NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 1 Cancelled
Service
Peserta BPJS yang di rawat inap akan dilakukan tindakan operasi bagian Urologi tanggal 13 Agustus 2014, diminta untuk membayar alat dengan alasan alat tidak disediakan oleh RS sebesar
Rp.8.500.000,-Pasien tidak jadi dioperasi karena tidak membayar alat tersebut.
Peserta melaporkan ke BPJS Kesehatan Center di RS
Tidak adanya pengawasan dan sangsi pada oknum yang menagihkan biaya pelayanan kesehatan yang tidak wajar terhadap peserta
Verifikator melakukan pencatatan kasus ini sebagai bahan pertimbangan pada saat dilakukan recredentialing FKRTL
Alat Kesehatan
2 Cancelled Service
Pasien dengan diagnosa appendix dan direncanakan untuk tindakan bedah, namun dikarenakan mati listrik sehingga tindakan bedah dibatalkan
Pasien hanya dibayarkan tindakan konsultasi dan diagnosanya saja, untuk tagihan bedah tidak dibayarkan
Penagihan klaim untuk pasien yang mendapatkan tindakan bedah selalu ada laporan operasi
Tindakan atau prosedur yang sudah dilakukan yang di koding (diinput)
Appendik
3 Cancelled Service
Diagnosa Utama : K359 (Acute
appendicitis,unspecified)Tindakan : 4709 (Other appendectomy) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 9059 (Other microscopic examination of blood) 9396 (Other oxygen enrichment) 8952(Electrocardiogram) Group CBGs : K-1-13-I (Prosedur appendik ringan) Biaya Rp. 4.474.757
Diagnosa Utama : K359 (Acute appendicitis,unspecified) Tindakan : 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 9059 (Other microscopic examination of blood) 9396 (Other oxygen enrichment) 8952(Electrocardiogram)Group CBGs : K-4-18-I (Diagnosis Sistem Pencernaan lain-lain (ringan) Biaya Rp. 3.669.066
Pada saat verifikasi tidak ada tindakan appendiktomi pada billing biaya RS maka dilakukan penelusuran pada Rekam Medis dan ternyata pasien tidak jadi operasi dikarenakan pasien kondisinya lemah jadi operasi ditunda Jadi tindakan appendiktomi tidak boleh dientrykan
Verifikator melakukan cross check kepada laporan operasi atau reusme medis, apabila terbukti tidak dilakukan operasi, verifikator menyampaikan hal tersebut kepada koder untuk dilakukan koreksi tagihan.
Appendik
4 Cancelled Service
Pada pasien RITL dengan rencana tindakan biopsi, tidak jadi dilakukan tindakan karena alasan teknis RS (contoh: dokter tidak berada di tempat), namun tindakan biopsi tetap ditagihkan ke BPJS.
Klaim tidak layak Tidak terdapat biaya tindakan biopsi pada billing RS, setelah dikonfirmasi ke rekam medis pasien, terdapat keterangan penundaan tindakan oleh dokter.
Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
Biopsi
5 Cancelled Service
Pada pasien RITL dengan rencana tindakan pemasangan cimino, tidak jadi dilakukan tindakan karena dokter tidak berada di tempat, namun tindakan pemasangan cimino tetap ditagihkan ke BPJS.
Klaim tidak layak Tidak terdapat biaya tindakan pemasangan cimino pada billing RS, setelah dikonfirmasi ke rekam medis pasien, terdapat keterangan penundaan tindakan oleh dokter.
Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
Cimino
6 Cancelled Service
Rencana tindakan echo untuk kasus jantung tidak jadi dilakukan namun tetap ditagihkan
diturunkan menjadi kontrol biasa Terlihat di perincian biaya tidak ada tindakan echo
Verifikator menyampaikan isi rekam medis kepada koder agar dilakukan koreksi tagihan.
Ekokardiografi 7 Cancelled
Service
Pasien masuk RITL tidak dilakukan tindakan marsupialisasi namun ditagihkan tindakan marsupialisasi
Di status pasien hanya ditulis pro laparatomi untuk dilakukan tindakan marsupialisasi, tetapi tindakan tidak jadi dilakukan karena kondisi kesehatan pasien tidak memungkinkan
Tindakan operasi harus melaporkan bukti laporan operasi pasien
Tindakan yang ditagihkan adalah tindakan yang diberikan kepada pasien. Jika tidak dilakukan tindakan, maka tidak dientri. Yang entri hanya diagnosanya saja
Gigi Mulut
8 Cancelled Service
Diganosa Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal dialysis)
Tidak layak klaim Pasien tidak HD Tindakan yang tidak dilakukan tidak dapat ditagihkan. Klaim tidak dilayakkan.
Ginjal/Hemodialisa
9 Cancelled Service
Pasien didaftarkan masuk ke poli kembali karena obat yang diambil saat dia datang beberapa hari sebelumnya tidak dapat diambil karena belum waktunya mengambil obat
SEP dibatalkan, hanya dicetakan SEP sebelumnya dan di ACC oleh petugas BPJS Kesehatan
Terlihat dari tools riwayat pelayanan di aplikasi pembuatan SEP
Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien apakah ada komplikasi atau penyakit penyerta, apabila tidak ada verifikator melakukan konfirmasi agar kunjungan tsb tidak ditagihkan (disertai lembar konfirmasi).
Obat
10 Cancelled Service
Pasien RITL atas nama Arifin Seltia Lubis nokp: 0001201576072 , masuk tgl 28-07-2014 kondisi pasien dalam ke adaan hamil masuk opname keluhan sakit pingangg tanpa ada tindakan psn plg .dua hr kemudian pasien SC
RITL tidak di layakkan karena tidak indikasi utk pasien Rawat Inap
pada tanggal 30 -07-2014 pasien masuk kembali dengan di lakukan tindakan SC. Sehingga kasus yg sebelumnya tdk menjadi kasus yg utama dan tidak menjadi beban biaya
Pada kasus ini jika pasien sudah mendapatkan surat perintah rawat inap dan memasuki runag rawat, maka dapat ditagihkan sebagi kasus RITL dengan diagnosa O47.9 (False labour/persalinan palsu)
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 11 Cancelled
Service
Mengajukan klaim pasien rajal padahal pasien tersebut batal berobat.
Melihat billing hanya tertulis konsultasi dokter saja.
Setelah di cek status, ternyata pasien batal berobat. Ada sekitar 3 kasus
Pelayanan kesehatan yang tidak jadi dilakukan (batal dilakukan), tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan
Rujukan
12 Cancelled Service
Pasien RITL Atas Nama : Ria Tio Silitonga Nokp : 0000014522128 masuk tanggal 07-07-2014 pulang tgl 07-07-2014 dengan diagnosa OMSK rencana operasi ,tenyata di batal pasien tdk berani dan hari itu juga pasien pulang
Pasien Hanya dibayarkan biaya konsultasi saja di RJTL
Di kembalikan untuk di koreksi dan di ACC hanya rawat jalan biasa tanpa tindakan
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan melakukan negosiasi dengan FKRTL.
Telinga
13 Cancelled Service
pasien masuk RITL dengan diagnosa utama Hernia Inguinalis dan direncanakan operasi, namun operasi ditunda setelah lebaran atas permintaan keluarga. Pihak Rumah Sakit menagihkan pelayanan RITL tersebut. Setelah lebaran pasien masuk RITL kembali untuk melakukan operasi Hernia tersebut dan pihak Rumah sakit menagihkan kembali. terpisah bukan sebagai satu periode penyakit
Melihat dari resume medis pasien yang mencamtumkan keterangan operasi ditunda pada bulan depan atas permintaan dari pasien
Sesuai petunjuk teknis Verifikasi Pasien yang masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat jalan atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu episode rawat inap, dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya
Pada kasus yang pertama, tindakan heniotomy tidak dapat ditagihkan krn belum dilakukan.
