• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMPLATE MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEMPLATE MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TEMPLATE MANUAL

SISTEM JAMINAN HALAL

2012

LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA

MAJELIS ULAMA INDONESIA

(2)

MANUAL

SISTEM JAMINAN HALAL

[PERUSAHAAN ………]

Disiapkan oleh,

Disahkan oleh,

(3)

D

AFTAR

I

SI

Daftar Isi ... 1

Halaman Pengesahan ... 2

1. Pendahuluan ...3

1.1 Informasi Umum Perusahaan ... 3

1.2 Tujuan Utama Penerapan SJH ... 4

1.3 Ruang Lingkup Penerapan SJH ... 4

2. Komponen Manual Sistem Jaminan Halal ... 4

2.1 Kebijakan Halal ... 4

2.2 Tim Manajemen Halal ... 5

2.3 Pelatihan dan Edukasi ... 6

2.4 Bahan ... 6

2.5 Produk ... 6

2.6 Fasilitas Produksi ...6

2.7 Prosedur Tertulis untuk Aktivitas Kritis ... 7

2.8 Kemampuan Telusur (Traceability) ... 7

2.9 Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria ... 7

2.10 Audit Internal Halal... 8

2.11 Kaji Ulang Manajemen ... 8

(4)

Halaman Pengesahan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ____________________________________________________________________________ Jabatan : ____________________________________________________________________________ Nama Perusahaan : ____________________________________________________________________________ Alamat Kantor : ____________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________ Menyatakan dan mengesahkan dengan sebenarnya bahwa Manual Sistem Jaminan Halal ini disusun sesuai dengan kondisi perusahaan dan dijadikan pedoman dalam proses produksi halal di perusahaan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Yang menyatakan,

Materai Rp. 6000 (………)

(5)

1. Pendahuluan

1.1 Informasi Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : _____________________________________________________________ Alamat Perusahaan : _____________________________________________________________ Telp/Fax : _____________________________________________________________ E-mail : _____________________________________________________________ Nama Pabrik : _____________________________________________________________ Alamat Tempat Produksi : _____________________________________________________________ Telp/Fax : _____________________________________________________________ E-mail : _____________________________________________________________ Kelompok Produk : _____________________________________________________________ Jenis Produk : _____________________________________________________________ Nama Produk : _____________________________________________________________ : _____________________________________________________________ : _____________________________________________________________ : _____________________________________________________________ Jumlah Produksi (rata-rata/minggu): _____________________________________________________________ Tempat Maklon (titip produksi) : _____________________________________________________________ Jumlah Karyawan : _____________________________________________________________ Daerah Pemasaran : _____________________________________________________________

(6)

1.2 Tujuan Utama Penerapan SJH

Tujuan utama penerapan SJH adalah menjamin kehalalan produk agar dapat menyempurnakan kewajiban bagi kaum muslimin untuk mengkonsumsi produk halal. Mengkonsumsi produk halal adalah kewajiban bagi muslim, maka segala hal yang dapat menyempurnakan suatu kewajiban hukum melaksanakannya menjadi wajib. Hal ini didasarkan dari kaidah ushul fiqh “Maa Laa Yatimmul Wajib Illa bihi Fahuwa Wajib”. Dengan terpeliharanya suatu kewajiban syar’iy maka hikmahnya muslim akan terpelihara kesucian agama, akal, jiwa, keturunan, dan hartanya.

1.3 Ruang Lingkup Penerapan SJH

Ruang Lingkup Penerapan SJH perusahaan [……….] sebagai berikut : ________________________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________

2. Komponen Manual Sistem Jaminan Halal

2.1 Kebijakan Halal

PERNYATAAN KEBIJAKAN HALAL

PERUSAHAAN [...]

