• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi: Definisi

Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

Gambar 2.1.1 menggambarkan apa yang dapat kita namakan universal dari komunikasi. Ini mengandung elemen – elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi massa.

Tabel Komunikasi Antarmanusia

Bidang Komunikasi Beberapa Tujuan yang Antarmanusia Lazim

Intrapribadi Berpikir,melakukan penalaran, menganalisis

Antarpribadi Mengenal,berhubungan,

(2)

Kelompok Kecil Berbagi info,mengembangkan gagasan,memecahkan masalah,membantu   Organisasi Meningkatkan produktivitas,membangkitkn semangat kerja,memberi informasi,meyakinkan

Publik (terbuka) Memberi informasi,meyakinkan, menghibur Antarbudaya Mengenal,membantu, Berhubungan,mempengaruhi Massa Menghibur,meyakinkan (mengukuhkan,mengubah mengaktifkan),memberikan informasi,membius,

(3)

Keterangan :

• Intrapribadi : Komunikasi dengan diri sendiri

• Antarpribadi : Komunikasi antar dua orang

• Kelompok Kecil : Komunikasi antar sekelompok kecil orang

• Organisasi : Komunikasi dalam suatu organisasi formal

• Publik (terbuka) : Komunikasi dari pembicara ke khalayak

• Antarbudaya : Komunikasi antara orang dari budaya yang berbeda

• Massa : Komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat luas, disalurkan melalui sarana audio dan atau visual (dikutip dari buku Komunikasi Antarmanusia Joseph A. De Vito, Edisi Ke Lima. 2004 : 23-24).

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama

(communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Deddy Mulayana, M.A, Ph.D. dalam bukunya (2005:42)

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “kita

(4)

mengirimkan pesan”. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok oran yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Deddy Mulayana, M.A, Ph.D. dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:42).

Menurut Bernard Bereksin dan Gary A. Steiner komunikasi ialah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

Menurut Harold Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut : who Says

What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa

Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Deddy Mulayana, M.A, Ph.D. dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:62).

2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat. Pesan – pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Deddy Mulayana, dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:62 - 75).

(5)

2.2.1 Komponen Komunikasi Massa

Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : Pertama, sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau

originator.

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya bervariasi, mulai dari sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah ideologi, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut kedalam seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut.

Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan, Simbol terpenting adalah kata – kata

(6)

(bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya). Kata- kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya).

Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain.

Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, overhead

projector (OHP), sistem suara (sound system) multimedia, semua itu

dapat dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. Pengirim pesan akan memilih saluran – saluran itu, bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi.

Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran / tujuan

(destination), komunikasi (communicate), penyandi balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni

(7)

lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan/atau bonverbal yang ia terimamenjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian balik (decoding).

Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari yang tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu). Unsur lain yang sering ditambahkan adalah umpan balik (feed back), gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers). Deddy Mulayana, dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:62 - 65).

2.2.2 Bentuk – Bentuk Komunikasi Massa

Ancangan lain untuk definisi komunikasi massa adalah mendefinisikannya dalam bnetuk sarana yang paling banyak digunakan: televisi, radio, suratkabar, majalah, buku dan hasil rekaman audio – kaset,

compact disk.

Menurut McLuhan menamai dengan fenomena emplosi media : Media diarahkan langsung kepada khalayak dan menjangkau khalayak dengan segala macam ransangan terhadap alat indera

(8)

 

Pemirsa

Gambar I media massa

dikutip dari buku Komunikasi Antarmanusia Joseph A. De Vito, Edisi Ke Lima. 2004 :507 - 508).

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan jika mereka menjalankan beragam fungsi pokok. Enam diantara fungsi yang paling penting :

A. Menghibur

Media mendesain program – program mereka untuk menghibur. Mereka member hiburan untuk mendapatkan Televisi  Maja ‐lah  Tape,  CD  Radio  Surat  kabar  Buku

(9)

perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. Inilah sebab utama adanya komunikasi massa.