Tindakan Medik/Operatif
14 Cancelled Service
Pasien Thalasemia masuk lewat IGD dengan pengantar rawat inap: pro transfusi, diprosedur ditagihkan transfusi,pada saat verifikasi di konfirmasi kepeserta ternyata pasien tidak jadi transfusi karena HB nya normal,tidak jadi dirawat tetapi ditagihkan sebagai tagihan rawat inap
Tagihan yang dibayarkan hanya tagihan rawat jalan saja karena pasien tidak jadi di rawat inap
Di billing rumah sakit tidak ada tercantum tagihan darah (PMI) sehingga verifikator melakukan konfirmasi langsung ke pasien
Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
Transfusi Darah
15 Clonning Pasien an. Ny. Eka (21 Thn) masuk RITL melalui UGD, pasien tdk mempunyai kartu BPJS dan bersedia membayar sebagai pasien umum. Setelah dipindahkan ke ruang inap, pasien disarankan oleh perawat RS untuk menggunakan kartu BPJS milik saudara / tetangga.
pada rekam medik pasien terdapat perbedaan data identitas peserta, dimana saat di UGD menggunakan nama Ny. Eka, dan di ruang inap menggunakan nama Ny. Nurhaeni (Peserta mandiri / 46 thn)
Sesuai dengan ketentuan: Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang berlaku maka pelayanan kesehatan tersebut tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan. Dalam hal ini peserta tsb menggunakan kartu BPJS milik orang lain.
Pada kasus ini tidak dapat diterbitkan SEP. kasus tidak dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL. Verifikator meminta tenaga kesehatan agar menlakukan edukasi kepada pasien untuk segera melakukan pendaftaran sebagai peserta JKN.
Penggunaan kartu
16 Correct charge for room type
Pasien dirawat dikelas 3 ditagihkan di kelas 1 dengan tarif Rp. 2192494
pasien dirawat di kelas sesuai dengan kelas yang digunakan bukan hak kelas yang tertera pada SEP sehingga sesuai kelas perawatan pasien dibayarkan dengan tarif 1.566.068
kelas rawat terlihat pada billing sistem RS sehingga terliahat jelas kelas perawatan yang digunakan oleh pasien
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 28 tahun 2014.
Akomodasi
17 Correct charge for room type
Agusman masuk tgl 1-4 juli 2014 dgn dg Sciatica dan arthosis hakkelas peserta di kelas 1 tetapi di rawat di kelas 2 Diagnose utama M54.3 Diagnose sekunder M19.9 kelas 1 (2.736.744) Kelas 2 ( 2.345.781).
Pasien tetap ditagihkan di akelas perawatan yang didapat
Dikarenakan Rs Siti Aisyah kelas rawat 1 tidak terlalu memadai sehingga sering peserta kelas 1 ditempatkan di kelas 2 dan kejadian ini sering terjadi setiap bulan sampai 25 kasus setiap bulannya
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
18 Correct charge for room type
Zaimah masuk tanggal 23-27 maret 2014 dg Dispepsia dan Vertigo. Hak kelas di kelas 1 tetapi pasien dirawat dikelas 2. Diagnosa Utama K30 dan sekunder R42.
pasien tetap ditagihkan di kelas perawatan yang didapat
rsud lahat ruang kelas 1 sedikit sehingga beberapa peserta mendapat perawatan kelas di bawah hak nya
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
19 Correct charge for room type
Pasien yang hak nya kelas 1, diletakkan ke kelas 3 karena penuh tetapi tetap di tagihkan di kelas 1
Klaiman tetap dibayarkan sesuai haknya padahal pasien diletakkan tidak sesuai hak
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 20 Correct charge
for room type
Pasien PBI masuk RITL dengan kasus Malaria Tersiana
Sesuai dengan hak peserta kelas III, tetapi di entri kelas II, sehingga layak di byr kelas III
setelah di lakukan penelusuran data tersebut, berhubung data base blm online (VPN), penerbitan SEP dipilih dengan kelas rawat II
Verifikator melakukan konfirmasi hak rawat peserta kepada koder untuk ditagihkan dan dibayarkan sesuai dengan hak dan kelas yang ditempati peserta mengingat peserta PBI tidak diperbolehkan untuk naik kelas.
Akomodasi
21 Correct charge for room type
Pasien masuk RITL dengan diagnosa Demam thyfoid. Pasien mendapat kelas perawatan kelas 3. Diajukan diagnosa utama A01.0 Thyfoid Fever; Namun diajukan sebagai pasien yang mendapat kelas perawatan kelas 2.
Melakukan perubahan kelas pengajuan sesuai dengan pasien mendapat pelayanan. Diagnosa utama A01.0 Thyfoid Fever
Dilakukan pengecekan terhadap pasien yang ternyata benar dirawat di ruang perawatan kelas 3. Jadi penagihan klaim dilakukan sesuai dengan kelas perawatan pasien
Verifikator melakukan customer visit kepada pasien dengan lembar konfirmasi, kemudian melakukan konfirmasi kelas rawat yang ditempati oleh pasien kepada koder.
Akomodasi
22 Correct charge for room type
Pasien mendapat kelas rawat di bawah hak kelas rawatnya, dengan alasan hak kelas rawatnya penuh namun penagihan sesuai hak kelas sebanyak 468 kss
BPJS membayar sesuai dengan kelas dimana pasien dirawat
Sesuai dengan Permenkes No 28 tahuan 2014 Dalam hal ruang rawat inap yang penuh peserta dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama ( tiga) hari. Dan apabila dirawat dikelas yang lebih rendah maka BPJS membayar sesuai dengan kelas dimana dirawat.
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
23 Correct charge for room type
Kasus persalinan normal dirawat di ruang kebidanan kelas 2 walaupun hak kelas perawatannya kelas 1, klaim ditagihkan tetap ditagihkan sesuai hak kelas perawatan peserta, yaitu kelas 1
Klaim dibayar sesuai dengan ruang perawatan yang ditempatkan pasien, yaitu kelas 2. Biaya persalinan normal kelas 1 Rp 2.655.065, kelas 2 ; Rp 2.275.770. biaya persalinan SC kelas 1 Rp 5.303.366, kelas 2 Rp 4.545.742
Seharusnya apabila pasien dirawat di kelas lebih rendah dari kelas perawatannya, maka dibayar sesuai dengan kelas yang ditempatinya.
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
24 Correct charge for room type
Pasien yang hak kelas rawatnya penuh misalnya kelas 1,namun pasien dititipkan dikelas yang lebih rendah tetapi ditagihkan sesuai dengan hak kelas peserta yaitu kelas 1
Tagihan yang dibayarkan adalah sesuai dengan kelas rawat yang ditempati peserta
Di billing rumah sakit tercantum bahwa pasien ditempatkan di kelas yang lebih rendah
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
25 Correct charge for room type
Pasien RITL dengan dx A09 (diarrhoea) dan anemia. Pasien dirawat 3 hari di VIP, hak kelas seharusnya kelas I. Pasien di tagihkan iuran biaya oleh pihak RS, Padahal INAcbg lebih besar daripada biaya riil rumah sakit.
Sesuai dengan pembayaran INACbgs Rp.5.036.307, biaya riil RS Rp.3.272.900
Pasien ditagihkan oleh pihak RS selisih bayaran. RS memasukkan tarif INACbgs ke dalam rincian biaya perawatan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya ditagihan ke BPJS. Sehingga tarif INACbg lebih kecil dari biaya riil RS (keluhan pasien)
Pada kasus ini , pengajuan klaim RS sudah sesuai ketentuan. Untuk pasien yang naik kelas ke VIP dapat dikenakan selisih biaya. Sedangkan untuk tarif INA CBGs yang lebih tinggi dari tarif riil RS tidak lagi menjadi permasalahan apabila sesuai dengan kondisi pasien yang dilayani.
