• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN (LKPJ) GUBERNUR JAWA TENGAH AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN (LKPJ) GUBERNUR JAWA TENGAH AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

            DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN  PROVINSI JAWA TENGAH    LAPORAN  KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN (LKPJ)  GUBERNUR JAWA TENGAH  AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013    URUSAN INDUSTRI DAN PERDAGANGAN 

(2)

6. Perdagangan.

a. Program dan Kegiatan

Kebijakan umum pembangunan sektor perdagangan yang ditetapkan dalam rangka pencapaian kinerja adalah: meningkatkan akses pasar ekspor nonmigas terutama produk unggulan daerah berbasis sumber daya lokal; peningkatan sistem distribusi barang strategis dan kebutuhan pokok masyarakat, kepastian berusaha, dan daya saing produk dalam negeri.

Peran kinerja urusan Perdagangan tersebut ditunjukkan oleh besarnya kontribusi terhadap PDRB Jawa Tengah. Pertumbuhan sektor perdagangan Tahun 2013 sebesar 8,49% 7,72% lebih rendah 0,76%

dibanding periode yang sama Tahun 2012 sebesar 8,67% 8,48%. Namun kontribusi terhadap struktur PDRB sebesar 17,34% 17,47% lebih besar 0,39% dari tahun sebelumnya sebesar 17,05% 17,08%.

Program yang dilakukan adalah: Peningkatan dan Pengembangan Ekspor; Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional; Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri; Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan; serta Pemberdayaan Usaha Dagang Kecil dan Menengah.

Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, dilaksana-kan melalui kegiatan antara lain: Peningkatan kualitas dan kuantitas pelaku dan informasi ekspor; Peningkatan standar mutu dan sertifikasi produk komoditi dan orientasi ekspor Jawa Tengah; Peningkatan ragam mutu komoditi ekspor non migas; dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Jawa Tengah. Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 antara lain: Peningkatan nilai ekspor non migas sebesar US$ 5.329,46 juta di atas target US$ 4.897 juta dan lebih tinggi dari US$ 4.513 juta Peningkatan nilai ekspor non migas sebesar US$ 4.989 juta atau 8,5%, pada tahun 2013 sebesar US$ 4.874,76 juta atau hanya mencapai 8,02%, hal tersebut masih dipengaruhi oleh belum pulihnya kondisi perekonomian dunia; Jumlah komoditi ekspor non migas mencapai target sebanyak 2 jenis komoditi yaitu mainan anak dari kayu dan kerajinan

(3)

BAB IV.  Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 

 Draft III LKPJ Gub  Jateng, 27‐29 Jan 2014  

batik; dan Pelaksanaan Sertifikasi mutu barang sebanyak 439 jenis melebihi dari target sebanyak 350 jenis barang Jumlah Komoditi ekspor non migas telah mencapai target keseluruhan 15 jenis dan pada tahun 2013 mengoptimalkan 2 jenis komoditi yaitu mainan anak dari kayu dan kerajinan batik; Pelaksanaan Sertifikasi mutu barang sebanyak 439 jenis meningkat 25,4% atau melampaui target yaitu sebanyak 350 jenis barang dan pada Tahun 2012 sebanyak 529 jenis barang.

Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Inter- nasional, dilaksanakan melalui kegiatan yaitu: Peningkatan akses pasar produk unggulan berorientasi ekspor di pasar luar negeri dan peningkatan efisiensi impor dalam rangka mendukung ekspor. Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 yaitu: Pengembangan kerjasama telah dilaksanakan misi dagang dan promosi di 2 (dua) negara tujuan ekspor yaitu Pameran Pasar Malam Indonesia 2013 di Den Haag Belanda dan Pameran “The Tokyo International Gift Show Autumn 2013“ di Jepang sesuai target dan turun dari 4 kegiatan dan di Tahun 2012 kerjasama telah dilaksanakan di 4 negara. Pada Pameran di Den Haag produk yang dipromosikan adalah produk makanan, batik dan kerajinan nilai transaksi selama pameran berlangsung mencapai Rp.347,2 juta adalah hasil penjualan langsung, sedangkan berupa order senilai Rp.480 juta. Sedangkan pameran di Tokyo yang diikuti oleh Indonesia, India, Korea Selatan, China, Malaysia dan Singapura, serta perusahaan dalam negeri Jepang tersebut menghasilkan transaksi langsung sebesar Rp.111,7 Juta dan order sebesar Rp.3,9 Milyar. Produk yang ditawarkan adalah produk mainan edukasi, kerajinan Batik,Tas, dan Kaca. Selain itu dilaksanakan sertifikasi mutu barang sebanyak 439 di atas target sebanyak 350 dan turun dari 529 dan pada tahun sebelumnya dilaksankan sebanyak 529 sertifikasi.

