BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah kepulauan yang mempunyai ribuan kepulauan dan mempunyai 34 provinsi. Masing-masing daerah mempunyai perbedaan ciri khas tersendiri meliputi sumberdaya alam, ekonomi, sosial budaya, adat-istiadat, jumlah dan kepadatan penduduk, mutu sumberdaya manusia, letak geografis, serta sarana dan prasarana yang tersedia di setiap daerah (BPS, 1996). Perbedaan karakteristik tersebut berpengaruh pada kemampuan tumbuh masing-masing daerah, sehingga membuat pembangunan di sebagian daerah tumbuh lebih cepat dari pada pembangunan daerah lainnya. Kemampuan tumbuh yang berbeda ini juga diikuti oleh perbedaan pola pembangunan ekonomi yang kemudian menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan antar wilayah.
Ketimpangan tidak dapat dimusnahkan, melainkan hanya bisa dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diterima oleh suatu sistem sosial tertentu agar keselarasan dalam sistem tersebut terpelihara dalam proses pertumbuhannya (Supriyantoro, 2005). Oleh karena itu, ketimpangan pasti akan selalu ada baik di negara miskin, negara sedang berkembang maupun negara maju. Setiap negara hanya bisa menekan nilai ketimpangan serendah mungkin.
pertumbuhan ekonomi selalu dipusatkan pada peningkatan sektor modern yang cenderung lebih sedikit dalam penyerapan tenaga kerja.
Sektor tradisional yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar selama ini tersisihkan, sehingga sektor modern lebih cepat berkembang. Peningkatan yang cepat pada sektor modern menyebabkan kesenjangan antara sektor modern dan sektor tradisional. Untuk menanggulangi hal diatas perlu adanya strategi baru bagi pemerintah agar berorientasi pada pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan.
Rumusan Masalah
Sebagai provinsi yang berbentuk sebuah pulau,Bali menyimpan banyak sekali sumber daya didalamnya. Oleh karena banyaknya sumber daya alam maka akan berpengaruh kedalam Pendapatan Domestik Regional BrutoProvinsi Bali juga merupakan provinsi yang mempunyai angka kemiskinan terkecil kedua setelah Jakarta. Oleh karena itu provinsi Bali dipilih sebagai acuan provinsi-provinsi lainnya dalam menerapkan kebijakan yang berpengaruh terhadap pemerataan pendapatan. Dalam kaitannya dengan angka kemiskinan yang kecil pasti ada salah satu sector didalam PDRB yang membantu membuat angka kemiskinan dan disparitas pendapatan itu kecil.Untuk itu makalah ini akan membahas apakah peran sector pertanian dalam membantu mengurangi kemiskinan dan disparitas adalah besar dan apakah sector penggalian berperan besar didalam mengurangi angka disparitas di Provinsi Bali.
Tabel 1Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, September 2012
Bali 12.47 20.97 18.58 Nusa Tenggara Barat 21.65 15.41 18.02
Sumatera Utara 10.28 10.53 10.41 Nusa Tenggara Timur 12.21 22.41 20.41
Sumatera Barat 6.45 8.99 8.00 Kalimantan Barat 5.49 9.04 7.96
Riau 6.68 8.94 8.05 Kalimantan Tengah 4.21 7.19 6.19
Jambi 10.53 7.29 8.28 Kalimantan selatan 3.56 6.07 5.01
Sumatera
Selatan 13.29 13.58 13.48 Kalimantan Timur 3.82 10.56 6.38
Lampung 11.88 16.96 15.65 Sulawesi Tengah 9.02 16.85 14.94
Bangka Belitung 3.73 6.96 5.37 Sulawesi Selatan 4.44 12.93 9.82
Kepulauan Riau 6.77 7.08 6.83 Sulawesi Tenggara 4.62 16.24 13.06
DKI Jakarta 3.70 0.00 3.70 Gorontalo 4.80 23.63 17.22
Jawa Barat 8.71 12.13 9.89 Sulawesi Barat 10.03 13.92 13.01
Jawa Tengah 13.11 16.55 14.98 Maluku 8.39 28.12 20.76
DI Yogyakarta 13.10 21.29 15.88 Maluku Utara 2.92 9.98 8.06
Jawa Timur 8.90 16.88 13.08 Papua Barat 5.36 36.33 27.04
Banten 4.41 8.31 5.71 Papua 5.81 39.39 30.66
Bali 3.81 4.17 3.95 Indonesia 8.60 14.70 11.66 Sumber: Diolah dari Susenas Maret 2012
Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja, dan laju pertumbuhan ekonomi di Pemerintah Bali.
