BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 LataLatar r BelakBelakangang Pe
Pembmbangangununan an kekesehsehataatan n sebsebagagai ai babagigian an dardari i pepembmbanangugunanan n nanasiosionalnal bertuju
bertujuan an untuk untuk meningmeningkatkan katkan kesadarakesadaran, n, kemaukemauan an dan dan kemamkemampuan puan hidup hidup sehatsehat setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari beberapa unsur kualitas hidup derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari beberapa unsur kualitas hidup ya
yaitu itu momortartalitlitas, as, momorbrbiliilitatas s dadan n stastatutus s gigizi. zi. pepeninningkgkataatan n dederajrajat at kekesehsehataatann masyarakat msaih ditemukan berbagai masalah yang menghambat pembangunan masyarakat msaih ditemukan berbagai masalah yang menghambat pembangunan kesehatan. salah satu masalah dalam mencapai derajat kesehatn tersebut adalah kesehatan. salah satu masalah dalam mencapai derajat kesehatn tersebut adalah tingginya angka kesakitan dan kematian di Indonesia setiap tahunnya.
tingginya angka kesakitan dan kematian di Indonesia setiap tahunnya.
dalam tubuh manusia banyak terdapat sistem yang saling kerja sama dalam dalam tubuh manusia banyak terdapat sistem yang saling kerja sama dalam mempertahankan kehidupan. sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang mempertahankan kehidupan. sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang penting
penting dalam tudalam tubuh kabuh karena hasilrena hasilnya nantnya nanti berupa ei berupa energi yang nergi yang sangat pesangat penting dnting dalamalam proses
proses metabometabolisme lisme dan dan kelangkelangsungan sungan hidup hidup setiap setiap sel sel ditubditubuh. uh. dalam dalam sistemsistem pencer
pencernaan naan banyak banyak organorgan-organ -organ yang yang pentingpenting, , salah salah satunya satunya adalah adalah lambunglambung. . didi Lam
Lambunbung g nanananatinytinya a terjterjadi adi pempemecahecahan an dan dan penpenyeryerapan apan karbkarbohiohidrat drat dan dan lapilapisansan mukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar normalnya mukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting.
fungsinya sangat penting. La
Lambmbung ung (G(Gastasterer) ) bibisa sa memengngalaalami mi kelkelainainan an sesepeperti rti peperadradanangagan n papadada dinding lamb
dinding lambung (Gastritis) jika pola ung (Gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet hidup seperti pola makan dan diet yang tidak yang tidak nor
normal mal atau atau menmengkogkonsunsumsi msi jenjenis is obaobat-ot-obatabatan n bisa bisa menmengakgakibatibatkan kan gasgastrittritis is atauatau maag.
maag.
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di Klinik penyakit dalam (IPD Jilid II Edisi 3). Gastritis akut merupakan penyakit Klinik penyakit dalam (IPD Jilid II Edisi 3). Gastritis akut merupakan penyakit yan
yang g serisering ng diteditemukmukan an biasbiasanyanya a jinajinak k dan dan dapdapat at semsembuh buh sensendiri diri (Pa(Patofitofisiolsiologiogi Sylvia dan Wilson) dan + 80 – 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut. Sylvia dan Wilson) dan + 80 – 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut. perawat merupa
perawat merupakan salah satu kan salah satu tenaga kesehatatenaga kesehatan n harus memahaharus memahami dan mi dan membememberikanrikan peran dan
peran dan asuhan yang asuhan yang tepat tepat karena komplikasi dari karena komplikasi dari gastritis gastritis ini ini cukup berbahayacukup berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.
dan bisa mengakibatkan kematian.
1 1
Menurut data WHO, jumlah penderita gastritis di Dunia pada tahun 2008 Menurut data WHO, jumlah penderita gastritis di Dunia pada tahun 2008 mencapai lebih dari 230 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 350 mencapai lebih dari 230 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 350 juta
juta jiwa jiwa pada pada tahun tahun 20302030. . Data Data dari dari studi studi globaglobal l menunmenunjukkan jukkan bahwa bahwa jumlahjumlah pende
penderita rita dengdengan an gastritis gastritis telah telah mencapmencapai ai 366 366 juta juta jiwa. jiwa. 4,6 4,6 juta juta jiwa jiwa diatarandiataranyaya meninggal dunia dan biaya perawatan kesehatan untuk penderita gastritis sendiri meninggal dunia dan biaya perawatan kesehatan untuk penderita gastritis sendiri telah mencapai 465 miliar dolar.
telah mencapai 465 miliar dolar. Di
Di IndIndoneonesia sia sendsendiri iri penpenderderita ita gasgastrititritis s teruterus s berbertambtambah, ah, menmenuruurut t datdataa Depkes tahun 2008. Prevalensi gastritis di Indonesia adalah 5,7%, namun hanya 1,5 Depkes tahun 2008. Prevalensi gastritis di Indonesia adalah 5,7%, namun hanya 1,5 persen
persen saja saja yang yang terdiagterdiagnosa. nosa. jika jika data data RiskesRiskesdas das (riset (riset kesehatkesehatan an dasar) dasar) 20072007 menyebutkan ada 12,5 juta jiwa penduduk indonesia mengalami gastritis, maka menyebutkan ada 12,5 juta jiwa penduduk indonesia mengalami gastritis, maka secara epidemiologi diperikirakan pada tahun 2030 prevalensi gastritis di indonesia secara epidemiologi diperikirakan pada tahun 2030 prevalensi gastritis di indonesia mencapai 21,3 juta orang (gastritis care, 2004). Data tersebut juga menunjukkan mencapai 21,3 juta orang (gastritis care, 2004). Data tersebut juga menunjukkan indonesia masuk dalam 10 besar negara terbanyak menderita gastritis, dengan india indonesia masuk dalam 10 besar negara terbanyak menderita gastritis, dengan india menempati peringkat pertama, kedua cina dan ketiga amerika serikat. Hasil riset menempati peringkat pertama, kedua cina dan ketiga amerika serikat. Hasil riset kesehata
kesehatan n dasar tahun dasar tahun 2007 juga menyebutkan bahwa proporsi penyebab kematian2007 juga menyebutkan bahwa proporsi penyebab kematian akbat gastritis pada kelompok usia 45 – 54 tahun di daerah perkotaan menduduki akbat gastritis pada kelompok usia 45 – 54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke 2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, gastritis menduduki ranking ke-6 ranking ke 2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, gastritis menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
yaitu 5,8%.