“Dengan ini kami menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk

senantiasa memproduksi produk halal secara konsisten mencakup konsistensi dalam penggunaan dan pengadaan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong serta

konsistensi dalam proses produksi halal sesuai dengan persyaratan sertifikasi halal LPPOM MUI “

..., ...20... Pimpinan Perusahaan,

(7)

Bentuk Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Halal yang akan kami lakukan kepada seluruh pemangku kepentingan (stake holders) perusahaan diantaranya sebagai berikut :

a) ____________________ b) ____________________ c) ____________________ d) ____________________ e) ____________________

2.2 Tim Manajemen Halal

2.2.1 Persyaratan dari Tim Manajemen Halal adalah sebagai berikut :

a) Karyawan tetap perusahaan bersangkutan/pemilik perusahaan.

b) Diangkat melalui surat penunjukan dari manajemen puncak (pemilik pabrik) atau bentuk ketetapan lain sesuai dengan kelaziman di perusahaan dan diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan proses produksi halal (termasuk tindakan penghentian produksi jika terjadi penyimpangan). Contoh Surat penunjukan Tim Manajemen Halal perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 1.

c) Memahami titik kritis keharaman produk, ditinjau dari bahan maupun proses produksi secara keseluruhan.

2.2.2 Tugas, Tanggungjawab, dan Wewenang Tim Manajemen Halal secara umum adalah sebagai berikut :

a) Menyusun, mengelola, dan mengevaluasi Sistem Jaminan Halal.

b) Melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan SJH termasuk tindakan perbaikan terhadap kesalahan sampai pada penghentian produksi atau penolakan bahan yang diterima, sesuai dengan aturan yang ditetapkan LPPOM MUI.

c) Menyusun dan melaksanakan prosedur tertulis dalam aktivitas kritis untuk memproduksi produk halal secara konsisten.

d) Membuat laporan Pelaksanaan Sistem Jaminan Halal kepada Manajemen Puncak dan LPPOM MUI setiap 6 bulan sekali.

e) Melakukan Komunikasi ke LPPOM MUI .

2.2.3 Anggota Tim Manajemen Halal

Untuk menjalankan Sistem Jaminan Halal di perusahaan, dengan ini kami menunjuk anggota dibawah ini sebagai Tim Manajemen Halal perusahaan :

1) _______________________________________ 2) _______________________________________ 3) _______________________________________ 4) _______________________________________ 5) _______________________________________

(8)

2.3 Pelatihan dan Pendidikan

Tujuan dari pelatihan dan pendidikan adalah :

1. Meningkatkan pemahaman staf dan karyawan terhadap hukum-hukum Islam tentang pentingnya kehalalan suatu produk

2. Menjadikan karyawan peduli terhadap proses produksi halal dan mampu menerapkannya di tingkat operasional.

Adapun bentuk pelatihan dan pendidikan yang akan kami laksanakan di Perusahaan diantaranya sebagai berikut :

a) Mengikuti Pelatihan dan bimbingan atau penyuluhan halal dari LPPOM MUI setidaknya dua tahun sekali atau lebih sering jika diperlukan.

b) Melakukan pelatihan internal SJH ke semua staf dan karyawan setidaknya satu tahun sekali atau lebih sering jika diperlukan. Contoh perencanaan pelatihan dapat dilihat pada Lampiran 2.

c) Berlangganan majalah Jurnal Halal.

d) Pemasangan slogan, stiker atau tulisan tentang peduli halal di lingkungan perusahaan

2.4 Bahan

Perusahaan harus membuat Daftar Bahan (mencantumkan semua bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong) yang digunakan untuk menghasilkan produk yang disertifikasi.

Ketentuan Daftar Bahan sebagai berikut :

1. Daftar Bahan dibuat sesuai dengan format (dapat dilihat pada Lampiran 3).

2. Daftar bahan harus dibuat rangkap dua dan bermaterai, ditandatangani oleh Ketua Tim Manajemen Halal, pimpinan perusahaan dan dikirimkan ke LPPOM MUI untuk ditandatangani oleh LPPOM MUI.

3. Daftar bahan yang sudah disetujui LPPOM MUI didistribusikan ke bagian yang terkait proses produksi halal, seperti bagian seleksi bahan, pembelian, pemeriksaan dan penyimpanan bahan, dan produksi.

4. Perbaikan daftar bahan harus dilakukan bila terjadi perubahan daftar bahan karena adanya perubahan bahan, produsen bahan atau dokumen pendukung bahan. Revisi daftar bahan tidak perlu dimintakan tanda tangan ke LPPOM MUI setiap ada perubahan, tetapi cukup dimintakan tanda tangan setiap enam bulan sekali. Dalam daftar bahan yang diperbaiki, bahan baru diberi tanda dan dilampirkan dokumen persetujuannya.