Program Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, dilaksanakan melalui kegiatan antara lain: Peningkatan informasi harga pengamanan stok dan distribusi; Peningkatan dan pengembangan pasar lelang dan sistem

(4)

resi gudang; Peningkatan pelayanan informasi perusahaan; Pembinaan dan peningkatan akses pasar produk dalam negeri serta Pencitraan melalui Aku Cinta Produk Indonesia. Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 yaitu: Pembinaan terhadap pelaku usaha sebanyak 697 unit usaha sesuai target dan turun dari 1.605 dan pada tahun 2012 membina sebanyak 1.605 unit usaha; dan Pembangunan sarana pasar pada 2 unit pasar tradisional telah terealisasi sesuai target yaitu penyediaan sarana dan prasarana dagang Pasar Cokro Kembang Kabupaten Klaten dan Pasar Bulu Kota Semarang.

Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, dilaksanakan melalui kegiatan antara lain : Peningkatan perlindungan konsumen; Pengawasan barang beredar dan kemetrologian; Peningkatan pengawasan kemetrologian; serta Peningkatan operasional kemetrologian. Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 yaitu: Pelaksanaan Tera dan Tera Ulang terhadap jenis alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) sebanyak 5.116 buah melampaui target 5.000 buah dan turun dari 25.521 buah dan pada tahun 2012 sebanyak 25.521 buah. Adapun jenis UTTP tersebut adalah Timbangan Jembatan Elektronik, Timbangan Wadah Curah, Meter Kwh, Pompa Ukur BBM, Meter Arus Kerja, Timbangan Ukur Silinder Tegak dan Timbangan Filing Mesin. Sedangkan pengawasan barang beredar pada pelaku usaha sebanyak 3.070 dari target 2.500 dan meningkat dari 946 unit usaha dan pada Tahun 2012 dilakukan pada 946 unit usaha.

Program Pemberdayaan Usaha Dagang Kecil dan Menengah, dilaksanakan melalui kegiatan yaitu: Perkuatan kelembagaan pasar dan peningkatan sarana bagi UDKM serta Pemetaan potensi UDKM di Jawa Tengah. Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 yaitu bimbingan teknis pelaku usaha perdagangan sebanyak 2.242 unit usaha melebihi target 2.200 unit usaha dan meningkat dari 1.150 unit usaha dan pada Tahun 2012 sebanyak 1.150 unit usaha.

(5)

BAB IV.  Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 

 Draft III LKPJ Gub  Jateng, 27‐29 Jan 2014  

Penghargaan yang diperoleh di tingkat Nasional adalah: Juara I Nasional Pemerintah Daerah Peduli Konsumen; Juara II Nasional UPTD Metrologi Legal terbaik yaitu Balai Metrologi Wilayah Banyumas; Penghargaan Nasional Primaniyarta 2013 diterima oleh: PT. Biratex Industries dan PT. Indesso Aroma dengan kategori Eksportir Berkinerja, PT. The Gunung Subur dan PT. Pindi Mulya Abadi dengan kategori Eksportir Pembangun Merek Global, PT. Indoexim Interantional dengan kategori Eksportir Pelopor Pasar Baru; Penghargaan Metrological Award Kategori Perusahaan Penggunaan Alat Ukur, Takar, Timbangan dan Perlengkapan peduli tertib ukur diberikan kepada : PT Sri Boga Tanjung Emas Semarang.