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 26 Correct charge
for room type
Pasien RITL dengan diagnosa nausea and vomiting naik kelas perawatan dari kelas 2 ke kelas 1. Pasien membayar selisih tidak sesuai dengan tagihan yang seharusnya
Tarif INA-CBG kelas 1 = Rp 3.558.794 Tarif INA-CBG kelas 2 = Rp 3.050.396 Pasien membayar selisih biaya perawatan sebesar Rp 1.020.004, dimana seharusnya selisih yang dibayar oleh pasien sebesar Rp 508.398.
Berdasarkan PMK No. 28 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN bahwa peningkatan kelas perawatan sampai dengan kelas 1, maka diberlakukan urun biaya selisih tarif INA-CBGs kelas ruang perawatan yang dipilih dengan tarif INA-CBGs yang menjadi haknya.
Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. Apabila peserta naik kelas ke kelas II atau kelas I, verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya. Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi haknya.
Akomodasi
27 Correct charge for room type
rumah sakit menagihkan sesuai hak kelas rawat pasien sedangkan pasien menempati kelas perawatan yang lebih rendah lebih dari 3 hari.
dijamin sesuai kelas perawatan yang ditempati pasien.
pasien seharusnya menempati kelas perawatan sesuai dengan haknya. Apabila ruangan penuh dan ditempatkan lebih rendah dari hak kelas perawatan pasien. Seharusnya RS menagihkan sesuai dengan kelas perawatan yang ditempati oleh pasien.
Diakomodir PMK No. 28 Akomodasi
28 Correct charge for room type
Pasien masuk dengan kasus uterovaginal prolaps , unspecified, pasien naik kelas dari kelas I ke VIP, total tagihan yang di tujukan kepada pasien sebesarRp. 5.640.000. Tarif INA Cbg yang tercantum di billing RS Rp. 4.003.665 jd pasien membayar selisih Rp. 1.636.335,- akan tetapi tagihan INA Cbg yg RS tagihkan ke BPJS sebesar Rp. 5.676.993
pasien tidak perlu membayar selisih biaya karena tarif INA CBg masih cukup.
Adanya perbedaan tarif Ina Cbg yang tercantum di billing RS dengan tarif Ina Cbg keluaran aplikasi. Rumah sakit menuliskan lebih rendah dari yang sebenarnya.
Verifikator melakukan pengecekan hasil groper CBG's yang tercantum di dalam billing RS (Rp 4.003.665,-) sudah sesuai kelas rawat dan level severitynya. Seharusnya tidak ada perbedaan antara hasil grouper RS dengan hasil grouper yang ditagihkan kepada BPJS Kesehatan. Jika hasil tidak sesuai, maka verifikator melakukan pencatatan dan pelaporan kepada Kanit MPKR untuk dilakukan pembinaan dan sebagai bahan recredentialing FKRTL.
Akomodasi
29 Correct charge for room type
Px dgn hak kelas 1 dirawat dikelas 3 dan ditagihkan kelas 1
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN. Permenkes 28 Tahun 2014
Akomodasi 30 Correct charge
for room type
Pasien RITL dengan hak kelas II dirawat di kelas III karena kelas II penuh, Diagnosa utama: Dyspepsia K30 Biaya Ina CBGs Rp 3.713.095
Tagihan berdasarkan pelayanan yang diberikan kepada peserta, yaitu perawatan kelas III. Biaya Rp. 3.094.246
Verifikasi berdasarkan pelayanan yang diterima pasien. Berdasarkan Permenkes no 71 pasal 22, apabila hak kelas perawatan penuh,peserta dapat dirawat di kelas 1 tingkat lebih tinggi maks 3 hari
Verif sesuai dengan Permenkes 28 Tahun 2014. Akomodasi
31 Correct charge for room type
Pasien RITL hak kelas 1 tinggal di kelas III (turun kelas) dicoding kelas 1
Sesuai PMK 28, tagihan klaim dibayar sesuai kelas dimana pasien dirawat
Cek keseuaian billing RS antara hak kelas dan kelas dimana pasien dirawat
Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
Akomodasi
32 Correct charge for room type
Pasien RITL masuk dengan diagnosa E115 , ditagihkan biaya kelas 2
pasien drawat dan mendapatkan hak rawat kelas 3 Rp 3,758,620
mendeteksi dengan cara pemeriksan lebih rinci ke resume medis dan buku pasien masuk yang di ruangan
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 28 tahun 2014.
Diabetes Melitus
33 Correct charge for room type
Pasien dengan diagnosa dyspepsia dirawat dikelas 3, ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2
Seharusnya yang ditagihkan sesuai dengan ruangan yang ditempati pasien saat dirawat
Menyesuaikan data-data dengan MR pasien
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 28 tahun 2014.
Dispepsia
34 Correct charge for room type
Pasien dengan diagnosa utama K.808 Cther Cholelithiasis dikarenakan ruangan rawat sesuai hak peserta kelas 2 nya penuh pasien bersedia dirawat dikelas 3(untuk ruang kelas 1 dikonfirmasi
sesuai dengan berkas klaim diverifikasi pasien dirawat di ruang kelas 3
diverifikasi berkas klaim dilihat dari ruang rawat dan MR pasien
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 28 tahun 2014.
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 35 Correct charge
for room type
Pasien a/n Mardia Hasan, NOKA :
0001261623069 hak kelas rawat kelas II, MRS pada tgl 06/07/2014 Pulang tgl 08/07/2014; No SEP 2407R00106140000633. Karena kamar kelas II penuh maka pasien sampai dengan tgl kepulangan ditempatkan di kamar kelas III. Pihak RS menangihkan sesuai dengan hak kelas pasien bukan kelas yang ditempati.
Pada saat verifikasi, tagihan yang disetujui adalah sesuai dengan tarif INACBG'S kelas yang ditempati (tarif kelas III) bukan yang menjadi haknya( tarif Kelas II).Adapun tarif yang disetujui adalah sebesar Rp
1.994.726,-Sesuai dengan hak kelas rawat pasien seharusnya dirawat di kamar perawatan kelas II. Namun dikarenakan kamar sesuai dengan hak kelas pasien penuh dan kamar satu tingkat diatas kelas rawat pasien juga penuh, maka pasien dirawat di kamar satu tingkat dibawah hak kelasnya yaitu kamar kelas III sampai dengan kamar sesuai hak kelas rawatnya tersedia. Dikarenakan kamar sesuai dengan hak kelas pasien belum tersedia sampai dengan pasien pulang RS maka selama pasien menjalani perawatan pasien sepenuhnya dirawat di kamar kelas III. Diketahui bahwa pihak RS menagihkan biaya perawatan sesuai dengan hak kelas rawat pasien yaitu kelas II yaitu sebesar Rp. 2.393.672,- padahal pasien menjalani perawatan di kelas III. Maka pada saat dilakukan proses verifikasi yang disetujui adalah biaya perawatan sesuai dengan kelas yang ditempati yaitu kelas III.
Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
Akomodasi
36 Correct charge for room type
Pasien dengan persalinan SC dirawat dikelas 3, ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2
Seharusnya yang ditagihkan sesuai dengan ruangan yang ditempati pasien saat dirawat
Menyesuaikan data-data dengan MR pasien
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 28 tahun 2014.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
37 Inflated Bill Merubah biaya total RS (billing) untuk ditagihkan kepada pasien yang dirawat di VIP
Pasien dimintai selisih yang cukup besar Hal tersebut terjadi karena belum adanya bridging antara SEP dan billing RS sehingga perawat ruangan membuat tagihan sendiri. Sudah ditindaklanjuti dengan pendekatan kepada manajemen untuk menegur perawat di ruangan dan membuat daftar tarif VIP sesuai Perda.
Verifikator melakukan konfirmasi kepada pihak Manajemen RS agar tarif VIP yang ditagihkan sesuai dengan tarif Perda yang berlaku.
Akomodasi
38 Inflated Bill Tagihan Klaim CAPD sebesar Rp.6.906.000,/pasien
Biaya pemesanan CAPD kepada PT. Enseval sebesar Rp. 5.822.000,-. RS menagihkan menggunakan tarif yang ada pada PERDA
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor
HK/Menkes/31/I/2014, Menetapkan Tarif Pelayanan CAPD Sebesar Rp 5.940.000,00/bulan untuk Setiap Pasien.