2.5 Produk

Perusahaan harus membuat Daftar Produk dan Matriks Bahan vs Produk untuk semua produk yang disertifikasi halal. Format dapat dilihat pada Lampiran 4. Perusahaan harus membuat diagram alir proses produksi untuk produk yang disertifikasi halal. Diagram alir proses produksi dapat dilihat pada Lampiran 5.

2.6 Fasilitas Produksi

Semua fasilitas produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk, baik milik perusahaan sendiri maupun yang disewa dari pihak lain harus didaftarkan dan menjadi ruang lingkup implementasi Sistem Jaminan Halal. Fasilitas ini mencakup semua fasilitas yang digunakan dalam proses produksi sejak dari penyiapan bahan, proses utama hingga ke penyimpanan

(9)

produk. Perusahaan harus meminta persetujuan dari LPPOM MUI setiap penambahan fasilitas produksi baru untuk produk yang sudah disertifikasi. Contoh surat permintaan persetujuan penambahan fasilitas baru dapat dilihat pada Lampiran 7.

2.7 Prosedur Tertulis untuk Aktivitas Kritis

Dalam rangka menjaga kehalalan produk secara konsisten, kami menerapkan aturan/prosedur sebagai berikut adalah :

1. Dalam pembuatan produk baru, Tim Manajemen Halal akan memilih bahan yang telah ada pada daftar bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.

2. Jika harus menggunakan bahan diluar daftar bahan tersebut (bahan baru/bahan lama dengan produsen baru), maka Tim Manajemen Halal akan meminta persetujuan tertulis dari LPPOM sebelum menggunakan bahan tersebut. Contoh surat pengantar permohonan ijin bahan baku dapat dilihat pada Lampiran 6.

3. Melaksanakan pembelian bahan yang sesuai dengan daftar bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.

4. Pembelian bahan baru/bahan lama dengan produsen baru dilaksanakan setelah ada bukti tertulis persetujuan dari LPPOM MUI.

5. Mencatat semua transaksi pembelian dan menyimpan bukti-bukti pembelian lengkap dengan merk serta kodenya.

6. Setiap bahan datang sebelum digunakan produksi diperiksa kesesuaian antara informasi pada label kemasan bahan dengan informasi yang tercantum dalam dokumen pendukung bahan. Informasi yang diperiksa mencakup nama bahan, nama produsen, negara produsen dan adanya logo halal bila dipersyaratkan.

7. Menjalankan kegiatan produksi sesuai dengan daftar bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.

8. Melakukan proses produksi yang bersih dan bebas dari bahan haram dan najis. 9. Meminta persetujuan tertulis dari LPPOM setiap penambahan fasilitas produksi.

10. Melakukan penyimpanan bahan dan produk yang dapat menjamin bebas dari kontaminasi segala sesuatu yang haram dan najis.

11. Memastikan produk halal perusahaan terdistribusi dengan baik yaitu tidak terkontaminasi silang dengan produk lain yang diragukan kehalalannya.

12. Mendaftarkan produk baru dengan merk yang sama untuk disertifikasi halal sebelum dijual di pasaran.

2.8 Kemampuan Telusur (Traceability)

Dalam rangka pelaksanaan proses produksi halal dan mengoptimalkan pelaksanaan SJH di perusahaan, maka kami membuat sistem administrasi pembukuan dan dokumentasi yang rapi, sehingga akan mempermudah penelusuran kembali jika terjadi permasalahan dalam pelaksanaan produksi halal. Administrasi pembukuan yang terutama adalah pencatatan pembelian bahan baku, bahan tambahan dan penolong pada buku catatan pembelian bahan. Contoh Form Administrasi dapat dilihat pada Lampiran 8.

2.9 Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria

Dalam rangka menangani produk yang tidak memenuhi kriteria, kami menerapkan aturan/prosedur sebagai berikut adalah :

1. Produk yang berasal dari bahan dan fasilitas produksi yang tidak memenuhi kriteria harus dipisahkan dan tidak dijual ke konsumen yang membutuhkan produk halal.