B. Meyakinkan

Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur, fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). Persuasi dapat dating dalam banyak bentuk : (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, (3) menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan (4) memperkenalkan etika atau menawarkan system nilai tertentu.

C. Mengukuhkan

Sukar bagi suatu pihak untuk mengubah orang dari satu sikap tertentu ke sikap yang lain. Seringkali media mengukuhkan atau membuat kepercayaan, sikap, nilai, dan opini kita menjadi lebih kuat. Kaum demokrat akan memaparkan diri mereka dalam persuasi yang demokratis dan akan menghasilkan pengukuhan dari pengalaman ini. Demikian pula, orang yang religious akan mendegarkan pesan – pesan yang sesuai dengan keyakinan mereka dan akan menjadi lebih kuat dalam meyakini kepercayaan mereka.

(10)

D. Menggerakkan

Dari sudut pandang pengiklan, fungsi terpenting dari media adalah menggerakkan (activating), menggerakan konsumen untuk mengambil tindakan. Media berusaha mengajak pemirsa atau pembaca untuk membeli merek tertentu. Setelah suatu sikap dibentuk atau suatu pola perilaku dimantapkan, media berfungsi menyalurkannya, mengendalikan ke arah tertentu.

E. Menginformasikan

Sebagian besar informasi kita dapatkan dari media, dari belajar politik, seni, ekonomi serta banyak lagi subyek lainnya dari media. Salah satu cara mendidik atau mempersuasi adalah melalui pengajaran nilai – nilai, opini, serta aturan – aturan yang dianggap benar kepada pemirsa, artinya sebagian dari fungsi edukasi media diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi.

F. Membius

Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa bila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan – akan berada dalam pengaruh narkotik.

(11)

dikutip dari buku Komunikasi Antarmanusia Joseph A. De Vito, Edisi Ke Lima. 2004 : 515 - 517).

2.2.4 Karakteristik Komunikasi Massa

Sedangkan menurut Hafied Cangara media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Adapun karakteristik media massa ialah:

1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.

4) Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya.

(12)

5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.(Cangara,1998:134).

2.3 Televisi

Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar (audio – visual). Ia berbeda dengan media cetak yang lebih merupakan media pandang. Orang memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 38).

2.3.1 Sejarah Dan Perkembangan Televisi

Media audio visual televisi muncul karena perkembangan teknologi. Kehadirannya setelah beberapa penemuan seperti telepon, telegraf, fotografi serta rekaman suara. Media televise ada setelah radio dan media cetak. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak penemu maupun innovator yang terlibat baik perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya missal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.

Awal dari televisi tentu tidak bias dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

George Carey (1876) menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik,

(13)

Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar Katoda. Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow ilmuwan Jerman memiliki ide (1884) bagaimana dapat mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain dan ia berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Temuannya disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Paul Nipkov disebut sebagai ‘bapak televisi’.

Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society”, dibandingkan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku), televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Sifat politisnya sangat besar karena menampilkan informasi, hiburan dan pendidikan, atau gabungan dari ketiga unsur tersebut secara kasat mata.

Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu penonton televisi dapat menikmati acara televisi sambil duduk santai menyaksikan berbagai informasi. Penyampaian isi pesan seolah – olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, dengan mudah dimgengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Pesan – pesan yang disampaikan langsung mempengaruhi otak, emosi, perasaan dan sikap pemirsa. Kehadiran teknologi televisi, mempengaruhi kehidupan manusia dalam bidang politik, ekonomi, social, budaya bahkan pertahanan dan keamanan

(14)

negara. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 5-7).

2.3.2 Pengaruh Televisi

Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media massa cetak, dan radio, namun pada akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses oleh masyarakat.