Adapun indikator kinerja program sebagaimana daftar terlampir pada Lampiran L-B.6.1.1.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Anggaran Urusan Perdagangan dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dan Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.14.480.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 92,84% 95,90%, dengan uraian program dan kegiatan sebagai berikut :

Program Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, alokasi anggaran sebesar Rp. 2.080.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 97,73%. Hasil yang dicapai antara lain: Tersedianya informasi harga kepokmas di Ibukota Provinsi Jawa Tengah; Terselenggaranya pasar murah di 7 lokasi Ibukota Provinsi Jawa Tengah; Terselenggaranya Pasar Lelang forward komoditi Agro di STA Soropadan Temanggung; Tersedianya stock dan kelancaran distribusi pupuk di Jawa Tengah; Terlaksananya revitalisasi operasional sistem resi gudang pada 11 kabupaten/kota; Terlaksananya revitalisasi pasar lelang komoditi agro Jawa Tengah; Tersedianya data peta distribusi beras dan jagung di Jawa Tengah; Sosialisasi peraturan SIUP dan WDP di 35 kabupaten/kota;

(6)

Meningkatnya pelaporan dan penyusunan data statistik SIUP dan WDP di 35 kabupaten/kota. Untuk kegiatan peningkatan akses pasar dalam negeri pada Tahun 2013 telah dilaksanakan 12 kali pameran yaitu: Pameran

Inacraft, Pameran Adiwastra, IFFINA, Pameran Gender dan Women Expo di

Jakarta; Pameran SAE dan Soropadan Expo di Temanggung; Pameran Jateng Fair di Semarang; Borobudur Hasting di Magelang; Java Expo di Surakarta; Pekan Kreatif dan Nusantara di Banyumas; Batik Bordir dan

Accesories Fair 2013 di Surabaya; serta Maluku Expo di Maluku.

Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, alokasi anggaran sebesar Rp.1.250.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 95,37%. Hasil yang dicapai antara lain: Tersusunnya panduan Komoditas Ekspor yang diatur Perdagangannya 2 komoditas Jawa Tengah; Evaluasi Statistik Ekspor Jawa Tengah; Terselenggaranya koordinasi guna peningkatan ekpor non migas Jateng di 27 kabupaten/ kota; Meningkatnya Pelayanan Laboratorium Penguji dan Laboratorium Kalibrasi Produk Komoditi dan Orientasi Ekspor; Sosialisasi Peningkatan Ragam Mutu Komoditi Ekspor Non Migas di Semarang; serta Koordinasi peningkatan ekpor non migas Jateng di 27 kabupaten/kota.

Program Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, alokasi anggaran Rp. 7.950.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100,00% dan keuangan 95,40%. Hasil yang dicapai antara lain: Terbentuknya 1400 Motivator Perlindungan Konsumen di Jawa Tengah; Meningkatnya pemahaman perlindungan konsumen di 35 kabupaten/kota melalui visualisasi perlindungan konsumen dalam bentuk baliho; Pengawasan barang beredar terhadap 293 produk pangan dan non pangan di 35 lokasi kabupaten/kota; Pengawasan tehadap peredaran 23.817 alat UTTP dan 450 BDKT di 35 lokasi kabupaten/kota; dan Pelayanan tera dan tera ulang serta pemantauan pasca pelayanan ditempat pakai ataupun sesuai permintaan se Jawa Tengah oleh 6 Balai Metrologi.

Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasio-nal, alokasi anggaran sebesar Rp.2.600.000.000,00 dengan realisasi fisik

(7)

BAB IV.  Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 

 Draft III LKPJ Gub  Jateng, 27‐29 Jan 2014  

sebesar 100,00% dan keuangan 95,94%. Hasil yang dicapai antara lain: Terpilihnya eksportir tangguh Jawa Tengah untuk 4 nominasi; Terbukanya peluang pasar ekspor produk furniture Jawa Tengah di Belanda dan multi produk di Tokyo melalui partisipasi pameran luar negeri serta pembuatan buku katalog produk ekspor; Terlaksananya sosialisasi mengenai produk unggulan yang berorientasi ekspor di Semarang dan pemantauan kinerja ekspor paska pameran; Terlaksananya sosialisasi mengenai kebijakan impor di Semarang; Terselenggaranya temu bisnis importir di Semarang; Tervalidasinya Angka Pengenal Impor (API) serta pembuatan buku katalog

API dan leaflet; Pengembangan SIM impor serta pembuatan buku katalog

SIM impor.