(10)

2. Bila produk yang tidak memenuhi kriteria sudah terlanjur dijual, maka produk tersebut harus ditarik dari pasaran.

2.10 Audit Internal Halal

Dalam rangka pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SJH di perusahaan, maka kami akan melakukan audit internal halal. Audit Internal Halal bertujuan untuk menilai secara mandiri pelaksanaan Sistem Jaminan Halal di Perusahaan sehingga diharapkan kami dapat mengetahui kekurangan pelaksanaan SJH.

Ketentuan Audit Internal Halal :

1. Audit internal dilakukan secara terjadwal setidaknya enam bulan sekali atau lebih sering jika diperlukan.

2. Audit internal dilakukan oleh auditor internal halal yang kompeten dan independent terhadap pihak yang diaudit.

3. Pelaksanaan audit internal dengan menggunakan daftar pertanyaan/check list audit (sesuai Lampiran 9).

4. Hasil audit internal disampaikan ke pihak yang bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan yang diaudit.

5. Jika dalam audit internal ditemukan kelemahan/ketidaksesuaian pelaksanaan SJH di perusahaan dengan persyaratan sertifikasi halal (kebijakan, prosedur dan kriteria), maka akan segera dilakukan tindakan koreksi.

6. Kami akan melaporkan hasil audit internal halal dalam bentuk laporan berkala kepada LPPOM MUI setiap enam bulan sekali (sesuai Lampiran 10).

2.11 Kaji Ulang Manajemen

Dalam rangka pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SJH di perusahaan, maka kami juga akan melakukan kaji ulang manajemen terkait dengan pelaksanaan Sistem Jaminan Halal di perusahaan. Kaji ulang manajemen atas SJH secara menyeluruh akan dilakukan minimal 1 tahun sekali atau lebih sering jika diperlukan. Kaji ulang manajemen dilakukan dengan melibatkan seluruh bagian yang terlibat dalam SJH termasuk manajemen puncak atau pemilik perusahaan. Format notulen hasil rapat kaji ulang manajemen dapat dilihat pada Lampiran 11.

(11)

LAMPIRAN MANUAL SJH

Lampiran 1. Contoh Surat penunjukan Tim Manajemen Halal [Kop Surat perusahaan]

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Jabatan :

Dengan ini menetapkan nama-nama di bawah ini sebagai Tim Manajemen Halal, dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Anggota : 1. 2. 3. 4. 5.

Tim Manajemen Halal bertugas untuk merancang, menerapkan dan mengevaluasi sistem jaminan halal di perusahaan.

Demikian surat penetapan ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Pimpinan perusahaan,

(12)

Lampiran 2.Contoh Perencanaan Pelatihan

Waktu Peserta Pelatihan Tema Pelatihan

Januari 2012 Ketua Tim Manajemen

Halal Pelatihan Eksternal SJH dari LPPOM MUI Februari 2012 Tim Manajemen Halal Pelatihan Internal tentang Implementasi

SJH di Perusahaan

April 2012 Staf dan Operator Prinsip Halal dan Haram dalam Islam serta Tindakan pencegahannya di pabrik Oktober 2012 Staf dan Operator Implementasi SJH di level Operator

(Penerapan prosedur tertulis bagian seleksi bahan, pembelian, penerimaan bahan datang, penyimpanan dan produksi, dll)

(13)

Lampiran 3. Format Daftar Bahan yang digunakan untuk seluruh produk yang disertifikasi halal Nama Perusahaan :

Jenis Produk :

No Nama/Merk/Kode Bahan Nama danLokasi

Produsen Pemasok

Dokumen Sertifikat Halal DokumenLain (Spesifikasi/ Diagram Alir) Keterangan Lembaga Penerbit SH No. SH Masa Berlaku SH

BAHAN BAKU DAN BAHAN TAMBAHAN

BAHAN PENOLONG

Dibuat oleh, Disahkan, Disetujui,

Ketua Tim Manajemen Halal Pimpinan Perusahaan Direktur LPPOM MUI

(14)

Penjelasan pengisian Daftar Bahan untuk Seluruh Produk yang Disertifikasi Halal:

1. Nama/Merk/Kode Bahan : cantumkan seluruh bahan, meliputi bahan baku dan bahan tambahan serta bahan penolong (termasuk bahan-bahan alternatif) dalam bentuk nama, merk atau kode bahan (misalnya tepung terigu cap xxx; flavor lychee xxxx, dll).

