• Tidak ada hasil yang ditemukan

modal saham dan laba ditahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "modal saham dan laba ditahan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERSEROAN DAN MODAL

SAHAM

MODAL adalah hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai

akibat penanaman atau investasi yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik.

 Struktur modal dalam suatu perusahaan tergantung pada bentuk

badan usahanya.

 Diantara bentuk-bentuk badan usaha tersebut yang paling banyak

dijumpai adalah badan usaha perorangan, persekutuan dan perseroan.

 Dibandingkan dengan kedua badan usaha lainnya, persero mempunyai

beberapa keunggulan tertentu yang jika ditangani dengan baik dapat membawanya berkembang dan lebih menguntungkan. Salah satu kelebihan perseroan adalah terletak pada permodalannya.

 Setiap orang yang memiliki saham yang dikeluarkan oleh suatu

(3)

Karakteristik perseroan

 Beberapa hal yang membedakan antara perseroan dengan

badan usaha lainnya adalah :

KESATUAN USAHA TERPISAH

dari segi akuntansi, suatu perseroan yang telah berdiri dengan sah akan dipandang sebagai suatu kesatuan

akuntansi yang terpisah dari para pemilik (para pemegang saham). Di dalam akuntansi, baik perusahaan perorangan maupun persekutuan dipandang sebagai suatu kesatuan

akuntansi (seperti halnya perseroan), tetapi dari segi hukum perusahaan perorangan maupun persekutuan tidak

merupakan subyek hukum sebab para pemilik baik secara terpisah maupun bersama-sama tetap harus

(4)

Lanjutan...

TANGGUNG JAWAB TERPISAH

tanggungjawab para pemegang saham atas kewajiban-kewajiban (utang-utang) perseroan biasanya terbatas pada jumlah penyertaannya dalam perseroan yang bersangkutan. Hal ini berarti pemegang saham tidak bertanggungjawab dengan seluruh harta kekayaan yang dimilikinya seandainya perseroan tidak mampu melunasi hutang-hutangnya.

sebagai contoh : misalkan Winarno memiliki 50 lembar saham PT. SINAR

SURYA yang seluruhnya bernilai Rp 25.000.000. seandainya PT. SINAR SURYA jatuh pailit (bangkrut), maka perseroan harus menjual seluruh kekayaan yang dimiliki untuk melunasi kewajibannya dan kalau ada sisa maka jumlah sisa bisa dibagikan kepada para pemegang saham. Ada kemungkinan pemegang saham tidak mendapat pembagian dari sisa penjualan kekayaan perusahaan karena seluruhnya habis digunakan untuk melunasi kewajiban pada para kreditur. Kadang2 kekayaan perusahaan tidak cukup untuk melunasi

(5)

Lanjutan...

PEMINDAHAN KEPEMILIKAN

saham-saham yang dikeluarkan oleh suatu perseroan dapat dipindahtangankan tanpa mempengaruhi operasi perusahaan. Apabila saham dijual oleh pemegangnya

kepada pihak lain, maka hal itu tidak perlu dibukukan oleh perseroan yang mengeluarkan saham tersebut, tetapi

cukup dengan membuat suatu catatan atau keterangan dalam buku saham. Sudah barang tentu perseroan

memiliki daftar pemegang saham yang diperlukan untuk mengundang mereka dalam rapat umum pemegang saham atau untuk pembayaran deviden, tetapi hal ini tidak

(6)

Lanjutan...

KELANGSUNGAN HIDUP

(7)

Lanjutan...

KEMAMPUAN MENINGKATKAN MODAL

(8)

Jenis-jenis saham

(9)

Dividen

 Dividen adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham.

Apabila dewan komisaris mengumumkan pembagian divide maka

pemegang saham preferen akan mendapat sejumlah dividen tahunan tertentu sebelum ditentukan dividen untuk pemegang saham biasa. Besarnya dividen tahunan untuk pemegang saham preferen ini

ditetapkan dalam akte pendirian perseroan yaitu dalam bentuk

presentase tertentu dari nilai pari saham atau dari nilai tertentu bila saham tidak mempunyai nilai pari.. Sebagai contoh bila tiap lembar saham preferen bernilai Rp 100.000 dengan tingkat divide 6%, maka pemegang saham preferen akan emnerima dividen sebesar Rp 6000 untuk tiap lembar saham yang dimilikinya.

 Namun demikian saham preferen bersifat kumulatif artinya bila pada

suatu tahun tertentu dividen preferen tidak dibayar, maka pada tahun berikutnya sebelum menentukan dividen untuk pemegang saham biasa, terlebih dahulu diperhitungkan untuk pemegang saham preferen

(10)

Lanjutan...

 Apabila pemegang saham preferen telah mendpaat bagian

dividen, maka berikutnya merupakan giliran pemegang saham biasa untuk dihitung dividennya apabila masih terdapat sisa laba yang akan dibagikan. Dalam situasi tertentu, pemegang saham preferen mungkin masih akan menerima dividen tambahan

bersama-sama dengan pemegang saham biasa. Saham preferen demikian disebut saham preferen partisipatif, tetapi jika tidak mempunyai hak atas tambahan dividen amka saham tersebut disebut saham preferen non partisipatif.

