• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. habisnya. Banyak tanah-tanah bekas hak asing yang ditinggalkan oleh Belanda,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. habisnya. Banyak tanah-tanah bekas hak asing yang ditinggalkan oleh Belanda,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanah adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena semua aktivitas manusia terjadi diatas tanah. Maka dari itu Tanah merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia. Sejak negeri ini masih dijajah oleh Kolonial Belanda hingga sekarang, permasalahan mengenai tanah seakan tidak ada habisnya. Banyak tanah-tanah bekas hak asing yang ditinggalkan oleh Belanda, sehingga mengakibatkan banyak tanah yang berstatus hak asing. Dalam Pasal 55 ayat (1) UUPA berbunyi :

“Hak-hak asing yang menurut ketentuan Pasal 1, 2, 3, 4 dan 5 dikonversi menjadi hak guna usaha dan hak guna bangunan hanya berlaku untuk sementara waktu selama sisa waktu hak tersebut dengam jangka waktu paling lama 20 tahun”

Kutipan dalam Pasal 55 ayat (1) menjelaskan bahwa dalam kurun waktu paling lama 20 tahun bekas hak barat yang dikonversi masih diakui. Namun setelah jangka waktu habis yaitu pada tanggal 24 September 1980, Pemerintah akan mengatur pemakaian tanah tersebut sesuai dengan Policy Negara.

Di kehidupan sehari-hari masih terjadi permasalahan atau sengketa tanah yang berkaitan dengan penguasaan tanah-tanah bekas hak asing (hak barat). Dimana sebagian besar tanah-tanah tersebut merupakan tanah-tanah peninggalan kolonial Belanda. .Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai konversi dan hak-hak atas tanah ini menjadi polemik yang masih sering terjadi. Tidak sedikit dari kasus-kasus sengketa tanah dibawa sampai ke meja Pengadilan. Seperti contoh kasus yang Penulis

(2)

2

akan teliti dan analisis yaitu mengenai penguasaan hak atas tanah dengan status hak asing (hak barat). Kasus ini telah disidangkan di Pengadilan Negeri Ungaran dengan nomor register 10/Pdt.G/2017PN Unr dan telah mendapat putusan pengadilan yang mengikat. Tanah beserta bangunan diatasnya ini terletak di Bandungan RT. 001/RW 007 Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang

Tanah beserta bangunan (rumah) diatasnya merupakan tanah peninggalan seorang warga belanda bernama Mr. Peter Kroes yang kemudian dialihkan kepada PANGDAM. Tanah ini adalah tanah bekas R.v.E Verp dengan kata lain Tanah tersebut beralas Hak Eigendom. Hak Eigendom adalah hak suatu barang secara leluasa dan untuk berbuat terhadap barang itu secara bebas sepenuhnya, asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh kuasa yang berwenang dan asal tidak menganggu hak-hak orang lain1. Hak Eigendom

akan dikonversikan menjadi Hak milik dengan persyaratan apabila pada tanggal 24 September 1960 pemegang haknya memnuhi syarat subyektif sebagaimana yang telah disebutkan dalam Pasal 21 UUPA.

Duduk perkara dalam kasus ini adalah sengketa penguasaan tanah bekas hak asing. Dalam gugatannya Penggugat mendalilkan bahwa penggugat adalah orang yang berhak atas sebuah bangunan diatas tanah P3MB (Panitia Pelaksanaan Penguasaan Milik Belanda) tanah bekas eigendom Verp. No.2146 seluas 172 m2 atas dasar jual beli antara Hadikusumo (Veteran) kepada Jasmin (Veteran dan/atau orang tua penggugat) atas tanah bekas milik Peter Kroes (Belanda) yang berdiri diatas tanah Eigendom Verponding Nomor 2146 seluas 172 m2. Dimana pada mulanya

1 Ali Achmad Chomzah H. Ali Ahmad Chomzah, HukumAgraria Pertanahan Indonesia, Jakarta :

(3)

3

Hadikusumo mendapatkan Surat Keterangan Prioritas untuk membeli tanah pemeritah berdasarkan surat perintah PANGDAM VII / DIPONEGORO PANGKO KAMTIB JATENG & DIY Nomor : 16 / KAMDA /1972 tanggal 04 Juni 1972 ,selain itu Hadikusumo juga telah membayar sewa rumah dan tanah untuk tahun 1967-1972 dan tahun 1973, serta mendapatkan surat ketetapan iuran pembangunan atas jenis tanah Leter D dengan luas : 0,020 ha, atas nama wajib bayar R.M.A Hadikusumo. Pada tahun 1973 Hadikusumo menjual tanah kepada Jasmin selaku orang tua dari Budi Santoso Religius selaku penggugat serta memberikan kuasa kepada Jasmin selaku pembeli dan penerima kuasa untuk mengurus dan menyelesaikan pengurusan sertifikat dan peralihan hak balik nama dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa. Pihak Penggugat (Budi Santoso) juga telah mengurus untuk permohonan atas tanah bekas hak asing sejak tahun 2012, namun dari pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) belum mengeluarkan sertifikat tanah atas nama Penggugat (Budi Santoso).

