik briket yang dihasilkan (Boedjang, 1973). Ukuran partikel yang terlalu besar akan menyulitkan proses perekatan, sehingga mengurangi keteguhan tekan briket yang dihasilkan. Sebaiknya partikel mempunyai ukuran 40-60 mesh (Mikrova, 1985). Tujuan pencampuran dengan perekat adalah untuk memperbaiki kerapatan (densitas) dari briket yang dihasilkan. Dengan pemakaian perekat maka tekanan yang diperlukan untuk pembentukan briket akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan briket tanpa memakai bahan perekat (Boedjang, 1973). Terdapat dua macam perekat yang biasa digunakan dalam pembuatan briket yaitu perekat yang berasap (tar, molase), dan perekat yang tidak berasap (pati dan dekstrin tepung beras). Untuk briket yang digunakan di rumah tangga sebaiknya memakai bahan perekat yang tidak berasap (Abdullah dan Irwanto, 1991).

(12)

7 air dan kadar abu. Perekat pati menghasilkan briket dengan kerapatan dan kadar abu lebih tinggi daripada perekat molase, tetapi menghasilkan keteguhan tekan dan nilai kalor bakar lebih rendah. Hartoyo (1978) menyatakan bahwa untuk 40 gram briket arang dibutuhkan 2 gram tapioka yang ditambahkan air dengan suhu 70 oC sampai terbentuk kanji. Menurut Achmad (1991) setiap 1 kg serbuk arang memerlukan perekat 30 gram tepung tapioka (3 % dari berat serbuk arang) dan air sebanyak 1 liter. Kadar perekat dalam briket tidak boleh terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan penurunan mutu briket dan menimbulkan banyak asap. Kadar perekat yang digunakan umumnya tidak lebih dari 5 %.

Pengempaan dilakukan untuk menciptakan kontak antara permukaan bahan yang direkat dengan bahan perekat. Setelah perekat dicampurkan dan tekanan mulai diberikan, maka perekat yang masih dalam keadaan cair akan mulai mengalir ke segala arah permukaan bahan (Mikrova, 1995). Knight (1952) dalam Suryani (1987) menyatakan bahwa tekanan diperlukan supaya perekat dapat menyebar secara sempurna ke dalam celah-celah dan keseluruhan permukaan serbuk arang. Pada umumnya, semakin tinggi tekanan akan dihasilkan briket dengan kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula. Menurut Boedjang (1973), penambahan tekanan melebihi batas tertentu akan menyebabkan kekuatan briket arang menurun kembali karena bahan perekat ikut terbuang keluar. Besarnya tekanan pengempaan akan berpengaruh terhadap kerapatan dan porositas briket arang yang dihasilkan. Briket yang terlalu padat akan sulit terbakar, sedangkan briket yang kurang padat dapat mengakibatkan terurainya briket pada saat pembakaran sehingga menimbulkan kesan tidak bersih meskipun laju pembakarannya cepat (Abdullah dan Irwanto, 1991).

(13)

8 lama penjemuran briket cukup tiga hari dalam kondisi cuaca yang cerah (Achmad, 1991).

Mutu briket arang dan briket biomasa lainnya ditentukan berdasarkan sifat fisik dan kimianya, antara lain oleh kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, kerapatan (densitas), ketahanan tekan, dan nilai kalor. Menurut Hendra dan Pari (2000), briket yang memiliki mutu baik mempunyai ciri-ciri antara lain: (a) berwarna hitam dan apabila dibakar api yang dihasilkannya berwarna kebiru-biruan, (b) terbakar tanpa berasap, tidak memercikkan api dan tidak berbau, (c) tidak terlalu cepat terbakar. Menurut Syafrian (2005), yang diinginkan oleh konsumen terhadap briket sebagai sumber energi bahan bakar adalah murah, mudah dibakar, laju pembakaran rendah, nilai kalor tinggi dan tidak mudah pecah atau hancur selama disimpan.