Data dinas kesehatan provinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa jumlah Data dinas kesehatan provinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa jumlah pende
penderita rita penypenyakit akit gastritis gastritis pada pada tahun tahun 2009 2009 sebanysebanyak ak 725 725 orang orang pendependerita,rita, sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 728 penderita dan pada tahun 2011 sebanyak sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 728 penderita dan pada tahun 2011 sebanyak 732 orang penderita.
732 orang penderita. Da
Dari ri datdata a DiDinas nas KeKesehsehataatan n KoKota ta PaPalemlembabang ng didikeketatahui hui babahwhwa a jujumlmlahah pende
penderita rita penypenyakit akit gastritis gastritis pada pada tahun tahun 2009 2009 sebanysebanyak ak 429 429 orang orang pendependerita,rita, sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 425 penderita dan pada tahun 2011 sebanyak sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 425 penderita dan pada tahun 2011 sebanyak 432 orang penderita.
432 orang penderita. Ber
Berdasadasarkan rkan datdata a dari dari MedMedical ical RecRecord ord RSRSUD UD PalPalembembang ang BARBARI I jumjumlahlah pende
penderita rita gastritis gastritis pada pada tahun tahun 2009 2009 terdiri terdiri dari dari 110 110 orang orang pendependerita, rita, pada pada tahuntahun 2010 terdiri dari 121 orang penderita, dan pada tahun 2011 sampai dengan bulan 2010 terdiri dari 121 orang penderita, dan pada tahun 2011 sampai dengan bulan oktober terdiri dari 80 orang.
Be
Berdardasarsarkakan n pepenjenjelaslasan an diadiatastas, , mamaka ka kekelolompmpok ok kakami mi tetertartarik rik ununtutuk k mengangkat makalah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. ”A” dengan mengangkat makalah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. ”A” dengan gan
gangggguan uan sistsistem em penpencercernaan naan : : GasGastrititritis s di di RuRuangangan an peraperawatwatan an wanwanita ita RSRSUDUD Palembang BARI. Palembang BARI. 1. 1.22 TuTujujuanan 1 1..22..11 TTuujjuuaan n UUmmuumm A
Aggar ar mamahahasisiswswa a dadappat at memenenerarapkpkan an ililmmu u pepengngetetahahuauannnnyya a dadalalamm melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis yang dirawat diruang melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis yang dirawat diruang perawat
perawatan an wanita wanita RSUD RSUD PalembPalembang ang BARBARI I dan dan untuk untuk membememberikan rikan informinformasiasi me
mengngenenai ai gagastrstritiitis s papada da papara ra pepembmbaca aca agagar ar dadapapat t memenjanjadi di rereferferenensi si ununtutuk k pembe
pembelajaran dalajaran dan upayn upaya prevea preventif dalam ntif dalam mencegmencegah penah penyakit gyakit gastritis.astritis.
1
1..22..22 TTuujjuuaan Khn Khuussuuss a.
a. DDapapat at ememlalakukukakan n pepengngkakajijian an asasuuhahan n kekepeperarawawatatan n papada da klklieien n dedengnganan gastritis.
gastritis. b.
b. Dapat Dapat mengmenganalisa analisa dan dan merummerumuskan uskan serta serta mempmemprioritaskarioritaskan n diagnodiagnosasa keperawatan klien gastritis
keperawatan klien gastritis c.
c. DapDapat menyat menyusuusun rencan rencana kepna keperaerawatawatan pada kln pada klien gaien gastritstritisis d.
d. DapDapat melaat melakukkukan tindan tindakaakan kepen keperawarawatan padtan pada klien gaa klien gastritstritisis e.
e. DapDapat melaat melakukkukan evalan evaluasi asuuasi asuhan kehan keperperawatawatan pada klan pada klien gasien gastrittritis.is.
1.
1.33 WaWaktktuu
Pengkajian dan anamnesa dilakukan pada tanggal 07 Maret 2012 pada pukul Pengkajian dan anamnesa dilakukan pada tanggal 07 Maret 2012 pada pukul 11.00 WIB
11.00 WIB
1.
1.44 TeTempmpatat
Pengkajian dan anamnesa dilakukan pada Ny. ”A” di Ruang perawatan Pengkajian dan anamnesa dilakukan pada Ny. ”A” di Ruang perawatan Perempuan RSUD Palembang BARI
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Profil RSUD Palembang BARI 2.1.1 Selayang Pandang
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan yang merupakan satu-satunya
rumah sakit umum milik Pemerintah Kota Palembang. Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak di Jalan Panca Usaha NO.1 Kelurahan 5 Ulu Darat Kecamatan Sebrang Ulu, dan berdiri di atas tanah seluas 4,5 H. Bangunan berada lebih kurang 800 meter dan jalan raya jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001 dibuat jalan alternative dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI. Saat ini
sedang diupayakan pembangunan jalan langsung menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros Jakabaring.
2.1.2 Visi Misi dan Motto Visi
Rumah Sakit andalan dan terpercaya di Sumatera Selatan Misi
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu
2. Melaksanakan manajemen administrasi yang efektif dan efisien Motto
“Anda sernbuh, Kami Puas” Anda puas, karni bahagia
2.1.3 Sejarah
1 Sejarah Berdirinya
Pada tahun 1985 sampai dengan 1994 RSUD Palembang BARI merupakan gedung poliklinik / Puskesmas Panca Usaha.
Pada tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI. Maka dengan SK Depkes nomor 1326/Menkes/SK1X111997, tanggal 10 November 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C.
Kepmenkes RI Nomor : HK.00,06.2.2.4646 tentang pemberian status Akreditasi penuh tingkat dasar kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 7 November 2003
Kepmenkes RI Nomor : YM.01.10/111/334/08 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI menjadi kelas B,tanggal 2 April 2009
Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan keputusan Walikota Palembang No.915. B tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang BARI sebagai SKPD Palembang yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
2. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
1. Tahun 1986 s.d 1995 : dr. Jane Lidya Jilahelu Sebagai kepala Poliklinik Puskesmas Panca Usaha.
2. Tanggal I Juli 1995 s.d Juni 2000 : dr. Eddy Zarkaty Manasir, SpOG sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
3. Bulan juli 2000 s.d November 2000 : Pelaksana Tugas dr.H. Dachlan Abbas S.pB
4. Bulan Desember 2000 s.d Februafi 2001 :Pelaksana tugas dr. M.Faisal Soleh, Sp.PD
5. Tanggal 14 November 2000 s.d Sekaian dr. Hj. Indah Puspita, H.A, MARS sebagai Direktur RSUD Pa1embang BARI
2.1.4 Fasi1itas dan Pelayanan a. Fasilitas
Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 jam
Rawat jalan/ poliklinik spesialis
Bedah sentral
Central Sterilizied Suplay Departement (CSSD)
Unit Rawat Intensif (ICU, NICU)
Rehabilitasi Medik
Radiologi
Laboratorium klinik
Patologi anatomi
Bank Darah
b. Pelayanan Rawat Jalan
Poliklinik Spesialis Bedah
Poliklinik Spesialis Dalam
Poliklinik Spesialis Kebidanan Dan Penyakit Dalam
Poliklinik Spesialis Anak
Poliklinik Spesialis Mata
Poliklinik Spesialis THT
Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
Polii< link Spesialis Syaraf
Poliklinik Spesialis Jiwa
Poliklinik Spesialis Jantung
Poliklinik Gigi
Poliklinik Rehabilitasi Medik
2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah Inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492)
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi Kedelapan Hal 1062).
Gastritis Merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Patofiologi, Sylvia A Price Hal 422)
Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hipatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daearh tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan lambung, biasanya, peradarangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter Pylori, Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.
2.2.2 Anatomi Fisiologi a. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabun J, danbila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. kapasitas normal lambung 1 sampai
2 liter. secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah
lambung terdapat kurvatura mayor. sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. sfingter kardia Atau sfingter esofagus bawah,
mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkotraksi sfingkter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi uss halus kedalam lambung.
Gambar Lambung Manusia
Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :
1. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa. 2. Lapisan berotot yang terdiri dari atas 3 lapisan
a. Serabut Longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus.
b. Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.
c. Serabut Oblik Yang Terutama Dijumpai Pada Fundus Lembuh Dan Berjalan Dari Orivasium Kardiak, Kemudian Membelok Kebawah Melalui Kurvatura Minor (Lengkung Berlenjar)
3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe
4. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan/rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. kelenjar ini mensekresi mukus. kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus dan pada hampir seluruh korpus lambung. kelenjar gastric memiliki tipe-tipe utama sela. sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasan asam. sel-sel parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intriksik. faktor intriksik diperlukan untuk absorpsi vitamin B 12 didalam usus halus. kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. sel-sel mukus (leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastric. sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pad pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan
asam hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dan abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang anatorni ini sangat penting, karena vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang penting dalarn mengobati tukak duodenum.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium. Serabut - serabut aferen simpatis
mcnghambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung. Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama berasal
dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang— cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berrjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dan lambung dan duodenum, serta berasal dari pankreas,
limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena porta.
b. Fisiologi
a. Mencerna makanan secara mekanikal.
b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 - 3000 ml. gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponen utamanya yaitu mukus, HCL (hydrochloric acid). pensinogen. dan air. Hormon gastrik yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah.
c. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah menjadi polipeptida
d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa, dan beberapa obat.
e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh HCL.
f. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dan fundus ke pylorus.
2.2.3 ETIOLOGI
Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat.Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa penyebab :
1. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter Pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di
Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa turnbuh di lambung. Bakteri ini bisa rnenyebabkan
gastritis menetap atau gastritis sementara.
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakil berat atau trauma (cedera) yang terjadi
secara tiba - tiba.
Cederanya sendiri mungkin tidak rnengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan pendarahan hebat.
3. Gastritis erosifkronis bisa merupakan akibat dan:
- Bahan iritan seperti obat—obatan. terutama aspirin dan obat anti peradangan non—steroid lainnya
- Penyakit Crohn
- infèksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Paling sering terjadi pada
alkoholik .
4. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dan reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
6. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrekiomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena
mempengaruhi penyerapan vitamin B 12 dan makanan.
7. Penyakit Meniere merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya
membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
8. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya.Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau menerima terapi penyinaran kadar tinggi
2.2.4 Klasifikasi
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Gastritis akut : Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu
• Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari
luar, seperti bahan kimia misal lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung)
• Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh
kelainan badan).
b. Gastritis Kronik lnflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dan lambung, atau oleh bakteri Helicohucier pylory (H.. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastnitis kronik tipe A jika mampu rnenghasilkan imun sendini. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkcmbang pada proses ini. Gastritis kronik tipe 13 lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobnacter pylon yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung. (sumber : David Ovedorf: 2002)
Patofisiologi dan penyakit gastritis sebagai berikut :
a. Gastritis Akut : Pengaruh efek samping obat - obat NSA1Ds atau Non -Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat mcnyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer .Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dari mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan - bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung. Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat rnenyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.
b. Gastritis Kronis Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dan lambung.Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) ini dihubungkan dengan bakteri H. pvlory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok dan refluks isi usus
kedalam lambung.H. Pylon termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung
melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan inerespon infeksi bakteri H. Pylon tersebut dengan mengirimkan butir - butir leukosit, selT - killer, dan pelawan infèksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylon tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh.
Polyrnorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lamhung. Nutrisi ekstra dikirim untuk mcnguraikan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylon. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menycbabkan hernoragi (pcrdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung.
Manifestasi Klinis
a. gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
1. Hematematis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2. pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati. biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3. Kadang kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu - satunya gejala. 5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara lisis akan dijumpai tanda tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.
b. Gastritis kronis
1. Bervariasi dan tidak jelas 2. Perasaan penuh. anoreksia
3. Distress epigastrik yang tidak nyata 4. Cepat kenyang.
(sumber : Brunner & Suddarth, 200 1)
2.2.6 Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut:
a. EGD (Esofagogastriduodenoscopy) yaitu tes diagnostic kunci untuk perdarahan Gastrointestinal bagian atas dan dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / jaringan.
b. Minum barium dengan foto rontgen, dilakukan untuk membedakan diagnosa penyebab / sisi lesi.
c. Analisa gaster, dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidrokiorik dan penentuan asam nocturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan syndrome Zollinger-Ellison.
d. Angiograui, vaskularisasi gastrointestinal dapat dilihat bila endoscopy tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan, menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
e. Amilase serum, meningkat bila ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis. (Sumber : Doengoes, 2000, hal: 456)
2.2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkn faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat - obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut
a. Gastritis Akut
1. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala —gejala menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2. Jika gejala - gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor 112, inhibitor pompa proton. antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotcktor)
4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
5. Jika korosi parah. hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gastritis 2.3.1 Pengkajian
Menurut Priharjo (1996), analisa simptom penguraiannya sebagai berikut: P : Provokatif atau Paliatif
Apakah yang menyebabkan gejala? Apa saja yang mengurangi atau memperberat
Q : Kualitas atau Kuantitas
Bagaimana gejala dirasakan nampak atau terdengar? Sejauh mana anda merasakannya seka
R : Regional atau Area Radiasi
Dimana gejala terasa? Apakah menyebar? S : Severe (Skala keparahan)
Seberapa keparahan dirasakan dengan skala I sampai 10 (paling parah) T : Timing (waktu)
Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala terasa? Apakah tiba -tiba atau bertahap?