 Contoh : saham perseroan yang beredar terdiri atas 2000 lembar

saham biasa yang masing-masing bernilai pari Rp 100.000 dan 1000 lembar saham preferen 6% partisipatif, yang masing-masing bernilai pari Rp 100.000. seandainya perseroan memutuskan

(11)

TABEL PEMBAGIAN DIVIDEN (dalam ribuan rupiah)

Preferen Biasa Jumlah Saham yang

beredar Rp 100.000 Rp 200.000 Rp 300.000 Deviden

preferen 6% dan dividen untuk saham biasa juga 6%

Rp 6000 Rp 12.000 Rp 18.000

Sisa sebesar

Rp 3000 Rp 6000 Rp 9000

Jumlah dividen yang

dibagikan

Rp 9000 Rp 18.000 Rp 27.000

Tarif

pembagian

(12)

SAHAM BERNILAI PARI DAN

TIDAK BERNILAI PARI

 Akte pendirian biasanya menyebutkan nilai tertentu untuk tiap nilai

lembar saham yang disebut nilai pari saham. Pada waktu saham pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat, biasanya harga jual saham sama dengan nilai parinya. Tetapi bila telah berjalan

beberapa tahun maka harga saham dipasaran mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai parinya. Hal ini akan sangat tergantung pada penilaian masyarakat terhadap perseroan yang bersangkutan. Salah satu faktor yang berpengaruh atas nilai pari saham adalah tingkat keuntungan perseroan pada masa yang lalu dan prospek perseroan di masa depan. Nilai pari sangat penting artinya dalam rangka melakukan pencatatan akuntansi atas saham.

 Seperti yang telah disebutkan, saham mungkin dijual dengan harga

(13)

PENGELUARAN SAHAM

SECARA TUNAI

1. Menjual 1000 lembar saham preferen 7%, nilai pari Rp 100.000 kurs 105

jurnalnya :

kas Rp 105.000.000

saham preferen 7% Rp 100.000.000 agio saham preferen Rp 5.000.000

2. Menjual 1000 lembar saham preferen 6% nilai pari Rp 100.000 kurs 98

jurnalnya :

kas Rp 98.000.000

disagio saham preferen Rp 2.000.000

(14)

Lanjutan...

3. Menjual 5000 lembar saham biasa tanpa nilai pari, harga yang ditetapkan Rp 20.000 per lembar, dengan harga jual Rp 30.000

jurnalnya :

kas Rp 150.000.000

(15)

SAHAM YANG DIPEROLEH

KEMBALI

 Apabila suatu perseroan membeli kembali saham-sahamnya yang telah

beredar tetapi tidak bermaksud menghentikan saham tersebut (disimpan oleh perusahaan) maka saham ini disebut saham diperoleh kembali.

 Pembelian kembali saham yang sudah beredar ini bisa dilakukan karena

berbagai tujuan, misalnya apabila perseroan menginginkan agar saham2 dimiliki oleh karyawannya, maka saham2 yang telah dibeli kembali oleh persero akan dijual kepada para karyawannya. Namun apapun alasannya, apabila perseroan membeli kembali sahamnya, maka untuk suatu jangka waktu tertentu akan terjadi pengurangan modal pemilik. Oleh karena itu saham yang dibeli kembali tidak boleh dipandang sebagai aset.

 Saham terbian sendiri yang berada di tangan perseroan tidak memiliki

hak suara dan juga tidak akan mendapat pembagian dividen. Hal ini mudah dimengerti karena akan kelihatan ganjil apabila perseroan

(16)

Lanjutan...

 Prosedur yang umum digunakan untuk mencatat pembelian kembali saham adalah dengan mendebet akun saham diperoleh kembali sebesar harga perolehannya. Didalam neraca harga perolehan tersebut harus dikurangkan terhadap jumlah aku2 modal.

 Contoh : suatu perseroan memiliki 2000 lembar saham biasa yang beredar dengan nilai pari Rp 100.000 per lembar. Perseroan tersebut bermaksud membeli kembali 100 lembar sahamnya dengan harga Rp 120.000 per lembar. Jurnal yang harus dibuat untuk menctat transaksi pembelian kembali saham adalah sbb :

 Saham diperoleh kembali Rp 12.000.000 kas Rp 12.000.000

Bila dikemudian hari perseroan bermaksud menjual kembali saham yang diperoleh kembali, maka perseroan bisa menentukan harga tertentu yang dikehendaki. Tetapi jika penjualan kembali dilakukan dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya, maka selisih harga yang terjadi

(17)

LABA DITAHAN

 Deviden adalah laba yang dibagikan kepada para

pemegang saham.

 Tidak jarang dewan komisaris memutuskan untuk

(18)

DIVIDEN TUNAI

 Pada umumnya dividen dibayarkan dalam bentuk tunai dan pembayarannya dilakukan setahun sekali. Dalam perusahaan yang besar kadang2 deviden dibayar tiap kwartal dan pada akhir tahun dibayar sejumlah dividen extra.

