BAB 1
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Latar Belakang
Latar Belakang
Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam
yang terdapat dalam kurikulum. Menurut Tamkurikulum. Menurut Tamura dan Amung (2003:10ura dan Amung (2003:10) menjelaskan) menjelaskan ³
³ pendidikapendidikan n jasmani merupakan jasmani merupakan mata mata pelajarpelajaran an yang yang sifatsifatnya nya wajib wajib diajarkdiajarkanan disekolah, karena memiliki nilai-nilai positif didalamnya´. Pelajaran pendidikan disekolah, karena memiliki nilai-nilai positif didalamnya´. Pelajaran pendidikan jasmani b
jasmani beorientasi peorientasi pada pelaksada pelaksanaan anaan misi misi pendidikan pendidikan melalui melalui aktifitas jasmaktifitas jasmani dani daann pembiasaan hidup sehari-hari.
pembiasaan hidup sehari-hari.
Supandi (1990:29) mengemukakan bahwa ³ pendidikan jasmani adalah suatu Supandi (1990:29) mengemukakan bahwa ³ pendidikan jasmani adalah suatu aktifitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan aktifitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktifitas jasmani ³. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani melalui aktifitas jasmani ³. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani menurut Lutan (1997:7), adalah sebagai berikut : (a) pembentukan gerak, (b) menurut Lutan (1997:7), adalah sebagai berikut : (a) pembentukan gerak, (b) pembentukan prestasi, (c) p
pembentukan prestasi, (c) pembentukan social, (d) embentukan social, (d) pembenpembentukan tukan pertumbuhpertumbuhan´.an´.
Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa penguasaan keterampilan gerak dalam Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa penguasaan keterampilan gerak dalam konteks domain psikomotor, perkembangan domain afektif perilaku disiplin, konteks domain psikomotor, perkembangan domain afektif perilaku disiplin, kejujuran, kerjasama, sportifitas mengikuti peraturan yang berlaku, dan kejujuran, kerjasama, sportifitas mengikuti peraturan yang berlaku, dan pengembang
pengembangan domain an domain kognitif misalnya kecepatan kognitif misalnya kecepatan mengmengambil keputusan ambil keputusan merupakanmerupakan tujuan pendidikan jasmani.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang merata dari pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang merata dari aspek belajar yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotor. Oleh karena itu, program aspek belajar yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotor. Oleh karena itu, program pendidikan jasmani haruslah menjadi suatu program yang
pendidikan jasmani haruslah menjadi suatu program yang membememberikan perhatian yanrikan perhatian yangg cukup dan seimbang kepada ketiga aspek tersebut. Tercapainya suatu hasil belajar cukup dan seimbang kepada ketiga aspek tersebut. Tercapainya suatu hasil belajar atau tujuan pembelajaran sangat tergantung kepada proses pembelajaran yang dialami atau tujuan pembelajaran sangat tergantung kepada proses pembelajaran yang dialami oleh siswa, karna belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dan berproses oleh siswa, karna belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dan berproses tersusun secara sistematis.pernyataan ini sesuai dengan Muhibbin syah (1995:89) tersusun secara sistematis.pernyataan ini sesuai dengan Muhibbin syah (1995:89) menyatakan bahwa belajar adalah, ³kegiatan yang berproses dan merupakan unsur menyatakan bahwa belajar adalah, ³kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan jenjang pendidikan.´ yang sangat fundamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan jenjang pendidikan.´ Selain dari hal tersebut proses belajar merupakan suatu interaksi yang baik itu Selain dari hal tersebut proses belajar merupakan suatu interaksi yang baik itu interaksi antara murid dengan murid ataupun murid dengan guru.
interaksi antara murid dengan murid ataupun murid dengan guru.
Hubungan interaksi dalam proses belajar dapat menentukan terhadap tujuan Hubungan interaksi dalam proses belajar dapat menentukan terhadap tujuan pembelajaran yang diharapkan serta proses belajar pun dapat dipengaruhi juga oleh pembelajaran yang diharapkan serta proses belajar pun dapat dipengaruhi juga oleh lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Husdarta dan Saputra lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Husdarta dan Saputra (2000:2), bahwa ³ belajar itu dimaknai sebagai
(2000:2), bahwa ³ belajar itu dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagaiproses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Ini menunjukan bahwa akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Ini menunjukan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan atau tujuan pembelajaran sangat berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan atau tujuan pembelajaran sangat bergantung terhadap proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika dia berada bergantung terhadap proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika dia berada dilingkungan sekolah maupun saat dia berada di lingkungan rumah atau lingkungan dilingkungan sekolah maupun saat dia berada di lingkungan rumah atau lingkungan keluarganya sendiri.