Verifikasi dilakukan sesuai dengan SE Menkes Nomor HK/Menkes/31/I/2014 tentang pelaksanaan standar tarif pelayanan kesehatan pada FKTP dan FKRTL. Tarif Pelayanan CAPD paket rutin Sebesar Rp 5.940.000,00/bulan
Ginjal/Hemodialisa
39 inflated bill klaim obat bukan memakai harga DPHO tapi harga reguler Apotik yang harganya lebih tinggi dari harga tarif BPJS misal lantus harga DPHO Rp.126,800 diklaimkan Rp.212,900
Sesuai dengan aturan BPJS harga obat mengacu pada Ecat atau DPHO
mencocokkan harga obat dengan harga yg tertera di ecat dan DPHO
Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim obat kronis mengacu pada SE Menkes No. 32
Obat
40 inflated bill klaim obat yang seharusnya sudah include dengan tagihan INA-CBGs misal sediaan sirup atau insulin
Sesuai aturan sediaan sirup,insulin,spray sekurang-kurangnya 1 botol/buah masuk dlm tarif paket INA-CBGs
melihat signa pemberian dosis obat yang diberikan ke pasien
Tarif INA CBGS tidak membatasi jumlah pemberian obat. Obat diresepkan sesuai indikasi medis dan mengacu kepada Formularium Nasional.
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 41 Inflated Bill Pasien a/n Philipus Lusi , NOKA 0000150702456
memperoleh resep kronis dengan obat Kutoin caps namun pihak apotek pelengkap mengentry dengan sediaan kutoin injeksi. Tagihan obat kutoin yang seharusnya 11.892,- menjadi Rp
1.325.100,-Sesuai dengan sediaan yang diminta pada resep yaitu sediaan kutoin kapsul maka disetuji sebesar Rp.
11.892,-Pada resep ditulis permintaan obat kutoin kaspul sebanyak 46 kapsul dengan aturan pakai 2x1 kapsul, namun pihak apotek mengentry dengan sediaan injeksi sebanyak jumlah yang diminta pada resep. Hal ini menyebabkan kenaikan biaya yang ditagihkan. Pada saat dilakukan proses verifikasi disetujui biaya dengan sediaan kaspul bukan injeksi.
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada tugas Apotek agar dilakukan koreksi entroan data 2. Obat yang dibayar adalah obat yang sesuai dengan diresepkan dan diberikan kepada pasien.
Obat
42 Inflated Bill Pasien yang awalnya umum dan ditengah perawatan mengurus BPJS,namun di resume medis tanggal pasien masuk dibuat pada saat dijamin BPJS bukan pada saat pasien masuk ke rumah sakit dengan biaya umum.Sehingga verifikator tidak mengetahui bahwa klaim tersebut seharusnya dibayar proporsional
Tagihan rawat inap dibayarkan secara proporsional
Keluhan dari pasien Sudah diakomodir PMK No. 28 Tahun 2014 Pasien Baru
43 Inflated Bill Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera sekitar tangan dan dilakukan eksisi pada luka. Diajukan oleh RS sebagai berikut:
Diagnosa utama: T24,3,Burn third degree hip and lower limb except ankle and foot
Tindakan : 869.1 Excision of skin for graft. Biaya Rp 21.678.658
Sesuai kaidah koding
Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera sekitar tangan dan dilakukan eksisi pada luka. Diajukan oleh RS Seharusnya :
Diagnosa utama: T23.4 Corrosion of unspecified degree of wrist and hand Tindakan :862.2 Excisional debridement of wound, infection, or burn
Biaya Rp 4.915.149
setelah dilakukan crosscheck pada data RM tidak ditemukan tindakan T24,3,Burn third degree hip and lower limb except ankle and foot
Tindakan : 869.1 Excision of skin for graft.
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai dengan apa yang tercantum di dalam resume medis. Diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengna diagnosa utama dan tindakan yang dilakukan.
Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis
Penanganan Luka
44 Inflated Bill Pasien RITL dengan kasus: Stroke. Diajukan oleh RS:
Diagnosa Utama: I63.9 ( Cerebral infarction, unspecified ) Hasil Grouper CBG's: G-4-14-I Kecederaan pembuluh darah otak dengan infark ringan. Biaya Rp. 2.749.609
Tidak layak klaim Penagihan klaim untuk pasien (peserta mandiri) yang terlambat mengurus kartu. Pasien masuk RS dari tgl 8/4/14 sd 10/4/14 tetapi kartunya terbit pada tanggal 22/4/14
Untuk kasus ini, klaim tidak dapat dilayakkan karena pasien terdaftar sebagai peserta JKN setelah pasien keluar dari RS.
Penjaminan baru JKN yang dalam kondisi sakit dan sedang dalam perawatan pada masa sebelum diberlakukannya PMK 28 Tahun 2014 (25 Juni 2014), maka verifikasi dilakukan sesuai dengan surat Diryan No. 406/III.2/0114
Penggunaan kartu
45 Keystroke Mistake
Pasien RI dengan dx T814 (infection following a procedure, not elsewhere classified), dx.sek N390 ISK. Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya d RS.
Tagihan RITL dengan tarif INAcbgs Rp 7.892.512 tarif riil RS Rp 3.897.600
Diresume medis tidak dijelaskan oleh DPJP, DPJP hanya menuliskan di resume infection post operasi.
Verifkator melakukan konfirmasi kepada koder sesuai kaidah Sistem INA CBGs apabila tidak terdapat infeksi kode yang dientrikan cukup N390.
Infeksi
46 Keystroke Mistake
Pasien masuk RITL dengan kasus riwayat TBC dengan status pengobatan selasai, meninggal di UGD dalam observasi kurang dari 6 jam ditagihkan dengan tarif Rp. 4.322.474
pasien meningal sebelum mendapatkan pelayanan penunjang diagnosa sehingga diberikan diagnosa utamanya observasi dengan tarif Rp. 1.176.647
Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 kode Z
sesuai kaidah koding maka apabila belum bisa ditegakkan diagnosa yang tepat maka
menggunakan kode obsevasi / suspect/ symptom sebagai kode utama
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 47 Iur Biaya pada pelayanan rawat inap dan rawat jalan masih
ditemukan resep obat yang dibebankan kepada peserta.
melakukan diskusi dengan pihak RS : " belum sinergi antara dokter dan manajemen RS terkait penggunaan obat-obatan yang diperlukan pasien. sehingga masalah yang sering terjadi dokter menginginkan obat-obat paten yang harganya mahal, sedangkan kemampuan RS ingin menyediakan yang generik atau obat-obat sejenis yang harganya lebih murah dan akhirnya menyebabakan pasien yang terbebani untuk membeli obat.
verifikator melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait dengan pelayanan obat , bahwa ketentuan pembiayaan obat telah masuk dalam paket biaya INA CBGs kecuali untuk obat yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up biaya.
Klaim
48 Keystroke Mistake
Pasien RITL dengan keluahan Nyeri perut kanan diagnosa Utama: Appendicitis acute (K35.9), Dilakukan prosedur operasi appendiktomy (47.09). Biaya: 2.880.854
Ketika pemeriksaaan (verif) tidak ditemukan SIO, persetujuan Anastesi dan Laporan Operasi. Pada lembar foll.up memang direncanankan untuk dilakukan tindakan operasi. Pada Resume medis DPJP menulis prosedur appendectomy padahal tidak jadi dilakukan. Biaya: 2.812.950
Dilakukan konfirmasi kepada pihak koder apakah hanya konservatif dan tidak ada dilakukan prosedur operasi atau terjadi kesalahan dalam menyusun berkas (SIO tertinggal) dan Ternyata memang tidak dilakukan operasi.
