• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PAMERAN KARYA SENI RUPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PAMERAN KARYA SENI RUPA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

BAB I PAMERAN KARYA SENI RUPA

A. JENIS, TUJUAN, FUNGSI, DAN MANFAAT PAMERAN

Menurut Myers, B. (1985) dalam bukunya “How To Look At Art”, tertulis bahwa Pameran merupakan satu aktiviti yang melibatkan satu ruang, biasanya galeri atau dewan dan mempamerkan hasil karya seni seperti lukisan, catan, cetakan, arca, ukiran, gambar foto dan karya yang siap.

Namun dalam kehidupan sehari-hari, Pameran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan perupa ke pada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.” Pameran pun dapat diartikan sebagai suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu adalah : show, exhibition, expo, pekan raya, fair, bazaar, pasar murah.

1. JENIS PAMERAN

Pameran karya seni rupa dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan beberapa jenis yang berbeda-beda. Dapat berdasarkan ragam jenis karya yang ditampilkan, jumlah seniman yang tampil, waktu penyelenggaraan, studi, sifat dan tempat penyelenggaraan pameran tersebut.

Pameran karya seni rupa berdasarkan ragam jenis karya yang ditampilkan, dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

a. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan satu karya seni

rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan lain sebagainya.

b. Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai

jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.

Pameran berdasarkan jumlah seniman yang tampil, dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Pameran tunggal, yaitu pameran yang secara khusus diselenggarakan oleh

b. Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau satu

almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok lainnya.

Pameran berdasarkan waktu penyelenggaraannya, dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Pameran periodik, yaitu pameran yang diselenggarakan secara teratur dalam

waktu tertentu, misalnya sebulan sekali atau setahun sekali.

b. Pameran insidental, yaitu pameran yang diselenggarakan jika diperlukan,

sehingga waktunya tidak bisa ditentukan.

c. Pameran permanen, yaitu pameran yang diadakan dengan tempat yang tetap dan

dibuka dengan waktu yang telah ditentukan. Contohnya: pameran di museum. Pameran berdasarkan studi, dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Pameran seniman, yaitu pameran yang diselenggarakan oleh seorang seniman

atau beberapa orang seniman (kelompok seniman).

b. Pameran keliling, yaitu pameran yang diselenggarakan jika diperlukan (pameran

insidental) yang biasanya bertempat di luar sekolah atau tempat umum.

c. Pameran sekolah, yaitu pameran yang diselenggarakan secara periodik.

Biasanya di kelas, aula sekolah, atau ruang kesenian.

d. Pameran kelas, yaitu pameran yang dilaksanakan setelah siswa selesai berkarya

dari suatu tugas guru atau pada jam pelajaran apresiasi.

Pameran berdasarkan tempat berlangsungnya, dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Pameran terbuka, yaitu pameran yang diselenggarakan di luar ruangan secara

terbuka.

b. Pameran tertutup, yaitu pameran yang diselenggarakan dalam ruangan gedung. c. Pameran bergerak, yaitu pameran dengan menggunakan alat yang bergerak,

misalnya mobil.

2. TUJUAN PAMERAN

Sebuah kegiatan pameran yang diselenggarakan dalam lingkup terbatas (sekolah) maupun lingkup yang lebih luas (masyarakat) dapat diselenggarakan dengan berbagai tujuan :

a. Tujuan sosial berarti bahwa kegiatan pameran seni rupa baik skala besar maupun skala terbatas di sekolah. Karya seni yang dipamerkan dipergunakan untuk kepentingan sosial.

b. Tujuan komersial pameran berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit atau keuntungan terutama bagi seniman dan penyelenggara penyelenggara pameran. Berkaitan dengan tujuan komersial, sebuah kegiatan pameran diselenggarakan dengan harapan karya yang dipamerkan terjual dan mendatangkan keuntungan bagi pemilik karya atau penyelenggara pameran. c. Tujuan kemanusiaan, kegiatan pameran adalah untuk kepentingan pelestarian,

pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Jika pameran bertujuan sosial kemanusiaan, maka dana hasil penjualan karya akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan, masyarakat tidak mampu atau korban bencana alam.

d. Tujuan pendidikan, dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pemeran diselenggarakan dengan harapan mendapat apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas berkarya selanjutnya

3. FUNGSI PAMERAN

Fungsi utama kegiatan pameran adalah sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Perupa atau seniman mengomunikasikan gagasan atau perasaannya dalam bentuk visual melalui karya seni rupa.

Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996) secara khusus menyebutkan lima fungsi pameran seni rupa sekolah, diantaranya :

1. Meningkatkan apresiasi seni warga sekolah khususnya siswa 2. Membangkitkan motivasi siswa berkarya seni

3. Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas 4. Motivasi berkarya visual lewat karya seni,

5. Belajar berorganisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pameran. Kegiatan pameran dan pegelaran memiliki manfaat atau fungsi yang dapat dirasakan langsung maupun tidak langsung.

