• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tutie Djarwaningsih 129

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tutie Djarwaningsih 129"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tutie Djarwaningsih 19 Sulistiarini D dan Mahyar UW, 2003. Jenis-jenis Anggrek T.N.B.N. Wartabone. Pusat Penelitian Biologi–LIPI. Sunarno B, dan Rugayah, 1992. Flora Taman Nasional Gede Pangrango. “Herbarium Bogori-ense” Puslitbang Biologi– LIPI. Surjowinoto M, 1978. Flora Untuk Sekolah di Indonesia (Ed. II). PT Pradnya Paramita, Jakarta , 495 (Terjemahan) Tjitrosoepomo G, 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Tjitrosoepomo G, 1966. Sistematik Tumbuh-tumbuhan I–IX. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Tjitrosoepomo G, 1970. Morphologi Tumbuh-tumbuhan I–II. Fakul-tas Biologi Universitas Gadjah Mada. Tjitrosoepomo G, 1981. Taksonomi Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Tjitrosoepomo G, 1988. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Tjitrosoepomo G, 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Tjitrosoepomo G, 1993. Taksonomi Umum. Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, 216 Uji T, Siregar M, Sunaryo, dan Somaatmadja G, 1998. Buah-buahan Bengkulu. Puslitbang Biologi–LIPI. Windadri FI, dan Uji T, 2003. Tumbuhan Berpotensi Ekonomi Pulau Buton Sulawesi Tenggara. Pusat Penelitian Biologi– LIPI.

(2)
(3)

BERAGAM POHON POTENSIAL PENGHASIL MINYAK

KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI

Soejono

UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI, Pasuruan E-mail: [email protected]

ABSTRACT

The aim of this research was to know the trees diversity collected in Purwodadi Botanic Garden which were potentially produce oil. The first information of trees diversity which potentially produce oil collected in Purwodadi Botanic Garden were gathered from literatures and a living collection list of Purwodadi Botanic Garden. Result indicated that there were at least 8 species of trees which potentially produce of oil and relatively resistant to grow in semidry area. Based on that data, it was determined of trees which potentially produce of oil and relatively resistant to grow in semidry area. Further, those trees was observed their existent in the garden, notified planting data, estimated trees height, diameter of trees, part of plant which contains of oil, and described of trees briefly.

Key words: plant diversity, potentially produce oil, Purwodadi Pasuruan PENGANTAR Kebun Raya Purwodadi merupakan salah satu satuan kerja (satker) Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-LIPI, (Darnaedi 2002). Luas areal Kebun 85 ha pada ketinggian 300 m di atas permukaan laut dengan tophograpi datar sampai bergelombang. Menurut ketentuan Mohr, iklim di Kebun Raya Purwodadi termasuk iklim agak kering. Curah hujan rata-rata 2372 mm per tahun dan jumlah hari hujan rata-rata 140 hari. Bulan basah terjadi pada bulan Nopember hingga Mei, bulan kering terjadi antara Juli hingga September, sedangkan bulan Juni dan Oktober merupakan bulan lembab dan periode transisi (Arisoesilaningsih dan Soejono, 2001). Sesuai dengan SK Kepala LIPI No. 1018/M/2002 tanggal 12 Juni 2002, tugas pokok dan fungsi Kebun Raya Purwodadi secara garis besar adalah: (1) Melakukan eksplorasi, inventarisasi, koleksi dan konservasi tumbuhan terutama yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan potensi ekonomi dalam rangka melestarikan sumberdaya nabati di bumi Indonesia khususnya yang berhabitat di dataran rendah kering. (2) Memberikan pelayanan jasa di bidang pengenalan tumbuhan, petamanan, serbaragam tanaman hias, dayaguna flora yang berhabitat di dataran rendah kering dan pelayanan jasa untuk menumbuhkan penghargaan masyarakat terhadap alam dan lingkungan sekaligus menyediakan fasilitas tempat untuk rekreasi. (3) Melakukan evaluasi hasil inventarisasi dan konservasi flora. Berdasarkan data yang tertera di Unit Registrasi Kebun Raya Purwodadi, sampai dengan bulan Desember 2009 jumlah koleksinya tercatat sebayak 174 suku, 909 marga, 1902 jenis. Di samping itu terdapat koleksi tanaman yang belum teridentifikasi sampai tingkat jenis sebanyak 1550 nomor; sampai tingkat marga sebanyak 129 nomor dan sampai tingkat suku (gendub) sebanyak 2 nomor.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui beragam pohon koleksi Kebun Raya Purwodadi yang berpotensi sebagai penghasil minyak

