• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM dalam "

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Perbandingan pendidikan islam seblum

dan sesudah kemerdekaan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Individu

Mata kuliah : sejarah pemikiran islam

Dosen pengampu: Dr. Muh.Idris Tunru,S.Ag.M.Ag

Disusun Oleh:

Fatmawati tegila (15.2.3.005)

Sem.V/P.A.I I

Program studi pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan

Institute Agama islam Negeri Manado

(2)

KATA PENGANTAR

ِ هاللَّ ِمْسِب

ِمي ِحهرلا ِنَمْحهرلا

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW , sahabat, keluarga dan insha Allah bercucuran kepada kita sebagai umatnya Amin . Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Pemikiran islam dengan tema “perbandingan pendidikan islam sebelum dan sesudah kemerdekaan“

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Studi Multikultural untuk mahasiswa ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Manado, 09 Oktober 2017

penulis

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar belakang masalah... iii

B.Rumusan masalah ... v

BAB 2 PEMBAHASAN A. Pendidikan Pada Masa Kerajaan Islam ... ……..1

1. Pendidikan pada Zaman Kolonial Belanda ... 4

2. Pendidikan jaman jepang……….. 7

3. Pendidikan islam pasca kemerdekaan...11

4. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam Di Indonesia………....12

5. Pendidikan Islam Pada Zaman Kemerdekaan I (1945-1965)...14

6. Keberadaan Pendidikan Islam……….16

7. Berbagai Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam………19

8. PendidikanIslam PadaMasa kemerdekaan II (1965-Sekarang)……...23

9. Perbandingan pemikiran pendidikan islam di Indonesiaseblum merdeka dan psca kemerdekaan ……….27

BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan ………..30

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan faktor penting yang mempunyai andil besar dalammemajukan suatu bangsa, bahkan peradaban manusia. Tujuan pendidikan itu merupakan tujuan dari negara itu sendiri. Pendidikan yang rendah dan berkualitas akan terus mengundang para penjajah, baik penjajahan secara fisik maupun non fisik, seperti penjajahan intelektual, pemikiran, ekonomi, sosial, politik dan agama. Hal ini senada dengan ungkapan “kebodohan bukanlah karena

penjajahan tetapi kebodohanlah yang mengundang penjajah”. Bangsa Indonesia merdeka setelah proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ialah terbebasnya suatu bangsa dari belenggu penjajahan. Bangsa yang sudah merdeka dapat leluasa mengatur laju bangsa dan pemerintahan untuk mencapai tujuannya. Benarkah demikian?

Mengamati perjalanan sejarah pendidikan Islam pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sungguh menarik dan memiliki proses yang amat panjang. Belanda yang menduduki Indonesia selama 3 ½ abad dan Jepang selama 3 1/ 2 tahun meninggalkan kesengsaraan, mental dan kondisi psikologis yang lemah. Dengan misi gold, glory dan gospelnya mereka mempengaruhi pemikiran dan iedeologi dengan doktrin-doktrin Barat.1

Itulah sekilas tentang pendidikan Islam pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Setelah merdeka, bangsa Indonesia merasa mampu menghirup angin segar di negerinya sendiri karena telah terlepas dari penjajahan.

Berbicara tentang pendidikan islam di Indonesia, sangatlah erat hubunganya dengan kedatangan Islam itu sendiri di Indonesia. Dalam konteks ini Mahmud Yunus mengatakan, bahwa sejarah pendidikan Islam sama tuanya dengan masuknya Islam di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pemeluk agama baru sudah barang tentu ingin mempelajari dan mengetahui lebih mendalam

(5)

tentang ajaran-ajaran Islam.Ingin pandai shalat, berdoa, dan membaca Ai-qur’an yang menyebabkan timbulnya proses belajar, meskipun dalam pengertian yang amat sederhana.Dari sini mulai timbul pendidikan Islam, dimana pada mulanya mereka belajar di rumah-rumah, langgar/surau, masjid dan kemudian berkembang menjadi pondok pesantren.Setelah itu baru timbul sistem madrasah yang teratur sebagaimana yang kenal sekarang ini.

Kendatipun pendidikan Islam dimulai sejak pertama Islam itu sendiri menancapkan dirinya di Kepulauan Nusantara, namun secara pasti tidak dapat diketahui bagaimana cara pendidikan pada masa permulaan Islam di Indonesia, tentang buku yang dipakai, pengelola dan sistem pendidikan. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan yang terbatas.Yang dapat dipastikan, pendidikan Islam waktu itu telah ada, tetapi dalam bentuk yang sangat sederhana.

Demikian pula halnya dengan peranan pendidikan Islam, di kalangan umat Islam merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita untuk melestarikan dan mentransformasikan ajaran Islam kepada pribadi dan generasi penerus, sehingga nilai-nilai religius yang dicita-citakan dapat berfungsi dan berkembang dalam masyrakat dari waktu ke waktu.

Bagi Indonesia, sebagian tanggung jawab menurut asumsi diatas terletak di pundak lembaga pendidikan Islam yang sekaligus sebagai bagian dari sistem pandidikan nasional.Secara ideal, pendidikan Islam menghantarkan manusia mencapai keseimbangan pribadi secara menyeluruh, hal ini dapat dilakukan melal

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas ditarik rumasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah2pemikiran pendidikan islam di Indonesia sebelum kemerdekaan?

2. Bagaimana pendidikan islam pasca kemerdekaan?

3. Bagaimana Perbandingan sejarah pemikiran pendidikan islam sebelum dan sesudahkemerdekaan ?

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendidikan Zaman Kerajaan Islam

Dilaporkan oleh Ibn Batutah dalam bukunya Rihlah Ibn Batutah bahwa ketika ia berkunjung ke Samudra Pasai pada tahun 1354 ia mengikuti raja mengatakan halaqah setelah solat Jum’at sampai waktu Ashar. Dari kerajaan itu

diduga kerajaan Samudra Pasai ketika itu sudah menjadi pusat agama Islam dan tempat berkumpul ulama-ulama dari berbagai negara Islam untuk berdiskusi masalah keagamaan dan keduniaan sekaligus.

Dengan demikian Samudra Pasai merupakan tempat studi Islam yang paling tua yang dilakukan oleh sebuah kerajaan. Sementara itu untuk keluar kerajaan,

halaqah ajaran Islam diduga sudah dilakukan oleh koloni-koloni tempat pedagang Islam berdatangan di pelabuhan-pelabuhan. Proses halaqah ini dilakukan di masjid istana bagi anak-anak pembesar negara, di masjid-masjid lain, mengaji di rumah-rumah guru dan di surau-surau untuk masyarakat umum. Dari halaqah-halaqah seperti ini yang nantinya akan menjadi lembaga pendidikan Islam.