Seorang ekonom bernama Benjamin Olken pernah meneliti mengenai pengaruh televisi bagi masyarakat Indonesia dan ia menemukan bahwa semakin banyaknya channel baru yang muncul maka mereka menonton televisisi makin lama dan tingkat partisipasi sosial mereka juga semakin rendah. Artinya mereka lebih berminat untuk menonoton televisi dibandingkan melakukan kegiatan sosial.

Menurut Olken, maju atau tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari tayangan televisinya. Alasannya :

A. Konsumerisme dan materialisme, dua hal tersebut adalah dua hal yang hampir selalu tampak dalam tayangan televisi.

B. Hidup dengan tekanan sosial, televisi mengajarkan kita dan memberikan kita gambaran bagaimana seharusnya kita hidup, berpakaian dan bahkan bertingkah laku. Kita tidak lagi memiliki pendapat pribadi atau identitas diri karena hanya mengikuti apa yang disuguhkan oleh televisi.

(15)

Bila menilik apa saja tayangan televisi yang banyak ditayangkan di Indonesia, bila kita saksikan secara seksama bisa ditarik garis besarnya sebagai berikut :

A. Infotaiment, tentu saja tayangan berbau gossip dan membahas mengenai problematika para artis dan gaya hidupnya yang cenderung mewah dan ala socialite adalah suatu hal yang menarik. Rakyat biasa bias memiliki “mimpi” untuk mengintip dan setidaknya “menikmati” gaya hidup para artis tersebut.

B. Games, tentu saja acara ini cenderung ditayangkan pada malam hari. Dengan berbagai konsep dan format. Dari sekedar adu fisik, hingga tebak kata dan bahkan registrasi sms yang tentunya memakan waktu dan biaya.

C. Sinetron, acara televisi ini tentunya didominasi oleh tayangan sinetron yang ditayangkan hampir seluruh televisi swasta. Selain dibumbui dengan banyaknya kehidupan mewah juga berbagai adegan kekerasan dan berurai air mata. Namun masih juga “merajai” rating televisi hingga sinetron masih menjadi acara favorit tontonan pemirsa.

D. Reality show, saat ini reality show juga telah menjadi primadona tayangan televisi. Mengungkapkan banyak realita yang terjadi di masyarakat dan menggugah kepedulian dan kesadaran sosial para penontonnya.

(16)

E. Acara dan tayangan yang berbau mistis.

Bisa dikatakan bahwa sesungguhnya media massa memiliki peranan penting dan berhubungan erat dengan kehidupan social dan budaya masyarakat. Bahwa apa yang ada di masyarakat, maka itulah yang tercemin di media. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 11 - 13).

2.3.3 Karakteristik Televisi A. Mengutamakan gambar

Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh gambar. Tentu saja gambar yang dimaksud adalah hidup yang membuat televise lebih menarik dibandingkan media cetak.

B. Mengutamakan kecepatan

Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat oleh televisi.

C. Bersifat sekilas

Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi lebih mengutamakan dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi

(17)

terbatas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung tidak mendalam.

D. Bersifat satu arah

Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga member respon pada berita televisi yang ditayangkan, kecuali pada beberapa program interaktif. Pemirsa hanya punya satu kesempatan memahami berita televisi. Pemirsa tidak bisa, misalnya, meminta presenter membacakan ulang berita televisi karena pemirsa tersebut belum memahami atau ingin lebih memahami berita televisi.

E. Daya Jangkau Luas

Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang social – ekonomi. Orang buta huruf tidak mungkin membaca berita media cetak, tetapi ia bisa menonton berita televisi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata – rata status sosial – ekonomi khalayak. (dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 38 - 41).

2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Televisi Kelebihan televisi :

1. Kesan realistik : audio visual

2. Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana santai, rekreatif.

(18)

3. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.

4. Terkait erat dengan media lain

5. Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas

6. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat luas.

Kelemahan televisi :

1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.

2. Iklan relative singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci (bila diperlukan konsumen)

3. Relatif mahal

4. Pembuatan iklan televisi cukup lama.

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 41).