1. Sebagai media untuk berekspresi diri, berkomunikasi, pengembangan bakat, dan apresiasi, baik untuk pembuat karya seni, penikmat karya seni maupun

apresiator dan kritikus karya seni.

2. Mengembangkan kepekaan terhadap alam sekitar dan menambah kehalusan budi pekerti.

3. Sebagai media pengembang bakat. Makin banyak kesempatan untuk pameran,

makin banyak latihan untuk mengasah bakat seniman dan masin banyak yang dihasilkan.

4. Sebagai Alat Komunikasi. Sebuah pameran seni rupa dapat dijadikan sebagai

sarana komunikasi antara seniman (pencipta karya seni) dengan masyarakat atau pengunjung yang dalam hal ini bertindak sebagai apresiator yang nantinya dapat menilai kualitas dari hasil seni yang dihasilkan oleh para seniman.

5. Media apresiasi seni. Membangkitkan Apresiasi Seni pada Masyarakat.

Apresiasi merupakan kegiatan yang meliputi pengamatan, penghayatan, penilaian, dan penghargaan terhadap sesuatu. Pameran seni rupa juga dapat berfungsi sebagai media bagi masyarakat untuk dapat ikut menilai, menghargai, memahami, maupun menikmati hasil karya seorang seniman. Hal ini akan berdampak pada timbulnya rangsangan positif untuk lebih aktif dalam berkreasi.

6. Sebagai Sarana Motivasi. Pameran seni rupa dapat dijadikan sebagai ajang

untuk menciptakan berbagai macam motivasi baik bagi pengunjung maupun bagi pencipta karya seni untuk bisa lebih aktif dalam berkarya sehingga tercipta kualitas karya seni yang lebih tinggi. Secara tidak langsung manfaat pemaran seni rupa ini juga dapat memberikan hal yang positif terhadap lingkungan.

7. Sebagai Sarana Edukasi. Dalam sebuah pameran seni rupa juga terdapat nilai

edukatif yang terkandung di dalamnya yaitu dapat mendidik insan pecinta seni rupa akan sebuah nilai keindahan dari seni budaya, serta dapat menjadi wahana pelatihan kepekaan cipta, rasa, dan karsa yang pada akhirnya dapat mendorong seseorang untuk lebih aktif dalam berkreasi. Ini juga termasuk salah satu manfaat pameran seni rupa yang dapat dijadikan sarana pendidikan bagi anak-anak dan para pelajar.

8. Sebagai Sarana Rekreasi. Pameran seni rupa dapat dijadikan sebagai wahana

hiburan baik bagi pengunjung pameran, maupun bagi pencipta karya seni tersebut. Hal ini bisa menciptakan rasa damai, kesenangan, serta kepuasaan hati.

4. MANFAAT PAMERAN

Penyelenggaraan pameran untuk kepentingan pembelajaran seni budaya (seni rupa) dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler atau menyajikan karya para perupa dan seniman professional untuk diapresiasi warga sekolah. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester, akhir tahun ajaran atau dalam rangka memperingati hari-hari besar. Penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki beberapa tujuan seperti tujuan sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan.

Secara khusus penyelenggaraan pameran di lingkungan sekolah memiliki manfaat, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya orang lain sekaligus menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif. Berkaitan dengan organisasi penyelenggarannya, kegiatan pameran di sekolah bermanfaat untuk melatih kerja kelompok (bekerja sama dengan orang lain) denan penuh tanggung jawab.Jika karya yang dipamerkan diapresiasi dengan baik, kegiatan pameran juga bermanfaat membangkitkan motivasi siswa dalam berkarya seni. (Cahyono, 1994).

B. MERENCANAKAN PAMERAN

Satu hal yang perlu kita ketahui dalam mengadakan suatu pameran, yakni dalam merencanakan sebuah pameran perlu dilakukan secara sistematis dan logis agar pada waktu pelaksanaannya berjalan lancar. Tanpa perencanaan yang baik sebuah pameran tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

Pameran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman baik secara perorangan maupun kelompok untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada publik melalui media karya seni. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antara seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Dalam penyelenggaraan pameran setidaknya dikenal beberapa tujuan yaitu tujuan sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan. Untuk dapat melaksankan pameran seni dengan baik perlu dipersiapkan kegiatan-kegiatan, baik pada saat pameran maupun sebelum pameran. Berikut ini beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan sebuah pameran di sekolah.

1. MENENTUKAN TUJUAN

Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah menetapkan tujuan pameran. Sebuah pameran seni merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada publik melalui media karya seni. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antara perupa dengan apresiator. Penyelenggaaan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya bisa dilakukan baik di sekolah atau di luar sekolah.

Beberapa tujuan penyelenggaraan kegiatan pameran seni di sekolah antara lain sebagai berikut.

