• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. therefore, involves the study of the investment process. Investments is concerned

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. therefore, involves the study of the investment process. Investments is concerned"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Investasi

An investment can be defined as the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period. The field of investments, therefore, involves the study of the investment process. Investments is concerned with the management of an investor’s wealth, which is the sum of current income and the present value of all future income (Jones, 2014:3).

Investasi dapat diartikan sebagai penanaman uang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Investasi adalah membeli suatu asset yang diharapkan di masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor (Tandelilin, 2010:2).

Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain (Hartono, 2014:7).

(2)

15

Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas; yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut sebagai berikut (Husnan, 2003:43) :

1) Menentukan Kebijakan Investasi

Disini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Adanya hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. 2) Analisis Sekuritas

Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama, adalah mereka yang berpendapat bahwa da sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan anlisis dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analis tidak mampu mendeteksinya. Pada dasarnya mereka yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Keuntungan yang diperoleh oleh pemodal sesuai dengan pendapat ini adalah sesuai dengan risiko yang mereka tanggung.

(3)

16 3) Pembentukan Portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melalui diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya.

4) Melakukan Revisi Portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

5) Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu dimasukkan karena itu diperlukan standar pengukurannya.

(4)

17 2.1.2 Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga di artikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010:26). Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Penawaran maupun penjualan saham kepada masyarakat dilakukan melalui pasar modal, yang jenisnya sesuai dengan jenis sekuritas tersebut diperjual-belikan. Adapun jenis-jenis pasar modal bisa dijabarkan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:28):

1) Pasar Perdana

Pasar perdana terjadi saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya pada investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum penawaran di pasar perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara detail (disebut juga prospektus). Prospektus berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada calon investor sehingga dengan adanya informasi tersebut makan investor akan mengetahui prospek perusahaan dimasa datang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten.

(5)

18 2) Pasar Sekunder

Pasar sekunder merupakan tempat perdagangan atau jual beli sekuritas oleh dan antara investor setelah sekuritas emiten dijual di pasar. Adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Pasar sekunder memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan seperti dalam pasar perdana. Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar yaitu pasar lelang (auction market) atau pasar negoisasi (negotiated market).

Pasar lelang (auction market), pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi antara pembeli dan penjual melalui perantara broker yang mewakili masing-masing pihak pembeli maupun penjual. Dengan demikian investor tidak secara langsung melakukan transaksi, tetapi dilakukan dengan perantara broker.

Pasar negoisasi (negotiated market), berbeda dengan pasar lelang, pasar negoisasi terdiri dari jaringan berbagai dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dari dan menjual ke investor. Tidak seperti broker pada pasar lelang, dealer di pasar negosiasi mempunyai kepentingan transaksi jual beli karena sekuritas yang diperdagangkan adalah milik dealer tersebut dan mereka mendapatkan return dari selisih harga jual beli yang dilakukannya.

(6)

19 2.1.3 Bursa Efek

Setelah sekuritas terjual dipasar perdana, sekuritas tersebut kemudian didaftarkan di bursa efek, agar nantinya dapat diperjual-belikan di bursa. Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa biasanya memerlukan waktu sekitar 4-6 minggu dari saat IPO (Initial Public Offering). Pada waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Di Indonesia terdapat dua bursa, yaitu PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES). Dengan demikian maka bursa efek adalah merupakan perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder (Husnan, 2009:30).

PT BEI merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Untuk membiayai semua aktivitasnya, salah satu sumber penghasilan BEI adalah komisi dari broker akibat terjadinya transaksi (penghasilan yang lainnya adalah fee dari emiten yang mencatat sahamnya di bursa). Broker membayar komisi ke BEI karena menggunakan fasilitas yang disediakan oleh BEI (Hartono, 2014:149). Sejak tahun 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi bergabung sehingga terbentuklah Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sampai saat ini menjadi tempat untuk bertransaksi di pasar modal.

(7)

20 2.1.4 Saham

Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan atas aktiva perusahaan sehingga mempunyai hak untuk hadir Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Menurut Hartono (2014:169) saham dibagi menjadi 3 yaitu saham biasa, saham preferen dan saham treasuri. Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut saham biasa. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Perbedaan saham preferen dengan saham biasa yaitu saham preferen mempunyai hak atas dividend tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri.