Yang setelah merosotnya kerajaan Samudra Pasai dilanjutkan dengan kerjaan Islam lain yaitu kerajaan yang berada di Malaka.Selain terdiri dari

halaqah-halaqah yang berada di masjid, surau dan juga dirumah para guru mengaji, Istana juga sebagai tempat untuk mudzakarah masalah-masalah ilmu pengetahuan dan sebagai perpustakaan kitab-kitab, terutama kitab keislaman. (Abdullah Ishak)Mata pelajaran yang diajarkan di lembaga-lembaga Islam saat itu dibagi menjadi dua tingkatan:

a. Tingkat dasar terdiri dari pelajaran memabaca, menulis bahasa Arab,pengajianAl-Qur’an dan ibadah praktis3

b. Tingkatan yang lebih tinggi dengan materi-materi ilmu fiqh, tasawuf,ilmu kalam dan sebagainya

3

Musrifah Sunanto. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

(7)

Banyak ulama manca negara yang datang ke Malaka dari Afganistan, Malabar, Hindustan, terutama dari Arab yang mengambil peran sebagai penyebar Islam pada waktu itu. Diceritakan, dari Jawa, Sunan Bonang dan Sunan Giri pernah menuntut ilmu ke Malaka, kemudian setelah selasai belajar dari sana, mereka mendirikan tempat pendidikan Islam di negeri masing-masing.

Tidak kalah penting dengan Samudra Pasai, pada kerajaan Aceh Darussalam, tepatnya pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda juaga sangat meperhatikan pengembangan agama dengan mendirikan masjid-masjid seperti masjid Bait al-Rahman di Banda Aceh dan pusat-pusat pendidikan yang disebut

Dayah. Sultan mengambil ulama sebagai penasehatnya yang terkenal diantaranya Syamsuddin Sumatrani. Tradisi ini dilanjutkan oleh sultan-sultan selanjutnya sehingga di Aceh terdapat ulama-ulama terkenal yang sangat berjasa menyebarkan pengetahuan Islam di Asia Tenggara.

Para ulama besar ini banyak berjasa mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang kemudian berkembang menjadi seperti perguruan tinggi. Nuruddin Al-Raniri dan Abdul Rauf Singkel termasuk ulama-ulama yang menjadi guru pada waktu itu. Salah satu penuntut ilmu saat itu adalah Syekh Burhanuddin yang berasal dari Ulakan Pariaman, Minangkabau yang kemudian mendirikan pendidikan Islam yang disebut Surau.4

Pendidikan Islam mengalami kemajuan pesat setelah para ulama mengarang buku-buku pelajaran keislaman menggunakan bahasa Melayu seperti karya-karya Hamzah Fansuri, Nuruddin Al-Raniri, Abd. Rauf Singkel di Aceh. Hal ini terjadi setelah banyak orang-orang Indonesia yang belajar ke Arab dan menjadi ulama terkenal setelah kembali ke negeri asalnya. Di Minangkabau lembaga pendidikan disebut Surau yang dipelopori oleh Syekh Burhanuddin (1641-1691) setelah kembali menuntut ilmu keislaman kepada Abd Rauf Singgkel di Kutaraja, Aceh.

Di Jawa lembaga pendidikan disebut pesantren, yang berasal dari bahasa Tamil Santri yang berarti guru ngaji. Sementara pendapat C. C. Berg mengatakan pesantren berasal dari kata India shastri berarti orang yang mengetahui buku-buku

4

(8)

suci agama Hindu. Menurut sumber lokal, lembaga pendidikan Islam pertama di Jawa adalah pesantren Giri dan pesantren Gresik di Jawa Timur. Pesantren Gresik didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim. Terdapat juga pendidikan Islam di Ampel Surabaya, dibangau oleh Raden Rahmat. Berawal dari Giri dan Ampel pada berikutnya semakin banyak pusat-pusat pendidikan Islam di Jawa seperti Tembayat, Prawoto (Demak), dan Gunung Jati Cirebon.

Di kerajaan Islam Banjar Kalimantan Selatan, lembaga pendidikan Islam pertama disebut langgar yang dipelopori oleh Seykh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Di Sulawesi adalah raja Gowa XIV, Sultan Alauddin yang pertama mendirikan masjid di Bantalu yang berfungsi sebagai tempat shalat, pusat pengajian, pendidikan dan pengajaran Islam. Yang bertindak sebagai guru adalah Dato Ri Bandang dibantu oleh Dato Patimang dan Dato Ri Tiro yang diduga semuanya dari Minangkabau.

Di Jawa setelah berdirinya kerajaan Demak pendidikan Islam semakin maju karena ada pemerintahan yang menyelenggarakannya dan pembesar-pembesar Islam yang membelanya. Pada tahun 1476 di Bintoro dibentuk organisasi

Bayankare Islah (angkatan pelopor perbaikan) untuk mempergiat usaha pendidikan dan pengajaran Islam.

Kemudian pusat kerajaan pindah ke Mataram tahun 1586. Pada Zaman Sultan Agung Mataram (1613) sesudah mempersatukan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun 1630, Ia mempergiat pertanian dan pedagangan. Kemudian pada masa kerajaan Kartasura ( tahun 1700) ada beberapa pesantren besar dijadikan perdikan yaitu deberikan tanah, sawah dan tempat tinggal sebagai hak milik turun temurun yang dibebaskan dari membayar pajak. Tanah itu disebut tanah Mutihan. Namun sayang pada tahun 1916-1917 semua perdikan dihapuskan oleh Belanda dijadikan tanah Gubernemen.

B. Pendidikan Zaman Kolonial Belanda

(9)

Secara umum sistem pendidikan pada masa VOC dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pendidikan Dasar

Berdasar peraturan tahun 1778, dibagi kedalam 3 kelas berdasar rankingnya. Kelas 1 (tertinggi) diberi pelajaran membaca, menulis, agama, menyanyi dan berhitung. Kelas 2 mata pelajarannya tidak termasuk berhitung. Sedangkan kelas 3 (terendah) materi pelajaran fokus pada alphabet dan mengeja kata-kata. Proses kenaikan kelas tidak jelas disebutkan, hanya didasarkan pada kemampuan secara individual. Pendidikan dasar ini berupaya untuk mendidik para murid-muridnya dengan budi pekerti. Contoh pendidikan5dasar ini antara lain Batavische school (Sekolah Betawi, berdiri tahun 1622); Burgerschool (Sekolah Warga-negara, berdiri tahun 1630); Dll.

2. Sekolah Latin

Diawali dengan sistem numpang-tinggal (in de kost) di rumah pendeta tahun 1642. Sesuai namanya, selain bahasa Belanda dan materi agama, mata pelajaran utamanya adalah bahasa Latin. Setelah mengalami buka-tutup,akhirnya sekolah ini secara permanent ditutuptahun 1670.

3. Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)6

Sekolah untuk mendidik calon-calon pendeta, yang didirikan pertamakali oleh Gubernur Jenderal van Imhoff tahun 1745 di Jakarta.Sekolah dibagimenjadi 4 kelas secara berjenjang. Kelas 1 belajarmembaca, menulis, bahasa Belanda, Melayu dan Portugis serta materi dasar-dasar agama. Kelas 2 pelajarannya ditambah bahasa Latin. Kelas 3 ditambah materi bahasa Yunani dan Yahudi, filsafat, Sejarah, Arkeologi dan lainnya. Untuk kelas 4 materinya pendalaman yang diasuh langsung oleh kepala sekolahnya. Sistem pendidikannya asrama dengan durasi studi 5,5 jam sehari dan Sekolah ini hanya bertahan selama 10 tahun.

4. Academie der Marine (Akademi Pelayaran)

5

Muhammad Rifai. Sejarah Pendidikan Nasional. (Jog jakarta: Ar-ruzzmedia, 2011) h.

59-60

6

(10)

Berdiri tahun 1743, dimaksudkan untuk mendidik calon perwira pelayaran dengan lama studi 6 tahun. Materi pelajarannya meliputi Matematika, Bahasa Latin, Bahasa Ketimuran (Melayu, Malabar dan Persia), Navigasi, Menulis, Menggambar, Agama, Keterampilan naik Kuda, Anggar, dan Dansa. Tetapi akhirnya Akademi pelayaran ditutup tahun 1755.

5. Sekolah Cina

173 didirikan untuk keturunan Cina yang miskin, tetapi sempat vakum karena peristiwa de Chineezenmoord (pembunuhan Cina) tahun 1740. selanjutnya, sekolah ini berdiri kembali secara swadaya dari masyarakat keturunan Cina sekitar tahun 1753 dan 1787.

6. Pendidikan IslamPendidikan untuk komunitas muslim relatif telah mapan melalui lembaga-lembaga yang secara tradisional telah berkembang dan mengakar sejak proses7 awal masuknya Islam ke Indonesia. VOC tidak ikut campur mengurusi atau mengaturnya.8

Pada akhir abad ke-18, setelah VOC mengalami kebangkrutan, kekuasaan Hindia Belanda akhirnya diserahkan kepada pemerintah kerajaan Belanda langsung. Pada masa ini, pendidikan mulai memperoleh perhatian relatif maju dari sebelumnya. Beberapa prinsip yang oleh pemerintah Belanda diambil sebagai dasar kebijakannya di bidang pendidikan antara lain: Menjaga jarak atau tidak memihak salah satu agama tertentu; Memperhatikan keselarasan dengan lingkungan sehingga anak didik kelak mampu mandiri atau mencari penghidupan guna mendukung kepentingan kolonial; Sistem pendidikan diatur menurut pembedaan lapisan sosial, khususnya yang ada di JawaPendidikan diukur dan diarahkan untuk melahirkan kelas elit masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung supremasi politik dan ekonomi pemerintah kolonial. Jadi

7

http://khairuddinhsb.blogspot.com./pendidikan-di-zaman-belanda.html diakses 18 oktober

2017

8

http://peziarah.wordpress.com.pendidikan-di-zaman-penjajahan-belanda.diaksess18

(11)

secara tidak langsung, Belanda telah memanfaatkan kelas aristokrat pribumi untuk melanggengkan status quo kekuasaan kolonial di Indonesia.

Perkembangan pendidikan di Indonesia mendapati tahapan barunya menjadi lebih progresif ketika memasuki tahun 1900, yakni era Ratu Juliana berkuasa di kerajaan Belanda. Van Deventer yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda menerapkan politik etis (Etische Politiek) pada tahun 1899 dengan motto

“de Eereschuld” (hutang kehormatan) dan slogan “Educatie, Irigatie, Emigratie”.

Prinsip-prinsip atau arah etis (etische koers) yang diterapkan di bidang pendidikan pada masa ini adalah9

1. Pendidikan dan pengetahuan Barat diterapkan sebanyakmungkin bagiPribumi.Bahasa Belanda diupayakan menjadi bahasa pengantar pendidikan;

2. Pendidikan rendah bagi pribumi disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sistem pendidikan pada masa ini belum lepas dari pola stratifikasi sosial yang telah ada, dan beroleh pengesahan legal sejak tahun 1848 dari penguasa kolonial. Dalam stratifikasi resmi tersebut dinyatakan bahwa penduduk dibagi kedalam(empat) golongan:

a. Golongan Eropa;

b. Golongan yang dipersamakan dengan Eropa; c. Golongan Bumiputera; dan

d. Golongan yang dipersamakan dengan Bumiputera.

Tahun 1920, rumusan ini mengalami revisi menjadi sepertberikut ini: a. Golongan Eropa;

b. Golongan Bumiputera; dan

c. Golongan Timur Asing. Perlu dicatat bahwa untuk golonganpribumi (bumiputera), secara sosial terstratifikasi sebagaiberikut:

1) Golongan bangsawan (aristokrat) dan pemimpin adat; 2) Pemimpin agama (Ulama); dan

3) Rakyat biasa.

9

(12)

Telah disebutkan diatas bahwa pendidikan pada masa Belanda sangat diskriminatif sebagaimana10 kemudian Belanda mengeluarkan peraturan untuk memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak diizinkan yang disebut dengan Ordonansi sekolah liar.

Secara umum, sistem pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda sejak diterapkannya Politik Etis dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan pengantarBahasa Belanda

(ELS, HCS, HIS), sekolah denganpengantarbahasa daerah (IS, VS, VgS), dan sekolah peralihan.

2. Pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum (MULO,HBS, AMS) dan pendidikan kejuruan.

3. Pendidikan tinggi.11

C. Pendidikan Zaman Jepang

Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun.Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversinama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa HindiaBelanda.

2. Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.

3. Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasionalantara lain di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, danpertanian.

4. Pendidikan Tinggi.Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawalinya dengan menawarkan konsep Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas

10

Musyrifah Sunanto Sejarah Peradaban Islam Indonesia. h. 63

(13)

Mansur pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan setelah kegagalan the Triple Movement yang tidak menyertakan wakil tokoh pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib serupa setahun kemudian. Pasca ini, Jepang tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai penasehat bidang pendidikan mereka. Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini dilatarbelakangi pengalaman kegagalan sistem pendidikan mereka di Manchuria dan China yang menerapkan sistem Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di Indonesia mereka mencobakan format pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Sekalipun patut dicatat bahwa pada menjelang akhir masa pendudukannya, ada indikasi kuat Jepang untuk menerapkan sistem Nipponize kembali, yakni dengan dikerahkannya Sendenbu (propagator Jepang) untuk menanamkan ideologi yang diharapkan dapat menghancurkan ideologi Indonesia Raya.