Verifikator tidak melayakkan pengajuan klaim dengan operasi appendektomi. Verifikator mengkomunukasikan dengan tenaga koder agar mengentri sesuai diagnosa appendicitis saja.
Appendik
49 Keystroke Mistake
Pasien Masuk RITL dengan kasus cellulitis pada bagian jempol kaki kanan, diagnosa yang diajukan RS sebagai berikut :
L02.8 Cutaneous abscess, furuncle, and carbuncle of other sites
tindakan yang diajukan RS adalah :
Prosedur Utama : 86.22 Excisional debridement of wound, infection, or burn
Prosedur SKunder : 86.89 Other repair and reconstruction of skin and subcutaneous tissue Group CBGs : L-1-40-I Other Skin Subcutaneous Tissue And Breast Operations
Biaya : Rp. 4.042.490
Pasien masuk RITL dengan celulitis kuku dibagian jari jempol kanan, berdasarkan costumer visit pada pasien tindakan yang dilakukan adalah ekstraksi kuku dengan local anastesi Kode tindakan : 86.23 (Removal Nail)
Biaya : Rp. 2.284.903
sesuai kaidah coding kode diagnosa celulitis pada kuku adalah L60.0 Ingrowing nail
Prosedur pencabutan/ektraksi kuku di yang dilakukan diberikan kode tindakan : 86.23 (Removal Nail) dan debridement merupakan tindakan yang dihitung satu dengan tindakan ekstraksi
Verifikator menyampaikan kode INA CBGs yang sesuai dengan Juknis Sistem INA CBGs, kode yang tepat untuk ekstraksi kuku tersebut adalah 86.23
Cellulitis
50 Keystroke Mistake
Pasien Ny.R dirawat dengan diagnosa Utama A15.7 Tuberkolusis, A01.0 Thypoid abdominalis, Gastritis A09 dengan biaya
Rp.9,353,143,-Sesuai dengan Petunjuk Teknis Verifikasi dan Kaidah Koding yang menjadi Diagnosa Utama adalah A15.7 dan Diagnosa Sekunder Gastritis K29.7
Dalam penulisan diagnosa harus dilengkapi dengan bukti pendukung yang cukup serta pasien mendapatkan terapi dari diagnosa yang ditegakkan.
1. Verifikator memastikan diagnosa yang di entrikan oleh koder kepada DPJD (lembar konfirmasi).
2. Apabila pasien hanya menderita TB Paru unspecified, dientri dengan kode A 16.9 buka A15.7
Paru
51 Keystroke Mistake
Pasien masuk RITL dengan kasus TBC Paru dan pneumothorax dengan tindakan pasang WSD. Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : A16.2 Tuberculosis of lung, without mention of bacteriological or histological confirmation, Diagnosa sekunder: J93.9 Pneumothorax, unspecified. Tindakan: 33.1 Other operations on lung and bronchus. Group CBGs : J-1-30-II PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS SEDANG. Biaya Rp
Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama : A16.2 Tuberculosis of lung, without mention of bacteriological or histological confirmation, Diagnosa sekunder: J93.9 Pneumothorax, unspecified. Tindakan: 34.04 Insertion of intercostal catheter for drainage. Group CBGs : J-4-15-II PERADANGAN DAN INFEKSI PERNAFASAN SEDANG. biaya Rp 5.530.442,00
Pada tindakan pasang WSD sesuai kaidah koding ICD 9 CM bukan merupakan tindakan insisi paru tetapi merupakan tindakan insertion of intercostal catheter for drainage
1. Untuk kasus TB dengan pneumothorax, kodenya cukup 1 saja, yaitu A16.2 dan kode J93.9 tidak perlu dicantumkan
2. Kode ICD 9 CM untuk WSD pada kasus TB adalah 34.04
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 52 Keystroke
Mistake
3. Px kontrol hamil di code O 66.0, O 33.4, O 34.2 Rp
1.328.996,-sesuai kaidah koding diagnosa utama Z.35.9 atau Z 34.9 dan diagnosa sekunder O33.4 grouper Q-5-23-0 Rp
132.586,-1. Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan kontrol kehamilan pasien, kehamilan keberapa dan berisiko atau tidak untuk menentukan Z34 atau Z35
2. Kode O33.4 dapat dijadikan kode utama apabila kondisi baru pertama kali diketahui pada saat kontrol. Untuk krontrol selanjutnya dapat digunakan kode Z34 atau Z35 dengan diagnosa sekunder O33.4
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
53 Keystroke Mistake
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.9 Delivery by caesarean section
Diagnosa sekunder: O410 Oligohydramnions, O662 Obstructed labour due to unussually large fetus, O48 Prolonged Pregnancy
Tindakan : 74.99 Other caesarean section of unspecified type
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 6.361.325
Sesuai kaidah koding
Diagnosa utama: O41.0 Oligohydramnion Diagnosa sekunder: O82.9 Delivery by caesarean section
Tindakan : 74.99 Other cesarean section Group CBGs: O-6-13-I Persalinan Vaginal Ringan
Biaya: Rp 3.184.720
Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, kecuali jika
penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama.
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 4. Pada kasus ini, maka O82 yang menjadi kode diagnosa utama
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
54 Keystroke Mistake
Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan kehamilan normal + USG Hamil.Diajukan oleh
rumah sakit sebagai berikut :
Diagnosa Utama : Z34.0 Diagnosa sekunder : Tindakan : 88.92 (Magnetic resonace imaging of
chest and myocardium) Group CBGs :Z-3-16-o (Prosedur magnetic resonance imaging) biaya Rp.603.631
Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan kehamilan normal + USG Hamil.sesuai
dengan Kaidah koding : Diagnosa Utama : Z34.0
Diagnosa sekunder : Tindakan : 88.78 (Diagnostic ultrasound of
gravid uterus)) Group CBGs :Z-3.25-0 (Prosedur ultrasound Ginekologi) biaya Rp.169.791
Sesuai Kaida koding dalam ICD-9 untuk USG Kehamilan di gunakan Kode 88.78 (Diagnostic ultrasound of gravid uterus)
Sesuai Kaidah koding dalam ICD-9 untuk USG Kehamilan di gunakan Kode 88.78 (Diagnostic ultrasound of gravid uterus)
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
55 Keystroke Mistake
Pada kasus persalinan normal dengan penyulit ketuban pecah dini (KPD), pada saat proses coding ditulis kode O42.0 (ketuban pecah dini dalam waktu 24 jam) sebagai diagnosis utama dan O80.8 (persalinan bayi tunggal) sebagai diagnosis sekunder. Tindakan : 73.59 Other manually assisted delivery Grouper : O-6-13-II Persalinan vaginal sedang
Sesuai kaidah koding Diagnosis utama :O80.8 Diagnosis sekunder O42.0 Tindakan : 73.59 Grouper : O-6-13-I persalinan vaginal ringan
Berdasarkan kaidah coding dalam ICD X kode O80 s/d O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, kecuali jika
penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka O80 s/d O84 digunakan sebagai diagnosis utama.