Investor yang memiliki saham dari suatu perusahaan akan memperoleh manfaat berupa capital gain dan dividen. Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga beli saham, sedangkan dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham atau investor. Bagi investor, saham memberikan hak sebagai berikut (Sunariyah, 2003:129).

1) Hak untuk berpartisipasi menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2) Hak untuk memperoleh laba bersih perusahaan sebagai hasil atas dana yang diinvestasikan.

(8)

21

3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan sebelum dibeli oleh investor baru.

4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan sesuai dengan jumlah yang dimiliki pada saat perusahaan dilikuidasi.

2.1.5 Return

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan terjadi dimasa mendatang (Hartono, 2014:263). Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2010:102).

Return realisasi dapat dihitung menggunakan data-data historis dan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan serta dapat sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Jadi perbedaan antara keduanya adalah, dimana return realisasi sifatnya sudah terjadi, sedangkan return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

2.1.6 Risiko

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya,

(9)

22

berarti semakin besar risiko investasi tersebut (Tendelilin, 2010:102). Menurut Halim (2015:40), risiko dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:

1) Risiko Sistematis (Systematic Risk)

Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risko ini dipengarui oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan, misalnya perubahan kondisi perekonomian, iklim politik, perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. Risiko sistematis dapat dihitung dengan cara mengalikan varians pasar dengan Beta. Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. 2) Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)

Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu, misalnya faktor struktur modal, struktur asset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan lain sebagainya.

Ada tiga kemungkinan sikap investor terhadap risiko, diantaranya adalah (Husnan, 2009:124) :

1) Risk Averse adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang memiliki risiko yang lebih rendah dengan tingkat return yang diharapkan sama besar.

2) Risk Neutral adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang tingkat return-nya sesuai dengan risiko yang dihadapi.

(10)

23

3) Risk Seeker adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang memiliki risiko investasi yang lebih tinggi dengan tingkat return diharapkan sama besar.

2.1.7 Portofolio

Porofolio adalah sekumpulan investasi baik berupa asset riil atau real assets maupun asset keuangan atau financial assets (Sartono, 2001:143). Menurut Tandelilin (2010:157), dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return hrapan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien. Membentuk portofolio yang efisien berpegang pada asumsi mengenai perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi yang diambilnya.

Portofolio efisien merupakan dasar dari pembentukan portofolio optimal. Seorang investor akan memilih portofolio optimal dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Investor juga akan memilih portofolio yang sesuai dengan preferensi investor terhadap return maupun risiko yang bersedia ditanggungnya.

Teori portofolio menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa

(11)

24

depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara tingkat risiko dan return.

2.1.8 Return Portofolio

Perhitungan portofolio juga memerlukan adanya perhitungan return dan risiko. Menurut Zubir (2011:10), return portofolio adalah selisih antara nilai pasar portofolio pada akhir periode dan awal periode ditambah dividen dari saham-saham dalam portofolio yang diterima selama periode observasi, kemudian dibagi dengan nilai investasi awal.

Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio, sedangkan return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio (Hartono, 2014:263).

2.1.9 Risiko Portofolio

Risiko portofolio tidak bisa dihitung hanya dengan menjumlahkan risiko masing-masing sekuritas yang ada di dalam portofolio. Menghitung risiko portofolio tidak sama dengan menghitung return portofolio, karena risiko portofolio bukan merupakan rata-rata tertimbang risiko masing-masing sekuritas individual dalam portofolio (Tandelilin, 2010:121). Dalam teori portofolio modern telah diperkenalkan bahwa risiko investasi total dapat dipisahkan menjadi dua jenis risiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.

(12)

25

Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi sehingga risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat di diversifikasi. Risiko tidak sistematis atau dikenal dengan risiko spesifik merupakan risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko spesifik dapat disebut juga sebagai risiko perusahaan yang terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Risiko perusahaan ini dapat diminimalkan oleh seorang investor melalui diversifikasi asset dalam suatu portofolio.

2.1.10 Pembentukan Portofolio

Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien (Tandelilin, 2010:74).