Berikut ini adaah pengkajian yang dilakukan pada klien Gastritis:
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan
Tanda :Takikardi, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
b) Sirkulasi
Gejala : Hipotensi (termasuk posiurnal), takikardia, disritmia (hipovolemia/ hipoksemia), kelemahan/ nadi perifer lemah. pengisian kapiler lambat/ perlahan (vasokonstriksi), warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah), dan kelemahan kulit/membrane mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik).
c) lntegritas Ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keuangan, huhungan kerja), perasaan tak berdaya.
Tanda : Tanda ansietas, misal: gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
d) Eliminasi
Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastromteritis atau masalah yang berhubungan dengan gastrointestinal, misal: luka peptik/ gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi/ karakteristik feses.
Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan dan hipoaktif setelah perdarahan, karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang—kadang merah cerah, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi akibat perubahan diet dan penggunaan antasida, saluaran urin menurun dan pekat.
e) Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal), masalah
menelan: cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam.
Tanda : Muntah berwarna kopi gelap atau merah cerah dengan atau tanpa bekuan darah, membrane mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk (perdarahan kronik).
f) Neurosensori
Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dan agak cenderung tidur, disorientasi/ hingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi/ oksigenasi).
g) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri digambarkan sebagai tajam, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan/disstres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrium kini sampai ke tengah/ menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrium menyebar sampai ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan/ antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal/ gastritis). Faktor pencetus: makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat—obatan tertentu (salisilat, resenfin, antibiotik, ibuprofen), stressor psikologis. Tanda : Wajah berkerut, herhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian penyakit.
h) Kearnanan
Gejala : Alergi terhadap obat / sensitif misal ASA.
Tanda : Peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis atau hipertensi portal).
i) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : Adanya penggunaan chat resep/ dijual bebas yang mengandung ASA, alcohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal: anemia)/ diagnose yang tak berhubungan (misal: trauma kepala), flu usus atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal: sirosis alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (sumber : Marilyn Doengoes, 2000).
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Gastritis yaitu: a. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan mukosa lambung.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kegagalan fungsi neuromuskular. c. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah, dan anoreksia.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya. (Sumber :Marilyn Doengoes, 2000).
2.3.3 Rencana Keperawatan
DP 1 : Nyeri epigastrium berhubungan denga iritasi pada mukosa lambung
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilang rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri
No Intervensi Rasional
1
2
3
4
Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 – 10)
Berikan istirahat dengan posisi semifowler
Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung
Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya.
Berguna dalam pengawasan keefektivan obat, kemajuan penyembuhan
Dengan posisi semi fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang.
Dapat menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan aktivitas peristaltik
Mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium
Sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya
5
6
7
Observasi TTV tiap 24 jam
Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik
Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasam dengan intervensi terapi lain.
DP2 : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengna rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi. No Intervensi Rasional 1 2 3 4
Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat
Timbang BB Klien
Berikan makanan sedikit tapi sering
Catat status nutrisi pasien : Turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut,
Untuk mengidentifikasikan indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan
Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat
Meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster.
Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat
5
6
kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/muntah
atau diare
Kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai.
Monitor intake dan output secara periodik
Berguna dalam pengawasan keefektivan obat, kemajuan penyembuhan.
Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet klien.
DP 3 : Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah.
Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan perilak yang perlu untuk memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria mempertahankan/menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
No Intervensi Rasional
1
2
3
Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran
mukosa, turgor kulit
Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urin dengan akurat
Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif/diuretik
Indikator keadekuatan volume sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
Klien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit
Membantu klien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah
4
5
Identifikasi rencana untuk meningkatkan/mempertahankan keseimbangan cairan optimal, misalnya : jadwal masukan cairan.
Berikan/awasi hiperalimentasi IV
kehilangan cairan lanjut.
Melibatkan klien dalam rencana untuk memperbaiki keseimbangan untuk berhasil
Tindakan darurat untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan elektrolit
DP 4 : Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.
Tujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan, dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang penyakitnya.
No Intervensi Rasional
1
2
3
4
Kaji tingkat kecemasan
Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan semua
keluhannya
Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
Berikan dorongan spiritual
Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien sehingga memudahkan dalam tindakan selanjutnya
Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam segala hal tindakan yang diberikan
Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau bekerja sama
dalam perawatannya
untuk proses penyembuhan penyakitnya, masih ada yang berkuasa menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. ”A” DENGAN GANGGUAN DIGESTIF GASTRITIS DI RUANGAN UMUM PEREMPUAN
RSUD PALEMBANG BARI
3.1 Pengkajian
Tanggal MRS : 6 Maret 2012 Jam 11.55 WIB
Pengkajian dilakukan : Tanggal 7 Maret 2012 Jam 11.00 WIB a. Identitas Pasien
Nama : Ny. ”A”
Umur : 48 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Dusun 1 Desa tebedak 2 Payaraman, Ogan Ilir Diagnosa Medis : Gastritis
No. RM : 32.46.37
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. “G”
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Dusun 1 Desa Tebedak 2 Payaraman, Ogan Ilir Hub dengan Pasien : Suami
3.1.2 Pengkajian Pada Klien
1. Alasan Utama Datang Ke Rumah Sakit :
Pada saat pengkajian tanggal 6 Maret 2012, klien datang dengan keluhan nyeri pada perut.