Pengertian bahan baku dan bahan tambahan serta bahan penolong adalah sebagai berikut :

a) Bahan baku dan bahan tambahan adalah seluruh bahan yang digunakan dalam proses pembuatan produk.

b) Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi, tetapi bahan tersebut tidak menjadi bagian dari komposisi produk (ingredient).

2. Nama dan Lokasi Produsen : cantumkan nama pabrik, termasuk kode pabrik (jika ada) dan lokasi tempat memproduksi bahan (misalnya PT ABCDE Indonesia, Shugoi Co. Ltd., Tokyo Jepang, dll). 3. Pemasok : cantumkan seluruh supplier yang memasok bahan.

4. Lembaga Penerbit Sertifikat Halal : cantumkan MUI atau lembaga sertifikasi halal lain yang diakui MUI.

5. Nomor SH : cantumkan nomor sertifikat halal.

6. Masa berlaku SH : cantumkan waktu berlakunya Sertifikat halal.

7. Dokumen Lain (Spesifikasi/Diagram Alir) : isikan jenis dokumen yang dilampirkan.

8. Keterangan : cantumkan nomor surat persetujuan penggunaan bahan dari LPPOM MUI untuk produk pengembangan/perpanjangan (bila ada) atau untuk menjelaskan bahan yang tidak memerlukan SH. (misalnya bahan kimia dari petroleum atau dari tambang, atau bahan murni dari tanaman, dll)

(15)

Lampiran 4. Format Matriks Bahan vs Produk

MATRIKS REKAPITULASI PRODUK DAN SELURUH BAHAN UNTUK SETIAP JENIS PRODUK

Nama Perusahaan: Jenis Produk :

No. Nama Bahan 1 2 3 Nama Produk4 5 6 7 8

Keterangan : 1. Angka 1, 2, 3 dan seterusnya merupakan nama produk yang disertifikasi dan dapat dituliskan pada lembaran terpisah.

2. Beri tanda (√) pada kolom yang disediakan jika bahan digunakan pada produk yang bersangkutan.

3. Bila nama produk yang disertifikasi lebih dari 10 nama produk atau yang mempunyai kode-kode khusus harus menyerahkan matriks bahan dalam bentuk soft copy.

4. Borang D dapat dibuat dalam bentuk non matriks pada halaman terpisah, dengan tetap dilengkapi pengesahan untuk setiap produk.

..., ...

Dibuat oleh, Disahkan,

Ketua Tim Manajemen Halal Pimpinan Perusahaan

(16)

Lampiran 5.Diagram Alir Proses Produksi

Uraian Kegiatan Proses Produksi Halal di Perusahaan*)[...]

No. Nama Kegiatan Uraian Proses Kegiatan

*)Keterangan :

Untuk perusahaan dengan kategori produk beresiko sangat tinggi (very high risk), maka perusahaan membuat neraca massa yang menguraikan kesetimbangan masa antara potensi ketersediaan sumber bahan baku halal dengan produk halal yang dihasilkan.

(17)

Lampiran 6.Contoh surat pengantar permohonan ijin bahan baku [Kop surat perusahaan]

Kepada :

Yth. Kepala Bidang Pengkajian LPPOM MUI di Tempat

Bersama ini disampaikan permohonan persetujuan LPPOM MUI sehubungan dengan rencana penggunanaan bahan baru, yaitu :

Nama bahan : Nama produsen : Asal Negara produsen :

Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan dokumen pendukung dari bahan yang dimaksud (sertifikat halal, spesifikasi bahan, diagram alir)*.

Demikian permohonan ini disampaikan. Atas perhatian dan bantuannya, disampaikan terima kasih.

Pimpinan perusahaan,

(...)

(18)

Lampiran 7. Contoh surat permintaan persetujuan penambahan fasilitas baru [Kop surat perusahaan]

Kepada :

Yth. Kepala Bidang Sistem Jaminan Halal LPPOM MUI di Tempat

Bersama ini disampaikan permohonan persetujuan LPPOM MUI sehubungan dengan rencana penambahan fasilitas baru untuk produk yang sudah disertifikasi, yaitu :

Nama pabrik/fasilitas produksi :

Alamat :

Status pabrik/fasilitas produksi : milik sendiri, milik orang lain*

Demikian permohonan ini disampaikan. Atas perhatian dan bantuannya, disampaikan terima kasih.