2.3.5 Fungsi Televisi

A. Televisi menghibur kita.

Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat serta pengetahuan kepada pemirsanya.

(19)

Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan.

B. Televisi Memberi Informasi, Pengetahuan & Pendidikan.

Televisi bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan penyebaran berita dan gagasan lebih cepat. Dengan adanya media televisi dunia kelihatan semakin kecil dari sebelumnya. Kita bisa memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di dunia. Berita-berita aktual bisa langsung disebarkan ke berbagai pelosok dunia secara langsung. Gempa bumi, penyakit menular, kriminalitas, peristiwa olah-raga terkini yang terjadi di belahan bumi bisa disaksikan bersama-sama oleh berjuta-juta orang. Media televisi telah bisa menyatukan hati semua orang melalui informasi yang diberikan. Dengan menonton tayangan televisi akan bisa menambah wawasan kita. (diambil dari http://www.tftwindo.org/livingwords/SH132005/132005-9.htm pada tanggal 03 Maret 2011, Pk 3:02 WIB).

2.4 Berita

Berita adalah informasi hangat dan aktual yang disajikan kepada umum mengenai apa yang sedang terjadi, tentang apa yang harus dipikirkan dan bagaimana bertindak. Ini berarti, berita adalah laporan kejadian yang tepat pada waktunya, ringkas, cermat, dan kejadian nyata itu sendiri.

(20)

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ; 73).

Berita menduduki posisi penting. Program berita pada setiap stasiun televisi selalu ditempatkan pada “prime time”. (waktu yang terbaik di TV). Pengertian berita adalah laporan tentang suatu peristiwa yang sudah terjadi, gagasan atau pendapat seseorang atau sekelompok orang (politisi, ekonom, budayawan, ilmuwan, agamawan, dsb) atau temuan – temuan baru dalam segala bidang yang dipandang penting dan diliput wartawan / reporter untuk dimuat dalam media massa cetak atau ditayangkan dalam media TV atau disiarkan melalui radio. Berita yang ditayangkan diperkirakan dapat menjadi isu dan menjadi opini hingga dapat mempengaruhi masyarakat luas untuk menentukan sikap atau kebijakan serta tindakan tertentu.

Jadi berita dapat disimpulkan oleh penulis yaitu sebagai suatu informasi terhangat berdasarkan fakta yang ada dan tidak dibuat – buat.

Batasan – batasannya :

1. Sesuatu peristiwa, gagasan, fakta yang aktual

2. Menarik perhatian umum

3. Penting diketahui umum

4. Dilaporkan atau dimuat menjadi kesadaran umum dan dengan demikian menjadi pengetahuan umum.

(21)

2. Peristiwa yang dilaporkan telah terjadi

3. Peristiwa tersebut dilaporkan wartawan

4. Peristiwa tersebut berkaitan dengan kepentingan umum dan minat masyarakat.

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010; 85 – 86).

2.4.1 Tujuan dan Manfaat Berita

Secara umum berita adalah bentuk karya sebuah liputan TV yang bermanfaat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak ramai yang menggambarkan kegiatan masyarakat pada umumnya, atau proses kegiatan benda – benda alam.

Tujuan dan manfaat berita adalah untuk diketahui khalayak peristiwa, kejadian atau pendapat (gagasan) yang disampaikan secara singkat, padat dan atraktif, agar khalayak sadar dan dapat mengambil kebijakan – kebijakan tertentu bagi siapapun.

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010 ;86 -87).