Dalam pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat ditempuh salah satunya melalui aktifitas pemebelajaran lari jarak pendek . K arena olahraga lari
jarak pendek ini merupakan permainan olahraga perorangan, artinya kegiatan olahraga ini membutuhkan kekuatan kaki, karena lari jarak pendek olahraga dimana peserta berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh.
Program dan penyelenggaraan pendidikan jasmani, pengajar memberi tugas ajar yang disesuiakan dengan kemampuan siswa. menurut prinsip Developmentally Appropriate Practises ( DAP ), yang dikutip oleh Suherman dan Mahendra ( 2001:17)
³ maksudnya adalah tugas ajar yang memperhatikan perubahan kemampuan anak dan tugas ajar yang dapat mendorong perubahan tersebut.´ Dengan demikain selain tugas ajar dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar dan tugas ajar pun harus mampu
mengakomodasikan perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik dalam hal ini yaitu hasil belajar yang lebih baik. Dalam pendidikan jasmani, pengajaran langsung biasanya memandang bahwa guru melakukan control yang penuh terhadap apa yang siswa pelajari dan bagaimana prosesnya berlangsung.
Menurut Suherman dan Agus mahendra (2001:144) :
Guru penjas yang menggunakan pengajaran langsung melakukan hal-hal sebagai berikut :
Memecah keterampilan kedalam bagian-bagian tertentu hingga batas dapat diatur dan berorientasi pada keberhasilan.
Secara jelas menerangkan dan mendemonstrasikan apa yang harus dilakukan siswa.
Merancang tugas yang terstruktur untuk siswa sehingga mudah dipelajari
Mewajibkan siswa untuk bertanggung jawab pada tugasnya melalui pengajaran aktif dan umpan balik khusus.
Berdasarkan paparan tersebut, seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk memberikan tugas gerak pada siswa dengan adanya arahan dan demonstrasi mengenai tugas gerak yang harus dilakukan oleh siswa, semuanya dalam pengawasan guru.
Dari masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran lari jarak pendek tersebut, dapat dibantu dengan penggunaan media pembelajaran sebagai perantara dalam penyampaian informasi pesan dari interaksi yang terjadi antara guru dengan murid dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan pembelajaran, hal ini selaras dengan pernyataan dari Rustaman, dkk (2003:134) bahwa ³media pembelajaran adalah segala jenis sarana yang dapat diindra yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas dan efisi ensi pencapaian tujuan pembelajaran.´ sedangkan pengertian menurut Djamarah
(1995:136) adalah ³media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.´
Adapun fungsi dari media pembelajaran menurut Rustaman dan kawan kawan (2003:141) :
Fungsi media pembelajaran diantaranya :
1. Memperjelas dan memperkaya / melengkapi informasi yang diberikan secara verbal
2. Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar 3. Menambah penyajain materi
4. Member stimulus respon siswa
5. Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa
Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang adalah media pembelajaran pendidikan jasmani yang sangat diperlukan.minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa
Seperti yang diungkapkan oleh Lutan dan Suherman (2000:69) sebagai berikut :
Modifikasi peralatan, guru dapat mengurangi tingkat kompleksitas tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu, misalnya : berat ringanya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya, peralatan yang digunakan
Dari pernyataan tersebut modifikasi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran terutama dalam menciptakan suasana pembelajaran pendidikan jasmani yang aktif dan menyenangkan serta dapat berguna bagi sekolah ± sekolah yang berada dipedesaan dengan segala keterbatasan sarana dan prasaranapembelajaran penjas.
Maka berdasarkan uraian permasalahan tersebut, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ³upaya meningkatkan pola gerak dasar lari jarak pendek melalui modifikasi ban bekas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
B.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah mengenai ³upaya meningkatkan pola gerak dasar lari jarak pendek melalui modifikasi ban bekas pada siswa kelas VIII 3 di SMP N 1 Cilimus´ yang telah dikemukakan sebelumnya, muncul identifikasi masalah sebagi berikut:
1. K urang antusianya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
pendidikan jasmani dalam materi lari jarak pendek
2. K urang ide kreatifitas yang dimiliki oleh guru dalam pengembangan
proses pembelajaran lari jarak pendek
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka muncul pertanyaan penelitian : ³seberapa besar peningkatan pola gerak dasar lari jarak pendek
menggunakan modifikasi ban bekas.´
D. Pemecahan Masalah
Dari uraian permasalahan diatas adapun cara pemecahan masalah yang akan dilakukan oleh peneliti, adalah : ³Sebagai peneliti mampu membuat strategi yang menarik agar modifikasi ban bekas yang digunakan dalam pembelajaran dapat berjalan optimal.´
E. Tujuan
dan Manfaat Penelitian
TUJUAN
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui apakah melalui modifikasi ban bekas efektifitas pembelajaran pola gerak dasar lari jarak pendek meningkat.