2. Riwayat Penyakit saat ini
Os mengatakan nyeri pada ulu hati, dengan skala nyeri 8 (berat) dan muntah, frekuensi nyeri hilang dan timbul sejak tanggal 06 Maret 2012
3. Keluhan Utama (saat pengkajian)
Pada saat pengkajian 7 Maret 2012 Klien mengeluh masih terasa nyeri di Ulu hati, Rasa perih dan panas
4. Riwayat Kesehatan masa lalu
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah di Rawat di Rumah Sakit dengan penyakit yang sama (gastritis), Klien tidak mempunyai penyakit keturunan (DM, Hipertensi), Maupun penyakit menular.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit
menular atau keturunan (DM, Hipertensi). 6. Riwayat Pengobatan dan Alergi
Klien tidak ada alergi terhadap obat dan makanan
3.1.3 Pemeriksaan Fisik 1. Keadaaan Umum
k.u : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Sakit/Nyeri : Berat (8 – 10) Sedang (4 – 7) Ringan (0 – 3) Status gizi : Normal (BB 60 kg) Gemuk (BB 10% ideal)
Kurus (42 Kg)
Sikap : Tenang Gelisah Menahan Nyeri
Personal Hygiene : - Mandi : 2x/hari
- Kuku : Hitam Bersih - Rambut : Kotor Bersih
- Kulit : Kotor Bersih Masalah Keperawatan : - Nyeri
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Data Sistemik
a. Sistem Persepsi Sensori
Pendengaran : Normal Kerusakan Ka/ki Tuli Ka/ki Alat Bantu dengar Tinitus
Penglihatan : Normal Kaca Mata Lensa Kontak Pengecap dan Penghidu : Normal Gangguan Indra Pengecap
gangguan Indra Penghidup
Peraba : Normal Gangguan Indra peraba Masalah Keperawatan : Tidak ada
b. Sistem Penglihatan :
Nyeri tekan : ada OD/OS Tidak OD/OS
Lapang Pandang : Normal Hemianopa Kuadrantanopa Kesimetrisan Mata : Simetris tidak simetris eksoftalamus Kelopak Mata : Normal Ptosisi Kemerahan
Lesi Krusta Kelopak Mata : tidak ada
c. Sistem Pernapasan
Frekuensi : 20 x / menit
Batuk : tidak
Suara Nafas : Normal Ronchi basah/kering
Bunyi nafas : Vaskuler Onko – vaskuler Bronkeal Sumbatan Jalan Nafas : Sputum lendir darah tidak ada Masalah Keperawatan : Tidak ada
Tekanan Darah : 180/80 mmHg
Denyut Nadi : 74x/menit Irama : teratur tidak teratur Bunyi Jantung : Normal tambahan
Kekuatan : Kuat Lemah
Akral : Hangat Dingin
Edema : tidak ada ada di
Masalah Keperawatan : Tidak ada
e. Sistem Syaraf Pusat
Kesadaran : GCS : E M V
Bicara : berbicara spontan aphas lancar
tidak lancer Masalah Keperawatan : tidak ada
f. Sistem Gastrointestinal
Nafsu Makan : normal meningkat menurun
Diet : Bubur Biasa
Porsi Makan : ½ piring sekali makan
Keluhan : mual muntah tidak ada
Bibir : normal kering pecah-pecah
Mulut dan tenggorokan : normal lesi hematemesis Kemampuan mengunyal : normal kurang kesulitan Kemampuan menelan : Normal nyeri telan
BAB : Normal Konstipasi diare
Masalah keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
g. Sistem Musculusekletal
Rentang Gerak : Penuh Terbatas
Keseimbangan dan cara jalan : tegap tidak tegap
Fraktur : tidak ada ada
h. Sistem Integumen
Warna Kulit : Normal pucat sianosis Ikterik
Tugor : Baik buruk
Luka : tidak ada ada, pada kaki kanan
Memar : tidak ada ada
Kemerahan : tidak ada ada, pada kaki kanan Masalah Keperawatan : Defisit Volume Cairan
3.1.4 Data Penunjang
No Tanggal Jenis
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 2 06 Maret 2012 07 Maret 2012 Darah Hematokrit Trombosit Hemoglobin Leukosit Hitung Jenis Basofil Eosofil Batang Segmen Limfosit Monosit BSS Glukosa Sewaktu SGOT SGPT 45 111.000 11,8 8000 0 2 3 47 44 4 70 61 73 P = 37 – 43% 150.000 – 40.000/uL P = 12 – 14 g/dL 5000 – 10.000/uL 0 – 1 % 1 – 3 % 2 – 6 % 50 – 70 % 20 – 40 % 2 – 8 % < 180 mg/dt < 31 u/I < 31 u/I
3 09 Maret 2012 Ureum Creati Endoscopy Esofagus : Lumen Mukosa Erosi Massa Variese Gaster : Lumen Mukosa Erosi Ulkus Perdarahan Massage Duodenum : Lumen Mukosa Massa 32 0,59 Normal (-) (-) (-) (-) Normal Tampak Hiperemisis Dikorfus Antrum (+) Multiplediantrum (+) Heling Ulcer (-) (-) Normal Normal (-) 20 – 40 0,6 – 1,1 Kesimpulan Gastritis Cronik
a. IVFD RL, GTT xx/menit b. Injeksi Ranitidine amp 2 x 1
c. Injeksi ondansentron amp 3 x 1 d. Neurodex tab 1 x 1
e. Infepsya syr 3 x 1 sdm f. Lanzoprazole tab 1 x 1 g. Diet bubur biasa
3.1.5 Riwayat Psikososial dan Spiritual 1. Riwayat Psikologis
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah Klien Merasa cemas dengan penyakit yang dialami.
Cara mengatasi perasaan tersebut dengan memberikan pengetahuan tentang penyakit yang dialami.
Rencana Klien setelah masalah terselesaikan 2. Riwayat Sosial
Hubungan klien dengan yang lain terjalin cukup baik. 3. Budaya
Budaya yang diikuti : Melayu Aktifitasnya : Berdagang 4. Riwayat Spiritual
Klien seorang muslim, klien melakukan shalat 5 waktu, tetapi semenjak klien dirawat di Rumah Sakit, Klien jarang melaksanakan sholat
MK : Ansietas
3.1.6 Prioritas Masalah
1. Rasa tidak nyaman (nyeri) 2. Defisit Volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1.
1. Rasa nyRasa nyaman aman (nyeri) (nyeri) berhubberhubungan ungan dengadengan iritasi pn iritasi pada mada mukosa ukosa lambulambungng 2.
2. Defisit VDefisit Volume olume cairan bcairan berhubuerhubungan ngan dengdengan muan mual, mual, muntah dntah dan anan ansietassietas 3.