2.4.2 Nilai berita

Suatu berita memiliki nilai, manakala berita tersebut dapat menggugah, menimbulkan rasa simpati, rasa marah, dan sebagainya. Beberapa pertimbangan yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :

(22)

1. Timeleness (Pertimbangan waktu yang tepat dalam penyajian)

2. Proximity (Kedekatan dalam arti luas)

3. Prominence (Menyangkut orang – orang terkemuka)

4. Consequence (Akibat dari berbagai sebab)

5. Conflict (Berita- berita konflik)

6. Development (Berita pembangunan)

7. Disaster and Crimes (Bencana dan Kriminal)

8. Human Interest (Kisah – kisah kemanusiaan)

9. Sport (Berita olahraga)

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010;87)

2.4.3 Kriteria Berita yang Baik

Kaidah – kaidah penulisan berita dalam pengertian modern, yaitu laporan harus bersifat akurat, objektif, factual dan berimbang. Sebagai penjabaran dari akurat, muncul formula 5W + 1H (What, Who, When,

Where, Why, dan How).

Objektif, berita harus merupakan laporan factual tentang suatu peristiwa seperti apa adanya, tetapi tentu saja sejauh hali ini dimungkinkan, sebab wartawan pun memiliki keterbatasan. Untuk mengejar objektivitas ini kemudian muncul laporan komprenhensif dan laporan investigatif.

(23)

Berimbang (balanced), berita adalah laporan yang objektif termasuk tidak memihak kepentingan kelompok tertentu. Sifat berimbang ini perlu dijaga agar berita tidak menyesatkan pemirsa dan tidak digugat oleh pihak yang merasa dirinya dirugikan.

(dikutip dari Badjuri, Adi dalam buku Jurnalistik Televisi ; Graha Ilmu, 2010;86)

2.5 Teori Uses and Gratification

Teori Uses and Gratification merupakan kritik dari teori jarum hipodermik. Teori ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz, yang menekankan bukan pada apa yang dilakukan media pada khalayak (what media

do to people) tetapi pada apa yang dilakukan khlayak terhadap media (what

people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan

media untuk memenuhi kebutuhannya.

Konsep dasar model ini diringkas oleh para pendirinya Katz, Blumer, dan Gurevitch. Dengan model yang diteliti adalah :

1. Sumber – sumber social psikologis dari

2. Kebutuhan – kebutuhan yang menimbulkan,

3. Harapan- - harpan tentang,

4. Media massa atau sumber – sumber lain yang mengarah pada

(24)

6. Pemuasan dan pemenuhan kebutuhan dan Konsekuensi konsekuensi lain yang barang kali tidak diinginkan. (dalam Kriyantono 2006, dalam bukunya Teknis Praktis Riset Komunikasi

Teori Uses and Gratifications berguna untuk meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan social, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan.

Untuk lebih jelasnya, teori Uses and Gratifications divisualisasikan melalui gambar berikut.

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

-Variabel Individual - Kognitif - Hubungan -Kepuasan

-Variabel Lingkungan - Diversi - Macam isi -Pengetahuan

- Personal identity -Hubungan dengan isi -Dependensi

Gambar II. Model Uses and Gratifications. Sumber : Kriyantono (2006 ; 66)

(Kriyantono, 2006 ; 66-67) menjelaskan struktur model tersebut sebagai berikut.

1. Variabel antesenden terbagi atas dua dimensi yakni :

a) Individual, dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis seperti usia, jenis kelamin, dan factor – factor psikologis komunikan

(25)

b) Lingkungan, dimensi ini dapat terdiri atas data mengenai organisasi, sistem sosial dan struktur social.

2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yakni :

a) Kognitif, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi, dan surveillance atau eksploitasi realitas

b) Diversi, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan, dan kebutuhan akan hiburan.

c) Personal identity atau Identitas Personal, dimensi ini menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri.

3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yakni :

a) Jumlah waktu,dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media

b) Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis media yang digunakan.

c) Hubungan, dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yakni :

a) Kepuasan, dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.

(26)

b) Dependensi media, dimensi ini menyajikan informasi perihal ketergantungan responden media dan isi media untuk kebutuhannya.

c) Pengetahuan, dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu.

Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif – motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif itu terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Sehingga khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Khalayak aktif dan sangat selektif menerima setiap terpaan dari media massa yang sampai kepadanya dan ia tidak mau menerima begitu saja terpaan itu. Khalayak aktif berkaitan dengan terpaan selektif. “Terpaan selektif artinya khalayak memilih media massa dan isi pesan yang mereka yakini paling sesuai dengan pandangan, pendapat, pengalaman mereka”. Dengan kata lain, khalayak akan menggunakan media yang berguna bagi dirinya dan cenderung menghindari media yang kurang berguna bagi dirinya. Sehingga studi dalam bidang ini memusatkan perhatiannya pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan khalayak.

Menurut Katz, Blumer, dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dan teori uses and gratifications, yaitu:

1. Khalayak dianggap aktif artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan

(27)

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan khalayaknya, kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi oleh konsumsi media massa amat bergantung pada perilaku khlayak yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.

Operasionalisasi menurut Mc quail, Blumler, dan Brown yang menggunakan kategori – kategori berikut :

1. Pengawasan atau informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal – hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.

- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

- Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang

berkaitan dengan penentuan pilihan.

- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

(28)

- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan

2. Identitas personal (personal identity), yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

- Menemukan model perilaku.

- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.

- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Hubungan personal atau integrasi (personal relationship), yaiyu manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan

- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain..

- Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki.

- Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

- Membantu menjalankan peran sosial.

- Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan

masyarakat.

4. Hiburan (diversion), yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah, pelepasan emosi

(29)

- Bersantai.

- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

- Mengisi waktu.

- Penyaluran emosi

(Dalam Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa ;72)

2.5.1 Gratification Sought and Gratification Obtained

Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat oleh Philip Palmgreen dari Kentucky university. Kebanyakan riset Uses and Gratification memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen juga kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu khalayak menggunakan media didorong oleh motif – motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh model Palmgreen ini lebih tidak berhenti disitu, dengan menanyakan motif – motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain apakah khlayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (gratification sought) dan GO (gratification obtained) dimana :

1. Kepuasan yang dicari (gratifications sought) merupakan motif individu menggunakan media massa

2. Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) merupakan kepuasan individu setelah menggunakan media massa.

(30)

(Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Rosda Karya, 2001, hal. 66)

Operasionalisasinya adalah dengan membandingkan kedua konsep gratification sought (GS) dan gratification obtained sehingga dapat diketahui kesenjangan antara GS dan GO. Dengan kata lain, kesenjangan kepuasan (discrepancy gratifications) adalah perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor GS dan GO dalam mengkonsumsi media tersebut.

Konsep utama dari sebagian besar model fenomena uses

and gratifications pada dasarnya adalah harapan (expantacy).

“Konsep khalayak yang aktif itu senantiasa mengasumsikan penggunaan media dilandasi oleh suatu harapan”

Philip Palmgreen dan J.D Rayburn II menggambarkan model

expantacy value dari GS dan GO sebagai berikut

Gambar III Model Expantacy Value Kepercayaan –  kepercayaan  (beliefs)  Evaluasi –  evaluasi  Pencarian  kepuasan (GS)  Konsumsi   media  Perolehan  kepuasan yang  diterima (GO) 

(31)

Sumber : Kriyantono (2006, 208) dalam bukunya Teknis Praktis Riset Komunikasi

Dari gambar tersebut dapat diterangkan bahwa terdapat umpan balik dari kepuasan yang diperoleh (GO) ke aspek psikologis kepercayaan dan evaluasi dari perilaku medianya. Kepercayaan dan evaluasi mempengaruhi pencarian kepuasan (GS), dan setiap konsumsi media akan menghasilkan suatu persepsi mengenai kepuasan tertentu yang diperoleh.

Berangkat dari pendekatan Uses & Gratifications model Palmgreen ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana kesenjangan kepuasan yang diterima oleh pemirsa yang menonton program berita Liputan Enam di SCTV.