1. Sebagai sarana hiburan/rekreasi bagi pemerhati seni, siswa, dan masyarakat 2. Memberikan motivasi pengujung untuk mengambil langkah kongkrit yang

bermanfaat dalam mempelajari kesenian.

3. Memupuk rasa cinta dan mengembangkan budaya nasional.

4. Disekolah sebagai perwujudan hasil praktek akhir dari mata pelajaran seni rupa. 5. Sarana untuk menunjukkan dan mengembangkan talenta (bakat) seni pada siswa

dan masyarakat dengan harapan mendapat pengakuan umum.

6. Sarana prestasi artinya pameran seni rupa merupakan ajang berprestasi, kompetisi, dan timbul pemikiran untuk berbuat dan berkarya yang baik.

7. Sarana apresiasi artinya dengan melihat pameran seni rupa akan muncul berbagai tanggapan, kritik, penilaian, sarana penghargaan, dan rangsangan seseorang untuk berkreasi dalam berkarya dan berolah seni.

8. Sarana edukatif artinya sarana pembelajaran kepada orang lain, menanamkan akan nilai-nilai keindahan (estetika) dalam lingkup luas, dan mendidik siswa akan keseimbangan batin/rasa dengan akal/pikiran.

9. Sarana rekreasi artinya pameran dapat untuk sarana hiburan. Dengan melihat pameran timbul rasa senang, segar, dan menghilangkan kejenuhan dan ketegangan batin dan fisik.

10. Sarana motivasi dan sarana komunikasi

2. MENENTUKAN TEMA PAMERAN

Setelah tujuan pameran dirumuskan selanjutnya adalah menentukan tema pameran. Penentuan tema berfungsi untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai. Dengan adanya tema dapat memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan. Melalui penentuan tema ini akan lebih mudah menentukan jenis karya yang akan dipamerkan.

Misalnya jika tujuan pameran untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya seni rupa yang dihasilkan oleh siswa, maka tema pameran dapat berupa ajakan untuk mencintai seni rupa karya siswa dan daerah setempat.

Apabila tujuan pameran melestarikan seni lukis tradisional maka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa dibidang seni khususnya seni rupa tradisional.

Dengan demikian karya yang dipilih adalah karya siswa baik dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler yang karyanya dapat menumbuhkan apresiasi terhadap kerya seni rupa baik di sekolah maupun di daerah setempat.

3. MENYUSUN KEPANITIAAN

Setelah rumusan tujuan dan tema telah ditetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun kepanitiaan pameran.

Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pameran agar berjalan dengan lancar perlu dibuat kepanitiaan dalam sebuah organisasi kepanitiaan pameran. Penyusunan struktur organisasi kepanitiaan pameran disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi, dan kondisi.

Umumnya struktur kepanitiaan sebuah pameran terdiri dari panitian inti dan dibantu dengan seksi-seksi. Penyelenggaraan pameran seni rupa akan berjalan lancar bila ada pembagian tugas kepanitian yang jelas. Hal ini dilakukan agar masing-masing orang yang terlibat dalam kepanitiaan pameran memiliki rasa tanggung jawab dan kebersamaan. Secara singkat, berikut ini pembagian tugas kepanitiaan dalam pameran seni rupa.

Adapun susunan kepanitian yang dimaksud dapat berbeda-beda. Dengan demikian susunan panitia inti yang diperlukan, diantaranya :

a. Penanggung Jawab.

Penanggung Jawab atau Pelindung dalam sebuah kegiatan, maupun panitia, tentunya disesuaikan dengan skup yang diinginkanya. Misalnya di Madrasah atau Sekolah, maka Pelindung dijabat oleh Kepala Madrasah atau Kepala Sekolah. Tugasnya adalah bertanggung jawab secara penuh terhadap seluruh kegiatan yang direncanakan.

b. Ketua

Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul sejak perencanaan hingga pelaksanaan pameran. Seorang ketua seyogianya memiliki sikap kepemimpinan yang tegas dan jujur yang disertai sifat sabar dan bijaksana penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang telah menjadi garapannya. Dalam menjalankan tugasnya, seorang ketua harus mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan semua pihak, yang mendukung kegiatan pameran.

c. Wakil Ketua

Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung jawab atas kepengurusan berbagai hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga mengganti ketua atau melaksanakan tugas ketua, apabila ketua berhalangan. Seorang wakil ketua harus memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan.

d. Sekretaris

Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi diantaranya adalah menulis seluruh kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran. Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada kepala sekolah, orang tua, kepada dinas terkait, apabila pergelaran tersebut akan dilangsungkan di sekolah. Sedangkan apabila pameran tersebut akan diselenggarakan di luar sekolah, perlu ada surat izin dan dan pemberitahuan kepada instansi pemerintah yang berwewenang.

Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, bersama ketua, membuat laporan kegiatan sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.

e. Bendahara

Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan, penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran. Bendahara harus juga dapat menyusun laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan keuangan selama pameran berlangsung. Untuk itu bendahara memang harus betul-betul mereka yang memiliki sikap yang jujur, teliti, cermat, sabar, tidak boros, dan tidak lepas rasa tanggung jawab terhadap seluruh tugas yang dilaksanakannya.

f. Seksi Kesekretariatan

Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-menyurat, penyusunan proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai.

Selain susunan panitia inti di atas, seksi-seksi pun dibentuk sebagai penunjang pelaksanaan pameran, di antaranya:

a. Seksi Usaha

Seksi ini berkewajiban membantu Ketua dalam pencarian dana atau sumbangan dari berbagai pihak, untuk menutupi biaya pameran. Beberapa usaha untuk memperoleh dana, misalnya dari iuran peserta pameran, sumbangan dari siswa secara kolektif, sumbangan dari donatur atau para simpatisan terhadap diselenggarakannya pameran, baik berupa uang atau barang yang sangat diperlukan dalam penyelenggraan kegiatan tersebut.

b. Seksi Publikasi dan Dokumentasi

Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui berbagai media, seperti dengan surat-surat pemberitahuan, spanduk kegiatan, pembuatan poster pameran, katalog, undangan, dan sebagainya. Apabila dalam masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan surat-surat izin dapat berhubungan dengan sekertaris penyelenggaraan pameran.

Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai selesai (berakhir), dokumentasi pameran ini sangat penting sebagai tolok ukur dan wawasan di masa mendatang.

c. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang

Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran bertugas mengatur tata ruang pameran. Seksi ini selain bertugas untuk menghias ruang pameran juga bertugas mengatur denah dan penempatan karya yang dipamerkan. Dalam penataan ruang pameran Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pengaturan benda-benda yang dipajang tergantung di dinding ruangan berupa lukisan, jangan sampai dicampur atau satu tempat dengan benda-benda seni kerajinan lainnya yang dipajang di atas meja pameran, bila mungkin disediakan ruangan gelar yang terpisah.

b. Penataan benda-benda untuk mengarahkan pengunjung agar dapat berkonsentrasi waktu menonton dan melihat berbagai barang (karya) yang dipamerkan.

c. Pemberian hiasan dekorasi ruangan diharapkan tidak berlebihan sehingga mengganggu penikmatan karya yang dipamerkan.

d. Pengaturan jalan masuk dalam ruang pameran sesuai dengan keinginan karya mana yang diharapkan dilihat pertama kali dan karya mana yang diharapkan dilihat terakhir kali.

e. Penyertaan musik dan lagu sebagai pengantar dan pengisi suasana pameran bertujuan untuk membantu pengunjung pameran menikmati karya yang dipamerkan.

f. Penyertaan musik pengiring yang berlebihan dapat mengganggu pengunjung pameran sehingga tujuan apresiasi karya dapat tidak tercapai.

d. Seksi Stand

Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas menjaga kelancaran pameran, mengatur (mengarahkan) pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruang pameran.

Petugas penjaga stand diharapkan melayani para pengunjung secara ramah dan sopan membantu memberikan informasi tentang karya-karya yang dipamerkan.

e. Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya

Karya yang akan dipamerkan dikumpulkan dan dipilih, dikategorikan sesuai dengan tema pameran yang ditentukan. Seksi pengumpulan dan seleksi karya bertugas melakukan pencataan dan pendataan karya (nama seniman, judul, tahun pembuatan, kelas, harga, dll) serta melakukan pemilihan karya yang akan dipamerkan.

f. Seksi Perlengkapan

Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan (alat dan fasilitas lain) yang digunakan dalam penyelenggaraan pameran. Seksi ini bekerjasama dengan seksi dekorasi dan penataan ruang mempersiapkan tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara khusus dengan seksi pengumpulan dan seleksi karya dalam pengumpulan dan pemilihan karya.

g. Seksi Keamanan

Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya kemanan karya-karya yang dipamerkan.

h. Seksi Konsumsi

Saat pembukaan pameran umumnya disediakan kudapan atau hidangan bagi tamu undangan. Seksi Konsumsi bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan pameran tersebut. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian pameran.

4. MENENTUKAN WAKTU DAN TEMPAT

Untuk mengadakan sebuah pameran yang sesuai keingingan sang penyelenggara dan sebuah pameran yang memenuhi kebutuhan. Sangat perlu untuk menentukan waktu dilaksanakannya pameran dan tempat dimana pameran tersebut akan dilaksanakan.