3. KeKetidtidakakseiseimbmbanangagan n nunutritrisi si kukuranrang g dadari ri kekebubututuhan han tutububuh h beberhurhububungnganan dengan intake yang tidak adekuat
dengan intake yang tidak adekuat
ANALISIS DATA ANALISIS DATA
Nama P
Nama Pasien asien : Tn ”A: Tn ”A”” DiagnoDiagnosa Medis sa Medis : Gastritis: Gastritis JJeenniis s KKeellaammiin n : : PP NNoo. . MMeed d RReeccoorrd d : : 3322..4466..3377 No. K
No. Kamar Bamar Bedah edah : PU. P: PU. Perempuerempuan an Hari / THari / Tanggaanggal l : 07 M: 07 Maret 201aret 20122
N
Noo DDaattaa EEttiioollooggii MMaassaallaahh 1
1 DDS S ::
-- KKlliieenn mengatakan nyeri pada mengatakan nyeri pada ulu hati
ulu hati
-- KKlliieenn mengatakan nyeri saat mengatakan nyeri saat abdomennya ditekan abdomennya ditekan DO : DO : -- KKlliieenn tampak kesakitan tampak kesakitan -- SSkkaalla a NNyyeerrii 5 (sedang) 5 (sedang) -- VViittaal l SSiiggnn TD : 110/ 60 mmHg TD : 110/ 60 mmHg N N : 78 x: 78 x/menit/menit T T : : 38,038,0 00CC RR : 22 x/menit RR : 22 x/menit
Erosi pada lambung Erosi pada lambung
Peningkatan produksi Peningkatan produksi HCL Lambung HCL Lambung Peradangan dan Peradangan dan Helicobactery Helicobactery Metaplasia dengan Metaplasia dengan desquamosa desquamosa Elastisitas lambung Elastisitas lambung turun turun Kekakuan Kekakuan Nyeri E
Nyeri Epigastriupigastriumm
Rasa Nyaman (nyeri) Rasa Nyaman (nyeri)
2
2 DDS S ::
Klien mengeluh mual dan Klien mengeluh mual dan muntah + 2x/hari
muntah + 2x/hari DO :
DO :
Mukosa Bibir Klien Mukosa Bibir Klien tampak kering tampak kering Stress Stress Perangsangan saraf Perangsangan saraf simpatis NV simpatis NV MEningkatkan HCl MEningkatkan HCl dalam lambung dalam lambung
Defisit volume cairan Defisit volume cairan berhu
berhubungabungan dengn denganan perdara
perdarahan, mhan, mual,ual, muntah dan anoreksia muntah dan anoreksia
menimbulkan rasa menimbulkan rasa mual, muntah dan mual, muntah dan
anoreksia anoreksia
Sel epitel kelumer Sel epitel kelumer
mengurungi mengurungi produ produksinyaksinya Vasodilatasi sel Vasodilatasi sel mukosa gastier mukosa gastier
Mual dan muntah Mual dan muntah
Defisit volume cairan Defisit volume cairan 3
3 DDS S ::
-- KKlliieenn mengatakan tidak nafsu mengatakan tidak nafsu makan
makan
-- KKlliieenn mengeluh mual dan mengeluh mual dan muntah + 2 kali muntah + 2 kali DO : DO : -- MMuukkoossaa bibir K
bibir Klien tamlien tampak pak kering kering -- TTuurrggoorr BB Sekarang : 42 kg BB Sekarang : 42 kg BB sebelum sakit : 48 kg BB sebelum sakit : 48 kg Klien tampak mual dan Klien tampak mual dan muntah
muntah
Kondisi asam pada Kondisi asam pada
lambung lambung Rangsangan di Rangsangan di medulla oblongata medulla oblongata Muntah Muntah
Intake tidak adekuat Intake tidak adekuat
Nutrisi k
Nutrisi kurang urang daridari kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
DS :
- Klien
mengatakan nyeri pada ulu hati
- Klien
mengatakan nyeri saat abdomennya ditekan DO : - Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam nyeri dapat teratasi atau hilang
- Setelah
dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam skala nyeri berkurang
1. Mo
nitor skala nyeri, intensitas
2. Obs
ervasi TTV
3. Beri
kan kompres hangat
1. Berguna dalam
pengawasan keefektifan obat dan kemajuan penyembuhannya
2. Peningkatan TTV
mengidentifikasikan adanya peningkatan nyeri
3. dengan memberikan
kompres hangat terjadi
vasodilatasi darah sebagai nyeri dapat berkurang
- Skala nyeri 5 (sedang)
4. Beri
kan posisi nyaman
5. Anj
urkan klien untuk menghindari makanan yang dapat
meningkatkan kerja asam lambung
2 Defisit volume cairan b.d mual, muntah dan anoreksia
DS :
Klien mengeluh mual, muntah + 2x/hari
DO :
Mucosa bibir klien tampak kering
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam diharapkan klien dapat menunjukkan kemajuan dengan kriteria hasil :
- Klien tidak mengalami 1. Awas i Tanda Vital 2. Monit 1. Perubahan TD dan nadi dapat digunakan perkiraan kasar kehilangan darah. Ms ( TD < 90 mmHg dan nadi > 110 diduga 25% penurunan volume atau kurang lebih 1000 ml 2. memberikan pedoman untuk penggantian cairan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam diharapkan klien
dapat menunjukkan kemajuan dengan kriteria hasil :
- Mukusa
Bibir tidak kering
hankan lirah baring
4. tinggi
kan kepala tempat tidur selama pemberian antasida
abdominal dan dapat
mencetuskan perdarahan lanjut 4. mencegah reflek gaster pada respirasi antasida dimana dapat menyebabkan komplikasi paru serius.