Pimpinan perusahaan,

(...)

(19)

Lampiran 8. Contoh Form Administrasi a. Buku catatan pembelian bahan

(20)

b. Form Pemeriksaan Bahan datang No. /MerkNama

bahan

Produsen &

Negara Tanggal Produksidi kemasan SH / LogoHalal

Ada pada Daftar bahan yang disetujui LPPOM

MUI

Paraf KAHI

(21)

Lampiran 9. Daftar Pertanyaan untuk Audit Internal Halal

No. PERTANYAAN YA TIDAKHasil AuditKETERANGAN 1. Apakah kebijakan halal telah ditetapkan ?

2. Apakah kebijakan halal telah disosialisasikan ? 3. Apakah ada bukti sosialisasi kebijakan halal ? 4. Apakah ada kegiatan pelatihan yang

terjadwal/setidaknya dua tahun sekali ? 5. Apakah ada bukti pelaksanaan pelatihan ? 6. Apakah setiap bahan baru/supplier

baru/bahan lama dengan produsen baru sebelum digunakan selalu dimintakan persetujuan dari LPPOM MUI ?

7. Apakah pembelian bahan baru dilaksanakan setelah ada bukti tertulis persetujuan dari LPPOM MUI ?

8. Apakah setiap bahan datang diperiksa

kesesuaian antara informasi dalam label bahan dengan informasi yang tercantum dalam dokumen pendukung bahan ?

9. Apakah ada persetujuan tertulis dari LPPOM setiap penambahan fasilitas produksi ? 10. Apakah setiap produk baru yang mempunyai

merk yang sama dengan produk yang sudah disertifikasi sudah didaftarkan untuk sertifikasi ?

11. Apakah ada formula/resep tertulis ?

12. Apakah formula/resep yang digunakan dalam kegiatan produksi mengikuti formula/resep tertulis ?

13. Apakah produk yang dihasilkan disimpan di gudang yang bersih dan terhindar dari najis ? 14. Dalam hal terlanjur dibuat produk dari bahan yang belum mendapatkan persetujuan tertulis dari LPPOM MUI, apakah produk tersebut dijual ?

15. Apakah hasil audit internal telah disampaikan ke LPPOM MUI ?

(22)

Lampiran 10. Format Laporan Berkala ke LPPOM MUI

a. Laporan Berkala untuk Produk Tidak Beresiko

Form Laporan Berkala

Nama Perusahaan Jenis Produk

No.SH & Masa berlaku Status SJH & Masa berlaku Sertifikat SJH : : : : :

Ringkasan Perubahan dalam 6 bulan terakhir : Ya Tidak

1. Perubahan Manajemen Halal yang berpengaruh terhadap kebijakan halal

Penjelasan :

……… ……… ……… 2. Perubahan komponen Manual SJH (Prosedur tertulis ,

dokumen, personal tim manajemen halal, dll) Penjelasan :

……… ……… ……… 3. Perubahan Lokasi Pabrik atau penambahan fasilitas

produksi Penjelasan :

……… ……… ……… 4. Perubahan bahan (produsen/pemasok, tipe bahan, dll)

Penjelasan :

……… ……… ……… 5. Perubahan formula dan Pengembangan Produk Baru

Penjelasan :

……… ……… ………

Lampiran :

1. Manual SJH terakhir (jika ada revisi)

2. Daftar Bahan yang digunakan untuk seluruh produk yang disertifikasi terakhir dan Dokumen pendukung

(23)

b. Laporan Berkala untuk Produk Beresiko & Beresiko Rendah

Form Laporan Berkala

Nama Perusahaan Jenis Produk

No.SH & Masa berlaku Status SJH & Masa berlaku Sertifikat SJH : : : : :

1. Ringkasan Hasil Audit Internal :

1a. Waktu Audit Internal 1b. Auditor

1c. Auditee 1d. Temuan

1e. Tindakan Koreksi

2. Ringkasan Perubahan dalam 6 bulan terakhir : Ya Tidak

2a. Perubahan Manajemen Halal yang berpengaruh terhadap kebijakan halal

Penjelasan :