Program Pemberdayaan Usaha Dagang Kecil dan Menengah, alokasi angggaran sebesar Rp.600.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100,00% dan keuangan 97,04%. Hasil yang dicapai antara lain: Meningkatnya kemampuan 60 orang pengelola pasar tradisional dalam pengelolaan serta pemasaran produk; Terselenggaranya even promosi di Pasar Cokrokembang Klaten; Pendampingan serta monitoring evaluasi aktifitas perdagangan di Pasar Cokrokembang Klaten; Pembelian sound

system, kursi, meja dan tenda di Gedung Despra; Terlaksananya sosialisasi

mengenai regulasi pasar di Semarang; Terlaksananya pendataan UDKM/UKM potensial di 35 kabupaten/kota; Meningkatnya kemampuan 40 orang selaku pelaku UDKM/UKM mengenai pengembangan manajemen bisnis potensial waralaba di Jawa Tengah.

Adapun realisasi program dan kegiatan secara rinci sebagaimana Lampiran L-B.6.2.1-6.

c. Permasalahan, Solusi dan Peluang Permasalahan

1) Belum terbangunnya sistim distribusi barang kebutuhan pokok dan strategis yang efektif dan efisien.

2) Masih kurang dan rendahnya kualitas sarana dan prasarana dagang pasar tradisional.

(8)

3) Masih tingginya penggunaan barang impor yang relatif lebih terjangkau harganya utamanya barang elektronika, mesin dan peralatan listrik serta pakaian jadi.

Solusi

1) Pengembangan jaringan distribusi daerah, serta Pengembangan pasar lelang dan sistem resi gudang.

2) Pembinaan dan Peningkatan sarana prasarana usaha dagang dan pasar tradisional.

3) Peningkatan keunggulan komperatif produk ekspor, Pencitraan produk unggulan berbasis sumber daya lokal, Peningkatan promosi dan kontak dagang internasional.

Peluang

1) Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 tentang Sistem Logistik Nasional.

2) Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 53/M-Dag/Per/12/2008 Tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern.

3) Pemberlakuan kebijakan perdagangan tingkat Regional yaitu integrasi ekonomi ASEAN pada tahun 2015.

(9)

BAB IV.  Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 

 Draft III  LKPJ Gub  Jateng, 27‐29  Jan  2014  

7. Perindustrian

a. Program dan Kegiatan

Kinerja sektor industri diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan populasi industri melalui pengembangan dan pemberdayaan usaha industri kecil dan menengah berbasis sumber daya lokal tingkat perdesaan dengan pendekatan kelompok usaha bersama, sentra dan klaster. Jenis industri yang dikembangkan adalah industri tekstil produk tekstil, mebel dan pengolahan kayu, makanan minuman, alat transportasi, permesinan, elektronika, telematika, kimia, kulit dan alas kaki serta kerajinan.

Indikator yang menunjukkan hasil pembangunan sektor industri antara lain adalah kontribusi dalam pembentukan PDRB. Laju pertumbuhan industri pengolahan mencapai 5,4% menurun dari 6,5% 5.91% dan pada Tahun 2012 mencapai 5,46%, meningkat 0,45%. Sedangkan dalam struktur PDRB, memberikan kontribusi sebesar 31,9% menurun dari 32,6%

Sedangkan dalam struktur PDRB, memberikan kontribusi sebesar 32,56% dibanding tahun sebelumnya sebesar 32,83% menurun 0,27%.

Program yang dilaksanakan adalah : Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang Berbasis Pada Sumber Daya Lokal; Pengembangan Sentra/Klaster Industri Potensial; Penataan Struktur Industri; Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri; Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri.

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang Berbasis Pada Sumber Daya Lokal, dilaksanakan melalui kegiatan antara lain: Peningkatan dan pengembangan industri alternatif berbasis sumber daya lokal; Peningkatan mutu, standardisasi produk IKM dan pengembangan IKM lintas kabupaten/kota; Peningkatan dukungan Dekranasda bidang industri; Peningkatan kualitas data informasi IKM dan layanan klinik HKI bidang Indag di Jawa Tengah. Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 yaitu: Pengembangan produk unggulan daerah sebanyak 6 jenis produk sesuai dengan target berupa produk edukasi berbahan kayu, kerajinan kulit, alas kaki, batu