2. Menghitung besarnya ketimpangan pendapatan yang terjadi di Pemerintah Bali dan melihat dinamikanya.
3. Mengidentifikasi peranan sektor pertanian terhadap pemerataan pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi di Pemerintah Bali.
BAB 2
Pengukuran ketimpangan pendapatan antar daerah di Provinsi Bali dapat dilakukan dengan metode Indeks Williamsons (CVw) dengan rumus (Tambunan,
2003):
Dimana: CVw = Indeks ketimpangan daerah Williamson
fi = Jumlah penduduk di daerah ke-i (jiwa)
n = Penduduk total (jiwa)
= PDRB perkapita atas dasar harga konstan di daerah ke-i (rupiah)
= PDRB perkapita atas dasar harga konstan untuk propinsi (rupiah)
Untuk melihat peranan sektor pertanian terhadap ketimpangan pendapatan daerah dilakukan dengan cara menghitung ketimpangan pendapatan daerah tanpa memasukkan nilai PDRB sektor pertanian dalam perhitungan tersebut. Kemudian dibandingkan dengan besarnya tingkat ketimpangan dengan memasukkan PDRB sektor pertanian. Apabila setelah PDRB sektor pertanian dikeluarkan dari perhitungan ketimpangan semakin besar, maka artinya sektor pertanian berperan dalam mengurangi tingkat ketimpangan yang terjadi.
Secara umum kegiatan ekonomi Pemerintah pusat maupun daerah yang dihitung dalam PDRB dibagi menjadi Sembilan sektor, yaitu:
1. Sektor Pertanian, yang terdiri dari:
a) Subsektor tanaman pangan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan pada peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka mempertahankan swasembada pangan.
b) Subsektor tanaman perkebunan; pengembangan pada subsektor ini diarahkan untuk menunjang peningkatan produksi tanaman perkebunan terutama yang mudah dipasarkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan devisa negara dari hasil ekspor.
memenuhi gizi masyarakat.Subsektor kehutanan; kegiatan yang dilakukan meliputi pembangunan kayu, pengambilan hasil-hasil hutan dan perburuan binatang liar.
d) Subsektor perikanan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan untuk peningkatan produksi dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat
e) Subsektor perikanan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan untuk peningkatan produksi dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat
2. Sektor Pertambangan dan Galian
a) Subsektor tanpa migas, meliputi pengambilan dan persiapan pengolahan lanjutan benda padat, baik dibawah maupun pada permukaan bumi serta seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan memanfaatkan biji logam dan hasil tambang lainnya.
b) Subsektor penggalian, mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian batu-batuan, pasir besi, biji besi, biji perak serta komoditas barang tambang lainnya selain kegiatan yang tercakup yaitu penggalian batu-batuan, pasir, tanah, batu gunung, batu kali, batu kapur, batu koral, kerikil, dan batu marmer.
3. Sektor Industri Pengolahan Pembangunan pada bidang ini terutama diarahkan untuk industri pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan limbah pertanian, industri rumah tangga, baik di pedesaan maupun di perkotaan. penekanan pembangunan pada industri selain untuk meningkatkan produksi tapi juga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak
4. Sektor Listrik, Gas, dan Air minum, terdiri dari:
a) Subsektor listrik; meliputi pembangunan dan penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan oleh PLN maupun non PLN. Yang dimaksud non PLN adalah perusahaan listrik yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau perorangan.
b) Subsektor air minum; kegiatan ini meliputi proses pembersihan, pemurnian, dan proses kimia lain untuk menghasilkan air minum termasuk penyaluran melalui pipa baik pada rumah tangga, instansi pemerintah maupun swasta.
perombakan bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendugan, jaringan listrik, telekomunikasi, dan konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, yang terdiri dari:
a) Subsektor perdagangan besar dan eceran; subsektor perdagangan memainkan peranan penting dalam perekonomian Pemerintah Bali, karena mendorong pertumbuhan dan perkembangan produksi. Perdagangan mampu menjamin kelancaran pemasaran dan pembelian jasa dari konsumen ke produsen.
b) Subsektor perhotelan, kegiatan ini meliputi penyediaan akomodasi yang menggunakan sebahagian atau keseluruhan bangunan berupa tempat penginapan, baik yang terbuka untuk umum atau hanya sebahagian anggota kelompok organisasi tertentu. Termasuk pula aktivitas penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu penginapan, yang seluruh kegiatan tersebut berada dalam suatu kesatuan manajemen penginapan.