MANFAAT
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu refernsi bagi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan proses pembe;ajaran serta dapat memberikan informasi secara ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada semua pihak pengajar khususnya bagi pengajar pendidikan jasmani dalam usaha menanamkan arti pentingnya sebuah modifikasi pemebelajaran.
BAB
IIKERANGKA TEORET
IK DAN H
IPOTES
IS T
INDAKAN
A. Kerangka Teoretik
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan istilah yang digunakan dalam peneltian
ini.
1. Modifikasi menurut Suherman (1998 :1), yaitu esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran denagn cara meruntukanya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.
2. Modifikasi menurut http://intl.feedfury.com/content/47617608-pengertian- pembelajaran-dengan-cara-pendekatan-modifikasi.html, yaitu salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP.
3. Lari jarak pendek menurut http://hadilegowo08.blogspot.com/2007/12/lari- jarak-pendek.html, yaitu Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. K ecepatan dalam lari
jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
4. Pembelajaran olahraga, menurut Abdul gafur yang dikutif oleh Lutan dan Cholik (1997:14), pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.
5. Esensi modifikasi menurut Yoyo Bahagia (2010:3) adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.
Selaian itu, modifikasi berperan dalam menciptakan suatu pembelajaran yang aktif serta dapat dijadikan suat alternative dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang menyenangkan bagi siswa, sebgai mana dikatakan Yoyo Bahagia (2010:5) :
Pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai alternative dalam pembelajaran pendidikan jasmani. K arena pendekatan ini memprtimbangkan
tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.
Mengacu pada anggapan dasar, penulis mempunyai asumsi bahwa hasil belajar dapat dicapai melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan
DAP yaitu salah satunya melalui modifikasi pembelajaran lari jarak pendek yang disesuiakan dengan karakteristik dan perkembangan siswa, sehingga dapat t erciptanya sesuatu pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
B. Hipotesis
Berdasarkan uraian dari anggapan dasar yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil suatu hipotesis dari penulis bahwa : ³ pembelajaran lari jarak pendek menggunakan modifikasi ban bekas dapat meningkatkan pola gerak dasar
BAB
IIIMETODE PENEL
IT
IAN
A. Meto
de
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dengan penelitian tindakan kelas peneliti dapat mencermati suatu obyek dalam hal ini siswa, menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu untuk meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam bentuk rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan dapat terpantau
B. Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII 3 SMP N 1 Cilimus, yang berjumlah 40 orang, dimana laki-laki 22, perempuan 18 orang, yang sedang mengikuti
mata pelajaran penjaskes.
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan, penulis menentukan waktu selama 3 bulan, sampai hasil penelitian dan penulisan laporan.
C.
Instrumen Penelitian
Berjalan dengan lutut diangkat tinggi
a. Masing-masing paha diangkat sampai sejajar dengan tanah
b. Gerakan kedua lengan ke depan dan ke belakang, jangan menyilang badan
c. Doronglah dengan kuat sampai berakhir diatas ujung kaki pada setiap langkahnya
Menendang pantat (hit kick)
a. Mulai dengan lari di tempat dan tendangkan tumit ke belakang
b. Mulailah bergerak pelan kedepan, tendangkan tumit ke belakang lebih tinggi lagi
c. Bergeraklah dan angkat tumit ke belakang setinggi mungkin
Gerakan lengan lari sprint
a. Tariklah siku dan otot-otot muka rileks, biarkan rahang tergantung b. Melihatlah ke depan dan condongkan sedikit ke depan
c. Biarlah tungkai bergerak dengan sendirinya dan berkonsentrasi pada kedua lengan
D. Desain Penelitian
PLAN REFLECTIVE OBSERVATION REVISED PLAN REFLECTIVE OBSERVATION REVISED PLAN REFLECTIVE OBSERVATIONMERENCANAK AN MELAK UK AN TINDAK AN
Perencanaan
Disini peneliti membuat sekenario pembelajaran dengan menggunakan pola latihan, peneliti memuat alat bantu mengajar yang sudah
dimodifikasi sebelumnya.
Pelaksanaan tindakan
K egiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
sekenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
Observasi
pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Refleksi
Dari hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil ini peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah yang dilakukan telah meningkatkan kemampuan siswa.