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio tapi yang keluar
groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 56 Keystroke
Mistake
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O62.0 Primary inadequate contractions Diagnosa sekunder : O98.8 Other maternal infectious and parasitic diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium, Z35.8 Supervision of other high-risk pregnancies Tindakan : 75.99 Other obstetric operations, 74.1 Low cervical cesarean section. Group CBGs: W-1-20-III PROSEDUR PADA RAHIM & ADNEKSA BERAT Biaya Rp. 9.299.104,00
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O62.0 Primary inadequate contractions Diagnosa sekunder : O36.4 Maternal care for intrauterine death, O42.9 Premature rupture of membranes unspecified Tindakan : 75.99 Other obstetric operations, 74.1 Low cervical cesarean section. Group CBGs: W-1-20-I PROSEDUR PADA RAHIM & ADNEKSA RINGAN Biaya Rp. 5.462.599,00
Persalinan normal maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8)
ke dalam aplikasi INA-CBGs
1. Persalinan normal maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8)
ke dalam aplikasi INA-CBGs
2. Jika sudah ada tindakan sc, maka tindakan 75.99 tidak perlu dientri lagi
3. Kode O82 harus dicantumkan sebagai diagnosa sekunder
4. Kode outcome delivery nya, Z37.1 single stillbirth (bayi lahir mati)
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
57 Keystroke Mistake
Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut:
Diagnosa utama: A41.9 Septicemia, Unspecified Diagnosa sekunder: J18.9 Pneumonia, Unspecified
Sesuai kaidah koding
Diagnosa utama: A40.3 Septicemia due to Streptococcus pneumoniae
Sesuai dengan kaidah koding ada kategori tertentu dimana dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode
1. Jika akan menggunakan kode A40.3, maka harus ada hasil kultur yang menunjukkan bahwa bakterinya adalah Streptococcus
2. Jika tidak diketahui hasil kulturnya maka dapat digunakan kode A41.9 dan ditambahkan diagnosa sekunder J18.9
Sepsis/Septikemia
58 Keystroke Mistake
Semua kasus Stroke Infark Batang Otak di kode dengan I63.9 (Stroke Infark) dan G46.3 (Syndrome Stroke Batang Otak)
Stroke Infark batang otak cukup di kode dengan I63.9
Penambahan kode G46.3 meningkatkan severity level menjadi SL 3. RS tidak mau untuk mengubah kode menjadi I63.9 saja. (dalam 1 bln rata2 ada 10 kasus)
Pada kasus ini seharusnya kode untuk stoke dengan pendarahan batang otak adalah I61.3
Stroke
59 Keystroke Mistake
Pasien RJTL dengan diagnosa Primary Amenorrhoe. Diajukan tindakan oleh RS adalah Tindakan : Inspekulo dan petugas kode memberikan kode 70.12 Culdotomy dengan biaya Rp. 565.136
Tindakan Inspekulo kode 96.16 Other Vaginal Dilation Biaya : Rp. 173. 071
Tindakan Inspekulo hanya tindakan pelebaran vagina dengan kode ICD 9 : 96.16
Penggunaan kode 70.12 tidak tepat karena Inspekulo bukan merupakan tindakan melainkan termasuk bagian dari pemeriksaan dalam.
Tindakan Medik/Operatif
60 Keystroke Mistake
8. Kasus RITL Typhoid pd Ibu hamil RS mengkode A 01.0 Group CBGs: A-4-14-I..3.884.254
ICD-10 Typhoid pd Ibu hamil O 98.8 Group CBGs: W-4-16-I…...2.919.470
Pada kasus ini Kode utama harus O98.8 (infeksi lain pada ibu hamil) dan diagnosa sekundernya adalah A01.0
Tiphoid
61 Keystroke Mistake
Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama: R104 (Other and unspecified abdominal pain); Diagnosa sekunder: A010 (Typhoid fever)
Diagnosa utama tidak signifikan dibandingkan dengan diagnosa sekunder
Seharusnya A010 (Typhoid Fever) yang menjadi diagnosa utama
Jika diagnosa sudah dapat ditegakkan maka simptom (R10.4) tidak dapat menjadi kode utama
Tiphoid
62 Keystroke Mistake
Pasien masuk dari poli bedah rencana dengan diagnosa bengkak di leher diagnosa utama : C73 (Malignant neoplasm of thyroid gland)
diagnosa sekunder : C77.0 (Lymph nodes of head, face, and neck)
diagnosa skunder 2: T88.2 (Shock due to anaesthesia)
tindakan 1: 68.1( Hysterotomy) tindakan 2: 4021( Excision of deep cervical lymph
node)
E-1-20-III PROSEDUR PADA TIROID, PARATIROID DAN SALURAN TIROGLOSAL BERAT. Rp 13.941.624
dx utama : C73(Malignant neoplasm of thyroid gland)
Dx Skunder : L048 (Lympadenitis ) prosedur tindakan 1: 06.52 (tyroidectomy) Tindakan 2: 41.42(eksisi lesi jaringan limfa)
kode inacngs D-1-11-I ( Prosedur Limfa Ringan) dengan biaya Rp. 4. 646.595
Sesuai dengan resume mesis seharusnya diagnosa Utama seharusnya C73 dan dignosa Sekunder L048 (Lympadenitis) sesuai dengan resume medis. Prosedur 1 seharusnya 0652 (tyroidectomy) dan prosedur ke 2: 4142 (eksisi lesi jaringan limfa) karena di resume di tulis diseksi kelenjar limfa kode inacbgs D-1-11-I (Prosedur Limfa Ringan ) dengan Biaya Rp 4.646.595
1. Penentuan diagnosa sesuai yang tertera pada resume medis
2. terkait dengan diagnosa T88.2 (Shock due to anaesthesia) harus dipastikan tertera di resume medis dan konfirmasi kepada DPJP.
3. Kode 68.1 merupakan kode prosedur [ada bidang kebidanan sehingga tidak relevan untuk kasus ini. verifikator bisa mengembalikan berkas klaim untuk konfirmasi.
4. kode tindakan 40.21 membuat grouping mengarah pada tyroid sedangkan kode tindakan 41.42 mengarahkan ke prosedur limpa.
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 63 Keystroke
Mistake
Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: C20 - Malignant neoplasm of rectum Diagnosa sekunder : D649 - Anaemia, unspecified. Tindakan : 99.04 99.18 89.52 87.44 Biaya Rp 14.966.614
Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D3.75 - Neoplasm unc/unk, rectum Diagnosa sekunder : D649 Anaemia, unspecified. Tindakan : 99.04 99.18 89.52 87.44 Biaya Rp 5.503.494
Berdasarkan resume medis tidak ditemukan adanya penjelasan ca rekti (PA, terapi obat yang diberikan) dalam 1 episode perawatan. Ditemukan massa di recti susp malaignan.
1. Pada kasus ini verifikator memastikan apakah Ca recti tertera pada rekam medik melakukan konfirmasi kepada DPJP (lembar konfirmasi). untuk kasus CA bisa dirawat berulang 2. Jika terbukti terdapat diagnosa CA rekti maka berlaku aturan tentang asterix
3. Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix dan dagger, dimana dagger harus menjadi diagnosa utama. Untuk anemi pada neoplasma kodenya adalah D63.0 * (asterix) maka anemia menjadi diagnosa sekunder
Tumor/Kanker
64 Keystroke Mistake
Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Carcinoma in situ cervix, unspecified. Diagnosa sekunder : R633 - Feeding difficulties and mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified Tindakan : 99.21 99.04 89.52 87.44 Biaya 11.691387
Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: J1.89 - Pneumonia, unspecified Diagnosa sekunder : R633R633 - Feeding difficulties and mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified Tindakan : 99.21 99.04 89.52 87.44 Biaya 7.520.409
Berdasarkan resume medis tidak ditemukan adanya biaya paling besar dikarenakan ca cervixnya. Melainkan pasien sudah diketahui riwayat ca cervix.
Penggunaan D06.9 sudah tepat sebagai kode utama. Penggunaan kode D64.9 pada kasus ini kurang tepat, seharusnya D63.0 (anemia pada carcinoma).
Tumor/Kanker
65 Keystroke Mistake
Pasien masuk RITL dengan kasus CRF. Diajukan RS sbb: Diagnosa Utama : N180 (End -Stage rnal disease) Diganosa Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal dialysis) Biaya untuk kls III Rp.12.498.845 Biaya untuk Kls II Rp.14.998.614
Sesuai kaidah koding
Diagnosa sekunder: Diagnosa Anemia dibuktikan dengan hasil Pemeriksaan lab
Cek Resume Medis Pasien tidak dilakukan pemeriksaan lab/ bukti pendukung tidak ada
Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi. Dalam hal tetap terjadi dispute, maka verifikator tetap menyetujui kasus ini. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan resume medis. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.
