• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Pembinaan Desa Siaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5. Pembinaan Desa Siaga"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN DESA SIAGA

A. Pendahuluan

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Latar Belakang

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka seluruh desa di Indonesia dituntut untuk menjadi desa yang sehat dengan berbagai Indikator.Syarat Desa Sehat adalah dengan membentuk Desa Siaga.Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain. Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan : * Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan factor resikonya termasuk status gizi serta kesehatan ibu hamil yang beresiko. * Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB serta factor resikonya termasuk kurang gizi. * Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan kesehatan. * Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya. *

(2)

Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.

Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh sumber daya seperti tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Selain itu juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir. Untuk sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

Dasar Hukum

1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten / Kota;

2) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang PedomanUmum Pengembangan Desa dan KelurahanSiaga aktif;

3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 4) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor140.05/292 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Kelompok Kerja Operasionaldan Sekretariat Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Pusat;

5) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional;

6) Keputusan Kepala Dinas Nomor 440//SK/VI/2014 tentang pembentukan tim Pembina perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

7) Keputusan Kepala Puskesmas Pekuncen Nomor 440/907/VII/2015 tentang pembentukan tim Pembina perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Puskesmas Pekuncen

C. Maksud dan Tujuan

Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

(3)

1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.

2. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah, kegawadaruratan dan sebagainya)

3. Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

D. Kegiatan pokok dan Rincian Kegiatan

Salah satu kunci keberhasilan dan esa siaga adalah ke aktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangaka pembinaan, perlu dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out. Kader-kader yang memiliki motifasi memuaskan kebutuhan social psikologisnya harus di beri kesempatan seluas-luasnya utuk mengembangkan kreatifitasnya. Sementara kader-kader yang masih dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya harus dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan misalnya dengan pemberian gaji/ insentif atau fasilitas atau dapat berwira usaha.

Perkembangan desa siaga perlu di pantau dan di evaluai berkaitan dengan ini kegiatan-kegiatan desa siaga perlu di catat oleh kader, misalnya dalam buku register UKBM (contohnya system informasi posyandu ).

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan membantu/memfasilitasi/mendampingi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi dan dilakukan oleh forum masyarakat desa (pengorganisasian masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap berikut .

1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya, yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.

2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif pemecahan masalah.

3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak merencanakan dan melaksanakannya.

4. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelesatarian upaya yang telah dilakukan.

Dalam pengembangan desa siaga juga sangat diperlukan forum komunikasi masyarakat yaitu terbagi menjadi empat money dan pelaporan, musyawarah mufakat desa, gerakan masyarakat desa, survey mawas diri.

(4)

1) Pengembangan tim petugas

Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan lainnya dialaksanakan. Tujuan langkah ini adalah persiapan para petugas kesehatan yang berada di wilayah puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi. Persiapan para petugas ini dapat berbentuk sosialisasi, pertemuan, atau pelatihan yang bersiafat konsolidasi, yang di sesuaikan dengan kondisi setempat. Keluaran atau out put dari langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerja sama dalam satu tim untuk melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat.

2) Pengembangan tim di masyarakat

Tujaun langkah ini adalah mempersiapakan para petugas, tokoh masyarakat, dan masyarakat (forum masyarakat desa ) agar mereka mengetahui dan mau bekerja sama dalam satu tim untuk mengembangkan desa siaga. Langkah ini, termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, bertujuan agar mereka mau memberi dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, persejuan, dana, maupun sumber daya lain sehingga pengembangan desa siaga dapat berjalan denag lancar. Penfdekatan pada tokoh – tokoh masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung ,khususnya dalam membentuk opini masyarakat guna menciptakan iklim yang kondusif bgi pengembangan desa siaga.

3) Survei Mawas Diri

Survei Mawas Diri (SMD) atau telah mawas diri (TMD) atau Comunity Self Survei (CSS) bertujuan agar tokoh masyarakat mampu melakukan telah mawas diri untuk desanya. Survei harus dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan.

Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalah kesehatan dan daftar potensi di desa yang dapat di dayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut,termasuk dalam rangka membangun poskedes.

Bentuk :

-Curah Pendapat

-Pengisisan Kartu Mawas Diri -Observasi lapangan dll

- Penyajian Data berupa : - Data masalah - Data potensi

4) Musyawarah masyarakat desa

Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah mencari alternatif penyelesaian,masalah kesehatan dan upaya membangun

(5)

poskesdes di kaitkan dengan potensi yang dimiliki desa.Disamping itu,untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan desa siaga.

Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disampaikan,biasanya adalah daftar masalah kesehatan,data potensi serta harapan masyarakat.Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk menentukan prioritas,serta langkah-langkah solusi untuk pengembangan poskesdes dan pengembangan desa siaga.

5.) Penilaian Kriteria Desa Siaga Aktif

F. Sasaran

Sasaran pembinaan adalah 16 Desa yang ada di wilayah Puskesmas Pekuncen

G. Jadwal

Jadwal Kegiatan dilakukan dari bulan Juli sampai Desember 2016

H. Evaluasi Pelaksanaan dan Pelaporan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas promosi kesehatan Pekuncen dengan dibantu oleh bidan desa maupun pemegang program lainnya, dan menjadi tanggungjawab petugas promosi kesehatan Puskesmas Pekuncen.

I. Pencatan, Pelaporan dan Evaluasi

Tersusun laporan kegiatan penyuluhan kesehatan. Dan laporan di serahkan ke kepala Pukskesmas dan Dinas Kesehatan Banyumas

Mengetahui

Kepala Puskesmas Pekuncen

dr. Teguh Ariyanto, MPH NIP. 19750221 200801 0 004

Referensi

Dokumen terkait

lingkungan menjadi kotor. Dengan demikian, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Oemasi tentang hidup sehat melalui media komunikasi kesehatan

Pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa ini diperkuat oleh teori (BA Keliat et al., 2010) bahwa Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan bentuk pelayanan keperawatan kesehatan

Menurut Kementerian kesehatan Republik Indonesia (2017), tujuan diadakan program Indonesia Sehat adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya

Deteksi dini kesehatan jiwa perlu dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat agar individu yang sehat akan tetap sehat, individu yang

U ntuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip dan pola hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan

kematian bayi serta masalah kesehatan akan bertumpu pada pembentukan desa

Indikator proses adalah indicator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka pengambangan Desa Siaga.. Indikator proses terdiri atas

Pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa ini diperkuat oleh teori (BA Keliat et al., 2010) bahwa Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan bentuk pelayanan keperawatan kesehatan