BAB V
KES
IMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa modifikasi ban bekas pada pembelajaran lari jarak pendek memberikan peningkatan terhadap pola gerak dasar siswa kelas VIII 3 SMP N 1 Cilimus.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal ya ng akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:
DAFTAR
IS
IKATA PENGANTAR «««««««««««««««««««««« 1
DAFTAR ISI «««««««««««««««««««««« 2
BABI PENDAHULUAN
A. LATAR BELAK ANG ««««««««««««««««««.. 3
B. IDENTIFIK ASI MASALAH «««««««««««««««.. 9
C. RUMUSAN MASALAH ««««««««««««««««««.. 9
D. PEMECAHAN MASALAH «««««««««««««««.. 9
E. TUJUAN DAN MANFAAT «««««««««««««««.. 10
BABII KERANGKA TEORETIS
A. PENGERTIAN MODIFIK ASI «««««««««««««««... 11
B. PENGERTIAN LARI JARAK PENDEK «««««««««... 11
C. PEMBELAJARAN OLAHRAGA ««««««««««««... 12
D. ESENSI MODIFIK ASI ««««««««««««««««««« 12
E. HIPOTESIS «««««««««««««««««««««« 13
BABIIIMETODE PENELITIAN
C. INSTRUMEN PENELITIAN «««««««««««««««« 15 D. DESAIN PENELITIAN ««««««««««««««««««« 16 E. SIK LUS I «««««««««««««««««««««... 18 F. SIK LUS II «««««««««««««««««««««... 19 G. SIK LUS III «««««««««««««««««««««« 19 H. CONTOH GAMBAR ««««««««««««««««««« 20
BABIV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. PELAK SANAAN ««««««««««««««««««« 21
B. PELAK SANAAN TINDAK AN ««««««««««««« 21
C. HASIL PENELITIAN ««««««««««««««««««« 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. K ESIMPULAN «««««««««««««««««««««« 24
B. SARAN ««««««««««««««««««««««««« 24
SIK LUS I
a. Pemanasan
Dalam kegiatan pemansan kita membuat bentuk per mainan yang menggunakan media ban bekas, yaitu mengejar dan mengetuk. Anggota tim A berpasang-pasanagan
dengan anggota B. semua anggota tim A berlari pelan ke garis 15 meter di depannya. Para pelari A masuk ke dalam ban ini kemudian segera membalik dan berlari cepat ke tempat semula, anggota tim B berusaha mengejar dan mengeuk setelah yakin bahwa pasangannya telah masuk ke ban, usahakan dapat mengejar dan mengetuk sebelum pasanganya tiba ke garis semula.
b. K egiatan inti
Dalam kegiatan ini dilaksanakan kegiatan lari ABC, pola gerak dasar lari jarak pendek, yang pertama dilakukan pola gerak dasar berjalan dengan lutut diangkat tinggi, siswa harus melakukannya sambil melewati ban yang diatur sejajar, yang kedua menendang pantat, siswa harus melakukan pola gerak dasar ini sambil melewati ban bekas yang sudah diatur sejajar, yang kedia siswa melatih gerakan lengan lari sprin, disini tidak menggunakan ban.
c. K egiatan akhir
Dalam kegiatan akhir setelah penenengan diadakan evaluasi sekaligus pemberian motivasi pada mereka yang masih belum maksimal dalam beraktifitas
SIK LUS II
Dalam siklus kedua dicobakan aktifitas yang lain yaitu aspek kecepatan, bentuk kegiatanya pun sama seperti siklus 1,namun di siklus 2 ini, menekankan siswa yang melakukan harus lebih cepat, kareka disiniakan mengambil siapa waktu yang paling cepat antara kelompok A dan kelompok B, setiap melakukan gerakaan pola ABC yang melewati ban yang sudah ditur sejajar seperti siklus 1
SIK LUS III
Pada siklus 3 ini kita cobakan jens kegiatan aktifitas jasmani yang selama ini kurang disenangi oleh para siswa yaitu atletik nomor lari, dengan memperpadukan dari siklus 1 dan siklus 2, mengkombinasikan kan menjadi suatu bentuk latihan yang menggabungkan berjalan dengan lutut diangkat tingg, menendang pantat dan gerakan lengan lari sprint yaitu dengan cara didalam satu lapangan kita membuat 3 pos yang pertama yaitu pos untuk melakukan berjalan dengn lutut diangkat tinggi, pos yang kedua menendang pantat, dan yang ketiga gerakan lengan lari sprit, aturannya adalah setiap siswa melakukan dari setiap pos ke pos lainya dengan diwaktu, siapa yang paling cepat itulah pemenangnya, dalm siklus ketiga ini menggunakan unsure perlombaan supaya anak termotivasi dalam melakukan pola gera dasar lari sprint
BAB
IV
PELAKSANAAN DAN HAS
IL PENEL
IT
IAN
A. Pelaksanaan
No K egiatan Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perencanaan 2 Proses pembelajaran 3 Evaluasi 4 Pengumpulan Data 5 Analisis Data 6 Penyusunan Hasil 7 Pelaporan Hasil
B. Pelaksanaan tin
dakan
Pada setiap siklus diupayakan mulai dari awal kegiatan kita ciptakan suasana yang menarik, kita hilangkan kesan bahwa aktivitas jasmani merupakan kegiatan yang membuat lelah. K ita beri kesempatan pada siswa mulai dari awal pemanasan dengan
beraktivitas jasmani sambil bersendau gurau, bernyanyi, biarkan sambil berteriak, yang pasti mereka harus beraktivitas baik secara berpasangan atuapun berkelompok.