2.3Analisa Tekno Ekonomi 2.3.1 Analisa Nilai Kalor Briket

Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Sedangkan briket bioarang yang sebenarnya termasuk bahan lunak yang dengan proses tertentu diolah menjadi bahan arang keras dengan bentuk tertentu. Kualitas bioarang ini tidak kalah dengan batu bara atau bahan bakar jenis arang lainnya (lsmun, 1995). Cara untuk menjadikan briket adalah dengan menumbuk bioarang tersebut dalam lesung hingga menjadi adonan berbuih dan lengket. Bila kurang lengket dapat ditambah perekat seperti kanji (Johanes, 1991 dalam lsmun UtiAdan, 1995). Briket boarang dapat dibuat dengan dua cara yaitu bahan organik diarangkan terlebih dahulu kemudian dicetak atau dengan mencetak bahan organik terlebih dahulu kemudian diarangkan (Widarto dan Suraynata, 1995).

(14)

9 dibangun atau dibuat dengan tekanan tinggi). Semua itu terbenam di dalam suatu rendaman air sebelah luar dan keseluruhan alat adalah bejana Kalorimeter tersebut. Kapal Kalorimeter juga terbenam di dalam suatu rendaman air sebelah luar. Temperatur air di dalam bejana Kalorimeter dan redaman yang sebelah luarnya adalah kedua-duanya di monitor.

Analisa kadar air suatu bahan bakar dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kadar air yang dapat mempengaruhi besarnya energi kalor bersih pada bahan bakar tersebut. Kadar air yang diperoleh dalam pengujian ini dalam bentuk persentase. Berdasarkan kadar air tersebut didapatkan bahan kering yang digunakan untuk menganalisa kalor bersih dari hasil pengujian bomb calorimeter. Untuk mengetahui kadar air dari bahan kering dilakukan pengovenan dengan menggunakan oven listrik dalam suhu 105oC, kemudian dianalisa dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

C= B-A (gram) ………(1)

E = D- A (gram) ……….(2)

��������������= − � 100% ………(3)

Keterangan:

A = berat cawan kosong (gram)

B = berat cawan dan briket basah (gram) C = berat briket basah (gram)

D = berat cawan dan briket kering (gram) E = berat briket kering (gram)

Analisis kalor suatu bahan bakar dimaksudkan untuk memperoleh data tentang energi kalor yang dapat dibebaskan oleh suatu bahan bakar dengan terjadinya reaksi/proses pembakaran. Nilai kalor bahan bakar dapat ditaksir dengan melaksanakan pengujian pada 'oxygen bomb calorimeter', berbagai data hasil uji nilai kalor kemudian dapat dipergunakan untuk membentuk persamaan-persamaan empirik/semi empiric (Eddy dan Budi, 1990).

(15)

10

∆T = Takhir - Tawal (oC) ………...(4) KT = (10 - SK) * 2,3 ... (5) KT = kawat terbakar

SK = sisa kawat yang tidak terbakar 2.3.2 Analisa Biaya

Menurut Mulyadi (2007), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dapat digolongkan ke dalam lima golongan, antara lain:

1. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran, misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.

2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Biaya produksi, meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).

b. Biaya pemasaran, misalnya biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang ke perusahaan ke gudang pembeli, biaya contoh.

c. Biaya administrasi dan umum, misalnya biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, dan lain-lain.

3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

b. Biaya tidak langsung (indirect cost), merupakan biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktifitasdapat digolongkan menjadi 4 jenis, antara lain: a. Biaya variabel, contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga

(16)

11 b. Biaya semi variabeladalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan.

c. Biaya semifixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnyadibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Pengeluaran modal (capital expenditures) b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)

2.3.3 Metode Harga Pokok Produksi

Prosedur dalam menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok proses adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan.

2. Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen.

3. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan. 4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke

departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.

2.3.4 Break Even Point

Break even point (BEP) adalah suatu keadaan di mana dalam operasi

(17)

12

BEP unit = Biaya Tetap

Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit BEP Rp = Biaya Tetap

(18)

13 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan-Tahapan Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah-langkah penyelesaian masalah secara terencana dan sistematis guna mendapatkan jawaban dan solusi atas permasalahan yang diteliti secara lebih terarah sehingga proses analisa menjadi lebih mudah. Diagram Alir Metodologi Penelitian dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Proses pembuatan briket dari sampah daun dilakukan dengan beberapa tahap, gambar 2 memperlihatkan alur proses pembuatan briket sampah daun.