c) Subsektor restoran; kegiatan ini mencakup usaha penjualan untuk penyediaan makanan atau minuman, yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan, disuatau tempat tersendiri ataupun dijajakan.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, yang terdiri dari;
a) Subsektor angkutan darat, meliputi angkutan jalan raya jasa penunjang angkatan darat seperti parkir dan terminal. Akan tetapi yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas pada segala jenis angkutan jalan raya seperti angkutan bus, truk, becak dan angkot.
b) Subsektor angkutan laut, meliputi kegiatan pelayanan angkutan, pelayanan samudera, perairan pantai, sungai, dan jasa penumpang angkutan laut. Namun, yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas angkutan perairan pantai saja.
c) Subsektor komunikasi, meliputi kegiatan jasa komunikasi untuk umum seperti pengiriman surat, paket dan wesel yang diusahakan oleh Perum Pos dan Giro, pengiriman berita dengan menggunakan telepon, telex, dan telegram yang diusahakan oleh Perum Telekomunikasi.
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, yang terdiri dari:
rekening koran, membeli atau menjual surat-surat berharga, dan member
c) Subsektor persewaan dan jasa perusahaan, meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain seperti jasa hukum, jasa angkutan, jasa periklanan, jasa penyewaan mesin dan peralatan, jasa bangunan dan jasa arsitek. Tetapi yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada jasa hukum
1) Subsektor jasa sosial kemasyarakatan, meliputi jasa pendidikan dan pendidikan swasta mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, termasuk guru per orangan yang berusaha sendiri dan kursus-kursus. Jasa kesehatan mencakup segala lembaga kesehatan swasta yang berbentuk rumah sakit maupun poliklinik, jasa sosial lainnya yang mencakup panti asuhan, rumah ibadah dan sebagainya.
2) Subsektor kebudayaan dan hiburan, meliputi segala macam perusahaan dan lembaga swasta yang bergerak pada jasa hiburan, rekreasi serta kebudayaan seperti pembuatan dan disribusi film, usaha penyiaran film dan penyiaran radio swasta. Dari jenis kegiatan tersebut diatas, yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada kegiatan pemutaran film dan penyiaran radio swasta niaga. 3) Subsektor perorangan dan rumah tangga, meliputi jasa yang
BAB 3
Pembahasan
Analisis Besaran PDRB Bali Berdasarkan Harga Konstan
Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki pengaruh cukup besar bagi perekonomian di Indonesia. Perekonomian di Bali dikuasai oleh 3 sektor yang sangat mencolok yaitu perdagangan, pertanian dan jasa-jasa. Sektor perdagangan di Bali bukan hanya dikuasai oleh perdagangan domestic, namun juga banyak dipengaruhi oleh perdagangan mancanegara. Perdagangan hasil kerajinan bali keluar negeri juga mempunyai banyak pengaruh terhadap pendapatan domestic regional bruto di Provinsi Bali. Akan tetapi sebagai ikon wisata indonesia, Bali yang mempunyai wisata alam yang banyak menarik wisatawan domestic dan mancanegara memberikan pengaruh besar terhadap PDRB dalam sector hotel.
Tabel 2 PDRB berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000, tahun
Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Pertanian 5219408.22 5342525.44 5645784.85 5745218.98 5873306.31
Pertambangan dan Penggalian 140401.86 150065.76 157971.73 188664.53 208488.02
Industri Pengolahan 2451642.6 2625515.32 2768110.35 2936448.09 3027992.41
Listrik,Gas, dan Air Bersih 368482.37 391914.95 410371.98 438590.34 470830.61
Bangunan 946314.71 1057821.07 1067443.02 1146121.48 1263386.67
Perdagangan,Hotel, dan restoran
7533181.32 8148209.54 8656017.41 9209066.19 10005651.57
Pengangkutan dan Komunikasi 2652613.84 2870113.59 3016617.21 3190556.74 3380964.69
Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
1792600.34 1850585.81 1899187.64 2041019.6 2167882.16
Jasa-Jasa 3345240.44 3473574.06 3669441.42 3985000.25 4382171.61
Total 24449885.7 25910325.54 27290945.61 28880686.2 30780674.05
Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011
Dari table diatas dapat diketahui bahwa pendapatan terbesar pulau bali dari tahun 2007-2011 ada di sector perdagangan,hotel dan restoran. Ini dikarenakan provinsi bali sendiri terkenal sebagai salah satu kawasan wisata terkenal didunia. Penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan regional bruto daerah Bali adalah sector pertanian. Sebagai penarik sector pariwisata Di bali yaitu sector pertanian dan alam yang masih asri. Sebagai bagian dari Negara berkembang, pertanian juga
diangggap sebagai sektor penunjang yang positif dalam pembangunan ekonomi pada Negara berkembang seperti Indonesia dan daerah didalamnya.