BAHAN DAN CARA KERA

Informasi awal tentang pohon yang berpotensi sebagai penghasil minyak diperoleh dari literatur dan Katalog Kebun Raya Purwodadi. Berdasarkan data tersebut ditentukan pohon yang tergolong tahan terhadap kondisi iklim yang relatif kering. Jenis pohon ini kemudian diamati keberadaannya di kebun, dicatat data penanaman, perkiraan tinggi pohon, diameter pohon, ditelusuri bagian tanaman yang mengandung minyak dan dideskripsikan secara singkat. HASIL Hasil investigasi mengenai potensi beragam pohon koleksi dari Kebun Raya Purwodadi yang berpotensi sebagai penghasil minyak adalah tampak pada Tabel 1. Sedikitnya terdapat delapan pohon yang berpotensi sebagai penghasil minyak. Sedangkan morfologi biji dari pohon yang berpotensi penghasil minyak terlihat pada Gambar 1. PEMBAHASAN Pengertian Umum Minyak dalam pengertian umum adalah semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air tetapi larut dalam pelarut organik dan terasa licin apabila dipegang.

(4)

Beragam Pohon Potensial Penghasil Minyak 1

Dalam arti sempit, pengertian minyak biasanya mengacu kepada minyak bumi atau lebih spesifik, BBM, dan produk olahannya seperti bensin, solar dan minyak tanah. BBM yang dimaksud dalam hal ini berasal dari fosil yang telah terkubur selama berjuta-juta tahun yang lalu di dalam tanah yang merupakan campuran berbagai macam zat organik. Minyak bumi disebut juga minyak mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain. Walaupun jumlahnya sangat banyak dalam perut bumi tetapi karena pengambilannya dilakukan secara terus menerus maka terjadi suatu kekhawatiran pada suatu saat nanti akan habis dan tidak tergantikan. BBM dari fosil juga diketahui sebagai penyumbang polusi udara cukup besar dari sisa pembakaran yang menghasilkan zat beracun, seperti CO2 dan CO. Zat-zat ini bila terhirup manusia dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan bahkan sebagai pemicu berbagai penyakit (Anonimous, 2010a; Anonimous, 2010b). Mengingat hal di atas maka para ahli menyarankan agar sesegera mungkin mencari BBM alternatif yang

Tabel 1. Beragam jenis pohon koleksi Kebun Raya Purwodadi yang berpotensi sebagai penghasil minyak

No. Nama Lokasi Waktu

Penanaman Tinggi Pohon (m) Diameter Batang (cm) Potensi *) Kandungan minyak (%)

1. Aleurites moluccana (L.) Willd. VI.B.5 25-2-60 12 85 60-66

2. Calophyllum inophyllum L. II.B.36 3-1-55 12 73 55-70 3. Ceiba pentandra (L.) Gaertn. XV.A.14 10-4-58 12 40 25-40 4. Cerbera manghas L. VI.B.2 0-0-1960 10 64 75 5. Mesua ferrea L. II.E.14 1-5-56 7 32 46-49 6. Schleicera Oleosa (Lour.) Oken XV.A.11 10-4-58 12 94 70 7. Sterculia foetida L. II.E.4 25-3-50 22 75 40-55 8. Terminalia cattapa L. II.B.37 13-1-55 11 36 50

*) Kandungan minyak dalam biji

Gambar 1. Biji dari pohon potensial penghasil minyak koleksi Kebun Raya Purwodadi (1 Aleurites moluccana (L.) Willd.; 2. Calophyllum

innophyllum L.; 3.Ceiba pentandra Gaertn.; 4. Cerbera manghas L.; 5. Mesua ferrea L.; 6. Schleicera oleosa Willd.; 7. Sterculia foetida L.; 8. Terminalia cattapa L

dapat diperbarui dan lebih ramah lingkungan sebagai komplemen. Di samping minyak bumi, jika dilihat dari asalnya terdapat dua golongan produsen minyak yaitu minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani). Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Penyusunnya bermacam-macam, tetapi yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua golongan saja yaitu gliserida sebagai minyak makanan, bahan baku industri sabun, bahan campuran minyak pelumas, bahan baku biodiesel dan terpena yang dikenal sebagai minyak atsiri atau minyak eteris dan merupakan bahan dasar wangi-wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya berasal dari tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat penyembuhan (“aromaterapi”). Kelompok minyak ini memiliki aroma yang kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut juga minyak “aromatik”) (Anonimous, 2010a; Anonimous, 2010b). Ada 3 jenis BBM alternatif dari tumbuhan yang kemudian lebih populer dengan nama BBN (bahan bakar