(10)

mulia, komponen elektronika dan produk kreatif telematika, meningkat dari 5 jenis produk dan pada Tahun 2012 sebanyak 5 jenis produk; Penurunan kandungan bahan baku impor bagi IKM mencapai 38% dari target sebesar 40% dan meningkat dari 32% . Hal ini disebabkan belum optimalnya pemanfaatan dan pengembangan bahan baku lokal yang memenuhi standar terutama untuk industri makanan dan tekstil, Untuk industri mesin dan logam, masih tingginya ketergantungan bahan baku impor, disebabkan oleh lonjakan impor barang modal dan bahan baku untuk kebutuhan investasi dan realisasi pelaksanaan proyek swasta maupun pemerintah. Sehuhungan hal terebut, upaya yang ditempuh adalah mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengembangan bahan baku lokal melalui program hilirisasi agroindustri dan industri berbasis logam.

Program Pengembangan Sentra/Klaster Industri Potensial, dilaksanakan melalui kegiatan yaitu : Peningkatan dan pengembangan klaster tekstil dan produk tekstil, industri makanan olahan, industri komponen, IKM kerajinan, industri komponen otomotif dan komponen pompa air serta mebel/kayu olahan. Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dibandingkan dengan Tahun 2012 yaitu : Pengembangan klaster industri penghela dan klater pendukung lainnya sebanyak 6 klaster (industri kreatif telematik a, industri komponen elektronika, gula semut, pengolahan susu, kapal rakyat dan alas kaki), dan meningkat dari 5 klaster yaitu minyak atsiri, batik printing ,kerajinan kulit, produk berbasis ketela dan komponen otomotif.

Program Penataan Struktur Industri, dilaksanakan melalui kegiatan antara lain : Peningkatan penggunaan dan informasi produk dalam negeri; Peningkatan kualitas dan keamanan produk agroindustri skala kecil dan menengah; Peningkatan sinergitas program pembangunan industri; Fasilitasi pengembangan akses bahan baku industri mebel dan pengolahan kayu; Peningkatan dan penguatan industri elektronika dan telematika; Peningkatan dan penguatan industri pendukung klaster; Peningkatan mutu dan pengembangan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi; Pembinaan

(11)

BAB IV.  Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 

 Draft III  LKPJ Gub  Jateng, 27‐29  Jan  2014  

industri di lingkungan industri hasil tembakau dan Penguatan jejaring kemitraan IKM industri Aneka.

Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 yaitu: Pembinaan terhadap IKM dalam rangka memperkuat struktur industri hulu dan hilir mencapai 3.313 unit usaha melampaui dari target 2.938 unit usaha dan meningkat dari 3.042 unit usaha dan pada Tahun 2012 pembinaan sebanyak 3.042 unit usaha.

Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, dilaksanakan melalui kegiatan yaitu : Peningkatan sarana dan prasarana Unit Pelayanan Teknis (UPT) dalam rangka optimalisasi pelayanan bagi IKM, penerapan teknologi informasi networking industri.

Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 yaitu Pembinaan dan bimbingan teknis pengembangan dan penerapan teknologi hasil rekayasa industri sesuai target sebanyak 330 IKM dan turun dari 406 IKM dan pada Tahun 2012 pembinaan sebanyak 406 IKM.

Program Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri, dilaksanakan melalui kegiatan yaitu: Peningkatan kualitas produk dan pengembangan SDM Industri Kecil dan Menengah; Pengembangan Wirausaha Baru Industri Kecil dan Menengah Mendukung Program Pembangunan Kewilayahan; dan Peningkatan Ketrampilan SDM IKM Industri Aneka. Realisasi kinerja terhadap target Tahun 2013 dan dibandingkan Tahun 2012 yaitu : Pendidikan dan latihan serta penyaluran bantuan peralatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat serta pengembangan wirausaha baru industri mencapai 3.235 orang melampaui dari target sebanyak 1.030 orang dan turun dari 6.160 orang dan pada Tahun 2012 pendidikan dan latihan serta penyaluran bantuan peralatan sebanyak 6.160 orang .

Penghargaan yang diterima dan prestasi yang diraih Jawa Tengah di Bidang Industri adalah: Juara Nasional Inacraft Award kategori batik limbah kertas timah bagi Dekranasda Jawa Tengah; Juara Nasional

(12)

Dekranas Award kategori limbah olahan kertas semen bagi IKM Green Haris Pekalongan; dan Penghargaan Nasional Industri Hijau Tahun 2013 diterima oleh : PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, PT. Sinar Sosro, Ungaran Semarang, PT. Indolakto, Pandaan Semarang, PT. Indaco Coatings Industry Solo.