……… ……… 2b. Perubahan komponen Manual SJH (SOP, dokumen, personal,

dll)

Penjelasan :

……… ……… ……… 2c. Perubahan Lokasi Pabrik atau penambahan fasilitas

Penjelasan :

……… ……… ……… 2d. Perubahan bahan (produsen/pemasok, tipe bahan, dll)

Penjelasan :

……… ……… ……… 2e. Perubahan formula dan Pengembangan Produk Baru

Penjelasan :

……… ……… ………

3. Lampiran :

3a. Berita Acara Tindakan Koreksi atas Temuan dalam Audit Internal

3b. Daftar Bahan yang digunakan untuk seluruh produk yang disertifikasi terakhir dan Dokumen pendukung

(24)

c. Laporan Berkala untuk Produk Beresiko Sangat Tinggi

Form Laporan Berkala

Nama Perusahaan Jenis Produk

No.SH & Masa berlaku Status SJH & Masa berlaku Sertifikat SJH : : : : :

1. Ringkasan Hasil Audit Internal :

1a. Waktu Audit Internal 1b. Auditor

1c. Auditee 1d. Temuan

1e. Tindakan Koreksi

2. Ringkasan Perubahan dalam 6 bulan terakhir : Ya Tidak

2a. Perubahan Manajemen Halal yang berpengaruh terhadap kebijakan halal

Penjelasan :

……… ……… 2b. Perubahan komponen Manual SJH (SOP, dokumen, personal,

dll)

Penjelasan :

……… ……… 2c. Perubahan Lokasi Pabrik atau penambahan fasilitas

Penjelasan :

……… ……… 2d. Perubahan bahan (produsen/pemasok, tipe bahan, dll)

Penjelasan :

……… ……… 2e. Perubahan formula dan Pengembangan Produk Baru

Penjelasan :

……… ………

3. Lampiran :

3a. Berita Acara Tindakan Koreksi atas Temuan dalam Audit Internal

3b. Daftar Bahan yang digunakan untuk seluruh produk yang disertifikasi terakhir beserta Jumlah suplier dan kapasitas suplai

3c. Manual SJH terakhir (jika ada revisi)

3d. Data Produksi 1 tahun terakhir beserta kapasitas produksinya (Mass Balance) 3e. Bukti-bukti pencatatan perkedatangan bahan baku (Incoming Material)

(25)

Lampiran 11. Format Notulen Kaji Ulang Manajemen

(26)

PETUNJUK PENGISIAN MANUAL SJH

1. Cover Manual SJH :

a) Isi “ Nama Perusahaan “ sesuai dengan nama perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal dan akan tercantum dalam Sertifikat Halal.

b) Isi tanda tangan dan nama jelas untuk Ketua Tim Manajemen Halal yang menyiapkan Manual SJH dan Perwakilan Manajemen yang mengesahkan Manual SJH

2. Halaman Pengesahan pada halaman 2:

Isi Nama dan Jabatan pemilik perusahaan, Nama perusahaan dan alamat kantor serta tanda tangan dan nama jelas sesuai dengan kondisi perusahaan

3. Informasi Umum Perusahaan pada halaman 3 :

a) Isi “ Nama Perusahaan “ sesuai dengan perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal dan akan tercantum dalam Sertifikat Halal.

b) Isi “ Alamat Perusahaan “sesuai dengan Alamat kantor pusat dari perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal dan akan tercantum dalam Sertifikat Halal.

c) Isi “Telp / Fax” sesuai dengan No. Telp / Fax perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal.

d) Isi “Email” sesuai dengan alamat email perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal atau personil yang ditunjuk untuk komunikasi dengan LPPOM MUI selama proses sertifikasi halal.

e) Isi “Nama Pabrik” sesuai dengan nama pabrik yang memproduksi produk yang disertifikasi halal.

f) Isi “ Alamat tempat produksi “ sesuai dengan alamat semua pabrik yang digunakan untuk memproduksi produk yang disertifikasi halal.

g) Isi “Kelompok Produk” sesuai dengan kelompok produk untuk produk yang disertifikasi halal. Misalnya, Kelompok Produk : Daging dan Produk Daging Olahan.