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
DS :
- Klien
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam diharapkan klien dapat menunjukkan kemajuan dengan kriteria hasil :
- Klien
1. Monitor status nutrisi
2. Timbang BB klien
- Anjurkan
klien makan makanan dalam keadaan hangat
1. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
2. Membantu
menentukan keseimbangan cairan yang tepat
- Klien mengatakan mual dan muntah
DO :
- Mukosa Bibir
Klien tampak kering
- Makan hanya ¼ porsi (tidak dihabiskan)
BB : 42 kg
anoreksia
- klien
makan habis 1 porsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam diharapkan klien
dapat menunjukkan kemajuan dengan kriteria hasil :
- Mukusa
Bibir tidak kering
- Hb
Normal
4. Monitor pola diet klien
5. Monitor intake dalam output secara periodik
3. Meminimalkan
anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster
4. Berguna dalam pengawasan keefektifan obat,
kemajuan penyembuhan
5. Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
Hari / tanggal No
Dp Pukul Implementasi Evauasi tindakan Paraf
Selasa / 6 Maret 2012
1 16.00
16.00
Memonitor status nyeri
Mengobservasi TTV
Klien mengatakan nyeri sudah berkurang
Hasil TTV Klien : TD : 120 / 90 mmHg N : 72 x/menit
2 16.15 16.30 11.00 11.00 11.15 11.30
Memberikan posisi nyaman
Memberikan kompres hangat
Memonitor Intake dan Output
Memonitor status nutrisi
Mengobservasi BB klien Menganjurkan makan sedikit tapi sering
Klien mengatakan posisinya yang sekarang lebih nyaman
Klien mengatakan nyerinya berkurang
Klien mengatakan masih mual muntah
Klien mengatakan hanya dapat menghabiskan 4 sendok makan tiap kali makan
BB Klien : 42 Kg
Klien mengatakan apabila tidak mual dan nyeri akan makan
Rabu / 7 Maret 2012
1 15.00
15.00
Memonitor status nyeri
Mengobservasi TTV
Klien mengatakan nyeri abdomen sedikit berkurang
15.15
15.30
Memberikan posisi yang nyaman
Berkolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian analgetik
R : 22 x/menit T : 36,80C
Klien mengatakan posisinya yang sekarang lebih nyaman
Klien mengatakan beberapa menit setelah pemberian obat, nyeri abdomen berkurang 2 15.00 Memonitor status nutrisi
Mengobservasi BB Klien
Menganjurkan makan sedikit tapi sering
Klien mengatakan sudah dapat menghabiskan 7 sendok makan tiap kali makan
BB Klien : 42 Kg
Klien Mengatakan tidak mual dan nyeri akan makan
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
Hari / tanggal No DP Pukul Evaluasi/hasil Paraf
Selasa / 6 Maret 2012
1 17.00
S : Klien Mengatakan nyeri sudah berkurang pada abdomen O : KU Sedang
Skala Nyeri 2 – 3 (sedang) TD : 120 / 90 mmHg N : 72 x/menit
T : 37,00C
RR : 18 x/menit
A : Masalah belum teratasi
2
3
S : klien mengeluh Mual dan muntah + 2x/Hari O : Mukosa bibir klien tampak sering
BB : 42 Kg
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)
S : klien mengatakan hanya dapat menghabiskan makan 4 sendok makan tiap kali makan
O : Mukosa bibir klien tampak sering, dan saat perkusi dilakukan terdengar abdomen hipertimpani
BB : 62 Kg
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)
Rabu / 7 Maret 2012 S : klien mengatakan nyeri pada abdomen sedikit berkurang O : KU Sedang
2 3 T : 36,80C RR : 22 x/menit A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
S : klien mengatakan masih mual dan muntah + 2x/hari O : Mukosa bibir klien tampak sering,
BB : 42 Kg
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)
S : Klien mengatakan sudah dapat menghabiskan 7 sendok makan tiap kali makan
O : klien masih terlihat mual dan muntah BB : 42 Kg
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN Jam CP Shift Pagi Nama dan TT perawa t Jam CP Shift Sore Nam a dan TT pera wat Jam CP Shift Malam Nam a & TT Pera wat
Rasa tidak nyaman (nyeri)
berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
09.00 S : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati
O : Skala Nyeri 5, klien kelihatan kesakitan (nyeri) A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 120/90 RR : 23 N : 75 T : 36,4 15.00 S : Klien mengatakan nyeri berkurang O : skala nyeri 4. TD : 100/70 RR : 24 N : 74 T : 36 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan 21.00 S : klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3 TD : 110/70 RR : 24 N : 80 T : 36,5 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan Ketidakseimbanga n nutrisi kurang
10.00 S : klien mengatakan mual dan muntah + 2 kali
16.00 S : Klien mengatakan mual dan muntah sudah
22. 00 S : Klien
tidak adekuat A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 120/90 RR : 23 N : 75 T : 36,4 TD : 100/70 RR : 24 N : 74 T : 36 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan TD : 110/70 RR : 24 N : 80 T : 36,5 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 08 Maret 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN Jam CP Shift Pagi Nama dan TT peraw at Jam CP Shift Sore Nama dan TT peraw at Jam CP Shift Malam Nama & TT Peraw at
Rasa tidak nyaman (nyeri)
berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
09.00 S : Klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3,
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 120/90
RR : 23 N : 75
T : 36,4
15.00 S : Klien mengatakan masih nyeri O : skala nyeri 3 TD : 120/80 RR : 24 N : 80 T : 36
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan 21.00 S : klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3 TD : 100/70 RR : 24 N : 72 T : 36,4 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
10.00 S : klien mengatakan masih mual dan muntah
Klien mengatakan tidak nafsu makan
O : - Mukosa bibir klien tampak kering
- Makan hanya ¼ porsi (tidak
16.00 S : Klien mengatakan masih mual dan muntah
O : mukosa bibir klien masih tampak kering
Makan hanya ¾ porsi (tidak dihabiskan)
TD : 120/80
22.00 S : Klien
mengatakan masih mual dan muntah O : mukosa bibir tampak kering Makan hanya ¾ porsi (tidak
N : 80 T : 36,1
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan N : 72 T : 36,4 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 09 Maret 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN Jam CP Shift Pagi Nama dan TT peraw at Jam CP Shift Sore Nama dan TT peraw at Jam CP Shift Malam Nama & TT Peraw at
Rasa tidak nyaman (nyeri)
berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
09.00 S : Klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3,
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 110/70 RR : 24 N : 68 T : 36,5 15.00 S : Klien mengatakan masih nyeri O : skala nyeri 3 TD : 110/80 RR : 24 N : 80 T : 37 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan 21.00 S : klien mengatakan tidak nyeri lagi O : -TD : 110/70 RR : 23 N : 75 T : 36,3 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
10.00 S : klien mengatakan masih mual dan muntah
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
O : - Mukosa bibir klien tampak kering
- Makan hanya ¾ porsi (tidak
16.00 S : Klien mengatakan masih mual dan muntah Klien mengatakan nafsu makan berkurang O : mukosa bibir klien masih tampak kering Makan hanya ¾ porsi
22.00 S : Klien mengatakan tidak merasa mual dan muntah lagi
O : mukosa bibir tidak tampak kering lagi Makan menghabiskan 1 porsi
N : 68 T : 36,1
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan N : 80 T : 37 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan T : 36,3 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 10 Maret 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN Jam CP Shift Pagi Nama dan TT perawa t Siang
Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
09.00 S : Klien mengatakan tidak nyeri lagi O : -A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan TD : 110/80 RR : 24 N : 82 T : 36,2
Pulang
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intakeyang tidak adekuat
10.00 S : klien mengatakan tidak mual dan muntah lagi Klien mengatakan sudah ada nafsu makan O : - Mukosa bibir klien tidak tampak kering - Makan menghabiskan 1 porsi
TD : 110/80 RR : 24 N : 82 T : 36,3 A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah Penulis Mempelajari Teori Tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Digestif : Gastritis dan melakukan secara langsung asuhan keperawatan pada pasien Ny. ”A” ternyata terdapat kcsenjangan antara teori dengan penerapan yang dilaksanakan di lapangan praktik RSUD Palembang BARI ini disebabkan karena tingkat kegawatan, persepsi individu, dan pemahaman terhadap penyakit keadaaan yang dialami saat ini.