Indikator terjadinya kesenjangan kepuasan atau tidak adalah sebagai berikut :

1. Jika mean skor (rata – rata skor) GS lebih besar dari mean GO (GS > GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan, Jadi media tersebut tidak memuaskan khalayaknya.

2. Jika mean skor GS sama dengan mean GO (GS = GO), maka tidak terjadi kesenjangan kepuasan karena jumlah kebutuhan yang diinginkan semuanya terpenuhi.

(32)

3. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS < GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Jadi media tersebut memuaskan khalayaknya.

Kerangka pemikiran yang dipakai penulis adalah sebagai berikut :

Gratifications Sought Gratifications Obtained

Media Consumptions

Gambar IV

Dalam penelitian ini, variabel Gratifications Sought diindikasikan akan mendorong khalayak responden dalam mengkonsumsi media. Selanjutnya, pola penggunaan media akan mempengaruhi kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah menonton program acara berita Liputan Enam, walaupun sebenarnya Gratifications Sought dapat mempengaruhi secara langsung Gratifications Obtained.

2.5.2 Motif Penggunaan Media

Pengertian motif adalah sesuatu dari dalam diri yang menggerakan energi yang diarahkan dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan yang ada di sekitarnya. Motif dapat dioperasionalisasikan dengan berbagai cara, unifungsional (hasrat melarikan diri, kontrak sosial, atau bermain), bifungsional (informasi

(33)

– edukasi), empat fungsional (hiburan, hubungan nasional, identitas personal dan surveillance, korelasi, transmisi budaya).

Selanjutnya perilaku ini akan mengarah kan perilaku individu dalam mengkonsumsi media dan akan mempengaruhi terpaan selektif individu terhadap jenis isi media. “Antara individu yang satu dengan yang lain akan mengkonsumsi media dengan cara yang berbeda dengan tujuan yang berbeda – beda pula”.

Menurut Katz, Gurevich, dan Haas memandang media massa sebagai suatu alat yang digunakan individu – individu untuk berhubungan (atau memutuskan hubungan) dengan yang lain. Para peneliti tersebut membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil “(sebagian besar spekulatif) dari literatur tentang fungsi – fungsi sosial dan psikologi media massa” kemudian menggolongkannya kedalam lima kategori :

1. Kebutuhan Kognitif : memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman.

2. Kebutuhan Afektif : emosional, pengalaman menyenangkan

3. Kebutuhan integratif personal : memperkuat rasa percaya diri, status

4. Kebutuhan integratif sosial : mempererat hubungan dengan keluarga, teman.

(34)

2.5.3 Terpaan Media (Media Exposure)

Media exposure menurut Jalaudin Rakhmat diartikan

sebagai terpaan media sedangkan Masri Singarimbun mengartikan sebagai sentuhan media. “Selain itu media exposure berusaha mencari data audience tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi, durasi dan jenis media yang digunakan.” Dari beberpa pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk mengukur terpaan media atau media exposure adalah dengan melihat frekuensi, durasi dan perhatian menonton seseorang.

Setelah memahami teori tentang televisi, komunikasi dan karakteristik komunikasi. Seperti yang diketahui juga bahwa definisi komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan melalui sebuah media. Media disini adalah media elektronik yaitu televisi. “Sebagai suatu sistem penyajian gambar dan suara, televisi menjadi suatu media yang dapat digunakan dari suatu tempat yang berjarak jauh sekalipun”

Salah satu fungsi dari teori uses and gratifications ini adalah untuk meneliti tentang apakah khalayak memperoleh kepuasan dalam menggunakan media massa. Untuk mengukur tingkat kepuasan tersebut, digunakan dua konsep yaitu kepuasan yang dibutuhkan (gratification sought) merupakan motif individu menggunakan media massa dan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) merupakan kepuasan individu setelah

(35)

menggunakan media. Program berita Liputan Enam menjadi objek penelitian yang dihubungkan dengan motif dan kepuasan pemirsa yang menonton yang juga termasuk di dalam teori uses and

gratification.