h) Isi “ Jenis Produk “sesuai dengan jenis produk untuk produk yang disertifikasi halal. Misalnya, Jenis Produk : Sosis.

i) Isi “ Nama Produk “sesuai dengan Nama produk untuk produk yang disertifikasi halal. Misalnya, Nama produk : Sosis XYZ.

j) Isi “ Jumlah Produksi “sesuai dengan Rata-rata jumlah produksi selama 1 minggu.

k) Isi ”Tempat Maklon (titip produksi)” sesuai dengan Nama dan alamat pabrik milik orang lain yang digunakan untuk memproduksi produk yang disertifikasi halal.

l) Isi “ Jumlah Karyawan” sesuai dengan Jumlah Sumber Daya Manusia yang dimiliki perusahaan

m) Isi “ Daerah Pemasaran” : Daerah pemasaran untuk produk yang disertifikasi halal. 4. Ruang Lingkup Penerapan SJH pada halaman 4 :

a) Isi “ Nama Perusahaan “ sesuai dengan perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal dan akan tercantum dalam Sertifikat Halal.

b) Isi “Ruang lingkup penerapan SJH” sesuai dengan jangkauan penerapan Sistem Jaminan Halal perusahaan di lingkungan perusahaan. Misalnya : Ruang lingkup penerapan SJH meliputi bagian seleksi bahan, pengembangan produk baru, pembelian, penerimaan bahan, produksi, penyimpanan bahan dan produk, transportasi dan distribusi, serta pemajangan dan penghidangan (untuk restoran) termasuk tempat maklon dan gudang sewa jika ada.

c) Isi “Ruang lingkup penerapan SJH” dengan menjelaskan lingkup penerapan SJH apakah semua produk disertifikasi halal atau hanya sebagian saja.

5. Kebijakan Halal pada halaman 4 :

a) Isi “ Nama Perusahaan “ sesuai dengan perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal dan akan tercantum dalam Sertifikat Halal.

b) Isi (tempat, tanggal, bulan, dan tahun) sesuai dengan waktu penetapan Kebijakan Halal. c) Isi tanda tangan dan nama jelas untuk pemimpin perusahaan yang mengesahkan Manual

(27)

d) Isi “Bentuk kegiatan sosialisasi kebijakan halal sesuai dengan kebutuhan di perusahaan. Misalnya: Spanduk, slogan, poster, stiker, tulisan tentang peduli halal, ceramah, briefing karyawan, dan cara lainnya.

6. Anggota Tim Manajemen Halal pada halaman 5 :

Isi “Anggota Tim Manajemen Halal” sesuai dengan nama lengkap anggota Tim Manajemen Halal yang tercantum dalam surat penunjukan dari pimpinan perusahaan.

7. Lampiran pada halaman 9 :

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan tindakan keperawatan hari kedua, hasil evaluasi yang dilakukan pada hari jumat, 6 April 2012 jam 13.30 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang

Proses ini merekam semua database yang masuk dan akan ditampilkan di website. Halaman website terdiri dari halaman publik web dan halaman admin. Halaman publik

coba kamu baca dan amati buku dan karya sastra di dalam majalah atau koran. Perlu kamu ketahui bahwa teks ulasan adalah sebuah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis

Pada saat kompresor memampatkan udara atau gas, ia bekerja sebagai penguat ( meningkatkan tekanan ), dan sebaliknya kompresor juga dapat berfungsi sebagai pompa

Diriwayatkan dari Ibn Abbas, bahwa beberapa orang dari kalangan sahabat ada yang mengatakan, “Andaikan kami dapat berperang sebagaimana yang dilakukan kawan-kawan

Standar Struktur Biaya merupakan salah satu alat untuk mendukung efisiensi alokasi biaya dalam penyusunan RKA-K/L melalui penilaian kewajaran komposisi biaya

Solid Waste Management Improvement Bandung Municipal, West Java.. Palembang – Indralaya Toll Road,

Bahasan tentang syarat dalam perkawinan tidak sama dengan syarat perkawinan yang ada dalam kitab-kitab fiqh karena yang dibahas dalam syarat perkawinan itu adalah syarat-syarat