(5)

Soejono 1 nabati) yaitu: 1) Bioetanol, dibuat dari ubi kayu dan tetes tebu yang digunakan sebagai pencampur bensin atau secara murni untuk gasohol; 2.) Bio-oil, produk konversi kayu atau lignoselulosa lainnya yang diubah menjadi bentuk cair melalui proses “pirolisa eksplosif” dan 3.) Biodiesel dipergunakan sebagai pencampur solar untuk mobil dan peralatan pertanian (Sudradjad, 2006). Menurut Chaidir, 2009 yang diliput oleh Vina Fitriani dari pengalaman Jodi Sucipto, dinyatakan bahwa minyak atsiri dari nilam dan serehwangi dapat dipergunakan sebagai bioaditif. Zat aditif merupakan zat tambahan yang dicampurkan ke dalam bahan bakar. Tujuannya agar pembakaran mesin lebih efisien, meningkatkan kekuatan mesin, dan menekan buangan gas emisi. Dengan penambahan 0,1% zat aditif ke dalam bahan bakar, konsumsi bahan bakar lebih irit. Satu liter bensin tanpa aditif untuk menempuh perjalanan 10,94 km. dapat ditingkatkan menjadi 13,43 km. Dengan tambahan aditif konsumsi bensin beraditif hanya 8,6 liter untuk menempuh perjalanan 116 km sedangkan tanpa aditif memerlukan 10,6 liter. Dengan demikian potensi BBN dapat berfungsi untuk mengurangi pemakaian BBM dengan cara mencampur, menjadikan lebih irit pemakaian dengan cara menambah aditif, menggantikan dengan cara menggunakan gasohol dan memsubstitusi misalnya minyak bahan dasar dalam pembuatan sabun. Pemakaian langsung dari bahan tumbuhan sebagai bahan bakar memasak atau rangkain biji-bijian yang mengandung minyak untuk lampu penerangan terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau juga merupakan bentuk alternatif pemanfaatan dan penghematan penggunaan BBM dari fosil.

Beragam Jenis Pohon Potensial Penghasil Minyak Sedikitnya terdapat delapan jenis pohon Koleksi Kebun Raya Purwodadi yang berpotensi sebagai penghasil minyak dan tahan terhadap kondisi iklim yang relatif kering. Data contoh pohon dan keberadaannya di kebun ditambah informasi dari literatur (Heyne, 1987) tercantum pada Tabel 1. Berdasarkan pengamatan langsung dan ditambah informasi dari berbagai sumber (Anonimous ,2009; Backer C.A. & RC. Bakhuizen van den Brink Jr, 1963, 1965, 1968; Bailey L.H. 1953; Burkill, 1966; Heyne, 1987; Steenis, 2003) pohon potensial penghasil minyak dan tahan pada kondisi iklim yang relatif kering tersebut dipertelakan secara singkat sebagai berikut: 1. Aleurites moluccana (L.) Willd. suku Euphorbiaceae Perawakannya berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 35 m dan diameter batang 1 m, dapat tumbuh meliar pada ketinggian 150-1000 m dari permukaan laut atau ditanam untuk diambil bijinya sebagai bumbu. Kulit batang halus berwarna abu-abu, kualitas kayu tergolong rendah, terlalu ringan dan tidak awet sehingga hanya cocok untuk bahan batang korek api. Daun bertangkai panjang, helai daun bulat telur, pada pangkal daun bertulang daun menjari. Bunga bentuk malai muncul pada ketiak daun. Buahnya bulat berdiameter kurang lebih 6 cm. Dalam buah terdapat 1–2 biji berukuran 3 × 2,7 cm dengan kulit biji yang sangat keras. Dalam biji mengandung minyak 60–66% dan dapat dipergunakan sebagai minyak lampu, minyak cat, minyak lukis dan minyak bahan sabun. 2. Calophyllum innophyllum L. suku Guttiferae Perawakannya berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 20 m, diameter batang 1,5 m, dapat tumbuh meliar pada dataran rendah sepanjang pantai daerah tropis dan sering di tanam di tepi jalan sebagai peneduh di bawah ketinggian 500 m dari permukaan laut. Kulit batang pecah-pecah berwarna abu-abu kehitaman. Kayu tergolong ulet dan kuat terhadap pengaruh air laut sehingga sering digunakan sebagai perkakas atau bagian-bagian dalam pembuatan kapal. Daun tunggal berbentuk telur terbalik berukuran 10–21 cm dan lebar 6–11 cm. Bunga muncul dari ketiak daun, makhota bunga berwarna putih bersih. Buah berbentuk bundar, garis tengah 2,5–3 cm berwarna hijau waktu masih muda dan berubah kekuningan ketika masak. Biji berbentuk hampir bulat berdiameter 2,5 cm. Biji mengandung minyak 71,4%. Dari minyak biji ini dapat dipergunakan sebagai minyak lampu dan minyak bahan sabun. 3. Ceiba pentandra Gaertn. suku Bombacaceae Perawakannya berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter batang 0,9 m., dapat tumbuh di bawah ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Kulit batang berwarna hijau waktu muda dan berubah keabuan setelah tua kadang berduri. Kualitas kayu tergolong rendah, sehingga sering kali hanya sebagai papan pencetak (bekesting) dalam pembuatan beton. Daunnya menjari berjumlah 5 sampai 9 helai. Helai daun berbentuk lanset panjang 5–16 cm dan lebar 1,5–4,5 cm. Bunga muncul di ketiak daun yang sudah rontok dekat ujung ranting. Makhota bunga berwarna mentega. Buah bulat panjang, pada bagian ujung mengecil panjang 7,5–15 cm dan diameter 3–7 cm. Dalam buah terdapat biji sekitar 20% dari total buah kering dan masing-masing biji berdiameter 0,5–0,7 cm. Dalam biji mengandung minyak 25–40%. Minyak biji ini dapat digunakan sebagai minyak lampu, bahan pembuat sabun dan kadang-kadang sebagai minyak goreng. 4. Cerbera manghas L. suku Apocynaceae Perawakannya berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 17 m, diameter batang 0,4 m, dapat tumbuh baik pada