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembentukan portofolio optimal adalah dengan Model Indeks Tunggal yang dikembangkan oleh William Sharpe. Model ini mengaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar. Perhitungan return sekuritas dalam Model Indeks Tunggal melibatkan dua komponen utama yaitu sebagai berikut (Tandelilin, 2010:132):

1) Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan yang dilambangkan dengan α.

(13)

26

2) Komponen return terkait dengan pasar yang dilambangkan dengan β.

Salah satu konsep penting dalam Model Indeks Tunggal adalah β (beta) yang merupakan ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar. Semakin besar β (beta) suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan return pasar. Asumsi yang digunakan dalam Model Indeks Tunggal adalah bahwa sekuritas akan berkolerasi jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang sama terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah yang sama jika sekuritas-sekuritas tersebut memiliki hubungan yang sama terhadap return pasar (Tandelilin, 2010:133).

2.1.11 Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal

Salah satu metode pengukuran kinerja portofolio menurut Elton dan Gruber (1995) adalah pegukuran dengan suatu parameter yang dikaitkan dengan tingkat risiko (one parameter performance measure) seperti The Treynor Ratio, The Jensen Ratio dan The Sharpe Ratio. Model Indeks Tunggal memiliki kesamaan dengan The Treynor Ratio yang mengukur kinerja portofolio berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh tiap unit risiko sistematis yang diukur dengan beta.

Salah satu prosedur penentuan portofolio optimal adalah Model Indeks Tunggal. Model Indeks Tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return pasar. Menurut Bawazier dan Sitanggang (dalam M. Sukarno, 2007), Model Indeks Tunggal dapat digunakan dalam penentuan portofolio optimal dengan cara membandingkan Excess Return to Beta

(14)

27

(ERB) dengan cut-off rate (Ci). Excess Return to Beta (ERB) merupakan kelebihan return saham atas return aset bebas risiko (risk free rate) yang disebut dengan return premium per unit risiko yang diukur dengan beta. Cut-off rate (Ci) merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap variance error saham.

Konsep penghitungannya didasarkan pada model perhitungan Elton dan Gruber (1995) yaitu dengan cara menentukan ranking (urutan) saham-saham yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Pemeringkatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan return saham terhadap return bebas risiko per unit risiko. Saham-saham yang mempunyai Excess Return to Beta (ERB) sama dengan atau lebih besar dari cut-off point (C*) merupakan kandidat dalam pembentukan portofolio optimal. Konsep Model Indeks Tunggal merupakan analisis portofolio yang dikembangkan oleh Sharpe pada tahun 1963. Model Indeks Tunggal merupakan penyederhanaan dari teori portofolio yang dikemukakan Markowitz dengan memperkecil input analisis teori portofolio dan mereduksi jumlah variabel yang perlu ditaksir, disamping itu model ini juga dapat digunakan untuk menghitung return yang diharapkandan risiko portofolio. Perhitungan return sekuritas dalam Model Indeks Tunggal melibatkan dua komponen utama, yaitu : 1) Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan, dilambangkan

dengan αi.

(15)

28 2.1.12 Indeks LQ-45

Indeks LQ-45 merupakan indeks saham dari 45 saham perusahaan go public yang dapat di perjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Transaksi ini mencakup 45 saham yang paling likuid, (memiliki tingkat transaksi perdagangan yang tinggi) dan memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar, dan sejak tanggal 13 Juli 1994 indeks ini ditetapkan memiliki perhitungan nilai indeks sebesar 100 sebagai nilai dasar. Indeks LQ-45 akan disesuaikan dengan likuiditas saham perusahaan masing-masing setiap 6 bulan, sehingga indeks ini akan memperbaharui daftar sahamnya sesuai dengan kondisi saham di periode tersebut.

Indeks ini diterbitkan untuk memudahkan para invetor untuk mengetahui saham-saham mana saja yang berpotensi bagi masyarakat untuk menginvestasikan modalnya. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan saham untuk dimasukkan dalam indeks ini adalah sebagai berikut :

1) Saham tersebut harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimum selama 3 bulan.

2) Saham dirangking berdasarkan rata-rata aktivitas transaksinya selama 12 bulan terkahir. Saham yang berada di 60 urutan teratas akan menjadi dasar pemilihan indeks LQ-45.

3) 30 saham teratas dari daftar yang berdasarkan rata-rata aktivitas transaksi, secara otomatis masuk dalam Indek LQ-45.