Disisi Lain Para tergugat antara lain Bagus Arya Wijaya alias kotin (tergugat I), Yitno Sukoyo (alm.Sinah) (tergugat II), Soeratman yang kemudian memberikan kuasa kepada Totok Yulianto selaku kuasa secara Isidentil) yang kemudian disebut sebagai Turut Tergugat menolak secara tegas bahwa mereka melakukan perbuatan melawan hukum karena tanah tersebut merupakan peninggalan orang Belanda sehingga menyebabkan tanah tersebut berstatus hak asing, diatur dalam UUPA 1960 bahwa tanah-tanah asal hak barat harus dikonversi menurut ketentuan dalam UUPA , selambat-lambatnya tanggal 24 September 1980, jika melampaui batas waktu dan tanah tersebut belum dikonversi maka tanah tersebut menjadi tanah yang dikuasi oleh

(4)

4

Negara2, dan pada faktanya Tanah tersebut belum pernah dikonversi. Menurut para Tergugat dan Turut Tergugat pada saat mereka menempati kios-kios diatas objek sengketa status dari tanah dan bangunan tersebut merupakan Tanah Negara. Pada awalnya kios-kios diatas objek sengketa sudah didirikan terlebih dahulu oleh para Veteran (Sunarto dan Hadiyitno) pada tahun 1972. Pada tahun 1977 terdapat peristiwa jual beli kios antara seorang Veteran bernama Sunarto kepada Trimo Suwarno selaku orang tua dari Bagus Arya Wijaya (Tergugat 1) dengan bukti surat jual beli tanggal 5 Juni 1977. Jual beli kios juga terjadi Pada tahun 1999 antara Hadiyitno selaku sekretaris Veteran dengan alm. Sinah selaku istri dari Yitno Sukoyo (Tergugat 2). Bagus Arya wijaya (Tergugat 1) dan Yitno Sukoyo (Tergugat 2) juga membayar kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan sampai sekarang sesuai dengan SPPT atas nama Trimo Suwarno (orang tua para tergugat 1 : Bagus Arya Wijaya) dan atas nama alm. Sinah istri tergugat 2 Yitno Sukoyo). Selain itu Para Tergugat juga telah menguasai secara fisik lebih dari 20 tahun, Bahwa ketentuan Pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah diatur sebagai berikut :

“Dalam Hal tidak atau tidak lagi bersedia secara lengkap alat-alat pembuktian sebagaimana pada ayat (1) pembuktian hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-pendahulunya dengan syarat :

2 Sri Harini, Hukum Agraria, Sejarah Penyusunan, Isi dan Pelaksanaannya:Fakultas Hukum UKSW, 2014, hlm 87

(5)

5

a. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah,serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya

b. Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya

Dalam memutus perkara Hakim memberikan 2 kesimpulan yang menjadi dasar pertimbangan yaitu mencari tahu apakah para tergugat melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan penggugat serta siapakah yang berhak atas objek sengketa. Dari 2 poin utama yang menjadi dasar pertimbangan, Hakim menjatuhkan putusan NO (tidak dapat diterima) atas Gugatan dari Penggugat karena dianggap terlalu dini (premature) belum memiliki dasar gugatan yang kuat dan belum memenuhi syarat formil.

Fokus utama yang akan penulis teliti dan analisis adalah pada dasar pertimbangan Hakim hingga keluarnya Putusan Hakim dengan melihat pula bukti-bukti dari Pihak Penggugat maupun Para Tergugat. Dari bukti-bukti-bukti-bukti yang diuraikan akan dilihat tepatkah jika Hakim Memutus NO dengan dasar pertimbangan bahwa gugatan penggugat premature dan tidak memenuhi syarat formil dikarenakan belum adanya sertifikat dan/atau surat bukti sah atas kepemilikan tanah, mengingat tanah yang menjadi objek sengketa adalah tanah berstatus hak asing yang harus dikonversi. Selain itu adanya pengaturan mengenai penguasaan de facto atas tanah (penguasaan fisik) yang diatur dalam UU No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

(6)

6

B. Rumusan Masalah

Apakah tepat jika Hakim memutus NO dalam perkara dengan Nomor : 10/Pdt.G/2017/PN Unr. menurut Peraturan Perundang-undangan ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Khusus

Bertolak dari permasalahan tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dan penuisan skripsi ini adalah :

1. Untuk melihat kekuatan penguasan atas tanah dari masing-masing pihak

2. Untuk menggambarkan dasar pertimbangan Hakim dalam memutus perkara Nomor : 10/Pdt.G/2017/PN Unr.

2. Tujuan Umum

Penulisan skripsi ini mempunyai tujuan bagi penulis sebagai mahasiswa Hukum yaitu guna pemenuhan syarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan dari penulisan skripsi ini adalah 1. Secara teoritis :

Dari penelitian dan penulisan skripsi ini penulis berharap dapat memberikan sumbangsih pemikiran terhadap khasanah ilmu hukum pada umumnya, khusunya Hukum Agraria terkait sengketa tanah.