Jepang juga memandang perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan tersebut antara lain:

1. Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu;

2. Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang; 3. Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;

4. Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta 5. Olaharaga dan nyanyian Jepang

Sementara untuk pembinaan kesiswaan, Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa aktivitas berikut ini:

1. Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;

2. Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat KaisarJepang, Tenno Heika setiap pagi;

3. Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada cita-cita Asia Raya;

(14)

6. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan.Bahasa Jepang menjadi bahasa yang juga wajib diajarkan

Setelah menguasai Indonesia, Jepang menginstruksikan ditutupnya sekolah-sekolah berbahasa Belanda, pelarangan materi tentang Belanda dan bahasa-bahasa Eropa lainnya12. Termasuk yang harus ditutup13 adalah HCS, sehingga memaksa peranakan China kembali ke sekolah-sekolah berbahasa Mandarin di bawah koordinasi Hua-Chino Tsung Hui, yang berimplikasi pada adanya proses resinification (penyadaran dan penegasan identitas sebagai keturunan bangsa China). Kondisi ini antara lain memaksa para guru untuk mentranslasikan buku-buku berbahasa asing kedalam Bahasa Indonesia untuk kepentingan proses pembelajaran. Selanjutnya sekolah-sekolah yang bertipe akademis diganti dengan sekolah-sekolah yang bertipe vokasi. Jepang juga melarang pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan dan untuk kepentingan kontrol, maka sekolah swasta harus mengajukan izin ulang untuk dapat beroperasi kembali. Taman Siswa misalnya terpaksa harus mengubah Taman Dewasa menjadi Taman Tani, sementara Taman Guru dan Taman Madya tetap tutup. Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kemunduran yang luar biasa bagi dunia pendidikan dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi pendidikan lainnya.

Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan antara lain:

1. Mengubah Kantoor Voor Islamistische Zaken pada masa Belandayang dipimpin kaum orientalis menjadi Shumubu yang dipimpin tokoh Islam sendiri,yakni K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah dibentukSumuka; 2. Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan

pemerintahJepang;

3. Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkanlatihan dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinanK.H. Zainal Arifin;

12

Muhammad Rifai. Sejarah Pendidikan Nasional. (Jogjakarta: AR-RUZZMEDIA, 2011)

h. 87

13

Muhammad Rifai. Sejarah Pendidikan Nasional. (Jogjakarta: AR-RUZZMEDIA, 2011)

(15)

4. Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawahasuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta;

5. Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisanPembela Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNIdi zaman kemerdekaan; dan

6. Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi,sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU. Lepas dari tujuan semula Jepang memfasilitasi berbagai aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya setelah tercapainya kemerdekaan

D. Pendidikan Islam pasca kemerdekan

Istilah pendidikan Islam dapat dipahami dari tiga sudut pandang. pertama, pendidikan agama islam. kedua, pendidikan dalam Islam. ketiga, pendidikan menurut Islam. dari kerangka akademi ketiga sudut pandang tersebut harus dibedakan dengan tegas karena ketiganya akan melahirkan disiplin ilmu sendiri-sendiri.

Agama Islam menunjukkan kepada proses operasional dalam usaha pendidikan ajaran-ajaran agama Islam. Pendidikan ini kelak menjadi bahan kajian

dalam “ilmu pendidikan Islam teoritis”. Sedangkan pendidikan dalam Islam

bersifat sosio-historis dan menjadi bahan kajian dalam “sejarah pendidikan

Islam”. selanjutnya pendidikan menurut Islam bersifat normative dan menjadi

bahan kajian dalam “filsafatpendidikan Islam”. Berkaitan dengan ketiga konsep

tersebut maka pendidikan Islam yang dimaksud dalam makalah ini adalah konsep yang pertama.

(16)

kepribadian muslim. Selanjutnya Musthafa al-Ghulayani berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak mereka kembali14 menjadi salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwanya dan mewujudkan keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja bagi kemamfaatan tanah air.

E. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam Di Indonesia

Pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia memiliki dasar yang cukup kuat, diantaranya dasar yuridis/hukum, religius, social psychologist. Ketiga dasar ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dasar Yuridis/HukumPelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia\

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang secara langsung maupun tidak, dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan Islam di lembaga-lembaga pendidikan formal. Adapun dasar yuridis pelaksanaan pendidikan tersebut adalah: Dasar ideal yakni falsafah Negara yaitu Pancasila; dengan sila pertamanya; Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia memilliki kepercayaan dak ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan untuk merealisasikan hal tersebut maka diperlukan pendidikan agama, karena tanpa pelaksanaan pendidikan tersebut, ketakwaan kepada Tuhan sulit untuk terwujud.Di samping itu dasar pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia, adalah UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2, berbunyi: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan ditiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaanya.Berbagai peraturan perundangan lainnya No.4/1950 jo. No.12/1954 dan peraturan pelaksanaanya oleh Menteri PP dan K tentang pelaksanaan pendidikan agama di sekolah rakyat. Negeri, di samping berbagai peraturan yang mengatur lembaga-lembaga pendidikan Islam oleh Menteri Agama bersama Menteri PP dan K serta Menteti Dalam Negeri , No 6

14

Musrifah Sunanto. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

(17)

tahun 1976, No. 037/U/1975 dan No. 36 tahun 1957 yang melahirkan kurikulum tahun 1976 untuk madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.Selanjutnya dijelaskan pula dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989, bab 1 pasal 11 ayat 7, bahwa pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama agama yang bersangkutan.

2. Dasar Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius disini adalah dasar-dasar yang bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits tentang perintah pelaksanaan pendidikan yang merupakan perintah dari Allah dan merupakan ibadah kepada-Nya. Di antaranya tertera dalam surat al-Nahl; 125.

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.dan mereka orang-orang yang beruntung”.(Q.S Ali-Imran: 104).

“ tiap-tiap anak itu dalam keadaan suci (fitrah) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani, dan Majusi” (HR. Baihaqi)

Di antara ayat dan hadits di atas memberikan pengertian, bahwa dalam ajaran Islam ada perintah untuk mendidik, baik dalam keluarga maupun pada orang lain dan tanggung jawab pendidikan itu bukan saja terletak pada orang tua, namun masyarakat dan pemerintah ikut berperan dalam proses pendidikan.

3. Dasar social psychologis

(18)

F. Pendidikan Islam Pada Zaman Kemerdekaan I (1945-1965)

Setalah Indonesia merdeka, penyelenggaraan pendidikan agama mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah Negeri maupun Swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasioanal Pusat (BPKNP) tanggal 27 desember 1945, yang menyebutkan bahwa: Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelatayang sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan nyata berupa tuntutan dan bantuan material dari pemerintah.

Sementara itu bila membicarakan organisasi Islam dan kegiatan pendidikan, sudah tentu tidak bisa terlepas dari membicarakan bentuk, sistem dan cita-cita bangsa Indonesia yang sekian lama. Dasar Negara yang telah disepakati bersama saat mandirikan Negara adalah Pancasila, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 inilah yang disajikan pangkal tolak pengelolaan15 Negara dalam membangun Bangsa Indonesia.