Adapun capaian indikator kinerja program secara rinci sebagaimana Lampiran L.B.7.1.1.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Alokasi anggaran Urusan Industri sebesar Rp. 34.875.000.000,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dan Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah, dengan realisasi fisik sebesar 97,45% dan keuangan 94,48%, dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagai berikut :

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berbasis pada Sumber Daya Lokal, alokasi anggaran sebesar Rp. 1.775.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 99,41%. Hasil yang dicapai antara lain: Meningkatnya kualitas dan desain produk IKM Sepatu bagi 10 IKM melalui magang pembuatan desain sepatu; Tersalurkannya bantuan peralatan IKM Kerajinan Tas di Kota Semarang dan Kabupaten Klaten; Terselenggaranya Pameran batik, tenun dan bordir di Kota Semarang; Terlaksananya uji kesetaraan produk kerajinan Jawa Tengah ke Kota Medan Provinsi Sumatra Utara; Terwujudnya partisipasi antar anggota Mitra Praja utama (MPU) sebagai hasil pelaksanaan kegiatan hasil kesepakatan Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (FKD MPU) di Lampung, DKI Jakarta, Bali dan Surabaya; Terselenggaranya Sosialiasi Penerapan HKI, dan tersalurkannya bantuan fasilitasi dan registrasi HKI bagi 120 IKM di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dan Terselenggaranya Rakor Rapat pengembangan kerajinan dengan kab/kota.

Program Pengembangan Sentra/Klaster Industri Potensial, alokasi anggaran sebesar Rp.1.500.000.000,00 dengan realisasi fisik

(13)

BAB IV.  Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 

 Draft III  LKPJ Gub  Jateng, 27‐29  Jan  2014  

sebesar 100% dan keuangan 98,52%. Hasil yang dicapai antara lain : Meningkatnya kompetensi bagi 20 IKM Batik di Yogyakarta; Bertambahnya data dan informasi potensi makanan olahan IKM Mocaf Jawa Tengah; Terlaksananya workshop pelaku industri komponen industri dan review business plan korporasi berbasis IKM Komponen Otomotif kendaraan roda 2 di Kota Semarang; Tersedianya peta industri aneka di Jawa Tengah; Terselenggaranya Bintek dan magang IKM komponen pompa air; serta Terfasilitasinya peningkatan kompetensi desainer orientasi pengembangan desain mebel bagi 15 orang komunitas desainer Jawa Tengah.

Program Penataan Struktur Industri, alokasi anggaran sebesar Rp.27.900.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 96,81% dan keuangan 93,78%. Hasil yang dicapai antara lain: Meningkatnya ketrampilan, kompetensi SDM IKM produksi mesin TTG bagi 10 IKM, jasa keteknikan elektronik bagi 30 orang, pembuatan sistem aplikasi sederhana, desain animasi, SDM bidang manajemen ekspor bagi 42 orang, pengetahuan Heat Tratment bagi IKM Logam; Meningkatnya kualitas dan kuantitas produksi 3 KUB Permesinan, IKM garam, industri berbahan baku kedelai bagi industri agro, industri berbahan baku kedelai bagi industri agro, industri susu, jasa perbengkelan bagi IKM perbengkelan otomotif, industri aneka, industri logam bagi 4 KUB dan 90 IKM di 21 kabupaten/kota; Terlaksananya pelatihan ketrampilan SDM Bidang Garmen siap kerja bagi 150 orang di Kota Semarang; Terciptanya ketrampilan usaha bagi tenaga kerja IHT dibidang IKM makanan di 35 kabupaten/kota; Identifikasi Peredaran IHT dan Pengumpulan data Peredaran IHT Ilegal di Jawa Tengah tidak terlaksana dikarenakan proses lelang dari 3 pendaftar tidak melakukan penawaran sampai batas waktu yang ditentukan, lelang ulang dilakukan namun dibatalkan dikarenakan waktu tanda tangan kontrak jatuh pada bulan Januari 2014; Teridentifikasinya distributor minuman beralkohol; Sosialisasi dan publikasi perlindungan konsumen di 10 kabupaten/kota; Terjaminnya keamanan dan mutu produk makanan olahan melalui Goods

(14)

SNI IKM garam konsumsi beryodium, penerapan sistim ISO dan SNI bagi industri manufaktur di Jawa Tengah; dan Terselenggaranya 1 event

pameran hasil produksi IKM kerajinan industri aneka di Jakarta.

Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, alokasi anggaran sebesar Rp. 2.050.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 98,75%. Hasil yang dicapai antara lain : Meningkatnya pelayanan teknis kepada IKM kayu pada UPT Kayu Jepara; Terciptanya

prototype mesin garam dan mesin vacum frying; Meningkatnya

kemampuan SDM dalam bidang manajamen produksi bagi 100 IKM ; Optimalnya pelayanan kepada 100 IKM di Jawa Tengah; serta Tersedianya aplikasi sistem e-paper info indag dan bursa on-line hasil bumi Jawa Tengah.

Program Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri, alokasi anggaran sebesar Rp.1.650.000.000,00 realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 92,02%. Hasil yang dicapai antara lain: Meningkatnya kemampuan SDM industri kreatif di Jawa Tengah meliputi

fashion dan batik bagi 100 orang dan Industri Aneka bagi 10 IKM Tas;

Meningkatnya akses pasar industri kreatif melalui PPKD bagi 40 IKM di Jawa Tengah; Meningkatnya ketrampilan SDM dan kualitas produk bagi 6 IKM wirausaha baru di Kabupaten Blora, Wonogiri, Wonosobo, Kebumen, Rembang dan Banjarnegara; serta Meningkatnya kemampuan SDM industri Kerajinan Tas di Jawa Tengah.

Adapun realisasi program dan kegiatan secara rinci sebagaimana Lampiran L-B.7.2.1-18.

c. Permasalahan, Solusi dan Peluang Permasalahan

1) Belum optimalnya jejaring kemitraan usaha antara IKM dengan industri besar yang disebabkan kurang optimalnya pemenuhan persyaratan teknis maupun administrasi serta pasokan secara kontinyu.

(15)

BAB IV.  Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 

 Draft III  LKPJ Gub  Jateng, 27‐29  Jan  2014  

2) Belum optimalnya pengembangan Industri sesuai dengan tata ruang wilayah yang berwawasan lingkungan dalam meningkatkan investasi industri.

3) Terbatasnya dukungan infrastruktur sarana prasarana layanan teknis dan kondisi mesin yang sudah tua menjadi potensi menurunkan daya saing sektor industri.

Solusi

1) Melaksanakan pendampingan manajemen kepada forum klaster industri dalam mengembangkan kemitraan usaha IKM dengan industri besar. 2) Pengembangan kawasan industri di Jawa Tengah dalam rangka

men-jamin kepastian lokasi dan aturan yang berwawasan lingkungan.

3) Pendampingan restrukturisasi dan revitalisasi industri strategis yaitu Tekstil, perlogaman, komponen dan permesinan.

4) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM industri dalam rangka pengembangan wirausaha baru dan penyediaan tenaga terampil siap kerja di perusahaan besar (tekstil dan garmen)

5) Peningkatan dan pengembangan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Industri di kawasan sentra industri.

Peluang

1) Kebijakan Industri Nasional yang memberikan dukungan dan fasilitasi peningkatan daya saing industri dengan memperkuat struktur industri yang berkelanjutan melalui pendekatan klaster dan kompetensi inti industri daerah.

2) Adanya Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri, akan mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan serta akan memberikan daya tarik investasi industri;

3) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 123/M-Ind/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restruk-turisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Serta Industri Alas Kaki.