Ginjal/Hemodialisa
66 Keystroke Mistake
Pasien datang dengan keluhan G1P0A0 H 18-19 minggu dengan abortus imminens. Diajukan RS diagnosa utama O26.9 pregnancy related condition ,grup INACBG W-4-16-I Gangguan antepartum ringan biaya RP.2,104,103
sesuai kaidah koding diagnosa O20. 9 haemorraghe in eraly pregnancy Grup InaCBG W-4-14-I abortus mengancam ringan, biaya RP.1,410,429
sesuai resume medis pasien masuk dgn keluar darah dari kemaluan diagnosa dokter G1P0A0 H18-19 minggu dgn AB imminens, diagnosa yang diajukan RS belum spesifik belum mengarah pada keluhan pasien masuk
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
67 Keystroke Mistake
Pasien dengan hasil resume nyeri abdomen, ditagihkan dengan diagnosa dyspepsia
seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Gastritis/Dispepsia
68 Keystroke Mistake
Pasien dengan hasil resume chepalgia, ditagihkan dengan diagnosa dyspepsia
seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 69 Keystroke
Mistake
Pasien dengan hasil resume VE (luka robek), ditagihkan dengan diagnosa CKR
seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Trauma Kepala
70 Keystroke Mistake
Pasien RITL masuk dengan diagnosa primer I64 (stroke), sekunder I10, J44. 9 sesuai RM , ditagihkan biaya I10 ,diagnosa sekunder I64, J449
Pasien dengan diagnosa primer I64, sekunder I10, J449 sesuai RM Rp, 3.969.344
mendeteksi dengan cara pemeriksaan lebih rinci ke resume medis
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Stroke
71 Keystroke Mistake
Pasien X masuk tanggal 8/7/2014 dengan kasus persalinan dengan diagnosa utama ekstraksi forceps dan ibu mengalami komplikasi pasca melahirkan, didiagnosa acute respiratory distres syndrome, anemia, syok hipovolemik, gagal jantung, gagal ginjal akut dan tindakan intubasi, long ventilator, ETT jadi tidak ada diagnosa untuk persalinannya
Hasil Konfirmasi kepada coder bahwa untuk kasus tersebut menggunakan kode J80 (Acute respiratory distres syndrome) sebagai diagnosa utama, Diagnosa Sekunder D63.8 (Anemia), R57.1 (Syok Hipovolemik), I50.0 (Gagal Jantung), N17.9 (Gagal Ginjal Akut) Namun tidak ada kode untuk persalinan dengan forceps.
Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, kecuali jika penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama.
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 4. Kode yang tepat untuk ekstraksi forceps adalah O81.3 Other and unspecified forceps delivery [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the puerperium.]
Jantung
72 Keystroke Mistake
Pasien RITL dengan diagnosa DBD dan menggunakan Infus Pump, RS memasukan kode 88.06 sehingga tagihan RS menjadi besar dan kode INA-CBG's yang terbentuk adalah : L-1-40-I (Prosedur pada kulit, jaringan bawah kulit dan payudara ringan)
Sesuai kaidah koding kode ICD 9 Infus Pump adalah 98.18
Sesuai dengan kaidah koding INA-CBG's untuk kode ICD 9 Infus Pump yang digunakan adalah 99.18 (Injection or infusion of electrolytes) sehingga kode INA-CBG's yang terbentuk untuk diagnosa DBD dan penggunaan Infus Pump adalah A-4-13-I (Infeksi Bakteri Ringan)
1. Sesuai ICD 9, untuk tindakan Infus Pump , kode yang digunakan adalah 99.18 (Injection or infusion of electrolytes)
2. Sesuai ICD 10 , kode untuk diagnosa DBD adalah Dengue haemorrhagic fever
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Certain infectious and parasitic diseases.]
3. Analisa kasus sudah benar
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 73 Keystroke
Mistake
Pasien menderita Gangren diabeticum akan dilakukan prosedur amputasi jari kaki I namun dikoding dengan Amputation of through foot (84.12) dengan tarif Rp 12.892.041,00
Seharusnya untuk Prosedur amputasi jari kaki di koding dengan amputation of toe (84.11) dengan tarif Rp. 12.546.807,00
Sesuai PerMenKes No.27 dan Kaidah Koding,termaksud dalam kode creep seharusnya dikode mejadi satu
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode dengan memperhatikan daerah tubuh yang dilakukan prosedur apakah hanya sebagian atau seluruh jari kaki. 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Diabetes Melitus
74 Keystroke Mistake
Keluhan pasien datang demam dengan kejang,hasil CT-Scan normal,hasil EEG konvulsi,diagnosa awal yang ditagihkan meningitis
mengembalikan status ke koder untuk di perbaiki melihat dari status dan catatan dokter visite 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
Saraf/Kejang
75 Keystroke Mistake
Pasien RJTL masuk dengan diagnosa Retens Urine. Diajukan oleh RS dengan tindakan prosedur kateterisasi jantung. Biaya Rp 3.059.817
Pasien yang sebenarnya layak dibayar Rp 166.251 Sesuai dengan hasil verifikasi bahwa tindakan yang di berikan tidak sesuai, yang seharusnya di berikan adalah pemasangan kateter urine
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan kepada pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
3. Sesuai dengan ICD 10 , diagnosa yang sesuai untuk retensi urine adalah R33 Retention of urine [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings.] 4. Sesuai ICD 9 CM , kode untuk pemasangan kateter urine adalah 57.94 Insertion of indwelling urinary catheter
Saluran Kemih
76 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: S062 Biaya Rp.3366598 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: S060 Biaya Rp. 1791026
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 77 Keystroke
Mistake
Pasien RITL, Dx utama: A169, dx sekunder: K746 Biaya Rp.5049895
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: K746, Dx sekunder: A169 Biaya Rp. 2824319
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
78 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: I500, dx sekunder: M329 Biaya Rp.5049664
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: M329, Dx sekunder: I500 Biaya Rp. 3764393
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
79 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: S327, dx sekunder: T093, L89, G822 / 0302 Biaya Rp.24512623
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: S327, Dx sekunder: L89, prosedur: 0309, 8100 Biaya Rp. 19606639
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
80 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder: G936, S528 Biaya Rp.3505042
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: G936, Dx sekunder: S528 Biaya Rp. 1592418
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
81 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: H811, dx sekunder:I639 Biaya Rp.4292377
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: I811, Dx sekunder: I694 Biaya Rp. 1875136
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
82 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: N209, dx sekunder: N136 / 5511 Biaya Rp.13828560
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: N136, prosedur: 5511 Biaya Rp. 12217635
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 83 Keystroke
Mistake
Pasien RITL, Dx utama: I259, dx sekunder: R570 Biaya Rp.3906020
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: I259 Biaya Rp. 2352566
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
84 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder:R402 / 0124 Biaya Rp.9733872
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: S065, prosedur: 0124 Biaya Rp. 6898145
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
85 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: S2201, dx sekunder: G822 / O309 Biaya Rp.18186142
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: S2201, prosedur: 0309 Biaya Rp. 7061132
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
86 Keystroke Mistake
Pasien RITL, Dx utama: C710, Dx. Sekunder: G936 Biaya Rp.6494608
Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: D430 Biaya Rp. 2825625
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Klaim
87 Keystroke Mistake
Pasien masuk RITL dengan diagnosa STEMI + COPD + Bronchopneumonia + Dyspepsia. Diajukan diagnosa utama H15.8 Other disorders of sclera; Diagnosa sekunder J44.9 Chronic obstructive pulmonary disease + J18.0 Bronchopneumonia + K30 Dyspepsia
Melakukan konfirmasi ulang untuk memperbaiki kode untuk diganosa utama yang salah dikode. Diagnosa utama I25.2 Old myocard infarction; Diagnosa sekunder J44.9 Chronic obstructive pulmonary disease + J18.0 Bronchopneumonia + K30 Dyspepsia
Dilakukan pengubahan kode untuk diagnosa utama agar sesuai dengan diagnosa pasien selama dirawat
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
Jantung
88 Keystroke Mistake
Group CBGs : GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp 5.569.355,00
Group CBGs : ATHEROSKLEROSIS BERAT Biaya Rp 3.917.633,00
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 89 Keystroke
Mistake
Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya Rp 1.568.039,00
Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya Rp 1.568.039,00
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
Saraf/Kejang
90 Keystroke Mistake
Pasien ICU dengan menggunakan ventilator dicoding dengan ventilator >96 hour
Coding perawatan dengan diagnosa utama trauma kepala untuk kelas I, tindakan ventilator dicoding ventilator >96 hari dengan biaya Rp 12.720.481, sedangkan untuk ventilator tidak menggunakan waktu (96.70) biaya Rp 8.355.628
Verifikasi dengan menggunakan ventilator tanpa waktu penggunaan jam
verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan pencantuman penggunaan ventilator dengan lama waktu >96 jam jika keterangan penggunaan ventulator> 96 jam tidak tertera pada resume medis
Ventilator
91 Keystroke Mistake
Pasien RITL masuk dengan diagnosa PPOK dan hipertensi, tetapi dalam pengcodingan ditukar diagnosanya, diagnosa utama menjadi hipertensi diagnosa sekunder diisi PPOK, sedangkan DJP nya adalah dokter paru
Verifikasi dengan diagnosa utama Hipertensi dan sekundernya PPOK biaya menjadi Rp 6.259.754 untuk kelas I, tetapi jika dibalik diagnosanya, biaya menjadi Rp 3.478.707
Berdasarkan rekam medis pasien masuk dengan diagnosa PPOK dan mempunyai riwayat hipertensi. Kaidah kodingnya sesuai resume medis yaitu PPOK diagnosa primer dan diagnosa sekunder hipertensi.