Sektor yang memberikan sumbangan terkecil ke PDRB Provinsi Bali yaitu sector pertambangan dan penggalian.Sebagai daerah yang terdiri dari sedikit sumber daya alam berupa daerah galian,otomatis akan berdampak ke PDRB sector ini.Malahan di Bali tidak mempunyai daerah pertambangan minyak dan gas.Sektor terkecil kedua adalah sector listrik gas dan air bersih yang pendapatannya masih sangat kecil yang disebabkan persentase kepadatan penduduk di Provinsi Bali masih kecil.
Analisis Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali
Dari grafik di bawahdiketahui bahwa angka pertumbuhan PDRB provinsi Bali mengalami pertumbuhan yang tidak stabil. Angka pertumbuhan terbesar PDRB provinsi Bali ada antara tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar 7,75% dari total PDRB tahun 2009. Sedangkan pertumbuhan PDRB provinsi Bali yang paling kecil adalah ditahun 2009.Dimana pertumbuhannya hanya sebesar 4,62% dari total PDRB tahun 2008.
Gambar 1 Grafik Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Tahun 2007-2011
Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011
PDRB provinsi Bali adalah 6,37%.Angka ini merupakan angka pertumbuhan PDRB yang cukup besar bila dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia.
Tabel 3 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan 200 menurut lapangan usaha tahun 2007-2011
Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
Pertanian 2.21 2.36 5.68 1.76 2.23 2.85
Pertambangan dan Penggalian 3.89 6.88 5.27 19.43 10.51 11.73
Industri Pengolahan 8.46 7.09 5.43 6.08 3.12 4.88
Listrik,Gas, dan Air Bersih 7.3 6.36 4.71 6.88 7.35 6.31
Bangunan 6.09 11.78 0.91 7.37 7.88 5.39
Perdagangan,Hotel, dan restoran 8.15 8.16 6.23 6.39 8.65 7.09
Pengangkutan dan Komunikasi 10.86 8.2 5.1 5.77 5.97 5.61
Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
3.76 3.23 2.63 7.47 6.22 5.44
Jasa-Jasa 2.6 3.84 5.64 8.6 9.97 8.07
Total 5.92 6.43 4.62 7.75 6.88 6.37
Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011
Dari Tabel diatas dapat diketahui sector yang angka pertumbuhan jumlah pendapatnnya adalah sector pertambangan dan penggalian di tahun 2010 dengan pertumbuhan sebesar 19,43%.Akan tetapi angka pertumbuhan sector ini menurun drastic di tahun berikutnya. Untuk itu seharusnya pemerintah menjaga pertumbuhan pendapatan pada sector ini pada angka yang moderat. Pertumbuhan sektor yang terus mengalami kenaikan adalah sector jasa yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,6% pada tahun 2007 dan terus merangkak naik hingga mencapai angka 9,97% pada tahun 2011. Ini adalah tren positif yang disebabkan oleh pemerintah yang memberlakukan suatu kebijakan yang mendukung terhadap pertumbuhan positif sektor ini seperti memberikan pelayanan jasa secara optimal oleh pemerintah kepada masyarakat.
yang disebabkan adanya krisis ekonomi pada tahun 2008. Akan tetapi sector yang tidak terkena dampak dari krisis ekonomi tahun 2008 adalah sector pertanian dan jasa. Banyak pakar ekonom berpendapat bahwa sektor adalah sector yang sebenarnya memberikan tren positif terhadap suatu negara dan sedikit kemungkinan akan menyebabkan guncangan ekonomi dan ketimpangan pendapatan pada suatu negara dan daerah.
Analisis Ketimpangan antar Kabupaten di Provinsi Bali
Perhitungan ketimpangan pendapatan dalam penelitian ini menggunakan rumus atau formula yang diperkenalkan oleh Williamson (1965) yang sering disebut CV Williamson (CVw). Semakin besar nilainya, semakin besar tingkat ketimpangan pendapatan yang terjadi, begitu pula sebaliknya.Pada analisis kali ini menggunakan semua sector dan kemudian akan dibandingkan dengan sector lain seperti sector pertanian dan penggalian.
Tabel 4 Angka Ketimpangan Provinsi Bali berdasarkan Indeks Williamson
Tahun CVw
2007 0.296261227
2008 0.289957418
2009 0.280051887
2010 0.272229906
2011 0.276196518
Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011
pemerintah dapat mempertahankan penurunan angka ketimpangan ini dan diharapkan pemerintah menerapkan kebijakan yang dapat membuat angka CVw turun.