Sampah Daun Pengeringan Sampah Daun Penimbangan Sampah Daun Kering

Proses Karbonisasi

1. Perhitungan kadar air Briket 2. Perhitungan Nilai Bakar Briket 3. Perhitungan HPP & BEP

Pengumpulan Data

Analisis tekno ekonomi hasil pengolahan data dan biaya Studi Lapangan, Studi Pustaka

Pembuatan briket sampah daun dan uji coba nilai bakar di laboratorium

(19)

14 3.2 Lokasi Penelitian dan Pengumpulan Data

Lokasi penelitian ini adalah di Laboratorium Kimia Dasar STT Musi Palembang. Data yang dikumpulkan adalah data berat briket basah dan kering, nilai kalor briket, harga bahan baku, dan data biaya produksi. Data ini dikumpulkan untuk membuat briket arang yang lebih mudah digunakan dan harga relatif bersaing dan dapat menjadi energi alternatif bagi masyarakat.

3.3 Pengolahan Data

Setelah data didapatkan pada pengumpulan data, kemudian data diolah dengan analisa tekno-ekonomi yang meliputi perhitungan kadar air briket, perhitungan nilai kalor briket dan perhitungan harga pokok produksi. Setelah didapatkan produk dari hasil percobaan, lalu dihitung harga pokok produksi dari briket sampah daun yang telah dibuat serta menghitung waktu balik modal pembuatan briket sampah daun ini.

3.4 Analisis, Simpulan dan Saran

(20)

15 BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1. BIAYA

Ringkasan anggaran biaya yang diusulkan untuk penelitian ini seperti yang disajikan pada tabel 1. Rincian dan justifikasi anggaran dan biaya disajikan dalam lampiran 1.

Tabel 1.RingkasanAnggaran dan Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya Yang Diusulkan (Rp)

1 Gaji dan Upah (Peneliti) 700.000 2 Bahan Habis Pakai dan Peralatan 3.300.000 4 Lain-lain(Publikasi pada Jurnal, laporan) 1.000.000

Jumlah 5.000.000

4.2. JADWALPENELITIAN

Penelitian ini akan diselesaikan dalam waktu 7 (tujuh)bulan. Tabel 2 menunjukkan jadwal kegiatan penelitian ini.

Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan Tahun 2015

5 6 7 8 9 10 11

Studi Lapangan, Studi Pustaka, Metodologi Pengumpulan Data

Pembuatan Briket Sampah daun dan Uji Coba Pengolahan Data

(21)

16 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K dan K. Irwanto 1991. Energi dan Elektrifikasi Pertanian. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi IPB, Bogor

Achmad, R. 1991. Briket Arang Lebih Baik dari Kayu Bakar. Jurnal. Neraca 10(4): 21-22.

Edi, Hamadi dan Budi, Utomo. 1990. Teknik Pembakaran Dasar dan Bahan Bakar . ITS. Surabaya

Boedjang, K. 1973. Pembuatan Arang Cetak. Laporan Karya Utama. Departemen Teknologi Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB, Bandung.

Hartoyo, J. 1978. Percobaan Pembuatan Briket Arang dari Lima Jenis Kayu. Laporan Balai Penelitian Hasil Hutan. Bogor.

Hendra, D dan G. Pari. 2000. Penyempurnaan Teknologi Pengolahan Arang. Laporan Hasil Penelitian Hasil Hutan, Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.

Ismun U.A. 1995. Membuat Briket Bioarang. Kanisius. Yogyakarta

Mikrova, K. 1985. Pengaruh Pengempaan dan Jenis Perekat dalam Pembuatan Arang Briket dari Tempurung Kelapa Sawit (Elaeis quinensis Jacq). Skripsi. FATETA IPB, Bogor.

Mulyadi. 2007. Akuntansi biaya (5th ed.). Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogya-karta.