 Contoh : suatu perseroan memiliki 1000 lembar saham

preferen 6% dengan nilai pari Rp 100.000 dan 3000 lembar saham biasa dengan nilai pari Rp 50.000. perseroan tersebut mengumumkan akan membayar deviden tetap untuk saham preferen sebesar Rp 6.000 per lembar dan untuk saham biasa akan dibayar dividen sebesar Rp 4.000. dengan demikian laba yang akan dibagikan sebagai deviden seluruhnya berjumlah Rp 18.000.000. maka jurnal pada saat pengumuman adlah : laba ditahan Rp 18.000.000

(19)

Lanjutan..

 Selama deviden belum dibayar, dalam pembukuan akan

nampak utang deviden kepada para pemegang saham. Pada saat deviden dibayar tunai, perlu dibuat jurnal

pengeluaran kas sebagai berikut : utang deviden Rp 6.000.000

utang deviden biasa Rp 12.000.000

(20)

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

(21)

Contoh Kebijakan Dividen

Contoh Kebijakan Dividen

Contoh Kebijakan Dividen

(22)

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

(23)

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

(24)

Cash Dividend: dividen yang dibayarkan dalam bentuk

kas.

(25)

Property Dividend: dividen yang dibayarkan dalam bentuk Aset

selain kas.

(26)

Scrip Dividend: yaitu dividen yang pembayarannya

ditunda, dengan cara mengeluarkan scrip, yang

menyerupai utang wesel.

(27)

Liquidating Dividend (dividen likuidasi)

(28)

Stock Dividend (dividen saham): yaitu dividen yang

diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham.

(29)

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

(30)

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

(31)

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

Dividen dan Kebijakan Dividen

(32)

Saham :

Saham Biasa

Saham Preferen

mendapatkan prioritas

terlebih dulu untuk mendapatkan dividen

SAHAM PREFEREN

Kumulatif >< Tidak Kumulatif

Kumulatif: dividen yang tidak dibagikan

dianggap sebagai tunggakan .

Tidak Kumulatif: dividen yang tidak dibagikan

(33)

Partisipasi: pembagian dividen dibagi

sama (dgn prosentase tertentu) dengan

saham biasa.

Tidak Berpartisipasi

Partisipasi penuh: selain mendapatkan

dividen dgn prosentase tertentu, juga

mendapatkan tambahan dividen (jika

terdapat sisa) secara proporsional dgn

saham biasa.

Partisipasi tidak penuh (parsial): selain

mendapatkan dividen dgn prosentase

tertentu, juga mendapatkan tambahan

(34)

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

(35)

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

(36)

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

(37)

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

(38)

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

Perhitungan Dividen

(39)

Stock Splits

Stock Splits

Stock Splits

(40)

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

1. Merupakan penyisihan/pencadangan sebagian

dari laba ditahan untuk keperluan khusus,

seperti reinvestasi, ekspansi, dsb.

2. Diatur dengan FASB Statement No. 5

"Accounting for Contingencies": Pembatasan

laba ditahan merupakan praktik yang dapat

(41)

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

3. Pada dasarnya "hanya" merupakan reklasifikasi

laba ditahan, yang mencerminkan keinginan

manajemen untuk tidak membagikan "bagian

yang dicadangkan" untuk dibagikan sebagai

dividen, karena perusahaan ingin

menggunakannya untuk keperluan khusus.

4. Apabila pencadangan dipandang tidak

diperlukan lagi, maka saldo laba ditahan yang

disisihkan tersebut harus dikembalikan ke

(42)

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

Pencadangan Laba Ditahan

Pencatatan Pembatasan LDT

Gambar

TABEL PEMBAGIAN DIVIDEN

Referensi

Dokumen terkait

Soon only Grand Inquisitor del Toro, Patriarch Julian and Bishop Agatho were left.. `You look unwell: the Patriarch said

Bank Ekonomi Raharja pada tahun 2011-2015 yang disajikan pada tabel 2, dapat dilihat bahwa dengan nilai kriteria prediksi kebangkrutan model Fulmer dimana

Domain Instrumen: Tipe data variabel karakter, panjang 15 Domain Grade: Tipe data variabel karakter, panjang 5 Domain LamaTahun: Tipe data numerik, panjang 2.. Domain

Dalam sistem enterprise yang melibatkan banyak sistem untuk dapat saling berkomunikasi dan terintegrasi, paradigma Service Oriented Computing (SOC) dapat

Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan oleh peneliti dalam merancang sistem cerdas dalam seleksi konsumen dalam pengajuan KPM pada Andalan Finance Indonesia

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Hasil lengkap aktivitas keping dan harga fluks neutron termal di fasilitas PRTF teras 82 dapat dilihat pada Tabel 1 sedangkan kurva pengukuran fluks neutron termal

Dalam pengembangan motif ukir lampu hias pelaksana pengabdi memberikan pelatihan dan pendampingan kepada mitra. Proses pelatiha dilakukan di rumah mitra dengan 4 orang