4) Selanjutnya, untuk 30 saham yang tersisa, akan diseleksi 15 saham berdasarkan proses-proses berikut :

(16)

29

(a) Memilih 25 saham berdasarkan jumlah hari perdagangan aktif di pasar reguler.

(b) Dari 25 saham tersebut, dipilih 15 saham berdasarkan frekuensi transaksi di pasar reguler.

(c) Dari 20 saham tersebut, dipilih 15 saham berdasarkan nilai kapitalisasi pasar.

5) Selain dari kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, Indeks LQ-45 juga memperhitungkan kualifikasi saham berdasarkan kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan.

2.1.13 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang pemilihan saham dan portofolio optimal dilakukan oleh Ross A. Maller, dkk (2010) dalam penelitiannya mengatakan bahwa dalam dunia ekonomi sangat akrab dengan Model Indeks Tunggal, pertimbangan kesahalan dalam melakukan estimasi harus dilaksanakan secara rinci untuk dapat mengaplikasikan dalam melakukan investasi berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan. Javed Bin Kamal (2012) hasil penelitiannya menunjukan bahwa membentuk portofolio saham dapat menguntungkan investor melalui diversifikasi dan pemanfaatan kombinasi pengembalian risiko yang berbeda.

Mokta Rani Sarker (2013) penelitiannya menunjukan bahwa risiko dan return mempunyai peranan penting dalam membuat keputusan investasi. Dari 164 perusahaan yang diambil untuk penelitian, 7 perusahaan menunjukkan hasil

(17)

30

negatif dan 157 perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Dari 164 perusahaan tersebut terdapat 61 perusahaan yang memiliki beta pasar di atas 1. Studi ini menunjukkan bahwa portofolio beta secara signifikan lebih rendah dari beta pasar dan return portofolio jauh lebih tinggi dari varian portofolio.

Berdasarkan penelitian Rowland Bismark Fernando Pasaribu (2013) setelah dilakukan komparasi dengan cut-off rate untuk masing-masing periode formasi maka diperoleh hasil untuk penggunaan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai kriteria tingkat pengembalian pasar: pada bulan Januari diperoleh 9 saham yang akan membentuk portfolio optimal, bulan Februari diperoleh 6 saham yang membentuk portfolio optimal, bulan Maret portfolio optimal dapat dibentuk oleh 6 saham, bulan April saham yang membentuk portfolio optimal terdiri dari 12 saham, bulan Mei saham yang membentuk portfolio optimal terdiri dari 13 saham, bulan Juni saham yang membentuk portfolio optimal berjumlah 6 saham, bulan September jumlah saham yang membentuk portfolio optimal adalah 9 saham, sedangkan bulan November saham yang membentuk portfolio optimal berjumlah 10 saham. Untuk bulan Juli dari seluruh saham yang terpilih untuk membentuk portfolio optimal dapat dipecah menjadi 3 portofolio merujuk pada kriteria risiko tidak sistematis (σei²) masing-masing saham demikian juga halnya pada saham yang membentuk portfolio optimal pada bulan Oktober.

K.V. Ramanathan dan K.N. Jahnavi (2014) pada hasil penelitiannya terdapat 5 saham perusahaan yang memenuhi kriteria dalam pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan Model Index Tunggal yaitu PVR, media HT, Sun TV, Saregama, pasar Dish pangsa TV. Jayant Gautam dan Saurabh Singh (2014)

(18)

31

menggunakan Model Indeks Tunggal dalam pembentukan portofolio optimal di pasar saham India dengan asumsi kasus di mana short selling tidak diperbolehkan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat 2 perusahaan yang dipilih untuk tujuan investasi yaitu Federal Bank Ltd, dan Yes Bank Ltd. Masing-masing total investasi dalam proporsi portofolio yang terbesar yaitu 97,51 persen dan yang terkecil 2,49 persen.