(6)

Beragam Pohon Potensial Penghasil Minyak 1 dataran rendah di bawah ketinggian 500 m dari permukaan laut. Batang bercabang rendah, kulit batang berlentisel kadang-kadang kulit luarnya mengelupas. Kayunya putih, rapuh, kualitas rendah, dapat dipakai untuk arang ringan. Daun tunggal berbentuk telur terbalik berukuran 12–31 cm dan lebar 4,5–7 cm. Bunga bentuk payung muncul dari ujung tangkai daun. Makhota bunga berwarna putih, di bagian tengah berwarna merah. Warna bagian tengah bunga ini yang mencirikan jenis manghas. Buah berbentuk elip hampir bulat, berukuran panjang 7 cm dan lebar 6 cm berwarna ungu tua. Dalam satu buah terdapat 1–2 biji. Biji berbentuk bulat pipih berukuran 4 × 2,5 cm. Dalam biji mengandung minyak 55–70%. Dari minyak biji ini dapat dipergunakan sebagai minyak lampu tetapi tidak dapat dipergunakan sebagai minyak masak karena beracun. 5. Mesua ferrea L. suku Guttiferrae Perawakannya berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 20 m dan diameter batang 20 cm. Daerah tumbuh berada pada ketinggian di bawah 1300 m dari permukaan laut. Kulit kayu berwarna abu-abu coklat umumnya pecah-pecah dangkal. Kayu sangat keras, ulet, kuat, tahan lama tetapi sulit dikerjakan dan biasanya digunakan untuk gagang tombak atau tongkat jalan. Daunnya berhadapan atau sebagian berseling berbentuk lanset berukuran 4,5–8 cm dan lebar 1–2,5 cm. Bunga muncul dari ketiak daun atau ujung ranting dengan makhota bunga berwarna putih cerah. Buahnya berbentuk jorong, meruncing panjang sekitar 3,5 cm dan lebar 2 cm. Dalam buah tua terdapat 1–3 biji berwarna coklat. Biji berbentuk kerucut berukuran 2,2 × 1,1 cm. Dalam biji mengandung minyak 46–49%. Penggunaannya untuk obat luka di kepala. Selain itu, minyak biji juga dapat dipergunakan sebagai bahan pembuatan sabun. Pohon ini juga merupakan tanaman hias dan tanaman tepi jalan yang berkualitas baik tetapi pertumbuhannya agak lambat. Pada bulan Januari 1976 atas permintaan Gubernur Jawa Timur melalui Bupati pasuruan, Kebun raya Purwodadi mengirimkan bibit M. ferrea untuk ditanam pada stand Jawa Timur di Proyek Taman Mini Indonesia Indah, jakarta. Status tanaman ini sekarang agak langka. 6. Schleicera oleosa Willd. Perawakannya berbentuk pohon, dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter batang 175 cm. Tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 1000 m. Daerah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman jati, biasanya bersesuaian dengan tanaman ini. Kulit batang kekuningan, batangnya memiliki banyak mata kayu. Kayunya sangat keras dan ulet sehingga cocok sebagai alat penumbuk padi yang akan aus dengan teratur tanpa menyerpih. Daunnya majemuk menyirip. Helai daun berjumlah 4–8 lembar dan berbentuk elip atau