(7)

7 2. Secara Praktis:

Bagi penulis sendiri berharap dari penelitian dan penulisan skripsi ini akan mendapat pengetahuan mengenai tanah-tanah yang mempunyai asal-usul berstatus hak barat, berguna bagi masyarakat guna memahami penguasaan atas tanah-tanah yang memiliki asal-usul tanah berstatus hak barat serta memberikan masukan terkait permasalahan serupa yang masih sering terjadi di masyarakat.

E. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode merupakan salah satu faktor suatu permasalahan yang akan dibahas, dimana metode penelitian merupakan cara utama yang bertujuan untuk mencapai tingkat ketelitian jumlah dan jenis yang akan dicapai. Sebagai suatu karya ilmiah, penelitian ini mempunyai tujuan mengungkapkan kebenaran secara sistematis metodologis, dan konsisten dalam penelitian hukum suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada sistematika dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisanya.

1. Jenis Penelitian

Topik permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah permasalahan hukum, yang mana hukum itu sendiri merupakan kaidah atau norma yang ada dalam masyarakat. Maka dalam penelitian ini jenis penelitian yang

(8)

8

digunakan adalah Penelitian Yuridis Normatif yakni penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif3.

2. Pendekatan Masalah

Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan undang-undang (statute approach), dimana pendekatan ini dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-undangan dan regulasi yang berkaitan dengan isu hukum yang menjadi fokus penelitian. Disamping pendekatan Statute approach , Penulis menggunakan pendekatan kasus (Case Approach) yang menjadi bahan fokus penelitian adalah Putusan pengadilan. Dalam pendekatan ini yang akan

dikaji adalah ratio decidendi dalam putusan. Ratio decidenci adalah alasan-alasan hukum yang digunakan hakim untuk sampai kepada putusannya4

3. Bahan Hukum

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan data sekunder dan sumber bahan penelitian sebagai berikut:

A) Bahan hukum primer

Adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas5. Bahan hukum primer dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Peraturan perundang –undangan :

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3 Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Edisi Revisi, Malang : Bayumedia

Publishing,2008,hlm 295.

4 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (edisi revisi), Jakarta : Kencana Prenadamedia Group,

2005, hlm158.

(9)

9

3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;

4) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994

5) Undang-Undang No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

6) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

7) Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

8) Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara

9) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 9 Tahun1999 tentang Tata Cara Pemberian Dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan 10) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 tentang

Pokok-pokok Kebijaksanaan Dalam Rangka Pemberian Hak Baru Atas Tanah Asal Konversi Hak-Hak Barat

(10)

10

b. Putusan Pengadilan :

Putusan Pengadilan Negeri Ungaran No.10/Pdt.G/2017/PN.Unr B) Bahan hukum sekunder

Berupa publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi6. Publikasi tentang hukum namun bukan dokumen-dokumen resmi ini meliputi, jurnal-jurnal hukum, buku-buku teks tentang hukum yang relevan dengan topik penelitian, thesis dan skripsi-skripsi hukum yang terkait dengan topik penelitian yang sedang diteliti, komentar-komentar atas putusan pengadilan.

C) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan Hukum yang dipergunakan berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum.

4. Unit Analisa

Unit analisa dalam penelitian ini adalah mengkritisi dan mengevaluasi pertimbangan hakim dalam memutus perkara, serta mengurai bukti-bukti dan fakta-fakta di persidangan baik dari penggugat dan tergugat, untuk menganalisa siapakah pihak yang berhak atas objek sengketa menurut hukum yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

Jaringan pipa yang digunakan saat mengalirkan aliran air dari pipa cabang ke rumah-rumah atau bangunan. Elektrolisasi adalah suatu proses gesekan tak langsung

(2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat dipindahtangankan atas izin tertulis Kepala daerah atau Pejabat yang ditunjuk dengan tetap

Apabila di tengah perjalanan/proses terdapat user/client lain yang melakukan akses, dan setelah dilakukan pemeriksaan otorisasi ternyata user/client tersebut bukanlah pemilik IP

Eluen No 5 yaitu campuran eluen etanol : air : amonia = 2 : 7 : 1 menghasilkan sistem kromatografi dengan menggunakan fase diam ITLC-SA yang memberikan nilai

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) cara dan tata ungkap wimba pada relief Monumen Simpang Lima Gumul Kediri menggambarkan waktu, ruang, penggambaran

Akuifer pantai merupakan sumberdaya air tanah yang sangat penting untuk suatu wilayah pemukiman, mulai dari kepentingan pertanian, perikanan, domestik, sosial, industri, komersial

MAKMUN GHOZALI Camat Makasar Jakarta Timur 167.2 BMS 39 7 MARHAYADI Camat Kemayoran Jakarta Pusat 165.67 BMS 40 200 JAHRUDDIN Camat Jagakarsa Jakarta Selatan 154.72 BMS 41 2