Adapun uraian mengenai kesenjangan yang penulis arnati dan dapatkan mulai dan pengkajian, diagnosa keperawatan. perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut :
Pengkajian
Pengkajian mcrupakan tahap awal dan proses keperawatan, oleh karena itu pengkaji perlu melakukan secara teliti, cermat dan sistematis melalui wawancara.
observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung, serta di dukung oleh sumber -sumber seperti catatan medika dan hasil pemeriksaan penunjang. sehingga didapat data yang benar—benar valid.
Pada tahap pengkajian ini tidak ditemukan hambatan yang berarti. Penulis mampu bekerja sama dengan kepala ruangan. dokter, perawat jaga serta klien dan keluarganya yang sangat terbuka dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh penulis, sehingga penulis tidak sulit mendapatkan data subjektif.
Setelah didapat pengkajian, penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan pada praktik di lapangan. Dalam teori tanda dan gejala gastritis adalah sebagai berikut : nyeri pada ulu hati, mual, muntah, anorexia, cepat kenyang, hingga melena, perdarahan saluran cerna, hipotensi pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran. Namun pada data yang didapat pada Ny.”A” tidak terdapat adanya data melena, perdarahan saluran cerna, hipotensi dan
hipotermi. Analisa Data
Setelah data pengkajian dikumpulkan, maka penulis menganalisa data yang ada pada klien Ny.”A” dengan gangguan sistem digestif: gastritis dengan cara mengelompokkan data-data yang ada sesuai dengan keperawatan yang muncul.
Masalah keperawatan pertama, yaitu Rasa nyaman : Nyeri Masalah keperawatan ini ditunjang oleh data subjektif yaitu klien mengatakan nyeri pada ulu hati dan nyeri pada sáat abdomen ditekan. Data objektif yaitu klien tampak meringis kesakitan dengan skala nyeri 5 (sedang). Sedangkan kemungkinan penyebab dan nyeri ini berhubungan dengan mual dan muntah.
Masalah keperawatan kedua, yaltu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Masalah keperawatan ini ditunjang oleh data subjektif yaitu klien mengatakan tidak nafsu makan dan merasa mual. Data objektif yaitu mukosa bibir tampak kering dan klien hanya menghabiskan ¼ porsi dari porsi yang diberikan. Sedangkan kemungkinan penyebab dari ketidakseimbangan nutnisi kurang dari kebutuhan tubuh ini berhubungan dengan mual, muntah dan anorexia.
Diagnosa Keperawatan
Setelah semua data dianalisa dan dikelompokkan masalah - masalah keperawatan yang muncul, maka penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny ”A” dengan gangguan sistern digestif gastritis. Dalarn merumuskan
diagnosa keperawatan ini penulis berpedoman pada teori asuhan keperawatan oleh Doengoes (2000). Namun penulis hanya menemukan dan mengangkat 2 diagnosa aktual.
1. Diagnosa pertama : Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung. Diagnosa ini berdasarkan teori Doengoes (2000), karena berdasarkan data yang didapatkan klien tampak meringis kesakitan dan skala
nyeri klien yaitu 5 (sedang).
2. Diagnosa kedua : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia.
Diagnosa ini berdasarkan teori Doengoes (2000), karena berdasarkan data mukosa bibir klien tampak kering.
Rencana Keperawatan
Perencanaan merupakan mata rantai antara penerapan kebutuhan pasien dengan melaksanakan tindakan keperawatan. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan teori yang disesuaikan dengan kondisi pasien saat dikaji. Dalam membuat perencanaan, penulis membuat perioritas masalah sesuai dengan kebutuhan Maslow yaitu mengutamakan kebutuhan dasar biologis kemudian menyusul kebutuhan yang lain. Pada prinsipnya perencanaan ini disusun dalam rangka mengurangi dan mengatasi serta mencegah masalah kesehatan yang mungkin pada pasien. Dalam membuat perencanaan diperlukan kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain seperti petugas lab, radiologi, dokter dan petugas kesehalan lainnya. Pada prinsipnya perencanaan disusun dalam rangka mengurangi dan mengatasi masalah pasien sehingga tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari hasil yang diharapkan.
Pelaksanaan dan evaluasi keperawatan
Adapun diagnosa. tujuan, kriteria hasil, implementasi dan evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain,
Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
Tujuan Jangka panjang yaitu rasa nyeri berkurang/hilang, intervensi yang dibuat adalah kaji status nyeri, oberservasi TTV, berikan kompres hangat, berikan posisi nyaman dan kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat analgetik. Pada tahap implementasi yaitu mengkaji status nyeri, mengobservasi TTV, memberikan kompres hangat, memberikan posisi nyaman dan berkolaborasi dengan tenaga medis untuk memberikan obat analgetik
Pada tahap evaluasi tanggal 9 Maret 2012 pukul 20.00, klien mengatakan nyeri pada abdomen berkurang. masalah nyeri akut belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan intake yang tidak adekuat.
Tujuan jangka panjang yaitu intake nutrisi tercukupi, Intervensi yang penulis buat adalah kaji status nutrisi, Timbang BB klien, berikan makanan sedikit tapi sering, kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai dan monitor intake dan output secara periodik.
Pada tahap implementasi yaitu mengkaji status nutrisi, menimbang BB Klien, memberikan makanan sedikit tapi sering, mengkaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai dan memonitor intake dan output secara periodik.
Pada Tahap evaluasi tanggal 6 Maret 2012 Pukul 20.00 WIB, klien mengatakan klien menghabiskan porsi makan yang telah diberikan. masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada gangguan sistem digestif : gastritis khususnya pada pasien Ny. ”A” yang dirawat di ruang perawatan wanita