kadang-kadang berbentuk bulat telur terbalik, panjang 4,5–18 cm dan lebar 2–9 cm. Daun muda berwarna kemerahan. Bunga muncul dari ketiak daun. Buah berbentuk bundar berdiameter 2,5 cm. Biji berbentuk hampir bulat berukuran 1,9 × 1,1 cm. Dalam biji mengandung minyak 70% dan dapat digunakan untuk minyak pelumas, bahan pembuat sabun lunak, penerangan/ minyak lampu, pembuatan lilin dan pembuatan saleb yang berbau harum. 7. Sterculia foetida L. (Kepuh), suku Sterculiaceae Perawakannya berbentuk pohon yang dapat mencapai tinggi 35 m dengan diameter batang 120 cm dan berakar papan. Model arsitekturnya adalah Aubreville. Kulit batang pohon berwarna abu-abu putih kecoklatan berlenticel, sering mengelupas dalam bentuk kepingan karena faktor pertambahan besar batang. Bagian dalam kulit batang berserat berwarna coklat kemerahan. Daunnya menjari terdiri atas 5–10 helaian daun, panjang gagang daun 1 0–25 cm, helaian daun berbentuk elip sampai bulat panjang berukuran 12–15 cm × 4–6 cm. Perbungaan muncul di ketiak daun atau kadang-kadang hampir mendekati ujung ranting, mula-mula berwarna kuning abu-abu kemudian menjadi coklat kemerahan. Gagang buah berukuran panjang 18–20 cm dan diameter 0.75–1 cm. Setiap gagang buah terdiri atas 1–5 buah. Buah berkulit keras berbentuk setengah lingkaran agak pipih berukuran panjang 9–10 cm dan lebar 5–8 cm berwarna hijau mengkilat ketika masih muda dan berubah menjadi coklat kehitaman setelah tua. Hampir semua buah tua pecah di sisi setengah lingkaran dan terbuka selebar 4–5 cm sehingga bijinya tampak jelas dari luar. Sebagian biji bertahan dalam cangkang dan sebagian yang lain tersebar di permukaan tanah sekitar pohon induk. Buah normal umumnya berisi 12–14 biji, tetapi kadang-kadang ada yang mencapai 17 biji. Biji berwarna abu-abu kehitaman berbentuk bulat panjang berukuran 2,5–3 cm × 1,5–1,75 cm. Dalam biji mengandung minyak 40–55% dan dapat digunakan untuk minyak lampu atau bijinya diangkat dengan sujen untuk penerangan. 8. Terminalia cattapa L. suku Combretaceae Perawakannya berbentuk pohon yang dapat mencapai tinggi 40 m. dan diameter batang 1m. Tumbuh meliar di daerah pantai tetapi jika ditanam dapat tumbuh baik pada ketinggian di bawah 800 m. dari permukaan laut. Kulit batang berwarna kehitaman, kayunya tahan terhadap air laut sehingga sering dipergunakan sebagai perkakas perahu atau komponen perahu. Daun tersebar, sebagian terkumpul diujung ranting berbentuk bulat telur terbalik panjang 15–31 cm dan lebar 10–23 cm. Bunga muncul dari ketiak daun berwarna putih kekuningan. Buah bersegi, panjang 2,5–7 cm dan diameter 4–5,5 cm. Biji terbungkus oleh serabut yang ulet berbentuk lanset berukuran 4 × 0,7 cm. Dalam biji mengandung minyak sekitar 50%. Inti biji

(7)