Meskipun Indonesia baru memproklamirkan kemerdekaanya dan tengah menghadapi revolusi fisik, pemerintah Indonesia sudah bebenah terutama memperhatikan masalah pendidikan yang dianggap cukup vital dan untuk itu dibentuklah Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K).dengan terbentuknya kementrian Pendidikan pengajaran dan Kebudayaan tersebut, maka diadakanlah berbagai usaha terutama sistem pendidikan dan menyelesaikannya dengan keadaan yang baru.

Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PPdan K) pertama KiHajar Dewantara mengeluarkan Instruksi Umum yang isinya memerintahkan pada semua kepala-kepala sekolah dan guru-guru, yaitu: Mengibarkan Sang Merah Putih tiap-tiap hari di halaman sekolah; Melagukan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;Menghentikan pengibaran bendera jepang dan menghapuskan

15

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indoneia; Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

(19)

nyanyian Kimogoya lagu Kebangsaan Jepang; Menghapuskan pelajaran Bahasa Jepang; serta segala ucapan yang berasal dari pemerintah Bala Tentara Jepang.

Memberi semangat Kebangsaan kepada semua murid-muridnya.Seirama dengan perjalanan sejarah bangsa dan Negara Indonesia sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang, maka kebijakan Pendidikan di Indonesia termasuk didalamnya Pendidikan Islam memang mengalami pasang surut, serta kurung waktu tertentu, yang ditandai dengan peristiwa-peristiwa penting dan tonggak sejarah sebagai pengingat.

Oleh karena itu, perjalanan sejarah Pendidikan Islam di Indonesia semenjak Indonesia merdeka sampai tahun 1965 yang lebih dikenal dengan masa Orde Lama (Orla), akan berbeda dengan tahun 1965 sampai sekarangyang lebih dikenal Orde Baru sampai sekarang.Tindakan pertama diambil pemerintah Indonesia ialah menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan dan aspirasi rakyat, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 yang berbunyi:

1. Tiap -tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.

2. Pemerintah mengusahakan suatu sistem pengajaran nasional yangdiatur dengan undang-undang.Pada periode Orde Lama (Orla) ini, berbagai peristiwa dialami oleh bangsa Indonesia dalam dunia pendidikan, yaitu: a. Dari tahun 1945-1950 Landasan Idiil pendidikan ialah UUD 1945

danfalsafah Pancasila.

b. Pada permulaan tahun 1949 dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dinegara bagian Timur dianut suatu sistempendidikan yang diwarisi dari zaman pemerintah belanda.

c. Pada tanggal 17 Agustus 1950, dengan terbentuknya kembali NegaraKesatuan RI, Landasan Idiil UUDS RI.

d. Pada tahun 1959 Presiden mendekritkan RI kembali ke UUF 1945 dan meetapkan Manife Politik RI menjadi Haluan Negara. Dibidang pendidikan ditetapkan Sapta Usaha Tama dan Panca Wardana.

(20)

konsekwen.Inilah bentuk perjalanan sejarah Pendidikan Islam di Indonesia padaawal kemerdekaan dan Orde Lama.16

G. Keberadaan Pendidikan Islam

Di tengah-tengah berkobarnya revolusi fisik, pemerintah RI tetap membina pendidikan agama.Pembinaan Pendidikan agama tersebut secara formal institusional dipercayakan kepada Departemen Agama dan Departemen Pendidikan dan kebudayaan.Oleh karena itu dikeluarkanlah peraturan-peraturan bersama antara kedua Departemen tersebut untuk mengelola pendidikan agama di sekolah-sekolah umum baik negeri meupun swasta.

Khusus untuk mengelola pendidikan agama yang diberikan di sekolah-sekolah umum tersebut, maka pada bulan Desember 1946, dikelurkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Mentari PP dan K dengan Menteri Agama, yang mengatur pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah-sekolah umum (negeri dan swasta), yang berada di bawah Kementerian PP dan K.

Maka sejak itulah terjadi semacam dualisme pendidikan di Indoneseia, yaitu Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum.Di satu pihak Departemen Agama mengelola semua jenis pendidikan agama baik di sekolah-sekolah agama maupun di sekolah -sekolah umum. Dan di lain pihak Departemen Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mengelola pendidikan pada umumnya dan mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan sistem Pendidikan Nasional.

Selanjutnya Pendidikan Agama ini diatur secara khusus dalam UU Nomor 4 Tahun 1950 pada Bab XII pasal 20, yaitu:

1. Dalam sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tuamurid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.

2. Cara penyelanggaraan pengajaran agama di sekolah- sekolah negeri diatur dalam peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayan, bersama – sama denga Menteri Agama. Sementara itu pada Peraruran Bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama Nomor; 1432/kab.

16

Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan Islam; Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era

(21)

Tanggal 20 januari 1951 (pendidikan), Nomor K 1/652 tanggal 20 januari (Agama), diatur tenyang Peraturan Pendidikan Agama di sekolah-sekolah, yaitu;

a. Pasal 1: Di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan (umum dan kejurun) diberi pendidikan agama.

b. Pasal 2:Di sekolah-sekolah rendah pendidikan agama dimulai pada kelas 4;banyaknya 2 jam dalam satu minggu.Di lingkungan yang istimewa, Pendidikan Agama dapat dimulai pada kelas 1, dan jamnya dapat di tambah menurut kebutuhan.

c. Pasal 3: Di sekolah-sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkatan atas, baik sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah kejuruan, diberi pendidikan agama 2 jam dalam tiap-tiap minggu.

d. Pasal 4:Pendidikan agama diberikan menurut agama murid masing-masing.Pendidikan agama baru diberikan pada sesuatu kelas yangmempunyai murid sekurang-kurangnya 10 orang, yang menganut suatu macam agama. Murid dalam suatu kelas yang memeluk agama lain dari pada agama yangsedang diajarkan pada suatu waktu, boleh meninggalkan kelasnya selamapelajaran itu.

Dalam bidang kurikulum pendidikan agama diusahakan penyempurnaan-penyempurnaan, dalam hal ini telah di bentuk suatu kepanitiaan yang dipimpin oleh KH.Imam Zarkasyi dari pondok Gontor Ponogoro.Kurikulum tersebut disahkan oleh menteri Agama pada tahun 1952.

Dalam ketatanegaraan RI dinyatakan bahwa Negara berdasarkan UUD 1945.Kedaulatan di tangan rakyat yaitu di tangan MPR.Sebelumnya di bentuknya MPR menurut UUD 1945, di Indonesia pernah dibentuk MPRS (Sementara) pada tahun 1959.