Sesuai yang kita ketahui, kegiatan pameran dapat diselenggarakan dalam lingkup terbatas (sekolah) maupun lingkup yang lebih luas (masyarakat)

Pameran yang diadakan dalam lingkup sekolah biasanya ditentukan setelah dilihat dari beberapa aspek. Penentuan waktu pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di sekolah biasanya dilakukan saat tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas seperti pada akhir semester atau tahun ajaran menjelang hingga saat pembagian raport. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat diikuti serta disaksikan oleh segenap warga sekolah. Walaupun demikian jika memungkinkan, maka pameran tidak harus selalu diadakan pada kegiatan akhir semester. Kegiatan pameran dapat diselenggarakan pada waktu persekolahan tetapi pembukaannya dipilih pada akhir pekan atau hari libur akhir pekan sehingga tidak mengganggu jam belajar di sekolah.

Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran, jumlah serta karakteristik karya yang akan dipamerkan, apakah akan dilakukan di kelas, di aula, gedung serba guna, di halaman sekolah atau tempat lain di luar sekolah.

Adapun pameran yang diadakan dalam lingkup luas, baik seorang seniman atu kolektor seni, biasanya lebih mengutamakan waktu yangmereka piker cukup untuk melaksanakan suatu pameran. Untuk tempat, biasanya bagi mereka lebih mengtamakan suatu tempat yang akan menonjolkan karya-karya yang akan dipamerkan.

Adapun beberapa tempat yang dapat dijadikan sebagi lokasi pameran, diantaranya sebagai berikut :

1. Galeri atau Gedung Serba Guna

Galeri atau sebuah gedung serba guna biasanya menjadi pilihan utama para kolektor seni ataupun seniman dalam mengadakan sebuah pameran karya seni rupa yang dimilikinya.

Suatu pameran yang diadakan disebuah gedung tentunya akan lebih aman, mudah dan lebih matang dalam pelaksanaannya. Karena itulah pameran lebih banyak diadakan didalam gedung.

2. Trotoar

Pameran di tempat ini sudah pasti

akan mudah dibanjiri pengunjung, karena di trototar memang tempat orang berlalu lalang. Namun menggelar pameran di trotoar tentu tidak semua di galeri. Selain tidak ada dinding khusus untuk menggantung karya, di trotoar juga tidak aman karena bisa saja karya diterbangkan kangin atau ada anak kecil tiba-tiba menyentuhnya dengan tangan berlepotan es krim. Jadi perlu pengamanan yang lebih ekstra.

Walaupun mempunyai tantangan lebih, pameran di trotaor tentu memberi sensasi sendiri bagi seniman dan tentu saja bagi masyarakat yang menikmatinya. Akan lebih banyak orang yang bisa menikmatinya dari berbagai kalangan.

3. Taman Kota

Pameran di taman memberi kesegeran tersendiri. Di sini, para orang tua bisa bercengkerama dengan keluarga sekaligus

memperkenalkan seni sejak dini kepada anak-anak mereka. Para pengunjung pun sudah dipastikan anak banyak, apalagi jika digelar saat weekend, karena banyak keluarga yang menghabiskan waktu di taman.

4. Pantai

Pameran seni apalagi yang berupa lukisan tentu tidak mudah

dilaksanakan di pantai. Anginnya yang kencang, plus kemungkinan ombak atau percikan air yang datang bisa merusak lukisan-lukisan yang umumnya berada di atas kanvas. Para seniman atau penyelenggara pun harus memastikan bahwa karena mereka aman.

Selain itu para pengunjung yang ingin menikmati pantai pun tidak boleh terganggu dengan adanya pameran tersebut. Bahkan pengunjung juga bisa dimanjakan dengan cara menikmati lukisan sambil berjemur

5. Hutan

Menikmati sebuah karya seni

berupa lukisan yang bergelantungan di atas atau diantara pohon? Jawabannya bisa asyik bisa tidak. Namun bagi kamu yang suka mencari sensasi baru dalam menikmati seni, pameran di hutan memberi kesan sendiri. Apalagi jika lukusan yang dipamerkan lain dari pada yang lain. Misalnya, sejumlah seniman membuat lukisan yang menyatu dengan alam. Sehingga seakan-akan karya seni mereka itu adalah bagian yang tidak perpisahkan dari hutan, tempat pameran itu dilakukan.

6. Tepi Sungai

Sungai yang indah dan jernih mampu menyedot pengunjung untuk datang. Apalagi jika sungai tersebut berada di pinggiran kota yang sekitar sungai ditata dengan baik. maka areal pinggiran sungai inipun bisa dijadikan tempat untuk berbagai kegiatan, salah satunya adalah pameran karya seni. Salah satu sungai yang sering dipakai untuk

pameran seni adalah Cikapundung yang terletak di Kota Bandung jawa Barat. Di sini, banyak seniman yang memamerkan karyanya.

Para kolektor seni banyak ingin berbagi dengan masyarakat luas untuk menikmati karya-karya koleksi mereka. Maka tidak heran jika mereka kadang mengundang masyarakat datang ke rumah untuk ikut menikmati bersama semua karya seni yang ada. Bahkan ada yang mempersilakan semua orang yang berminat untuk mendatangi setiap ruangan dalam rumahnya yang penuh dengan karya seni.