R. Rajkumar dan S. Vinoth (2014) meneliti sebuah portofolio yang optimal di pasar saham India dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Hasil penelitiannya menunjukkan 5 perusahaan menunjukkan hasil yang positif, yaitu Bajaj Auto Limited, Hero Honda Motors Ltd, Mahindra & Mahindra Ltd, Maruti Suzuki India Ltd dan Tata Motors dengan masing-masing cut-off point (Ci) sebesar 23.19, 21.10, 24.32, 24.58, and 31.83. Sathya Swaroop Debasish dan Jakki Samir Khan (2012) meneliti portofolio optimal menggunakan Model Indeks Tunggal pada saham manufaktur. Hasil penelitiannya menunjukkan dari 14 perusahaan yang diambil untuk penelitian, hanya 3 perusahaan yaitu Motor Hero Corp, Tata Motors dan Asian Paint yang termasuk dalam portofolio optimal.

Ch. Naveen (2014) dalam penelitiannya menerapkan Model Indeks Tunggal yang menunjukan hasil bahwa Sharpe memberi cara untuk membentuk portofolio optimal. Investor harus mengevaluasi portofolio dari waktu ke waktu untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan, karena sifat volatile pasar dan ekonomi. Thangjam Ravichandra (2014) hasil penelitiannya menunjukkan dari 50 perusahaan yang diambil, 6 perusahaan menunjukkan return negatif dan 44 perusahaan menunjukkan return yang positif.

(19)

32

R. Nalini (2014) meneliti kegunaan Model Indeks Tunggal dalam pembentukan portofolio. Penelitiannya menunjukkan di antara 15 perusahaan yang menjadi sampel, hanya 4 yang terpilih sebagai portofolio optimal dengan masing-masing nilai Ci pada saham ITC Limited 's stock sebesar 70.88% , Tata Consultancy Services Limited ' stock sebesar 10.08%, Dr Reddys Laboratories Ltd. sebesar 17.41%, dan Bajaj Auto Limited Company's Stock sebesar 1.63%.

Windy Martya Wibowo, dkk (2014) pada penelitiannya dari 22 sampel saham berdasarkan nilai return ekspektasi hanya 18 saham yang layak untuk masuk ke dalam portofolio optimal. Sementara berdasarkan besarnya ERB hanya 17 saham saja yang layak untuk masuk ke dalam portofolio. Dari hasil perhitungan selanjutnya diperoleh 14 saham yang membentuk komposisi portofolio optimal. Saham-saham tersebut adalah GGRM, KLBF, JSMR, ASII, SMGR, INTP, LPKR, BBCA, BBNI, INDF, PGAS, BMRI, BBRI dan BDMN.

Hanggi Rarastiti, dkk (2014) dalam penelitiannya terdapat terdapat empat saham perusahaan pembentuk portofolio optimal. Besarnya proporsi dana masing-masing saham yang terpilih dalam pembentukan portofolio optimal berturut-turut adalah 17,23% untuk PT. Sekar Laut, Tbk; 28,43% untuk PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk; 38,11% untuk PT. Delta Jakarta, Tbk; 16,23% untuk PT. Mayora Indah, Tbk.

J. Francis Mary dan G. Rathika (2015) meneliti mengenai portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal di pasar saham India. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa dari 10 perusahaan hanya 1 perusahaan yang

(20)

33

memiliki nilai ERB positif sehingga dipilih untuk tujuan investasi yaitu Pharmaceutical Companies.

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi dalam merasakan keinginan untuk membeli, apabila tidak ditunjang oleh faktor-faktor lain yang dapat mendukung konsumen tersebut untuk melakukan pembelian,

Mengurus pengesahan dokumen kepabeanan, dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: Dokumen pengiriman, dokumen angkutan barang, PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan SPPB

Dampak yang terjadi pada remaja ketika mereka melanggar norma atau melakukan kenakalan yang tidak menimbulkan korban sering kehilangan kontrol diri seperti yang terjadi pada tiga

Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata adalah 800 ml. Setelah 20 minggu, produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya, cairan amnion juga banyak berasal

1 Apakah saya telah membuat Pengakuan yang baik akan dosa-dosa besar saya paling tidak sekali dalam setahun. ❑ 2 Apakah saya dengan sengaja tidak mengatakan dosa

113 database apotekannur.SQL, Bagian kasir atau pelayanan melakukan cetak kwitansi dan laporan, struk yang telah dicetak diberikan kepada konsumen untu di arsipkan,

[r]

(empati, ramah, bersahabat dengan murid, bersikap positif pada diri sendiri dan orang lain, keyakinan