(22)

Dalam hubungan ini Kementerian Agama telah mencanangkan rencana-rencana program pendidikan yang akan dilaksanakan dengan menunjukan jenis-jenis pendidikan serta pengajaran Islam sebagai berikut:

1) Pesantren Indonesia Klasik, semacam sekolah swasta keagamaan yang menyediakan asrama, yang sejauh mungkin memberikan pendidikan yang bersifat pribadi, sebelumnya terbatas pada pengajaran keagamaan serta pelaksanaan ibadah.

2) Madrasah Diniyah, yaitu sekolah-sekolah yang memberikan pengajaran tambahan bagi murid sekolah negeri yang berusia 7 sampai 20.

3) Madrasah-madrasah swasta, yaitu pesantren yang dikelola secara modern, yang bersamaan dengan pengajaran agama juga diberikan pelajaran umum. Tujuannya adalah menyediakan 60%-65% dari jadwal waktu untuk mata pelajaran umum, dan 35%-40% untuk mata pelajaran agama.

4) Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), yaitu Sekolah Dasar Negeri enam tahundi mana perbandingan umum kira-kira 1:2 pendidikan lanjutan dapat diikutipada MTsN murid-murid dapat mengikuti pendidikan keterampilan,misalnya pendidikan Guru Agama untuk sekolah dasar Negeri, setelahnya dapat diikuti latihan lanjutan dua tahun menyelesaikan Kursus Guru Agama untuk sekolah menengah.

5) Suatu percobaan baru telah ditambahkan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 6 tahun, dengan menambahkan kursus selama dua tahun, yang memberikan latihan keterampilan sederhana.

6) Pendidikan Teologi tertinggi, pada tingkat Universitas diberikan sejak tahun 1960 pada IAIN. IAIN ini dimulai dengan dua bagian atau dua Fakultas di Yogyakartadan dua Fakultas di Jakarta.

H. Berbagai Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia Dalam BidangPendidikan Agama Islam.

(23)

Belanda/Sekutu. Hal ini berarti memberikan fatwa kepastian hukum terhadap perjuangan umat Islam.Pahlawan perang berarti pahlawan jihad yang berkategori sebagai syuhada perang. Isi fatwa tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kemerdekaan Indonesia (17-8-1945) wajib dipertahankan.

2. Pemerintah RI adalah satu-satunya yang sah yang wajib dibela dandiselamatkan.

3. Musuh-musuh RI (Belanda/sekutu), pasti akan menjajah kembalibangsa Indonesia. Karena itu wajib mengangkat senjata menghadapimereka.17

4. Kewajiban- kewajiban tersebut adalah fi sabilillah.

Pada bulan Desember 1946 dikeluarkan peraturan bersama dua Menteri agama dan Menteri Pendidikan dan Pengajaran yang menetapkan bahwa pendidikan agama diberikan mulai kelas IV SR (Sekolah Rakyar = Sekolah Dasar) sampai kelas VI. Pada masa itu keadaan keamanan di Indonesia belum dapat berjalan denga semestinya. Daerah- daerah di luar jawa masih banyak yang memberikan agama mulai kelas 1 SR. pemerintah membentuk Majelis Pertimbangan Pengajaran Agama Islam pada tahun 1947, yang di pimpin oleh Ki Hajar Dewantara dari Departemen PP & k dan prof. Drs. Abdullah Sigit dari Departemen Agama. Tugasnya ikut mengatur pelaksanaan dan menteri pengajaran agama yang diberikan di sekolah umum.

Pada tahun 1950 di mana kedaulatan Indonesia telah pulih untuk seluruh Indonesia, maka rencana pendidikan agama untuk seluruh wilayah Indonesia, makin disempurnakan dengan dibentuknya panitia bersama yang dipimpin prof. Mahmud Yunus dari Departemen Agama Mr. Hadi dari Departemen P & K, hasil dari panitia itu adalah SKB yang dikeluakan pada bulan Januari 1951. Isinya ialah:

1. Pendidikan agama yang diberikan mulai kelas IV Sekolah Rakyat (SekolahDasar )

2. Di daerah-daerah yang masyarakat agamanya kuat (misalnya, diSumatera, Kalimantan, dan lain-lain), maka pendidikan agamadiberikan mulai kelas I

17

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indoneia; Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

(24)

SR dengan catatan bahwa pengetahuanumumnya tidak boleh berkurang dibandingkan dengan sekolah lainyang pendidikan agamanya diberikan mulai kelas IV.

3. Di sekolah Lanjutan Pertama dan Tingkat Atas (umum dan kejuruan)diberikan pendidikan agama sebanyak 2 jamseminggu.

4. Pendidikan agama diberikan kepada murid-murid sedikitnya 10 orang dalam satu kelas dan mendapat izin dari orang tua/walinya.

5. Pengangkatan guru agama, biaya pendidikan agama, dan materipendidikan agama ditanggung oleh Departemen Agama.

Pada tahun 1966 MPRS bersaing lagi.Suasana pada waktu itu ialah membersihkan sisa-sisa mental G-30-S/PKI.Dalam keputusannya di bidang pendidikan agama telah mengalami kemajuan yaitu dengan menghilangkan kalimat terakhir dari keputusan yang terdahulu. Dengan demikian maka sejak tahun 1966 pendidikan agama menjadi hak wajib mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi Umum Negeri de seluruh Indonesia.

Kehidupan sosial, agama dan politik di Indonesia sejak tahun 1966 mengalami perubahan yang sangat besar. Periode ini disebut Zaman Orde Baru dan Zaman munculnya angkatan baru yang disebut Angkatan 66.Pemerintah Orde Baru bertekad sepenuhnya untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan melaksanakannya secara murni.

Berdasarkan tekad dan semangat tersebut di atas maka kehidupan beragama dan pendidikan agama khususnya memperoleh tempat yang kokoh dalam sruktur organisasi pemerintah dan dalam masyarakat pada umumnya. Dalam sidang-sidang MPR yang menyusun GBHN pada tahun 1973-1978 dan 1983 selalu ditegaskan bahwa pendidikan agama menjadi mata pelajaran.18 Organisasi Islam dan pendidikan Islam di Indonesia.

Lahirnya beberapa organisasi Islam di Indonesia lebih banyak karena didorong oleh mulai tumbuhnya sikap patriotism dan rasa nasionalisme serta sebagai respon terhadap kepincangan-kepincangan yang ada dikalangan

18

Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan Islam; Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan

(25)

masyarakat Indonesia pada akhir abad ke-19 yang kemunduran total sebagai akibat eksploitasi politik pemerintahan kolonial belanda. Langkah pertama diwujudkannya dalam kesadaran berorganisasi.

Para pemimpin gerakan nasional dengan kesadaran penuh ingin mengubah keterbelakangan rakyat Indonesia.Mereka insaf bahwa penyelenggaraan pendidikan yang berfisat nasional harus segera dimasukkan ke dalam agenda perjuangannya. Maka lahirlah sekoalah-sekolah itu semulah memiliki dua corak, Yaitu:

a. Sesuai dengan politik, seperti:

1) Taman siswa, yang mula-mula didirikan di yogjakarta.

2) Sekolah serikat rakyat di seamarang, yang berhaluan komunis.

3) Ksatria institut, yang didirikan oleh douwes dekker (Dr.Setiabudi) di bandung.

4) Perguruan rakyat, di Jakarta dan bandung.

b. Sesuai dengan tuntutan/ ajaran agama (islam), yaitu: 1) Sekolah-sekolah serikat islam

2) Sekolah-sekolah mahammadiyah, 3) Sumatera Tawalib di padang panjang. 4) Sekolah-sekolah NU.

5) Sekolah-sekolah persatuan umat Islam (PUI). 6) Sekolah-sekolah Al-Jami’atul Wasliyah 7) Sekolah-sekolah Al-Irsyad

8) Sekolah-sekolah normal Islam.

Organisasi yang berdasarkan sosial keagamaan yang banyak melakukan aktivitas kepndidikan Islam.

a. Al-Jami’at Al- Khairiyah. Organisasi yang lebih dikenal dengan nama jami’at lahir ini didirikan di Jakarta pada tanggal 17 juli 1905. Anggota organisasi ini mayoritas orang-orang arab, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk setiap muslim menjadi anggota tampa diskriminasi asal usul.

(26)

2) mengiriman anak-anak muda ke turki untuk melanjutkan studi. Bidang kedua ini sering terhambat karena kekurangan biaya dan juga karena kemunduran khilafat, dengan pengertian tidak seorangpun dari mereka yang dikirim ke timur tengah memainkan peran yang penting setelah mereka kembali ke Indonesia.

c. Al-Islah Wal Irsyad. Syekh Ahmad Surkati, yang sampai dijakarta dalam bulan februari 1912, seorang alim yang terkenal dalam agama Islam,

beberapa lama kemudian meninggalkan Jami’at Kahir dan mendirirkan

gerakan agama sendiri bernama Al-Islah Wal Irsyad, dengan haluan mengadahkan pembaruan dalam islam (Reformisme).

Pada tahun 1914 berdirilah perkumpulan Al-Islah Wal Irsyad, kemudian terkenal dengan sebutan Al Irsyad, yang terdiri dari golongan-golongan Awali. Tahun 1915 berdirilah sekolah Al-Irsyad yang pertama di Jakarta, yang kemudian disusul oleh beberapa sekolah dan pengajian lain yang sehaluan dengan itu.

Pendiri-pendiri Al-Irsyad kebanyakannya adalah pedagang, tetapi guru sebagai tempat meminta fatwa ialah Syekh Ahmad Sukarti yang sebagian besar diumurnya dicurahkannya bagi penelaahan pengetahuan.

I. PendidikanIslam Pada Masa kemerdekaan II (1965-Sekarang)

(27)

1. Makna Orde Baru

Sejak ditumpasnya peritiwa G. 30 S/PKI pada tanggak 1 Oktoger 1965. Bangsa Indonesia telah memasuki pase baru yang diberi nama orde baru. orde baru adalah :

a) Sikap mental yang positif untuk menghentikan dan mengorkesi segalapenyelewengan terhadap pancasila dan UUD 1945.

b) Memperjuangkan adanya suatu masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual melalui pembangungan.

c) Sikap mental mengabdi kepada kepentingan rakyat dan melaksanakanpancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Dengan demikian, orde baru bukanlah merupakan dolongan tertentu, sebab orde baru bukan berupa pengelompokan fisik. Perubahan orde lama (sebelum 30 September 1965) menjadi orde baru berlangsung melalui kerja sama erat antara pihak ABRI atau Tentara dan Gerakan-Gerakan Pemuda, yang disebut Angkatan 1966.

2. Kebijaksanaan Pendidikan Secara Umum

Pada ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1966, Bab II pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan nasionnal Indonesia yang dimaksudkan untuk membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian kemampuan di dalamdan diluar sekolah berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.

(28)

Dengan berlakunya UU serta peraturan-peratuaran pelaksanaannya, maka penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dari tingkat persekolahan samapi dengan pendidikan tinggi harus mengacuh dan berpedoman kepadanya.

Dengan landasan pemikiran tersebut, pendidikan nasional disusun sebagai usaha sadar untuk memungkinkan19 bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengemmbangkan dirinya secara terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.

3. Keberadaan Pendidikan Agama Islam

Sejak tahun 1966 telah terjadi perubahan besar pada bangsa Indonesia baik itu menyangkut kehidupan sosial, agama maupun politik, hal ini didukung dengan adanya keputusan sidang MPRS yang dalam keputusannya dalam bidang pendidikan agama mengatakan, Pendidikan Agama menjadi hak yang wajib mulai dari sekolah dasar sampai pergutruan tinggi. Dengan adanya keputusan tersebut keberadaan Pendidikan Agama semakin mendapatkan tempat dan akses yang luas untuk dijangkau setiap masyarakat.

4. Tujuan Pendidikan Islam Pada Masa Kemerdekaan

a) Tujuan yang bersifat individu, mencakup perubahan, yaitu perubahanpengetahuan.

b) Tujuan yang mencakup masyarakat, yaitu perubahan kehidupanmasyarakat serta memperkaya pengalaman masyarakat.

c) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaransebagai ilmu, seni profesi dan kesertaan masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam pada masa merdekadiarahkan sebagai upaya integrasi pendidikan Islam dalam sistempendidikan nasional.

5. Pengelolaan Pendidikan Islam di Indonesia

Setelah Indonesia merdeka pendidikan Islam dilaksanakan dilembaga pendidikan Islam diserahkan pengelolaannya kepada Departemen Agama.Secara bertahap Departemen Agama memberdayakan pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan pesantren dan madrasah, di bawah asuhan dirijen pendidikan Islam

19

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia; Lintasan Sejarah Pertumbuhan Dan

(29)

hingga saat sekarang ada tiga badan yang berada di bawah koordinasi dirijen tersebut.

a. Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam

b. Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum

c. Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam

Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam adalah bertugas untuk membina perguruan-perguruan Islam yang mencakup pesantren dan madrasah, baik negeri maupun swasta, pembinaan ketenagaan, kurikulum, sarana dan lain-lain.

Direktorat Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, membina pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di sekolah-seloah umum, pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pembinaan ketenagaan, kurikulum, sarana dan lain-lain. Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, membina pendidikan Islam pada jenjang perguruan tinggi negeri dan suasta, IAIN, STAIN, UIN dan Perguruan Tinggi Islam Swasta. Pembinaan ketenagaan, kurikulum, sarana, mahasiswa, perpustakaan dan lain-lain.