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau penyulit terbesar.
Paru
92 Keystroke Mistake
Pasien RITL masuk dengan diagnosa utama Appendicitis acute (K35.8). Dilakukan tindakan Appendiktomi (47.09) dan other lysis of peritoneal adhesion (54.59) Group CBGs : K-1-11-I prosedur adhesiolisis peritoneal ringan. Biaya : Rp. 6.051.528
Sesuai kaidah koding, dengan diagnosa utama Appendicitis acute ( k35.8) tanpa perlengketan maka tindakan yang dimasukkan hanya appendiktomi( 47.09) saja, other lysis of peritoneal adhesionnya (54.59) tidak perlu dimasukkan. Group CBGs : K-1-13-I Prosedur Appendiktomi Ringan. Biaya : Rp.
3.539.010,-Seharusnya untuk kasus appendik acute tanpa perlengketan tidak harus disertakan dengan prosedure peritoneal adhesion yang dapat membuat biaya menjadi lebih tinggi
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien dan disesuaikan diagnosa akhir dan tindakan yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan pencantuman kode prosedur 54.59 bila tindakan tersebut tidak tercantum pada resume medis 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
Appendik
93 Keystroke Mistake
Pasien RITL dengan diagnosa appendisitis akut dan sepsis unspecified, tindakan yang dicoding appendectomy
Kasus appendiksitis selalu diikuti dengan sepsis unspecified dengan tindakan appendectomy untuk kelas II dengan biaya Rp 5,102,869 jika tidak ada diagnosa sepsis biaya menjadi Rp 2,728,937
Ketika melakukan verifikasi, bisa dikategorikan sepsis apabila ada perkembangan yang dramatis ditandai dengan simptom dan tanda-tanda lain seperti panas tinggi, nadi cepat, pernapasan cepat, menggigil. Pasien tampak sakit berat sekali. Keadaan ini cepat disusul dengan menurunkan kesadaran atau bicara ngacau, timbul bintik merah pada kulit, shock, oliguria atau anuria
1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria klinis untuk sepsis
2. Penentuan diagnosa utama dan sekunder didasarkan pada resume medis dan sumber daya yang paling banyak diserap
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 94 Keystroke
Mistake
Pasien masuk RITL dengan kasus luka terbuka pasca laparatomi. Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : Z09.0 Follow up examination after surgery for other conditions
Diagnosa sekunder : T81.3 Disruption of operation wound, not elsewhere classified.
Prosedur : 86.59 ( closure of skin and subcutaneous tissue of other sites) Group CBGs : Z-4-12-III ( faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan berat) Biaya : Rp. 4.240.020
Sesuai kaidah koding, seharusnya Diagnosa Utama : T81.3 (disruption of operation wound, not elsewhere classified) Diagnosa Sekunder : Z09.0 ( follow up examination after surgery for aother conditions) Prosedur : 86.59 ( closure of skin and subcutaneous tissue of other sites) Group CBGs : S-4-13-I (komplikasi dari penatalaksanaan pasien ringan) Biaya : 1.608.297
sesuai dengan kaidah koding apabila ada diagnosa pasti yang sudah ditegakkan ( T81.3) maka itu yg dijadikan diagnosa utama, sedangkan kode Z09.0 sebagai diagnosa sekunder.
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau penyulit terbesar.
Tindakan Medik/Operatif
95 Keystroke Mistake
Kasus Efusi Pleura (J90) + Pneumoni (J18.9), dilakukan punksi pleura, dientry tindakan 33.93 (puncture of lung), sehingga trbentuk CBGs J-1-30-III Rp
25.597.212,-punksi pleura seharusnya dientry 34.09 (other incision of pleura) krn yang dipunksi cairan di area pleura, bukan di jaringan paru nya --> grouper J-4-20-III Rp 6.116.883
Kamus ICD 9CM 1. Kode IC9 CM untuk tindakan punksi pleura adalah 34.09 Other incision of pleura,
Creation of pleural window for drainage2. 2. verifikasi sudah benar
Paru
96 Keystroke Mistake
kasus bayi dilahirkan sehat ditagihkan sebagai bayi sakit, karena kehamilan/persalinan ibu patologis. Biasanya dientri P00.0, P02.7
ruang perawatan di rawat gabung dengan bayi lainnya, billing tagihan hanya perawatan bayi tanpa diberikan terapi apapun
Permenkes 27 tahun 2014 : Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6
1. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-) 2. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
97 Keystroke Mistake
Tindakan pemasangan O2 di entry 96.71 (continous mechanical ventilation)
kode pemberian O2 diganti 93.96 (Other oxygen enrichment)
perawatan tidak di ruang intensif, diagnosa tidak mendukung
1. Kode IC9 CM untuk tindakan pemberian O2 adalah 93.96 Other oxygen enrichment
2. verifikasi sudah benar
Ventilator
98 Keystroke Mistake
Pasien masuk RITL dengan kasus Congestive heart Failure dan Hepatitis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama I50.0 ( Congestive heart Failure) dan diagnosa Sekunder K75.9 ( Inflammantory liver disease). Grouping CBGs: I-4-12-II. Biaya: Rp. Rp. 7.507.024,00
Sesuai dengan kaidah koding, Diagnosa Utama: I15.0 (Congestive Heart Failure dan Diagnosa Sekunder K73.9 ( Chronic Hepatitis, Unspecified), biaya Rp. 5.260.066,00
sesuai dengan kaidah, koding harus sesuai dengan resume medis.
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Hepatitis
99 Keystroke Mistake
Bayi lahir SC dirawat di ruang SCN dengan diagnosa P071 (other low birth weight ) dengan berat lahir 2000 gram dan prosedure 9393 (Nonmechanical methods of resuscitation )
Tagihan yang dibayarkan untuk bayi adalah satu paket dengan tagihan ibu
Setelah di verifikasi kembali berkas Ibu, ternyata Ibu partus normal. Ibu melahirkan anak kembar. Tetapi Rumah sakit menagihkan kedua bayinya dengan diagnosa bayi lahir SC dan tanpa indikasi.
1. verifikator memastikan anak yang lahir masih dalam tanggungan ( maks anak ke 3)
2.Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-) 3. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir