• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi Lobster Metanephrops sibogae s

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Morfologi Lobster Metanephrops sibogae s"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lobster adalah hewan laut yang termasuk dalam Crustacea atau udang – udangan, jenis udang raksasa ini termasuk dalam keluarga Nephropidae dan juga keluarga Homaridae termasuk lobster yang memiliki capit salah satu jenis yang termasuk dalam golongan ini adalah Metanephrops sibogae. Lobster merupakan salah satu hewan laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi selain produk ikan. Lobster biasanya menjadi favorit bagi penggemar masakan ikan laut yang ad di restaurant – restaurant besar. Harganya yang mahal menjadikan lobster menjadi primadona bagi para penangkapnya untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Lobster juga memiliki kerabat yang bentuknya tidak sepenuhnya sama dengan yang kita kenal. Lobster chelae adalah jenis yang tidak memiliki cakar, lobster air tawar juga merupakan kerabat lobster karang namun memiliki rasa dan tekstur yang jauh berbeda karena habitat asalnya. Lobster termasuk hewan nokturnal yang aktif pada malam hari, pada waktu siang hari lebih suka berdiam pada lubang-lubang karang dan nanti pada malam hari keluar dari persembunyiannya untuk mencari makan di sekitar karang yang lebih dangkal pada waktu air pasang. Lobster laut tinggal di daerah perairan yang yang berbatu, berkarang dan berpasir. Banyaknya batu karang akan membantu lobster untuk bersembunyi dan beranak pinak. Tempat tinggal yang strategis bagi kelangsungan hidup mereka adalah batu karang yang banyak lubangnya dimana mereka bisa bersembunyi di dalamnya. Hampir semua perairan di dunia menjadi habitat penyebaran hewan crustacea ini. Lobster di alam liar termasuk hewan yang memiliki pola makan omnivora atau pemakan segala. Ia memakan ikan kecil, berbagai jenis moluska kecil dan udang – udang kecil lain serta makan ganggang serta tanaman laut. Dalam mencari makanan ia berjalan di dasar

(2)

Lobster termasuk keluarga crustacean yaitu suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum.Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. artikel (wikipedia.co.id)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah bagaimana morfologi dari class crustacea yaitu Metanephrops sibogae mulai dari siklus hidup, habitat serta penyebarannya.

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang morfologi lobster (Metanephrops sibogae), siklus hidup, habitat dan penyebarannya.

D. Kegunaan

(3)

Class : Crustacea

Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan terdiri dari kepala dan dada yang disebut cephalothorax. Sementara bagian belakang terdiri dari badan dan ekor yang disebut abdomen. Kepala ditutupi oleh kulit atau cangkang kepala (carapace). Carapace ini berperan dalam melindungi organ tubuh, seperti otak, insang, hati dan lambung.

Carapace berbahan zat tanduk atau kitin yang tebal dan merupakan nitrogen polisakarida yang disekresikan oleh kulit epidermis dan dapat mengelupas saat terjadinya pergantian cangkang tubuh (moulting). Hewan ini tertutupi kerangka luar kitin, yang mengandung sebagian besar kapur dan skelerotin yaitu yang membuat rangka lebih keras dan berat tapi sangat baik sebagai lapisan pelindung. Kitin luar tipis dan berhubungan, untuk memberikan kelenturan maksimal. Bagian anterior tubuhnya disebut Carapace dan masing-masing segmen posterior abdominal terdiri dari lengkungan dorsal tergum, dua lateral pleura dan sebuah ventral sternum.

a. carapas b. capit c. abdomen Gambar 2.0 bagian – bagian tubuh lobster Metanephrops sibogae

(4)

rahang bawah untuk mengunyah, lima berikutnya, maxillae dan maxillipeds, terutama untuk mendorong makanan; pasangan berikutnya adalah chelipeds yang sangat besar untuk mencapit makanan dan untuk pertahanan; empat pasang selanjutnya untuk berjalan dan enam pasang terakhir untuk berenang dan untuk berbagai fungsi yang lain.

(5)

Gambar 2.1 Skema tubuh dan kaki lobster (Nephropoidea)

Menurut Spence (1989), lobster terdiri dari kepala dan thorax yang tertutup oleh karapas dan memiliki abdomen yang terdiri dari enam segmen. Karakteristik yang paling mudah untuk mengenali lobster adalah adanya capit (chelae) besar yang pinggirnya bergerigi tajam yang dimiliki lobster untuk menyobek dan juga menghancurkan makanannya. Isnansetyo dan Yuspanani (1993) memberikan gambaran morfologi Lobster secara umum, yaitu mempunyai bentuk badan memanjang, silindris, kepala besar ditutupi oleh capace berbentuk silindris, keras, tebal dan bergerigi. Mempunyai antenna besar dan panjang menyerupai cambuk, dengan rostum kecil. Pada udang barong betina endopod pada pleopod II tanpa appendix interna/stylamblys.

(6)

Gambar 2.3 Morfologi Metanephrops sibogae

B. Siklus hidup

(7)

Larva pada stadium filosoma misalnya, mempunyai bentuk yang pipih seperti daun sehingga mudah terbawa arus.

Gambar 2.4 siklus hidup lobster

Semenjak telur menetas menjadi larva hingga mencapai tingkat dewasa dan akhirnya mati, maka selama pertumbuhannya, lobster selalu mengalami pergantian kilit (moulting). Pergantian kulit tersebut lebih sering terjadi pada stadia larva. (Subani, 1984 in Utami, 1999) Secara umum dikenal adanya tiga tahapan stadia larva, yaitu “naupliosoma“, “filosoma“, dan “puerulus“. Perubahan dari stadia satu ke stadia berikutnya selalu terjadi pergantian kulit yang diikuti perubahan-perubahan bentuk (metamorphose) yang terlihat dengan adanya modifikasi-modifikasi terutama pada alat geraknya. Pada stadia filosoma yaitu bagian pergantian kulit yang terakhir, terjadi stadia baru yang bentuknya sudah mirip lobster dewasa walaupun kulitnya belum mengeras atau belum mengandung zat kapur.

(8)

C. Habitat dan Penyebaran

Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa lobster terdapat di mana-mana pada substrat keras di laut-laut tropis dan merupakan bagian penting fauna terumbu karang, dengan sifat ekologis mirip seperti kerabatnya yang hidup di daerah sub tropis.

Gambar 2.5 penyebaran Lobster Metanephrops sibogae

(9)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Lobster adalah hewan laut yang termasuk dalam Crustacea atau udang – udangan, jenis udang raksasa ini termasuk dalam keluarga Nephropidae dan juga keluarga Homaridae termasuk lobster yang memiliki capit salah satu jenis yang termasuk dalam golongan ini adalah Metanephrops sibogae 2. Lobster termasuk hewan nokturnal yang aktif pada malam hari, pada waktu

siang hari lebih suka berdiam pada lubang-lubang karang dan nanti pada malam hari keluar dari persembunyiannya untuk mencari makan di sekitar karang yang lebih dangkal pada waktu air pasang

3. Muljanah et. al. (1994) menyatakan bahwa, lobster secara umum memiliki tubuh yang berkulit sangat keras dan tebal, terutama di bagian kepala, yang ditutupi oleh duri-duri besar dan kecil. Mata lobster agak tersembunyi di bawah cangkang ruas abdomen yang ujungnya berduri tajam dan kuat. Lobster memiliki dua pasang antena, yang pertama kecil dan ujungnya bercabang dua, disebut juga sebagai kumis. Antena kedua sangat keras dan panjang dengan pangkal antena besar kokoh dan ditutupi duri-duri tajam, sedangkan ekornya melebar seperti kipas. Lobster (M.sibogae) memiliki warna orange bercampur warna merah muda pada seluruh tubuhnya.

(10)

dengan yang hidup di daerah sub-tropis. Waktu yang diperlukan untuk mencapai stadia dewasa untuk lobster tropis antara 3 sampai 7 bulan (Subani, 1984 in Utami, 1999). Lobster Metanephrops sibogae mempunyai ukuran panjang tubuh rata – rata 11,5 – 13 cm tetapi dapat mencapai ukuran hingga 18 cm

5. Lobster Metanephrops sibogae hidup pada kedalaman 248 – 320 m dan mempunyai penyebaran yang sangat luas dan menyukai hidup pada lubang atau celah-celah batu karang serta dasar dari terumbu karang. Biasanya mendiami tempat-tempat yang terlindung di antara batu-batu karang dan jarang ditemukan dalam kelompok yang berjumlah besar. Banyak terdapat diperairan Kepulauan Kai, Indonesia. Terlalu sedikit yang diketahui tentang kebiasaan dan habitat yang sebenarnya dari spesies ini.

(11)

The IUCN Red List Of Threatened Species, Http://Www.Iucnredlist.Org (Diakses Pada Tanggal 08 Mei 2012)

Gary C.B.Poore, Marine Decapod Crustacea Of Southern Australia : A Guide To Identification, Museum Victoria 2004

Richard J. F. Jenkins 1972, Metanephrops, A New Genus Of Late Pliocene To Recent Lobsters (Decapoda, Nephropidae)

Ahmad Faizin 2001, Penanganan Dan Pemasran Lobster Air Laut. (Panulirus Spp) Untuk Tujuan Ekspor Pada UD. OBA Cilacap Jawa Tengah

Tin-Yan Cham 2010, Annotated Checklistof Theworld’s Marinelobsters (Crustacea: Decapoda: Astacidea, Glypheidea, Achelata, Polychelida), National

University Of Singapore

Gambar

Gambar 2.0 bagian – bagian tubuh  lobster Metanephrops sibogae
Gambar 2.3  Morfologi Metanephrops sibogae
Gambar 2.4  siklus hidup lobster
Gambar 2.5 penyebaran Lobster Metanephrops sibogae

Referensi

Dokumen terkait

Bila kita analogikan negara di dalam penelitian Bin Xu (2000) kedalam konteks perusahaan di dalam penelitian ini, maka dapat kita lihat bahwa perusahaan besar yang memiliki

Madrasah, disamping masjid dan pesantren merupakan salah satu jenis lembaga Pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, meskipun sifatnya menganut pemahaman agama

Pada pilar ini direkomendasikan agar operator perawatan melakukan perawatan mandiri pada komponen gearbox aus yang disebabkan karena lifetime habis dengan

Tujuan utama dari penelitian adalah melakukan kajian evaluasi analisa dimensi saluran primer eksisting Daerah Irigasi Sungai Tanang, Kabupaten Kampar dalam upaya mendukung

BPR Bank Klaten, dan (2) Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi penyaluran dana bergulir kepada UMKM yang didasarkan pada aspek ekonomis, lingkungan, dan tanggung

Küresel rekabet ve bu rekabette örgütlerin dayanma noktası olarak öne çıkan yüksek bilgi seviyesine sahip çalışanlar, bir dönemin hiyerarşik ve katı yapılı

1) Selama menjalani PKL, praktikan melakukan pekerjaan di 3 (tiga) bidang kerja yaitu Kearsipan, Komputer Administrasi dan Teknologi Perkantoran. 2) Selama menjalankan PKL,

10 Sebagai penyuluh dalam kegiatan PPM“Pelatihan pembuatan susu jagung sebagai alternative minuman kesehatan untuk penderita diabetes”. Judul makalah