2.6 Penulis menyimpulkan

a. Gratifications Sought (Kepuasan yang Diharapkan)

Gratifications Sought didefinisikan sebagai kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi media tertentu (radio, tv, koran).

Dalam penelitian ini gratifications sought merupakan yang diharapkan

pemenuhan kepuasannya dari tayangan program berita Liputan Enam di SCTV.

b. Media Use (Penggunaan Media)

Media Use (Penggunaan Media) merupakan perilaku khalayak dalam

menggunakan isi/acara yang disiarkan oleh suatu media.

Dalam penelitian ini, Media Use adalah masyarakat sekitar komplek perumahan Jembatan Dua, sebelum,dan setelah menggunakan media yang dilihat dari pilihan tingkat perhatian, frekuensi, dan curahan waktu rata-rata yang diberikan responden pada acara tayangan program berita Liputan Enam di SCTV.

c. Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh)

(36)

kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media. Pada penelitian ini, Gratifications Obtained diarahkan pada tingkat kepuasan seberapa jauh acara tayangan program berita Liputan Enam di SCTV, memberikan kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah menyaksikan acara informasi tersebut.

d. Gratifications Discrepancy ( Kesenjangan Kepuasan)

Gratifications Discrepancy yaitu kesenjangan kepuasan antara kepuasan

yang diperoleh khalayak dari penggunaan suatu media. Pada penelitian ini,

Gratifications Discrepancy dihitung berdasarkan ketidaksesuaian antara

kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) dari penilaian responden terhadap acara tayangan program berita Liputan Enam di SCTV ,dimana GS lebih besar daripada GO.

(Dalam Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal. 207)

2.7 Kerangka Pemikiran

Secara skematis, kerangka berpikir penulis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

(37)

Gambar V Program televisi

(berita/news)

Audience menonton (audience aktif)

Menonton Liputan Enam

Uses and Gratification

-needs

-Motif (gratifications sought)

-media use

-Gratifikasi (gratification obtained)

Kepuasan yang dicari atau motif (gratification sought)

‐ Motif informasi ‐ Motif identitas pribadi ‐ Motif Interaksi sosial ‐ Motif Hiburan

Kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) ‐ Kepuasan atas informasi ‐ Kepuasan atas identitas pribadi) ‐ Kepuasan atas interaksi sosial ‐ Kepuasan atas hiburan dan pelepasan tegang

Gambar

Gambar I media massa
Gambar III  Model Expantacy Value  Kepercayaan – kepercayaan (beliefs) Evaluasi – evaluasi Pencarian kepuasan (GS)  Konsumsi  media  Perolehan  kepuasan yang diterima (GO) 

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan perubahan kadar kolesterol total yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol sesuai dengan penelitian Trully Kusumawardhani yang menyatakan

Regresi Linier Berganda Regression Variables Entered/Removed a Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Inovasi Proses (X3), Kualitas Informasi (X2), Inovasi

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka simpulan yang dapat ditarik dari hasil kajian ini adalah: (1) potensi sektor maritime Indonesia sangat besar namun masih belum

Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan pada rasio keuangan ROI, ROE, NPM, GPM, ATR, TATO, PER dan EPS sebelum dan sesudah akusisi secara perhitungan

Undangan Mengikuti Seleksi Umum Pengadaan Jasa Konsultansi dapat diambil di sekretariat Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Unit Layanan Kab.. Bolaang

Yang disebut dengan limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian

Rangkasbitung dan Kota Serang akan di selesaikan terlebih dahulu. Kecamatan Rangkasbitung merupakan ibu kota yang dimiliki kabupaten Lebak, merupakan pusat

M engingat populasi burung kakatua di Pulau Komodo banyak ditemukan di lembah-lembah maka penting untuk melakukan penelitian seleksi habitat burung kakatua dengan variasi