Soejono 15 dapat dimakan langsung tetapi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan diare. Perlu ditambahkan bahwa untuk mengubah tumbuhan potensial menjadi tanaman ekonomis penghasil minyak masih memerlukan proses yang sangat panjang. Widyatmoko (2010) menjelaskan bahwa proses domestikasi dari tanaman liar, sedikitnya melalui enam tahap yaitu liar-digunakan-dikelola-dikultivasi-didomestikasi dan tahap berikutnya baru dibudidayakan secara ekonomis dalam skala besar. Dalam proses ini telah terjadi campur tangan manusia atau sentuhan teknologi yang mengubah sifat morphologi maupun genetis tanaman misalnya ratio buah meningkat, ukuran biji menjadi lebih besar dan sebagainya sehingga statusnya tanaman menjadi lebih produktif dan ekonomis. Contoh tanaman yang telah terdomestikasi antara lain adalah Areca catechu yang telah ditanam di India sekitar 3000 tahun silam, Phonix dactylifera telah ditanam sejak sekitar 10.000 tahun yang lalu dan Elaeis guineensis merupakan spesies yang telah didomestikasi sejak awal abad 20. Sedikitnya terdapat delapan jenis pohon Koleksi Kebun Raya Purwodadi yang berpotensi sebagai penghasil minyak dan tahan terhadap kondisi iklim yang relatif kering. Potensi kandungan minyak umumnya terdapat pada biji dan berkisar antara 25 dan 75%. Perlu ditambahkan bahwa untuk mengubah tumbuhan potensial menjadi tanaman ekonomis penghasil minyak masih memerlukan proses yang sangat panjang. KEPUSTAKAAN Anonimous, 2010 a; http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak Diakses tanggal 7 Pebruari 2010. Anonimous, 2010 b.http://b0cah.org/index.php?option=com_ content&task=view&id= 54&Itemid=40 Diakses tanggal 7 pebruari 2010.

Anonimous, 2009. Sterculia foetida L. http://www.proseanet. org/prohati2/browser.php?docsid=288 Diakses tanggal 6 Oktober 2009.

Arisoesilaningsih dan Soejono, 2001. Kebun Raya adalah Hortus Iklim Kering? Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Lahan Kering. Kerjasama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kebun Raya Purwodadi dan Universitas Brawijaya, Fakultas MIPA. Backer CA, dan Bakhuizen van den Brink Jr RC, 1963; 1965;1968. Flora of Java Vol. I–III. N.V.P. Noordhoff Groningen, The Netherlands. Bailey LH, 1953. The Standard Cyclopedia of Horticulture. The Macmillan Company, New York. Burkill IH, 1966. A Dictionary of the Economic Products of the Malaysia and Singapore. Ministry of Agriculture and Cooperatives, Kuala Lumpur, Malaysia. Chaidir A, 2009. Irit Bensin Karena Atsiri http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle& cid=9&artid=2116.

Darnaedi, 2002. Rencana Strategis 2002-2005. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI,Bogor. Heyne K, 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II (Terjemahan). Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. Steenis CGGJ, 2003. Flora untuk Sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Sudradjad HR, 2006. Memproduksi Biodiesel Jarak Pagar. Panebar Swadaya, Jakarta. Widyatmoko D, 2010. Proses Domestikasi. Makalah disampaikan pada pertemuan pembahasan ICP 2011. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 26–27 Januari 2010 (tidak diterbitkan).

Gambar

Tabel 1.  Beragam jenis pohon koleksi Kebun Raya Purwodadi yang berpotensi sebagai penghasil minyak

Referensi

Dokumen terkait

Surat Direktur Jenderal Anggaran Menteri Keuangan Nomor SP DIPA-018.09.2.567460/2016 tanggal 07 Desember 2015 Tentang Pengesahan Daftar Isian Pengguna Anggaran

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai Pelatihan Pemasaran Online Pusat Inkubator Wirausaha dan Klinik UMKM Kota Cilegon tentang Pengoptimalan Penggunaan Media

Bagi perusahaan adalah sebaiknya menambah jumlah anggota komite audit dalam melaporkan tugas dan fungsinya kepada komisaris karena hasil dari penelitian ini

Hasil penelitian ini adalah; Menggunakan alat ukur RMSE model ARCH (1) menjadi model paling baik dalam memprediksi harga emas kontrak berjangka dengan nilai kesalahan prediksi

By using this Experience Text Relationship method, it is hope this method can make students achievement in reading comprehension in reading narrative text can be better and they

(b) Penyedia, sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya teknis, dan telah menyetujui untuk menyediakan Jasa Konsultansi

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,