(16)

FISIK KEU

(%) (%)

1 2 3 4a 4b 5a 5b 5c 6

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

1 Peningkatan Kualitas Produk dan pengembangan SDM Industri Kecil dan Menengah di Jawa Tengah

1.000.000.000 - Pelatihan peningkatan kualitas produk dan pengembangan SDM

1. Pelatihan pengembangan desain kreatif batik

1. Pelatihan pengembangan desain kreatif batik (2 angk, @25 orang, 8 hari)

100,00 89,22

- Pengembangan industri kreatif (fashion, teknologi informasi, desain kemasan dan industri kerajinan)

2. Peningkatan akses pasar industri kreatif melalui PPKD

2. Peningkatan akses pasar industri kreatif melalui PPKD (2 kegiatan,@20 IKM, 5 hari)

- Bantuan investasi sarana produksi IKM konveksi

3. Workshop pengembangan industri kreatif bidang fashion

3. Workshop pengembangan industri kreatif bidang fashion (100 orang, 2 hari, 1 keg)

4. Pelatihan pengembangan desain fashion

4. Pelatihan pengembangan desain fashion (2 angkatan, 25 orang, 8 hari)

2 Pengembangan Wirausaha Baru Industri Kecil dan Menengah Mendukung Program Pembangunan Kewilayahan.

500.000.000 - Pelatihan peningkatan kualitas dan kuantitas produk;

- Bantuan investasi sarana produksi bagi IKM batik, makanan ringan, pupuk organik, kerajinan dan perbengkelan.

Pelatihan pengembangan produk IK Batik Kab. Blora - Fasilitasi bantuan sarana produksi IKnBatik Kab. Blora Pelatihan pengembangan produk IK Batik Kab. Wonogiri

- Fasilitasi bantuan sarana produksi IK Batik Kab. Wonogiri

- Fasilitasi bantuan sarana produksi IK Carica Kab. Wonosobo

- Fasilitasi bantuan sarana produksi IK Batu aji/batu mulia kab. Kebumen - Fasilitasi bantuan sarana produksi IK kerajinan kulit kab. Rembang

- Fasilitasi bantuan sarana

- Pelatihan bagi wirausaha baru (2 angkatan, 90 orang di Kab Blora dan Wonogiri), fasilitasi bantuan investasi sarana produksi di Kab. Kab. Blora,Wonogiri, Wonosobo, Kebumen, Rembang, Banjarnegara, 6 paket. 100 97,42 KETERANGAN RKPD 2013 *) DPA 2013 KELUARAN

NO. KEGIATAN ANGGARAN

(Rp.)

(17)

FISIK KEU

(%) (%)

1 2 3 4a 4b 5a 5b 5c 6

KETERANGAN

RKPD 2013 *) DPA 2013 KELUARAN

NO. KEGIATAN ANGGARAN

(Rp.)

TARGET SASARAN REALISASI

3 Peningkatan Ketrampilan SDM IKM Industri Aneka

150.000.000 - Peningkatan ketrampilan SDM dan bantuan investasi sarana produksi kerajinan logam non ferro

Magang desain industri tas ke Tanggulangin

Magang desain industri tas ke Tanggulangin, 10 org IKM, 6 hari, Sidoarjo

100 92,65

- Pengembangan teknologi tepat guna IKM kerajinan aksesories rumah tangga.

Jumlah Program 1.650.000.000 100 92,02

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengolahan klasifikasi berbasis objek memiliki dua tahapan utama, yaitu proses segmentasi dan klasifikasi. Perangkat lunak yang digunakan dalam proses pengolahan

Dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, ditetapkan bahwa Bank umum termasuk

Vuonna 1995 naisten välisen yhteisyyden teemat ovat väistyneet HALUN kehyksestä sekä Suomessa että Ranskassa. Muilta osin kehys eriytyy suomalaisessa ja ranskalaisessa

Adanya polutan pada permukaan junction dari LA ke HV Conductor Korosi pada mur dan baud koneksi junction Korosi pada mur dan baud koneksi junction Kawat pentanahan tidak

aureus, dengan adanya komponen biokatif pada ekstrak andaliman seperti alkaloid, glikosida, flavonoid dan steroid (Houghton dan Raman 1998) kemungkinan mengakibatkan

Sedangkan sistem pembayaran non-tunai (angsuran) terjadi ketika pihak pembeli memberikan sebagian uang sebagai uang tanda jadi atau uang panjar yang mengisyaratkan

Penelitian foklor pada permainan rakyat dipilih di wilayah kebudayaan Sunda dengan lokasi kampung Cikondang Pangalengan Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena secara

Tujuan Penelitian: Mengetahui apakah ada hubungan antara frekuensi mengakses media audio visual DVD/VCD porno dengan perilaku seksual remaja di SMAN 1 Depok