5. MENYUSUN AGENDA KEGIATAN

Penyusuan agenda kegiatan bertujuan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan dan tahapan kegiatan kepada semua pihak yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pameran. Agenda kegiatan dapat disusun dalam sebuah tabel dengan mencantumkan komponen jenis kegiatan dan waktu (biasanya dalam bulan, minggu, dan tanggal). Untuk lebih jelasnya, di bawah ini contoh agenda kegiatan dalam sebuah tabel.

No. Jenis Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembentukan panitia x -2. Penyususnan Proposal x x -3. Rapat Persiapan x -4. Pengiriman surat dan publikasi x x x x -5. Pengumpulan Karya x x x x -6. Seleksi Karya x x -7. Pembuatan Katalog, undangan, sertifikat,

dll.

x x -8. Rapat Pelaksanaan x x -9. Pelaksanaan Pameran x x -10. Pembuatan laporan x -11. Evaluasi dan pembubaran panitia - - - x

Penyusunan proposal kegiatan sangat bermanfaat dalam kegiatan persiapan pameran. Proposal kegiatan dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pameran. Selain itu, proposal ini juga dapat digunakan untuk mencari dana dari berbagai pihak (sponsorship) untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pameran. Secara umum sistematika isi proposal biasanya mencakup: latar belakang, tema, nama kegiatan, dasar penyelenggaraan, tujuan kegiatan, susunan panitia, anggaran biaya, jadwal kegiatan, ketentuan sponsorship, dan lain-lain. Secara garis besar proposal terdiri dari bagian-bagian berikut.

a. Latar Belakang b. Tema

c. Nama Kegiatan

d. Landasan atau Dasar Penyelenggaraan e. Tujuan Kegiatan

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan g. Susunan Kepanitiaan

h. Anggaran Biaya

i. Susunan Acara Dan Jadwal j. Ketentuan Spnsorship k. Penutup

C. PERSIAPAN PAMERAN

Setelah menyusun perencanaan, maka kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan (pelaksanaan) pameran. Kegiatan utama dalam persiapan pameran ini menyiapkan dan memilih karya serta menyiapkan perlengkapan pameran.

1. MENYIAPKAN DAN MEMILIH KARYA

Syarat utama terselenggaranya pameran adalah ketersediaan karya. Setiap orang dapat membuat karya seni rupa yang secara khusus diperuntukan bagi pameran yang direncanakan tersebut atau memilih dari karya yang pernah dibuat sebelumnya.

Untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, sang penyelengara pameran dapat meminjam karya seniman dan atau perupa profesional untuk dipamerkan. Peminjaman ini dilakukan dengan menghubungi langsung senimannya atau menghubungi lembaga yang memiliki karya seniman tersebut seperti museum dan galeri seni rupa.

Secara khusus jika akan memilih karya seniman atau lembaga kesenian profesional, maka kriteria karya yang akan dihadirkan harus ditentukan terlebih dahulu. Kriteria karya yang akan dipilih untuk dipamerkan disesuaikan dengan tujuan dan tema pameran.

Dalam hal ini sebaiknya sang penyelenggara meminta bantuan seorang kurator karya seni rupa untuk memilih dan menentukan karya serta seniman yang akan diundang berpameran.

Dalam pemilihan dan penentuan karya seniman atau lembaga kesenian profesional yang akan dipamerkan harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati karena mungkin saja karya yang akan dipamerkan memiliki nilai sejarah dan nilai

ekonomis yang cukup tinggi. Kelalaian dalam penyimpanan dan pemasangan karya-karya yang akan dipamerkan tersebut dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar, tidak hanya kerugian materil tetapi juga kredibilitas penyelenggara sebagai penyelenggara kegiatan pameran.

2. MENYIAPKAN PERLENGKAPAN PAMERAN

Penyelenggaraan pameran memerlukan perlengkapan (sarana dan prasarana) agar karya yang dipamerkan dapat diapresiasi dengan baik sehingga tujuan pameran sesuai dengan yang diharapkan. Perlengkapan yang umum disediakan dalam kegiatan pameran diantaranya :

1. Gedung atau Tempat Pameran, tanpa adanya gedung atau tempat untuk

diadakannya pameran, tentunya pameran tidak akan pernah terjadi. Gedung dan tempat yang sudah direncanakanpun harus tetap terpantau hingga pameran dilaksanakan.

2. Sketsel atau panil, merupakan alat yang berguna untuk meletakkan hasil karya

seni dua dimensi, contohnya lukisan, gambar, atau karya kerajinan hiasan.

3. Level, merupakan suatu alat yang berfungsi untuk meletakkan karya seni tiga

dimensi, seperti patung, keramik atau kriya. Bentuk level bisa bervariasi, yang terpenting dapat membantu penampilan karya agar lebih menarik. Level bisa dipakai untuk meletakkan satu atau beberapa karya sesuai ukuran.

4. Meja dan kursi, Meja diperlukan untuk buku tamu dan kursi fungsinya sebagai

tempat duduk para tamu undangan di saat acara pembukaan pameran berlangsung.

5. Tata lampu atau pencahayaan, Penempatan lampu sebagai pencahayaan sangat

penting dalam penataannya dengan tata letak sedemikian rupa supaya berfungsi sebaik-baiknya sehingga penerangan terhadap karya yang dipamerkan kelihat indah dan menarik. Tingkat pencahayaan dilakukan sewajarnya, tidak terlalu terang ataupun terlalu redup. Pencahayaan terutama diarahkan ke karya yang dipamerkan, bukan ke arah pengunjung. Arah pencahayaan difokuskan pada hasil seni karya yang dipajang agar kelihatan indah dan menarik perhatian.

6. Dekorasi ruangan, suatu hal yang perlu di perhatikan untuk mempercantik

ruangan pameran, agar kelihatan bahwa ada suatu acara pameran yang yang sedang diselenggarakan dalam gedung (indoor).

7. Katalog, dibuat berupa brosur atau buku yang berisi informasi tentang materi

yang ditampilkan dalam pameran. Adapun isi katalog memuat tentang kata sambutan, jenis-jenis karya, data peserta yang mengikuti pemeran beserta hasil karyanya (bisa juga diikuti foto).

8. Brosur, adalah sebagai sarana promosi dan informasi tentang adanya suatu

kegiatan pameran yang yang diselenggarakan dikelas atau sekolah. Adapun brosur dibuat secara singkat dan menarik yang mempunyai informasi lengkap. Brosur berupa cetakan kertas bisa dibuat beberapa halaman dalam serta berbentuk lipatan. Brosur dicetak sesuai kebutuhan yang perlukan untuk disebarkan ke masyarakat atau lingkungan sekolah.

9. Buku tamu atau buku kesan dan pesan, Sebuah buka besar yang ada di meja

nama, catatan yang diisi oleh para tamu atau pengunjung tentang kesan dan pesan atau kritikan terhadap pelaksanaan kegiatan pameran.

10. Sound system, diperlukan sebagai alat pengeras suara pada saat acara pembukaan

pameran dan selama acara berlangsung bila ada pemberitahuan penting yang perlu disampaikan kepada panitia ataupun pengunjung.

Pelaksanaan pameran mencakup kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama-sama, penataan ruang, pelaksanaan pameran, dan penyusunan laporan. Pelaksanaan pameran merupakan puncak dari implementasi rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan berjalan dengan lancar jika semua pihak khususnya panitia pameran melakukan kerja sama dan berkomitmen untuk mensukseskan pameran tersebut.

Sebelum dilakukan penataan ruang pameran, panitia pameran terlebih dulu membuat rancangan denah ruang pameran. Hal ini berfungsi untuk mengatur arus pengunjung, komposisi penataan karya yang serasi, pengaturan jarak dan tinggi rendah pkamungan terhadap karya dua dimensi dan tiga dimensi dan sebagainya. Jika yang dipamerkan adalah karya restropeksi (karya yang menunjukkan perjalanan kekaryaan seorang seniman) maka harus dipertimbangkan penyusunan pemajangan kerya berdasarkan urutan tahun pembuatannya atau periodesasi kekaryaannya.

Penataan alur arus pengunjung perlu disesuaikan dengan kondisi ruang diantaranya pengaturan lalu lintas pengunjung dalam ruang dengan satu pintu dan dua pintu.

(1) Pengaturan lalu lintas pengunjung jika pameran dilakukan di dalam ruang dengan satu pintu.

(2) Pengaturan lalu lintas pengunjung jika pameran dilakukan di dalam ruang dengan dua pintu.

Adapun hal-hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam persiapan pameran, yakni :

1. Pencahayaan. Penataan cahaya ruang pameran dikelompokan menjadi dua, yaitu pencahayaan secara khusus (pencahayaan terhadap karya dengan menggunakan spot-light) dan secara umum (pencahayaan ruang pameran untuk kepentingan pengunjung membaca katalog, folder, dan sebagainya). Pencahayaan terhadap karya ini diupayakan tidak menyilaukan pkamungan pengunjung terhadap karya yang dipamerkan.

2. Pembukaan. Pelaksanaan pameran umumnya dimulai dengan kegiatan pembukaan pameran yang ditamui dengan kata sambutan dari ketua panitia pelaksana, pembimbing, serta acara sambutan sekaligus pembukaan pameran oleh Kepala Sekolah atau yang mewakilinya. Jika kegiatan pameran seni rupa ini melibatkan seniman dan lembaga kesenian profesional, perwakilan seniman dan lembaga tersebut dapat juga dimintakan untuk memberikan sambutan. Pada saat pembukaan umumnya setiap pengunjung dibagi katalog pameran dan dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang telah disediakan oleh panitia.

3. Penjagaan karya. Dalam pelaksanaan kegiatan pameran tersebut, apalagi memamerkan karya seniman dan lembaga kesenian profesional, penjagaan karya selama pameran berlangsung harus diperhatikan.

 Pengunjung tidak diperkenankan memegang karya yang dipamerkan tanpa seizin seniman atau lembaga kesenian yang memamerkan karyanya. Cairan keringat dan minyak dari tangan pengunjung dapat merusak karya.

 Penggunaan lampu kamera juga dibatasi karena tidak semua bahan yang digunakan dalam berkarya tahan terhadap cahaya yang berlebihan.

 Papan peringatan untuk tidak memegang dan memotret karya perlu dipasang disekitar karya tetapi jangan sampai mengganggu keindahan pengaturan karya yang dipamerkan.

 Tegurlah dengan sopan jika ada pengunjung yang hendak memegang atau memotret karya, beri pengertian mengapa karya tersebut tidak boleh dipegang atau di potret.

4. Petugas. Ruang pameran tidak boleh dibiarkan kosong tanpa petugas yang menjaga.

 Petugas penjaga pameran bertugas menjaga karya yang dipamerkan

 Petugas juga bertugas memberikan penjelasan singkat mengenai karya yang dipamerkan jika ada pengunjung yang bertanya.

 Jika karya yang dipamerkan akan dijual, maka penjaga pameran juga bertugas menginformasikan harga,

 Menandai lukisan yang telah laku terjual serta mencatat calon pembeli untuk disampaikan kepada panitia yang bertugas menjual dan mengirimkan karya setelah pameran berakhir.

 Karya yang terjual pada saat pameran diberi tanda pada folder untuk meberitahu bahwa karya tersebut sudah laku terjual.

Setelah kegiatan pameran berakhir, panitia harus menyusun laporan kegiatan pameran secara tertulis. Laporan dibuat sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan pameran. Laporan ini kemudian ditujukan kepada Kepala Sekolah sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap segala kegiatan di sekolah. Laporan kegiatan juga diberikan kepada sponsor utama jika pihak sponsor memintanya kepada seniman dan lembaga kesenian profesional yang memamerkan karyanya. Sebagai penykamung dana utama kegiatan pameran, pihak sponsor umumnya ingin mengetahui bagaimana dana yang diberikannya digunakan secara baik dan bertanggung jawab oleh panitia.

Laporan kegiatan pameran tidak hanya berisi hal-hal yang baik saja tetapi juga kekurangan dan kelemahan dalam penyelenggaraannya. Laporan juga berfungsi sebagai alat evaluasi sehingga kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pameran dapat diperbaiki oleh panitia dalam kegiatan pameran di masa yang akan datang.

Adapun sistematika penulisan Laporan Kegiatan, sebagai berikut : HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Nama Kegiatan B. Latar Belakang C. Tujuan D. Target E. Sasaran Kegiatan

F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan G. Panitia Pelaksanaan

BAB II REALISASI KEGIATAN A. Persiapan NonTeknis B. Persiapan Teknis C. Pelaksanaan D. Pasca Kegiatan

BAB III EVALUASI DAN KENDALA A. Evaluasi B. Kendala C. Pemecahan LAMPIRAN  Laporan Keuangan  Dokumentasi Kegiatan

 

Referensi

Dokumen terkait

Galeri lukisan yang layak menurut seniman Kota Medan adalah sebuah tempat yang dapat menampung karya- karya seni lukis dan dapat dikunjungi oleh masyarakat serta mencintai seni

Cobalah diskusikan dengan guru dan teman kalian tujuan penyelenggaraan yang paling tepat untuk kegiatan pameran dalam pekan seni akhir semester atau tahun ajaran yang akan

Fungsi Utama Pameran tetap Pameran temporer Galeri tetap Galeri temporer Publik Publik Fungsi Pendukung Utama Perawatan karya Penjualan karya Penyimpanan karya

§ Galeri pribadai; merupakan galeri yang berfungsi sebagai tempat pameran karya pribadi seniman itu sendiri, tidak memamerkan karya orang lain atau.. sebagai tempat pamer

Kesulitan tersebut berupa kurangnya informasi update acara yang sedang berlangsung seperti pameran, workshop, acara seni lainnya, informasi internal mengenai koleksi di galeri

- EXIBITION MURAL “kritis “ di GKS “Gedung Kesenian Surakarta “ - Pameran Mimpi Akhir Tahun “autis gadget” ” di Galeri Seni Rupa FSSR Surakarta.. -

Pameran Karya Seni Rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh para seniman baik itu perorangan ataupun kelompok untuk menyampaikan ide gagasan pada masyarakat melalui media seni rupa

Pihak Galeri Seni Samat telah berkolaborasi dengan Galeri Galaxy untuk menganjurkan pameran perseorangan Le Chek Wen 1934-1998 pada tahun ini.. Beliau yang dikenali dengan karya catan