Nurhayati, T. 1983. Sifat Arang, Briket Arang dan Alkohol yang Dibuat dari Pembuatan Arang Briket dari Tempurung Kelapa Sawit (Elaeis quinensis Jacq). Skripsi. FATETA IPB, Bogor

Syafrian, A. 2005. Desain dan Uji Unjuk Kerja Mesin Pengempa Briket Semi Mekanis Tipe Kempa Ulir (Screw Pressing). Skripsi. FATETA IPB, Bogor.

(22)

17 2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan

(23)

18 Lampiran 2 Format Biodata Peneliti

BIODATA PENELITI A. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Meylinda Mulyati, S.T., M.T Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan Fungsional : Lektor

NIDN : 0212057702

Tempat, Tgl. Lahir : Palembang, 12 Mei 1977

Email : meyli205@yahoo.com

Nomor HandPhone : 08127894519

Alamat Kantor : Jl. Bangau No. 60 Palembang, 30113 No. Telephone kantor : 0711-366326

Agama : Kristen Protestan

Lulusan Yang Dihasilkan : S-1= 10 orang Mata Kuliah Yang diampu : 1. Kimia Dasar

2.Industri Proses B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Item S-1 S-2

Nama Perguruan Tinggi Universitas Sriwijaya Universitas Sriwijaya

Bidang Ilmu Teknik Kimia Teknik Kimia

Tahun Masuk-Lulus 1995- 2000 2000-2004

Judul Skripsi dan Tesis Pra Rencana Pabrik Hidrogen Kapasitas Nama Pembimbing Ir. Fuadi Ramdja,

M.Sc

Dr.Ir. Djoni Bustan, M.Eng

C. PENGALAMAN PENELITIAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp) 1 2012 Pemilihan Jenis bahan

(24)

19 D PengalamanPengabdianKepada MasyarakatDalam5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian

Masyarakat

E Publikasi Artikel IlmiahDalamJurnal dalam5 TahunTerakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, sayas anggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal Dosen Sekolah Tinggi Teknik Musi Palembang.

Palembang, 30April 2015 Pengusul

(25)

20 SURAT PERNYATAAN PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Meylinda Mulyati, S.T., M.T

NIDN : 0212057702

Pangkat / Golongan : - / IIIB Jabatan Fungsional : Lektor

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul:

ANALISA TEKNO EKONOMI BRIKET ARANG DARI

SAMPAH DAUN KERING

yang diusulkan dalam skema Penelitian Internal Dosen Sekolah Tinggi teknik Musi Palembang untuk tahun anggaran 2015bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Sekolah Tinggi Teknik Musi Palembang.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Mengetahui, Palembang, 30April 2015

Ketua LPPM STT Musi, Yang menyatakan

,

Ir. J.M. Sri Narhadi, MT Meylinda Mulyati,S.T., M.T

Gambar

Gambar 1. Teknologi Konversi Biomassa
Gambar 1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
Tabel 1.RingkasanAnggaran dan Biaya

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh merek sepatu yang digunakan oleh seluruh siswa laki-laki di kelas Yanti merupakan anggota himpunan semesta dari himpunan yang menjadi

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B5, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Oleh karena itulah Perkembangan Java saat ini memberi kesempatan untuk berkembangnya usaha content provider (penyedia aplikasi berbasis Java untuk ponsel), oleh karena itu

Dari hasil penelitian, menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan melihat

Dikarenakan autoclave digunakan sebagai salah satu alat sterilisasi sehingga perlu untuk dilakukan kualifikasi autoclave untuk menjamin bahwa autoclave tersebut

Strukturmikro dan komposisi unsur bongkah Fe-Cr hasil variasi sintering tertera pada Gambar 4, dan hasil analisis komposisi unsur dengan EDS tertera pada Tabel

Salah satu masalah yang sering muncul dimasyarakat adalah tindak pidana pembunuhan, tindak pidana pembunuhan adalah salah satu bentuk kejahatan dalam jiwa seseorang

Dengan asumsi bahwa kapasitas maksimal adalah 4 orang per kamar, dibutuhkan 9 kamar untuk menempatkan 15 mahasiswa tersebut sehingga tidak ada mahasiswa yang