Analisis Sektor yang Berperan Terhadap Pengurangan Angka
Ketimpangan di Provinsi Bali
Dalam menganalisis peranan sektor pertanian terhadap ketimpangan pendapatan daerah, dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya Indeks Williamson yang memasukkan PDRB dari sektor pertanian (seluruh sektor) dalam perhitungan dengan besarnya Indeks Williamson tanpa memasukkan PDRB dari sektor pertanian. Selisih antara dua Indeks tersebut akan mencerminkan peranan sektor pertanian dalam mengurangi ketimpangan pendapatan di Provinsi Bali.
Tabel 5 Peranan sektor pertanian dalam mengurangi Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Bali Tahun 2000-2007
Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011
terdapat pendapatan dari sector pertanian akan menyebabkan ketimpangan antar daerah di provinsi Bali akan semakin membesar.
Tabel 6 Peranan sektor pertanian dalam mengurangi Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Bali Tahun 2000-2007
Tahun CVw Tanpa Sektor Penggalian
CVw dengan Sektor Penggalian
Besar PDRB Sektor Penggalian(dalam
juta)
2007 0.300149487 0.296261227 123502.31
2008 0.293803478 0.289957418 128872.92
2009 0.283834168 0.280051887 133150.94
2010 0.276024974 0.272229906 139770.04
2011 0.280229193 0.276196518 150046.69
Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011
BAB 4
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Angka pertumbuhan PDRB provinsi Bali mengalami pertumbuhan yang tidak stabil.Angka pertumbuhan terbesar PDRB provinsi Bali ada antara tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar 7,75% dari total PDRB tahun 2009.Sedangkan pertumbuhan PDRB provinsi Bali yang paling kecil adalah ditahun 2009.Dimana pertumbuhannya hanya sebesar 4,62% dari total PDRB tahun 2008. Penurunan drastis PDRB provinsi Bali pada tahun 2009 adalah dampak dari adanya krisis ekonomi yang menimpa dunia tahun 2008.
Sedangkan sektor yang memberikan sumbangan terkecil ke PDRB Provinsi Bali yaitu sector pertambangan dan penggalian.
3. Angka pertumbuhan rata-rata terbesar terdapat pada sector Penggalian dengan pertumbuhan rata-rata 11,73% dan pertambangan sedangkan angka pertumbuhan rata-rata terkecil terdapat pada sector pertanian dengan pertumbuhan rata-rata 2,85%.
4. Sector pertanian berperan besar dalam mengurangi ketimpangan di provinsi Bali. Ini ditunjukkan dari angka CVw dengan sector pertanian pada tahun 2007(0.296261227) lebih kecil dari angka CVw tanpa sector pertanian tahun 2007(0.446329909).
5. .Pengaruh sector penggalian terhadap pengurangan angka ketimpangan tetap ada(namun kecil) dan pengaruhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan pendapatan pada sector pertanian. Ini terlihat dari perbedaan setiap tahunnya yaitu antara 0.300149487(tanpa sektor penggalian) dengan 0.296261227(dengan sektor penggalian) pada tahun 2007 ataupun antara 0.280229193(tanpa sektor penggalian) dengan 0.276196518(dengan sektor penggalian) pada tahun 2011.
Saran
Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Sektor pertanian yang pertumbuhannya relatif kecil tapi mempunyai peran yang cukup besar dalam PDRB, dan penyerapan tenaga kerja diharapkan dapat lebih diperhatikan dalam peningkatannya, dan menjadi prioritas dalam pembangunan, agar dapat tetap menjadi leading sector di dalam
pemerintahan provinsi Bali.
2. Dinamika ketimpangan yang semakin menurun di provinsi Bali diharapkan dapat dipertahankan.Dan sebaiknya pemerintah daerah membuat suatu kebijakan yang dapat mengurangi angka ketimpangan di provinsi Bali. Dengan dinamika ketimpangan yang semakin menurun ditambah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi kemakmuran di provinsi Bali akan tercapai.
nilai tambah. Dengan begitu, peningkatan pertumbuhan ekonomi secara merata dapat berjalan sebagaimana mestinya di provinsi Bali.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik.2011. PDRB Kabupaten dan Kota Provinsi Bali
2007-2011.BPS Bali.Denpasar.
Naufal, Agus. 2010. Peranan Sektor Pertanian dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Ketimpangan Pendapatan di Pemerintah Aceh.Skrpsi S1 Program Sarjana Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Rambe , Raja I. M.2010. Disparitas produk domestik regional bruto (PDRB) antar Kabupaten / Kota di Propinsi Sumatera Utara. Tesis S2 Program Pasca Sarjana Perencanaan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Univesitas