J. Analisis Kritis

Setelah Indonesia Merdeka, BPKNIP (Badan Persiapan Komite Nasioanal Indonesia Pusat) mengusulkan kepada pemerintah agar memasukkan mata pelajaran pendidikan agama ke sekolah-sekolah. Selain dari itu badan ini juga mengusulkan agar madrasah dan pesantren supaya mendapat perhatian dan bantuan nyata dengan berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah.

(30)

pengembangan dan peningkatan kegiatan nonfisik.20 Idealnya pendanaan pendidikan itu tidak melihat kepada srukturalnya tetapi melihatnya kepada cost

per siswa atau mahasiswa.

Dipandang dari sudut sruktural, lembaga pendidikan Islam, terutama pesantren dan madrasah banyak yang menganggapnya sebagai lembaga

pendidikan “ kelas dua” sehingga persepsi ini memengaruhi masyarakat muslim

untuk memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan tersebut.Indikasinya dapat dilihat dari output-nya, gurunya, sarana, dan fasilitas yang terbatas.21

Dengan berlandaskan pasal UU SPN No. 2 tahun 1989 maka terlihat jelas posisi pendidikan agama Islam dalam sistem pendidikan nasioanal, dimana pendidikan Islam merupakan senyawa dalam proses pendidikan yang dilaksanakan. Hal ini terbukti bahwa pendidikan agma merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah-sekolah, di samping posisi yang tepat dan strategis tersebut pendidikan Islam telah memperlihatkan eksistensinya dala membantu keberhasilan pendidikan nasional, yakni untuk mencerdaskan bangsa dan menanamkan nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

K. Perbandingan pemikiran pendidikan islam di Indonesia seblummerdeka dan psca kemerdekaan

Dengan melihat alur sejarah pendidikan islam diindonesia sebagaimna tersebut diatas maka penulis mencoba untuk membandingkan antara pendidikan islam pada masa sebelum kemerdekaan dengan pendidikan islam pada masa sesudah kemerdekaan.

Bahwa pendidikan islam sebelum kemerdekaan terdiri dari beberapa fase, pengembangan melalui proses adaptasi, dan fase berdirinya kerjaan-kerjaan islam (system politik). Fase awal datangnya islam diindonesia mulai pada abad ke 7M/1H yang disebarkan oleh pedagang dan mubalig dari arab di daerah baros. Pendidikan islam dikenalakan bertahap melalui dari mengucapkan kalimat sahadat

20

Haidar Putra Daulay. Sejarah Pertumbuhan dan Pembauran Pendidikan Islam di

Indonesia . Edisi Baru. (Cet .II; Jakarta: Kencana, 2009). h. 171.

21

(31)

dan diajak untuk mengakui iman dan islam. Dalam fase pengembangan melalui proses adaptasi, metode pendidikan islam yang digunkan ialah dengan cara sorongan dan halaqah. Fase selanjutnaya ialah berdirinya kerjaan – kerjaan islam. Kerajaan penting yang mempengaruhi corak pendidikan islam pada masa ini yaitu kerjaan aceh, demak, dan mataram pendidikan islam sebelum kemerdekaan merupakan kebijakan pendidikan tersebut sebenarnya adalah usah usah pemerintah sebagai kelompok elit minoritas yang sedang berkuasa disebuah Negara untuk melanggenkan status kekuasaan serata melestarikan homogani atas rakyat myoritas yang menjadi sasaran implementasi kebijakan tersebut. Secara garis besar, arah makro politik kebijakan pendidikan diindonesia pra proklamsi kemerdekaan Indonesia berdasarkan priodisasi perkembangan pendidikan.

(32)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Penyelenggaraan pendidikan agama pada masa Orde Lama yaitu mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah Negeri maupun Swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasioaal Pusat (BPKNP) tanggal 27 Desember 1945.

Di tengah-tengah berkobarnya revolusi fisik, pemerintah RI tetap membina pendidikan agama. Pembinaan Pendidikan agama tersebut secara formal institusional dipercayakan kepada Departemen Agama dan Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Oleh karena itu dikeluarkanlah peraturan-peraturan bersama antara kedua Departemen tersebut untuk mengelola pendidikan agama di sekolah-sekolah umum baik negeri meupun swasta.

Perubahan orde lama (sebelum 30 september 1965) ke orde baru berlangsung melalui kerja sama erat antara pihak ABRI atau Tentara dan gerakan-gerakan pemuda, disebut angkat 1966. Para pemuda itu bergabung dalam KAMI (kesatuan aksi mahasiswa Indonesia) dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia).

Dari paparan diatas, tentang pendidikan pra kemerdekaan yakni ada tiga fase :

a. Pendidikan pada masa kerajaan Islam

b. Pendidikan pada masa kolonial atau Belanda c. Pendidikan pada masa Jepang

(33)
(34)

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Putra, Haider, Sejarah Pertumbuhan dan Pembauran Pendidikan Islam di Indonesia , Edisi Baru. Cet. II; Jakarta: Kencana, 2009.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia; Lintasan SejaraPertumbuhan dan Perkembangan, Edisi Baru. Cet. III; Jakarta: PT GrafindoPersada, 1999.

http://wahana-mahasiswa.blogspot.com .Pendidikan Islampasca Kemerdekaan html. Diakses 18 oktober 2017

http://dafiyowe.blogspot.com sejarah-al-wasliyah.html 18 oktober 2017

http:// Muhammad kholik. Wordperss.com. Evaluasi pemebeljaran. Diakses 18 november 2017

http: // gardguru.blogspot.com pembelajaran inovatif . html diakses 18 november 2017

Mustafa dkk, SejarahPendidikan Islam Di Indonesia, Bandung: CV PustakaSetia, 1998.

Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam; Menelusuri Jejak Sejara Pendidikan Era Rasulullah Sampai di Indonesia, Edisi.Baru. Cet. IV: Jakarta: Kencana, 2011.

Rifai, Muhammad. Sejarah Pendidikan Nasional. Jogjakart RUZZMEDIA, 2011 Sunanto, Musrifah. Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakata RajaGrafindo

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan bekal pada peneliti melalui

[r]

Konsumsi bahan bakar pada saat trim buritan 1,27 m adalah 83,75 ton dan apabila dibandingkan dengan kondisi even keel penghematan bahan bakar yang dapat dilakukan adalah 1,79

Hasil pengujian model regresi linier berganda yang menguji pengaruh harga batubara dan harga minyak dunia terhadap return saham disajikan pada tabel 4.7 diatas dapat

Menurut Lillesand dan Kiefer (1994), penggunaan lahan berhubungan dengan kegiatan manusia pada sebidang lahan, sedangkan penutup lahan lebih merupakan perwujudan fisik

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik infusa daun cocor bebek ( Kalanchoe pinnata (Lam.)Pers.) terhadap mencit jantan galur swiss yang

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar formalin pada buah impor yang dijual di beberapa pasar swalayan di kota Medan.. Penelitian ini