Setelah mereka melakukan pemanasan sambil membuat lingkaran atau dengan cara berkumpul yang menarik, kita beri penjelasan tentang kegiatan inti dengna pendekatan bermain. Selanjutnya setelah mereka memahami tentang tata cara bermainnya dibagi kelompok. Biarkan mereka bermain sekalipun ada yang sambil berteriak yang penting mereka senang. Tanpa mereka sadari mereka telah
melaksanakan aktivitas jasmani selama jam pelajaran berlangsung. Unsur pendidikan yang didapat adalah :
1. Unsur kognitif
melatih anak untuk dapat mencermati medan dengan cepat, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, memprediksi kegagalan, mengantisipasi permasalahan dengan cepat
2. Unsur afektif
melatih anak untuk bersikap sportif, fair play, bekerjasama, bersosialisasi 3. Unsur psikomotorik
Dengan melakukan kegiatan aktivitas jasmani sambil bermain ini anak akan memiliki kemampuan motorik yang tinggi, terdapat unsur-unsur endurance, flexibility, agality, speed, coordination, accuray.
C. Hasil penelitian
Nama
Berjalan
dengan lutut
diangkat tinggi
Menen
dang
pantat
Gerakan
lengan
An
di
B
C
B
Dian
B
C
B
Rian
BS
B
BS
Agus
B
B
B
In
dra
C
BS
C
Asep
B
B
C
Nirma
B
B
C
Ficky
BS
B
B
Ibnu
KB
B
K eterangan BS (Baik sekali) 5 B (Baik) 4 C (Cukup) 3 K (K urang) 2 SK (Sangat kurang) 1UPAYA MEN
INGK TAKAN POLA GERAK DASAR LAR
IJARAK
PENDEK (SPR
INT) MELALU
IMOD
IF
IKAS
IBAN BEKAS S
ISWA
KELAS V
IIID
ISMP NEGER
I1 C
IL
IMUS
PTK UTUH
Diajukan sebagai salah satu tugas uas penelitian tindakan kelas
Oleh :
RIC
KY DWI S
0801452
FA
KULTAS PENDIDI
KAN OLAHRAGA DAN
KESEHATAN
PENDIDI
KAN JASMANI
KESEHATAN DAN RE
KREASI
DAFTAR PUSTAKA
Rusli Lutan, 1988. M anajemen Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
http://intl.feedfury.com/content/47617608-pengertian-pembelajaran-dengan-cara- pendekatan-modifikasi.html
http://hadilegowo08.blogspot.com/2007/12/lari-jarak-pendek.html,
Yoyo Bahagia 2008, pembelajaran atletik, upi FPOK
Yoyo Bahagia 2010 : 5, pengembangan media pembelajaran penjas , upi, FPOK
Sudjana, 1998. Pengaruh M inat Belajar Terhadap Hasil Belajar.
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R &D,
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Alloh SWT atas segala rakhmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan ptk utuh ini tepat pada waktunya.
PTK ini berjudul: ³upaya meningkatkan pola gerak dasar lari jarak pendek (sprint)
melalui modifikasi ban bekas siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Cilimus.´ Dalam PTK ini
dibahas mengenai, upaya bagai mana meningktkan pola gerak dasar lari jarak pendek (sprint) pada siswa SMP Negeri 1 Cilimus
Penulis menyadari bahwa PTK ini masih banyak kekurangan yang disebabkan
keterbatasan penulis, oleh sebab itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan tentunya bersifat mendorong untuk kemajuan di kemudian hari.
Akhir kata, penulis berharap PTK ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.
Bandung, january 2012 Penulis,